DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
PRODI MANAJEMEN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada tuhan yang maha esa atas segala karunia-Nya sehingga
tugas Critical Journal Review mata kuliah “Manajemen Lembaga Keuangan” dapat
diselesaikan.Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Ibu Dosen mata kuliah
Manajemen Lembaga Keuangan, Nurul Wardani Lubis,SE.,M.Si.
Selanjutnya terima kasih juga ke teman-teman mahasiwa/i yang telah membantu saya
berupa saran sehingga kami tetap semangat mengerjakan laporan ini.Karena keterbasan
pengalaman dan pengetahuan,saya merasa masih banyak kekurangan dalam laporan ini.Oleh
karena itu,kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan makalah ini.
Akhir kata yang dapat saya sampaikan semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
3.1.Kesimpulan ............................................................................................................. 13
3.2.Saran ....................................................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Critical Journal Review (CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa karena
mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada. Terdapat beberapa hal penting
sebelum kita mereview jurnal, sepertinmenemukan jurnal yang sesuai dengan topik yang diangkat,
membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba untuk menuliskan kembali dengan Bahasa
sendiri pengertian dari jurnal tersebut. Jurnal memiliki beberapa ciri-ciri, seperti dibatasi sesuai
ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi penerorganisasi yang memuat jurnal ilmiah; memiliki
judul dan nama penulis serta alamat email dan asal organisasi penulis; terdapat abstract yang berisi
ringkasan dari isi jurnal,introduction metodologi yang dipakai sebelumnya dan metodologi yang
diusulkan, implementasi, kesimpulan dan daftar pustaka. Langkah penting dalam mereview
sebuah jurnal, yaitu mengemukakan bagian pendahuluan,mengemukakan bagian diskusi,
mengemukakan bagian kesimpulan.
Hal-hal yang perlu ditampilkan dalam critical journal review, yaitu mengungkapkan beberapa
landasan teori yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam penelitiannya dan tujuan apa
yang ingin dicapai; mengungkapkan metode yang digunakan,subjek penelitian, teknik
pengumpulan data, alat pengumpul data, dan analisis data yang digunakan; mengambil hasil dari
penelitian yang telah dilakukan dengan memberikan deskripsi secara singkat, jelas, dan padat;
serta menyimpulkan isi dari jurnal.
1
1.3.Manfaat CJR
• Membantu semua kalangan dalan mengetahui inti dari hasil penelitian yang terdapat dalam
suatu jurnal
• Menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan suatu jurnal di penerbitan berikutnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Identitas Jurnal
JURNAL UTAMA
• Nama jurnal : Jurnal Cakrawala Ilmiah
• Judul : Pengaruh Transaksi Leasing Terhadap Perhitungan Pajak
Penghasilan Badan pada PT.RODES CHEMINDO
• Tahun : 2022
• Volume dan halaman : Vol.1, No.11
• Penulis : Stefvy,Robin
JURNAL PEMBANDING
• Nama jurnal : Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi
• Judul : Pengaruh Derivatif Keuangan dan Financial Lease
Terhadap Tax Avoidance
• Tahun : Juli, 2019
• Volume dan halaman : Vol 16, Issue 2
• Penulis : Sundari, Eka, dan Nofryanti
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pembiayaan leasing
menurut pendapatan ketentuan perpajakan dan pengaruhnya terhadap beban pajak entitas
pada PT Rodes Chemindo. Jenis penelitian ini berupa penelitian deskriptif dengan studi
kasus di PT Rodes Chemindo dan objek penelitiannya adalah analisis keuangan transaksi
leasing di PT Rodes Chemindo dan menganalisanya dampak transaksi sewa pembiayaan
terhadap entitas pajak penghasilan. Data yang dikumpulkan adalah data sekunder meliputi
penyajian laporan keuangan, laba rugi perhitungan beban pajak, transaksi leasing
pembiayaan, perhitungan penyusutan, akuntansi leasing keuangan transaksi dan informasi
lainnya yang terkait dengan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelaksanaan finance leasing berdampak pada meningkatkan pajak penghasilan badan di PT
Rodes Chemindo. Fiskal pengeluaran di perusahaan tidak sesuai dengan pendapatan
ketentuan pajak karena perusahaan mengakui beban penyusutan dan beban bunga sewa
tetap aset. Pajak penghasilan terutang setelah penerapan penghasilan ketentuan pajak pada
tahun 2020 adalah sebesar Rp 78.357.833,00 dengan hasil bahwa terdapat kenaikan pajak
penghasilan terutang tahun 2020 sebesar Rp 8.264.960,00. Koreksi fiskal yang positif
seharusnya dilakukan untuk beban bunga sebesar Rp 67.160.860,00 dan beban penyusutan
sebesar Rp 99.218.750,00. Perusahaan dapat mengenali pembayaran cicilan leasing
sebesar Rp128.811.570,00 sebagai beban yang dapat dikurangkan pada tahun
3
2020.perusahaan harus mengklasifikasikan aset tetap yang disewa sebagai sewa transaksi
berdasarkan ketentuan pajak penghasilan dalam penghitungannya pajak penghasilan yang
terutang. Perusahaan mencatat keuangan transaksi leasing sebagai aktiva tetap.
Pembayaran leasing adalah dicatat sebagai pengurang kewajiban leasing. Perusahaan juga
mencatat beban penyusutan aset tetap sewaan dan beban bunga. Perusahaan telah
diklasifikasikan dengan benar aset tetap yang disewakan sebagai transaksi sewa guna
usaha. Pajak penghasilan beban dalam perusahaan sebesar Rp 626.371.240,00 dan
pendapatan beban pajak setelah penerapan ketentuan pajak penghasilan adalah Rp
634.636.200,00.
PENDAHULUAN
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Untuk meningkatkan penerimaan
pajak, diperlukan kesadaran masyarakat akan kewajiban perpajakannya. Fungsi utama
pajak adalah sebagai sumber keuangan negara bagi seluruh pengeluaran pemerintah.
Besarnya kontribusi pajak dapat dilihat dalam APBN setiap tahunnya. Untuk mewujudkan
pembangunan tersebut, dibutuhkan biaya yang besar. Dalam rangka meningkatkan
penerimaan dari sektor perpajakan, pemerintah selalu berupaya membuat kebijakan dan
regulasi perpajakan dalam menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif. Salah
satu faktor penting dalam menjalankan bisnis adalah aset tetap. Setiap perusahaan
membutuhkan aktiva tetap dalam kegiatan penyediaan barang dan jasa kepada pelanggan.
Informasi keuangan terkait aset tetap merupakan informasi penting bagi pengguna laporan
keuangan untuk mengetahui kondisi aset tetap di perusahaan.
4
manfaat dengan metode garis lurus dalam laporan keuangan komersial. Untuk tujuan
akuntansi komersial, perusahaan mengakui sewa pembiayaan sebagai aset tetap dan
membuat penyusutan aset tetap. Untuk tujuan fiskal, Aset tetap disusutkan selama masa
manfaat dengan metode garis lurus. Untuk tujuan fiskal, perusahaan masih mengakui sewa
pembiayaan sebagai aset tetap dan melakukan penyusutan aset tetap tanpa
mempertimbangkan peraturan perpajakan yang berlaku dalam sewa pembiayaan.
LANDASAN TEORI
1. Pajak
Menurut Pangestu (2017, p.214), pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
2. Pajak Penghasilan
Menurut Resmi (2017, p.75), pajak penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan
terhadap Subjek Pajak atas penghasilan yang diterima atau dipeolehnya dalam suatu tahun
pajak
3. Transaksi Leasing
Menurut Nurhayati (2020, p.195), pengertian leasing atau sewa usaha secara umum adalah
perjanjian antara lessor (perusahaan leasing) dengan lessee (nasabah) di mana pihak lessor
menyediakan barang dengan hak penggunaan oleh lessee sebagai imbalan pembayaran
sewa untuk jangka waktu tertentu. Menurut Fuadi (2020, p.98), jenis- jenis transaksi
leasing (sewa guna usaha) terdiri dari finance lease dan operating lease.
Menurut Nataherwin (2018, p.180), perlakuan pajak penghasilan bagi lesse adalah sebagia
berikut:
a. Selama masa sewa guna usaha lesse tidak boleh melakukan penyusutan atas barang
modal yang disewa guna usaha, sampai saat lesse menggunakan hak opsi untuk membeli
b. Setelah lessee menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal tersebut, lessee
melakukan penyusutan dan dasar penyusutannya adalah nilai sisa (residual value) barang
modal yang bersangkutan.
c. Pembayaran sewa guna usaha yang dibayar atau terutang oleh lesse kecuali pembebasan
atas tanah, merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto lessee.
d. Dalam hal sewa guna usaha lebih pendek dari masa yang ditentukan, direktur jenderal
pajak melakukan koreksi atas pembebanan biaya sewa guna usaha.
e. Lesse tidak memotong pph pasal 23.
Menurut Nataherwin (2018, p.181), perlakuan pajak penghasilan bagi lessor adalah sebagai
berikut:
a. pembayaran sewa guna usaha adalah biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto
b. lessee wajib memotong pajak penghasilan pasal 23.
5
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di PT Rodes Chemindo. Perusahaan ini berlokasi di Jl. Sekip Baru
No.2 Medan. PT Rodes Chemindo bergerak dalam bidang distributor produk kimia.
Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2020 hingga Maret 2021. Unit data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menganalisis transaksi finance leasing di Rodes
Chemindo dan menganalisis dampak transaksi finance leasing terhadap pajak penghasilan
badan.Pada peneitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan.
Komunikasi dan dokumentasi secara langsung juga dilakukan kepada karyawan di PT
Rodes Chemindo untuk mengumpulkan informasi tentang penyajian laporankeuangan,
perhitungan beban pajak penghasilan, transaksi sewa pembiayaan, perhitungan
penyusutan, pembukuan transaksi sewa pembiayaan dan informasi lain yang diperlukan
untuk melakukan penelitian ini. Penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif berupa
studi kasus di PT Rodes Chemindo.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut KMK No. 1169/KMK.01/1991, terdapat koreksi fiskal atas pembayaran sewa
karena dalam peraturan perpajakan tersebut pembayaran sewa dapat diakui sebagai biaya
yang dapat dikurangkan. Terdapat koreksi fiskal negatif untuk pembayaran sewa sebesar
Rp 128.811.570,00. Selama masa leasing, perusahaan tidak dapat melakukan depresiasi
aset sewaan sampai perusahaan menggunakan hak opsi untuk membeli. Oleh karena itu,
perusahaan harus melakukan koreksi fiskal positif untuk beban penyusutan sebesar Rp
99.218.750,00. Pembayaran sewa atas nilai opsi tidak dapat diakui sebagai beban
pengurang karena nilai aset tetap akan disusutkan pada saat penggunaan opsi. Perusahaan
juga harus melakukan koreksi fiskal positif untuk beban bunga sebesar Rp 67.160.860,00.
Terjadi peningkatan pajak penghasilan yang terutang setelah penerapan Ketentuan Pajak
Penghasilan untuk transaksi sewa guna usaha sebesar Rp 8.264.960,00. Hal ini dapat terjadi
karena penyusutan aset tetap yang disewakan tidak dapat diakui sebagai beban yang dapat
dikurangkan sampai dengan masa penggunaan opsi karena nilai opsi akan disusutkan pada
saat hak atas aset tersebut dialihkan kepada perusahaan pada akhir masa sewa. Selain itu,
beban bunga leasing tidak dapat diakui sebagai beban pengurang dalam menghitung beban
pajak penghasilan. Beban pajak penghasilan berdasarkan ketentuan pajak penghasilan
lebih besar dari beban pajak penghasilan yang diperhitungkan oleh perusahaan sebesar Rp
8.264.960,00. Perusahaan harus melakukan koreksi fiskal atas beban bunga sewa sebesar
Rp 67.160.860,00, beban penyusutan sebesar Rp 99.218.750,00 dan pembayaran angsuran
sewa sebesar Rp 128.811.570,00.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis di perusahaan, kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan
finance leasing berdampak pada peningkatan pajak penghasilan badan di PT Rodes
Chemindo. Beban fiskal pada perusahaan tidak sesuai dengan ketentuan pajak penghasilan
karena perusahaan mengakui beban penyusutan dan beban bunga dari aset tetap yang
disewakan. Pajak penghasilan yang terutang setelah penerapan ketentuan pajak
6
penghasilan tahun 2020 adalah sebesar Rp 78.357.833,00 sehingga terjadi peningkatan
pajak penghasilan tahun 2020 sebesar Rp 8.264.960,00
SARAN
Rekomendasi penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan harus menerapkan ketentuan pajak penghasilan dengan baik untuk
transaksi sewa guna usaha agar perhitungan beban pajak penghasilan badan sesuai
dengan ketentuan pajak penghasilan.
2. Perusahaan harus mempertimbangkan dengan baik transaksi sewa guna usaha agar
perusahaan dapat menerapkan ketentuan pajak penghasilan atas transaksi sewa guna
usaha dengan baik.
Abstract
The Study aims to find out the influence of financial derivatives and financial leases
tax avoidance. Sample in this studiy is 28 manufacturing companies with the criteria
of disclosing financial statements for 2014-2016 which were listed on the Indonesia
stock exchange. Technical analysis in this research uses multiple regression with SPSS
testing. The results shows that financial derivatives and financial leases significantly
influence tax avoidance
Pendahuluan
7
Musyarofah (2016) menyatakan bahwa adanya ketidakjelasan dari peraturan pajak
dapat memperkecil pembayaran pajak seperti transaksi derivatif. Derivatif keuangan
adalah merupakan suatu transaksi kontrak antara kedua belah pihak bahkan lebih atas
transaksi membeli/menjual asset (komoditas) yang dijadikan sebagai objek yang
diperdagangkan dengan waktu dan harga yang telah disepakati. Nilai dari asset atau
komoditas biasa disebut underlying asset yaitu nilai asest dimasa yang akan datang dari
nilai asset yang dijadikan dasar. Aset yang dijadikan sebagai underlying asset dapat
berupa saham, obligasi, indeks harga saham, indeks harga obligasi, mata uang asing
dan tingkat suku bunga. Di Indonesia menurut Oktavia dan Martani (2013) peraturan
pajak atas transaksi derivative sering kali masih diperdebatkan. Karena menurut Devi
dan Effendi (2018) saat ini Indonesia masih belum memiliki peraturan perpajakan
khusus mengenai transaksi derivatif.
Landasan Teoritis
Penelitian ini mengunakan teori agensi karena didasarkan pada pemerintah adalah
prinsipal sedangkan perusahaan adalah agen. Pemerintah yang bertindak sebagai
prinsipal memerintahkan kepada perusahaan untuk membayar pajak sesuai dengan
perundang-undangan pajak. Hal yang terjadi adalah perusahaan sebagai agen lebih
mengutamakan kepentingannya dalam mengoptimalkan laba perusahaan sehingga
meminimalisir beban, termasuk beban pajak dengan melakukan penghindaran pajak.
Manajer perusahaan yang berkuasa dalam perusahaan untuk pengambilan keputusan
sebagai agen memiliki kepentingan untuk memaksimalkan labanya dengan kebijakan-
kebijakan yang dikeluarkan.
8
Derivatif Keuangan: Instrumen derivatif dapat didefenisikan sebagai kontrak
perjanjian antar dua pihak (lebih) untuk menjual/membeli sejumlah barang pada waktu
tertentu di masa dating sesuai dengan harga yang telah disepakati saat ini (Muslih,
2017).
Financial Lease: Financial lease adalah kegiatan sewa guna dimana penyewa (lessee)
memiliki hak opsi pada akhir masa kontrak untuk membeli objek sewa guna usaha
milik lessor (yang memberi sewa) berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.
Pengembangan Hipotesis
9
Sehingga transaksi leasing dianggap dapat mempengaruhi adanya tax avoidance.
H2: Financial lease berpengaruh terhadap tax avoidance.
Metodologi Penellitian
Menurut Oktavia dan Martani (2014) derivatif keuangan dapat diukur dengan net fair
value instrument yang dijadikan sebagai proksi pengunaan derivatif.
Financial Lease (X2). Financial Lease dalam penelitian ini diproksikan dengan
menggunakan cara perusahaan dalam memperoleh asset. Variabel ini diukur dengan
menggunakan variable dummy dimana angka 1 diberikan jika sebagian asset yang
dimiliki perusahaan diperoleh dengan menggunakan financial lease, dan 0 jika
perusahaan sama sekali tidak menggunakan financial lease dalam memperoleh asset
tetap. (Setiani 2016) Selanjutnya untuk perhitungan padavariebal Tax Avoidance (Y).
Menurut Dyreng et al. (2010) penghindaran pajak dihitung dengan rumus Cash
Effective Tax Rate (CETR) perusahaan yaitu kas yang dikeluarkan untuk biaya pajak
dibagi dengan laba sebelum pajak. Rumus yang digunakan untuk menghitung CETR
10
Pengaruh Financial Lease Terhadap Tax Avoidance
Kesimpulan
Saran
11
2.4 Kelebihan Jurnal
• Jurnal Utama
• Jurnal Pembanding
• hasil mudah diketahui. Bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami oleh
pembaca.
•Tersedia diagram dan tabel data untuk memudahkan pembaca memahami isi
materi
• Jurnal Utama
• Jurnal Pembanding
•dalam jurnal ini, abstrak hanya menggunakan Bahasa inggris tanpa adanya
Bahasa Indonesia
12
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dalam tugas critical journal review ini, kita dapat mengetahui dimana posisi kelebihan maupun
kelemahan dari setiap jurnal yang kita review serta kita dapat terlatih dengan sikap kritis dalam
melakukan penelitian yang dimulai dari mengkritik sebuah jurnal, khususnya pada mata kuliah
Manajemen Lembaga Keuangan ini, yang mana kita me-review jurnal yang tata bahasanya bersifat
sensitive dalam memahami materi secara kritis. Untuk itu, secara garis besar kita mengetahui
bahwa critical journal review ini bermanfaat dalam menggali ilmu lebih dalam serta melatih untuk
mempunyai sikap kritis.
3.2.Saran
Dalam mengkritis jurnal perlu namanya sikap kritis dan keseriusan dalam memahami setiap jurnal.
Selain itu, saat melakukan tugas ini diharapkan tidak terfokus pada meringkas materi saja,
melainkan memahami materi-materi.
13
DAFTAR PUSTAKA
14