Anda di halaman 1dari 7

Makalah Unsur Intrinsik Amanat

Tugas Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Pengkajian Cerita Rekaan

Dosen Pengampu :

Fajrul Falah, S.Hum, M.Hum.

Disusun oleh:

1. Almira Fadiah Rahma (13010119130030)


2. Febrianti Nur Wahyuni (13010119140106)
3. Peristiwati Rizki Awali (13010119130087)
4. Salsabila Maulidia (13010119140147)
5. Muchammad Reza Azizi ( 13010119140151)

Sastra Indonesia S1
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponegoro
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cerita fiksi merupakan sebuah karya sastra yang berisi tentang cerita rekaan
atau didasari dengan angan-angan atau fantasi dan bukan sesuai dengan kejadian
nyata. Cerita ini hanya dibuat berdasarkan imajinasi pengarang. Namun disetiap karya
fiksi tentunya terdapat pesan-pesan moral yang disalurkan penulis kepada pembaca,
baik itu dalam bentuklangsung maupun tidak langsung. Pembaca juga memiliki
pandangan yang berbeda-beda dalam menafsirkan sebuah karya sastra namun hal
tersebut merupakan hal yang wajar. Amanat merupakan unsur yang tidak boleh
terlewat karena penciptaan karya fiksi juga memiliki makna dan dari nilai-nilai
tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tentunya.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apakah pengertian amanat?


b. Apa saja jenis dan wujud amanat?
c. Bagaimana karakteristik amanat?
d. Apa saja bentuk-bentuk amanat?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian amanat.


2. Mengetahui jenis dan wujud amanat.
3. Mengetahui karakteristik amanat.
4. Mengetahui bentuk-bentuk amanat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Amanat

Sebuah karya sastra tentu mengandung amanat atau nilai-nilai kehidupan yang
disampaikan penulis baik itu secara implisit maupun eksplisit. Menurut KBBI, amanat
adalah gagasan yang mendasari karya sastra; pesan yang ingin disampaikan pengarang
kepada pembaca atau pendengarnya. Menurut Rusiana (1982:74), amanat adalah suatu
ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat
merupakan sesuatu yang perlu direnungkan oleh pembaca.

Sedangkan menurut Wahyudi Siswanti (2008:1161-162) , amanat ialah suatu


gagasan yang mendasari karya satra, pesan yang ingin disampaiakan pengarang
kepada pembaca atau pendengar. Di dalam karyasatra moderen, amanat tersebut
umumnya tersirat, dan di karya satra lama, umumnya amanat tersurat.

Menurut Kenny (1966: 89) Moral dalam cerita, biasanya dimaksudkan sebagai
suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis,
yang dapat diambil (dan ditafsirkan) lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca.

Dari pengertia-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa amanat ialah sebuah


pesan atau nilai-nilai yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca yang bersifat
praktis, yang dapat ditafsirkan lewat cerita, baik itu dalam bentuk tersurat maupun
tersurat.

Karya sastra senantiasa menawarkan pesan moral yang berhubungan dengan


kemanusiaan , sifat-sifat luhur, memperjuangkan hak dan kewajiban manusia.sebuah
karya fiksi menawarkan pesan moral yang bersifat universal, artinya pesan tersebut
dapat diterima kebenarannya oleh manusia sejagat, tidka hanya kelompok apalagi
keseorangan.

2.2 Jenis dan Wujud Amanat


Dalam sebuah karya fiksi penyampaian pesan moral yamg disampakan penulis
tentunya terdapat jenis dan wujud ajarannya. Dalam karya fiksi, terutama novel-novel
panjang sering dijumpai lebih dari satu pesan moral yang berbeda, belum lagi apabila
pembaca memilki penafsiran tersendiri, baik dari jumlah maupun isinya. Jenis atau
wujud pesan moral yang terdapat dalam karya sastra akan bergantung pada keyakinan,
keinginan, dan interes pengarang yang bersangkutan.
Jenis ajaran moral yang disampaikan dapat mencakup permasalahan kehidupan.
Secara garis besar permasalahan hidup dapat dibedakan menjadi manusia dengan diri
sendir, manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial maupun dengan lingkungan
alam, serta hubungan manusia dengan Tuhan.
Persoalan manusia sendiri dapat bermacam-macam jenis dan tingkat intensitasnya.
persoalan itu pun tidak lepas kaitannya dengan persoalan hubungan anatara manusia
dengan Tuhan. Pembedanyahanya terletak pada pembicaraannya saja. Ia dapat berupa
masalah-masalah seprti eksistensi diri, harga diri, rasa percaya diri, takut, malu, rindu,
demdam, bingung, dan lain-lain yang lebih melibatkan diri sendiri dan kejiwaan
individu.
Sedangkan persoalan hidup manusia dengan manusia lain dapat berwujud
persahabatan, kekeluargaan, hubungan suami istri, orang tua dan anak-anak,
hubungan buruh dan majikan, atasan dan bawahan, dan lainnyayang melibatkan
interaksi manusia lain.
Tak lain halnya dengan tema, penyampaian pesan moral juga terdiri dari amanat
mayor dan amanat minor. Persoalan yang dihadapi pembaca kemudia adalah
,mampukan pembaca menemukan dan mengenali pesan-pesan moral tersebut, dan
kalau mungkin mengambil hikmahnya.

2.3 Karakteristik Amanat


Adapun karakteristik amanat, sebagai berikut :
1. Pesan moral dalam suatu karya biasanya disampaikan pada bagian akhir cerita.
2. Amanat dapat diketahui secara jelas dalam bentuk seruan, nasehat, peringatan,
saran, anjuran, maupun larangan yang berhubungan dengan tema utama suatu
cerita.
3. Amanat dapat disampaikan secara langsung maupun secara tersirat melalui
karakter tokoh atau penokohan dalam suatu cerita.
4. Pesan moral yang disampaikan oleh pengarang bertujuan agar audiens mau
melakukan sesuai dengan amanat di dalam cerita.

2.4 Bentuk –Bentuk Amanat


Secaranya umum, bentuk amanat dibagi menjadi dua, yaitu amanat tersirat dan
amanta tersurat. Amanat tersurat ialah amanat yang disampaikan secara langsung dan
jelas oleh penulis di dalam karya satranya sehingga pembaca dapat dengan mudah
mengerti maksud yang disampaikan penulis karena ditulis melalui kalimat deskriptif.
Amanat tersurat biasanya banyak dijumapai pada cerpen-cerpen sederhana. Dalam
penyampaian bentuk ini, penulis akan terkesan menggurui karena terlalu jelas dalam
menyampaikan pesan moral. Adanya pesan moral yang bersifat langsung sebenarnya
justru dapat dipandang membodohkan pembaca.
Sebuah karya sastra yang estetis tentu akan menghadirkan fungsi menghibur,
memberi kenikmatan emosional dan intelektual. Namun pesan moral yang bersifat
langsung justru terasa dipakakan dan kurang koherensif dengan unru-unsur lain. hal
tersebut tentu akan menjatuhkan literer karya yang bersangkutan. Nkatya fiksi yang
mengandung pesan-pesan moral secara langsung sering dijumpai di novel-novel
indonesia awal, meskipun terkadang juga dapat dijumpai pada novel belakangan.
Sedangkan amanat tersirat yaitu amanat pesan moral yang disampaikan secara
implisit oleh pengarangnya dan hanya bisa dimengerti oleh pembaca yang mengikuti
alur cerita dari awal higga akhir. Amanat ini berupa pesan yang bisa diambil dari
dalam cerita baik secara keseluruhan maupun pada bagian bagian cerita.
Jika dibandingkan dengan teknik pelukisan watak tokoh, cara ini sejalan
dengan teknik ragam. Dalam teknik ini yang digambarkan adalah peristiwa-peristiwa,
konflik, sikap dan perilaku tokoh dalam menghadapi masalah, baik yang terlihat
dalam tingkah laku verbal, fisik, maupun pikiran dan perasaannya. Melalui hal
tersebut pesan moral yang disampaikan pengarang akn tersampaikan.
Dilihat dari kebutuhan pengarang yang ingin menyampaikan pesan kepada
pembaca, cara penyampaian bentuk ini kurang komunikatif sebab pembaca belum
tentu dapat menangkap pesan yang dimaksud oleh penulis sehingga sering
menimbulkan perbedaan persepsi dan keslahan tafsir. Namun hal tersebut amat
sangatlah wajar dan justru menjadi sebuah hal esensial dalam karya sastra. Hal itu
justru dipandang sebagai kelebihan tersendiri, kelebihan dalam hal banyaknya
kemungkinan penafsiran, dari orang seorang, dari waktu ke waktu. Hal ini pula lah
yang menyebabkan karya sastra tidak pernah ketinggalan dan sanggup melewati batas
waktu dan kebangsaan.

BAB III
PENUTUP

Amanat merupakan pesan moral yang disampaikan oleh penulis kepada


pembaca yang dapat diambil dalam sebuah karya sastra. Makna yang ditangkap oleh
pembaca bisa saja berbeda dari satu pembaca dengan pembaca lainnya. Jenis atau
wujud pesan moral yang terdapat dalam karya sastra akan bergantung pada keyakinan,
keinginan, dan interes pengarang yang bersangkutan.
Dalam menyampaikan pesan moral penulis biasanya mengusung persoalan hidup
manusia. Secara garis besar persoalan hidup tersebut dapat dibedakan menjadi
hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain, dan
hubungan manusia dengan Tuhannya. Pesan moral ini dapat di sampaikan secara
langsung maupun tidak langsung oleh penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:Gadhaj Mada


University Press
Anonim, “Pengertian Amanat Menurut Para Ahli” diakses dari
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-amanat.html. Pada tanggal 17
April 2020.

Anda mungkin juga menyukai