DISUSUN OLEH :
1. AGUSTINA ANGGRAINI (2003050023)
2. ANGGI ANGELINA (2003050035)
3. MUKHLIS IBRAHIM (2003050046)
4. RINTIK PRAWESTI (2003050054)
5. WINDA PRASTIKA (2003050010)
Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara tepat waktu. Makalah ini
berjudul “Pancasila sebagai Sistem Etika Mahasiswa diKampus”
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen
pengampu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi
kami sebagai penulis dan bagi para pembaca. Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini
bisa menolong menaikkan pengetahuan kita jadi lebih luas lagi.
Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada bapak
Taufiqqurachman, S. Sos, M. Soc, Sc. selaku dosen pengampu mata kuliah pendidikan
pancasila yang telah mempercayakan materi ini untuk dibahas oleh kelompok kami. Tidak
lupa bagi rekan-rekan mahasiswa lain yang telah mendukung penyusunan makalah ini kami
juga mengucapkan terima kasih.
Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini Oleh
sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan para pembaca.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB 1.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................2
C. TUJUAN.........................................................................................................................2
BAB 2.........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
BAB 3.......................................................................................................................................16
PENUTUP...............................................................................................................................16
A. KESIMPULAN.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pancasila sebagai suatu system filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai
sehingga merupakan sumber penjabaran norma serta memegang peranan penting dalam
aspek kehidupan salah satunya ialah “pancasila sebagai suatu etika”.
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
moral (akhlaq); kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq; nilai tentang
nilai benar dan salah, yang ada di golongan atau masyarakat. Hubungan etika dengan
mahasiswa sangat erat kaitannya, karena dengan etika mampu mengendalikan
mahasiswa-mahasiswa dapat melakukan hal-hal yang mampu merugikan banyak pihak.
Sebagai warga negara yang taat terhadap peraturan dan norma-norma yang ada
dalam negara Indonesia, sepatutnya kita harus mengetahui dan mengenal lebih dalam
tentang Ideologi Bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila merupakan dasar negara
Indonesia yang telah tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Pentingnya Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia menjadi pilar dalam kehidupan
berbangsa dan bermasyarakat. Pilar-pilar itu tercermin dalam kehidupan tiap-tiap nilai
atau sila Pancasila. Penerapan atau implementasi sila-sila dalam Pancasila merupakan hal
yang wajib dilakukan bagi tiap-tiap warga negara. Akan tetapi saat ini semakin lama
pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila justru semakin memudar. Pengaruh masuknya
budaya asing dan perkembangan teknologi di tengah kehidupan masyarakat yang selalu
diikuti tanpa adanya penyaringan atau seleksi merupakan salah satu penyebab semakin
terkikisnya rasa patriotisme dan nasionalisme bangsa Indonesia
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
5.
BAB 2
PEMBAHASAN
Jika kita kaji secara ilmiah mengenai fungsi pancasila, maka akan tampak
bahwa pancasila itu memiliki artian yang luas sebagai pandangan bangsa dan sebagai
ideologi Negara. Agar kita dapat memahaminya secara baik, maka kita harus
mendeskripsikan sesuai dengan pancasila itu sendiri.
Selain itu pada kitab sutasoma juga terdapat semboyan “Bhinneka Tunggal
Eka Tan hana dharma mangrua” yang berarti meskipun agama itu kelihatannya
berbeda bentuk atau sifat, namun pada hakikatnya satu juga, yang kemudian
menjadi mota Negara Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-
beda tapi tetap satu.
Secara umum, Sistem adalah suatu kumpulan objek atau unsur-unsur atau
bagian-bagian yang memiliki arti berbeda-beda yang saling memiliki hubungan,
saling berkerjasama dan saling memengaruhi satu sama lain serta memiliki
keterikatan pada rencana atau plane yang sama dalam mencapai suatu tujuan tertentu
pada lingkungan yang kompleks.
Menurut Sutabri (2012:3) bahwa “Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan
dari suatu unsur, komponen, atau variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi,
saling tergantung satu sama lain dan terpadu”.
Etika sendiri secara etimologis berasal dari kata “Ethos” (bahasa yunani)
yang berarti watak, adat ataupun kesusilaan. Etika adalah ilmu yang membahas
tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran tertentu atau bagaimana
kita bersikap dan bertanggung jawab dengan berbagai ajaran moral. Kedua
kelompok etika itu adalah sebagai berikut:
Nilai adalah kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia baik
lahir maupun batin. Dalam kehidupan manusia nilai di jadikan sebagai landsan,alasan
atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku baik di sadari maupun tidak. Agar
nilai tersebut lebih berguna dalam menuntut sikap dan tingkah laku manausia maka perlu
lebih di konretkan di formulasikan menjadi lebih obektif sehingga memudahlkan
manusia untuk menjabarkannya dalam tingkah laku secara konret.
1. Nilai kenikmatan yaitu nilai yang menggenakan atau menyebabkan orang senang
2. Nilai kehidupan seperti kesehatan
3. Nilai kejiwaan dalam nilai ini sama sekali tidak tergantng dari jasmani maupun
lingkungan melainkan nilai kebenaran dan pengetahuan murni
4. Nilai kerohanian terdapat moralitas nilai dari yan suci dan tak suci yang terdiri dari
nilai pribadi
1. Nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia
2. Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan suatu
kativas atau kegiatan
3. Nilai kerohanian yaitu segala sesuatu yang bersifat rohani manusia yang dibedakan
dalam beberapa tingkatan berikut;
a) Nilai kebenaran yaitu nilai yang bersumber dari rasio,budi,akal,dan cipta manusia
b) Nilai estetis yaitu nilai yang bersumber dari perasaan manusia
c) Nilai kebaikan atau moral yaitu nilai yang bersumber pada kehendak manusia
d) Nilai religious yaitu nilaikerohanian tertinggidan bersifat mutlak
Makna nilai dasar pancasila dikaji dalam perspektif filosofis yaitu pancasila
sebagai dasar filsafafatNegara serta hidup bangsa Indonesia yang merupakan suatu nilai
yang sistematis.dapat di jelaskan sebagai bereikut;
1. Nilai-nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia sehingga Indonesia sebagai kausa
materialis nillai tersebut sebagai hasil pemikiran,penilaian kritilosofia bangsa serta
hasil refleksi filosofis bangsa Indonesia
2. Nilai-nilai pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia yang merupakan jati diri
bangsa yang di yakini sebagai sumebr nilai atas kebenaran,kebaiakn keadilan dan
kebijaksanan dalam bermasyarakat dan berbangsa
1. Nilai Dasar
Sekalipun nilai bersifat abstrak yang tidak dapat diamati melalui panca indra
manusia, tetapi dalam kenyataannya nilai berhubungan dengan tingkah laku atau
berbagai aspek kehidupan manusia dalam prakteknya. Setiap nilai memiliki nilai
dasar yaitu berupa hakikat, esensi, intisari atau makna yang dalam dari nilai-nilai
tersebut. Nilai dasar itu bersifat universal karena menyangkut kenyataan obyektif dari
segala sesuatu. Contohnya : hakikat Tuhan, manusia, atau mahluk lainnya. Apabila
nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat Tuhan maka nilai dasar itu bersifat mutlak
karena Tuhan adalah kausa prima (penyebab pertama). Segala sesuatu yang
diciptakan berasal dari kehendak Tuhan. Bila nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat
manusia maka nilai-nilai itu harus bersumber pada hakikat kemanusiaan yang
dijabarkan dalam norma hukum yang diistilahkan dengan hak dasar (hak asasi
manusia). Apabila nilai dasar itu berdasarkan kepada hakikat suatu benda (kuantitas,
aksi, ruang dan waktu) maka nilai dasar itu dapat juga disebut sebagai norma yang
direalisasikan dalam kehidupan yang praksis, namun nilai yang bersumber dari
kebendaan tidak boleh bertentangan dengan nilai dasar yang merupakan sumber
penjabaran norma itu. Nilai dasar yang menjadi sumber etika bagi bangsa Indonesia
adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
2. Nilai Instrumental
Nilai instrumental adalah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai
dasar. Nilai dasar belum dapat bermakna sepenuhnya apabila belum memiliki
formulasi serta parameter atau ukuran yang jelas dan konkrit. Apabila nilai
instrumental itu berkaitan dengan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari
maka nilai itu akan menjadi norma moral. Namun jika nilai instrumental itu berkaitan
dengan suatu organisasi atau negara, maka nilai instrumental itu merupakan suatu
arahan, kebijakan, atau strategi yang bersumber pada nilai dasar sehingga dapat juga
dikatakan bahwa nilai instrumental itu merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar.
3. Nilai Praksis
Nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam
kehidupan yang lebih nyata dengan demikian nilai praksis merupak pelaksanaan
secara nyata dari nilai-nilai dasar dan nilai-nilai instrumental Olch karena itu, nilai
praksis dijiwai kedua nilai tersebut di atas dan tidak bertentangan dengannya.
Undang-undang organik adalah wujud dari nilai praksis, dengan kata lain, semua
perundang-undangan yang bernda di bawah UUD 1945 sampai kepada peraturan
pelaksana yang dibuat oleh pemerintah.
Etika kehidupan berbangsa meliputi etika social dan budaya yang bertolak dari rasa
kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan kembali sikap jujur,peduli,saling
memahami,menghargai,mencintai dan tolong menolong. Nilai-nilai yang terkandung dalam
sila-sila pancasila di jelaskan sebagai berikut;
1. Ketuhanan yang maha esa terkandung bahwa Negara yang didirikan adalah
pengejawantahan tujuan manusia sebagai makhluk tuhan yang maha esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab terkandung bahwa hakikat dan sikap-sikap
khas manusia sesuai dengan martabat
3. Perstauan Indonesia mencangkup ideologi,politik,ekonomi,social budaya dan
keamanan
4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan terkandung bahwa bangsa Indonesia menganut system demokrasi yang
menempatkan rakyat di posisi tertinggi dalam hirarki kekuasaan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat indonesiaberarti bahwa keadilan yang berlaku
dalam masyarakat di segala bidang.
Sebenarnya implementasi Pancasila dapat kita lakukan kapan saja dan dimana
saja terlebih lagi bagi mahasiswa seperti kami. Sebagai mahasiswa tentunya memiliki
lingkungan yang tepat untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Implementasi
Pancasila sebagai paradigm kehidupan kampus tidak berbeda jauh dengan kehidupan
bernegara karena pada dasarnya tananan kehidupan di kampus memiliki kesamaan
dengan tatanan negara. Jadi kampus itu memiliki tatanan pembangunan seperti tatanan
negara yaitu politik, ekonomi, budaya, hukum, dan kehidupan beragama.
Sila pertama memiliki pengertian bahwa warga negara harus mengakui Tuhan
yang Maha Esa sebagai zat yang Utama di atas kehidupan yang ada. Bentuk
pengakuan dapat berupa meyakini dalam hati, perkataan, dan perilaku. Oleh karena
itu, Pancasila menuntut warga negara Indonesia untuk taat dalam beragama. Terlebih
lagi kehidupan beragama di Indonesia sangatlah kompleks terdapat beberapa
keyakinan yang dianut oleh warga negara Indonesia dari mulai Islam, Budha, Kristen,
Katolik, Protestan, Hindu, dan lain sebagainya. Kehidupan yang seperti ini tercermin
dalam kehidupan kampus di UMRAH. Mahasiswa-mahasiswa yang ada di Kampus
UMRAH terdiri dari berbagai jenis keyakinan yang dianut dan diyakini oleh masing-
masing individu. Oleh karena itu, jika sebagai mahasiswa tidak dapat merefleksikan
sila pertama ini bias jadi kehidupan kampus akan sangat kacau dan nilai toleransi
antar umat beragama akan rusak dan dapat menyebabkan kekacauan dalam proses
pembangunan. Contoh lain adalah dalam pengembangan teknologi, kami sebagai
mahasiswa fakultas pendidikan dan keguruan juga harus merefleksikan sila pertama
ini dalam menjalankan profesi guru dikemudian hari. Kenapa demikian? Tentunya
kembali lagi pada nilai di atas, dalam mengajar kami paara calon guru di tuntut untuk
memberikan ilmu sesuai dengan nilai-nilai yang saya yakini dalam agama supaya
kedepannya nanti jangan ada nilai-nilai dan tindak tanduk yang bertentangan dengan
nilai atau aturan di suatu agama dan agar kami tidak membeda-bedakan kepentingan
agama.
3. Persatuan Indonesia
Sila ketiga yang memiliki pengertia yaitu satu, bulat tidak terpecah-pecah. Sila
ini ditujukan untuk menciptakan rasa mencintai tanah air, bangsa, dan negara. Jika
persatuan Indonesia dikaitkan dengan pengertian modern sekarang ini, maka disebut
juga dengan nasionalisme. Nasionalisme merupakan perasaan mencintai suatu bangsa,
satu dengan seluruh warga yang ada dalam masyarakat. Dengan begitu diharapkan
warga negara juga turut memperjuangkan kepentingan negara dan memiliki rasa
solidaritas yang tinggi terhadap sesama warga negara Indonesia. Bila dikaitkan dalam
kehidupan kempus adalah sebagai contoh organisasi kemahasiswaan, mereka
membentuk suatu organisasi atau perkumpulan mahasiswa dari berbagai macam latar
belakang disiplin ilmu. Hal tersebut merupakan salah satu bukti bahwa adanya sikap
dan upaya untuk menjalin rasa kebersamaan diantara para mahasiswa sebagai bagian
dari pembangunan dan pemuda Indonesia.
Sial ini mengandung makna yaitu adil atau dapat saya katakan sesuai porsi
masing-masing. Sebagai warga negara kita harus menjunjung tinggi nilai keadilan.
Karena demi kepentingan bersama dan banyak orang rasa keadilan perlu kita hadirkan
dalam proses pembangunan supaya nantinya tidak ada ketimpangan social yang
terjadi dalam pembangunan. Dalam kehidupan kampus nilai ini sangat kita perlukan
supaya proses pembelajaran dan pengembangan ilmu tidak terjadi ketimpangan antara
disiplin ilmu satu dengan yang lain. Dengan begitu akan tercipta keharmonisan dalam
proses pengembangan ilmu.
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
moral (akhlaq); kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq; nilai tentang
nilai benar dan salah, yang ada di golongan atau masyarakat. Hubungan etika dengan
mahasiswa sangat erat kaitannya, karena dengan etika mampu mengendalikan
mahasiswa-mahasiswa dapat melakukan hal-hal yang mampu merugikan banyak pihak.
Contohnya, etika mampu mengendalikan siswa berdemostrasi sehingga tidak melakukan
anarkis. Di era globalisasi ini dimana telah terjadi banyak perubahan-perubahan besar,
yang dilakukan oleh beberapa hal (perkembangan umum) yaitu perkembangan IPTEK,
urbanisasi, dan pemulihan hidup, di mana perubahan tersebut mengarah pada kualitas,
perubahan nilai dan norma, gaya hidup yang semakin meningkat hedonistis /
hedoniawan, budaya glamor. Menjadi seorang siswa yang beretika mampu dalam
pembangunan masyarakat, menjadi filter dari pengaruh buruk di era globalisasi, menjadi
kontrol dalam melakukan aktivitasnya dan memperbaiki dan mempertahankan moral
agar kelestarian moral tetap terjaga.
Berkaitan dengan etika yang perlu dibangun siswa, dewasa ini sedang marak
tema tentang pembangunan karakter dalam dunia pendidikan, yaitu tentang
pembentukan karakter dan watak seseorang agar menjadi lebih baik, lebih sopan dalam
tataran, etika, dan estetika baik dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut etika baik yang telah diterapkan mahasiswa dalam lingkungan kampus;
Sikap dan perbuatan mahasiswa yang kurang baik tentunya tidak patut untuk kita
contoh, untuk itu untuk menghindari sikap seperti itu kita harus bepedoman kepada
agama karena dari agama kita belajar mana yang di larang dan mana yang tidak dilarang,
orang tua pun berperan penting dalam mengawasi setiap kegiatan anak-anak nya di
kampus maupun di luar kampus, dan juga perbanyak kegiatan di kegiatan organisasi
kampus itu adalah hal yang positif karena tugas utama seorang mahasiswa adalah belajar
dengan sungguh-sungguh agar menjadi penerus yang baik bagi bangsa di masa depan.
. Hal-hal yang telah dijabarkan diatas merupakan bagian dari pembentukan moral
dan sikap moral yang harus dan mutlak dimiliki oleh mahasiswa.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pancasila secara etimologi berasal dari bahasa sansekerta yang dapat
dijabarkan dalam dua kata yaitu Panca yang berarti lima, dan sila berarti dasar.
Sehingga pancasila berarti lima dasar, yaitu lima dasar Negara republik Indonesia.
Sistem adalah suatu kumpulan objek atau unsur-unsur atau bagian-bagian yang
memiliki arti berbeda-beda yang saling memiliki hubungan dan saling memengaruhi
satu sama lain serta memiliki keterikatan dalam mencapai suatu tujuan tertentu pada
lingkungan yang kompleks. Etika adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana dan
mengapa kita mengikuti suatu ajaran tertentu atau bagaimana kita bersikap dan
bertanggung jawab dengan berbagai ajaran moral.
Macam-macam nilai pancasila : (1) Nilai Dasar, (2) Nilai Instrumental, (3)
Nilai Praksis
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/9372/5/BAB%20II.pdf