Anda di halaman 1dari 68

t-6 4

Poerwanto
a
IERPUSTAKAAN
o
Jultza Hidayati
KEARSIPAN
ISI JAWATIMUR Anizar
11.381
POE
i.3
il

@ cnaHA rLMU

ln$tumGntasi
fiat Ukur
Poerwanto
Juliza Hidayati
Anizar
lnstrumentasi dan Alat Ukur
('' I t. r K-----l
DI
Oleh : Poerwanto I trdrrr 7lrI rlv Iltt
It ar

Juliza HidaYati C rrr X, rrrtq','1


Anizar Ior ir.' i .lr wr I t nrrtr

1/6,fbr I rit,l 1r,,1,., _,,.)


I(ATAPENGAIVTAR
Edisi Pertama
Cetakan Pertama, 2008
Cetakan Kedua,2012

Hak Cipta O 2008 pada penulis, nclahkan


Dilarang memperbany'tk 'rl'ttt trtt'mtt
Hak Cipta dilindungi uniung-'ndung'j"iam .l|k]tr'tri-s maupun
pun' secara
sebagian atau seluruh iti-n'[' i"i
bentukapa
clengan teknik pt'rek'rrtr'tri lainnya'
atau
mekanis, termasuk *"nltltokopi, merekam'
tanpa izin tertulis dari penerbit' erkembangan teknologi dewasa ini, semakin terasa bertam-
'-t/l
llJ bah maju, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan yang
ll sepadan dengan kemajuan teknologi. Diharapkan dengan
GRAHA ILMU terbitnya buku ini, pembaca dapat mengenal, mengevaluasi prinsip
Candi Cebang Permai Blok U6
Yogyakarta 5551 1
kerja instrumen dan alat ukur serta mampu menggunakannya untuk
T;i-p : Q274-882262;0274-4462135 kepentingan pengukuran yang lebih akurat.
Fax. : 02744462136
E-mail : info@grahailmu'co'id lnstrumentasi merupakan salah satu ilmu teknik yang makin
terasa keperluannya dalam kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan
nilai pengukuran yang lebih akurat. Buku ini disusun sebagai penun-
tun untuk memahami cara kerja dan teknik pengoperasian instrumen
dan alat ukur untuk mengawasi sistem dan lingkungan keria, serta di-
Poerwanto; HidaYati , Juliza; Anizar rangkum dari berbagai buku teknologi yang tercantum dalam daftar
JuIiza Hidayati;
Instrumentasi dan Alat Ukur/Poerwanto; pustaka.
Anizar
Graha Ilmu' 2012
-Edisi Pertama - Yogyakarta; Penyusun menyadari bahwa buku yang disusun ini jauh dari
viii + 128 hIm, 1 JiI' z 23 cm'
kesempurnaan dan kritik serta saran dari berbagai pihak sangat kami
ISBN: glB-g1g-756-350-B harapkan demi sempurnanya buku ini.

Medan, Februari 2007


Pen ulis,

Ju<lu I TIM
1. Teknik

i
il

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vil
BAB I INSTRUMENTASI ('NSTRUMENTATION) 1

1.'l Pendahuluan 1

1.2 Tujuan 1

1.3 Definisi 2
BAB 2 DASAR.DASAR AIAT UKUR 5
2.1 Pendahuluan 5
2.2 Konsep Umum Alat Ukur 7
2.3 Transduser Aktif Dan Pasif I
2.4 Karakteristik Kerja Alat Ukur I
BAB 3 TEKNIK PENGUKURAN 19
3.1 Pendahuluan 19
3.2 Jenis Dan Cara Pengukuran 24
3.3 Konstruksi Umum Dari Alat Ukur 28
3-4 Penunjuk/pencatat 5'l
BAB 4 PENGAWASAN MUTU 67
BAB 5 ALAT UKUR 75

5.1 Standar Pengukuran 75

5.2 Blok Ukur Presisi 75

5.3 Klasifikasi Alat Ukur 78


5.4 Alat Ukur Panjang 79
INSTRUMENTA,SI
5.5 Alat OPtik B2

5.6 Kaliper dan Pembagi B4 (r nsrRUMENTArrON)


5.7 Pengukuran Sudut B4

5.8 Bilah Sinus B4

5.9 PengukuranPermukaan B5

5.1 0 Pengukur Permukaan B6

BAB 6 ALAT UKUR KAPASITAS KERIA 87


6.'l Tujuan B7 1.1. PENDAIIULUAN
6.2 Definisi B7
merupakan salah satu ilmu teknikyang makin terasa
6.3 Kerja Fisik B8

6.4 Peralatan/Alat Ukur Kapasitas Kerja BB ' -l1nstumentasi


ff lr.p.rluannya dalam kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan
fl nilai pengukuran yang lebih akurat. Keberhasilan para ilmuwan
BAB 7 ALAT UKUR KELELAHAN OTOT 101
dan ahli teknologi seluruhnya tergantung pada kemampuannya me.
7.1 Tujuan 10'l
milih dan keberhasilan memanfaatkan secara optimum sistem-sistem
7.2 Definisi 101
instrumen.
7.3 Piranti Ukur Kelelahan Otot 102
7.4 Hubungan Antara Lelah Mental Dan Lelah Otot 113

BAB B ANTROPOMETRI 117 1.2 TUJUAN


8.1 Tujuan 1'17 a. Mempelajari dasar sistem instrumentasi berdasarkan teknik digi-
8.2 Definisi 117 tal
8.3 Piranti Ukur/alat Ukur Tubuh 120 b. Memahami konsep dasar pengukuran dan klasifikasi transduser
DAFTAR PUSTAKA 123 c. Mengetahui karakteristik dan unjuk kerja sistem instrumentasi ber-
125 dasarkan teknik digital (elektronika)
TENTANG PENULIS
d. Mengimplementasikan sistem instrumentasi pada bidang keseh'at-
goroSc8c8' an kerja

vnl lnstrumentasi & AIat Ukur


1.3.3 Digital
1.5 DEFINISI Definisi Digital:
1.3.1 lnstrumentasi (Instrumentation) 1. Aksara yang melambangkan satu bilangan utuh
a. Penggunaan piranti ukur (instrumen) untuk menentukan harga be- 2. Sembarang aksara dapat juga disebut digit
saran yang berubah-ubah, yang seringkali pula untuk keperluan 3. Aksara yang dipakai untuk menyatukan salah satu bilangan utuh
pengemudian besaran yang perlu berada di batas-batas harga ter- yang lebih kecil dari radiknya (bilangan dasarnya)
tentu
Contoh:
b. Semua piranti (kimia, listrik, hidrolik, magnit, mekanik, optik,
pneumatik) yang digunakan untuk: menguji, mengamati, meng- Dinotasi dasar, salah satu aksara 0 sampai dengan 9 adalah se-
bagai digit
ukur, memantau, mengubah, membangkitkan, mencatat, menera/
b) Dinotasi biner, aksara 0 dan 1 adalah digit
memelihara, atau mengemudikan sifat-sifat badani (fisik) gerakan
atau karakteristik lain.
Digital : berkaitan dengan kata yang berbentuk
digitdigit (secara digit)
1.3.2 tnstrumen (lnstrument) Dalam sistem digit : ,yang ditangani adalah bilangan-bilangan
lnstrumen atau piranti ukur merupakan piranti untuk mengukur yang sama sekali tidak terpengaruh oleh
harga sesuatu kuantitas selama pengamatan. variasi fisik, karena itu hasilnya sangatlah
cermat
Piranti itu dapat berupa instrumen tuding (indicating instument)
Konversi dari isyarat analog ke isyarat digit disebut pemodulasian
dan dapat berupa instrumen rekan (recording instrument)
sandi
lstilah "INSTRUMEN" digunakan dua maksud yaitu:
a. lnstrumen murni yang terdiri dari mekanisme dan bagian-bagian 1.3.4 Elektronik
yang dibangun di dalam wadah (rumah) atau piranti yang berkait- Definisi:
an dengan itu 1. Menyangkut piranti-piranti, kalang atau sistem yang mengguna-
b. lnstrumen murni berikut sembarang alat-alat imbuhan (auxliary) kan piranti elektron.
seperti misalnya: tahanan kondensator atau transformator instru- 2. lstilah elektronik yang berkaitan dengan kegiatan elektron-elek-
men. tron dan lubang-lubang (hole) di dalam piranti semi konduktor
Sebagai pengganti kata "lnstrumen' (piranti) seringkali dipakai pula seperti dioda dan transistor
kata "alat ukur" (meter). Kata piranti digunakan pula sebagai peng- 3. Elektronik: secara umum dikenakan kepada arus yang terdiri dari
indonesiaan "device'. jumlah kecil elektron-elektron yang bergerak dalam hampa
4. Elektrik: berkaitan dengan arus elektron dalam jumlah besar dalam
penghantar logam atau kawat

lnstrumentasi &, Alat Ukur I nstrumentasi (l nstrumentoti on) 3


5. Digital elektronik adalah piranti yang bekerja berdasarkan bentuk
di git-d igit dengan menggunakan piranti elektron

somScece
DASAR-DASARAI-AT UKUR

2.1 PENDAIIULUAN
/.-lalancangan dan pengembangan sebuah mesin atau suatu
' ll( sistem, nilai praktisnya masih dipertanyakan kecuali jika
f I \operasi dan daya gunanya telah diuji. Semua operasi ini me-
merlukaFfengukuran yaitu membandingkan secara kuantitatif suatu
standar yang telah ditentukan sebelumnya dengan suatu besaran yang
tidak diketahui.

status standar pengukuran yang disepakati secara internasional


untuk satuan dasar pengukuran adalah sebagai berikut:

2.1.1 Standar Panjang


Pada tanggal 14 Oktober 1960, Konferensi Umum ke Sebe-
las tentang Berat dan Ukuran (The Eleventh ceneral Conference on
Weights and Measures) mengadopsi definisi meter (satuan panjang)
yang terbaru yaitu 1650763.73 panjang gelombang di dalam ruang
hampa udara dari radiasi atom Kripton yang mengalami transisi di an-
tara tingkat 2p,o dan 5d.

lnstrumentasi & Alat Ukur


I
I

diberi nama celsius untuk menghormati Anders Celsius, pencipta ska-


2.1.2 Standar Massa la 100 satuan antara titik uap dan titik beku air) adalah suhu di mana
satuan massa adalah kilogram, yang didefinisikan oleh massa terjadi keseimbangan antara es murni dengan udara jenuh air murni
The lnternational Prototype Kilogram, terbuat dari platinum-irridium pada tekanan atmosfer normal. Hubungan antara nilai derajat Kelvin
dan disimpan oleh Biro lnternasional untuk Berat dan Ukuran di dekat dan Fahrenheit masing-masing adalah 273,15 dera.iat dan 32 derajat.
Paris
2.1.5 Standar listrik
2.1.3 Standar Waktu dan Frekuensi Sebelum tahun 1948 standar listrik didasarkan pada Ohm,
Di Paris, pada tanggal 13 Oktober 1967, Konferensi Umum ke Amper dan Volt 'lnternasional" yang diakui pada tahun 1893. Ohm
Tiga Belas tentang Berat dan Ukuran (The Thirteenth ceneral Con- internasional didefinisikan sebagai tahanan kolom air raksa dengan
ference on Weights and Measures) secara resmi mengadopsi detik se- penampang melintang yang sama, mempunyai panjang 106,3 cm
bagai Satuan Waktu lnternasional, yang didefinisikan sebagai berikut: dan massa '14,4521 gram pada temperatur 0 derajat celsius. Amper
,,Detik adalah jangka waktu 9192631770 periode radiasi atom cesium
lnternasional didefinisikan sebagai "arus konstan yang apabila melalui
133 yang mengalami transisi di antara dua tingkat yang sangat kecil Iarutan perak nitrat dalam air yang sesuai dengan spesifikasi standar,
pada keadaan dasar". dapat mengendapkan perak dengan kecepatan 0,001 1 1B gram per de-
"Jam" cesium merupakan stanlar frekuensi dasar' Pendulum, tik." Volt internasional didefinisikan sehingga sel Clark pada 15 de-
garpu tala, osilator elektronik dan sebagainya dapat digunakan se- rajat celsius mempunyai ggl 1 ,434 Yolt. Standar listrik internasional
bagai standar sekunder. Frekuensi adalah jumlah pengulangan geja- ini dimodifikasi menjadi sistem absolut pada tanggal 1 Januari 1948
lalfenomena atau satu rangkaian keiadian selama satu interval waktu sebagai berikut:
tertentu (satuannya adalah Hertz) dan kebalikan dari frekuensi adalah Ohm internasional 1,00049 ohm absolut
periode. Volt internasional '1,000330 volt absolut
Amper internasional : 0,99835 amper absolut
2.1.4 Standar Suhu
Pada tahun 1948 Konferensi Umum ke Sembilan tentang Berat
dan Ukuran (The Ninth Ceneral Conference onWeights and Measures) 2.2 KONSEP UMUM AIITT UKUR
menetapkan dua skala suhu internasional: pertama, Skala Kelvin Ter- Secara umlrm, konsep alat ukur dapat digambarkan dalam dua
modinamika (TKS : Thermodynamic Kelvin Sca/e), berdasarkan suhu kategori pokok pertama operasi dan daya guna dilihat dari unsur-unsur
yang berkaitan dengan hubungan termodinamika, dan kedua, skala fungsional sistem alat ukur, dan kedua, dilihat dari karakteristik statis
Suhu Praktis lnternasional (IPTS : lnternational Practical Tempera- dan dinamisnya.
ture Sca/e), merupakan dasar pengukuran yang lebih umum. Sistem
Unsur-unsur fungsional alat ukur atau sistem pengukuran secara
TKS meliputi metode magnetis, gas ultrasonik dan optis, sedangkan
umum meliputi unsur penginderaan primer, unsur pengkonversi peu-
sistem IPTS berdasarkan suhu yang berkaitan dengan sifat-sifat fisik
bah (variabel), unsur pengubah (manipulator), peubah unsur pengirim-
seperti pemuaian panas dan variasi termolistrik. Titik nol derajat (juga

Dasar-dasar Alat Ukur


lnstrumentasi & Alot Ukur
an data dan unsur penyaji data dalam bentuk yang dapat ditanggapi
oleh indera manusia (Cambar 2.1) 2.5 TKANSDUSEK AI{TIF DAN PASIF
Konsep umum mengenai bagaimana fungsi-fungsi seperti yang
ditunjukkan dalam cambar 2.1 dijalankan, dapat digeneralisasi de-
ngan memperhatikan energinya. Jadi suatu komponen fisik dapat ber-
tindak sebagai transduser aktif atau transduser pasif.
satu komponen yang sebagian besar atau seluruh keluaran ener-
ginya berasal dari sinyal masukan dikenal sebagai transduser pasif,
Gambar 2.1. U nsur-unsur Fungsional Sistem Pengukuran sedangkan transduser aktif mempunyai sumber tenaga tambahan
yang menyediakan sebagian besar energi keluaran sedangkan sinyal
Unsur pengindera primer adalah unsur pertama yang menerima
masukan hanya menyediakan sebagian kecil saja. Alat ukur tekanan,
energi dari medium yang diukur dan menghasilkan keluaran yang
termometer tekanan merupakan transduser pasif. penguat elektronik,
dalam batas-batas tertentu tergantung pada kuantitas yang diukur. Ti-
counter digital dan mekanisme servo merupakan beberapa contoh
dak diragukan bahwa alat ukur menyerap sejumlah energi dari me-
transduser aktif.
dium yang diukur. Karena itu kuantitas yang diukur selalu terganggu
oleh tindakan pengukuran, menyebabkan suatu pengukuran yang
sempurna adalah mustahil. 2.4 KAKAI{TERISTIK KEKJA AIIIT UKUR
Unsur pengkonversi peubah, jika diperlukan, dapat menukar Pasal-pasal berikut akan membahas komponen-komponen fung-
keluaran dari unsur pengindera primer dengan peubah yang lebih co- sional suatu sistem pengukuran. Masih tersisa pertanyaan penting
cok, sedangkan informasi dalam peubah sebelumnya tetap disimpan. yang belum dijawab seperti seberapa jauh ketepatan suatu alat ukur
Unsur manipulasi peubah secara spesifik menimbulkan perubah-
dan sistem pengukuran mampu mengukur masukan yang dikehen-
daki, dan bagaimana alat ukur tersebut menolak masukan palsu. Karak-
an-perubahan nilai numerik sesuai aturan tertentu sehingga memper-
teristik efektif alat ukur secara garis besar dapat dibagi menjadi dua
tahankan sifat fisik peubah. Suatu penguat operasional elektronik
kelompok besar, yaitu karakteristik statis dan dinamis. secara umum
dapat mengilustrasikan konsep ini, di mana dihasilkan sinyal keluaran
yang mempunyai satuan sama dengan sinyal masukan tetapi dengan karakteristik statis juga mempengaruhi kualitas pengukuran di bawah
kondisi-kondisi dinamis. Dalam kenyataannya persamaan-persamaan
besaran beberapa kali dari masukan.
diferensial daya guna dinamis mengabaikan pengaruh gesekan kering,
lnformasi yang telah diolah perlu dikirimkan dan disajikan oleh gerak-balik (blacklash), histerisis, sebaran statistik dan sebagainya,
unsur pengirim data dan unsur penyaji data kepada manusia untuk tu- walaupun persamaan-persamaan tersebut mempunyai pengaruh pada
juan pemantauan, pengendalian atau analisis. Sebagai contoh adalah tingkah laku dinamis. Tentu saja pendekatan ini merupakan perkiraan,
sistem telementri untuk mengirimkan sinyal dari peluru kendali ke- namun sangat berguna.
pada peralatan di darat oleh radio mencatat informasi ini pada pita
magnetis untuk analisis selanjutnya.

lnstrumentasi & Alat Ukur Dasar-dasar Alot Ukur


I
2.4.1 Karakteristik Statis 2.4.3 Ketelitian
Dapat ditetapkan suatu kriteria daya-guna alat ukur yang mem- Ketelitian juga dikenal sebagai reproduksibilitas. Ketelitian
berikan gambaran yang bermakna mengenai kualitas pengukuran pembacaan merupakan kecocokan antara pembacaan-pembacaan itu
tanpa memperhatikan gambaran dinamis yang melibatkan persamaan sendiri. Jika nilai yang sama dari peubah yang terukur, diukur bebera-
diferensial. Dengan kata lain, karakteristik statis suatu alat ukur adalah pa kali dan memberikan hasil yang kurang-lebih sama, maka alat ukur
karakteristik yang harus diperhatikan apabila alat tersebut digunakan tersebut dikatakan mempunyai ketelitian atau reproduksibilitas tinggi,
untuk mengukur suatu kondisi yang tidak berubah karena waktu atau dan juga berarti alat ukur tidak mempunyai penyimpangan. Penyim-
hanya berubah secara lambat laun. pangan nilai alat ukur yang telah dikalibrasi disebabkan oleh berbagai
faktor seperti, kontaminasi logam pada termokopel. Hal ini terjadi
2.4.2 Kalibrasi secara berangsur-angsur dalam satu periode waktu, dan nampaknya
Kalibrasi mengacu kepada satu keadaan di mana semua masuk- tidak diperhatikan. Penyimpangan ini hanya dapat diketahui melalui
an (yang dikehendaki, yang mengganggu, yang mengubah) kecuali pemeriksaan secara berkala kalibrasi alat ukur.
satu masukan dipertahankan pada nilai tetap. Masukan yang dipela-
jari tersebut kemudian diubah-ubah sepanjang rentang nilai konstanta 2.4.4 Ketepatan
yang sama, yang menyebabkan nilai keluaran berubah sepanjang ren- Ketepatan didefinisikan sebagai tingkat perbedaan yang seke-
tang nilai konstanta tertentu. Prosedur yang sama diulangi secara ber- cil-kecilnya antara nilai pengamatan dengan nilai sebenarnya. Untuk
variasi sesuai dengan setiap masukan yang diteliti berdasarkan minat, memperoleh ketepatan yang diharapkan kalibrasi alat ukur, perlu di-
sehingga mengembangkan satu kumpulan hubungan masukan-kelu- lakukan secara berkala dengan menggunakan standar konstan yang
aran statis. telah diketahui.
Tidak mungkin melakukan kalibrasi suatu alat ukur dengan kete- Meskipun semua pemakai alat ukur bertujuan agar selalu mem-
patan lebih besar dari standar yang diikuti adalah suatu standar kali- peroleh tingkat ketepatan setinggi mungkin, namun kesalahan relatif
brasi yang paling sedikit mempunyai ketepatan 10 kali alat ukur yang tetap harus diingat. Ukuran relatif suatu kesalahan biasanya dinyatakan
dikalibrasi. Jadi adalah amat penting bahwa orang yang melakukan dalam lingkup nilai sesungguhnya dari kuantitas yang diukur, sebagai
kalibrasi alat ukur harus yakin bahwa standar kalibrasi mempunyai prosentase. Sebagai contoh, bila termokopel digunakan untuk meng-
ketepatan yang memadai sebagai pembanding. ukur suhu api, misalnya pada 1.000.C dengan ketepatan + 5oC, maka
Pada penggunaan yang berkesinambungan, mungkin- terjadi prosentase kesalahannya adalah
bahwa setelah beberapa waktu alat ukur mengalami kesalahan penye-
telan menyebabkan kesalahan nilai nol. Jadi bagi semua jenis alat ukur
t-=x100:+100:+0,5%
1.000
kalibrasi angka nol dan jangka waktunya perlu dilakukan. Penting pula
Namun bila kesalahan + 5oC terjadi pada pengukuran suhu air men-
bagi pemakai untuk mengetahui bagaimana kalibrasi dilakukan.
didih pada 100oC, maka prosentase kesalahannya adalah

10 lnstrumentasi & Alat ukur


Dasar-dosar Alot Ukur 11
il

variasi kuantitas nilai yang dinyatakan dari nilai sebenarnya, meru-


t 5 x100%:tlo6 pakan kesalahan pengukuran.
1.O

Jauh lebih serius kesalahannya. Kesalahan ini muncul dalam sistem pengukuran itu sendiri dan
dari standar yang digunakan untuk kalibrasi sistem tersebut. Sebagai
2.4.5 Kepekaan tambahan untuk kesalahan yang dihasilkan dari kalibrasi sistem peng-
Kepekaan alat ukur secara umum mengacu kepada dua hal. ukuran yang salah, ada sejumlah sumber kesalahan yang perlu diperik-
Pada beberapa kasus kepekaan menyatakan perubahan terkecil nilai sa. Sumber kesalahan ini meliputi (1)derau (noise), (2)waktu tanggap
peubah yang diukur di mana alat ukur memberikan tangSapan semen- (response time), (3) keterbatasan rancangan (design limitation), (4)
tara aliran pemikiran lain menganggap kepekaan sebagai ukuran pe- pertambahan atau kehilangan energi karena interaksi, (5) transmisi,
rubahan yang dihasilkan oleh alat ukur untuk suatu perubahan peubah (5) keausan atau kerusakan sistem pengukuran, (7) pengaruh ruangan
yang diukur. terhadap sistem, (B) kesalahan penafsiran oleh pengamat. Untuk ba-
hasan terinci mengenai karakteristik ini pembaca disarankan untuk
Daerah mati (dead zone) adalah rentang nilai terbesar dari
menelusuri rujukan.
peubah yang diukur di mana alat ukur tidak memberikan tanggapan.
Daerah mati biasanya terjadi karena gesekan pada alat pencatat. Juga Dalam memperkirakan besar ketidakpastian atau kesalahan
ditemukan jenis mekanisme tertentu yang hanya dapat menunjukkan dalam menetapkan nilai kuantitas sebagai hasil pengukuran, harus
sedikit perubahan dan perubahan diskrit dari nilai peubah yang di- dibedakan antara dua golongan kesalahan: sistematis dan acak. Ke-
ukur. salahan sistematis adalah kesalahan yang secara konsisten terulang
apabila dilakukan pengulangan percobaan. Kesalahan kal ibrasi sistem
2.4.6 f angkauan (Rangebility) pengukuran atau suatu perubahan dalam sistem yang menyebabkan
Jangkauan (rangeabilitas) dari instrumen biasanya diartikan per- penunjuk menyimpang secara konsisten dari nilai kalibrasi merupakan
bandingan pembacaan meter maksimum ke pembacaan meter mini- kesalahan jenis ini.
mum, di mana kesalahan kurang dari harga yang dinyatakan. Dalam
hal pengukuran yang mempLlnyai jarum atau pena, ketidakmampuan 2.4.8 Karakteristik Dinamis
pemakai untuk menafsirkan perpindahan kecil dari jarum atau pena Karakteristik dinamis suatu alat ukur adalah fungsi waktu.
secara tepat, membatasi jangkauan. Hubungan masukan-keluaran dinyatakan dalam bentuk persamaan
diferensial. Karakteristik utama adalah kecepatan dalam tanggapan
2.4.7 Kesalahan Pengukuran dan kecermatan.
Dalam melakukan pengukuran fisik, tujuan utamanya adalah
Kecepatan tanggapan (respons) adalah kecepatan alat ukur
memperoleh suatu nilai yang terdiri dari satuan yang dipilih dan be-
dalam memberi tanggapan terhadap perubahan kuantitas yang diukur.
sarannya, yang akan menyatakan besar kuantitas fisik yang diukur. Se-
Keterlambatan dalam pengukuran yang berkaitan dengan kecepatan
bagai contoh, dalam pengukuran tekanan, satuan yang dipilih adalah
tanggapan adalah perlambatan atau penundaan tanggapan suatu alat
bar dan besarnya adalah 100. Jadi, 100 bar. Tingkat kegagalan dalam
ukur terhadap perubahan kuantitas yang diukur. Perlambatan demiki-
menspesifikasi besaran ini dilakukan secara pasti, dan ini berarti pula

12 lnstrumentasi & AIot Ukur Dasar-dasor Alat Ukur 13


I

an merupakan karakteristik yang tidak dikehendaki. Kecermatan Marilah kita definisikan operator diferensial sebagai berikut:
menunjukkan
adalah tingkat yang memberi gambar apakah alat ukur d
perubahan peubah yang diukur tanpa kesalahan dinamis. Kesalahan
D: dt
dinamis adalah perbedaan antara kuantitas nilai sebenarnya yang Persamaan umum menjadi
ukur jika di-
berubah menurut waktu, dan nilai yang ditunjukkan alat
(Dead Time) yan8 (anDn + an-1Dn-1 + ... + a1D + ao)eo
asumsikan tidak ada kesalahan statis. Waktu mati
berkaitan dengan tipe retardasi dalam pengukuran kesenjangan
hanya : (b.D, + b,_,D,-l + ... + b,D + b.)e,
menyebab-
mengubah tanggapan alat ukur sepanjang skala waktu dan Dengan menggunakan metode operator 'D' penyelesaian eo secara
pengukuran jenis
kan kesalahan dinamis. Secara umum, kesenjangan lengkap diperoleh dalam dua bagian yang terpisah sebagai
waktu
ini sangat kecil dan dapat dinyatakan dalam sepersekian detik-
mati disebabkan oleh daerah mati (dead zone) dalam alat
ukur dan Eo:e^-+e
oLF opr

oleh gesekan awal atau pengaruh yang serupa' di mana eocr : bagian penyelesaian fungsi pelengkap
diba- eoo' : bagian penyelesaian integral tertentu
Karakteristik dinamis dari sistem pengukuran tebih baik
yang berlaku
has dehgan mengembangkan suatu model matematika PenyelesaiaD eocr mempunyai n tetapan sembarang; eoo, tidak
karakteris-
umum yang mencakup hal-hal penting berkenaan dengan memiliki tetapan. Tetapan sembarang n ini dapat dievaluasi secara nu-
tik hubungan dinamis antara masukan-keluaran. Model matematika merik dengan menentukan n kondisi awal pada persamaan umum.
yang digunakan paling luas untuk mempelajari tanggapan dinamis Penyelesaian eo., diperoleh dengan menghitung n akar persamaan al-
biasa dengan
sistem pengukuran adalah persamaan diferensial linear jabar karakteristik.
berikut.
koefisien-koefisien tetapan yang dapat dirumuskan sebagai anDn + ?n-' Dn-t + ... + arD + ?o : 0

^
,"
dnuo dn-'e.+ "' + ar d + aoeo Bila akar r1, r2, r7,... r, telah diperoleh maka penyelesaian fungsi
;f*?n-r 17;f Eeo pelengkap dapat ditulis dengan bantuan beberapa hukum yang telah
cukup dikenal (lihatlah buku-buku persamaan diferensial).
.dt,dt-l dr-
- b,n
fu",
+ b'-t
6g,-, "'
+ "' + b111e1 + Doel
Bagian penyelesaian integral teftentu dapat dikerjakan menggu-
nakan metode koefisien tak ditetapkan sehingga diperoleh penyele-
di mana eo : keluaran saiannya. Jika metode tersebut dapat diterapkan, penyelesaian eopi
er : maSukan ditulis sebagai berikut:

dan a dan b adalah tetapan-tetapan yanS berkaitan dengan


kombinasi eoPi : Af (t) +bf'(t) + cf" (l) + .....
parameter-parameter fisi k sistem' Di mana sisi kanan persamaan meliputi satu istilah untuk tiap
persamaan umum di atas dapat diselesaikan baik dengan meng- bentuk yang berbeda secara fungsional yang diperoleh dengan meng-
gunakan teori operator,D, yang klasik atau menSgunakan transformasi hitung f (t) dan semua turuannya. Tetapan A, B, C dan seterusnya juga
Laplace. dapat dihitung tanpa banyak kesulitan.

14
lnstrumentosi & Alot Ukur Dosar-dosar Alat Ukur 15
T

Ada cara lain yang disederhanakan untuk menemukan penye-


lesaian persamaan diferensial biasa yang bersifat umum di atas. Per- e o ,",, _ bn.'S* + br-tS'-l +... + brS + bo
bandingan keluaran dengan masukan dinyatakan dengan fungsi pin- el ansn + ?n_rSn-l +... + arS + b,,
dah operasional seperti terlihat di bawah ini:
Di mana S adalah peubah kompleks transformasi Laplace. Dalam
kasus masukan sinusoidal, karena frekuensi sama, maka hubungan an-
lq(D) = tara gelombang sinus masukan dan keluaran dispesifikasi sepenuhnya
e1 anDn + dn-rDn-l +... + arD + bo
dengan memberikan nilai perbandingan amplitudo dan perubahan
:K fase kedua kuantitas ini berubah bila frekuensi ro berubah. Fungsi pin-
dah sinusoida satu sistem diperoleh dengan mengganti D dan i ro di
Gambar 2.2. Fungsi Pindah Operasional Umum manapun ia muncul pada fungsi pindah operasional.
a
Fungsi transfer (fungsi pindah) sangat berguna dalam menggam- : :q(i<o)
barkan karakteristik dinamis sistem dengan simbol yaitu menggunakan e.r

diagqam blok. Misalkan satu sistern terdiri dari empat subsatua,n yang
mempunyai fungsi pindah K,, K2, K, dan Ko. Seluruh fungsi pindah dari _ b-(iro)' + b,,-,(iot)--1 +...b.,(iro)+ bo
sistem adalah ar(iol)' + an-r(ico)'-l +... + a,(ior)+ ao

"o -*,xKrxKrxKo:Ku Di mana i- fi


€1 o frekuensi, rad/waktu
(seperti terlihat pada Cambar 2.3)
Untuk setiap frekuensi o persamaan di atas memperlihatkan bahwa
5(ir) merupakan bilangan kompleks yang dapat dinyatakan dalam
e1
bentuk polar M/$ yang menspesifikasi variasi amplitudo dan perubah-
an fase pada setiap waktu.

€o : K*t 2.4.9 Alat Ukur Urutan Nol


Alat ukur atau sistem apapun yang mengasumsikan bahwa kecu-
Gambar 2.3. Fungsi Pindah Keseluruhan ali ao dan bo semua nilai a dan b persamaan diferensial umum Iinear,
sama dengan nol disebut alat ukur urutan nol. Sehingga persamaan
€o:€rXKu
umum menjadi persamaan aljabar sederhana.
Walaupun demikian transformasi Laplace fungsi pindah umum dari :
aoeo boe,
persamaan diferensial umum biasa seperti di atas dapat diperoleh de'
ngan mengganti "D'dengan "S' Sebenarnya tidak diperlukan dua tetapan ao dan bo, dan dengan
demikian kepekaan statis atau keadaan mantap didefinisikan sebagai
berikut (" rrtLi;-j
16 lnstrumentasi & Alat Ukur i'trlrn pr;pr"sr- L l+ll j,
Dasar-dasar Alat Ukur
dan f(',''r';'cn
I
I

eo: ber =Ker


ao

bo :
di mana K - Kepekaan statis
ao
: Ke, merupakan persamaan aljabar, maka
TEKNIK PENGUKURAN
Karena persamaan eo
tidak boleh tidak, e, dapat berubah menurut waktu dan keluaran alat
ukur mengikuti secara sempurna tanpa penyimpangan atau kesenjang-
an waktu. Jadi alat ukur urutan nol memperlihatkan penampilan dina-
mis yang ideal atau sempurna. Potensiometer pengukur perpindahan
merupakan satu contoh praktis. Namun bila orang memeriksa sistem
ini secara kritis ternyata ia bukan benar-benar alat ukur urutan nol.

2.4.10 Alat Ukur Urutan Pertama


Alat ukur yang mengikuti persamaan sederhana model matema- 8.1 PENDAIIULUAN
tika kecuali a,, ao dan bo. engukuran dalam arti yang luas adalah: membandingkan
suatu besaran dengan besaran standar.
argoScece
Besaran standar tersebut harus memenuhi syarat-syarat se.
bagai berikut:
Dapat didefinisikan secara fisik
Jelas dan tidak berubah dengan waktu
Dapat digunakan sebagai pembanding, di mana saja di dunia ini

Satuan dari besaran standar untuk setiap pengukuran dapat


merupakan salah satu atau gabungan dari satuan-satuan dasar. Dalam
sistem satuan yang telah disepakati secara internasional (Sl Units,
lnternational System of lJnits, [e Systeme lnternationa/ d'Unites) dike-
nal tujuh satuan dasar, setiap satuan dasar mempunyai satuan standar
dengan simbol yang biasa digunakan untuk menandainya sebagai-
mana yang diperlihatkan pada Tabel 3.1.

18 lnstrumentasi & Alat Ukur


T

Tabel 3.1.Satuan Dasar Dari Sl Untuk pengukuran geometris maka besaran dasar yang diguna-
kan adalah jelas, yaitu besaran panjang dengan satuan panjang yang
Besaran dasar Nama satuan dasar Simbol
diberi nama dengan meter (m) serta satuan tambahan yaitu sudut bi-
Panjang Meter (meter) m
dang dengan nama derajat (") atau radial (rad).
Massa Kilogram (kilogram) kg
Waktu Detik (second) S setelah mengalami perubahan-perubahan dalam mendefinisi-
Arus listrik Amper (ampere) A kan meter, maka akhirnya saat ini telah disepakati secara internasional
Temperatur termodinamika Kwlvin (kelvin) K
bahwa yang disebut dengan satu meter adalah:
Jumlah zat Mol (mole) mol
lntensitas cahaya Lilin (candela) cd - Panjang yang sama dengan 1650763,73 kali panjang gelombang
dalam ruang hampa dari radiasi (sinar) yang timbul akibat perubah-
Satuan tambahan
rad *)
an tingkatan energi antara 2p,o dan 5d, dari atom Kripton 86.
Sudut bidang Radial (radial)
Sudut ruang Steradial (steradian) ST
Definisi mengalami satu meter yang seteliti ini dibuat dengan
+) satu derajat adalah sama dengan : _r maksud untuk menrenuhi syarat-syarat penentuan besaran standar un-
rad
tuk pengukuran sebagaimana yang dibicarakan pada permulaan dari
Semua satuan standar dari setiap pengukuran yang bukan me- bab ini.
rupakan satuan dasar tersebut di atas adalah merupakan turunan
(gabungan) dari beberapa satuan dasar, beberapa contoh adalah se- Tabe! 3.3. Nama awalan untuk membentuk hasil ka,li dengan bilang-
perti Tabel 3.2. an dasar sepuluh bagi satuan standar (fraksi satuan standar)

Tabel 3.2. Contoh satuan turunan Faktor Pengali Nama awalan Simbol Contoh
'l
Besaran Nama satuan standar Simbol
018 eksa (exa) E 1kg:1039
1015 peta (peta) P 1 MW : 1O6W
Luas bidang meter persegi
cm : l0-2m
m2 1012 tera (tera) T 1
Volume (isi) meter kubik m3 10e giga (giga) C 1mm:10rm
Kecepatan meter per detik m/s 106 mega (mega) M l pm: 10-6m
Percepatan meter per kuadrat detik m/s2 '103
kilo (kilo) k
Gaya newton N, kg.m/s2 102 hekto (hecto) h
Tekanan pascal Pa, N/m2, kg (m.s2) 101 deka (deca) da
Energi, (kerja) joule J, Nm, kg.m2/s2' 't
0-1 desi (deci) d
Daya watt W, J/s, kg.m2/s2 10'2 senti (centi) C
Potensial listrik volt V,W/A, kg.m'zl(s3.A) 10r mili (milli) m
Tahanan listrik ohm {r,V/A, kg.m2l(s3.A2) 10-6 mikro (micro) p
10-e nano (nano) n
Beberapa nama awalan biasanya digunakan untuk membentuk
10-r piko (pico) p
hasil kali dengan bilangan dasar sepuluh bagi nama-nama satuan stan- 'l
femto (femto)
0-1s f
dar di atas adalah seperti Tabel 3.3. 10-18 ato (atto) a

20 lnstrumentasi &. Alat Ukur Teknik Pengukuran 21


I
I

Dengan hanya memandang definisi pengukuran dan definisi me- dan alat untuk mengukur. Banyak alat ukur-alat ukur modern yang
ter ini, maka kelihatannya adalah mustahil untuk melakukan pengukur- diperkenalkan orang dengan konstruksinya yang telah diperbaharui
an atas dimensi suatu produk. Memang dalam prakteknya pengukur- ataupun yang memakai prinsip kerja yang baru (elektronik). Jenis alat
an tidak dilakukan dengan secara langsung membandingkan dengan ukur yang dikenal di dalam Metrologi lndustri ini beraneka ragam,
standar meter, melainkan digunakan alat pembanding yaitu alat ukur. mulai dariyang khusus dibuat untuk suatu macam pengukuran sampai
Pada bermacam-macam jenis alat ukur akan kita temukan skala ukur- jenis yang lebih umum pemakaiannya.
an. Skala tersebut menunjukkan satuan panjang yang berupa bagian Bab ketiga dari buku ini dapat dianggap sebagai pengantar me-
dari meter, dapat merupakan milimeter ataupun mikrometer. Berdasar- ngenai ilmu metrologi industri, di mana akan kita bahas antara lain
kan skala ini maka kita dapat membaca berapa panjang atau dimensi mengenai:
dari suatu objek ukur (bagian dari benda ukur). Tentu saja prinsip kerja
Jenis dan cara pengukuran, termasuk di dalamnya pembahasan
dari alat ukur harus direncanakan sedemikian rupa sehingga ada yang
mengenai klasifikasi umum dari alat ukur
ditunjukkan pada skala ukuran adalah sesuai dengan apa yang diukur.
Konstruksi umum dari alat ukur, yaitu mengenai komponen-kom-
Dengan demikian untuk memastikan bahwa harga yang ditunjukkan
ponen utama yang membentuk alat ukur (prinsip kerja alat ukur
oleh alat ukur tidak menyimpang dari satuan standar panjang maka
secara umum)
harus dilakukan kalibrasi.
Sifat-sifat dari alat ukur (beberapa definisi istilah yang penting dari
Untuk mengkalibrasikan alat ukur biasanya digunakan blok ukur sifat-sifat alat ukur)
tgauge block/slip gauge) yaitu balok segi empat, umumnya dibuat dari Penyimpangan yang terjadi sewaktu proses pengukuran, definisi
baja karbon tinggi, baja paduan atau karbida, di mana jarak antara dua mengenai ketelitian dan ketepatan, sumber-sumber yang meng-
sisinya telah diketahui. Dengan menyusun bermacam-macam blok akibatkan penyimpangan di dalam proses pengukuran
ukur dari bermacam-macam ukuran maka praktis dapat dibuat ukuran Analisa hasil pengukuran dengan metoda statistik, untuk meng-
panjang sebagaimana yang dikehendaki. Selanjutnya balok ukur blok analisa data hasil pengukuran sehingga mempunyai arti yang jelas
ukur tersebut dapat dikalibrasi dengan memakai prinsip interferome- atau dengan kata lain bagaimana cara mengolah data pengukuran
ter yang menggunakan sinar secara langsung sebagai standar panjang. sehingga kita dapat memperoleh informasi yang dianggap pating
Panjang gelombang dari beberapa sinar yang dipakai dapat ditentukan baik
secara fisik (dengan menggunakan spektrometer) sehingga diketahui
Pembahasan yang lebih terperinci mengenai alat ukur akan di-
hubungan-hubungannya dengan standar meter seperti yang didefinisi-
berikan pada bab berikutnya, yaitu mengenai alat ukur-alat ukur yang
kan di atas.
umum digunakan oleh operator-operator mesin serta alat ukur-alat
Prinsip pengukuran yang diterangkan di atas ini adalah meru- ukur yang biasanya dipunyai oleh suatu Laboratorium Metrorogi tn-
pakan bagian dari ilmu yang dikenal dengan Metrologi lndustri. Se- dustri.
jajar dengan ilmu-ilmu teknik lainnya maka Metrologi lndustri ini
berkembang menuju penyempurnaan. Semakin maju teknologi pem-
buatan suatu produk menuntut ketelitian dan kepercayaan atas cara

22 lnstrumentasi & Alot Ukur Teknik Pengukuran 23


il

alat ukur pembanding untuk menentukan dimensi suatu obyek


5.2 JENIS DAN CARA PDNGUKURAN ukur.
Pengukuran geometris adalah mencakup ketiga aspek dari 4. AIat ukur pembatas (kaliber), yang mampu menunjukkan apakah
geometris yaitu ukuran, bentuk dan kekasaran permukaan. Lebih ter- suatu dimensi terletak di dalam atau di luar daerah toleransi ukur-
perinci lagi maka jenis pengukuran dapat dibedakan sebagai berikut: an

. Linear
'l 5. Alat ukur bantu, bukan merupakan alat ukur dalam arti yang se-
sungguhnya akan tetapi peranannya adalah penting sekali dalam
2. Sudut atau kemiringan
melaksanakan suatu pengukuran.
3. Kedataran
4. Profil Hasil pengukuran yang paling baik dapat dicapai dengan me-
5. Ulir milih alat ukur dan cara pengukuran yang tepat tergantung dari kon-
6. Roda gigi disi benda ukur dan ketentuan hasil yang diinginkan. Beberapa cara
7. Penyetelan posisi pengukuran adalah sebagai berikut:
B. Kekasaran permukaan 1. Pengukuran langsung
Dari bermacam-macam ienis pengukuran tersebut di atas han- 2" Pengukuran tak langsung
ya pengukuran linear yang paling banyak dipakai. Macam-macam 3. Pengukuran dengan kaliber batas dan
masalah pengukuran dapat dipecahkan dengan menggunakan peng- 4. Pengukuran dengan cara mengandungkan dengan bentuk stan-
ukuran linear, misalnya pengukuran dimensi dengan toleransinya dan dar
juga penentuan kesalahan bentuk. Untuk melaksanakan jenis-jenis
pengukuran ini maka dibuat bermacam-macam alat ukur masing-ma-
3.2.1 Pengukuran Langsung

sing dengan cara pemakaian yang tertentu. Adalah pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang mana
hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada skala yang telah dika-
Berdasarkan sifat dari alat ukur maka dikenal 5 macam alat ukur
librasi yang terdapat pada alat ukur tersebut (alat ukur standar). Con-
yaitu:
tohnya adalah mengukur panjang dengan mikrometer, lihat Cambar
1. Alat ukur langsung, yang mempunyai skala ukur yang telah dika- 3.1a.
librasi. Hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada skala terse-
but. 3.2.2 Pengukuran Tak Langsung
2. Alat ukur pembanding, yang mempunyai skala ukur yang telah Adalah pengukuran yang dilaksanakan dengan memakai alat
dikalibrasi. Karena daerah skala ukurnya terbatas, alat ini hanya ukur-alat ukur dari .ienis pembanding, standar dan pembantu. Perbe-
digunakan sebagai pembacaan besarnya selisih suatu dimensi ter- daan harga yang ditunjukkan oleh skala alat ukur pembanding sewak-
hadap ukuran standar. tu mengukur obyek ukur dan ukuran standar (pada alat ukur standar)
3. Alat ukur standar, yang mampu memberikan atau menunjukkan dapat digunakan untuk menentukan dimensi dari obyek ukur. Contoh
suatu harga ukuran tertentu. Digunakan bersama-sama dengan pengukuran semacam ini ditunjukkan pada Cambar 3.'lb.

24 lnstrumentasi &. Alat Ukur Teknik Pengukuran 25


H

3.2.3 Pengukuran dengan Kaliber Batas


Adalah pengukuran yang tidak menentukan ukuran suatu di-
mensi dengan pasti, melainkan hanya menunjukkan apakah dimensi
tersebut terletak di dalam atau di luar daerah toleransi ukuran. Di-
mensi yang terletak di dalam daerah toleransi berarti dianggap baik,
sedang dimensi yang terletak di luar daerah toleransi adalah jelek.
Produk dengan dimensi jelek mungkin masih dapat diperbaiki dengan
membuang kelebihan material atau sama sekali harus dibuang (tak
dapat diperbaiki). Cara pengukuran seperti ini dimaksudkan untuk (al Prntrukurun recaru lairgnrng (dangan (cl Fengukuran dmgan krtibar b.ui
mlkromcerl, (dsQoan krlbor porol untuk rncnto-
mempercepat pemeriksaan atas produk yang dibuat dalarn jumlah be' rlkra tolerand lubrnel.
sar, dan alat ukur yang digunakan adalah dari jenis kaliber (go & not
go gauges),lihat Cambar 3.1c.

3.2.4 Perbandingan dengan Bentuk Standar


Bentuk suatu produk dapat dibandingkan dengan suatu bentuk
standar pada layar dari alat ukur proyeksi. Ketepatan bentuk suatu ko'
nis dapat diperiksa dengan menggunakan Morse Konis. Jadi pada prin-
sipnya pengukuran seperti ini tidaklah menentukan dimensi ataupun
toleransi suatu benda ukur secara langsung, lihat Gambar 3'1d'
{dt Fifbadllle.n d.rngan b.ntuk d.n.
dar lmrmcrlks bontuk dcnO.n pro-
Alat ukur dapat pula diklasifikasikan menurut prinsip kerlanya fllc proycktorl.
yaitu:
1. Mekanis
2. Elektris
3. OPtis
4. Hidrolis
5. Pneumatis atau Aerodinamis lbl Pcngukurrn tsk lrngall.f Uonenn alat rikur rtrnd.r (rl, rht ukur prmbttdlrq {bl,.lrt
ukur b.fitu lcl,rolblh Ldsngan M dlukr ol.h kompaatorl.
Sebetulnya dalam banyak hal sulit bagi kita untuk mengklasifi-
kasikan alat ukur berdasarkan prinsip kerja seperti di atas, karena be-
berapa jenis alat ukur menggunakan kombinasi dari cara-cara kerja Gambar 3.1 Beberapa contoh cara pengukuran
tersebut. Dalam paragraf berikut akan kita bahas bagian-bagian yang
penting dari alat ukur secara umum.

lnstrumentasi & Alat Ukur Teknik Pengukuran 27


26
!
3.3.2 Pengubah
5.3 KONSTKUI(SI UMUM DAKI AII(T UKUK
Pengubah adalah bagian yang terpenting dari alat ukur, melalui
Mungkin alat ukur yang paling sederhana yang dikenal semua mana isyarat dari sensor diteruskan, diubah atau diolah terlebih da-
orang adalah mistar yang mempunyai garis-garis skala ukuran. Kedua hulu sebelum diteruskan ke bagian lain dari alat ukur (bagian penun-
ujung dari benda ukur berfungsi sebagai penunjuk pada skala ukur-
.iuk). Pada bagian inilah diterapkan bermacam-macam prinsip kerja,
an sehingga kita dapat membaca dan mengetahui panjang dari benda mulai clari prinsip kinematis, optis, elektris, pneumatis sampai pada
ukur. Untuk beberapa hal tertentu di mana kecermatan tidak begitu sistem gabungan, yang kesemuanya ini pada dasarnya adalah bertu-
penting, maka mistar ini dapat digunakan. Akan tetapi apabila bentuk juan untuk memperbesar dan memperjelas perbedaan yang kecil dari
dari obyek ukur adalah sedemikian rupa sehingga sulit untuk memakai geometri suatu obyek ukur.
mistar ukur, misalnya untuk mengukur diameter dari tengah-tengah
poros, atau jika diinginkan kecermatan yang tinggi, maka harus di- 3.3.2.1 Pengubah Mekanis
gunakan alat ukur dari jenis yang lain. Memang masalah pengukuran Prinsip kerja dari pengubah alat ukur mekanis semata-mata ber-
geometris ini dalam banyak hal tidaklah semudah mengukur suatu dasarkan prinsip kinematis yang meneruskan serta mengubah gerakan
panjang benda ukur dengan mistar seperti contoh di atas, masalah (biasanya gerakan translasi) menjadi gerakan lain (biasanya gerakan ro-
pengukuran pada umumnya memerlukan beraneka ragam alat ukur tasi) yang relatif lebih besar perubahannya. contohnya adalah sistem
masing-masing dengan cara kerja yang berlainan. Bagaimanakah suatu roda gigi dan batang bergigi dari jam ukur (dial indicatorl serta sistem
alat ukur tersebut dapat berfungsi ? ulir dari mikrometer, lihat Cambar 3.2.
Yang membedakan suatu alat ukur dengan alat ukur yang lain
adalah konstruksinya, atau dengan kata lain cara berfungsinya alat
dlid.r tll&Ur.
ukur tersebut. Untuk memahami cara kerja alat ukur mungkin akan
lebih jelas kalau kita terangkan melalui ketiga komponen utama yang
membentuk suatu alat ukur yaitu sensor, pengubah dan penunjuk/
pencatat.
ii're l;-
\ iti .lmt

3.3.1 Sensor
'/-
|!dr \ -.
dst
Sensor adalah "peraba" dari alat ukur, yaitu yang menghubung- r
n&ro0ralar
lm u&ut
kan alat ukurdengan benda ukur. Ujung-ujung kontakdari mikrometer,
kedua lengan dari mistar ingsut (vernier caliper), jarum dari alat ukur
Gambar 3.2. Prinsip pengubah kinematis dari jam ukur dan
kekasaran permukaan adalah merupakan contoh dari sensor mekanis.
mikrometer
Sistem lensa (obyektiO adalah merupakan sensor dari alat ukur optis.
suatu poros dengan lubang-lubang kecil melalui mana udara tekan Beberapa alat uku r pemband
i n E @ i al com parator) yang menggu-

mengalir keluar adalah suatu contoh dari sensor pneumatis. nakan prinsip pengubah gerakan secara mekanis dengan perencanaan
yang istimewa yaitu bila ditinjau dari cara kerjanya yang sederhana

28 lnstrumentasi & Alat Ukur Teknik Pengukuran z9


T

tetapi menghasilkan perubahan gerakan yang cukup besar. Contoh ditempelken di tengahtengahnya. Mulai dari bagian tengah ini pelat
dari cara kerja mekanis yang istimewa ini adalah peubah gerakan dari tipis tersebut secara pemanen dipuntir dalam arah yang berlawanan
Eden-Rolt "milionth" comparator, .lohansson Mikrokator dan Sigma sehingga membentuk spiral kiri dan spiral kanan, lihat Cambar 3.4.
Comparator. Salah satu ujung pelat yang terpilih dipasang tetap pada batang peng-
Perubah mekanis dari Eden Rolt comparator menggunakan dua atur, sedang ujung yang lain dipasangkan pada lengan sualu penyiku
buah blok yang diikat dengan pelat tipis seperti yang ditunjukkan pada (dari pegas baja) di mana lengan yang lainnya dihubungkan dengan
Cambar 3.3. Blok ukur yang akan dikalibrasi apabila diletakkan di poros pengukur. Apabila poros pengukur ini bergerak naik ataupun tu-
antara landasan tetap dengan kontak pengukur (sensor mekanis) akan run, sesuai dengan perubahan dimensi dari obyek ukur, maka penyiku
mengakibatkan gerakan translasi dari blok M relatif terhadap blok akan berubah bentuknya sehingga mengakibatkan pelat yang terpilih
yang diam F. karena kedua blok ini pada ujung yang lain masing-ma- (spiral) mengalami perubahan panjang. Karena perubahan panjang
sing mempunyai pelat yang tipis yang disatukan pada suatu batang maka spiral ini akan menjadi lebih terpilin atau kurang terpilin dengan
penunjuk, maka akan terjadi lenturan pada batang penunjuk (yang demikian jarum yang terpasang di tengah-tengahnya akan bergerak
sebelumnya posisinya adalah lurus). Perubahan posisi batang penun- sesuai dengan perubahan panjang. Segi lain yang menarik dari alat
juk ini dapat diamati dengan menggunakan sistem optis yang mem- ini adalah cara pemasangan poros pada rumah dari alat ukur, di sini
perlihatkan suatu bayangan garis penunjuk yang bergerak pada skala digunakan cincin pegas dengan maksud untuk menghindari gesekan.
yang diam. Pembesaran pengubah mekanis adalah 4000 x, bagian Pembesaran dari alat ini dapat sampai 5000x.
pengubah optis 50 x, jadi pembesaran adalah 20.000 x.

blotlIrOfi
Cdrgfr bdd
mcar

ra.rtErr. - gtl
lvr.n n
| . p.|lite $t llr.drf.tfrilrjl
* . l-.. totd 10,06 ml
a -**. a . &it hpofttri.

Gambar 3.3. Sistem pengubah mekanis dari Eden-Rolt "milionth" I l*ou".,t r.,ro.*
m/
comparator

Bagian pengubah dari alat ukur pembanding Johanson Mikroka- Gambar 3.4. Konstruksi dari pengubah alat ukur pembanding
tor mempunyai pelat tipis dengan jarum penunjuk (yang sangat ringan) lohansson Mikrokator

lnstrumentasi & Alat Ukur


Teknik Pengukuron 31
T

Contoh alat ukur pembanding dengan prinsip pengubah me- mekanis biasanya berupa batang kinematis yang berfungsi untuk mem-
kanis dari jenis yang lain adalah buatan pabrik instrumen Sigma. Peng- perbesar perubahan gerakan dari silinder pengukur menurut perban-
ubah dari Sigma Comparator ini menggunakan "engsel" yang bebas dingan jarak antara kedua ujung batang terhadap engselnya. pengubah
gesekan, yaitu terdiri dari dua blok yang disatukan dengan tiga pelat mekanis ini akan menyebabkan perubahan kemiringannya suatu kaca
tipis yang saling menyilang, lihat Cambar 3.5. Apabila pada salah satu yang berfungsi sebagai pemantul berkas cahaya dari pengubah optis.
blok (yang bebas bergerak) diberi suatu beban maka blok ini akan ter- Dalam hal ini pengubah optis sesungguhnya merupakan sistem pem-
putar relatif terhadap blok yang diam, persis seperti gerakan pada eng- bentuk bayangan yang berupa garis yang diproyeksikan pada layar
sel. Lengan yang berbentuk akan memperbesar gerakan serta memu- dari gelas yang diasah serta diberi skala ukuran. Apabila perbandingan
jarak antara kedua ujung batang kinematis terhadap engselnya adalah
tar silinder dari batang penunjuk dengan perantaraan pita dari logam.
penekan yang berujung runcing dapat diatur jaraknya terhadap sumbu 2:1, sedang perbandingan jari-jari skala dengan jarak antara engsel
engsel dengan cara mengencangkan salah satu baut dan mengendor- dan ujung dari kaca pemantul adalah 50:1, maka pembesaran total
kan baut yang lain yang keduanya terpasang pada poros pengukur' dari alat ukur adalah:
Karena gerakan dari poros pengukur ini relatif kecil maka pemasan- - Pembesaranmekanis : 1x2Ox1 : 20 satuan
gannya pada rumah alat ukur dapat dilaksanakan dengan memakai di- - Pembesaran optis : 50 x 2 : 100 satuan
afragma, dengan demikian gesekan yang merugikan dapat dihindari. - Pembesaran total : 20 x 100 : 2000 satuan
Faktor pembesaran sebesar 2 dari sistem optis ini adalah ber-
asaldari pengaruh perubahan kemiringan kaca pemantul, seperti yang
dijelaskan ada Cambar 3.6.

Gambar 3.5. Skematis prinsip pengubah dari sigma Comparator porubdtan trrh
* rilindcr bcrklr cahayr.
p.ngukur
- zti+6t-N
3.3.2.2. Pengubah Mekanis OPtis
Beberapa alat ukur Pembanding menggunakan prinsiP kerja
Cambar 3.6. Prinsip kerja dari alat ukur mekanis optis
gabungan yaitu pengubah mekanis dan pengubah optis. Pengubah

32 lnstrumentasi & Alat Ukur Teknik Pengukuran 33


3.3.2.3 Pengubah Elektris Kapasitor dapat terbentuk apabila dua buah pelat metal (dengan
luas yang sama) didekatkan sampai sejarak l. Besarnya kapasitas un-
Pengubah yang memakai prinsip kerja elektris berfungsi untuk
tuk mengumpulkan muatan listrik dari kapasitor ini adalah berbanding
mengubah isyarat perubahan sebesar non elektris (misalnya perubah-
terbalik dengan jarak l, artinya semakin jauh jarak antara dua pelat
an panjang), baik yang berasal langsung dari sensor ataupun yang
kapasitasnya akan menurun atau semakin dekat jaraknya maka kapa-
telah melalui pengubah primer (biasanya pengubah mekanis), menjadi
sitasnya makin naik, dengan demikian dapat kita katakan bahwa pelat
isyarat perubahan besaran elektris. Perubahan berasal elektris (arus
kapasitor ini adalah sensitif terhadap perubahan jarak. Suatu sirkuit
atau tegangan listrik) dapat diolah dan diperbesar dengan memakai
elektronis dapat direncanakan untuk mengetahui besarnya perubahan
prinsip elektronik sehingga dapat diketahui hubungan antara isyarat
kapasitas dari kapasitor, salah satu cara yang umum dipakai adalah
mula dengan isyarat akhir yang diukur dan ditunjukkan pada skala dari
dengan penguat operasional dengan skema seperti Cambar 3.7.Te-
alat ukur. Dua contoh yang akan kita bahas adalah pengubah dengan
gangan keluar Vo (output) dalam hal ini adalah sesuai dengan jarak (l)
prinsip kapasitor dan transformator.
dikalikan dengan faktor penguat (K,).
Pengubah dari jenis Transformator Beda Linier (Linear Variable
Differential Transformer, LVDT) bekerja dengan prinsip transforma-
ponoubarr k$adtlp
tor yaitu timbulnya tegangan imbas pada kumparan sekunder akibat
adanya tegangan listrik pada kumparan primer. Tegangan imbas pada
kedua kumparan sekunder akan sama besarnya apabila kedudukan inti
(core), yaitu suatu batang dari metal, adalah tepat di tengah-tengah, li-
hat Cambar 3.8. Apabila letak inti bergeser dari posisi semula (posisi
nol) maka tegangan imbas pada salah satu kumparan sekunder akan
pelut kapacltor menurun, sedang tegangan imbas pada kumparan sekunder yang lain
akan naik sebanding dengan perubahan jarak pergeseran inti, yaitu
seperti rumus berikut (hanya berlaku pada daerah linier):

Vr:v.,ru *9v-,,,,.A1 mura


2
C
v2 -v mula
.-"v2
..Al
muta

vo - I vc,9n-r o Kr. I Apabila kedua kumparan sekunder ini dihubungkan secara seri, maka
K tegangan keluar akan sama dengan:

Vo : V, - V2 -- CV.,h. Al
Gambar 3.7. Pengubah kapasitif dengan skema penguat operasional Di mana C adalah konstanta yang tergantung dari konstruksi alat ini.

34 lnstrumentasi &. Alat Ukur Teknik Pengukuran 35


q

garis-garisnya sedikit miring, maka akan terlihat beberapa pita gelap


dan terang yang saling bergantian pada posisi tegak lurus garis-garis
yang sejajar. Pita-pita gelap dan terang ini disebut dengan nama pita-
HubungEn rcri :
pita Moire (Moire Fringes) yang lebarnya tergantung dari jarak antara
Kurnprnn Ko K1 dua garis dan kemiringan antara kedua pelat. Jika pelat yang panjang
bergerak relatif terhadap pelat yang pendek maka pita-pita Moire akan
rskunder, Kt

il
bergerak dalam arah tegak lurus arah gerakan pelat, dengan demikian
primer, Ks empat buah photosel yang disusun di belakang kedua pelat akan me.
nerima cahaya, dari sumber cahaya yang dipasang di depan kedua
rckundrr, K1 pelat, dengan intensitas yang bergantian antara kuat dan lemah, rihat
Cambar 3.9.

=l ffMffiUffi mula

Gambar 3.8. Linear Variable Differential Transformer, LVDT IIIIIMIMfl ci Z. garir

3.3.2.4 Pengubah Optis-EIektris ]flflililWtfiffit[l c$ r garls

Photosel adalah merupakan komponen yang banyak digunakan


Q !( garlr
pada alat ukur dengan optis-elektris. Apabila intensitas cahaya yang
diterima oleh photosel berubah, maka arus listrik pada sirkuit elektro-
nis, di mana photosel ini termasuk sebagai salah satu komponennya,
juga akan berubah. Konstruksi dari pengubah alat ukur direncanakan
sedemikian rupa sehingga suatu perubahan jarak (panjang) akan meng-
Gambar 3.9. Pita-pita Moire dengan susunan photosel yang mampu
akibatkan perubahan cahaya yang diterima oleh photosel.
membedakan perubahan iarak
Salah satu cara untuk mengubah intensitas cahaya yang diterima
Satu photosel akan kembali menerima intensitas cahaya yang
oleh photosel adalah dengan menggunakan dua buah pelat tembus kuat untuk suatu gerakan pelat sejauh satu skala (jarak antara dua
cahaya yang berbeda ukuran panjangnya. Pada masing-masing pelat
garis), oleh karena itu dengan kombinasi empat buah photoser maka
dibuat garis-garis tipis yang sejajar dengan jarak yang sangat dekat alat ukur mampu membedakan perubahan jarak sebesar seperempat
dan konstan. Apabila kedua pelat ini saling didekatkan dengan posisi
skala.

lnstrumentasi & Alat Ukur


Teknik Pengukuran 37
_Y

' Perpindahan relatif antara kedua pelat ini dapat diketahui de' Udara dengan tekanan Ps, mengalir melalui lubang pengontrol
ngan cara menghitung jumlah pulsa yang diisyaratkan oleh keempat (yang dapat diatur diameter efektifnya) menuju ke ruang perantara.
photosel. Karena penghitungan di laksanakan secara elektronis dengan Karena diameter lubang pengontrol adalah tetap, D,, sedang diameter
kecepatan sampai 100.000 hitungan per detik, maka batas kecepat- efektif D, (melalui mana udara tekan ini mengalir keluar) adalah selalu
an gerakan pelat sewaktu proses pengukuran dilangsungkan adalah berubah sesuai dengan perbedaan antara diameter benda ukur dan
cukup besar. Alat ukur semacam ini banyak digunakan pada mesin diameter sensor, maka tekanan udara pada ruang perantara, Po, lugia
perkakas yang modern untuk mengetahui posisi dari suatu komponen akan berubah.
relatif terhadap komponen yang lain, misalnya posisi dari meja freis
(di mana produk ditempatkan) relatif terhadap pisau pemotongnya.

pongatur taktnt r P,
3.3.2.5. Pengubah Pneumatis
AIat ukur dengan pengubah pneumatis bekerja atas dasar suatu r-----1 /.pengatat
diameter D1

Sumbcr
gejala bahwa kondisi suatu aliran udara yang tertentu (tetap) akan udsra
tekan baromsls; 1Pt1
berubah apabila ada perubahan pada celah antara permukaan benda
ukur dengan permukaan sensor alat ukur (di mana udara ini mengalir
rutn9 parantara
melaluinya). Perubahan kondisi aliran udara ini dapat diketahui de'
ngan cara mengukur perubahan tekanannya ataupun kecepatan aliran- baromaer (Ptl
nya. Alat ukur pneumatis ini secara keseluruhannya dianggap sebagai
suatu sistem aliran udara yang terdiri dari bagian-bagian sebagai ber-
ikut:
l. Sumber udara tekan
2. Sensor yang berfungsi juga sebagai pengubah
3. Alat pengukur perubahan kondisi aliran udara
Berdasarkan cara pengukuran perubahan kondisi aliran udara
A7lA1
maka kita temukan dua jenis alat ukur pneumatis, yaitu:
1. Sistem Tekanan Balik (Back Pressure System)
2. Sistem Kecepatan Aliran (Flow-Velocity System)

Sistem Tekanan Balik Gambar 3.10. Alat ukur pneumatis dengan sistem tekanan balik
Prinsip kerja dari alat ukur pneumatis dengan sistem tekanan Dengan mengatur diameter efektif D, dan D, (mengatur luas lu-
balik dapat kita terangkan dengan menggunakan skema seperti Cam- bang efektif A, dan Ar) serta tekanan Ps (biasanya 1 sampai dengan
bar 3.'10. 29,6 N/cm2) maka dapat diperoleh suatu daerah linear yang cukup

lnstrumentasi &, Alot Ukur Teknik Pengukuron 39


38
lebar dari kurva yang menggambarkan hubungan antara koefisien Pb/ tekanan ke atas dari aliran udara yang mengalir melalui celah antara
Ps dengan koefisien A2lAr Di antara harga Pb/Ps sebesar 0,6 dan 0,8 pengapung dan dinding dari tabung konis. Apabila celah antara sen-
yaitu pada daerah linier, maka berlaku rumus berikut: sor dengan benda ukur menyempit, maka kecepatan aliran udara akan
turun, akibatnya pengapung akan turun sampai suatu kedudukan ter-
Pb ,A2 (3.1) tentu yang mana terjadi lagi suatu kesetimbangan (karena celah antara
Ps
-=a-b-- A1 pengapung dengan dinding tabung konis dalam hal ini juga menjadi
atau pb : ps.a- A4L.p, (3.2) sempit), demikian pula untuk hal yang sebaliknya. Oleh sebab itu
A1 kedudukan dari pengapung relatif terhadap tabung konis yang diberi
suatu skala menggambarkan ukuran dari celah antara sensor dengan
Kepekaan (lihat definisi kepekaan pada paragraf 3.4 dari alat
benda ukur.
ukur pneumatis dengan demikian dapat dicari dengan mendeferensir
Pb (besaran yang ditunjukkan alat ukur) terhadap A, (besaran yang
diukur perubahannya).

dPb b n-J (3.3)


--.,
dAz A1

Rumus (3.3) menyatakan bahwa kepekaan adalah berbanding benda


ukur
lurus dengan tekanan Ps dan berbanding terbalik dengan luas penam-
pang dari lubang pengontrol A,, atau kuadrat dari diameter efektif D,. pehgapurB

Sistem Kecepatan Aliran pengotur tekanan


udara t6bung 06lag
Berbeda dengan sistem tekanan balik yang berdasarkan atas per- lkonls)
ubahan tekanan, maka alat ukur pneumatis dengan sistem kecepatan r-----1
aliran bekerja atas dasar perubahan kecepatan aliran udara. Dalam sumbor
udara p€n8fnp8nq
sistem ini lubang pengontrol dengan diameter efektif D, tidak diper- lekan I €f€ktip. A1.

lukan, jadi kecepatan aliran udara hanya dipengaruhi oleh perubahan ---*J
penampang efektif A, yaitu celah antara permukaan sensor dan per-
mukaan benda ukur. Biasanya kecepatan aliran udara diukur dengan
menggunakan tabung konis (dari gelas) dan suatu pengapung, lihat
Cambar 3-11. Karena adanya aliran udara maka pengapung akan
Gambar 3.11. Alat ukur pneumatis dengan sistem kecepatan aliran
terdesak ke atas sampai suatu kedudukan tertentu dia akan menga-
pung, yang berarti bahwa gaya beratnya adalah setimbang dengan

40 lnstrumentasi & Alat Ukur Teknik Pengukuran 41


linier dari kurva yang menggambarkan hubungan
Pada daerah
antara kecepatan aliran udara F (atau kedudukan pengapung) dengan
penampang efektif A, yaitu celah antara sensor dan benda ukur, ber-
laku rumus sebagai berikut:
F : -a + bA, (3.4)

Dan kepekaannya adalah:


-El
m_ A
B
:
:
kltinggirn
kcdalanan
{Bl
C& O" : kcluruan
dF
(3.s)
dAz E.F&nG:
-:b Kctcgoklurul.n
H :dinmrter lulr
b adalah faktor kepekaan yang tergantung atas konstruksi dari sirkuit {Gl
aliran udara di mana tekanan dan kecepatan aliran udara ditentukan.
Dalam industri mesin, alat ukur pneumatis ini banyak diguna-
kan, terutama dari jenis dengan sistem kecepatan aliran. Hampir sega-
la macam masalah pengukuran geometris dapat dilaksanakan dengan
cermat, mudah, cepat dan ongkos pengukuran adalah relatif murah.
w@@ .A,
Jcnir
dua lubrrg
A&B: tol€rrlil
C ; krrillndoran

@ffiffi
Hal ini dimungkinkan karena sensor dapat direncanakan sesuai de-
ngan kondisi benda ukur serta jenis pengukuran, lihat Cambar 3.12.
Selain daripada itu, suatu keuntungan lain yang jelas terlihat adalah
bahwa kontak antara permukaan sensor dengan permukaan objek (81 (ct
ukur dapat dihindari karena adanya suatu "bantalan udara" dengan

@Ww
demikian keausan dari sensor dapat dikurangi. Sensor dengan lubang Jonlr konuk
dengan rirtlm
kecil yang menyemprotkan udara langsung ke permukaan obyek ukur A. Ionk (plunyarl
hanya sesuai dengan permukaan obyek ukur yang halus. Untuk per- B. Boh
c. P.ld
mukaan yang relatif kasar (Ra > 1,25) maka perlu digunakan sensor i (N (Bt (ct
jenis lain yang mempunyai bagian mekanis antara lubang aliran udara
dengan benda ukur. Sensor mekanis ini dapat berupa bola, batang,
silinder atau pelat yang bersinggungan langsung dengan permukaan
obyek ukur, yang mana suatu gerakan padanya akan menyebabkan
Gambar 3.12. Macam-macam sensor alat ukur pneumatis
perubahan diameter efektif dari lubang aliran udara.

42 lnstrumentasi &. Alat Ukur Teknik Pengukuran 43


3.3.2.6 Pengubah Optis o
Pada dasarnya sistem optis yang digunakan sebagai pengubah
alat ukur adalah berfungsi sebagai pembelok berkas cahaya yang me- /l
2
4-
-l
--;t-1
lewati atau memantul ("berasal") dari suatu obyek sehingga terbentuk
suatu bayangan (maya atau nyata) dengan ukuran/penyimpangan yang
lebih besar dari ukuran/penyimpangan obyeknya. Yang dimaksud de- ft oov"r

ngan obyek di sini adalah benda ukurnya sendiri atau komponen dari -L-\_\-..
alat ukur misalnya skala atau garis indeks. Sistem optis biasanya terdiri
dari salah satu gabungan komponen-komponen yang berupa cermin,
lensa atau prisma, melalui mana berkas cahaya akan dipantulkan dan/
atau dibiaskan. Beberapa jenis sistem optis yang digunakan dalam bi-
dang metrologi antara lain adalah: pembesar, mikroskop, proyektor, Gambar 3.73. Prinsip dari lensa pembesar
teleskop, autokolimator dan teleskop posisi.
Mikroskop
Lensa pembesar Apabila dua lensa pembesar diatur menjadi satu sistem optis
Sistem optis yang paling sederhana yang memungkinkan se- maka disebut dengan nama mikroskop. Lensa pembesar yang berada
seorang untuk melihat suatu obyek dengan lebih jelas adalah pem- di dekat mata disebut okuler, sedang yang berada di dekat obyek ber-
besar, atau lebih umum dikenal dengan nama lensa pembesar. Suatu nama obyektif. secara skematis prinsip dari mikroskop ini dapat dilihat
obyek yang diletakkan tepat pada jarak fokus (titik api) dari lensa pada Cambar 3.14. Suatu obyek MN yang diletakkan di depan obyek-
pembesar akan terlihat oleh mata sebagai suatu bayangan dari obyek tif akan membentuk bayangan nyata dan terbalik PQ. Melalui okuler
dengan ukuran yang lebih besar, lihat Cambar 3.13. Pembesarannya bayangan PQ ini akan terlihat oleh mata sebagai bayangan RS, yang
adalah: jika dibandingkan dengan ukuran obyek aslinya maka pembesaran to-
tal adalah:
OPD RS RS PQ
MNf MN $.7\
-=+
-= PQ MN
Dimana:
Dimana, D : jarak terdekat dari benda yang masih dapat terlihat oleh RS
mata dengan jelas (tanpa lensa). Untuk mata normal M,\ : Pembesaran total
adalah 250 mm
R5
f : jarak fokus dari pembesar, mm PQ
: pembesaran okuler

PQ
: pembesaran obyektif
MN
,l r'- 1!l I I, i; ru
i

lnstrumentasi & Alot ukur


Teknik Pengukuran I
44 i
lr
I
t ftsdnn F. .;,r;1leii5tS l4s
1l
,ll rl ?r: i'i r trsiil:i-rl :t
*r4
./s
//l //
- /z- |
ob,Gkti'
::i- i
ul
o
N
rI

I
\.
\>-
\\ I

\*

Gambar 3.14. Prinsip dari Mikroskop


Gambar 3.15. Prinsip dari proyektor
Proyektor Teleskop
Dua sistem lensa, yaitu kondensor dan proyeksi adalah meru- Teleskop adalah nama suatu sistem optis yang digunakan untuk
pakan komponen dari proyektor, lihat Cambar 3.15. Berkas cahaya melihat obyek yang posisinya relatif jauh, sehingga diperoreh bayang-
dari suatu sumber cahaya diarahkan oleh kondensor menuju obyek an yang jelas. Dua buah sistem lensa yaitu obyektif dan okuler diatur
yang diletakkan di antara kondensor dan proyeksi. Karena benda ukur jaraknya sedemikian rupa sehingga berkas cahaya yang sejajar (yang
biasanya tidak tembus cahaya maka hanya sebagian dari berkas ca- berasal dari obyek yang jauh) akan difokuskan oleh obyektif tepat
haya diteruskan dan diproyeksikan ke suatu layar, sehingga terlihat pada jarak fokus dari okuler. oleh okuler berkas cahaya ini dibias-
bayangan gelap dari benda ukur dengan latar belakang yang terang- kan menjadi berkas cahaya yang sejajar lagi sehingga bayangan dari
pemeriksaan bayangan dari benda ukur (pengukuran atau pemban-
obyek dapat terlihat oleh mata dengan lebih jelas, lihat cambar 3.'t6.
dingan dengan contoh dari bentuk standar) dilakukan dari balik layar Dalam hal ini bayangan yang terlihat oleh mata posisinya adalah ter-
yang terbuat dari kaca yang diasah (kaca buram). Seperti halnya pada balik, apabila dikehendaki maka dapat dibuat menjadi tegak kembali
mikroskop, di sini benda ukur dapat diletakkan pada meja posisi, se' dengan menggunakan prisma, cermin ataupun sistem rensa pembalik.
hingga bayangan dari benda ukur dapat digerakkan relatif terhadap Pembesaran yang diperoleh dengan teleskop adalah merupakan per-
garis silang yang terdapat pada layar, dan jarak yang ditempuh oleh bandingan antara jarak fokus dari obyektif dengan okuler.
gerakan bayangan dapat dibaca pada skala kepala mikrometer (me-
lalui mana meja posisi digerakkan).

lnstrumentasi & Alat Ukur Teknik Pengukuran 47


yang diperlengkapi dengan mikrometer r-rntuk mengukur perubahan
posisinya. Dengan memutar tabung mikrometer maka dua garis se-
lajar yang juga terlihat pada okuler di geser sampai garis bayangan
obyektiP
target tepat di tengah-tengahnya. Dengan demikian kemiringan dari
r.ermin relatif terhadap posisinya semula dapat dibaca pada skala dari
mikrometer. Kemiringan maksimum yang masih dapat diukur oleh au-
tokolimator adalah hanya sebesar 10 menit, sedang kecermatan pem-
bacaan skalanya adalah 0,1 detik.

Gambar 3.16. Prinsip dari teleskop astronomis

Autokolimator
Dua macam alat ukur optis yang menggunakan prinsip dasar
dari teleskop adalah autokolimator dan teleskop posisi. Cambar 3.17
menggambarkan prinsip dari autokolimator, dengan suatu kondensor
yang menyearahkan berkas cahaya dari sumber cahaya menuju target
yang berupa garis. Suatu cermin semi reflektor (setengah memantulkan
dan setengah meneruskan cahaya) dengan posisi miring 45'terhadap
sumbu optis dari teleskop akan membuat seolah-olah target terletak
Gambar 3.17. Prinsip dari Autokolimator
pada sumbu optis dan tepat pada jarak fokus dari obyektif. Dengan
demikian berkas cahaya yang keluar dari obyektif akan merupakan Teleskop posisi
berkas cahaya yang sejaiar. Berkas cahaya ini kemudian dipantulkan Berbeda dengan autokolimator, suatu teleskop posisi tidak
kembali oleh suatu cermin yang diletakkan pada iarak tertentu di de' bekerja atas dasar pantulan dari berkas cahaya akibat kemiringan
pan autokolimator. Apabila kedudukan cermin sedikit miring, maka suatu target yang berupa cermin, akan tetapi mengamati secara lang-
cahaya yang dipantulkan akan diterima kembali oleh obyektif yang sung perpindahan posisi dari target dalam arah horisontal dan vertikal.
kemudian difokuskan pada bidang fokus akan tetapi tidak tepat pada Perpindahan bayangan target dapat diukur dengan salah satu dari dua
sumbu optis. Caris bayangan dari target dapat diamati melalui okuler cara berikut. Pertama, dengan suatu kaca yang diberi garis referensi

48 lnstrumentasi &. Alat Ukur Teknik Pengukuran


Y

dan terletak pada fokus dari okuler, yang digerakkan langsung oleh 5.4 PENUNJUI{/PENCAMilT
ulir dari kepala mikrometer (lihat pada contoh autokolimator). Kedua
Penunjuk atau pencatat adalah bagian dari alat ukur melalui
adalah dengan memakai mikrometer optis, yaitu berupa keping gelas
mana harga dari hasil suatu pengukuran ditunjukkan atau dicatat.
dengan dua sisi yang sejajar (keping paralel). Suatu berkas cahaya de-
Hampir semua alat ukur, kecuali beberapa alat ukur standar dan alat
ngan sudut datang nol (berimpit dengan garis normal) akan diteruskan
ukur batas, mempunyai bagian penunjuk yang dapat kita kategorikan
melalui keping paralel secara lurus. Apabila sudut datang tidak sama
menjadi 2 macam, yaitu:
dengan nol, maka berkas cahaya akan dibiaskan mendekati normal
untuk kemudian pada sisi yang lain akan dibiaskan kembali menjauhi 1. Penunjuk berskala, dan
normal, sehingga arah berkas cahaya tetap seperti semula akan tetapi 2. Penunjuk berangka (digital)
telah menggeser sejauh d, lihat Cambar 3.1 8. Untuk suatu sudut datang
3.4.1. Penunjuk Berskala
yang kecil maka perubahan kerniringan dari keping paralel akan setaraf
Skala adalah susunan garis yang beraturan dengan jarak antara
dengan perubahan jarak d. Pengaturan kemiringan dari keping paralel
dua garis yang berdekatan dibuat tetap dan mempunyai arti tertentu.
dilaksanakan dengan suatu mekanisme yang berhubungan langsung
dengan dua kepala mikrometer untuk pembacaan pergeseran dari tar- Jarak antara dua garis dari skala atat ukur geometris dapat ber-
get dalam arah horisontal dan vertikal. arti bagian dari meter atau bagian dari derajat. Secara visual pemba-
caan dilakukan dengan pertolongan garis indeks atau jarum penunjuk
yang bergerak relatif terhadap skala. Posisi dari garis indeks atau jarum
penunjuk pada skala menyatakan suatu harga (hasil sudut pengukur-
an), lihat Cambar 3.19.

et i$rlllne
\"* fi,\" 'rlYnlt,,,fi

t t obvrrtb
okulcr knra . hmr
!
glrlr lndska
om{tk psrrtokut "tfif*t tltr't J.rum panunluk

Gambar 3.18. Prinsip dari teleskop posisi dengan mikrometer optis Gambar 3.19. Skala dengan garis indeks dan iarum penuniuk

Teknik Pengukuran 51
50 lnstrumentasi &, Alat Ukur
Skala iNonius (Vernier Scale) Sedang n adalah jarak antara dua garis skala nonius, maka se-
tiap satu bagian skala utama akan lebih panjang sebesar k dibanding-
Tidak selalu garis indeks tepat segaris dengan garis skala, akan
kan dengan satu bagian skala nonius. Apabila posisi garis nol nonius
tetapi sering garis indeks ini terletak di antara dua garis skala sehingga
adalah tepat segaris dengan suatu garis skala utama misalkan A, maka
timbul kesulitan di dalam menentukan harganya. Oleh karena itu un-
hasil pengukuran adalah tepat berharga A. Selanjutnya apabila garis
tuk menaikkan kecermatan pembacaan maka garis indeks sering di-
nol nonius tergeser ke kanan sebesar k maka garis pertama nonius
ganti dengan suatu susunan garis yang disebut dengan skala nonius
akan tepat segaris dengan salah satu garis skala utama. Seandainya
yang mana sesuai dengan cara pembuatannya dikenal dua macam ska-
garis nol nonius lebih tergeser ke kanan lagi sejauh 2 k dari posisi garis
la nonius, skala nonius satu dimensi dan skala nonius dua dimensi.
A maka garis kedua noniuslah yang tepat segaris dengan salah satu
Prinsip dari skala nonius satu dimensi mungkin dapat kita jelas- garis skala utama. Proses pergeseran ini dapat kita lakukan terus sam-
kan sebagaimana Cambar 3.20. Skala alat ukur dalam hal ini kita sebut pai akhirnya garis nol nonius kembali menjadi segaris dengan garis
sebagai skala utama sedang skala yang terletak di bawahnya disebut skala utama (sesudah A). Dengan demikian penentuan posisi garis nol
skala nonius. Misalkan jarak antara dua garis skala utama adalah u. nonius relatif terhadap A adalah melihat garis nonius yang keberapa
yang menjadi segaris dengan salah satu garis skala utama.

Jarak k adalah menggambarkan kecermatan dari skala nonius,


Cgrir nol nonfut rogarirdenlrrr 00rir A
semakin kecil k maka kecermatannya semakin tinggi, artinya posisi
tkrlc utrmr, garis nol nonius relatif terhadap suatu garis skala utama (sesudahnya)
u r jst6ksstuboghnrkalrutrmr menjadi semakin jelas. Akan tetapi semakin kecil k berarti skala noni-
n . lrak ietu baglan rkrla noniur
k r u-n us memerlukan jumlah garis yang lebih banyak, karena jumlah garis
nonius (kecuali garis nol) atau jumlah bagian dari skala nonius adalah
sama dengan l& buah. Dengan demikian k tidak boleh terlalu kecil,
A karena:
I I I I cerir rrol nonb; teec*,tiiia.tn
koarigrr A,glr6ry,tuttrrw- Untuk mempermudah penentuan garis nonius yang menjadi
--l7-i.ff niur rgrrh <hngon utrh rrtu
I I I I grrhtkrlrelrdu' segaris dengan skala utama
O t Untuk membatasi panjang keseluruhan skala nonius, (harus jauh
I
I
lebih pendek dari panjang keseluruhan skala utama).
A
I I I I Grrir ml nontur trruti,t r.r,u"
2K oan grm A; gr,tr raiut
Tabel 3.4 berikut adalah beberapa contoh kecermatan skala
IO I I I noniur rcgorir dGneer $l!h $tu nonius yang digunakan pada beberapa alat ukur, misalnya mistar ing-
. gari* rk:lt utlmt. sut dan busur bilah.
+
I

Cambar 3.20. Prinsip skala nonius satu dimensi

Alat Ukur Teknik Pengukuron 53


52 lnstrumentasi &.
_T

Tabel 3.4. Skala nonius satu dimensi

Skala nonius
Besar u
Kecermatan pada skala Besar n Panjang/
fumlah besar Garir nol ooniur bslum rnelc-
utama pada skala
bagian keseluruhan wai ratengah brgian rkrls uts.
nonius ms.

1
(0,10) mm lmm 0,9 mm 'r0 9mm
10 Garir nol noniur tdah mclewa.
ta r.tGng.h brEilh d6rl rkal.
utsrn€, po.rEscaao diulrno lrga
1 mulai dari grris nol nonius.
(0,05)rrn lmm 0,95 mm 20 19 mm
20
2mm 1,95 mm 30 39 mm

1
(0,02)mm 1mm 0,98 mm 50 49 mm
;o
1mm 0,98 mm 25 24,5 mm
Gambar 3.21. Pembagian skala utama meniadi dua bagian, apabila
skala nonius hanya setengah paniang keseluruhannya
(5,) mm 110 12 110
10 1o

a 12
Beberapa contoh cara pembacaan dengan memakai skala noni-
20 230 12 23
12
us ditunjukkan pada Cambar 3.22. Untuk garis nol nonius yang tidak
segaris dengan garis skala utama maka penunjukan berharga sama
5go dengan harga dari skala utama sesudah garis nol nonius ditambah
,0,,0,,,n
$ 1o
60
30 29,5
dengan harga garis skala nonius adalah menyatakan sepersepuluh
harga skala utama. Angka pada skala nonius adalah menyatakan se
persepuluh harga skala utama, atau dalam menit kalau skala utama
Supaya skala nonius tidak begitu panjang (tidak memakan tem-
pat), kadang-kadang hanya setengah panjang keseluruhan skala noni- dalam derajat. Untuk skala nonius dengan setengah panjang keselu-
ruhannya, jika garis nol nonius telah melewati setengah bagian skala
us saja yang dipakai dengan catatan bahwa setiap bagian dari skala
utama, maka kita harus menambahkan angka lima pada setiap angka
utama dalam hal ini harus dibagi menjadi dua sehingga pembacaan
dari skala nonius (atau menambah tiga puluh menit untuk skala utama
dapat diulangi lagi mulai dari garis nol nonius setelah setengah bagian
dari skala utama dilewati, lihat Cambar 3.21.
dalam derajat). r

54 lnstrumentasi & Alat Ukur Teknik Pengukuran 55


Skala nonius dua dimensi
contoh Pfilbr(rr.ll
Suatu segi empat dengan satu diagonal di mana, sisi datar adalah
u dan sisi tegak dibagi dalam n bagian yang sama, dapat berfungsi
sebagai skala nonius dua dimensi. Untuk penunjukan tepat maka
rjZ468l0 o 2 41 6 810
kedua sisi tegak akan berimpit dengan garis skala utama (karena u
dibuat sama dengan jarak satu bagian skala utama), lihat Cambar 3.23.
Untuk skala nonius kanan, apabila sisitegak sebelah kanan tergeser ke
sebelah kanan rnaka posisinya relatif terhadap garis A dapat diketahui
dengan melihat perpotongan antara garis A dengan diagonal serta
membaca angka pada garis nonius mendatar yang tepat pada titik
perpotongan tersebut. Demikian pula halnya deng,an skala nonius kiri
di mana urutan pembacaan skala utama adalah mulai dari kanan ke
kiri (terbalik).

tk!i. {tusn rudut


0
I
porhl nol :
(*rle krnrol
T'E '3 7

50 qt0zo
posiri taprt
tI
Potiti targcsr porirl tlprt pocirl tdl!6rcr
nonfut krnrn

q$U *ttulrfr t$t4r Nlrful klrl


oonlur

tu
I rkala krnan.2-20' I
E"t"k -t"/?"5;:l
Gambar 3.23. Prinsip skala nonius dua dimensi

Gambar 3.22. Contoh pembacaan skala nonius Kecermatan pembacaan adalah tergantung dari jumlah garis
mendatar nonius. Untuk n:
10 maka kecermatannya adalah
(1/10) x u, jika n -
100 maka kecermatannya adalah (1/100) x u.

56 lnstrumentosi & Alat Ukur Teknik Pengukuran 57


{

Beberapa alat ukur yang peka diperlengkapi dengan pengubah Skala mikrometer
optis yang berfungsi sebagai pembesar bayangan dari skala utama. Skala pada semua jenis mikrometer dibuat pada kedua bagian
Melalui okuler kita dapat melihat jarak antara dua garis skala utama dari mikrometer, pertama pada silinder tetap (kita sebut skala tetap)
menjadi lebih jauh terpisah, dengan demikian beberapa skala nonius dan kedua pada silinder putar (kita namakan skala putar). Tepi dari
{biasanya 10 buah) dapat disusun sekaligus untuk pembacaan jarak silinder putar berfungsi sebagai garis indeks untuk pembacaan skala
pada sepersepuluh bagian dari skala. Gambar 3.24 adalah merupakan tetap (pembacaan kasar), sedang garis yang melintang sepanjang ska-
dua contoh pembacaan dengan skala nonius dua dimensi dengan n Ia tetap berfungsi sebagai garis indeks untuk pembacaan skala putar
samadengan 10 dan 100. (pembacaan halus). Biasanya untuk satu kali putaran, tepi dari silinder
putar akan menggeser (pembacaan halus) sejauh setengah skala tetap
(0,5 mm), oleh karena itu angka pada skala putar bermula dan ber-
akhir pada angka 0 yang juga berarti angka 50 apabila pembagian
skala putar adalah 50 buah. Dengan demikian satu bagian dari skala
putar adalah sesuaidengan jarak 0,01 mm. Apabila tepi silinder putar
telah melewati setengah bagian dari skala utama, maka angka pada
0t234 56? silinder putar harus diartikan sebagai kelebihannya angka 50. cambar
&a 3.25 adalah merupakan contoh pembacaan skala mikrometer dengan
kecermatan 0,0'l mm.
35-
Beberapa mikrometer mempunyai silinder putar dengan dia-
((rl\
meter yang relatif besar, dengan demikian pembagian skala putar
dapat diperhalus. Kecermatan sampai 0,002 mm dapat dicapai dengan
membuat pembagian skala putar menjadi 250 buah. Untuk mikrom-
63336 rnm eter dengan diameter silinder putar yang agak kecil pun dapat dinaik-
kan kecermatan pembacaannya, yaitu dengan cara membuat skara
nonius (satu dimensi) yang digunakan pada waktu membaca skala
putar. skala nonius ini dibuat pada silinder tetap pada arah agak lurus
Carnbar 3"24" Skala nonius (kiri) dua drmensi skala tetap dengan garis melintangnya skala tetap dianggap sebagai
garis nol nonius. Kecermatan pembacaan dalam hal ini tergantung dari
Untuk n : '100 maka dibuat sl<ala nonius yang melingkar de'
cara pembuatan skala nonius (lihat pada pembicaraan mengenai skala
ngan maksud untuk rnernperjelas pembacaan serta tidak terlalu pan-
nonius satu dimensi, dalam hal ini skala putar dianggap sebagai skala
jang ke bawah. Skala nonius jenis ini dibuat dengan teknik fotografi
utama). Contoh pembacaan skala mikrometer dengan skala nonius
pada keping kaca yang tipis serta kecil yang kemudian dipasang tepat
adalah seperti Cambar 3.26.
pada fokus dari okuler.

58 lnstrumentasi &. Alat ukur Teknik Pengukuran 59


E

$kola nonius 10
I 10
1
O6
A !o
7
6
I
:/
5
o '8
-a'
4
4_J.*
1,..,1, ,-=:-::=
+@*
0 2
I ll I
6,487 mrr
|'l't't't'l'
s\ o 05 \ 45
l'11'|1'||,
48
\
l-s@ t*t,..t: 40

Gambar 3.26- Pembacaan skala mikrometer dengan skala nonius

Skala dengan jarum penuniuk


Alat ukun pembanding @omparator) umumnya mempunyai
jarum penunjuk yang bergerak relatif terhadap skala yang diarn, di
mana gerakan dari jarum penunjuk adalah berdasarkan prinsip nne-
kanis ataupun prinsip elektris. Prinsip mekanis dipakai pada alat ukur
dengan pengubah mekanis, sedang prinsip elektris digunakan pada
alat ukur dengan pengubah elektris. Penunjuk dari jenis elektris ini
sesungguhnya merupakan suatu alat ukur lain, yaitu dapat merupakan
voltmeter (yang mengukur besarnya tegangan listrik) atau berupa am*
peremeter (yang mengukur besarnya arus listrik) akan tetapiskalanya
Gambar 3.25. Pembacaan skala mikrometer
telah disesuaikan (dikalibrasi) menjadi penunjukan satuan panjang.
dengan kecermatan 0,A1 mm
Suatu kesalahan pembacaan yang dikenal dengan nama,paralaks
mungkin dapat terjadi pada waktu membaca posisi jarum penunjuk

60 lnstrumentosi & Alot Ukur Teknik Pengukuran 6t


1

pada skala, yaitu apabila mata kita tidak pada satu bidang yang melalui rrya" Penunjuk berangka ini dapat kita golongkan menjadi 2 macam,
jarum penunjuk dan tegak lurus bidang skala (bidang pembacaan), yaitu jenis mekanis dan jenis elektronis.
lihat Cambar 3.27. Paralaks ini dapat dicegah apabila mata kita (sebe-
Penunjuk digital mekanis terdiri dari susunan beberapa silinder
lah kanan atau sebelah kiri) tepat pada bidang pembacaan. Beberapa
rnasing-masing diberi angka pada permukaannya rnulai dari 0 sampai
alat ukur mempunyai cermin pada bidang skalanya, dengan demikian
<lengan 9, Iihat cambar 3.28. Mulai dari yang paring kanan silinder-
apabila mata kita tepat pada bidang pembacaan rnaka bayangan dari
sitinder tersebut kita sebut sebagai silinder pertama, kedua dan se-
.iarum penunjuk masih tetap kelihatan, pembacaan boleh dilakukan lorusnya. Melalui sistem roda gigi, pengubah mekanis secara kontinu
setelah jarum penun.iuk menutupi bayangannya. Meskipun tidak me.
rnemutar silinder pertama. Untuk satu kali putaran, silinder pertama
makai cermin, dengan membuat letak jarum penunjuk sangat dekat
.rkan memutar silinder ke dua sebanyak 1i10 putaran. Apabila silinder
dengan bidang skala maka akibat dari paralaks dapat dikurangi.
kedua ini telah genap berputar satu kali maka silinder ketiga akan ter-
putar sebanyak l/10 putaran. proses pemutaran silinder dengan cara
bertingkat ini dapat berlangsung terus sampai silinder berakhir. De-
ngan demikian angka pada suatu silinder menyatakan kelipatan 10
dari angka silinder disamping kanannya.

trtsdplrlrls
po:bl m*ryrne beitrr
- hqlylm.llhrtiarun
poddil.r,
wnrfenr podd .ndr yrre bantr
- m.lhrt hrurn
drn bryrrffmya
Lrrdl p.rdk

Gambar 3.27. Paralaks cara menghindarinya dllncr kc :

3.4.2. Fenunjuk Berangka (Digital)


Pada alat ukur dengan penunjuk berangka kita dapat langsung
Gambar 3.28" Penuniuk digital dengan srstem mekanis
mengetahui hasil pengukuran melalui deretan angka yang ada pada-

62 lnstrumentasi &, Alat Ukur Teknik Pengukuran


63
1

Penunjuk digital elektronis menggunakan komponen elektronis 3.4.3. Pencatat


yang disebut dengan LED (Light Emitting Diode). Suatu kode angka Untuk beberapa hal tertentu penunjukkan suatu harga pada
dapat dibuat dari 7 buah LED yang disusun seperti angka 8, lihat Cam- suatu saat dianggap tidak memberikan suatu inforrnasi yang lengkap
bar 3.29. Apabila pada suatu saat ke 7 buah LED ini menyala (biasanya mengenai proses pengukuran yang sedang dilakukan. Oleh karena itu
dengan sinar merah) maka kita melihat sebagai kode angka 8. Jika diperlukan alat pencatat yang dapat membuat suatu gra k pengukuran
hanya beberapa LED yang rnenyala pada tempatternpat tertentu maka pada kertas berskala. Beberapa proses pengukuran yang memerlukan
akan terlihat sebagai kode angka lain. Suatu sirkuit elektronis meme- alat pencatat antara lain adalah pengukuran kon gurasi permukaan
rintahkan l-ED ini untuk menunjukkan suatu kode angka, demikian dan pengukuran kebulatan. Pada saat ini alat pencatat yang berdasar-
pula halnya untuk kode angka-angka yang lain yang disusun menjadi kan prinsip kerja elektris lebih banyak kita jumpai daripada alat pen-
satu barisan angka. catat dengan sistem mekanis. Dua prinsip kerja yang umum digunakan
oleh alat pencatat elektris adalah prinsip galvanometer atau prinsip
ser\/o-motor.

i---r*s;;f -l
! qlcktrir r

iprnghhury 11
putrt) PGnYctcl
I porlri ml

Gambar 3.29. Penuniuk digital elektronis Prindp Seromotor.

lsyarat dari pengubah elektronis yang berupa pulsa dihitung se-


cara aljabar biner dengan menggunakan suatu sirkuit elektronis ter-
tentu. Setelah diubah oleh pembuat kode desimai isyarat diteruskan
Cambar 3.30. Alat pencatat dengan prinsip galvanometer dan prin-
ke bagian pengatur penyalaan LED.
sD servo motor

u lnstrumentasi & Alot Ukur Teknik Pengukuran


T

Suatu kumparan, spoel, yang bebas berputar pada suatu medan


magnet tetap adalah merupakan komponen utama dari galvanometer
(lihat Cambar 3.30). Apabila ada arus listrik (berasal dari pengubah
elektris) yang melalui kumparan ini maka posisi dari kumparan akan
terputar sampai suatu kedudukan tedentu tergantung dari kuat lemah-
nya arus listrik. Akibatnya pena pada ujung batang yang bersatu de-
PENGAWA,SAhI MUTU
ngan kumparan akan menggoreskan suatu garis pada kertas grafik (ker-
tas berskala) yang secara kontinu bergerak selama proses pengukuran
berlangsung. Pegas spiral yang terpasang pada kumparan berfungsi
untuk menyetel/mengembalikan ke posisi nol serta untuk menaikkan
reaksi dari alat pencatat. ngawasan terhadap mutu penting dilakukan untuk menjamin
produk/suku cadang yang dihasilkan dari saat proses produksi
gosoScQcR
sesuai dengan yang menggunakan/pemakainya. Kesesuaian
penggunaan suku cadang dengan pemakainya harus memenuhi ciri
(1). Memenuhi semua permintaan pemakaianya dan (2) tidak me-
n gandu ng kecacatan/kelemahan.

Mutu yang baik/tinggi dapat mengurangi kesalahan, penger-


jaan kembali (rework) dan pemborosan, mengurangi pembayaran
biaya garansi, mengurangi ketidakpuasan pemakainya, juga mengu-
rangi inspeksi dan pengujian. selain itu, mutu yang tinggi juga berarti.
pengurangan waktu sampainya produk ke pemakai, meningkatkan ha-
sil/output saat proses, meningkatkan utilisasi kapasitas produksi dan
memperbaiki kinerja penyampaian produk, suku cadang kepada pe.
makainya.

Bila sejumlah besar suku cadang harus diperiksa, pemeriksaan


100% dari setiap benda, selain memakan waktu, juga sangat mahal. Di
samping itu tak memungkinkan untuk memisahkan suku cadang yang
rusak atau cacat satu persatu. lnspeksi secara besar-besaran cenderung
membuahkan keteledoran, operator jemu, alat pengukur aus dan ha-
rus lebih sering disetel. Risiko bahwa akan ada suku cadang cacat lolos
dari pengamatan tidak menentu dan sulit diramalkan. oleh karena itu
disusun prosedur pengambilan contoh (sampel) sehingga risiko dapat

66 lnstrumentosi &, Alat Ukur


1

l.rk terelakan dan (b) penyebab tetap yang dapat dikurangi. Penyebab
dihitung. Produk seperti sekering atau korek api tidak dapat diperiksa
tetap dapat dikurangi karena mencakup faktor-faktor seperti alat perka-
100%, karena cara pengujiannya dapat merusak produk tersebut. Ke-
kas yang tidak baik, cara pengukuran yang kurang baik, cacat bahan
giatan inspeksi itu mahal dan tidak ada keuntungan tambahan apa-apa
atau buruh yang tak terlatih. Peta kontrol atau teknik pengawasan
terhadap produk yang dibuat sesuai spesifikasi (tidak cacat).
mutu dapat membedakan bila terjadi penyimpangan normal dan bila
Teknologi yang disebut pengawasan rnutu memungkinkan terjadi cacat oleh penyebab yang dapat dikurangi. Pemilihan contoh
seorang inspektur menyusun pola pengambilan contoh secara matema- dengan bebas sangat penting bleh karena harus mewakili produk yang
tik dan menetapkan apakah rangkaian produksi suku cadang dapat dihasilkan. Berbagai teknik digunakan untuk memilih produk, antara
diterima dengan catatan bahwa pemesan tersebut dapat menerima lain berdasarkan sinyal elektronik yang diprogramkan atau pada saat-
sejumlah produk cacat. Jumlah produk cacat yang dapat diterima bi- saat tertentu, namun cara yang terbaik (secara maternatik) adalah pe-
asanya 3 diantara 1000 suku cadang yang dihasilkan. , mi!ihan acak.
Menaikkan ukuran sampel (contoh) akan mengurangi probabili-
Penyebab acak yang tak terelakan merupakan variabilitas (gang-
tas kesalahan tipe 2, yang berarti mempertinggi kemampuan peta kon-
guan) dasar yang merupakan pengaruh kumulatif dari banyaknyta se-
trol untuk menyidik keadaan tidak terkendali. bab kecil yang pada dasarnya tidak terkendali. Bi!a gangguan dasar
Untuk menerapkan teknik pengawasan mutu, dalam inspeksi saat proses relatif kecil, biasanya dipandang sebagai tingkat yang dapat
perlu diambil langkah-langkah berikut: diterima atau normal terjadi sari saat proses. Suatu proses yang beker.ia
1. Periksalah serangkaian produk hanya dengan adanya variasi dari penyebab caat yang tak terelakkarr
2. Ukurlah dimensi, sampel dikatakan masih dalam pengendalian statistik.
3. Hitunglah deviasi dimensi terhadap dimensi rata-rata Deviasi standar o, dari dimensi suku cadang yang diperiksa ha-
4. Susunlah peta kontrol rus dihitung untuk dapat menyusun chartcantrol, yang merupakan alat
5. Gambarkan data pada peta kontrol dasar dari prosedur pengawasan mutu. Deviasi standar memberikan
' Produksi mampu tuk ar (interchangeable manufacture)mencakup ukuran penyimpangan dimensi terhadap dimensi rata-rata. Bila telah
pengertian bahwa suku cadang yang dirakit dapat diambil secara acak terhimpun data bebas dari penyebab variasi yang dapat dikurangi dan
di antara ribuan suku cadang. Dalam sistem produksi ini, suaian selek- bila deviasi standar telah dihitung, maka peta kontrol dapat dibuat. 5e-
tif tidak perlu, kecuali bila dijumpai kelegaan khusus. Ketepatan yang lanjutnya o hanya perlu dihitung untuk mengecek nilainya, khususnya
berlebihan juga tidak diperlukan oleh karena biaya produksi akan me- bila proses diubah sedikit.
ningkat dengan bertambah ketatnya batas pengerjaan. Produk tidak
Kebanyakan inspektur mengelompokkan data dalarn subgrup
perlu dibuat dengan bertambah ketatnya batas pengerjaan. Produk ti-
terdiri dari empat dan menganggapnya sebagai suatu sampel meskipun
dak perlu dibuat dengan ketelitian yang melebihi persyaratan penggu-
suku cadang tidak diambil pada saat yang bersamaan. Suku cadang
naannya. Oleh karena itu harus dapat ditentukan keseimbangan antara
harus dikelompokkan sesuai dengan urutan pengambilannya. Harga
biaya produksi dan kemudahan perakitan.
standar deviasi o, ditentukan sebagai berikut:
Pemilihan contoh harus dilakukan dengan bebas. Ada dua jenis
variasi dimensi yang terdapat pada produksi: (a) penyebab acak yang

68 lnstrumentasi & Alat Ukur Pengawann lvlutu 69


I
1. Hitunglah harga rata-rata dimensi, setiap nilai ini disebut i Harga A,, dihitung berdasarkan teori kemungkinan, dan tergan-
2. Hitunglah deviasi standar o, untuk setiap sampel dengan meng- tung pada jumlah benda dalam sampel sebagai berikut:
gunakan rumus:
Tabel 4.1. Perhitungan Harga A,
(xr
Rumus: o : -x)2 +(xz -x)+...(n, (4.1) Besar sampel A,
Dimana: 2 unit 3,76

\ :
3 unit 2,39
xr x2 ... dimensi masing-masing sampel, mm
4 unit 1,88
x : dimensi rata-rata dari sampel, mm
5 unit 1,60
n : jumlah suku cadang dalam setiap sampel
10 unit 1,03
3. Hitungtah harga deviasi rata-rata o, dengan menggunakan jumlah
subgrup, N Limit toleransi untuk suatu suku cadang selalu digambarkan di
luar limit kontrol. Setelah chart contro/ selesai dan datadata dima-
o= 3,
N,
dengan menggunakan jumlah subgrup, N sukkan maka diperoleh catatan mengenai variasi suatu dimensi yang
diamati selama suatu kurun waktu tertentu. Data yang dihasilkan akan
Peta kontrol, seperti terlihat pada Gambar 4.1, dibuat dengan
tercatat secara acak di antara garis kontrol dengan syarat bahwa semua
menggambarkan dimensi rata-rata sampel sebagai fungsi waktu, limit penyebab tetap yang dapat dikurangi,telah ditia{akan. Bila diperoleh
kontrot atas dan limit bawah digambarkan 3o, adalah suatu limit yang
data demikian, maka dapat dikatakan bahwa 99,73o1o dari jumlah suku
dapat diterima di industri. Jadi limit kontrol ditentukan sedemikian
cadang yang dihasilkan memenuhi syarat. Hal ini berarti bahwa tidak
rupa sehingga tidak lebih dari 3 diantara 1000 akan mempunyai ca-
lebih dari 3 produk di antara 1000 buah yang tidak memenuhi per-
cat-
syaratan"

Limit toleransi atas Selama titik-titik jatuh di antara garis kontrol, tidak diperlukan
penyetelan atau penyesuaian proses. Bila lima atau tujuh titik secara
Limil kontrol atast bersusulan berada di atas atau di bawah harga rata-rata, proses itu
harus dicek kembali. Bila titik-titik berada di luar garis kontrol, penye.
babnya harus dicari dan diperbaiki dengan segera.

I bawAh= t-3or Menentukan batas kontrol merupakan satu keputusan penting


--- yang harus dibuat dalam mendisain peta kontrol. Dalam memindah-
Lim it toleransr .bawalr
kan batas kontrol lebih jauh dari garis tengah, maka akan menurunkan
risiko kesalahan tipe 1, yakni risiko saat titik akan jatuh di luar batas
V\lakru -------+
kontrol. Tetapi memperlebar batas kontrol yang akan mendekatkan
Gambar 4.1. Karakteristik peta kontrol risiko kesalahan tipe 2 yakni saat titik akan jatuh diantara batas kontrol
ketika proses benar-benar tak terkendali.

70 lnstrumentasi &, Alat Ukur


Fengawoson lvlutu 7t
l
Bila ukuran-ukuran diamati selama kurun waktu tertentu dan ti-
4.1 CARA PERIilITUNGAN LIMIT KONTROL
dak ada penyebab tetap yang dapat mengakibatkan variasi, frekuensi
setiap ukuran dapat digambarkan sebagai fungsi dari ukuran itu sendiri Sebagai contoh diambil sejumlah ganjalan yang telah diasah.
dan akan diperoleh suatu kurva norrnal seperti terlihat pada Cambar Ketebalannya telah diukur dan sampel terdiri dari tiga pengganjal. Ha-
4.2. sil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 4.2. Proses telah dikontrol
dengan teliti sehingga tidak terdapat kesalahan akibat penyebab tetap"
Deviasi standar o, dan i ditentukan sebagai berikut:
: _=2.500mm
27.495
Kurang lebih x=
11
!
:
a,
dan
o o.o228C
6. = 0.002 mrr
E 11
G

a
,
E
Limit kontrol atas LKA dan limit kontrol bawah, LKB sama dengan
A,6 = 3o,

Tabel4.2. Hasil Pengukuran Sampel


-3o -?o -o i +o +2o +3o Nomor DimensiSampel (mm) Rata-rata Deviasi
Ukuran produk
Sampel xl x2 x3 sampel
o
;
Gambar 4.2. Distribusi normal dan iumlah (%) suku cadang yang
2.495 2.501 2.499 2.498 0.002s2
memenuhi daerah limit sigma.
2.50r 2.500 2.496 2.499 0.00216
Perlu diperhatikan bahwa deviasi memegang peran yang pen- 2.501 2.495 2.498 2.498 0.00245
ling,68,279o data masuk di antara + 3o.
2.497 2.500 2.503 2.500 0.0024s
Peta kontrol sangat berguna dan mudah penggunaannya untuk 2.497 2.so3 2.501 2.500 0.002s2
dijadikan alat dalam pengawasan mutu produk/suku cadang. Bebera- 2.502 2.500 2.498 2.500 0.00'r63
pa alasan masih bertahannya pemakaian peta kontrol adalah:
2.499 2.499 2.496 2.498 0.00141
a. Peta kontrol terbukti merupakan teknik yang dapat rneningkatkan 2.500 2.s03 2.s05 2.503 0.002r6
produktivitas.
2.500 2.497 2.499 2.498 0.00141
b. Peta kontrol efektif dalam pencegahan cacat.
2.499 2.s03 2.501 2.501 0.00163
c. Peta kontrol mencegah penyesuaian proses yang tidak perlu.
2.503 2.497 2.50'l 2.s00
d. Peta kontrol memberikan informasi diagnostik
Xo
o.oo252
: 0.02286
e. Peta kontrol memberikan informasi tentang kemampuan proses. 2x =27.495

72 lnstrumentosi & Alat Ukur Pengawasan liutu 73


Y

?.508 Toleransi atal


oa.h dtprl d,euilkro
2.506

G
c
2.504 Upper ccnlrol limit
3o1 = 0.005
AI-ATUKUR
o
ctt
2.$2
o-
E
o
i= 2.500
co 2.198 3or = 0'0O5
5 2.196 Limit kontrol bauah
!
3 2"4%
2,492

Waktu
s.tr. STANDAR PENGUKUKAN
-->
esuai dengan Undang-Undang No.2 Tahun 1981 tentang Metro-
logi Legal, lndonesia menganut sistem Sl. Sistem satuan Sl terdiri
dari 7 satuan dasar dan 2 satuan tambahan. Lihat tabel 5.1.
Cambar 4.3. I-imit kontrol dan limit toleransi untuk pengganlal
Satu meter adalah 1650 x 763,73 x panjang gelombang (garis
Oleh karena itu, 3o; 2,39 (0.002) jingga) radiasiatom Krypton 86. Definisi ini menggambarkan ketelitian
0.0048 dalam metrologi akan tetapi untuk pengukuran sehari-hari diperlukan
0.005 (kira-kira) adanya suatu standar di perusahaan. Untuk hal tersebut digunakan
Pada Cambar 4.3. terlihat chart control dan data selanjutnya seperangkat blok ukur presisi yang dipakai sebagai standar pemban-
dapat digarnbarkan pada chart ini untuk menentukan kontrol proses. ding.
Biasanya diperlukan lebih banyak data untuk menentukan o. Contoh
perhitungan tersebut di atas hanya menguraikan metode yang digu-
nakan. I-irnit toleransi bilateral sekurang-kurangnya 2.500 + 0,005
5.2 B[.OK UKUR PRDSISI
mrn dan hampir selalu sekurang-kurangnya 2.500 + 0,006 rnrr! agar Blok ukur berbentuk persegi panjang, bulat atau persegi em-
ada kelonggaran sedikit antara Iimit kontrol dan linrit toleransi. pat, mernpunyai dua sisi sejajar dengan ukuran yang tepat. Blok ukur
dapat dibuat dari baja perkakas, ba.ia khrom, baja tahan karat, khrom
ma:€]cece karbida atau karbida tungsten. Karbida tungsten merupakan yang
paling keras dan mahal. Dapat diperoleh blok ukur laboratorium de-
*:o^'^o-.-untuk
ngan jaminan ketelitian panjang nominal 1,5 sampai
- 0,025

74 lnstrumentasi & Alot Ukur


_T

25 mm. Blok-blok ini terutama digunakan sebagai pembanding pen- 10 blok dengan imbuhan sebesar 10 mm mulai dari 10 hingga 100
gukur teliti untuk mengukur perkakas, pengukur dan die dan sebagai
mm
standar laboratorium induk untuk mengontrol ukuran selama produksi.
Ketelitiannya hanya berlaku pada 20"C. Dengan menggunakan suatu Bila diperlukan standar dimensi sebesar 91.658 maka prosedur
set yang terdiri dari BB blok, hampir sama dimensi antara 1,001 sam- untuk memperoleh kombinasi yang sesuai adalah dengan cara pengu-
pai 700 mm dapat dikur langkah imbuh sebesar 0,001 mm" rangan seperti terlihat pada Tabel 5.1.

Mikrometer dan instrumen jangka sorong dapat digunakan un- Tabel 5.1. Posedur untuk Memperoleh Standar Dimensi yang Sesuai
tuk mengecek toleransi bila berkisar antara 0,001 dan 0,0005 mm. Bila
Blok yang digunakan
diperl ukan ketel itian sam pai m i kron, d iperl ukan laboratori um dengan
Dimensi yang dikehendaki 91.658 mm 1.008 mm
suhu tetap, perlengkapan ukur optik atau elektronik untuk kalibrasi
Ribuan x.008
dan pembandingan blok ukur. Dapat diperoleh pula blok ukur sudut
Sisa 90.6s8
dengan ketelitian yang menyamai blok ukur presisi. Suatu set yang
Ratusan 1.15 1.15
terdiri dari 16 blok sudah memungkinkan pengukuran sudut dengan
ketelitian satu detik. Sisa 89.5
Puluhan 9.5 9.5
Blok ukur teliti dirakit dengan proses putar. Mula-mula blok
Sisa 80
dibersihkan dengan cermat. Blok yang satu diletakkan tepat di atas
Satuan 80 BO
lainnya kemudian diosilasikan sedikit, kemudian digeser dan diputar
Sisa 0
sedikit di bawah pengaruh tekanan. Selaput cairan antara permukaan
91"558
blok menyebabkan blok tersebut melekat erat-erat. Blok baja perkakas
akan mengalami keausan sebesar 0,001 mm setiap 1000 putaran oleh
karena itu bila sering digunakan, harus dipilih blok dari bahan yang
lebih keras. Blok ukur yang dirangkaikan dengan cara seperti telah
dijelaskan tadi harus dilepaskan kembali setelah beberapa jam.
Dalam set blok ukur karbida terdapat 88 blok dengan dimensi
berikut:
3 blok 0,5, 1,00, 1,0005 mm
9 blok dengan imbuhan sebesar 0,001 mm mulai dari 1,001 hingga
1,009 mm
49 blok dengan imbuhan sebesar 0,01 mm mulai dari '1,01 hingga
r.l5
1,49 mm
l7 blok dengan imbuhan sebesar 0,5 mm mulai dari 1,5 hingga 9,5
mrn Gambar 5.1. Susunan blok ukur hingga mencapai 91.658 mm

76 lnstrumentasi &. Alat Ukur Alat Ukur


T

5.5 KIIISIFII{ASI AIltT UKUK 5.4 AI,AT UKUK PANJANG


Alat ukur adalah perangkat yang dapat digunakan untuk meng- 5.4.1 Katiper Vernir (Vernier Catiper)
ukur dimensi atau sudut. Beberapa jenis instrumen seperti mistar ukur Cambar 5.2. digunakan kaliper vernir yang dapat digunakan
dapat dibaca langsung, lainnya seperti kaliper, digunakan untuk me. untuk mengukur bagian dalam dan luas suatu benda. Vernir terdiri
mindahkan atau membandingkan ukuran. Untuk mengukur digunakan dari bilah utama atau bilah yang dibagi dalam milimeter dan suatu
berbagai prinsip. Suatu mikrometer misalnya menggunakan prinsip bilah pembantu yang dibagi '100. Seratus garis pada bilah pembantu
yang berbeda dengan mistar baja atau kaliper vernit. sama dengan 49 milimeter pada bilah utama sehingga setiap garis
100
Di bawah ini terdaftar berbagai alat ukur mm. Bila suatu garis bilah pembantu berimpit dengan suatu
l9-
AIat ukur tanda pada skala utama, maka harga ukurnya adalah jumlah skala
l. Pengukuran linear ll. Pengukuran sudut dihitung dari angka 0 x 0,02 mm.
A. Pembacaan langsung A. Protaktor
Pada pengukuran, mula-mula kita baca skala pada bilah utama.
1. Penggaris B. Batang sinus
Harga vermir diperoleh dengan memperhatikan garis yang berimpit
2. Perangkat kombinasi C. Perangkat Kombinasi
dengan garis pada skala utama. Andaikan merupakan garis keempat,
3. Pengukur kedalaman D. Blok pengukur sudut
maka ditambahkan 4 x O,O2 pada pembacaan skala utama.
4. Kaliper Vernir E. Kepala bagi
5. Mikrometer lll. Pengukur kerataan permu-
6. Mesin ukur kaan
a. Mekanik A. Sifat
b. Optik B. Perangkat kombinasi
B. lnstrumen pengukur C. Alat ukur permukaan
pembanding D. Meterprofil
l. Kaliper dan pembagi E. Optimalplat
nn tilftf,il^l
2. Pengukur teleskop lV. Pengukur serbaguna khusus lo 20
O.e
30 .o 50.60 ,o
A. Pneumatik
B. Listrik 70 80 90 roo llo l2o l3o
C. Elektronik
D. Laser l020ro$5o60roE,
0.? M frlgFilAt-

Mengingat banyaknya, alat-alat ukur di atas tidak dapat dibahas


satu persatu. Di sini hanya akan diuraikan beberapa alat ukur yang Gambar 5.2. Kaliper vernir
penting dalam metrologi.

Alot Ukur 79
78 lnstrumentasi & Alat Ukur
1

Pada Cambar 5.2. tarnpak cara pengukuran dalanr dan luar.


sekrup pengunci
Ukuran dalam:
Skala utama :70+8 78,00 mm
Vernir :4garisx0,02 0,08 mm
Ukuran dalam 78,08 mm
Ukuran luar: l-ingkaran

Skala utama -70+O 70,00 mm


o
35
30
Vernir :4garisx0,02 0,08 mm o
?5
Ukuran luar 70,08 mm € 20
t5
Cara pengukurannya tidak secepat mikrometer akan tetapi mem- =-
toE-10
punyai keuntungan bahwa dapat digunakan untuk jarak yang lebih be- 5
sar dengan ketelitian yang sama. Selain itu dapat pula digunakan pada
protraktor untuk pengukuran sudut. Gambar 5.3. Mikrometer dengan kemampuan ukur
dari 0 sampai 25 mm
5.4.2 Mikrometer Nilai pada Cambar 5.3. harus dibaca sebagai berikut:
Mikrometer, lihat Cambar 5.3. digunakan untuk mengukur de-
ngan cepat dan dengan ketelitian O,OO2 mm. Pada mikrometer terdapat
Skala utama mm
10 x 1,00 10,00 mm
Skala minor : 1 x 0,50 mm 0,50 mm
sekrup dengan ulir yang teliti. Sekrup ini dihubungkan ke spindel dan
diputar pada pemutar atau kenop di ujungnya. Ulir sekrup dibuat de-
Skala pemutar 16 x 0,01 mm 0,16 mm
ngan teliti dan mempunyai pit sebesar 0,05 mm. Sekrup bergerak se-
Nilai 10,66 mm

banyak 0,05 mm setiap putaran. Pada barrelterdapat garis-garis yang Karena daya ukur mikrometer umumnya adalah 25 mm, dibuat
diberi tanda skala milimeter, dan garis di atasnya menunjukkan sete- beberapa ukuran mikrometer untuk berbagai jumlah. Prinsip mikrc-
ngah milimeter. Skala lingkaran berjumlah 50 (pembagian yang sama) meter juga diterapkan untuk pengukur diameter dalam, ukuran ke-
diberi nilai 0,5, 10 dan seterusnya sampai 50. Oleh karena itu setiap dalaman dan untuk mengukur ulir.
skala adalah 1/50 dan Yz mm, 1/100 atau 0,01 mm. Sebagai contoh, Untuk memperhalus pembacaan mikrometer hingga 0,002
perhatikanlah Cambar 5.3. mm, barreldilengkapidengan vernir. Vernir, lihat Gambar 5.3, kanan
Pertama-tama perhatikanlah bilangan bulat pada skala utama bawah. Setiap garis vernir mewakili dua perseribuan milimeter (0,002
barrel,lalu perhatikanlah apakah terbaca skala setengah milimeter di mm) dan setiap garis diberi tanda 0,2, 4,6, B dan '10. Untuk membaca
atas (ada kalanya di bawah) skala utama dan akhirnya bacalah skala mikrometer vernir perlu diperhatikan skala utama, skala minor dan
perseratusan pada lingkaran. skala pemutar. Kemudian perhatikan garis vernir mana yang berimpit
dengan garis skala pemutar.

80 lnstrumentasi & Alat Ukur Alat Ukur 81


1

Cambar 5.4. kanan bawah harus dibaca sebagai berikut:


Skala utama 10 x 1,00 mm 10,00 mm
Skalaminor : 1x0,50mm 0,50 mm
Skala pemutar - 16 x 0,01 mm 0,16 mm
Skala vernir 3 x 0,002 mm 0,006 mm
Nilai 10,666 mm
Bila garis vernir berimpit dengan nilai B, tidak perlu ditambah-
kan perseribuan milimeter.

Untuk pengukuran di bengkel sampai ketelitian 0,001 mm, di-


gunakan mikrometer bangku. Mesin ini disetel dengan menggunakan
blok ukur presisi dan nilai dibaca langsung pada kepala diam. Tekan-
an pada benda yang akan diukur diusahakan sama dan dapat dicapai
ketelitian hingga 0,0005 mm. Mesin pengukur presisi menggunakan
kombinasi antara prinsip pengukuran elektronika dan mekanik dan
dapat mencapai ketelitian hingga 0,000001 m.
Gambar 5.4. Mikroskop pengukur perkakas

5.5 AIIIT OPTIK


Karena ketelitiannya yang tinggi dan kemampuannya untuk
mengukur bagian-bagian tanpa tekanan atau kontak, telah diciptakan
berbagai alat optik untuk inspeksi dan pengukuran. Sebuah mikroskop
untuk mengukur alat perkakas dapat dilihat pada Gambar 5.4. Objek
diperbesar dan bayangannya tidak terbalik (dibandingkan dengan mi-
kroskop biasa).
Bagian yang akan diukur diletakkan pada meja sorong, mikros-
kop difokuskan dan benda yang diukur diletakkan di bawah garis si-
lang mikroskop. UIir mikroskop kemudian diputar hingga ujung lain-
nya berada dibawah garis silang. Selisih antara kedua nilai pembacaan
adalah besaran yang hendak diukur. Ulir mikrometer bergerak dalam
dua arah dan ketelitian pembacaan mencapai 1 per 10.000.

Gambar 5.5. Alat ukur optik

82 lnstrumentasi & Alat Ukur Alot Ukur 83


1

Alat ukur optik, yang tampak pada Cambar 5.5. dapat diguna-
kan untuk mengukur perbedaan ketinggian sebesar 1 per 10.000. Alat
tersebut dilengkapi dengan spindel yang dapat dipertukarkan sehingga
bilah rinur
dapat diukur berbagai ketinggian. Spindelditurunkan dengan motor
listrik sampai terjadi kontak dengan benda kerja di bawah pengaruh
tekanan 2 sampai 3N. Dimensi sesungguhnya dapat dibaca pada skala
vernir yang diatur dengan tombol.

5.6 I{ALIPEK DAN PEMBAGT


Kaliper digunakan untuk pengukuran kasar, baik untuk bagian
luar maupun dalam. Alat tersebut tidak dapat mengukur langsung dan
harus dicocokkan dengan penggaris baja atau alat ukur lainnya. Kali- Gambar 5.6. Pasangan bilah sinus pada balok ukur mengukur sudut
per yang digunakan di bengkel disehut kaliper pegas, terdiri dari dua pada benda kerja
kaki dengan pegas yang dilengkapi mur dan baut untuk mengencang-
Fengukuran berlandaskan hubungan trigonometri. Sinus suatu
kannya. Pembagian terdiri dari dua kaki yang lurus dengan ujung yang
sudut adalah sama dengan sisi yang berhadapan dibagi hipotenusa.
tajam dan keras. Alat ini digunakan untuk mentransfer dimensi, mem-
Sisi yang tidak diketahui panjangnya diukur dengan menggunakan
buat lingkaran dan menggambar bagan. pengukur tinggi atau balok ukur presisi.

Fada cambar 5.6. sin g : ryr, L diketahui, tergantung pada


5.7 PENGUKUBAN SUDUT L
ukuran bilah biasanya 100 mm atau 200 mm. Tinggi h, dan h, diukur
Cara yang lazim digunakan untuk mengukur sudut adalah den-
dengan balok ukur, bila selisihnya dibagi L diperoleh harga sudut.
gan busur derajat. Ada pula alat jenis lain yang memerlukan alat tam-
bahan"

5.9 PENGUKURAN PEBFTUI{AAN


5.8 BIIIUI SINUS lnstrurnen untuk mengukur keadaan permukaan dipakai untuk
Bilah sinus merupakan alat sederhana yang digunakan untuk mengukur ketepatan kedataran/kerataan atau keadaan penyelesaian
mengukur sudut dengan teliti atau untuk menyetel kedudukan benda permukaan. Pekerjaan ini dilakukan di atas bidang datar, terdiri dari
kerja. Pada garis poros pusat terdapat dua silinder berdiameter sama benda cor yang diratakan dengan teliti atau suatu balok granit yang
yang terletak pada jarak yang telah ditentukan. Agar pengukuran teliti, dipoles yang disebut pelat datar. Kerataannya dalam batas 0,003 mm
harus digunakan permukaan yang datar sekali. terhadap bidang rata-rata melalui setiap titik permukaan. Pelat kecil-
kecil yang disebut pelat perkakas hanya digunakan untuk mengukur

a lnstrumentasi & Alat Ukur Alat Ukur 85


1

benda kerja yang kecil dan biasanya digunakan bersama-sama balok


pengukur presisi.

5.1O PENGUKUR PERNIUI(AA"ilI


Pengukur permukaan atau pengukur tinggi yang terlihat pada
Cambar 5.7 digunakan untuk rnenentukan kesejajaran permukaan
AI.AT UKUR I(APA,SITAS KER*IA
dan untuk menggores ukuran pada bidang vertikal. Muia-mula jarum
disetel pada posisi rata-rata dan dikunci. Kemudian dengan rnengatur
kenop dapat diatur ketinggian dengan teliti. Selain jarum penggores
dapat pula digunakan jam ukur atau tranduser sehingga diperoleh alat
pengukur yang teliti untuk mengecek permukaan. 6.1 TUJT'AN
a. Mengukur kapasitas kerja otot
b. Mengukur kemampuan untuk melaksarrakan kerja
c. fulernpelajari secara ernpiris hubungan antara konsumsi oksigen
dengan energi yang dihasilkan tubuh

6.2 DEFTNISI
a. Kapasitas adalah hasil maksimum suatu sistem di dalam suatu
periode tertentu
b. Ukuran kapasitas adalah banyaknya satuan maksinnum yang dapat
dihasilkan pada waktu tertentu
c. Kerja adalah perubahan energi

W:E,_Ez
Di mana:
W: Kerja
Gambar 5.7. Alat pengukur ketinggian
El : Menunjukkan energi mula
E2 - Menyatakan energi akhir
gog:$ceca d. Energi adatah kemampuan untuk melaksanakan kerja
e. Kapasitas keria adalah hasil maksimum perubahan energi dari
suatu sistem didalam suatu periode tertentu

86 lnstrumentasi &. Alot Ukur


I

3. Digital Electronic Hand Dynamometer Modet ED-D 100


6.5 KER..IA FISIK 4. Digital Back Hyperextension Meter BD-BO
Proses penggunaan dan pembentukan energi ini terjadi dalam 5. Pulse Counter "HEART PET" Untuk Sekelompok Subyek Model
serat-serat otot. Jika konsumsi energi melampaui kemampuan, pem- CH-6F
bentukan kembali energi maka efisiensi menurun. Sesudah aktivitas
yang berat, serat-serat otot, memiliki sedikit cadangan tenaga dan ban- 6.4.7 Digital Electronic Back Muscle Dynamometer Model
yak sampah-sampah metabolisme, yang diantaranya adalah asam lak- Ke-d 300
tat dan asam karbonat.
Alat ini untuk mengukur kekuatan otot bagian belakang dan
Otot yang digunakan dalam melakukan kerja fisik dalam tubuh hasilnya dapat dibaca untuk kekuatan maksimum hingga 300 kg.
manusia sistem kerjanya di bawah perintah otak sadar (valuntary mu'
soJer)" Otot menrpunyai kemampuan untuk berkontraksi dan relaksasi,
di mana pengerutan otot kadang-kadang dapat nrembuat panjang otot
menjadi setengahnya dari keadaan semula. Dalarn hal ini kernarnptlan
lcerja suatu otot tergantung antara lain pada panjangnya. Besarnya
tenaga otot ditentukan oleh jumlah serabut otot yang berkerut secara
aktif. Adapun kontraksi serat-serat otot disebabkan oleh rangsangan
saraf yang datang, maka dari itu kerja fisik tergantung kepada ranS-
sangan-rangsangan saraf dan rangsangan-rangsangan ini berasal dari
sel-sel motor di otak yang aktif. Cambar - 1

Kecepatan kontraksi otot berhubungan erat dengan besarnya


tenaga yang bekerja pada suatu saat tertentu dan oleh karena itu ke'
cepatan gerakan diatur oleh banyaknya serat-serat otot yang berkerut
secara aktif selama waktu dimaksud.

1. Spesifikasi
6.4 PEMUKUKI{APASITAS Unit Pengukur
I{EITTA
Display Digital LED, 3 digit
Peralatan/alat ukur kapasitas kerja terdiri dari: Batas Pengukuran 0-300 kg, minimum 1 kg
1" Digital Electronic Back Muscle Dynamometer Model KE-D 300 Ketelitian Kurang dari 2olo kesalahan bobot nilai
2. Digital Trunk Flexion Dounward Flexibility Test Model W-D Penyetelan ulang Manual, nitai not dibuat secara oto-
351 1
matis dan simultan

88 lnstrumentasi &, Atat Ukur Alot Ukur Kopositos Kerja 89


-T

Sumber power AC 100 Y,50160Hz s) Berdiri diatas bantalan (10) regangkan lutut dan genggam
Konsumsi power 10w tangkai genggaman (7). Miringkan tubuh 300 ke depan, ke-
rnudian sesuaikan panjang rantai genggaman dengan postur
Unit Converter tubuh.
Meter yang digunakan Meteran perak tegang 6) Tarik genggaman dengan kedua tangan dan menariknya per-
Perekat ardened epoxy resin temperature lahan-lahan. Dalam hal ini, janganlah membengkokkan lutut
tinggi dan tangan, jangan membiarkan seluruh tubuh ke bagian be'
Tongkat Baja tahan karat Sus-27 lakang dan usahakan tubuh dalam keadaan tegak.

Rangka Besi tuang


7\ Kekuatan otot belakang ditunjukkan oleh nilai maksimum
dalam layar unit penghitung
2. Uraian Panel Display
8) Tekan tombol penyesuaian kembali ke "0".
1) Tombol power Tombol ON dan OFF dilakukan de-
ngan penekanan Ferhatikan

2l Tombol penyetelan Tombol ditekan untuk mendapat- 1) Saudara akan mendapatkan hasil lebih baik apabila pengukuran
kan pembacaan "0', penyesuaian 0 dilakukan dua kali, namun janganlah melakukan pengukuran dua
dibuat secara otomatis dan simultan kali secara simultan pada subjek yang sama.

3) Display Digital, 3 digit, LED dalam Kg


2) Perhatian khusus perlu dilakukan terhadap sudut dan panjang ran-
tai untuk mendapatkan pengukuran postur tubuh yang baik.
4) lnput Hubungan dengan converter
3) Koreksi perlu dilakukan terhadap converter bila ada gangguan.
5) Sekering Tabular, 2 A 4) Kadangkala punggung atau pinggang terasa sakit, perhatian khu-
6) Wayar Untuk dihubungkan ke AC 100 V sus perlu dilakukan pada orang setengah baya dan orang tua un-
Display tuk rnenghilangkan rasa sakit
n Cenggaman Menarik converter, digenggam oleh
6.4.2 Digital Trunk Flexion Dounward Flexibility Test Model
tangan
w-D3511
3. Metode Pengukuran
Unit ini telah dilengkapi dengan layar digital dalam rangka
1) Hubungkan wayar converter ke input (4) dari counter (peng- memudahkan pengukuran. unit ini dapat dioperasikan dengan cara
hitung).
yang sama dengan alat tradisional.
2l Hubungkan sumber power (6) ke AC 100 V.
3) Tekan tombol sumber power (1) ke "ON" dan "0" agar mun- Ceser kursor ke posisi bagian atas, tekan kursor ke bawah de'
cul dalam layar "0'. ngan jari. Dalam hal ini posisi akan ditampilkan dalam digit. Bila po-
4) Tekan tombol penyetelan (2) untuk mendapatkan nilai awal, sisi dari jari berada di dasar lantai maka tanda digit adalah negatif (-)
layar menuiu'O' dan bila berada di atas lantai maka tanda adalah positif (+).

90 lnstrumentasi & Alot Ukur Alat Ukur Kapositas Kerja 91


6.4.3 Dlgital Efiectrornic $"flar*cf $"]yr*ar,m*mte{er JModel ED-DI0o
Moclel komvensional telah diuhah Bte sistem tiigital yang akan
memberikam n$!ai nraksimumn },lln6ga gg.g kg dengan rnenggunakan
meteran tegang.

Cambar-l Cambar-2

1. Spesifikasi
Counter
Batas pengukuran -20 hingga + 35 cm
Pembacaan minimum 0,5 cm
Sumber tenaga AC 100 V 50/60 Hz
Cambar-2
Ukuran 37,5 (lebar) x 33,5 (kedalaman) x 16,5 Cambar-1
(tinggi) cm
Sensor
Sistem tombol fotoelektrik
Jarak gerak kursor 55 cm
Ukuran pijakan 30 (1) x 30 (k)x 12 (t) cm

M
Dua (2) kali dilengkapi untuk kedudukan pijakan

2. Counter
Tombol power Dengan menghidupkan lampu display .l!_

U
(3)
Tombol penyetel Tempat display (#) ke-20,0
Display Hasil pengukuran ditampilkan dalam
digit dengan tanda (+) dan C) Gambar-3 Cambar-4 Cambar-5
lnput lnlet electric, masukan cok sensor
Wayar elektrik Hubungkan ke AC 100 V
Sekering 2 A, dalam tube

Alat Ukur Kapasitos Kerjo 93


92 lnstrumentasi & Atat Llkur
_T

3) Metal fitting : Lepaskan fitting bila menggenggam bagian


1. Spesifikasi
lebar yang disesuaikan seperti tertera pada
Counter Display
Cambar 4
Display Display, LED (3 angka)
0-99,9 kg. Skala Pertam-
4) Converter : Bagian pendeteksi untuk kekuatan geng-
Batas pengukuran
gaman oleh meter tegang
bahan 0,1 kg
Ketelitian pengukuran 2olo atau kurang (% nilai
ukur) 3. Metode Pengukuran
Penyetelan Manual, penyetelan nol 1) Hubungkarl wayar dari conyerter (9) ke input (4) dari counter
dibuat secara simultan unit dan hubungkan ke power AC 1CIO V.
Sumber tenaga AC 100 Y,50160 Hz 2) Hidupkan tombol power (1) hingga terlihat "0" pada display.
Konsumsi Power 10w 3) Lepaskan metal fitting (8) dari converter dan sesuaikan jarak
genggaman dengan memutar genggaman luar (6), lihat Cam-
Converter bar 4.
Pembacaan minimum 0,5 cm 4\ Tarik genggaman dalam dengan tangan dan tekan tornbol pn-
Meteran tegang yang digunakan Meteran tegang timbang nyetel untuk penyetel awal, lihat Cambar 5.
Perekat Epoxy resin bertempera- s) Pegang genggaman converter berdiri dan perhatikan l,llrar-
tur tinggi kan kedua kaki, kanan kiri, julurkan tangan dan pegang sel;uat
Tongkat Baja tahan karat SUS-27 tenaga.
Rangka Baja campuran ringan 6) Display selalu menampilkan nilai maksimum selama pongu-
kuran.
2" Struktur n Bila pengukuran telah selesai, tekan tombol penyetel untuk
Counter Unit mendapatkan nilai "0' untuk pengukuran selanjutnya"

1) Tombol Power On/Off


2\ Tombol penyetel Penyetel ke "O" Perhatikan
3) Display 3 digit LED dalam kg
l. Janganlah merotasi bagian dalarn genggaman bila rnenyesuaikan
4) lnput Hubungkan wayar ke converter
jarak genggaman dari converter
5) Sekering Tabular, 2 A
2. Karena converter akan berubah dikarenakan usia, perlu dilakukan
Converter perawatan
1) Cenggaman (bagian luar) : Sesuaikan lebar genggaman
dengan merotasinYa 6.4,4 Digital Back Hyperextension Meter BD-DS0
2) Genggaman (bagian dalam) : Bagian yang tetap di con- Alat ini menunjukkan tinggi dagu subjek yang diukur vertikal
verter dari titik permukaan dipan hingga dagu bagian bawah dengan meng-

Alot Ukur Alat Ukur Kapasitas Kerjo 95


94 lnstrumentosi &.
_T

konversikan sudut pengukur yang dikaitkan dengan gerakan dagu. Tu- '1. Spesifikasi
buh bagian atas subjek telungkup secara datar pada dipan. Batas pengukuran 0-80 cm, rnin 0,5 mm
Display LED (merah) 3 digit digital
Power AC lOO V, 1O W
i.:.i.r,gre::an oi- ir lsg securlng belt Dipan Rangka baja, lapis kulit, sabuk pengikat
=t"
,: !. ***:+) H,frft^w i- kaki (2)
Ukuran 220 (p) x 90 (1)x 70 (t) rnm
ta:J4t
drrg[y 2. Prinsip Pengukuran
i
^/'.t -
Seperti Cambar 2, alat ini dilengkapi dengan pengukur de-
t\ 1.'-, 7i =.( i ngan panjang yang tetap dari AD titik putaran di A. penarnpang
bataocc reigtt dagu lekat pada tuas pengukur di D. Beban ditumpu pada ujung
ts t\-
lcvcr lain dituas pengukur untuk n'lendapatkan pengukuran. Alat pen&-
7zI
r- r:, .\ -_ 7 ,_ hcr.!: ukur dapai diturunkan dengan adanya sedikit tekanan.
Poxcr Ie(tch ')2ylz.,:t:' Rotary encoder dipasang di titik A yang mengukur surd,.rt r:larr
*ii: - .-, reset Cwitch
Polre1. cofd sumbu datar. Titik A dirancang bagi subjek untuk dapat bergerak
leluasa ke depan dan belakang secara linier. Biia subjek telung-
Gambar-1 kup pada dipan dan meletakkan dagunya pada tuas pengukur dan
menggerakkan tubuh bagian atas ke atas perlahan-lahan sehingga
tuas pengukur akan membentuk sudut sesuai dengan kenaikan ba-
gian tubuh.
Secara simultan rotary encoder mencatat sudut yang terben-
tuk di titik A dan menghitung tinggi dagu subjek dengan persa-
maan berikut:
DC : (Sin O.DA)- BC

1. Tempatkan tuas pengukur penampang dagu pada pengkaitnya


bila tidak digunakan. Alat ini dirancang untuk menampilkan
nilai ukur terbaik. Perlu dicatat walaupun terjadi kesalahan
penggunaan tuas pengukur namun masih saja nilai ukur ter-
Gambar-2 baik diperoleh.

96 lnstrumentasi & Alat Ukur Alat Ukur Kopasitas Kerja 97


rl

2. Telungkuplah dan renggangkan kaki selebar 45 cm. Kemu-


I
::r dian ikatkan kedua kaki dengan sabuk pengikat dengan ketat J

gi pada tumit dan pergelangan kaki.


3. Lepaskan tuas pengukur dari pengaitnya dan letakkan dagu
diatas penopang.
il=.Uniri-iiif
4. Setelah pengukuran, kembalikan tuas pengukur pada peng-
l,/

It:i.-
lx:
l'-'--
Perhatian
kaitnya"

Tuas pengukur akan bergenak seca!"a otomaiis


Praktisnya, tenrpatkan tuas pacla pengkaitnya. sebelurn dan sesu-

y:/ dah pengulcuran


lsi
gogo&r*r"t
Gambar 3

Gambar 4

98 lnstrumentasi & Alat Ukur Alot Ukur Kopasitas Kerja 99


ALAT UKUR KELEI.AHAN OTOT

7.1 TUJUAN
a. Mengukur waktu respon dari keseluruhan tubuh
b. Mengukur reaksi gerak lambat dan cepat tangan dan keseluruhan
tubuh
c. Mendeteksi jumlah ketukan yang dilakukan oleh jari subyek
d. Menentukan jumlah ketukan persatuan waktu yang ditampiikan
secara digit

7.2 DEFINISI
lstilah lelah dalam bahasa tnggris: Fatique. Daram irmu teknik
lelah adalah perubahan yang terjadi datam bahan yang mengalarnl
tekanan berulang-ulang dan akhirnya menyebabkan bahan itu retak
atau rusak. Lelah merupakan suatu perasaan, dan bagi setiap orang
akan mempunyai arti tersendiri dan sifatnya subyektif.

Kelalahan mempunyai arti yang berbeda-beda, tetapi semuanya berke-


naan dengan pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh.
--T

Ada dua jenis kelelahan, yaitu:


a. Kelelahan otot
Kelelahan otot merupakan tremor atau perasaan nyeri pada otot
'b. Kelelahan mental
Kelelahan mental ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk
bekerja akibat gangguan secara psikis.

Faktor penyebab terjadinya kelelahan mental adalah:


Monotonik
lntensitas dan lamanya kerja mental dan fisik
Keadaan lingkungan
Kekhawati ran dan konfl i k serta penyakit-penyakit
(-. r

P,
Pengaruh-pengaruh ini berkumpul dalam tubuh dan mengaki- Cambar-I
batkan perasaan lelah. l. Struktur
Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tu- Alat terdiri dari:'
buh menghindari kerusakan lebih lanjut, sehingga dengan demikian 1) Unit Utama Display dan menu pengukuran
terjadiah pemulihan. 2) Kotak respon Untuk mengukur waktu r€spon
tangan
3) Lapis reaksi Untuk mengukur waktu reaksi se.
7"5 PIRAIITI UKUR I$OLEIAflAN OTOT turuh tubuh
4) Stimulator Cahaya (3 jenis), Suara (3 jenis)
7"3.1 Whole Body Reaction Tester Model YB - 1000 5) Kabel penghubung Unit utama 1 buah untuk stimulasi
Alat ini mengukur gerakan lambat, cepat dan reaksinya, dengan dan 1 buah kotak respon.
mengukur waktu respon dari keseluruhan tubuh atau tangan terha- 2. Spesifikasi
dap cahaya dan suara. Penghitung digital menggunakan elemen kristal Unit Utama
osilasi dan dapat memberikan hasil yang teliti dan 1 m detik hingga Batas pengukuran 111, 1/1O, 1l1OO, 1/100O detik de.
9,999 detik yang pegukurannya dengan menggunakan kotak respon ngan 4 variabel
dan lapis reaksi. Pemilihan warna stimulasi Pemilihan untuk warna merah, biru
dan kuning
Pemil ihan suara stimulasi Pemilihan untuk 1OO Hz, 5OO Hz, 1
KHz

102 lnstrumentasi &. Alot Ukur Alat Ukur Kelelohon Otot 103
Display : digit LED,7 bagian (merah) 3) Tentukan tahapan waktu di depan panel unit utama dengan
Penyetel "0'manual
wayar yang tersedia.
daya
Sumber : AC 100 V, 50/60 Hz, 10 W
4) Pilih salah satu daritombol pilihan "stimulasi" dan tekan tom-
Ukuran : 38 (1)x 33 (k) x 17 (t)cm
bol. Apabila itu suara, maka volume suara perlu disesuaikan.
3. Belakang Panel s) Tempatkan yang diuji berdiri pada lapis menghadap stimula-
Outlet untuk tombol respons Bila menghubungkan dengan tor.
"waktu" unit waktu pegukuran 6) Apabila persiapan telah selesai, tekan tombol. Cahaya atau
dan bila dihubungkan dengan suara dapat dibuat dengan pemilihan dan jam akan bekerja
pengukuran per pulse. Tombol secara simultan dan menunjukkan waktu.
"waktu/hitung" pada depan pa- 7) lnstruksikan ke subjek uji untuk meloncat secara vertikal di
nel perlu juga disesuaikan lapis reaksi segera mungkin bila ada tanda simultan
Outlet stimulator Untuk dihubungkan dengan B) Sesaat kaki subjek uji meninggalkan lapis reaksi, jam akan
stimulator berhenti dan menunjukkan waktu berlalu
Output data Terminal untuk printer digital e) Ulangi pengujian 5 kali dan catat angka rata-rata dalam menit
Sekering 2A tube gelas dan detik
Kabel Power Dihubungkan ke AC 100 V 5. Pengukuran Waktu Reaksi Sederhana
1) Hubungkan kotak respon ke tombol reaksi (waktu) pada ba-
gian belakang unit dengan wayar yang tersedia.
Pilih 1/1000 detik untuk tahapan waktu dan putar ke warna
merah tombol stimulasi. lnstruksikan subek uji untuk menekan
tombol merah kotak respon segera mungkin bila tanda stimu-
lasi (warna lain mungkin juga digunakan, namun subyek uji
tetap menekan tombol warna yang sama sebagaimana yang
dipilih).
Gambar 2 3) Dudukkan subjek uji di depan kotak respon menghadap sti-
mulator, tekan tombol mulai 3 ke 5 detik sesudah tanda "mu-
4. Pengukuran
lai" ada.
Fengukuran waktu reaksi untuk keseluruhan tubuh
4l Waktu berlalu (e/apse time) adalah dimulai dari subjek uji
1) Hubungan wayar lapis ke "waktu" dariterminaltombol reaksi
menekan tombol mulai hingga subjek uji menekan tombol,
pada bagian belakang unit utama.
reaksi pada tanda stimulasi.
2) Hubungkan stimulator dengan terminal (inlet) pada belakang
s) Catat angka rata-rata pengujian 5-10 kali.
unit utama dengan wayar yang tersedia.

1U lnstrumentasi & Alot Ukur


Alot Ukur Kelelohon Otot 105
Pengukuran Pemilihan Waktu Respon Dilengkapi dengan alur untuk penyanggah berkaki tiga
1) Sesudah persiapan telah dilakukan seperti yang disebutkan Unit utama : 1 buah ukuran 5 m untuk stimulator
diatas, instruksikan subjek uji untuk menekan tombol warna 6. Panel
yang sama segera mungkin (volume suara yang sama) dari 1) Tombol power Angka (000) tertera di display
stimulasi. 2) Waktu dasar Pilih waktu standar dalam 1/1,
2) Apabila subjek uji menekan tombol yang berbeda dari tanda 1110,11100, 1/1000
stimulasi, jam tidak akan berhenti hingga subjek uji menekan 3) Volume suara "Keras" dengan memutar arah
tombol secara benar. jarum jam
Pengukuran Jumlah Langkah 4l Waktu/Pengukuran Hidupkan pengukuran waktu dan
1) Hubungkan lapis reaksi ke tombol/hitung reaksi di belakang perhitungan (pengukuran per
unit utama dan tentukan tombol "waktu/hitung" pada "hi- pulse). Pemilihan waktu dengan
tung" (stimulator tidak digunakan). mendorong dan pemilihan per-
2) Subjek ini harus duduk di kursi dan meletakkan kakinya tanpa hitungan dengan melepasnya.
beban di lapis reaksi. Dalam hal ini hubungan kabel
3) Bila subjek uji merubah tahapan segera mungkin sesuai de. pada bagian belakang unit akan
ngan tanda 'mulai", setiap perubahan akan dihitung dan di- ditukar.
tunjukkan. 5) Pemilihan stimulasi Pilih cahaya atau suara, yang
I
4) Baca harga untuk 10 detik pertama sesudah 'mulai'. keduanya ditandai oleh cahaya
5) Kadang-kadang tombol tidak berfungsi apabila sentuhan kaki lampu dari LED.
terlalu lunak. 6) Menghidupkan tombol Hidupkan untuk memulai stimu-
lasi (suara rendah), bola menekan
Bila kotak respon digunakan, berbagai kombinasi, seperti peng-
atom, bola "waktu" akan beker-
ukuran gerakan langkah jari dan lain-lain adalah memungkinkan. ja.
Kotak Respons 7) Tombol penyetelan Putar tombol untuk mendapatkan
Tombol : Tomboltekan (tombol mikro)-3 'O' pada display; hal ini harus
Empat : Plastik dengan lapis baja yang tercat dilakukan setiap kali pengukuran
Ukuran : 17 (1) x 10,8 (k) x (t) cm selesai dilakukan
B) Display 4 digit. Bila "waktu" dipilih, desi-
Lapis reaksi mal bertepatan dengan waktu
Sistem : Lapis karet dasar akan bergerak.
Kabel penghubung : 3,5 m
Ukuran : 50 (1) x 21 (k) x 21 (t) cm

106 lnstrumentasi &, Alot Ukur Alat Ukur Kelelahan Otot 107
Nama setiap komponen dan spesifikasinya (Tapping lester)
* Pandangan Depan Pandangan Atas
(Sandaran telapak tangan)

* Nama setiap komPonen


1. Wayar power
2. Pemegang Sekering
3. DC Power inPut jack
4. Tombol power
5. Lampu beker DC Power
6. Lampu monitor
7. LamPu stoP
Gambar-3 8. Tombol Start
9. Jendela layar Penghitung
7.3.2 Tapping Tester 10. Tombol penYesuaian Percobaan
1. Dua foto transistor, yang disusun di bagian atas dan bawah 1 1. Skala penyesuaian Percobaan
sisi alat ini, dirancang untuk mendeteksi jumlatr ketukan yang 12. Sandaran telaPak tangan
dilakukan oteh jari subjek sehingga gerakan jari ke atas dan 13. Alur jari
ke bawah pada batas tertentu dapat diukur secara tepat. 14. Pelat sentuhan bagian bawah
2. Batasyangdiperbolehkan untuk jari melakukan gerakan ketuk-
an dapat berubah-ubah disesuaikan dari kedalaman 20 - 40
mm.
3. -
Jumlah ketukan persatuan waktu (0 10 detik, 10 - 20 detik
dan 20 - 30 detik) ditampilkan secara terpisah dalam digit.
4. Sesuai dengan permintaan pelanggan, alat ini dirancang un-
tuk mampu mengukur harga-harga selama gerakan ketukan:
waktu yang dibutuhkan dari pelat bagian bawah ke pelat ba-
gian atas atat, lamanya sentuhan antara jari dan pelat bagian
atas ke pelat bagian bawah, lamanya sentuhan antara jari de-
ngan pelat bagian bawah dan penekanan ketukan.
5. Nama setiap komponen dan spesifikasinya.
Gambar-l Gambar-2
6. Penanganan.
7. Fungsi-fungsi pilihan.

109
108 lnstrumentosi & Alat Ukur Alat lJkur Kelelahan Otot
1. Spesifikasi 2) Bila semua persiapan pengukuran telah dilakukan, persi-
Deteksi Dengan 2 foto transistor yang disusun ba- lahkan subjek saling duduk berhadapan dengan pelaku
gian atas dan bawah alat. percobaan dan alat berada di atas meja diantara kedua-
Batas gerakan jari : Dapat distel dalam batas 20 - 40 mm ke- nya.
dalaman (dalam arah ke atas dan bawah). * Petunjuk diberikan ke subjek pada tahap ini sebagai berikut:
fumlah Ketukan : Ditampilkan dalam 2 digit (jumlah ketukan 3. Petunjuk yang diberikan ke subjek
untuk setiap unit waktu masing-masing dari 1) Persilahkan subjek untuk menggerakkan jarinya secepat
0 - 10 detik, 10 - 20 detik, 20 - 30 detik). mungkin ke arah atas dan bawah seperti melakukan ketikan.
2. Penanganan Percobaan dengan menggunakan alat initersusun dari serang-
kaian uji coba yang harus diselesaikan dengan menggunakan
1) Tempatkan alat diatas meja atau sejenisnya sehingga po- semua jari kedua tangan, satu persatu dalam urutan tertentu.
sisi kedudukan alat sama tingginya dengan perut subjek. 2) Setelah subjek memastikan posisi pelat sentuhan bagian
2t Hubungkan wayar power (1) ke output AC 100 V. Bila bawah dengan.-sentuhan jarinya dipersilahkan subjek untuk
DC power digunakan, masukkan baterairke dalam alat. menyentuh bagian bawah pelat sentuhan dengan tersusun
Bila tenaga baterai berkurang dari nilai yang ditentukan, dari serangkaian uji coba yang harus diselesaikan dengan
lampu beker DC power (5) akan berkedip. menggunakan semua jari kedua tangan, satu persatu dalam
Disarankan agar power dihidupkan 10 menit sebelum setiap urutan tertentu.
pengukuran dimulai supaya alat dapat digunakan dalam kon- 3) Persilahkan subjek untuk meneruskan gerakan ketukan tan-
disi stabil. Tentukan skala penyesuaian percobaan (11) ke pa melepaskan telapak tangannya dari sandaran (12). Ketika
skala nilai 30 mm dengan menggunakan tombol penyesuaian melakukan ketukan ke atas dan bawah, subjek diizinkan untuk
percobaan (10). Standar ini yang ditetapkan untuk tekukan menggerakkan jari lainnya tetapi tidak diperbolehkan terlepas
adalah 30 mm. dari sandaran. Perhatikan counter (penghitung) tidak akan
Percobaan dapat disesuaikan dengan menggunakan tombol mulai berfungsi kalau ketukan jari tidak benar-benar menye-
peny,esuaian percobaan tergantung dari ukuran jari masing- ntuh kedua pelat sentuhan bagian atas dan bagian bawah.
masing subjek bila alat dimaksudkan digunakan selain dari 4) Persilahkan subjek untuk merelaksasi lengan, tangan dan ba-
pengamatan medis. hunya
1) Sebelum percobaan dimulai, periksaapakah alat berfungsi 5) Persilahkan subjek untuk memulai percobaan dengan jari
dengan baik. Alat dalam kondisiyang baik apabila lampu telunjuk lengan sebelah kanan
monitor (6) hidup dan jumlah ketukan ditampilkan dalam
4. Pemanasan
jendela layar hitung (9) segera setelah power dihidupkan
1) Pertama kali, subjek meletakkan jari telunjuk lengan sebelah
dan jari ditempatkan di alat bergerak ke atas dan bawah.
kanan kejalur jari (13) dan memastikan bagian proyeksi pelat
Jumlah ketukan ditampilkan untuk masing-masing setiap sentuhan bagian bawah dengan ujung jari
satuan waktu G30 detik, 10-20 detik, 2G30 detik.

110 lnstrumentasi &, Alat Ukur Alot Ukur Kelelahon Otot 111
--

2) Kemudian subjek menggerakkan jarinya ke atas dan ke bawah 5) Buatlah tanda berhenti uji coba dan mengatakan "Berhenti" !

sekuat mungkin selama 5 menit pada saat lampu stop (7) hidup setelah waktu yang ditentukan
3) Kemudian subjek melakukan hal yang sama dengan lengan untuk tiap uji coba dicapai.
kirinya. Setelah itu subjek menggunakan urutan jari tengah, 6) Prosedur diatas diulangi untuk menyelesaikan percobaan
jari manis dan jari kelingking dari lengan kanan dan kiri ber- yang terdiri dari serangkaian uji coba. Setiap kali tombol start
gantian hidup, perhitungan ditampilkan di layar (9) dan direset ke nol
4) Bila terdapat dua atau lebih subjek yang menunggu, mereka untuk memulai uji coba lainnya.
selayaknya melakukan pemanasan satu dengan yang lainnya
6. Fungsi-fungsi Pilihan
Perhatikan Sesuai dengan permintaan pelanggan, alat ini dirancang untuk
o Selama uji coba, subjek tidak boleh melepaskan telapak ta- mengukur hal-hal berikut: Taksiran akan dibuat untuk setiap in-
ngannya lepas dari sandaran dividu setelah memastikan spesifikasinya khusus yang dirancang
o Subjek harus merelaksasi keseluruhan tangannya diSnulai dari oleh pelanggan dalam kaitannya dengan analisis, pencatatan, dan
bahu hingga ke ujung jari ketika melakukan ketukan lain-lain.
. Apabila subfek melakukan kesalahan dalam pengetukan de- Waktu yang diperlukan untuk hat berikut selama ketukan
ngan satu jari, subjek harus meneruskannya dengan jari ber- a. Waktu yang diperlukan untuk ketukan jari bergerak dari pelat
ikutnya bagian bawah ke pelat bagian atas
. Subjek harus menggunakan jari-jari tangan kanan dan kiri sa- b. Lamanya sentuhan antara ketukan jari dan pelat bagian atas
ling bergantian c. Waktu yang diperlukan untuk ketukan jari bergerak dari pelat
"5. Percobaan bagian atas ke pelat bagian bawah
1) Begitu pemanasan selesai, percobaan akhir akan dilakukan d. Lamanya sentuhan antara ketukan jari dan pelat bagian
2) Dicoba ulang petunjuk diatas terhadap subjek setiap kali se- bawah ,r
belum subjek memulai uji coba dengan ketukan jari
3) Sebelum tiap uji coba, pelaku percobaan harus memberikan 7.4 IIIJBUNGAN ANTARA LEI,AII PIDNTAL DAN
arahan ke subjek sebagai berikut: "Bila saya katakan "Mulai"!, LEIIUI OTOT
mulailah menggerakkan ketukan jari atas dan ke bawah de-
Kelelahan dalam diri manusia merupakan proses yang teraku-
ngan stabil, cepat dan sekuat mungkin hingga saya katakan
mulasi yang disebabkan oleh beberapa penyebab diantaranya adalah
"Berhenti" !. Kemudian perlihatkanlah tanda kepada subjek
kerja yang membutuhkan pikiran banyak (lelah mental) dan kerja fisik
untuk memulai uji coba dan mengatakan "Mulai" !, serta
yang akan mendatangkan ketegangan (stress).
mengamati secara cermat posturnya
4) Hidupkan tombol start selama 2 detik sesudah subjek memu- Kelelahan akibat kerja sering kalidiartikan sebagai proses menu-
lai ketukan pada alat. Hal ini disebabkan oleh ketidak stabilan runnya efisiensi performan kerja dan berkurangnya kekuatan/ketah-
nilai awal dalam ketukan. anan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilaku-

112 lnstrumentasi & Alat Ukur Alat Ukur Kelelohan Otot ',113
-=

kan. Menurut Higgins, terdapat hubungan langsung antara stress dan l. Kurang nafsu makan
prestasi kerja karyawan seperti model yang disajikan dibawah ini. m. Sedikit tidur
n. Perasaan cemas
o. Mudah marah
Prestasi p. Keinginan untuk mengubah suasana
Kerja
q. Merasa kehilangan waktu kerja
r. Perasaan akan sesuatu yang makin kritis
s. Perasaan diperbudak pekerjaan
t. Sering mengalami kecelakaan
u. Kehilangan kepercayaan diri
v. Bosan terhadap pekerjaan
Stress
w. Kehilangan kepercayaan pada perusahaan
2) Variabel sebab, yaitu kondisi saat bekerja, yaitu terdiri atas kom-
ponen-komponen:
Gambar 7.1. Model Prestasi Keria dan Stress a. Beban kerja yang berlebihan
Cambar 7.1 dapat ditihatbahwa stress mempunyai potensi un-
b. Desakan waktu
tuk mendorong atau mengganggu pelaksanaan kerja, tergantung dari
c. Kualitas kepenyeliaan yang jelek
berapa besar tingkat stress. Selanjutnya data yang dibutuhkan untuk
d. lklim kebijakan yang jelek
menganalisa permasalahan diatas adalah:
e. Umpan balik yang tidak memadai
f. Wewenang yang tidak memadai
1) Variabel akibat, yaitu berupa Cejala stress yang terdiri dari kom- B. Kemenduaan peran
ponen-komponen: h. Frustasi
a. Penggunaan obat-obatan/minuman beralkohol i. Konflik antar pribadi dan kelompok
b. Tekanan darah menjadi tinggi j. Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan
c. Nyeri punggung k. Berbagai bentuk perubahan kebijakan
d. Ucapan-ucapan yang tidak menyenangkan Variabel kerja terdiri atas komponen-komponen:
e. Susah tidur a. Mutu pekerjaan
f. Nyeridada
g. Jantung berdebar b. Kejujuran karyawan
h. Sesak napas karena emosi c. lnisiatif
i. Obat tidur berlebih d. Kehadiran
j. Sering terbangun pada malam hari e. Sikap

k. Letih
f. Kerjasama
g. Keandalan

114 lnstrumentasi &. Alat Ukur Alat Ukur Kelelahan Otot 115
h. Fengetahuan tentang pekerjaan
i. Tanggungjawab
f. Pemanfaatan waktu

r>soScaca
AI\TTROPOMETRI

8.1 TUJUAN
a. Mampu memahami interaksi antara manusia, mesin, peralatan,
bahan maupun tingkungan kerjanya.
b. Mampu memahami adanya sejumlah keterbatasan dan kelebihan
yang dimiliki manusia.
c. Mampu mengukur data antropometri dan menggunakannya untuk
perancangan/ pengaturan sistem kerja.

8.2 DEFINISI
stilah antropometri berasal dari "Antrho'yang berarti manusia
dan "Metri' yang berarti ukuran. Secara umum antropometri
dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan
pengukuran dimensitubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan me-
miliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar dan sebagainya) berat badan dan
lain-lain yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Antropometri ialah pengetahuan" yang menyangkut pengukuran
tubuh manusia, khususnya dimensi tubuh. Antropometri dibagi atas
dua bagian, yaitu:

116 lnstrumentasi &, AIat Ukur


1. Antropometri statis Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja
Pengukuran yang dilakukan pada tubuh manusia yang berada Contoh: Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada
dalam posisi diam. saat bekerja, yang dilakukan dengan berdiri atau duduk
Dimensi yang diukur pada antropometri statis diambil secara li- C. Pengukuran variabilitas kerja
nier (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasil peng- Contoh: Analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan
ukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan dari seorang juru ketik atau operator komputer
metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus
dalam keadaan diam. Terdapat beberapa faktor yang mempenga-
Pengukuran Bentuk Tubuh
ruhi dimensi tubuh manusia, di antaranya: , Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui bentuk tubuh ma-
nusia, agar peralatan yang dirancang lebih sesuai dengan bentuk tubuh
a. Umur
manusia, sehingga dirasakan nyaman dan menyenangkan. Terdapat 5
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sam-
(lima) tingkat kenyamanan, yaitu:
pai kira-kira 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita.
Kemudian ukuran tubuh manusia akan berkurang setelah usia 5 - ketidaknyamanan/sakit yang tidak tertahankan
60 tahun. 4 - sakit yang masih bisa ditahan
b. Jenis kelamin 3 - sakit
Pada umumnya manusia memiliki dimensi tubuh yang lebih 2 - kematian rasa
besar, kecuali dada dan pinggul 1 - sensasi yang terasakan

c. Suku bangsa (etnis) 0 - tidak ada sensasi


Variasi dimensi akan terjadi, karena pengaruh etnis Misalnya, kita akan mengukur tingkat kenyamanan suatu kursi. Maka
d. Pekerjaan untuk menentukan terjadinya sensasi tersebut, terdapat 9 (sembilan)
Selain faktor-faktor diatas, aktivitas kerja sehari-hari juga me- titik penting pertemuan antara badan dengan kursi yang menentukan
nyebabkan perbedaan ukuran tubuh manusia. kenyamanan, yaitu:

2. Antropometri Dinamis
a. Daun pundak (bagian yang paling menonjol dari tulang be.
likat)
Dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh yang sedang
b. Dasar pundak
bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih sulit diukur.
c. Daerah punggung yang melengkung
Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis yaitu: d. Daerah lengkung pinggang
a. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk e. Pantat
mengerti keadaan mekanis dari suatu aktivitas f. Pantat paling bawah
Contoh: dalam mempelajari performansi atlit g. Pangkal paha
h. Pertengahan paha
i. Ujung paha

t18 lnstrumentosi &. Alat Ukur Antropometri 119


Caliper mempunyai skala 250 mm di depan dan belakang. Pan-
jang sisi lengan adalah tetap pada sudut kanan ke titik nol dan
Piranti ukur/alat ukur tubuh yang dipergunakan adalah "Martins panjangnya 120 mm. Satu ujung dari sisi lengan adalah tajam di
Human Body Measuring lnstrument Model YM-l". sisi lain adalah tumpul dan datar. Skala pada sisijuga sama sepefii
'1. Martin Statue - Meter (Meter Pengukur Tinggi)
di atas, namun dapat digeser sepanjang caliper. Gabungkan kedua
ujung lengan dan baca langsung skala. Ujung yang tajam biasanya
Panjang 2 meter, dapat dipisah menjadi 4 bagian
digunakan untuk kerangka sedang yang tumpul dan datar digu-
Untuk mengukur tinggi, tinggi duduk, tungkai dan tengan dan
nakan untuk tubuh hidup.
Iain-lain
7. Kantong Kapas Alkohol
Alat ini bukan hanya untuk tinggi tubuh manusia tetapijuga untuk
Letakkan kapas penyerap dan alkohol ke dalam kantong untuk
panjang atau diameter bagian tubuh lain. Skala pipa baja adalah
mensteri I isasikan uj u ng alat sebel um penguku ran d i lakukan "
dari 0 * 2OO mm dan dapat dipisah sesuai dengan keinginan.
8. Pita Pengukur
2. Skala Pengukur (Lurus) Alat ini digunakan untuk mengukur keliling dada atau kepala.
Alat ini dirakit dengan meter pengukur tinggi. Terbuat dari metal, pemutaran otomatis. Panjang adalah 2 meter
Dapat digunakan dengan 1 atau 2 potong, tergantung bagian dengan skala pertambahan 1 mm.
mana yang diukur
sogoScec8
3. Skata Pengukur (Kurva)
Alat ini juga dirakit dengan meter pengukur tinggi.
Untuk mengukur lebar tubuh dan bagian yang relatif pendek se-
perti leher, diameter kepala dan panjang kaki.
4. Martin Coniometer
Dua kurva tangan yang disambung pada satu ujung yang dapat di-
buka dan ditutup, dilengkapi dengan skala yang digunakan untuk
mengukur dari 1 mm - 450 mm. Alat ini digunakan untuk meng-
ukur kepala, lipatan lenrak atau bagian kecil tubuh.
5. Metal Penggaris
Metal penggaris berukuran 150 mm dengan minimum skala 1 mm
untuk mengukur bagian kecil secara linier
6. Martin Caliper
Untuk mengukur bagian kecil dari telinga, wajah, jari kaki atau
sudut-sudutnya. Skala samping adalah tetap pada satu sisi dengan
ukuran 200 rnnr x 1 mm dan pada sisi lain skala dapat digeser.

tza lnstrumentosi &, Alot Ukur Antropometri 121


DAF'TARPUSTAI(A

A.C. Srivastava, Sutanto (Penerjemah): Ieknik lnstrumenta-si, Ul Press,


1987.
B.H. Amstead, Phillip F, Ostwald, Myron L, Begermann, Teknologi
Mekanik, Jilid l, Penerbit Erlangga, 1993 (Terjemahan: Sriati
Djaprie).
Dauglas C. Moutgomery, lntroduction to Statrtical Quality control,
2nd edition, wiley, 1991.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Teknik Pengukuran
(Metrologi lndustri), 1 980.
Drs. M.N. Nasution, M.Sc, A.P.U, Manaiemen Mutu Terpadu, edisi
kedua, Chalia lndonesia, 2005.
Malcolm Plant dan Dr. Jan Stuart: Pengantar llmu Teknik. ,NSIRU-
MENTASI, PT. Cramedia, Jakarta, 1985.
Prof.Dr. lr. A. Rahim Matondang MSIE, lr. Sugih Arto Pujangkoro MM,
lr. Poerwanto MSc, lr. Kalsum M.Kes : KK 514, Modul lnstru-
m e ntasi I P raktek Lapan gan, 2006.

Tim Laboratorium lnti USU: Model lnstrumentasilPraktek Lapangan,


2000.
Warsito S, Kamus Elektronika lnggris lndonesia, Penerbit PT. Crame.
dia Pustaka Umum, 1996.

sogclScec*
TENTAIVG PENULIS

lr. Poerwanto, MSc.


Setelah menyelesaikan studinya di Universitas Tan-
jungpura (UTAN) Pontianak tahun 1976, bekerja
pada perusahaan swasta nasional P.T FARITEX ta-
hun 1971-1974, dan melanjutkan studinya di lnstitut
Teknologi Bandung tahun 1974-1976, di Departe-
men Elektronik lTB konsentrasi Teknik Pengaturan/
Kontrol.

Menulai karier sebagai dosen di Fakultas Teknik Universitas


Tanjungpura Pontianak dari tahun 1976-1993, dan sebagai Direktur
Politeknik UNTAN tahun 1987-1991.

Menyelesaikan studinya starata-2 di lnstitut Teknologi Bandung


tahun 1985, dalam Program Teknik dan Manajemen lndustri. Tahun
1993 sampai sekarang pindah bekerja sebagai staf pengajar di Uni-
versitas Sumatera Utara (USU) dan mengajar di Departemen Teknik
lndustri USU, Sekolah Pasca Sarjana Magister Kesehatan Kesehatan
Kerja, dan Magister Teknik lndustri. Di samping itu juga memberi ku-
liah di beberapa perguruan tinggi swasta yang ada di Medan.
lr. fuliza Hidayati, MT.
Staf pengajar Departemen Teknik lndustri Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara sejak tahun
1994.
Menyelesaikan S1 di Universitas Sumatera
Utara pada tahun 1993 dan menyelesaikan 52 di
lnstitut Teknologi Bandung di bidang Teknik ln-
dustri pada tahun 1998. Penulis aktif sebagai Staf
Laboratorium lnti Teknik Faktor Manusia Fakultas Teknik USU. Penu-
lis dapat dihubungi melalui e'mail: juliza@usu.ac.id

!r. Anizar, MKes


Staf pengajar Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Utara. Memperoleh gelar sarjana strata-l Teknik
lndustri dari Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Utara (USU) tahun 1993 dan Magister Kesehatan
Kerja (M.Kes) dari Pasca Sarjana Universitas Suma-
tera Utara tahun 2001.

Aktif sebagai staf pengajar di Departemen


Teknik tndustri Universitas Sumatera Utara sejak 1995.

gorrScqcs

s{ll, Ih,
ilrdrn Ptrprsltrl:,.:''
I
dan F:: I ;" i' 13
"til6 lnstrumentasi & Alat Ukur t
Prnrit s: .1. , J '';rrtr
i,

Anda mungkin juga menyukai