1917 Instrumentasi Dan Alat Ukur
1917 Instrumentasi Dan Alat Ukur
Poerwanto
a
IERPUSTAKAAN
o
Jultza Hidayati
KEARSIPAN
ISI JAWATIMUR Anizar
11.381
POE
i.3
il
@ cnaHA rLMU
ln$tumGntasi
fiat Ukur
Poerwanto
Juliza Hidayati
Anizar
lnstrumentasi dan Alat Ukur
('' I t. r K-----l
DI
Oleh : Poerwanto I trdrrr 7lrI rlv Iltt
It ar
Ju<lu I TIM
1. Teknik
i
il
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vil
BAB I INSTRUMENTASI ('NSTRUMENTATION) 1
1.'l Pendahuluan 1
1.2 Tujuan 1
1.3 Definisi 2
BAB 2 DASAR.DASAR AIAT UKUR 5
2.1 Pendahuluan 5
2.2 Konsep Umum Alat Ukur 7
2.3 Transduser Aktif Dan Pasif I
2.4 Karakteristik Kerja Alat Ukur I
BAB 3 TEKNIK PENGUKURAN 19
3.1 Pendahuluan 19
3.2 Jenis Dan Cara Pengukuran 24
3.3 Konstruksi Umum Dari Alat Ukur 28
3-4 Penunjuk/pencatat 5'l
BAB 4 PENGAWASAN MUTU 67
BAB 5 ALAT UKUR 75
5.9 PengukuranPermukaan B5
somScece
DASAR-DASARAI-AT UKUR
2.1 PENDAIIULUAN
/.-lalancangan dan pengembangan sebuah mesin atau suatu
' ll( sistem, nilai praktisnya masih dipertanyakan kecuali jika
f I \operasi dan daya gunanya telah diuji. Semua operasi ini me-
merlukaFfengukuran yaitu membandingkan secara kuantitatif suatu
standar yang telah ditentukan sebelumnya dengan suatu besaran yang
tidak diketahui.
Jauh lebih serius kesalahannya. Kesalahan ini muncul dalam sistem pengukuran itu sendiri dan
dari standar yang digunakan untuk kalibrasi sistem tersebut. Sebagai
2.4.5 Kepekaan tambahan untuk kesalahan yang dihasilkan dari kalibrasi sistem peng-
Kepekaan alat ukur secara umum mengacu kepada dua hal. ukuran yang salah, ada sejumlah sumber kesalahan yang perlu diperik-
Pada beberapa kasus kepekaan menyatakan perubahan terkecil nilai sa. Sumber kesalahan ini meliputi (1)derau (noise), (2)waktu tanggap
peubah yang diukur di mana alat ukur memberikan tangSapan semen- (response time), (3) keterbatasan rancangan (design limitation), (4)
tara aliran pemikiran lain menganggap kepekaan sebagai ukuran pe- pertambahan atau kehilangan energi karena interaksi, (5) transmisi,
rubahan yang dihasilkan oleh alat ukur untuk suatu perubahan peubah (5) keausan atau kerusakan sistem pengukuran, (7) pengaruh ruangan
yang diukur. terhadap sistem, (B) kesalahan penafsiran oleh pengamat. Untuk ba-
hasan terinci mengenai karakteristik ini pembaca disarankan untuk
Daerah mati (dead zone) adalah rentang nilai terbesar dari
menelusuri rujukan.
peubah yang diukur di mana alat ukur tidak memberikan tanggapan.
Daerah mati biasanya terjadi karena gesekan pada alat pencatat. Juga Dalam memperkirakan besar ketidakpastian atau kesalahan
ditemukan jenis mekanisme tertentu yang hanya dapat menunjukkan dalam menetapkan nilai kuantitas sebagai hasil pengukuran, harus
sedikit perubahan dan perubahan diskrit dari nilai peubah yang di- dibedakan antara dua golongan kesalahan: sistematis dan acak. Ke-
ukur. salahan sistematis adalah kesalahan yang secara konsisten terulang
apabila dilakukan pengulangan percobaan. Kesalahan kal ibrasi sistem
2.4.6 f angkauan (Rangebility) pengukuran atau suatu perubahan dalam sistem yang menyebabkan
Jangkauan (rangeabilitas) dari instrumen biasanya diartikan per- penunjuk menyimpang secara konsisten dari nilai kalibrasi merupakan
bandingan pembacaan meter maksimum ke pembacaan meter mini- kesalahan jenis ini.
mum, di mana kesalahan kurang dari harga yang dinyatakan. Dalam
hal pengukuran yang mempLlnyai jarum atau pena, ketidakmampuan 2.4.8 Karakteristik Dinamis
pemakai untuk menafsirkan perpindahan kecil dari jarum atau pena Karakteristik dinamis suatu alat ukur adalah fungsi waktu.
secara tepat, membatasi jangkauan. Hubungan masukan-keluaran dinyatakan dalam bentuk persamaan
diferensial. Karakteristik utama adalah kecepatan dalam tanggapan
2.4.7 Kesalahan Pengukuran dan kecermatan.
Dalam melakukan pengukuran fisik, tujuan utamanya adalah
Kecepatan tanggapan (respons) adalah kecepatan alat ukur
memperoleh suatu nilai yang terdiri dari satuan yang dipilih dan be-
dalam memberi tanggapan terhadap perubahan kuantitas yang diukur.
sarannya, yang akan menyatakan besar kuantitas fisik yang diukur. Se-
Keterlambatan dalam pengukuran yang berkaitan dengan kecepatan
bagai contoh, dalam pengukuran tekanan, satuan yang dipilih adalah
tanggapan adalah perlambatan atau penundaan tanggapan suatu alat
bar dan besarnya adalah 100. Jadi, 100 bar. Tingkat kegagalan dalam
ukur terhadap perubahan kuantitas yang diukur. Perlambatan demiki-
menspesifikasi besaran ini dilakukan secara pasti, dan ini berarti pula
an merupakan karakteristik yang tidak dikehendaki. Kecermatan Marilah kita definisikan operator diferensial sebagai berikut:
menunjukkan
adalah tingkat yang memberi gambar apakah alat ukur d
perubahan peubah yang diukur tanpa kesalahan dinamis. Kesalahan
D: dt
dinamis adalah perbedaan antara kuantitas nilai sebenarnya yang Persamaan umum menjadi
ukur jika di-
berubah menurut waktu, dan nilai yang ditunjukkan alat
(Dead Time) yan8 (anDn + an-1Dn-1 + ... + a1D + ao)eo
asumsikan tidak ada kesalahan statis. Waktu mati
berkaitan dengan tipe retardasi dalam pengukuran kesenjangan
hanya : (b.D, + b,_,D,-l + ... + b,D + b.)e,
menyebab-
mengubah tanggapan alat ukur sepanjang skala waktu dan Dengan menggunakan metode operator 'D' penyelesaian eo secara
pengukuran jenis
kan kesalahan dinamis. Secara umum, kesenjangan lengkap diperoleh dalam dua bagian yang terpisah sebagai
waktu
ini sangat kecil dan dapat dinyatakan dalam sepersekian detik-
mati disebabkan oleh daerah mati (dead zone) dalam alat
ukur dan Eo:e^-+e
oLF opr
oleh gesekan awal atau pengaruh yang serupa' di mana eocr : bagian penyelesaian fungsi pelengkap
diba- eoo' : bagian penyelesaian integral tertentu
Karakteristik dinamis dari sistem pengukuran tebih baik
yang berlaku
has dehgan mengembangkan suatu model matematika PenyelesaiaD eocr mempunyai n tetapan sembarang; eoo, tidak
karakteris-
umum yang mencakup hal-hal penting berkenaan dengan memiliki tetapan. Tetapan sembarang n ini dapat dievaluasi secara nu-
tik hubungan dinamis antara masukan-keluaran. Model matematika merik dengan menentukan n kondisi awal pada persamaan umum.
yang digunakan paling luas untuk mempelajari tanggapan dinamis Penyelesaian eo., diperoleh dengan menghitung n akar persamaan al-
biasa dengan
sistem pengukuran adalah persamaan diferensial linear jabar karakteristik.
berikut.
koefisien-koefisien tetapan yang dapat dirumuskan sebagai anDn + ?n-' Dn-t + ... + arD + ?o : 0
^
,"
dnuo dn-'e.+ "' + ar d + aoeo Bila akar r1, r2, r7,... r, telah diperoleh maka penyelesaian fungsi
;f*?n-r 17;f Eeo pelengkap dapat ditulis dengan bantuan beberapa hukum yang telah
cukup dikenal (lihatlah buku-buku persamaan diferensial).
.dt,dt-l dr-
- b,n
fu",
+ b'-t
6g,-, "'
+ "' + b111e1 + Doel
Bagian penyelesaian integral teftentu dapat dikerjakan menggu-
nakan metode koefisien tak ditetapkan sehingga diperoleh penyele-
di mana eo : keluaran saiannya. Jika metode tersebut dapat diterapkan, penyelesaian eopi
er : maSukan ditulis sebagai berikut:
14
lnstrumentosi & Alot Ukur Dosar-dosar Alat Ukur 15
T
diagqam blok. Misalkan satu sistern terdiri dari empat subsatua,n yang
mempunyai fungsi pindah K,, K2, K, dan Ko. Seluruh fungsi pindah dari _ b-(iro)' + b,,-,(iot)--1 +...b.,(iro)+ bo
sistem adalah ar(iol)' + an-r(ico)'-l +... + a,(ior)+ ao
bo :
di mana K - Kepekaan statis
ao
: Ke, merupakan persamaan aljabar, maka
TEKNIK PENGUKURAN
Karena persamaan eo
tidak boleh tidak, e, dapat berubah menurut waktu dan keluaran alat
ukur mengikuti secara sempurna tanpa penyimpangan atau kesenjang-
an waktu. Jadi alat ukur urutan nol memperlihatkan penampilan dina-
mis yang ideal atau sempurna. Potensiometer pengukur perpindahan
merupakan satu contoh praktis. Namun bila orang memeriksa sistem
ini secara kritis ternyata ia bukan benar-benar alat ukur urutan nol.
Tabel 3.1.Satuan Dasar Dari Sl Untuk pengukuran geometris maka besaran dasar yang diguna-
kan adalah jelas, yaitu besaran panjang dengan satuan panjang yang
Besaran dasar Nama satuan dasar Simbol
diberi nama dengan meter (m) serta satuan tambahan yaitu sudut bi-
Panjang Meter (meter) m
dang dengan nama derajat (") atau radial (rad).
Massa Kilogram (kilogram) kg
Waktu Detik (second) S setelah mengalami perubahan-perubahan dalam mendefinisi-
Arus listrik Amper (ampere) A kan meter, maka akhirnya saat ini telah disepakati secara internasional
Temperatur termodinamika Kwlvin (kelvin) K
bahwa yang disebut dengan satu meter adalah:
Jumlah zat Mol (mole) mol
lntensitas cahaya Lilin (candela) cd - Panjang yang sama dengan 1650763,73 kali panjang gelombang
dalam ruang hampa dari radiasi (sinar) yang timbul akibat perubah-
Satuan tambahan
rad *)
an tingkatan energi antara 2p,o dan 5d, dari atom Kripton 86.
Sudut bidang Radial (radial)
Sudut ruang Steradial (steradian) ST
Definisi mengalami satu meter yang seteliti ini dibuat dengan
+) satu derajat adalah sama dengan : _r maksud untuk menrenuhi syarat-syarat penentuan besaran standar un-
rad
tuk pengukuran sebagaimana yang dibicarakan pada permulaan dari
Semua satuan standar dari setiap pengukuran yang bukan me- bab ini.
rupakan satuan dasar tersebut di atas adalah merupakan turunan
(gabungan) dari beberapa satuan dasar, beberapa contoh adalah se- Tabe! 3.3. Nama awalan untuk membentuk hasil ka,li dengan bilang-
perti Tabel 3.2. an dasar sepuluh bagi satuan standar (fraksi satuan standar)
Tabel 3.2. Contoh satuan turunan Faktor Pengali Nama awalan Simbol Contoh
'l
Besaran Nama satuan standar Simbol
018 eksa (exa) E 1kg:1039
1015 peta (peta) P 1 MW : 1O6W
Luas bidang meter persegi
cm : l0-2m
m2 1012 tera (tera) T 1
Volume (isi) meter kubik m3 10e giga (giga) C 1mm:10rm
Kecepatan meter per detik m/s 106 mega (mega) M l pm: 10-6m
Percepatan meter per kuadrat detik m/s2 '103
kilo (kilo) k
Gaya newton N, kg.m/s2 102 hekto (hecto) h
Tekanan pascal Pa, N/m2, kg (m.s2) 101 deka (deca) da
Energi, (kerja) joule J, Nm, kg.m2/s2' 't
0-1 desi (deci) d
Daya watt W, J/s, kg.m2/s2 10'2 senti (centi) C
Potensial listrik volt V,W/A, kg.m'zl(s3.A) 10r mili (milli) m
Tahanan listrik ohm {r,V/A, kg.m2l(s3.A2) 10-6 mikro (micro) p
10-e nano (nano) n
Beberapa nama awalan biasanya digunakan untuk membentuk
10-r piko (pico) p
hasil kali dengan bilangan dasar sepuluh bagi nama-nama satuan stan- 'l
femto (femto)
0-1s f
dar di atas adalah seperti Tabel 3.3. 10-18 ato (atto) a
Dengan hanya memandang definisi pengukuran dan definisi me- dan alat untuk mengukur. Banyak alat ukur-alat ukur modern yang
ter ini, maka kelihatannya adalah mustahil untuk melakukan pengukur- diperkenalkan orang dengan konstruksinya yang telah diperbaharui
an atas dimensi suatu produk. Memang dalam prakteknya pengukur- ataupun yang memakai prinsip kerja yang baru (elektronik). Jenis alat
an tidak dilakukan dengan secara langsung membandingkan dengan ukur yang dikenal di dalam Metrologi lndustri ini beraneka ragam,
standar meter, melainkan digunakan alat pembanding yaitu alat ukur. mulai dariyang khusus dibuat untuk suatu macam pengukuran sampai
Pada bermacam-macam jenis alat ukur akan kita temukan skala ukur- jenis yang lebih umum pemakaiannya.
an. Skala tersebut menunjukkan satuan panjang yang berupa bagian Bab ketiga dari buku ini dapat dianggap sebagai pengantar me-
dari meter, dapat merupakan milimeter ataupun mikrometer. Berdasar- ngenai ilmu metrologi industri, di mana akan kita bahas antara lain
kan skala ini maka kita dapat membaca berapa panjang atau dimensi mengenai:
dari suatu objek ukur (bagian dari benda ukur). Tentu saja prinsip kerja
Jenis dan cara pengukuran, termasuk di dalamnya pembahasan
dari alat ukur harus direncanakan sedemikian rupa sehingga ada yang
mengenai klasifikasi umum dari alat ukur
ditunjukkan pada skala ukuran adalah sesuai dengan apa yang diukur.
Konstruksi umum dari alat ukur, yaitu mengenai komponen-kom-
Dengan demikian untuk memastikan bahwa harga yang ditunjukkan
ponen utama yang membentuk alat ukur (prinsip kerja alat ukur
oleh alat ukur tidak menyimpang dari satuan standar panjang maka
secara umum)
harus dilakukan kalibrasi.
Sifat-sifat dari alat ukur (beberapa definisi istilah yang penting dari
Untuk mengkalibrasikan alat ukur biasanya digunakan blok ukur sifat-sifat alat ukur)
tgauge block/slip gauge) yaitu balok segi empat, umumnya dibuat dari Penyimpangan yang terjadi sewaktu proses pengukuran, definisi
baja karbon tinggi, baja paduan atau karbida, di mana jarak antara dua mengenai ketelitian dan ketepatan, sumber-sumber yang meng-
sisinya telah diketahui. Dengan menyusun bermacam-macam blok akibatkan penyimpangan di dalam proses pengukuran
ukur dari bermacam-macam ukuran maka praktis dapat dibuat ukuran Analisa hasil pengukuran dengan metoda statistik, untuk meng-
panjang sebagaimana yang dikehendaki. Selanjutnya balok ukur blok analisa data hasil pengukuran sehingga mempunyai arti yang jelas
ukur tersebut dapat dikalibrasi dengan memakai prinsip interferome- atau dengan kata lain bagaimana cara mengolah data pengukuran
ter yang menggunakan sinar secara langsung sebagai standar panjang. sehingga kita dapat memperoleh informasi yang dianggap pating
Panjang gelombang dari beberapa sinar yang dipakai dapat ditentukan baik
secara fisik (dengan menggunakan spektrometer) sehingga diketahui
Pembahasan yang lebih terperinci mengenai alat ukur akan di-
hubungan-hubungannya dengan standar meter seperti yang didefinisi-
berikan pada bab berikutnya, yaitu mengenai alat ukur-alat ukur yang
kan di atas.
umum digunakan oleh operator-operator mesin serta alat ukur-alat
Prinsip pengukuran yang diterangkan di atas ini adalah meru- ukur yang biasanya dipunyai oleh suatu Laboratorium Metrorogi tn-
pakan bagian dari ilmu yang dikenal dengan Metrologi lndustri. Se- dustri.
jajar dengan ilmu-ilmu teknik lainnya maka Metrologi lndustri ini
berkembang menuju penyempurnaan. Semakin maju teknologi pem-
buatan suatu produk menuntut ketelitian dan kepercayaan atas cara
. Linear
'l 5. Alat ukur bantu, bukan merupakan alat ukur dalam arti yang se-
sungguhnya akan tetapi peranannya adalah penting sekali dalam
2. Sudut atau kemiringan
melaksanakan suatu pengukuran.
3. Kedataran
4. Profil Hasil pengukuran yang paling baik dapat dicapai dengan me-
5. Ulir milih alat ukur dan cara pengukuran yang tepat tergantung dari kon-
6. Roda gigi disi benda ukur dan ketentuan hasil yang diinginkan. Beberapa cara
7. Penyetelan posisi pengukuran adalah sebagai berikut:
B. Kekasaran permukaan 1. Pengukuran langsung
Dari bermacam-macam ienis pengukuran tersebut di atas han- 2" Pengukuran tak langsung
ya pengukuran linear yang paling banyak dipakai. Macam-macam 3. Pengukuran dengan kaliber batas dan
masalah pengukuran dapat dipecahkan dengan menggunakan peng- 4. Pengukuran dengan cara mengandungkan dengan bentuk stan-
ukuran linear, misalnya pengukuran dimensi dengan toleransinya dan dar
juga penentuan kesalahan bentuk. Untuk melaksanakan jenis-jenis
pengukuran ini maka dibuat bermacam-macam alat ukur masing-ma-
3.2.1 Pengukuran Langsung
sing dengan cara pemakaian yang tertentu. Adalah pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang mana
hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada skala yang telah dika-
Berdasarkan sifat dari alat ukur maka dikenal 5 macam alat ukur
librasi yang terdapat pada alat ukur tersebut (alat ukur standar). Con-
yaitu:
tohnya adalah mengukur panjang dengan mikrometer, lihat Cambar
1. Alat ukur langsung, yang mempunyai skala ukur yang telah dika- 3.1a.
librasi. Hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada skala terse-
but. 3.2.2 Pengukuran Tak Langsung
2. Alat ukur pembanding, yang mempunyai skala ukur yang telah Adalah pengukuran yang dilaksanakan dengan memakai alat
dikalibrasi. Karena daerah skala ukurnya terbatas, alat ini hanya ukur-alat ukur dari .ienis pembanding, standar dan pembantu. Perbe-
digunakan sebagai pembacaan besarnya selisih suatu dimensi ter- daan harga yang ditunjukkan oleh skala alat ukur pembanding sewak-
hadap ukuran standar. tu mengukur obyek ukur dan ukuran standar (pada alat ukur standar)
3. Alat ukur standar, yang mampu memberikan atau menunjukkan dapat digunakan untuk menentukan dimensi dari obyek ukur. Contoh
suatu harga ukuran tertentu. Digunakan bersama-sama dengan pengukuran semacam ini ditunjukkan pada Cambar 3.'lb.
3.3.1 Sensor
'/-
|!dr \ -.
dst
Sensor adalah "peraba" dari alat ukur, yaitu yang menghubung- r
n&ro0ralar
lm u&ut
kan alat ukurdengan benda ukur. Ujung-ujung kontakdari mikrometer,
kedua lengan dari mistar ingsut (vernier caliper), jarum dari alat ukur
Gambar 3.2. Prinsip pengubah kinematis dari jam ukur dan
kekasaran permukaan adalah merupakan contoh dari sensor mekanis.
mikrometer
Sistem lensa (obyektiO adalah merupakan sensor dari alat ukur optis.
suatu poros dengan lubang-lubang kecil melalui mana udara tekan Beberapa alat uku r pemband
i n E @ i al com parator) yang menggu-
mengalir keluar adalah suatu contoh dari sensor pneumatis. nakan prinsip pengubah gerakan secara mekanis dengan perencanaan
yang istimewa yaitu bila ditinjau dari cara kerjanya yang sederhana
tetapi menghasilkan perubahan gerakan yang cukup besar. Contoh ditempelken di tengahtengahnya. Mulai dari bagian tengah ini pelat
dari cara kerja mekanis yang istimewa ini adalah peubah gerakan dari tipis tersebut secara pemanen dipuntir dalam arah yang berlawanan
Eden-Rolt "milionth" comparator, .lohansson Mikrokator dan Sigma sehingga membentuk spiral kiri dan spiral kanan, lihat Cambar 3.4.
Comparator. Salah satu ujung pelat yang terpilih dipasang tetap pada batang peng-
Perubah mekanis dari Eden Rolt comparator menggunakan dua atur, sedang ujung yang lain dipasangkan pada lengan sualu penyiku
buah blok yang diikat dengan pelat tipis seperti yang ditunjukkan pada (dari pegas baja) di mana lengan yang lainnya dihubungkan dengan
Cambar 3.3. Blok ukur yang akan dikalibrasi apabila diletakkan di poros pengukur. Apabila poros pengukur ini bergerak naik ataupun tu-
antara landasan tetap dengan kontak pengukur (sensor mekanis) akan run, sesuai dengan perubahan dimensi dari obyek ukur, maka penyiku
mengakibatkan gerakan translasi dari blok M relatif terhadap blok akan berubah bentuknya sehingga mengakibatkan pelat yang terpilih
yang diam F. karena kedua blok ini pada ujung yang lain masing-ma- (spiral) mengalami perubahan panjang. Karena perubahan panjang
sing mempunyai pelat yang tipis yang disatukan pada suatu batang maka spiral ini akan menjadi lebih terpilin atau kurang terpilin dengan
penunjuk, maka akan terjadi lenturan pada batang penunjuk (yang demikian jarum yang terpasang di tengah-tengahnya akan bergerak
sebelumnya posisinya adalah lurus). Perubahan posisi batang penun- sesuai dengan perubahan panjang. Segi lain yang menarik dari alat
juk ini dapat diamati dengan menggunakan sistem optis yang mem- ini adalah cara pemasangan poros pada rumah dari alat ukur, di sini
perlihatkan suatu bayangan garis penunjuk yang bergerak pada skala digunakan cincin pegas dengan maksud untuk menghindari gesekan.
yang diam. Pembesaran pengubah mekanis adalah 4000 x, bagian Pembesaran dari alat ini dapat sampai 5000x.
pengubah optis 50 x, jadi pembesaran adalah 20.000 x.
blotlIrOfi
Cdrgfr bdd
mcar
ra.rtErr. - gtl
lvr.n n
| . p.|lite $t llr.drf.tfrilrjl
* . l-.. totd 10,06 ml
a -**. a . &it hpofttri.
Gambar 3.3. Sistem pengubah mekanis dari Eden-Rolt "milionth" I l*ou".,t r.,ro.*
m/
comparator
Bagian pengubah dari alat ukur pembanding Johanson Mikroka- Gambar 3.4. Konstruksi dari pengubah alat ukur pembanding
tor mempunyai pelat tipis dengan jarum penunjuk (yang sangat ringan) lohansson Mikrokator
Contoh alat ukur pembanding dengan prinsip pengubah me- mekanis biasanya berupa batang kinematis yang berfungsi untuk mem-
kanis dari jenis yang lain adalah buatan pabrik instrumen Sigma. Peng- perbesar perubahan gerakan dari silinder pengukur menurut perban-
ubah dari Sigma Comparator ini menggunakan "engsel" yang bebas dingan jarak antara kedua ujung batang terhadap engselnya. pengubah
gesekan, yaitu terdiri dari dua blok yang disatukan dengan tiga pelat mekanis ini akan menyebabkan perubahan kemiringannya suatu kaca
tipis yang saling menyilang, lihat Cambar 3.5. Apabila pada salah satu yang berfungsi sebagai pemantul berkas cahaya dari pengubah optis.
blok (yang bebas bergerak) diberi suatu beban maka blok ini akan ter- Dalam hal ini pengubah optis sesungguhnya merupakan sistem pem-
putar relatif terhadap blok yang diam, persis seperti gerakan pada eng- bentuk bayangan yang berupa garis yang diproyeksikan pada layar
sel. Lengan yang berbentuk akan memperbesar gerakan serta memu- dari gelas yang diasah serta diberi skala ukuran. Apabila perbandingan
jarak antara kedua ujung batang kinematis terhadap engselnya adalah
tar silinder dari batang penunjuk dengan perantaraan pita dari logam.
penekan yang berujung runcing dapat diatur jaraknya terhadap sumbu 2:1, sedang perbandingan jari-jari skala dengan jarak antara engsel
engsel dengan cara mengencangkan salah satu baut dan mengendor- dan ujung dari kaca pemantul adalah 50:1, maka pembesaran total
kan baut yang lain yang keduanya terpasang pada poros pengukur' dari alat ukur adalah:
Karena gerakan dari poros pengukur ini relatif kecil maka pemasan- - Pembesaranmekanis : 1x2Ox1 : 20 satuan
gannya pada rumah alat ukur dapat dilaksanakan dengan memakai di- - Pembesaran optis : 50 x 2 : 100 satuan
afragma, dengan demikian gesekan yang merugikan dapat dihindari. - Pembesaran total : 20 x 100 : 2000 satuan
Faktor pembesaran sebesar 2 dari sistem optis ini adalah ber-
asaldari pengaruh perubahan kemiringan kaca pemantul, seperti yang
dijelaskan ada Cambar 3.6.
Gambar 3.5. Skematis prinsip pengubah dari sigma Comparator porubdtan trrh
* rilindcr bcrklr cahayr.
p.ngukur
- zti+6t-N
3.3.2.2. Pengubah Mekanis OPtis
Beberapa alat ukur Pembanding menggunakan prinsiP kerja
Cambar 3.6. Prinsip kerja dari alat ukur mekanis optis
gabungan yaitu pengubah mekanis dan pengubah optis. Pengubah
vo - I vc,9n-r o Kr. I Apabila kedua kumparan sekunder ini dihubungkan secara seri, maka
K tegangan keluar akan sama dengan:
Vo : V, - V2 -- CV.,h. Al
Gambar 3.7. Pengubah kapasitif dengan skema penguat operasional Di mana C adalah konstanta yang tergantung dari konstruksi alat ini.
il
bergerak dalam arah tegak lurus arah gerakan pelat, dengan demikian
primer, Ks empat buah photosel yang disusun di belakang kedua pelat akan me.
nerima cahaya, dari sumber cahaya yang dipasang di depan kedua
rckundrr, K1 pelat, dengan intensitas yang bergantian antara kuat dan lemah, rihat
Cambar 3.9.
=l ffMffiUffi mula
' Perpindahan relatif antara kedua pelat ini dapat diketahui de' Udara dengan tekanan Ps, mengalir melalui lubang pengontrol
ngan cara menghitung jumlah pulsa yang diisyaratkan oleh keempat (yang dapat diatur diameter efektifnya) menuju ke ruang perantara.
photosel. Karena penghitungan di laksanakan secara elektronis dengan Karena diameter lubang pengontrol adalah tetap, D,, sedang diameter
kecepatan sampai 100.000 hitungan per detik, maka batas kecepat- efektif D, (melalui mana udara tekan ini mengalir keluar) adalah selalu
an gerakan pelat sewaktu proses pengukuran dilangsungkan adalah berubah sesuai dengan perbedaan antara diameter benda ukur dan
cukup besar. Alat ukur semacam ini banyak digunakan pada mesin diameter sensor, maka tekanan udara pada ruang perantara, Po, lugia
perkakas yang modern untuk mengetahui posisi dari suatu komponen akan berubah.
relatif terhadap komponen yang lain, misalnya posisi dari meja freis
(di mana produk ditempatkan) relatif terhadap pisau pemotongnya.
pongatur taktnt r P,
3.3.2.5. Pengubah Pneumatis
AIat ukur dengan pengubah pneumatis bekerja atas dasar suatu r-----1 /.pengatat
diameter D1
Sumbcr
gejala bahwa kondisi suatu aliran udara yang tertentu (tetap) akan udsra
tekan baromsls; 1Pt1
berubah apabila ada perubahan pada celah antara permukaan benda
ukur dengan permukaan sensor alat ukur (di mana udara ini mengalir
rutn9 parantara
melaluinya). Perubahan kondisi aliran udara ini dapat diketahui de'
ngan cara mengukur perubahan tekanannya ataupun kecepatan aliran- baromaer (Ptl
nya. Alat ukur pneumatis ini secara keseluruhannya dianggap sebagai
suatu sistem aliran udara yang terdiri dari bagian-bagian sebagai ber-
ikut:
l. Sumber udara tekan
2. Sensor yang berfungsi juga sebagai pengubah
3. Alat pengukur perubahan kondisi aliran udara
Berdasarkan cara pengukuran perubahan kondisi aliran udara
A7lA1
maka kita temukan dua jenis alat ukur pneumatis, yaitu:
1. Sistem Tekanan Balik (Back Pressure System)
2. Sistem Kecepatan Aliran (Flow-Velocity System)
Sistem Tekanan Balik Gambar 3.10. Alat ukur pneumatis dengan sistem tekanan balik
Prinsip kerja dari alat ukur pneumatis dengan sistem tekanan Dengan mengatur diameter efektif D, dan D, (mengatur luas lu-
balik dapat kita terangkan dengan menggunakan skema seperti Cam- bang efektif A, dan Ar) serta tekanan Ps (biasanya 1 sampai dengan
bar 3.'10. 29,6 N/cm2) maka dapat diperoleh suatu daerah linear yang cukup
lukan, jadi kecepatan aliran udara hanya dipengaruhi oleh perubahan ---*J
penampang efektif A, yaitu celah antara permukaan sensor dan per-
mukaan benda ukur. Biasanya kecepatan aliran udara diukur dengan
menggunakan tabung konis (dari gelas) dan suatu pengapung, lihat
Cambar 3-11. Karena adanya aliran udara maka pengapung akan
Gambar 3.11. Alat ukur pneumatis dengan sistem kecepatan aliran
terdesak ke atas sampai suatu kedudukan tertentu dia akan menga-
pung, yang berarti bahwa gaya beratnya adalah setimbang dengan
@ffiffi
Hal ini dimungkinkan karena sensor dapat direncanakan sesuai de-
ngan kondisi benda ukur serta jenis pengukuran, lihat Cambar 3.12.
Selain daripada itu, suatu keuntungan lain yang jelas terlihat adalah
bahwa kontak antara permukaan sensor dengan permukaan objek (81 (ct
ukur dapat dihindari karena adanya suatu "bantalan udara" dengan
@Ww
demikian keausan dari sensor dapat dikurangi. Sensor dengan lubang Jonlr konuk
dengan rirtlm
kecil yang menyemprotkan udara langsung ke permukaan obyek ukur A. Ionk (plunyarl
hanya sesuai dengan permukaan obyek ukur yang halus. Untuk per- B. Boh
c. P.ld
mukaan yang relatif kasar (Ra > 1,25) maka perlu digunakan sensor i (N (Bt (ct
jenis lain yang mempunyai bagian mekanis antara lubang aliran udara
dengan benda ukur. Sensor mekanis ini dapat berupa bola, batang,
silinder atau pelat yang bersinggungan langsung dengan permukaan
obyek ukur, yang mana suatu gerakan padanya akan menyebabkan
Gambar 3.12. Macam-macam sensor alat ukur pneumatis
perubahan diameter efektif dari lubang aliran udara.
ngan obyek di sini adalah benda ukurnya sendiri atau komponen dari -L-\_\-..
alat ukur misalnya skala atau garis indeks. Sistem optis biasanya terdiri
dari salah satu gabungan komponen-komponen yang berupa cermin,
lensa atau prisma, melalui mana berkas cahaya akan dipantulkan dan/
atau dibiaskan. Beberapa jenis sistem optis yang digunakan dalam bi-
dang metrologi antara lain adalah: pembesar, mikroskop, proyektor, Gambar 3.73. Prinsip dari lensa pembesar
teleskop, autokolimator dan teleskop posisi.
Mikroskop
Lensa pembesar Apabila dua lensa pembesar diatur menjadi satu sistem optis
Sistem optis yang paling sederhana yang memungkinkan se- maka disebut dengan nama mikroskop. Lensa pembesar yang berada
seorang untuk melihat suatu obyek dengan lebih jelas adalah pem- di dekat mata disebut okuler, sedang yang berada di dekat obyek ber-
besar, atau lebih umum dikenal dengan nama lensa pembesar. Suatu nama obyektif. secara skematis prinsip dari mikroskop ini dapat dilihat
obyek yang diletakkan tepat pada jarak fokus (titik api) dari lensa pada Cambar 3.14. Suatu obyek MN yang diletakkan di depan obyek-
pembesar akan terlihat oleh mata sebagai suatu bayangan dari obyek tif akan membentuk bayangan nyata dan terbalik PQ. Melalui okuler
dengan ukuran yang lebih besar, lihat Cambar 3.13. Pembesarannya bayangan PQ ini akan terlihat oleh mata sebagai bayangan RS, yang
adalah: jika dibandingkan dengan ukuran obyek aslinya maka pembesaran to-
tal adalah:
OPD RS RS PQ
MNf MN $.7\
-=+
-= PQ MN
Dimana:
Dimana, D : jarak terdekat dari benda yang masih dapat terlihat oleh RS
mata dengan jelas (tanpa lensa). Untuk mata normal M,\ : Pembesaran total
adalah 250 mm
R5
f : jarak fokus dari pembesar, mm PQ
: pembesaran okuler
PQ
: pembesaran obyektif
MN
,l r'- 1!l I I, i; ru
i
I
\.
\>-
\\ I
\*
Autokolimator
Dua macam alat ukur optis yang menggunakan prinsip dasar
dari teleskop adalah autokolimator dan teleskop posisi. Cambar 3.17
menggambarkan prinsip dari autokolimator, dengan suatu kondensor
yang menyearahkan berkas cahaya dari sumber cahaya menuju target
yang berupa garis. Suatu cermin semi reflektor (setengah memantulkan
dan setengah meneruskan cahaya) dengan posisi miring 45'terhadap
sumbu optis dari teleskop akan membuat seolah-olah target terletak
Gambar 3.17. Prinsip dari Autokolimator
pada sumbu optis dan tepat pada jarak fokus dari obyektif. Dengan
demikian berkas cahaya yang keluar dari obyektif akan merupakan Teleskop posisi
berkas cahaya yang sejaiar. Berkas cahaya ini kemudian dipantulkan Berbeda dengan autokolimator, suatu teleskop posisi tidak
kembali oleh suatu cermin yang diletakkan pada iarak tertentu di de' bekerja atas dasar pantulan dari berkas cahaya akibat kemiringan
pan autokolimator. Apabila kedudukan cermin sedikit miring, maka suatu target yang berupa cermin, akan tetapi mengamati secara lang-
cahaya yang dipantulkan akan diterima kembali oleh obyektif yang sung perpindahan posisi dari target dalam arah horisontal dan vertikal.
kemudian difokuskan pada bidang fokus akan tetapi tidak tepat pada Perpindahan bayangan target dapat diukur dengan salah satu dari dua
sumbu optis. Caris bayangan dari target dapat diamati melalui okuler cara berikut. Pertama, dengan suatu kaca yang diberi garis referensi
dan terletak pada fokus dari okuler, yang digerakkan langsung oleh 5.4 PENUNJUI{/PENCAMilT
ulir dari kepala mikrometer (lihat pada contoh autokolimator). Kedua
Penunjuk atau pencatat adalah bagian dari alat ukur melalui
adalah dengan memakai mikrometer optis, yaitu berupa keping gelas
mana harga dari hasil suatu pengukuran ditunjukkan atau dicatat.
dengan dua sisi yang sejajar (keping paralel). Suatu berkas cahaya de-
Hampir semua alat ukur, kecuali beberapa alat ukur standar dan alat
ngan sudut datang nol (berimpit dengan garis normal) akan diteruskan
ukur batas, mempunyai bagian penunjuk yang dapat kita kategorikan
melalui keping paralel secara lurus. Apabila sudut datang tidak sama
menjadi 2 macam, yaitu:
dengan nol, maka berkas cahaya akan dibiaskan mendekati normal
untuk kemudian pada sisi yang lain akan dibiaskan kembali menjauhi 1. Penunjuk berskala, dan
normal, sehingga arah berkas cahaya tetap seperti semula akan tetapi 2. Penunjuk berangka (digital)
telah menggeser sejauh d, lihat Cambar 3.1 8. Untuk suatu sudut datang
3.4.1. Penunjuk Berskala
yang kecil maka perubahan kerniringan dari keping paralel akan setaraf
Skala adalah susunan garis yang beraturan dengan jarak antara
dengan perubahan jarak d. Pengaturan kemiringan dari keping paralel
dua garis yang berdekatan dibuat tetap dan mempunyai arti tertentu.
dilaksanakan dengan suatu mekanisme yang berhubungan langsung
dengan dua kepala mikrometer untuk pembacaan pergeseran dari tar- Jarak antara dua garis dari skala atat ukur geometris dapat ber-
get dalam arah horisontal dan vertikal. arti bagian dari meter atau bagian dari derajat. Secara visual pemba-
caan dilakukan dengan pertolongan garis indeks atau jarum penunjuk
yang bergerak relatif terhadap skala. Posisi dari garis indeks atau jarum
penunjuk pada skala menyatakan suatu harga (hasil sudut pengukur-
an), lihat Cambar 3.19.
et i$rlllne
\"* fi,\" 'rlYnlt,,,fi
t t obvrrtb
okulcr knra . hmr
!
glrlr lndska
om{tk psrrtokut "tfif*t tltr't J.rum panunluk
Gambar 3.18. Prinsip dari teleskop posisi dengan mikrometer optis Gambar 3.19. Skala dengan garis indeks dan iarum penuniuk
Teknik Pengukuran 51
50 lnstrumentasi &, Alat Ukur
Skala iNonius (Vernier Scale) Sedang n adalah jarak antara dua garis skala nonius, maka se-
tiap satu bagian skala utama akan lebih panjang sebesar k dibanding-
Tidak selalu garis indeks tepat segaris dengan garis skala, akan
kan dengan satu bagian skala nonius. Apabila posisi garis nol nonius
tetapi sering garis indeks ini terletak di antara dua garis skala sehingga
adalah tepat segaris dengan suatu garis skala utama misalkan A, maka
timbul kesulitan di dalam menentukan harganya. Oleh karena itu un-
hasil pengukuran adalah tepat berharga A. Selanjutnya apabila garis
tuk menaikkan kecermatan pembacaan maka garis indeks sering di-
nol nonius tergeser ke kanan sebesar k maka garis pertama nonius
ganti dengan suatu susunan garis yang disebut dengan skala nonius
akan tepat segaris dengan salah satu garis skala utama. Seandainya
yang mana sesuai dengan cara pembuatannya dikenal dua macam ska-
garis nol nonius lebih tergeser ke kanan lagi sejauh 2 k dari posisi garis
la nonius, skala nonius satu dimensi dan skala nonius dua dimensi.
A maka garis kedua noniuslah yang tepat segaris dengan salah satu
Prinsip dari skala nonius satu dimensi mungkin dapat kita jelas- garis skala utama. Proses pergeseran ini dapat kita lakukan terus sam-
kan sebagaimana Cambar 3.20. Skala alat ukur dalam hal ini kita sebut pai akhirnya garis nol nonius kembali menjadi segaris dengan garis
sebagai skala utama sedang skala yang terletak di bawahnya disebut skala utama (sesudah A). Dengan demikian penentuan posisi garis nol
skala nonius. Misalkan jarak antara dua garis skala utama adalah u. nonius relatif terhadap A adalah melihat garis nonius yang keberapa
yang menjadi segaris dengan salah satu garis skala utama.
Skala nonius
Besar u
Kecermatan pada skala Besar n Panjang/
fumlah besar Garir nol ooniur bslum rnelc-
utama pada skala
bagian keseluruhan wai ratengah brgian rkrls uts.
nonius ms.
1
(0,10) mm lmm 0,9 mm 'r0 9mm
10 Garir nol noniur tdah mclewa.
ta r.tGng.h brEilh d6rl rkal.
utsrn€, po.rEscaao diulrno lrga
1 mulai dari grris nol nonius.
(0,05)rrn lmm 0,95 mm 20 19 mm
20
2mm 1,95 mm 30 39 mm
1
(0,02)mm 1mm 0,98 mm 50 49 mm
;o
1mm 0,98 mm 25 24,5 mm
Gambar 3.21. Pembagian skala utama meniadi dua bagian, apabila
skala nonius hanya setengah paniang keseluruhannya
(5,) mm 110 12 110
10 1o
a 12
Beberapa contoh cara pembacaan dengan memakai skala noni-
20 230 12 23
12
us ditunjukkan pada Cambar 3.22. Untuk garis nol nonius yang tidak
segaris dengan garis skala utama maka penunjukan berharga sama
5go dengan harga dari skala utama sesudah garis nol nonius ditambah
,0,,0,,,n
$ 1o
60
30 29,5
dengan harga garis skala nonius adalah menyatakan sepersepuluh
harga skala utama. Angka pada skala nonius adalah menyatakan se
persepuluh harga skala utama, atau dalam menit kalau skala utama
Supaya skala nonius tidak begitu panjang (tidak memakan tem-
pat), kadang-kadang hanya setengah panjang keseluruhan skala noni- dalam derajat. Untuk skala nonius dengan setengah panjang keselu-
ruhannya, jika garis nol nonius telah melewati setengah bagian skala
us saja yang dipakai dengan catatan bahwa setiap bagian dari skala
utama, maka kita harus menambahkan angka lima pada setiap angka
utama dalam hal ini harus dibagi menjadi dua sehingga pembacaan
dari skala nonius (atau menambah tiga puluh menit untuk skala utama
dapat diulangi lagi mulai dari garis nol nonius setelah setengah bagian
dari skala utama dilewati, lihat Cambar 3.21.
dalam derajat). r
50 qt0zo
posiri taprt
tI
Potiti targcsr porirl tlprt pocirl tdl!6rcr
nonfut krnrn
tu
I rkala krnan.2-20' I
E"t"k -t"/?"5;:l
Gambar 3.23. Prinsip skala nonius dua dimensi
Gambar 3.22. Contoh pembacaan skala nonius Kecermatan pembacaan adalah tergantung dari jumlah garis
mendatar nonius. Untuk n:
10 maka kecermatannya adalah
(1/10) x u, jika n -
100 maka kecermatannya adalah (1/100) x u.
Beberapa alat ukur yang peka diperlengkapi dengan pengubah Skala mikrometer
optis yang berfungsi sebagai pembesar bayangan dari skala utama. Skala pada semua jenis mikrometer dibuat pada kedua bagian
Melalui okuler kita dapat melihat jarak antara dua garis skala utama dari mikrometer, pertama pada silinder tetap (kita sebut skala tetap)
menjadi lebih jauh terpisah, dengan demikian beberapa skala nonius dan kedua pada silinder putar (kita namakan skala putar). Tepi dari
{biasanya 10 buah) dapat disusun sekaligus untuk pembacaan jarak silinder putar berfungsi sebagai garis indeks untuk pembacaan skala
pada sepersepuluh bagian dari skala. Gambar 3.24 adalah merupakan tetap (pembacaan kasar), sedang garis yang melintang sepanjang ska-
dua contoh pembacaan dengan skala nonius dua dimensi dengan n Ia tetap berfungsi sebagai garis indeks untuk pembacaan skala putar
samadengan 10 dan 100. (pembacaan halus). Biasanya untuk satu kali putaran, tepi dari silinder
putar akan menggeser (pembacaan halus) sejauh setengah skala tetap
(0,5 mm), oleh karena itu angka pada skala putar bermula dan ber-
akhir pada angka 0 yang juga berarti angka 50 apabila pembagian
skala putar adalah 50 buah. Dengan demikian satu bagian dari skala
putar adalah sesuaidengan jarak 0,01 mm. Apabila tepi silinder putar
telah melewati setengah bagian dari skala utama, maka angka pada
0t234 56? silinder putar harus diartikan sebagai kelebihannya angka 50. cambar
&a 3.25 adalah merupakan contoh pembacaan skala mikrometer dengan
kecermatan 0,0'l mm.
35-
Beberapa mikrometer mempunyai silinder putar dengan dia-
((rl\
meter yang relatif besar, dengan demikian pembagian skala putar
dapat diperhalus. Kecermatan sampai 0,002 mm dapat dicapai dengan
membuat pembagian skala putar menjadi 250 buah. Untuk mikrom-
63336 rnm eter dengan diameter silinder putar yang agak kecil pun dapat dinaik-
kan kecermatan pembacaannya, yaitu dengan cara membuat skara
nonius (satu dimensi) yang digunakan pada waktu membaca skala
putar. skala nonius ini dibuat pada silinder tetap pada arah agak lurus
Carnbar 3"24" Skala nonius (kiri) dua drmensi skala tetap dengan garis melintangnya skala tetap dianggap sebagai
garis nol nonius. Kecermatan pembacaan dalam hal ini tergantung dari
Untuk n : '100 maka dibuat sl<ala nonius yang melingkar de'
cara pembuatan skala nonius (lihat pada pembicaraan mengenai skala
ngan maksud untuk rnernperjelas pembacaan serta tidak terlalu pan-
nonius satu dimensi, dalam hal ini skala putar dianggap sebagai skala
jang ke bawah. Skala nonius jenis ini dibuat dengan teknik fotografi
utama). Contoh pembacaan skala mikrometer dengan skala nonius
pada keping kaca yang tipis serta kecil yang kemudian dipasang tepat
adalah seperti Cambar 3.26.
pada fokus dari okuler.
$kola nonius 10
I 10
1
O6
A !o
7
6
I
:/
5
o '8
-a'
4
4_J.*
1,..,1, ,-=:-::=
+@*
0 2
I ll I
6,487 mrr
|'l't't't'l'
s\ o 05 \ 45
l'11'|1'||,
48
\
l-s@ t*t,..t: 40
pada skala, yaitu apabila mata kita tidak pada satu bidang yang melalui rrya" Penunjuk berangka ini dapat kita golongkan menjadi 2 macam,
jarum penunjuk dan tegak lurus bidang skala (bidang pembacaan), yaitu jenis mekanis dan jenis elektronis.
lihat Cambar 3.27. Paralaks ini dapat dicegah apabila mata kita (sebe-
Penunjuk digital mekanis terdiri dari susunan beberapa silinder
lah kanan atau sebelah kiri) tepat pada bidang pembacaan. Beberapa
rnasing-masing diberi angka pada permukaannya rnulai dari 0 sampai
alat ukur mempunyai cermin pada bidang skalanya, dengan demikian
<lengan 9, Iihat cambar 3.28. Mulai dari yang paring kanan silinder-
apabila mata kita tepat pada bidang pembacaan rnaka bayangan dari
sitinder tersebut kita sebut sebagai silinder pertama, kedua dan se-
.iarum penunjuk masih tetap kelihatan, pembacaan boleh dilakukan lorusnya. Melalui sistem roda gigi, pengubah mekanis secara kontinu
setelah jarum penun.iuk menutupi bayangannya. Meskipun tidak me.
rnemutar silinder pertama. Untuk satu kali putaran, silinder pertama
makai cermin, dengan membuat letak jarum penunjuk sangat dekat
.rkan memutar silinder ke dua sebanyak 1i10 putaran. Apabila silinder
dengan bidang skala maka akibat dari paralaks dapat dikurangi.
kedua ini telah genap berputar satu kali maka silinder ketiga akan ter-
putar sebanyak l/10 putaran. proses pemutaran silinder dengan cara
bertingkat ini dapat berlangsung terus sampai silinder berakhir. De-
ngan demikian angka pada suatu silinder menyatakan kelipatan 10
dari angka silinder disamping kanannya.
trtsdplrlrls
po:bl m*ryrne beitrr
- hqlylm.llhrtiarun
poddil.r,
wnrfenr podd .ndr yrre bantr
- m.lhrt hrurn
drn bryrrffmya
Lrrdl p.rdk
i---r*s;;f -l
! qlcktrir r
iprnghhury 11
putrt) PGnYctcl
I porlri ml
l.rk terelakan dan (b) penyebab tetap yang dapat dikurangi. Penyebab
dihitung. Produk seperti sekering atau korek api tidak dapat diperiksa
tetap dapat dikurangi karena mencakup faktor-faktor seperti alat perka-
100%, karena cara pengujiannya dapat merusak produk tersebut. Ke-
kas yang tidak baik, cara pengukuran yang kurang baik, cacat bahan
giatan inspeksi itu mahal dan tidak ada keuntungan tambahan apa-apa
atau buruh yang tak terlatih. Peta kontrol atau teknik pengawasan
terhadap produk yang dibuat sesuai spesifikasi (tidak cacat).
mutu dapat membedakan bila terjadi penyimpangan normal dan bila
Teknologi yang disebut pengawasan rnutu memungkinkan terjadi cacat oleh penyebab yang dapat dikurangi. Pemilihan contoh
seorang inspektur menyusun pola pengambilan contoh secara matema- dengan bebas sangat penting bleh karena harus mewakili produk yang
tik dan menetapkan apakah rangkaian produksi suku cadang dapat dihasilkan. Berbagai teknik digunakan untuk memilih produk, antara
diterima dengan catatan bahwa pemesan tersebut dapat menerima lain berdasarkan sinyal elektronik yang diprogramkan atau pada saat-
sejumlah produk cacat. Jumlah produk cacat yang dapat diterima bi- saat tertentu, namun cara yang terbaik (secara maternatik) adalah pe-
asanya 3 diantara 1000 suku cadang yang dihasilkan. , mi!ihan acak.
Menaikkan ukuran sampel (contoh) akan mengurangi probabili-
Penyebab acak yang tak terelakan merupakan variabilitas (gang-
tas kesalahan tipe 2, yang berarti mempertinggi kemampuan peta kon-
guan) dasar yang merupakan pengaruh kumulatif dari banyaknyta se-
trol untuk menyidik keadaan tidak terkendali. bab kecil yang pada dasarnya tidak terkendali. Bi!a gangguan dasar
Untuk menerapkan teknik pengawasan mutu, dalam inspeksi saat proses relatif kecil, biasanya dipandang sebagai tingkat yang dapat
perlu diambil langkah-langkah berikut: diterima atau normal terjadi sari saat proses. Suatu proses yang beker.ia
1. Periksalah serangkaian produk hanya dengan adanya variasi dari penyebab caat yang tak terelakkarr
2. Ukurlah dimensi, sampel dikatakan masih dalam pengendalian statistik.
3. Hitunglah deviasi dimensi terhadap dimensi rata-rata Deviasi standar o, dari dimensi suku cadang yang diperiksa ha-
4. Susunlah peta kontrol rus dihitung untuk dapat menyusun chartcantrol, yang merupakan alat
5. Gambarkan data pada peta kontrol dasar dari prosedur pengawasan mutu. Deviasi standar memberikan
' Produksi mampu tuk ar (interchangeable manufacture)mencakup ukuran penyimpangan dimensi terhadap dimensi rata-rata. Bila telah
pengertian bahwa suku cadang yang dirakit dapat diambil secara acak terhimpun data bebas dari penyebab variasi yang dapat dikurangi dan
di antara ribuan suku cadang. Dalam sistem produksi ini, suaian selek- bila deviasi standar telah dihitung, maka peta kontrol dapat dibuat. 5e-
tif tidak perlu, kecuali bila dijumpai kelegaan khusus. Ketepatan yang lanjutnya o hanya perlu dihitung untuk mengecek nilainya, khususnya
berlebihan juga tidak diperlukan oleh karena biaya produksi akan me- bila proses diubah sedikit.
ningkat dengan bertambah ketatnya batas pengerjaan. Produk tidak
Kebanyakan inspektur mengelompokkan data dalarn subgrup
perlu dibuat dengan bertambah ketatnya batas pengerjaan. Produk ti-
terdiri dari empat dan menganggapnya sebagai suatu sampel meskipun
dak perlu dibuat dengan ketelitian yang melebihi persyaratan penggu-
suku cadang tidak diambil pada saat yang bersamaan. Suku cadang
naannya. Oleh karena itu harus dapat ditentukan keseimbangan antara
harus dikelompokkan sesuai dengan urutan pengambilannya. Harga
biaya produksi dan kemudahan perakitan.
standar deviasi o, ditentukan sebagai berikut:
Pemilihan contoh harus dilakukan dengan bebas. Ada dua jenis
variasi dimensi yang terdapat pada produksi: (a) penyebab acak yang
\ :
3 unit 2,39
xr x2 ... dimensi masing-masing sampel, mm
4 unit 1,88
x : dimensi rata-rata dari sampel, mm
5 unit 1,60
n : jumlah suku cadang dalam setiap sampel
10 unit 1,03
3. Hitungtah harga deviasi rata-rata o, dengan menggunakan jumlah
subgrup, N Limit toleransi untuk suatu suku cadang selalu digambarkan di
luar limit kontrol. Setelah chart contro/ selesai dan datadata dima-
o= 3,
N,
dengan menggunakan jumlah subgrup, N sukkan maka diperoleh catatan mengenai variasi suatu dimensi yang
diamati selama suatu kurun waktu tertentu. Data yang dihasilkan akan
Peta kontrol, seperti terlihat pada Gambar 4.1, dibuat dengan
tercatat secara acak di antara garis kontrol dengan syarat bahwa semua
menggambarkan dimensi rata-rata sampel sebagai fungsi waktu, limit penyebab tetap yang dapat dikurangi,telah ditia{akan. Bila diperoleh
kontrot atas dan limit bawah digambarkan 3o, adalah suatu limit yang
data demikian, maka dapat dikatakan bahwa 99,73o1o dari jumlah suku
dapat diterima di industri. Jadi limit kontrol ditentukan sedemikian
cadang yang dihasilkan memenuhi syarat. Hal ini berarti bahwa tidak
rupa sehingga tidak lebih dari 3 diantara 1000 akan mempunyai ca-
lebih dari 3 produk di antara 1000 buah yang tidak memenuhi per-
cat-
syaratan"
Limit toleransi atas Selama titik-titik jatuh di antara garis kontrol, tidak diperlukan
penyetelan atau penyesuaian proses. Bila lima atau tujuh titik secara
Limil kontrol atast bersusulan berada di atas atau di bawah harga rata-rata, proses itu
harus dicek kembali. Bila titik-titik berada di luar garis kontrol, penye.
babnya harus dicari dan diperbaiki dengan segera.
a
,
E
Limit kontrol atas LKA dan limit kontrol bawah, LKB sama dengan
A,6 = 3o,
G
c
2.504 Upper ccnlrol limit
3o1 = 0.005
AI-ATUKUR
o
ctt
2.$2
o-
E
o
i= 2.500
co 2.198 3or = 0'0O5
5 2.196 Limit kontrol bauah
!
3 2"4%
2,492
Waktu
s.tr. STANDAR PENGUKUKAN
-->
esuai dengan Undang-Undang No.2 Tahun 1981 tentang Metro-
logi Legal, lndonesia menganut sistem Sl. Sistem satuan Sl terdiri
dari 7 satuan dasar dan 2 satuan tambahan. Lihat tabel 5.1.
Cambar 4.3. I-imit kontrol dan limit toleransi untuk pengganlal
Satu meter adalah 1650 x 763,73 x panjang gelombang (garis
Oleh karena itu, 3o; 2,39 (0.002) jingga) radiasiatom Krypton 86. Definisi ini menggambarkan ketelitian
0.0048 dalam metrologi akan tetapi untuk pengukuran sehari-hari diperlukan
0.005 (kira-kira) adanya suatu standar di perusahaan. Untuk hal tersebut digunakan
Pada Cambar 4.3. terlihat chart control dan data selanjutnya seperangkat blok ukur presisi yang dipakai sebagai standar pemban-
dapat digarnbarkan pada chart ini untuk menentukan kontrol proses. ding.
Biasanya diperlukan lebih banyak data untuk menentukan o. Contoh
perhitungan tersebut di atas hanya menguraikan metode yang digu-
nakan. I-irnit toleransi bilateral sekurang-kurangnya 2.500 + 0,005
5.2 B[.OK UKUR PRDSISI
mrn dan hampir selalu sekurang-kurangnya 2.500 + 0,006 rnrr! agar Blok ukur berbentuk persegi panjang, bulat atau persegi em-
ada kelonggaran sedikit antara Iimit kontrol dan linrit toleransi. pat, mernpunyai dua sisi sejajar dengan ukuran yang tepat. Blok ukur
dapat dibuat dari baja perkakas, ba.ia khrom, baja tahan karat, khrom
ma:€]cece karbida atau karbida tungsten. Karbida tungsten merupakan yang
paling keras dan mahal. Dapat diperoleh blok ukur laboratorium de-
*:o^'^o-.-untuk
ngan jaminan ketelitian panjang nominal 1,5 sampai
- 0,025
25 mm. Blok-blok ini terutama digunakan sebagai pembanding pen- 10 blok dengan imbuhan sebesar 10 mm mulai dari 10 hingga 100
gukur teliti untuk mengukur perkakas, pengukur dan die dan sebagai
mm
standar laboratorium induk untuk mengontrol ukuran selama produksi.
Ketelitiannya hanya berlaku pada 20"C. Dengan menggunakan suatu Bila diperlukan standar dimensi sebesar 91.658 maka prosedur
set yang terdiri dari BB blok, hampir sama dimensi antara 1,001 sam- untuk memperoleh kombinasi yang sesuai adalah dengan cara pengu-
pai 700 mm dapat dikur langkah imbuh sebesar 0,001 mm" rangan seperti terlihat pada Tabel 5.1.
Mikrometer dan instrumen jangka sorong dapat digunakan un- Tabel 5.1. Posedur untuk Memperoleh Standar Dimensi yang Sesuai
tuk mengecek toleransi bila berkisar antara 0,001 dan 0,0005 mm. Bila
Blok yang digunakan
diperl ukan ketel itian sam pai m i kron, d iperl ukan laboratori um dengan
Dimensi yang dikehendaki 91.658 mm 1.008 mm
suhu tetap, perlengkapan ukur optik atau elektronik untuk kalibrasi
Ribuan x.008
dan pembandingan blok ukur. Dapat diperoleh pula blok ukur sudut
Sisa 90.6s8
dengan ketelitian yang menyamai blok ukur presisi. Suatu set yang
Ratusan 1.15 1.15
terdiri dari 16 blok sudah memungkinkan pengukuran sudut dengan
ketelitian satu detik. Sisa 89.5
Puluhan 9.5 9.5
Blok ukur teliti dirakit dengan proses putar. Mula-mula blok
Sisa 80
dibersihkan dengan cermat. Blok yang satu diletakkan tepat di atas
Satuan 80 BO
lainnya kemudian diosilasikan sedikit, kemudian digeser dan diputar
Sisa 0
sedikit di bawah pengaruh tekanan. Selaput cairan antara permukaan
91"558
blok menyebabkan blok tersebut melekat erat-erat. Blok baja perkakas
akan mengalami keausan sebesar 0,001 mm setiap 1000 putaran oleh
karena itu bila sering digunakan, harus dipilih blok dari bahan yang
lebih keras. Blok ukur yang dirangkaikan dengan cara seperti telah
dijelaskan tadi harus dilepaskan kembali setelah beberapa jam.
Dalam set blok ukur karbida terdapat 88 blok dengan dimensi
berikut:
3 blok 0,5, 1,00, 1,0005 mm
9 blok dengan imbuhan sebesar 0,001 mm mulai dari 1,001 hingga
1,009 mm
49 blok dengan imbuhan sebesar 0,01 mm mulai dari '1,01 hingga
r.l5
1,49 mm
l7 blok dengan imbuhan sebesar 0,5 mm mulai dari 1,5 hingga 9,5
mrn Gambar 5.1. Susunan blok ukur hingga mencapai 91.658 mm
Alot Ukur 79
78 lnstrumentasi & Alat Ukur
1
banyak 0,05 mm setiap putaran. Pada barrelterdapat garis-garis yang Karena daya ukur mikrometer umumnya adalah 25 mm, dibuat
diberi tanda skala milimeter, dan garis di atasnya menunjukkan sete- beberapa ukuran mikrometer untuk berbagai jumlah. Prinsip mikrc-
ngah milimeter. Skala lingkaran berjumlah 50 (pembagian yang sama) meter juga diterapkan untuk pengukur diameter dalam, ukuran ke-
diberi nilai 0,5, 10 dan seterusnya sampai 50. Oleh karena itu setiap dalaman dan untuk mengukur ulir.
skala adalah 1/50 dan Yz mm, 1/100 atau 0,01 mm. Sebagai contoh, Untuk memperhalus pembacaan mikrometer hingga 0,002
perhatikanlah Cambar 5.3. mm, barreldilengkapidengan vernir. Vernir, lihat Gambar 5.3, kanan
Pertama-tama perhatikanlah bilangan bulat pada skala utama bawah. Setiap garis vernir mewakili dua perseribuan milimeter (0,002
barrel,lalu perhatikanlah apakah terbaca skala setengah milimeter di mm) dan setiap garis diberi tanda 0,2, 4,6, B dan '10. Untuk membaca
atas (ada kalanya di bawah) skala utama dan akhirnya bacalah skala mikrometer vernir perlu diperhatikan skala utama, skala minor dan
perseratusan pada lingkaran. skala pemutar. Kemudian perhatikan garis vernir mana yang berimpit
dengan garis skala pemutar.
Alat ukur optik, yang tampak pada Cambar 5.5. dapat diguna-
kan untuk mengukur perbedaan ketinggian sebesar 1 per 10.000. Alat
tersebut dilengkapi dengan spindel yang dapat dipertukarkan sehingga
bilah rinur
dapat diukur berbagai ketinggian. Spindelditurunkan dengan motor
listrik sampai terjadi kontak dengan benda kerja di bawah pengaruh
tekanan 2 sampai 3N. Dimensi sesungguhnya dapat dibaca pada skala
vernir yang diatur dengan tombol.
6.2 DEFTNISI
a. Kapasitas adalah hasil maksimum suatu sistem di dalam suatu
periode tertentu
b. Ukuran kapasitas adalah banyaknya satuan maksinnum yang dapat
dihasilkan pada waktu tertentu
c. Kerja adalah perubahan energi
W:E,_Ez
Di mana:
W: Kerja
Gambar 5.7. Alat pengukur ketinggian
El : Menunjukkan energi mula
E2 - Menyatakan energi akhir
gog:$ceca d. Energi adatah kemampuan untuk melaksanakan kerja
e. Kapasitas keria adalah hasil maksimum perubahan energi dari
suatu sistem didalam suatu periode tertentu
1. Spesifikasi
6.4 PEMUKUKI{APASITAS Unit Pengukur
I{EITTA
Display Digital LED, 3 digit
Peralatan/alat ukur kapasitas kerja terdiri dari: Batas Pengukuran 0-300 kg, minimum 1 kg
1" Digital Electronic Back Muscle Dynamometer Model KE-D 300 Ketelitian Kurang dari 2olo kesalahan bobot nilai
2. Digital Trunk Flexion Dounward Flexibility Test Model W-D Penyetelan ulang Manual, nitai not dibuat secara oto-
351 1
matis dan simultan
Sumber power AC 100 Y,50160Hz s) Berdiri diatas bantalan (10) regangkan lutut dan genggam
Konsumsi power 10w tangkai genggaman (7). Miringkan tubuh 300 ke depan, ke-
rnudian sesuaikan panjang rantai genggaman dengan postur
Unit Converter tubuh.
Meter yang digunakan Meteran perak tegang 6) Tarik genggaman dengan kedua tangan dan menariknya per-
Perekat ardened epoxy resin temperature lahan-lahan. Dalam hal ini, janganlah membengkokkan lutut
tinggi dan tangan, jangan membiarkan seluruh tubuh ke bagian be'
Tongkat Baja tahan karat Sus-27 lakang dan usahakan tubuh dalam keadaan tegak.
2l Tombol penyetelan Tombol ditekan untuk mendapat- 1) Saudara akan mendapatkan hasil lebih baik apabila pengukuran
kan pembacaan "0', penyesuaian 0 dilakukan dua kali, namun janganlah melakukan pengukuran dua
dibuat secara otomatis dan simultan kali secara simultan pada subjek yang sama.
Cambar-l Cambar-2
1. Spesifikasi
Counter
Batas pengukuran -20 hingga + 35 cm
Pembacaan minimum 0,5 cm
Sumber tenaga AC 100 V 50/60 Hz
Cambar-2
Ukuran 37,5 (lebar) x 33,5 (kedalaman) x 16,5 Cambar-1
(tinggi) cm
Sensor
Sistem tombol fotoelektrik
Jarak gerak kursor 55 cm
Ukuran pijakan 30 (1) x 30 (k)x 12 (t) cm
M
Dua (2) kali dilengkapi untuk kedudukan pijakan
2. Counter
Tombol power Dengan menghidupkan lampu display .l!_
U
(3)
Tombol penyetel Tempat display (#) ke-20,0
Display Hasil pengukuran ditampilkan dalam
digit dengan tanda (+) dan C) Gambar-3 Cambar-4 Cambar-5
lnput lnlet electric, masukan cok sensor
Wayar elektrik Hubungkan ke AC 100 V
Sekering 2 A, dalam tube
konversikan sudut pengukur yang dikaitkan dengan gerakan dagu. Tu- '1. Spesifikasi
buh bagian atas subjek telungkup secara datar pada dipan. Batas pengukuran 0-80 cm, rnin 0,5 mm
Display LED (merah) 3 digit digital
Power AC lOO V, 1O W
i.:.i.r,gre::an oi- ir lsg securlng belt Dipan Rangka baja, lapis kulit, sabuk pengikat
=t"
,: !. ***:+) H,frft^w i- kaki (2)
Ukuran 220 (p) x 90 (1)x 70 (t) rnm
ta:J4t
drrg[y 2. Prinsip Pengukuran
i
^/'.t -
Seperti Cambar 2, alat ini dilengkapi dengan pengukur de-
t\ 1.'-, 7i =.( i ngan panjang yang tetap dari AD titik putaran di A. penarnpang
bataocc reigtt dagu lekat pada tuas pengukur di D. Beban ditumpu pada ujung
ts t\-
lcvcr lain dituas pengukur untuk n'lendapatkan pengukuran. Alat pen&-
7zI
r- r:, .\ -_ 7 ,_ hcr.!: ukur dapai diturunkan dengan adanya sedikit tekanan.
Poxcr Ie(tch ')2ylz.,:t:' Rotary encoder dipasang di titik A yang mengukur surd,.rt r:larr
*ii: - .-, reset Cwitch
Polre1. cofd sumbu datar. Titik A dirancang bagi subjek untuk dapat bergerak
leluasa ke depan dan belakang secara linier. Biia subjek telung-
Gambar-1 kup pada dipan dan meletakkan dagunya pada tuas pengukur dan
menggerakkan tubuh bagian atas ke atas perlahan-lahan sehingga
tuas pengukur akan membentuk sudut sesuai dengan kenaikan ba-
gian tubuh.
Secara simultan rotary encoder mencatat sudut yang terben-
tuk di titik A dan menghitung tinggi dagu subjek dengan persa-
maan berikut:
DC : (Sin O.DA)- BC
It:i.-
lx:
l'-'--
Perhatian
kaitnya"
Gambar 4
7.1 TUJUAN
a. Mengukur waktu respon dari keseluruhan tubuh
b. Mengukur reaksi gerak lambat dan cepat tangan dan keseluruhan
tubuh
c. Mendeteksi jumlah ketukan yang dilakukan oleh jari subyek
d. Menentukan jumlah ketukan persatuan waktu yang ditampiikan
secara digit
7.2 DEFINISI
lstilah lelah dalam bahasa tnggris: Fatique. Daram irmu teknik
lelah adalah perubahan yang terjadi datam bahan yang mengalarnl
tekanan berulang-ulang dan akhirnya menyebabkan bahan itu retak
atau rusak. Lelah merupakan suatu perasaan, dan bagi setiap orang
akan mempunyai arti tersendiri dan sifatnya subyektif.
P,
Pengaruh-pengaruh ini berkumpul dalam tubuh dan mengaki- Cambar-I
batkan perasaan lelah. l. Struktur
Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tu- Alat terdiri dari:'
buh menghindari kerusakan lebih lanjut, sehingga dengan demikian 1) Unit Utama Display dan menu pengukuran
terjadiah pemulihan. 2) Kotak respon Untuk mengukur waktu r€spon
tangan
3) Lapis reaksi Untuk mengukur waktu reaksi se.
7"5 PIRAIITI UKUR I$OLEIAflAN OTOT turuh tubuh
4) Stimulator Cahaya (3 jenis), Suara (3 jenis)
7"3.1 Whole Body Reaction Tester Model YB - 1000 5) Kabel penghubung Unit utama 1 buah untuk stimulasi
Alat ini mengukur gerakan lambat, cepat dan reaksinya, dengan dan 1 buah kotak respon.
mengukur waktu respon dari keseluruhan tubuh atau tangan terha- 2. Spesifikasi
dap cahaya dan suara. Penghitung digital menggunakan elemen kristal Unit Utama
osilasi dan dapat memberikan hasil yang teliti dan 1 m detik hingga Batas pengukuran 111, 1/1O, 1l1OO, 1/100O detik de.
9,999 detik yang pegukurannya dengan menggunakan kotak respon ngan 4 variabel
dan lapis reaksi. Pemilihan warna stimulasi Pemilihan untuk warna merah, biru
dan kuning
Pemil ihan suara stimulasi Pemilihan untuk 1OO Hz, 5OO Hz, 1
KHz
102 lnstrumentasi &. Alot Ukur Alat Ukur Kelelohon Otot 103
Display : digit LED,7 bagian (merah) 3) Tentukan tahapan waktu di depan panel unit utama dengan
Penyetel "0'manual
wayar yang tersedia.
daya
Sumber : AC 100 V, 50/60 Hz, 10 W
4) Pilih salah satu daritombol pilihan "stimulasi" dan tekan tom-
Ukuran : 38 (1)x 33 (k) x 17 (t)cm
bol. Apabila itu suara, maka volume suara perlu disesuaikan.
3. Belakang Panel s) Tempatkan yang diuji berdiri pada lapis menghadap stimula-
Outlet untuk tombol respons Bila menghubungkan dengan tor.
"waktu" unit waktu pegukuran 6) Apabila persiapan telah selesai, tekan tombol. Cahaya atau
dan bila dihubungkan dengan suara dapat dibuat dengan pemilihan dan jam akan bekerja
pengukuran per pulse. Tombol secara simultan dan menunjukkan waktu.
"waktu/hitung" pada depan pa- 7) lnstruksikan ke subjek uji untuk meloncat secara vertikal di
nel perlu juga disesuaikan lapis reaksi segera mungkin bila ada tanda simultan
Outlet stimulator Untuk dihubungkan dengan B) Sesaat kaki subjek uji meninggalkan lapis reaksi, jam akan
stimulator berhenti dan menunjukkan waktu berlalu
Output data Terminal untuk printer digital e) Ulangi pengujian 5 kali dan catat angka rata-rata dalam menit
Sekering 2A tube gelas dan detik
Kabel Power Dihubungkan ke AC 100 V 5. Pengukuran Waktu Reaksi Sederhana
1) Hubungkan kotak respon ke tombol reaksi (waktu) pada ba-
gian belakang unit dengan wayar yang tersedia.
Pilih 1/1000 detik untuk tahapan waktu dan putar ke warna
merah tombol stimulasi. lnstruksikan subek uji untuk menekan
tombol merah kotak respon segera mungkin bila tanda stimu-
lasi (warna lain mungkin juga digunakan, namun subyek uji
tetap menekan tombol warna yang sama sebagaimana yang
dipilih).
Gambar 2 3) Dudukkan subjek uji di depan kotak respon menghadap sti-
mulator, tekan tombol mulai 3 ke 5 detik sesudah tanda "mu-
4. Pengukuran
lai" ada.
Fengukuran waktu reaksi untuk keseluruhan tubuh
4l Waktu berlalu (e/apse time) adalah dimulai dari subjek uji
1) Hubungan wayar lapis ke "waktu" dariterminaltombol reaksi
menekan tombol mulai hingga subjek uji menekan tombol,
pada bagian belakang unit utama.
reaksi pada tanda stimulasi.
2) Hubungkan stimulator dengan terminal (inlet) pada belakang
s) Catat angka rata-rata pengujian 5-10 kali.
unit utama dengan wayar yang tersedia.
106 lnstrumentasi &, Alot Ukur Alat Ukur Kelelahan Otot 107
Nama setiap komponen dan spesifikasinya (Tapping lester)
* Pandangan Depan Pandangan Atas
(Sandaran telapak tangan)
109
108 lnstrumentosi & Alat Ukur Alat lJkur Kelelahan Otot
1. Spesifikasi 2) Bila semua persiapan pengukuran telah dilakukan, persi-
Deteksi Dengan 2 foto transistor yang disusun ba- lahkan subjek saling duduk berhadapan dengan pelaku
gian atas dan bawah alat. percobaan dan alat berada di atas meja diantara kedua-
Batas gerakan jari : Dapat distel dalam batas 20 - 40 mm ke- nya.
dalaman (dalam arah ke atas dan bawah). * Petunjuk diberikan ke subjek pada tahap ini sebagai berikut:
fumlah Ketukan : Ditampilkan dalam 2 digit (jumlah ketukan 3. Petunjuk yang diberikan ke subjek
untuk setiap unit waktu masing-masing dari 1) Persilahkan subjek untuk menggerakkan jarinya secepat
0 - 10 detik, 10 - 20 detik, 20 - 30 detik). mungkin ke arah atas dan bawah seperti melakukan ketikan.
2. Penanganan Percobaan dengan menggunakan alat initersusun dari serang-
kaian uji coba yang harus diselesaikan dengan menggunakan
1) Tempatkan alat diatas meja atau sejenisnya sehingga po- semua jari kedua tangan, satu persatu dalam urutan tertentu.
sisi kedudukan alat sama tingginya dengan perut subjek. 2) Setelah subjek memastikan posisi pelat sentuhan bagian
2t Hubungkan wayar power (1) ke output AC 100 V. Bila bawah dengan.-sentuhan jarinya dipersilahkan subjek untuk
DC power digunakan, masukkan baterairke dalam alat. menyentuh bagian bawah pelat sentuhan dengan tersusun
Bila tenaga baterai berkurang dari nilai yang ditentukan, dari serangkaian uji coba yang harus diselesaikan dengan
lampu beker DC power (5) akan berkedip. menggunakan semua jari kedua tangan, satu persatu dalam
Disarankan agar power dihidupkan 10 menit sebelum setiap urutan tertentu.
pengukuran dimulai supaya alat dapat digunakan dalam kon- 3) Persilahkan subjek untuk meneruskan gerakan ketukan tan-
disi stabil. Tentukan skala penyesuaian percobaan (11) ke pa melepaskan telapak tangannya dari sandaran (12). Ketika
skala nilai 30 mm dengan menggunakan tombol penyesuaian melakukan ketukan ke atas dan bawah, subjek diizinkan untuk
percobaan (10). Standar ini yang ditetapkan untuk tekukan menggerakkan jari lainnya tetapi tidak diperbolehkan terlepas
adalah 30 mm. dari sandaran. Perhatikan counter (penghitung) tidak akan
Percobaan dapat disesuaikan dengan menggunakan tombol mulai berfungsi kalau ketukan jari tidak benar-benar menye-
peny,esuaian percobaan tergantung dari ukuran jari masing- ntuh kedua pelat sentuhan bagian atas dan bagian bawah.
masing subjek bila alat dimaksudkan digunakan selain dari 4) Persilahkan subjek untuk merelaksasi lengan, tangan dan ba-
pengamatan medis. hunya
1) Sebelum percobaan dimulai, periksaapakah alat berfungsi 5) Persilahkan subjek untuk memulai percobaan dengan jari
dengan baik. Alat dalam kondisiyang baik apabila lampu telunjuk lengan sebelah kanan
monitor (6) hidup dan jumlah ketukan ditampilkan dalam
4. Pemanasan
jendela layar hitung (9) segera setelah power dihidupkan
1) Pertama kali, subjek meletakkan jari telunjuk lengan sebelah
dan jari ditempatkan di alat bergerak ke atas dan bawah.
kanan kejalur jari (13) dan memastikan bagian proyeksi pelat
Jumlah ketukan ditampilkan untuk masing-masing setiap sentuhan bagian bawah dengan ujung jari
satuan waktu G30 detik, 10-20 detik, 2G30 detik.
110 lnstrumentasi &, Alat Ukur Alot Ukur Kelelahon Otot 111
--
2) Kemudian subjek menggerakkan jarinya ke atas dan ke bawah 5) Buatlah tanda berhenti uji coba dan mengatakan "Berhenti" !
sekuat mungkin selama 5 menit pada saat lampu stop (7) hidup setelah waktu yang ditentukan
3) Kemudian subjek melakukan hal yang sama dengan lengan untuk tiap uji coba dicapai.
kirinya. Setelah itu subjek menggunakan urutan jari tengah, 6) Prosedur diatas diulangi untuk menyelesaikan percobaan
jari manis dan jari kelingking dari lengan kanan dan kiri ber- yang terdiri dari serangkaian uji coba. Setiap kali tombol start
gantian hidup, perhitungan ditampilkan di layar (9) dan direset ke nol
4) Bila terdapat dua atau lebih subjek yang menunggu, mereka untuk memulai uji coba lainnya.
selayaknya melakukan pemanasan satu dengan yang lainnya
6. Fungsi-fungsi Pilihan
Perhatikan Sesuai dengan permintaan pelanggan, alat ini dirancang untuk
o Selama uji coba, subjek tidak boleh melepaskan telapak ta- mengukur hal-hal berikut: Taksiran akan dibuat untuk setiap in-
ngannya lepas dari sandaran dividu setelah memastikan spesifikasinya khusus yang dirancang
o Subjek harus merelaksasi keseluruhan tangannya diSnulai dari oleh pelanggan dalam kaitannya dengan analisis, pencatatan, dan
bahu hingga ke ujung jari ketika melakukan ketukan lain-lain.
. Apabila subfek melakukan kesalahan dalam pengetukan de- Waktu yang diperlukan untuk hat berikut selama ketukan
ngan satu jari, subjek harus meneruskannya dengan jari ber- a. Waktu yang diperlukan untuk ketukan jari bergerak dari pelat
ikutnya bagian bawah ke pelat bagian atas
. Subjek harus menggunakan jari-jari tangan kanan dan kiri sa- b. Lamanya sentuhan antara ketukan jari dan pelat bagian atas
ling bergantian c. Waktu yang diperlukan untuk ketukan jari bergerak dari pelat
"5. Percobaan bagian atas ke pelat bagian bawah
1) Begitu pemanasan selesai, percobaan akhir akan dilakukan d. Lamanya sentuhan antara ketukan jari dan pelat bagian
2) Dicoba ulang petunjuk diatas terhadap subjek setiap kali se- bawah ,r
belum subjek memulai uji coba dengan ketukan jari
3) Sebelum tiap uji coba, pelaku percobaan harus memberikan 7.4 IIIJBUNGAN ANTARA LEI,AII PIDNTAL DAN
arahan ke subjek sebagai berikut: "Bila saya katakan "Mulai"!, LEIIUI OTOT
mulailah menggerakkan ketukan jari atas dan ke bawah de-
Kelelahan dalam diri manusia merupakan proses yang teraku-
ngan stabil, cepat dan sekuat mungkin hingga saya katakan
mulasi yang disebabkan oleh beberapa penyebab diantaranya adalah
"Berhenti" !. Kemudian perlihatkanlah tanda kepada subjek
kerja yang membutuhkan pikiran banyak (lelah mental) dan kerja fisik
untuk memulai uji coba dan mengatakan "Mulai" !, serta
yang akan mendatangkan ketegangan (stress).
mengamati secara cermat posturnya
4) Hidupkan tombol start selama 2 detik sesudah subjek memu- Kelelahan akibat kerja sering kalidiartikan sebagai proses menu-
lai ketukan pada alat. Hal ini disebabkan oleh ketidak stabilan runnya efisiensi performan kerja dan berkurangnya kekuatan/ketah-
nilai awal dalam ketukan. anan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilaku-
112 lnstrumentasi & Alat Ukur Alat Ukur Kelelohan Otot ',113
-=
kan. Menurut Higgins, terdapat hubungan langsung antara stress dan l. Kurang nafsu makan
prestasi kerja karyawan seperti model yang disajikan dibawah ini. m. Sedikit tidur
n. Perasaan cemas
o. Mudah marah
Prestasi p. Keinginan untuk mengubah suasana
Kerja
q. Merasa kehilangan waktu kerja
r. Perasaan akan sesuatu yang makin kritis
s. Perasaan diperbudak pekerjaan
t. Sering mengalami kecelakaan
u. Kehilangan kepercayaan diri
v. Bosan terhadap pekerjaan
Stress
w. Kehilangan kepercayaan pada perusahaan
2) Variabel sebab, yaitu kondisi saat bekerja, yaitu terdiri atas kom-
ponen-komponen:
Gambar 7.1. Model Prestasi Keria dan Stress a. Beban kerja yang berlebihan
Cambar 7.1 dapat ditihatbahwa stress mempunyai potensi un-
b. Desakan waktu
tuk mendorong atau mengganggu pelaksanaan kerja, tergantung dari
c. Kualitas kepenyeliaan yang jelek
berapa besar tingkat stress. Selanjutnya data yang dibutuhkan untuk
d. lklim kebijakan yang jelek
menganalisa permasalahan diatas adalah:
e. Umpan balik yang tidak memadai
f. Wewenang yang tidak memadai
1) Variabel akibat, yaitu berupa Cejala stress yang terdiri dari kom- B. Kemenduaan peran
ponen-komponen: h. Frustasi
a. Penggunaan obat-obatan/minuman beralkohol i. Konflik antar pribadi dan kelompok
b. Tekanan darah menjadi tinggi j. Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan
c. Nyeri punggung k. Berbagai bentuk perubahan kebijakan
d. Ucapan-ucapan yang tidak menyenangkan Variabel kerja terdiri atas komponen-komponen:
e. Susah tidur a. Mutu pekerjaan
f. Nyeridada
g. Jantung berdebar b. Kejujuran karyawan
h. Sesak napas karena emosi c. lnisiatif
i. Obat tidur berlebih d. Kehadiran
j. Sering terbangun pada malam hari e. Sikap
k. Letih
f. Kerjasama
g. Keandalan
114 lnstrumentasi &. Alat Ukur Alat Ukur Kelelahan Otot 115
h. Fengetahuan tentang pekerjaan
i. Tanggungjawab
f. Pemanfaatan waktu
r>soScaca
AI\TTROPOMETRI
8.1 TUJUAN
a. Mampu memahami interaksi antara manusia, mesin, peralatan,
bahan maupun tingkungan kerjanya.
b. Mampu memahami adanya sejumlah keterbatasan dan kelebihan
yang dimiliki manusia.
c. Mampu mengukur data antropometri dan menggunakannya untuk
perancangan/ pengaturan sistem kerja.
8.2 DEFINISI
stilah antropometri berasal dari "Antrho'yang berarti manusia
dan "Metri' yang berarti ukuran. Secara umum antropometri
dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan
pengukuran dimensitubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan me-
miliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar dan sebagainya) berat badan dan
lain-lain yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Antropometri ialah pengetahuan" yang menyangkut pengukuran
tubuh manusia, khususnya dimensi tubuh. Antropometri dibagi atas
dua bagian, yaitu:
2. Antropometri Dinamis
a. Daun pundak (bagian yang paling menonjol dari tulang be.
likat)
Dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh yang sedang
b. Dasar pundak
bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih sulit diukur.
c. Daerah punggung yang melengkung
Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis yaitu: d. Daerah lengkung pinggang
a. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk e. Pantat
mengerti keadaan mekanis dari suatu aktivitas f. Pantat paling bawah
Contoh: dalam mempelajari performansi atlit g. Pangkal paha
h. Pertengahan paha
i. Ujung paha
sogclScec*
TENTAIVG PENULIS
gorrScqcs
s{ll, Ih,
ilrdrn Ptrprsltrl:,.:''
I
dan F:: I ;" i' 13
"til6 lnstrumentasi & Alat Ukur t
Prnrit s: .1. , J '';rrtr
i,