Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. PERPAJAKAN
PRODI S1
PEND.ADM.PERKANTORAN-FE

Skor Nilai :

Dosen Pengampu : Erny Luxy D. Purba., SE., M.Si. Ak

PERPAJAKAN TEORI DAN KASUS

(SITI RESMI)

NAMA MAHASISWA : NAOMY OKTAVIA SIAHAAN

NIM : 7181144001

DOSEN PENGAMPU : Erny Luxy D. Purba, SE., M.Si

MATA KULIAH : Perpajakan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
senantiasa memberkati saya dalam menyelesaikan tugas makalah CBR , adapun tugas ini
dikerjakan untuk memenuhi mata kuliah Perpajakan. Saya telah menyusun makalah ini
dengan sebaik-baiknya tetapi mungkin masih ada banyak kekurangan dalam makalah saya
ini untuk mencapai kata kesempurnaan. Saya selaku penulis menerima berbagai kritik
yang bersifat membangun baik dari teman-teman sekalian dan terutama dosen pengampu
dalam mata Perpajakan agar makalah saya ini menjadi lebih baik lagi.

Saya juga berterimakasih kepada Ibu Erny Luxy D. Purba, SE., M.Si sebagai dosen
pengampu pada mata kuliah ini yang telah mengajari dan membimbing saya dan teman-
teman yang lain agar dapat memahami mata kuliah ini.

Selanjutnya, saya berharap semoga makalah saya ini memberikan manfaat serta
menambah wawasan bagi para pembaca. Semoga makalah saya ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Dan sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat banyak
kesalahan baik dari segi kata atau kalimatnya maupun dari segi penyusunannya semoga
teman-teman dan dosen pengampu pada mata kuliah ini dapat memakluminya.

Tarutung, 9 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR...........................................................................................1
B. Tujuan Penulisan CBR.......................................................................................................1
C. Manfaat Penulisan CBR......................................................................................................1
D. Identitas Buku yang di Review.........................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
RINGKASAN BAB.........................................................................................................................3
BAB III..........................................................................................................................................13
PEMBAHASAN............................................................................................................................13
A. Tampilan Buku...................................................................................................................13
B. Isi Bab yang Dibahas..........................................................................................................13
BAB IV..........................................................................................................................................15
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU DAN BAB YANG DIBAHAS..............................15
A. Kelebihan............................................................................................................................15
B. Kelemahan..........................................................................................................................15
BAB V...........................................................................................................................................16
PENUTUP.....................................................................................................................................16
A. Kesimpulan.........................................................................................................................16
B. Saran...................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam
meringkas dan menganalisis sebuah buku serta membandingkan buku yang
dianalisis dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik
sebuah karya tulis yang dianalisis.
Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan
pahami, terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya
masih belum memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasannya,
oleh karena itu penulis membuat CBR Perpajakan ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih buku referensi terkhusus pada pokok bahasan Pajak
Penghasilan Pasal 22.

B. Tujuan Penulisan CBR


1. Untuk memenuhi penyelesaian pengumpulan tugas CBR Perpajakan
2. Untuk menambah wawasan kita tentang bagaimana menulis dan menganalisis
CBR dengan baik dan benar
3. Untuk meningkatkan kemampuan kita dalam mengkritisi materi bab bahasan
4. Untuk menguatkan pemahaman kita tentang bagaimana sistem perbankan
khususnya yang berkaitan dengan Pajak Penghasilan Pasal 22

C. Manfaat Penulisan CBR


1. Menambah wawasan pengetahuan tentang bagaimana penerapan Pajak Penghasilan
Pasal 22
2. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di
lengkapi dengan ringkasan buku, pembahasan isi buku, serta kekurangan dan
kelebihan buku tersebut.
3. Melatih mahasiswa untuk dapat merumuskan dan mengambil kesimpulan-
kesimpulan atas suatu bab dalam sebuah buku yang dianalisis tersebut

1
D. Identitas Buku yang di Review
1. Judul Buku : Perpajakan Teori dan Kasus (Resmi, 2019)
2. Edisi : Sebelas
3. Pengarang : Siti Resmi
4. Kota Terbit : Jakarta
5. Tahun Terbit : 2019
6. Penerbit : Salemba Empat
7. Tebal Buku : 520 Halaman
8. ISBN : 978-979-061-863-3

2
BAB II

RINGKASAN BAB
Adapun materi yang saya pilih adalah dari BAB 6 yang membahas mengenai Pajak
Penghasilan Pasal (halaman 275-308).

RINGKASAN

Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh Pasal 22) merupakan pajak yang dipungut oleh
bendaharawan pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah; instansi atau
lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga negara lain yang berkenaan dengan pembayaran atas
penyerahan barang; dan badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan
dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain.

Pemungut Pajak

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 34/PMK.010/2017, yang menjadi


pemungut PPh Pasal 22 yaitu :

1. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atas impor barang dan ekspor
komoditas tambang batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam yang dilakukan
oleh eksportir, kecuali yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang terikat dalam perjanjian
kerja sama pengusahaan pertambangan dan Kontrak Karya
2. Bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai pemungut pajak
pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah, dan
lembaga-lembaga negara lainnya atas pembelian barang
3. Bendahara pengeluaran atas pembelian barang yang dilakukan dengan mekanisme uang
persediaan (UP)
4. KPA atau pejabat penerbit surat perintah membayar yang diberi delegasi oleh KPA atas
pembelian barang kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan mekanisme pembayaran
langsung (LS)
5. Badan usaha tertentu, meliputi :
a. Badan Usaha Milik Negara
b. Badan Usaha Milik Negara yang merupakan hasil rekunstruksi oleh Pemerintah dan
dilakukan melalui pengalihan saham milik negara kepada BUMN Lainnya
c. Badan Usaha tertentu yang dimiliki secara langsung oleh BUMN, seperti PT Pupuk
Sriwidjaja Palembang
6. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, kertas, baja, otomotif,
dan farmasi atas penjualan hasil produksi kepada distributor di dalam negeri
7. Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (ATM), dan importir
umum kendaraan bermotor atas penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri
8. Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas dan pelumas

3
9. Badan usaha industri atau eksportir yang melakukan pembelian bahan-bahan berupa hasil
kehutanan, pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan atas pembelian bahan-bahan
untuk keperluan industrinya atau ekspornya
10. Badan usaha yang melakukan pembelian komoditas tambang batubara, mineral logam,
dan mineral bukan logam, dari badan atau orang pribadi pemegang izin usaha
pertambangan
11. Badan usaha yang melakukan penjualan emas batangan di dalam negeri
12. Wajib Pajak badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat mewah.

Objek PPh Pasal 22

Berikut kegiatan-kegiatan yang dikenakan PPh Pasal 22 :

1. Impor barang, yang dibedakan menjasi beberapa kelompok jenis barang dan kepemilikan
Angka Pengenal Impor (API) bagi importirnya. Pengelompokan tersebut berpengaruh
pada besarnya tarif (Lampiran PMK No. 110/PMK.10/2018)
2. Ekspor komoditas tambang batubara, mineral logam dan mineral bukan logam yang
dilakukan oleh eksportir, kecuali yang dilakukan oleh wajib pajak yang terikat dalam
perjanjian kerjasama pengusahaan pertambangan dan kontrak karya
3. Pembelian barang oleh :
a. Bendahara pemerintah dan KPA sebagai pemungut pajak pada Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah, dan lembaga negara lainnya
b. Bendahara pengeluaran berkenaan dengan pembayaran dengan mekanisme uang
persediaan (UP)
c. KPA atau pejabat penerbit surat membayar yang diberi delegasi oleh KPA berkaitan
dengan pembelian barang kepada pihak ketiga melalui mekanisme pembayaran
langsung (LS)
4. Pembelian barang dan/atau bahan-bahan untuk kegiatan usaha oleh badan usaha tertenu
meliputi :
a. BUMN
b. Badan-badan tertentu seperti PT Petrokimia Gresik, dan lain sebagainya
5. Penjualan hasil produksi kepada distributor di dalam negeri oleh badan usaha yang
nergerak dalam bidang usaha industri semen, kertas, baja, otomotif dan farmasi
6. Penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri oleh Agen Tunggal Pemegang Merek
(ATPM), Agen Pemegang Merek (APM), dan importir umum kendaraan bermotor tidak
termasuk alat berat
7. Penjualan hasil produksi kepada distributor dalam negeri oleh produsen atau importir
bahan bakar minyak, gas dan pelumas
8. Pembelian bahan-bahan berupa hasil kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan dan
perikanan yang belum melalui proses industri manufaktur yang dilakukan oleh badan
usaha industri atau eksportir

4
9. Pembelian batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam dari badan atau orang
pribadi pemegang izin usaha pertambangan oleh industri atau usaha
10. Penjualan emas batangan oleh pengusaha yang melakukan penjualan
11. Penjualan baran yang tergologn sangat mewah oleh wajib ajak badan yang melakukan
penjualan barang tergolong sangat mewah

Kegiatan yang Tidak Dikenakan PPh Pasal 22 :

1. Impor barang dan/atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan


perundang-undangan tidak terutang Pajak Penghasilan
2. Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan/atau Pajak Pertambahan
Nilai meliputi :
a. Barang perwakian negara asing beserta para pejabatnya yang bertugas di Indonesia
berdasarkan asas timbal balik
b. Barang untuk keperluan badan internasional beserta pejabatnya yang bertugas di
Indonesia yang diakui dan terdaftar dalam peraturan menteri keuangan yang mengatur
tentang tata cara pemberian pembebasan bea masuk dan cukai atas impor barang
untuk keperluan badan internasional beserta para pejabatnya yang bertugas di
Indonesia
c. Barang kiriman hadiah/hibah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial, kebudayaa,
atau untuk kepentingan penanggulangan bencana
d. Barang untuk kepentingan museum, kebun binatang, konservasi alam dan tempat lain
semacam itu yang terbuka untuk umum
e. Barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
f. Barang untuk keperluan khusus kaum tunanetra dan penyandang cacat lainnya
g. Peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah
h. Barang pindahan
i. Barang pribadi penumpang, awak saran pengangkut, pelintas batas, dan barang
kiriman sampai batas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
kepabeanan
j. Barang yang di impor oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang ditujukan
untuk kepentingan umum
k. Persenjataan, amunisi dan perlengkapan militer, termasuk suku cadang yang
diperuntukkan bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara
l. Barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang bagi keperluan
pertahanan dan keamanan negara
m. Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan program pekan imunisasi nasional (PIN)
n. Buku ilmu pengetahuan dan tekhnologi, buku pelajaran umum, kitab suci, dan buku-
buku pelajaran agama dan buku ilmu pengetahuan lainnya

5
o. Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau, kapal angkutan
penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang dan
suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau alat keselamatan manusia yang
diimpor dan digunakan oleh perusahaan pelayaran niaga nasional atau perusahaan
penangkap ikan nasional, perusahaan penyelenggara jasa kepelabuhan nasional atau
perusahaan penyelenggara jasa angkutan sungai, danau dan penyeberangan nasional,
sesuai dengan kegiatan usahanya
p. Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat
keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang di impor
dan digunakan oleh perusahaan angkutan udara niaga nasional, dan suku cadang serta
peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan pesawat udara yang diimpor oleh pihak
yang ditunjuk perusahaan angkutan udara niaga nasional yang digunakan dalam
rangka pemberian jasa perawatan atau reparasi pesawat udara kepada perusahaan
angkutan udara niaga nasional.
q. Kereta dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan serta
prasarana yang diimpor dan digunakan oleh PT KAI (Persero) dan komponen atau
bahan yang diimpor oleh pihak yang ditunjuk oleh PT KAI yang digunakan untuk
pembuatan kereta api, suku cadang, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan,
serta prasarana yang akan digunakan oleh PT KAI (Persero)
r. Peralatan berikut suku cadangnya yang digunakan oleh kementerian pertahanan atau
TNI untuk menyediakan data batas dan foto udara wilayah NKRI yang dilakukan
untuk mendukung pertahanan nasional, yang diimpor oleh kementerian pertahanan,
TNI atau pihak lain yang ditunjuk oleh Kementerian Pertahanan atau TNI
s. Barang atau kegiatan hulu minyak dan gas bumi yang importasinya dilakukan oleh
kontraktor kontrak kerja sama
t. Barang untuk kegiatan usaha panas bumi
3. Impor sementara, jika pada waktu impornya nyata-nyata dimaksudkan untuk diekpsor
kembali
4. Impor kembali (re-import), yang meliputi barang-barang yang telah diekspor kemudian
diimpor kembali dengan kualitas yang sama atau barang-barang yang telah diekspor
untuk keperluan perbaikan, pengerjaan, dan pengujian yang memenuhi syarat yang
ditentukan oleh Ditjen Bea dan Cukai.
5. Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak berkenaan dengan hal-hal berikut ini :
a. Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak yang jumlahny apaling banyak Rp.
2.000.000 dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah
b. Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak yang jumlahny paling banyak Rp.
10.000.000 dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah
c. Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, bahan bakar gas, pelumas, dan
benda-benda pos, pemakaian listrikm dan air

6
d. Pembayaran untuk pembelian minyak bumi, gas bumi, dan/atau produk sampingan
dari kegiatan usaha hulu di bidang minyak dan gas bumi yang dihasilkan di Indonesia
terdiri dari :
- Kontraktor yang melakukan eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan kontrak
kerjasama
- Kantor pusat kontraktor yang melakukan eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan
kontrak kerjasama
- Trading arms kontraktor yang melakukan eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan
kontrak kerjasama
e. Pembayaran untuk pembelian panas bumi atau listrik pengusahaan panas bumi dari
wajib pajak yang menjalankan usaha di bidang usaha panas bumi berdasarkan kontrak
kerjasama pengusahaan sumber daya panas bumi
f. Pembelian bahan-bahan untuk keperluan berupa hasil kehutanan, perkebunan,
pertanian, peternakan dan perikanan yang belum melalui proses industri manufaktur
untuk keperluan industri atau ekspor oleh badan usaha industri atau eksportir yang
jumlahnya paling Rp. 20.000.000 tidak termasuk PPN bukan merupakan jumlah yang
dipecah-pecah
g. Pembelian batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam dari badan atau orang
pribadi pemegang izin usaha pertambangan yang telah dipungut PPh Pasal 22 atas
pembelian barang-barang dan/atau bahan-bahan untuk keperluan kegiatan usaha oleh
badan usaha tertentu (BUMN dan perusahaan yang dimiliki langsung oleh BUMN)
6. Impor emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang perhiasan dari
emas untuk tujuan ekspor
7. Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana bantuan
operasional sekolah (BOS)
8. Penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri yang dilakukan oleh industri otomotif,
ATPM, APM, dan importir umum kendaraan bermotor, yang telah dikenai PPh Pasal 22
atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah
9. Penjualan emas batangan oleh badan usaha yang melakukan penjualan emas batangan
kepada BI
10. Pembelian gabah dan/atau beras oleh perusahaan umum badan urusan logistik (Perum
BULOG) atau BUMN lain yang mendapatkan penugasan sesuai peraturan perundang-
undangan.

Saat Terutangnya PPh Pasal 22

No. Jenis Kegiatan Saat Terutang PPh Pasal 22


1. Impor barang Terutang dan dilunasi bersamaan dengan
saat pembayaran bea masuk. Apabila
pembayaran bea masuk ditunda atau

7
dibebaskan dan tidak termasuk
pengecualian pemungutan PPh Pasla 22,
PPh Pasal 22 terutang dan dilunasi pada
saat penyelesaian dokumen pemberitahuan
pabean atas impor
2. Eksor komoditas tambang batubara, mineral, logam dan Terutang dan dilunasi bersamaan dengan
mineral bukan logam saat penyelesaian dokumen pemberitahuan
pabean atas ekspor
3. Pembelian barang oleh pemungut pajak (bendahara Terutang dan dipungut pada saat
pemerintah dan KPA, bendahara pengeluaran, KPA atau pembayaran kepada rekanan
pejabat penerbit SPM)
4. Badan-badan tertentu yaitu BUMN dan badan usaha Terutang dan dipungut pada saat
tertentu yang dimiliki secara langsung oleh BUMN pembayaran kepada rekanan
5. Penjualan hasil produksi hasil usaha industri semen, kertas, Terutang dan dipungut pada saat penjualan
baja, otomotif dan farmasi
6. Penjualan kendaraan bermotor oleh ATPM, APM, dan Terutang dan dipungut pada saat penjualan
importir kendaraan bermotor
7. Penjualan bahan bakar gas, minyak dan pelumas Terutang dan dipungut pada saat
penerbitan surat perintah pengeluaran
barang (delivery order)
8. Pembelian bahan-bahan hasil kehutanan, perkebunan, Terutang dan dipungut pada saat
pertanian, peternakan oleh badan industri pembelian
9. Pembelian batubara, mineral, logam dari badan atau orang Terutang dan dipungut pada saat
pribadi pemegang izin usaha pertambangan pembelian
10. Penjualan emas batangan oleh badan usaha yang Terutang dan dipungut pada saat penjualan
melakukan penjualan emas batangan di dalam negeri
11. Penjualan barang yang tergolong sangat mewah Terutang dan dipungut pada saat penjualan

Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran PPh Pasal 22

No Pemungutan Penyetoran
.
1. Pemungutan PPh Pasal 22 atas impor barang PPh disetor oleh importir yang bersangkutan atau Ditjen
Bea Cukai melalui Pos Persepsi, Bank Divisa Persepsi
atau Bank Persepsi menggunakan SSP, Surat Setoran
Pabean, Cukai dan pajak (SSPCP) yang berfungsi
sebagai bukti pemungutan pajak
2. Pemungutan PPh Pasal 22 atas ekspor PPh disetor oleh eksportir yang bersangkutan melalui
komoditas tambang batubara, mineral, logam Pos Persepsi, Bank Divisa Persepsi atau Bank Persepsi
dan mineral bukan logam menggunakan SSP, Surat Setoran Pabean, Cukai dan
pajak (SSPCP) yang berfungsi sebagai bukti
pemungutan pajak
3. Pemungutan PPh Pasal 22 oleh pemungut Wajib disetoroleh pemungut ke kas negara melalui Pos
pajak (bendahara pemerintah, KPA, Persepsi, Bank Divisa, atau bank yang ditunjuk oleh
bendahara pengeluaran, pejabat penerbit surat menteri keuangan mengguanakn surat setoran pajak.

8
perintah membayar atas delegasi KPA) Pemungut pajak wajib menerbitkan bukti pemungutan
pajak rangkap tiga (lembar pertama untuk wajib pajak,
lembar kedua untuk KPP sebagai lampiran SPT, lembar
ketiga sebagai arsip pemungut yang bersangkutan)
4. PPh Pasal 22 oleh : PPh wajib disetor oleh pemungut melalui Pos Persepsi,
a. Badan usaha tertentu meliputi BUMN Bank Divisa Persepsi atau Bank Persepsi menggunakan
dan badan usaha tertentu yang dimiliki SSP.
secara langsung Pemungut pajak wajib menerbitkan bukti pemungut PPh
b. Badan usaha industri tertentu Pasal 22 dalam rangkap tiga.
c. ATPM, APM dan importir kendaraan
bermotor
d. Produsen dan importir bahan bakar
minyak, gas dan pelumas
e. Badan usaha industri atau eksportir
yang membeli bahan berupa hasil
kehutanan, perkebunan, pertanian,
peternakan, perikanan
f. Badan usaha yang melakukan
pembelian tambang batubara dan lain-
lain
g. Badan usaha yang menjual emas
batangan di dalam negeri

Sifat Pemungutan

Pemungutan PPh Pasal 22 dapat bersifat final dan tidak final. Pemungutan pajak bersifat
final artinay pajak yang telah dibayar oleh wajib pajak melalui pemungutan pajak oleh pihak lan
dalam tahun berjalan tersebut tidak dapat dikreditkan pada total PPh yang terutang pada akhir
suatu tahun saat pengisian SPT tahunan PPh. Sebaliknya, pemungutan pajak bersifat tidak final
berarti pajak yang sudah dipungut oleh pemungut atau dibayarkan dapat dikreditkan atau
diperhitungkan sebagai pembayaran PPh dalam tahun berjalan oleh wajib pajak yang dipungut.

Menghitung PPh Pasal 22

Rumus :

PPh Pasal 22 = Tarif × Dasar Pengenaan Pajak

Tarif dan dasar pengenaan pajak untuk setiap kegiatan yang dikenakan PPh Pasal 22
dijelaskan sebagai berikut :

No. Objek Pajak (Kegiatan) Tarif Dasar Pengenaan PPh Pasal 22


1. Impor Barang 10% Nilai Impor 10% × Nilai Impor
a. Barang tertentu (Lampiran
PMK No. 110/PMK.010/2018

9
huruf A); dengan atau tanpa
menggunakan API
b. Barang tertentu lainnya 7,5% Nilai Impor 7,5% ×Nilai Impor
(Lampiran PMK No.
110/PMK.010/2018 huruf B);
dengan atau tanpa
menggunakan API
c. Barang berupa kedelai, 0,5% Nilai Impor 0,5% × Nilai Impor
gandum, tepung terigu
(Lampiran PMK No.
110/PMK.010/2018 huruf C);
dengan menggunakan API
d. Barang selain pada huruf a, b 2,5% Nilai Impor 2,5% × Nilai Impor
dan c
e. Barang pada huruf c dan d; 7,5% Nilai Impor 7,5% × Nilai Impor
tidak menggunakan API
f. Barang yang tidak dikuasai
2. Ekspor komoditas tambang batubara, 1,5% Nilai Ekspor 1,5% × Nilai Ekspor
mineral logam dan mineral bukan
logam yang dilakukan oleh eksportir,
kecuali yang dilakukan oleh wajib
pajak yang terikat dalam perjanjian
kerja sama pengusahaan
pertambangan dan kontrak karya
(Lampiran PMK No.
110/PMK.010/2018 huruf D)
3. Pembelian barang oleh pemungut 1,5% Harga Pembelian Tidak 1,5% ×Harga Pembelian
pajak (bendahara pemerintah, KPA, Termasuk PPN
bendahara pengeluaran, pejabat
penerbit surat perintah membayar
atas delegasi (KPA)
4. Pembelian barang dan/atau bahan- 1,5% Harga Pembelian Tidak 1,5% ×Harga Pembelian
bahan untuk keperluan kegiatan oleh Termasuk PPN (tidak termasuk PPN)
badan usaha tertentu seperti BUMN
dan badan usaha tertentu yang
dimiliki secara langsung
5. Penjualan hasil produksi/impor bahan
bakar minyak, gas dan pelumas oleh
produsen atau importir :
a. Penjualan bahan bakar 0,25% Nilai Penjualan tidak 0,25% × Nilai Penjualan
minyak kepada SPBU (yang termasuk PPN (tidak termasuk PPN)
dibeli dari Pertamina atau
anak perusahaan Pertamina) 0,3% × Nilai penjualan
b. Penjualan bahan bakar 0,3% Nilai Penjualan tidak (tidak termasuk PPN)
minyak kepada SPBU (yang termasuk PPN
dibeli selain dari Pertamina

10
atau anak perusahaan
Pertamina) 0,3% × Nilai penjualan
c. Penjualan bahan bakar 0,3% Nilai Penjualan tidak (tidak termasuk PPN)
minyak kepada selain a dan b termasuk PPN
0,3% × Nilai penjualan
d. Penjualan bahan bakar gas 0,3% Nilai Penjualan tidak (tidak termasuk PPN)
termasuk PPN
0,3% × Nilai penjualan
e. Penjualan pelumas 0,3% Nilai Penjualan tidak (tidak termasuk PPN)
termasuk PPN

6. Penjualan hasil produksi kepada


distributor di dalam negeri oleh
badan usaha yang bergerak di dalam
bidang :
a. Industri semen (penjualan 0,25% Dasar Pengenaan PPN 0,25% × Dasar
semua jenis semen) Pengenaan PPN

b. Industri kertas 0,1% Dasar Pengenaan PPN 0,1% × Dasar Pengenaan


PPN

c. Industri baja (penjualan baja) 0,3% Dasar Pengenaan PPN 0,3% × Dasar Pengenaan
PPN

d. Industri otomotif (penjualan 0,45% Dasar Pengenaan PPN 0,45% × Dasar


semua jenis kendaraan Pengenaan PPN
bermotor, beroda dua atau
lebih, tidak termasuk alat
berat) 0,3% Dasar Pengenaan PPN 0,3% × Dasar Pengenaan
e. Industri farmasi (penjualan PPN
semua jenis obat)
7. Penjualan kendaraan bermotor di 0,45% Dasar Pengenaan PPN 0,45% × Dasar
dalam negeri oleh ATPM, APM, dan Pengenaan PPN
importir umum kendaraan bermotor,
tidak termasuk alat berat
8. Pembelian bahan-bahan hasil 0,25% Harga pembelian tidak 0,25% ×Harga
kehutanan, perkebunan, pertanian, termasuk PPN pembelian tidak
peternakan dan perikanan yang termasuk PPN
belum melalui proses industri
manufaktur oleh badan usaha industri
9. Pembelian batubara, mineral logam 1,5% Harga pembelian tidak 1,5% ×Harga pembelian
dari badan atau orang pribadi termasuk PPN tidak termasuk PPN
pemegang izin usaha pertambangan
10. Penjualan emas batangan oleh badan 0,45% Harga jual emas batangan 0,45% × harga jual
usaha yang melakukan penjualan
emas batangan di dalam negeri

11
11. Penjualan barang tergolong sangat 5% Harga barang 5% × harga barang
mewah oleh wajib pajak yang
melakukan penjualan

Keterangan :

1. Nilai impor : nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan Bea Masuk, yaitu Cost
Insurance and Feight (CIF) ditambah dengan Bea Masuk dan pungutan lainnya yang
dikenakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan kepabeanan di bidang
impor.
Cost merupakan harga faktur, insurance merupakan biaya asuransi antar-daerah pabean,
freight merupakan biaya angkut (pengapalan) antardaerah pabean
2. Nilai ekspor adalah nilai free on board (FoB)
3. Dasar pengenaan pajak pertambahan nilai (DPP PPN) : dapat berupa harga pembelian
atau harga penjualan, merupakan nilai atau harga tertentu yang menjadi hak pengusaha
kena pajak atau penjual

Besarnya DPP PPN ditentukan sebagai berikut :

a. Jika harga pembelian/penjualan tidak termasuk PPN dan/atau Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPnBM), besarnya DPP PPN sama dengan harga pembelian/penjualan.
b. Jika harga pembelian/penjualan termasuk PPN, besarnya DPP PPN sama dengan harga
pembelian/penjualan dibagi 110.

DPP PPN = (100 ÷ 110) × Harga Pembelian/Penjualan

c. Jika harga pembelian/penjualan termasuk PPN dan PPnB, besarnya DPP PPN sama
dengan harga pembelian/penjualan dibagi 110 ditarif PPnBM

DPP PPN = {100 ÷ (110 + tarif PPnBm) × Harga Pembelian/Penjualan

Jika tarif PPnBM sebesar 20%,

DPP PPN = {100 ÷ (110 + 20) × Harga Pembelian/Penjualan


DPP PPN = (100 ÷ 110) × Harga Pembelian/Penjualan

d. Besarnya tarif pemungutan dinaikkan 100% apabila wajib pajak tidak memilik NPWP.
Hal ini berlaku untuk pemungutan PPh Pasal 22 yang bersifat tidak final.

12
BAB III

PEMBAHASAN

A. Tampilan Buku
1. Desain Buku

Setelah mengamati buku ini yang berjudul Perpajakan Teori dan Kasus Edisi 11, desain
bukunya terlihat menarik dan berwarna ungu. Dengan tampilan yang sudah baik di awal,
membuat pembaca tertarik ingin membaca buku ini. Buku ini juga menampilkan gambar-gambar
yang berkaitan dengan materi dengan jelas. Ukuran buku ini dapat dikatakan fleksibel karena
tidak terlalu kecil dan terlalu besar. Karena ukuran buku yang seperti ini, memudahkan kita
untuk membawanya kemanapun, sehingga kita dapat membacanya dalam waktu-waktu tertentu.

2. Cover Buku

Dalam pembahasan desain buku pada point pertama sudah disinggung sedikit mengenai
cover buku yang berwarna ungu, dengan menggunakan warna ungu ini membuat kesan buku
menjadi menarik. Ditambah dengan menampilkan gambar bangunan-bangunan pencakar langit
membuat buku terlihat cocok bahwa buku tersebut berisikan tentang perpajakan (dalam
kaitannya Pajak Bumi dan Bangunan). Tulisan judul berwarna ungu tua dan dengan ukuran
tulisan yang besar sehingga membuat judul buku ini terlihat sangat jelas.

3. Layout Buku

Ketepatan layout buku biasanya dinilai dari tata letak dari elemen-elemen yang ada
didalam buku. Adapun layout buku ini menurut reviewer sudah tepat dan bagus, dimana font
type yang digunakan yaitu Times New Roman dengan font size 12. Dengan font size seperti itu
sudah sesuai dengan ukuran buku dan lebih penting lagi isi buku terbaca dengan jelas.
Sedangkan untuk penempatan tata letak gambar atau foto, penempatan perincian setiap soal
perhitungan sudah rapi dan tertata dengan rapi menurut reviewer sudah baik dan jelas.

4. Ukuran Buku

Buku yang direview dengan judul Kesekretarisan jilid 1 terbitan Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan berukuran 19 x 26 cm yang terdiri dari 520 Halaman termasuk
sampul.

B. Isi Bab yang Dibahas


1. Tata Bahasa

Dalam redaksional atau tata bahasa dalam buku ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yakni pemakaian huruf, penulisan kata dan pengguna tanda baca. Dimana

13
penggunaan keseluruhannya sudah cukup baik. Dan setelah saya membaca isi materi yang ada di
Bab 6 yakni mengenai Pajak Penghasilan Pasal 22 tidak ditemui penulisan kata yang salah.

2. Gaya Penulisan

Dalam gaya penulisan sebuah buku yang perlu diperhatikan yaitu harus bersifat
komunikaitif, penyusunannya berurutan dan bersistem serta dengan menggunakan tekhnik
pengutipan yang benar. Berdasarkan hal-hal tersebut, menurut saya buku ini khususnya gaya
penulisan yang terdapat dalam Bab 6 yang mengenai Pajak Penghasilan Pasal 22 ini sudah sangat
komunikatif, dimana penulis mampu memaparkan materi dengan jelas dan dapat dengan mudah
dipahami oleh pembaca serta materinya pun dipaparkan secara berurutan dimulai dari pengertian
PPh Pasal 22, siapa yang menjadi pemungut PPh Pasal 22, siapa objek PPh Pasal 22, kegiatan
apa yang dikenakan dan yang tidak dikenakan PPh Pasal 22, bagaiman kondisi saat terutangnya
PPh Pasal 22, bagaimana tata cara pemungutan dan penyetoran PPh Pasal 22, dan seperti apa
proses penghitungan PPh Pasal 22.

3. Struktur Bahasa Mudah Dipahami atau Tidak

Menurut saya struktur bahasa yang digunakan oleh penulis dalam buku terutama dalam
Bab 6 sudah dapat dengan mudah dimengerti maksud dari setiap materi yang disajikan. Karena
berdasarkan review saya bahwa penulis tidak menggunakan bahasa yang bertele-tele, dan jika
terdapat bahasa asing penulis juga langsung memberi terjemahan atau artinya ke dalam bahasa
Indonesia. Contohnya pada halaman 287, terdapat 3 istilah asing yakni cost, freight, dan
insurance, dari ketiga istilah asing tersebut penulis langsung memberikan pengertiannya ke
dalam bahasa Indonesia.

4. Keaktualan Data yang Disajikan

Menurut saya setiap data yang disajikan oleh penulis dalam materi yang ada di bab 6 ini
sudah dapat dikatakan aktual, karena sebagian besar data yang disajikan tersebut bersumber dari
Undang-Undang Perpajakan yang berlaku. Contohnya seperti pada halaman 275, penulis memuat
Pasal 22 ayat (1) UU PPh yang menyatakan penetapan Menteri Keuangan tentang Pemunugt
Pajak.

5. Kontribusi Buku

Buku ini dapat memberikan kontribusi besar dalam dunia pendidikan karena informasi
yang disajikan di dalamnya dapat dijadikan acuan /referensi yang ingin memperoleh
pengetahuan mengenai perpajakan. Menurut saya, pemaparan materi dalam buku ini, terkhusus
mengenai bab 6 Pajak Penghasilan Pasal 22 yang saya review sangatlah kompleks. Terdapat
studi-studi kasus yang mampu melatih kemampuan pembaca.

14
BAB IV

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU DAN BAB YANG DIBAHAS

A. Kelebihan

1. Gaya penyusunan buku ini sangat bagus dan mudah dipahami seperti pada substansi
isi pada bagian gaya penulisan.
2. Penjelasan dalam sub sub bagian di jelaskan secara mendetail.
3. Buku tersebut banyak menggunakan sumber ataupun referensi yang didasarkan pada
peraturan perundang-undangan Perpajakan
4. Dalam memilih kalimat penjelas selalu menggunakan kalimat yang jelas padat dan
singkat. Contohnya dalam penjelasan tarif pajak, penulis dengan jelas melakukan
perincian terhadap objek pajaknya dan seberapa besar tarifnya (Halaman 284-286)
5. Teori yang dimuat dalam isi buku selalu berdasarkan data yang jelas dan aktual, yang
berhubungan erat dan berkesinambungan dengan materi yang dibahas dan
perhitungan tarif PPh Pasal 22 yang dilakukan.
6. Buku ini dilengkapi tabel-tabel, rumus-rumus hingga studi-studi kasus yang dapat
semakin menambah tingkat pemahaman pembaca terhadap materi yang dipaparkan.
7. Buku ini sangat bagus untuk bahan ajaran maupun sebagai sumber belajar karena
penjelasan dan materi yang dijelaskan sangat kompleks dan mudah dipahami.
8. Buku ini didukung dengan hak cipta yang jelas dan juga kelengkapan ISBN nya.

B. Kelemahan
Setelah saya mengamati keseluruhan dari Isi Bab 6 ini adalah bahwa setiap perincian
penjelasan yang disajikan oleh penulis sebagian ada yang terlalu panjang penulisannya, sehingga
berdasatkan saya sendiri bahwa pembaca akan malas untuk membaca keseluruhan dari
penjelasan materi tersebut.

15
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil review yang saya lakukan terhadap Bab 6 dalam buku ini adalah
bahwa PPh Pasal 22 ini merupakan pembayaran atas penyerahan barang-barang yang dipungut
oleh bendaharawan pemerintah. Dimana berdasarkan pembahasan dalam buku ini saya dapat
megetahui bahwa yang menjadi objek dari pemungutan pajak atas PPh Pasal 22 ini adalah
kegiatan usaha importir dan eksportir baik yang dilakukan orang pribadi maupun suatu badan,
serta wajib pajak yang melakukan penjualan atas barang-barangn yang tergolong sangat mewah.
Yang berdasarkan peraturan Ditjen Pajak N0. 19/PJ/2015 yang tergolong barang-barang sangat
mewah diantaranya pesawat terbang, helikopter, kapal pesiar, rumah beserta tanah, serta
kendaraan bermotor baik roda dua atau lebih yang harga penjualannya Rp. 300.000.000 – Rp.
2.000.000.000.

B. Saran
1. Bagi Penulis

Sarang yang dapat diberikan bagi penulis adalah untuk kedepannya agar membuat materi
pembahasan-pembahasan lain yang berhubungan dengan dunia perpajakan, dan dalam isi
bukunya harus sama seperti buku-buku sebelumnya yang memaparkan materi bahasan dengan
sangat jelas.

2. Bagi Reviewer dan Pembaca

Bagi reviewer dan pembaca diharapkan mampu menggunakan dan mempelajari isi materi
bahasan dalam buku ini, karena isi buku ini dapat dijadikan menjadi sumber pembelajaran
ataupun referensi dalam setiap mata pelajaran atau mata kuliah yang berkaitan atau menyinggung
tentang perpajakan. Hal ini saya katakan karena menurut saya isi bahasan materi yang disajikan
oleh penulis mudah dipahami dan penggunaan bahasanya yang tidak bertele-tele.

16
DAFTAR PUSTAKA

Resmi, S. (2019) PERPAJAKAN Teori & Kasus Edisi 11. 11th edn. Edited by E. S. Suharsi.
Jakarta: Salemba Empat.

17

Anda mungkin juga menyukai