Metodologi. Novira P.
Metodologi. Novira P.
HIPERTENSI
Oleh :
NOVIRA PRATIWI
18613221
HIPERTENSI
A. Definisi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes RI,
2013). Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya140 mmHg atau tekanan darah diastolik sedikitnya 90 mmHg (Price &
Wilson, 2006).
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama dapat
menyebabkan kerusakan pada ginja, jantung, dan otak bila tidak dideteksi secara
dini dan mendapat pengobatan yang memadai (Kemenkes RI, 2013). Klasifikasi
tekanan darah pada orang dewasa menurut JNC 7 terbagi menjadi kelompok
normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1, dan hipertensi derajat 2 (Yogiantoro,
2009).
B. Tanda Gejala
Penderita hipertensi biasanya tidak menunjukkan ciri apapun atau hanya
mengalami gejala ringan. Namun secara umum, gejala hipertensi adalah:
C. Etiologi
D. Patofisiologi
1. Faktor resiko seperti: diet dan asupan garam, stres, ras, obesitas, merokok,
genetis.
2. Sistem saraf simpatis:
a. Tonus simpatis
b. Variasi diurnal
3. Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi: Endotel
pembuluh darah berperan utama, tetapi remodelling dari endotel, otot
polos, dan interstisium juga memberikan kontribusi akhir.
4. Pengaruh sistem endokrin setempat yang berperan pada sistem renin,
angiotensin, dan aldosteron.
E. Manifestasi Klinis
F. Pemeriksaan Penunjang
Berikut tahapan pemeriksaan darah yang benar dengan menggunakan alat
pengukur tekanan darah (sphygmomanometer), agar didapatkan hasil yang akurat:
G. Komplikasi
Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah dan organ-organ lain
dalam tubuh. Jika dibiarkan dan tidak segera diobati, tekanan darah tinggi bisa
menimbulkan penyakit-penyakit serius, seperti:
1) Aterosklerosis
Tekanan darah tinggi memicu pengerasan arteri, yang kemudian
disertai dengan penimbunan lemak di dinding pembuluh darah. Kondisi ini
disebut aterosklerosis. Aterosklerosis ini dapat menimbulkan serangan
jantung, stroke, dan penyakit arteri perifer.
2) Kehilangan penglihatan
Kondisi ini terjadi karena penebalan dan penyempitan pembuluh
darah di mata.
3) Terbentuk aneurisma
Tingginya tekanan darah bisa memicu pembuluh darah melemah
dan melebar. Jika kondisi ini terus berlanjut, pembuluh darah bisa pecah
dan menyebabkan kematian.
4) Gagal ginjal
Tekanan darah tinggi bisa memicu penyempitan pembuluh darah di
ginjal.
5) Gagal jantung
Tingginya tekanan darah membuat jantung bekerja lebih keras
untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
6) Demensia vaskuler
Hipertensi bisa menyebabkan gangguan pada aliran darah ke otak.
H. Penatalaksaan
a) Nonmediokamentosa
Bila tekanan darah tidak dapat diturunkan dalam satu bulan, dosis obat dapat
disesuaikan sampai dosis maksimal atau menambahkan obat golongan lain atau
mengganti obat pertama dengan obat golongan lain. Sasaran penurunan tekanan
darah adalah kurang dari 140/90 dengan efek samping minimal penurunan dosis
obat dapat dilakukan pada golongan hipertensi ringan yang sudah terkontrol
dengan baik selama satu tahun. Pilihan obat dalam mengatasi hipertensi
diantaranya:
1. Diuretik
Diuretik adalah obat yang memperbanyak kencing, mempertinggi
pengeluaran garam (NaCl) dengan turunya kadar Na+ makan tekanan
darah akan turun dan efek hipotensifnya kurang kuat. Obat yang sering
digunakan adalah obat yang daya kerjanya panjang sehingga dapat
digunakan dosis tunggal, diutamakan diuretic yang hemat kalium seperti
spironolacture, HCT, Cholotalidore, dan indopanide.
2. Alfa-Bloker
Alfa blocker adalah obat yang dapat memblokir reseptor alfa dan
menyebabkan vasodilatasi perifer serta turunya tekanan darah karena efek
hipotensinya ringan sedangkan efek sampingnya agak kuat misalnya
hipotensi ostotatik dan tachikardia maka jarang digunakan. Seperti
prognosin dan terazosin.
3. Beta-Blocker
Mekanisme kerja obat beta-blocker belum diketahui dengan pasti
diduga kerjanya berdasarkan beta blocker pada jantung sehingga
mengurangi daya dan frekuensi kontrasi jantung. Dengan demikian
tekanan darah akan menurun dan daya hipotensinya baik. Seperti :
propanolol, alterolol, pindolol.
4. Obat yang bekerja sentral
Obat yang bekerja sentral dapat mengurangi pelepasan non
adrenalin sehingga menurunkan aktifitas saraf adretergik perifer dan
turunya tekanan darah, penggunaan obat ini perlu memperhatikan efek
hipotensi ostatik seperti uonidire, euanfacire dan netelopa.
5. Vasodilator
Obat vasodilator dapat langsung mengembangkan dinding osteriole
sehingga daya tahan pembuluh perifer berkurang dan tekanan darah
menurun seperti hidralazine dan tecrazine.
6. Antagonis Kalsium
Mekanisme obat antagonis kalisum adalah menghambat
pemasukan ion kalsium ke dalam sel otot polos pembuluh dengan efek
vasidilatasi dari turunya tekanan darah seperti : nipedipin dan verapamil.
7. Penghambat ACE
Obat penghambat ACE ini menurunkan tekanan darah dengan cara
menghambat angiotensin converting enzyme yang berdaya vasokontriksi
kuat seperti coptopril. (capoten) dan enalprit. (Gunawan, 2001).
A. Pengkajian Keperawatan
1. Aktivitas/ Istirahat
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama
jantung, takipnea.
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis,
jugularis,radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi
vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi
perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.
3. Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress
multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan
pekerjaan.
Tanda : Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue
perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan
menghela, peningkatan pola bicara.
4. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau
riwayatpenyakit ginjal pada masa yang lalu).
5. Makanan/cairan
Gejala: Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi
garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB
akhir akhir ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic
Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema,
glikosuria.
6. Neurosensori
Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit
kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan
secara spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan
(diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi
bicara,efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman
tangan.
7. Nyeri/ ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan
jantung),sakit kepala.
8. Pernafasan
Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja
takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan
sputum, riwayat merokok.
Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori
pernafasan bunyinafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
9. Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
Agus, G., 2008, Pengembangan Sediaan Farmasi, Edisi & Revisi & Pelunasan,
ITB; Bandung, 199-200
Corwin, EJ 2009, Buku Saku Patofisiologi, 3 edn; EGC: Jakarta
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI
Mansjoer Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: FKUI
Price, Wilson. 2006. Patofisiologi Vol 2; konsep klinis proses-proses penyakit.
Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta
Rahajeng E, Tuminah, Sulistyowati. 2009 Prevalensi Hipertensi dan
Determinannya di Indonesia. Jakarta; Pusat Penelitian Biomedis dan
Farmasi Badan Penelitian Kesehatan RI, Jakarta
Yogiantoro, M., 2009. Hipertensi Esensial. In: Sudoyo, A.W., et al eds. Buku
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam 5th ed. Jilid II. Jakarta: Interna
Publishing, 1079-1085.