Anda di halaman 1dari 2

Nama : Bernadeta Imanes Refila Agni

NIM / Kelas : 190610123 / R33F Akuntansi


Mata Kuliah : Auditing
Dosen : Tutut Dewi Astuti, SE., M.Si., Ak., CA., CTA., ACPA

Kasus Bank Bukopin Selama 3 Tahun Terakhir (2015 sampai dengan 2017)

PT BANK BUKOPIN TBK (BBKP) MEREVISI LAPORAN KEUANGAN TIGA TAHUN


TERAKHIR, YAITU 2015, 2016, DAN 2017.

Kasus terbaru dari modifikasi laporan keuangan muncul di PT Bank Bukopin Tbk.
Modifikasi yang dilakukan pada data kartu kredit yang telah terjadi bertahun-tahun lamanya.
Modifikasi tersebut menyebabkan posisi kredit dan pendapatan berbasis komisi Bukopin
bertambah tidak semestinya. Menurut informasi yang dihimpun oleh CNBC Indonesia dari para
pihak yang mengetahui masalah ini, modifikasi data kartu kredit di Bukopin telah dilakukan
lebih dari 5 tahun yang lalu. Jumlah kartu kredit yang dimodifikasi juga cukup besar, lebih dari
100.000 kartu.

kejadian ini lolos dari berbagai layer pengawasan dan audit selama bertahun-tahun. Mulai
dari audit internal Bukopin, Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai auditor independen, Bank
Indonesia sebagai otoritas sistem pembayaran yang menangani kartu kredit, serta OJK sebagai
lembaga yang bertanggungjawab dalam pengawasan perbankan.

Auditor independen Bukopin selama ini adalah KAP Purwantono, Sungkoro, dan
Surja yang terafiliasi dengan salah satu big four auditor internasional Ernst & Young.
Namun bau busuk walaupun ditutupi pun akan tercium juga , Selain masalah kartu kredit, revisi
juga terjadi pada pembiayaan anak usaha Bank Syariah Bukopin (BSB) terkait penambahan
saldo cadangan kerugian penurunan nilai debitur tertentu. Akibatnya, beban penyisihan kerugian
penurunan nilai atas aset keuangan direvisi meningkat dari Rp649,05 miliar menjadi Rp797,65
miliar. Hal ini menyebabkan beban perseroan meningkat Rp148,6 miliar.
1. Analisa atas kasus tersebut :
a. Dari sisi Akuntansi
Dari Kasus tersebut dapat dipetik bahwa pihak akuntan internal Bank Bukopin yang
melakukan Tugasnya dengan tidak etis atau dapat dikatakan bahwa akuntan melakukan
tugasnya tersebut dengan melanggar moral dan kewajiban seorang Akuntan , Seorang
akuntan harusnya memiliki sifat harus jujur dalam semua hubungan profesional dan
bisnis dan seorang akuntan profesional harus mematuhi hukum dan harus menghindari
tindakan yang merugikan Perusahaan, dalam melaksanakan tugasnya seorang akuntan
harus mempunyai rasa bertanggung jawab, kasus tersebut dapat terjadi karena kurang
profesionalnya seorang akuntan pada Bank Bukopin
b. Dari sisi Auditing
Dari sisi Auditing dapat disimpulkan bahwa auditor tidak melaksanakan standar auditnya
sebagaimana harapan sehingga Kasus seperti Merevisi Laporan Keuangan Tiga Tahun
Terakhir dapat terjadi auditor yang seharusnya melaksanakan tugasnya dengan penuh rasa
tanggung jawab sebisa mungkin meluruskan laporan keuangan agar terhindar dari
kecurangan tetapi malah gagal dalam melaksanakan tugasnya sehingga dari kasus tersebut
hal ini perlu menjadi perhatian agar meminimalisir kasus tersebut terulang kembali dan agar
Para Auditor lebih mempunyai rasa bertanggung jawab dan jujur , karena kecurangan yang
telah dilakukan auditor ini merupakan pelanggaran berat yang seharusnya tidak dilakukan .

2. Kelemahan peraturan atau kebijakan apa (akuntansi, auditing, peraturan perbankan) yang
membuat kasus tersebut terjadi ?
Karena SDM akuntan publik yang rendah sehingga terjadi kecurangan
Karena Kecurangan auditor mereka yasa hasil Laporan Keuangan Bank Bukopin
Karena Kerja sama antara auditor dan akuntan memanipulasi data laporan keuangan

Anda mungkin juga menyukai