Anda di halaman 1dari 31

SISTEM PENGISIAN

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen : Mimin Sahmini , M.Pd

Oleh :

M.Wahid Hambali : 1304898

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kendaraan dibutuhkan sumber arus yang digunakan untuk


mensuplai sistem tambahan dan perlengkapannya kendaraan seperti dalam
system pengapian, system kelistrikan dan aksesoris lainnya. Alat yang
digunakan sebagai sumber arus tersebut adalah Baterai.
Baterai Adalah sumber tenaga yang diperlukan untuk mengadakan
pembakaran pada campuran bahan bakar, udara, penerangan atau lampu-lampu,
menghidupkan mesin, dan sistem lainnya pada motor bakar ataupun kendaraan
lainnya. “Fungsi baterai pada automobile adalah untuk mensuplai kebutuhan
listrik pada komponen-kompenen listrik pada mobil tersebut seperti motor
stater, lampu-lampu besar, aksesoris, pendingin ruangan, penghapus kaca.
Namun demikian kapasitas baterei sangatlah terbatas, sehingga tidak akan
dapat mensuplai tenaga listrik secara terus menerus. Dengan demikian, baterei
harus selalu terisi penuh agar dapat mensuplai kebutuhan listrik setiap waktu
yang diperlukan oleh tiap-tiap komponen listrik. Untuk itu pada mobil
diperlukan sistem pengisian yang akan memproduksi listrik agar baterei selalu
terisi penuh.” (Hengki mahendra, 2009:7)
Sistem pengisian (charging system) akan memproduksi listrik untuk
mengisi kembali baterei dan mensuplai kelistrikan ke komponen yang
memerlukannya pada saat motor hidup. Sebagian besar kendaraan
dilengkapi dengan alternator yang menghasilkan arus bolak-balik yang lebih
baik dari pada dinamo yang menghasilkan arus searah dalam hal tenaga
listrik yang dihasilkan maupun daya tahannya. Arus bolak-balik yang
dihasilkan alternator harus disearahkan menjadi arus searah oleh dioda
sebelum dikeluarkan dan Mobil yang menggunakan arus searah (direct
current) tersebut.
Dengan kata lain sistem pengisian (charging system) membantu
memberikan tenaga listrik kepada alat-alat pemakai listrik pada waktu
kendaraan bekerja dan dengan tenaga cadangan, tenaga listrik yang
dihasilkan akan mengisi Baterai selalu dalam keadaan penuh. Sistem
pengisian ini terdiri atas alternator, regulator, baterai, dan perlengkapan
kabelnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Pengertian dan fungsi dari Sistem Pengisian ?

2. Apasajakah komponen-komponen dari system pengisian ?

3. Bagaimana cara kerja dari Sistem Pengisian ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Sistem Pengisian

2. Untuk memahami fungsi dari Sistem Pengisian pada kendaraan

3. Untuk mengetahui komponen-komponen Sistem Pengisian

4. Untuk memahami cara kerja dari Sistem Pengisian

D. Manfaat

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik


secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna
sebagai pengembangan konsep tentang motor sinkron . Secara praktis
makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Penulis
Dapat menjadi bahan evaluasi dalam penulisan karya ilmiah
selanjutnya, serta dapat mengaplikasikan teori yang telah diperoleh
dalam pembuatan makalah ini.

2. Pembaca
Dapat menambah pengetahuan baru dan wawasan bagi pembaca
mengenai pengertian sistem pengisian, fungsi sitem pengisian, hingga
komponen-komponen sistem pengisian.

E. Prosedur Masalah

Makalah ini disusun dengan mengunakan pendekatan kualitatif,


Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis
akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehsif.
Data teoritis dalam makalah ini di kumpulkan dengan menggunakan teknik
studi puataka artinya penulis mengumpulkan dan mengambil data melalui
kegiatan membaca, dan kajian pustaka. Data tersebut di olah dengan teknik
analisis isi, penyusun melalui kegiatan mengeksposisikan data serta
mengaplikasikan data tersebut dalam konteks makalah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kajian Teori

Eko (2013) Sistem pengisian merupakan sistem yang berfungsi untuk


menyediakan arus listrik yang nantinya dimanfaatkan oleh komponen
kelistrikan pada kendaraan tersebut dan sekaligus mengisi ulang arus pada
baterai, karena seperti yang kita ketahui baterai pada automobile berfungsi
untuk mensuplai kebutuhan listrik dalam jumlah yang cukup besar pada
bagian–bagian kelistrikan.Akan tetapi, kapasitas baterai terbatas dan tidak
mampu memberikan semua tenaga yang diperlukan secara terus menerus
oleh mobil.
Sistem pengisian akan memproduksi tenaga listrik untuk mengisi
baterai serta untuk memberikan arus yang dibutuhkan oleh bagian–bagian
kelistrikan yang cukup selama mesin bekerja. Sistem pengisian bekerja
apabila mesin dalam keadaan berputar, selama mesin hidup sistem pengisian
yang akan menyuplai arus listrik bagi semua komponen kelistrikan yang
ada, namun jika pemakaian arus tidak terlalu banyak dan ada kelebihan arus,
maka arus akan mengisi muatan di baterai. Dengan demikian baterai akan
selalu penuh muatan listriknya dan semua kebutuhan listrik pada mobil
dapat terpenuhi.
Aria (2009) Sistem Pengisian merupakan sistem yang mempunyai
fungsi menyediakan atau menghasilkan arus listrik yang nantinya
dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan pada kendaraan dan sekaligus
mengisi ulang arus pada baterai.

Komponen utama sistem pengisian

1. Alternator, sebagai pembangkit arus.


2. Regulator, sebagai pengontrol arus dan pembatas tegangan
pengisian

Adapun bagian-bagian dari alternator sebagai berikut:

1. Kipas, sebagi pendingin


2. Pully, sebagai tempat v-belt
3. Stator, merupakan lilitan yang diam
4. Rotor, merupakan lilitan yang
bergerak
5. sikat, sebagai penghantar arus

komponen alternator

Beni (2005:10) “Sistem pengisian berfungsi sebagai pendukung fungsi


baterai. Fungsi baterai pada sepeda motor adalah untuk mensuplai
kebutuhan listrik pada komponen-komponen sistem kelistrikan seperti
motor starter, lampu-lampu dan sistem kelistrikan lainnya.” Satu hal yang
perlu diingat adalah kapasitas baterai yang sangat terbatas, sehingga tidak
akan dapat mensuplai kebutuhan tenaga listrik secara terus-menerus.
B. Pembahasan

1. Pengertian
Sistem pengisian merupakan sistem yang berfungsi untuk menyediakan
arus listrik yang nantinya dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan pada
kendaraan tersebut dan sekaligus mengisi ulang arus pada baterai, karena
seperti yang kita ketahui baterai pada automobile berfungsi untuk
mensuplai kebutuhan listrik dalam jumlah yang cukup besar pada bagian–
bagian kelistrikan. Akan tetapi, kapasitas baterai terbatas dan tidak mampu
memberikan semua tenaga yang diperlukan secara terus menerus oleh
mobil.
Sistem pengisian akan memproduksi tenaga listrik untuk mengisi
baterai serta untuk memberikan arus yang dibutuhkan oleh bagian–bagian
kelistrikan yang cukup selama mesin bekerja. Sistem pengisian bekerja
apabila mesin dalam keadaan berputar, selama mesin hidup sistem
pengisian yang akan menyuplai arus listrik bagi semua komponen
kelistrikan yang ada, namun jika pemakaian arus tidak terlalu banyak dan
ada kelebihan arus, maka arus akan mengisi muatan di baterai. Dengan
demikian baterai akan selalu penuh muatan listriknya dan semua
kebutuhan listrik pada mobil dapat terpenuhi.

2. Fungsi
Sistem pengisian pada kendaraan secara umum berfungsi untuk
mengisi kembali muatan baterai yang telah digunakan oleh beban
pemakai.Sistem pengisian bekerja pada tiga tahap:
a. Pada saat menjalankan awal mesin, bateai menyulai seluruh bebab.
b. Selama operasi puncak : baterai membantu alternator menyuplai arus.
c. Selama operasi normal: alternator menyuplai kebutuhan arus dan
pengisian kembali muatan baterai.
3. Komponen sistem pengisian

a. Alternator
Fungsi alternator adalah untuk merubah energi mekanis yang
didapatkan dari motor menjadi tenaga listrik. Energi mekanik dari
motor disalurkan sebuah puli, yang memutarkan rotor dan
menghasilkan arus listrik bolak-balik pada stator. Arus listrik bolak-
balik ini kemudian dirubah menjadi arus searah oleh diode-diode.
Komponen utama alternator adalah : rotor yang menghasilkan
medan magnet listrik, stator yang menghasilkan arus listrik bolak-
balik, dan beberapa diode yang menyearahkan arus. Komponen
tambahan lain adalah : sikat-sikat yang mensuplai arus listrik ke rotor
untuk menghasilkan kemagnetan (medan magnet), bearing-bearing
yang memungkinkan rotor dapat berputar lembut dan sebuah kipas
untuk mendinginkan rotor, stator dan diode.
Kontruksi alternator bagian-bagianya terdiri dari

1) Pully
Puli berfungsi untuk tempat tali kipas penggerak rotor.
2) Kipas
Fungsi kipas untukSalah
Gambar mendinginkan
satu macamdiode dan kumparan-
alternator
kumparan pada alternator.
3) Rumah bagian depan dan belakang

Dibuat dari aluminium tuang. Rumah bagian depan sebagai


dudukan bantalan depan, dudukan pemasangan alternator pada
mesin, dan dudukan penyetel kekencangan sabuk penggerak.
Biasanya untuk rumah bagian belakang juga sebagai tempat
dudukan bantalan belakang dan dudukan terminal-terminal
keluaran, dudukan plat-plat diode dan dudukan rumah sikat.
Gambar End frame dan rear end frame

4) Rotor
Rotor merupaka bagian yang berputar didalam alternator, pada
rotor terdapat kumparan rotor (rotor coil) yang berfungdi untuk
membangkitkan kemagnetan. Kuku-kuku yang terdapat pada
rotor berfungsi sebagai kutub-kutub magnet, dua slip ring yang
terdapat pada alternator berfungsi sebagai penyalur listrik
kekumparan rotor.
Rotor terdiri dari kutub kutub magnet, inti field winding
dan slip ring. Beberapa model/tipe termasuk mensupport lahar
dan satu atau dua kipas didalamnya. Rotor digerakkan atau
diputar didalam alternator dengan putaran tali kipas mesin. Rotor
yang terdiri kutub kutub magnet, field winding, dan Slip ring,
bagian bagian ini padat bersambungan pada sumbu rotor, field
winding dihubungkan kepada slip ring dimana carbon brush
dapat bergerak. Ada dua lahar yang terdapat dirotor, satu di
bagian bawah slip ring, dan satunya berada dibagian atas sumbu
rotor.Field Winding Rotor Menciptakan lapangan magnet yang
disebabkan oleh arus yang mengalir melewati slip ring. Magnet
tersebut disatu disisi menjadi kutub selatan, dan disisi lain
menjadi kutub utara.

Gambar Rotor

5) Stator
Pada gambar dibawah terlihat gambar kontruksi dari stator
coil. Kumparan stator adalah bagian yang diam dan terdiri dari
tiga kumparan yang pada salah satu ujung-ujungnya dijadikan
satu

Gambar Kumpaan stator


Pada gambar dibawan ini terlihat teori gambar kontruksi stator.
Kontruksi ini disebut hubungan “Y” at tengah yang menjadi satu
adalah pusat gulungan dan bagian ini disebut titik netral (neutral
point) pada bagian ujung kabel lainnya akan menghasilkan arus
bolak-balik (AC) tiga phase.

Kontruksi hubungan

Saat ini alternator menggunakan hubungan “Y”dengan alasan:


a. Penghubungan kumparan sederhana
b. Tegangan output lebih besar
c. Mempunyai titik netral yang dapat digunakan
d. Meskipun kurang baik saat arus output
maksimum, tetapi pada putaran rendah lebih
baik

6) Dioda (rectifaer)
Diode digunakan sebagai penyearah tegangan. Diode
mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC sehingga aki
menerima listrik yang benar. Rangkaian Dioda bertanggung
jawab atas konversinya tegangan AC ke tegangan DC. 6 atau 8
diode digunakan untuk mengubah tegangan stator AC ke
tegangan DC. Setengah dari diode tersebut digunakan dalam
kutub positif dan setengahnya lagi dalam kutub negatif.

Gambar dioda
7) Carbon brush
Sikat-sikat arang / carbon brush berhubungan dengan cincin-
cincin gesek yang dipasangkan pada rumah bagian belakang,
atau menyatu dengan regulator tegangan di dalam alternator yang
dipasangkan pada plat dudukan diode.

Gamba Carbon brush

b. Regulator
Regulator menaikan dan merurunkan arus yang mengalir ke rotor
untuk mengatur tegangang dibangkitkan oleh alternator. Regulator
terdiri dari titik kontak, magnetic koil dan resistor.

Gambar Tipe regulator mekanik


Tegangan dan arus keluaran alternator bervariasi tergantung pada
kecepatan putaran alternator dan banyaknya beban (arus output)
alternator. Putaran mesin yang terus berubah-ubah, demikian juga
putaran alternator, selanjutnya beban, (lampu-lampu, wiper, sistem AC
Mobil dan lain-lain) selalu berubah-ubah mempengaruhi kondisi
pengisian baterai.
Oleh karena itu, agar alternator dapat memberikan tegangan
standard (tegangan sistem) diperlukan pengaturan tegangan oleh
regulator tegangan yang mengatur tegangan keluaran pada setiap
perubahan putaran dan beban. Pada tegangan sistem 12 volt tegangan
regulasi antara 14,4 –14,8 volt, untuk tegangan sistem 24 volt tegangan
regulasi pada 28 volt
Untuk meregulasi tegangan keluaran alternator dilakukan dengan
cara mengatur arus yang mengalir ke kumparan rotor (arus medan)

Gambar Regulator mengalirkan arus ke elektromagnet

Regulator mengalirkan arus ke elektromagnet ( kumparan rotor )


yang menghasilkan garis gaya magnet yang diperlukan untuk ketiga
kumparan (kumparan stator) alternator untuk membangkitkan tegangan
bolak-balik tiga phase.
Karena elektromagnet mempunyai inti besi yang dililit kumparan,
inti besi akan menjadi magnet dan membangkitkan garis gaya magnet
pada saat dialiri arus. Banyaknya garis gaya magnet sebanding dengan
besarnya arus yang dialiri arus yang dialirkan pada kumparan di
sekeliling inti besi. Dengan kata lain, alternator dapat menghasilkan
tegangan yang tetap dengan jalan mengalirkan arus yang besar ke
kumparan rotor/medan pada saat alternator berputar lambat atau
berbeban berat dan mengurangi arus ke kumparan medan pada saat
alternator berputar cepat atau berbeban ringan.
Regulator mengatur pengaliran arus ke kumparan rotor dengan
menarik dan membebaskan titik kontak sesuai dengan tegangan yang
diberikan ke regulator coil. Pada saat alternator berputar dengan rpm
rendah dan tegangan stator coil lebih rendah dari tegangan baterai, titik
kontak yang bergerak akan berhubungan dengan P, sehingga arus dari
baterai akan mengalir ke kumparan rotor melalui P1
Dalam hal lain, jika alternator berputar dengan rpm tinggi,
tegangan pada kumparan stator naik melebihi tegangan baterai,
tegangan ini dialirkan ke kumparan regulator sehingga oleh kekuatan
tarikan yang lebih besar maka P1, akan terputus.

Gambar Posisi plat kontak saat rpm tinggi


Pada saat titik kontak bergerak menjauhi P1, arus yang ke
kumparan rotor melalui resistor R dan intensitasnya menurun. Jika
arus mengalir ke kumparan rotor berkurang, maka tegangan yang
dibangkitkan pada kumparan stator berkurang dan ini akan
mengakibatkan gaya tarik pada kumparan menurun sehingga lengan
titik kontak akan kembali dan berhubungan dengan P.1Hal ini akan
menaikkan arus yang mengalir pada kumparan rotor dan kemudian
titik kontak akan terputus lagi dari P1.
Bila alternator berputar dengan kecepatan yang lebih tinggi,
tegangan yang dibangkitkan oleh kumparan stator akan naik
memperkuat gaya tarik pada kumparan regulator sehingga
menghubungkan titik kontak berhubungan dengan P2. Akibatnya, arus
yang melalui resistor akan mengalir ke P2dan tidak ke kumparan rotor.

Gamba Posisi plat kontak saat kecepatan rendah

Pada saat tidak ada arus yang mengalir ke kumparan rotor, stator
tidak dapat membangkitkan gaya gerak listrik sehingga tegangan
alternator turun dan hubungan titik kontak P2terputus. Sekali lagi
tegangan alternator akan naik dan lengan kontak akan tertarik.
Dengan kata lain, pada saat alternator berputar dengan kecepatan
rendah, lengan kontak akan menaikkan dan menurunkan arus yang
mengalir ke kumparan rotor dengan berhubungan dan memutuskan
hubungannya dari P1. Pada saat alternator berputar dengan kecepatan
tinggi, arus akan dialirkan secara terputus-putus ke kumparan rotor
tergantung apakah lengan kontak berhubungan atau putus dengan P2.

Karakteristic Regulator
Regulator berfungsi untuk mempertahankan tegangan yang
dibangkitkan oleh alternator agar berada pada tingkat yang konstan.
Sebenarnya, disebabkan oleh karakteristik generator, tegangan tidak
akan konstan tetapi naik turun. Untuk regulator tipe titik kontak (tirril)
ada berbagai alasan mengapa tegangan naik turun, tetapi penyebab
utamanya adalah karakteristik hysteresis dan temperatur dan hal ini
perlu disadari sebelum melakukan penyetelan pada regulator.
4. Cara Kerja

a. Alternator yang menggunakan regulator

1) Cara kerja saat Kunci Kontak ON


Gambar rangkaian Saat kunci kontak “ON”

Arus medan mula mengalir dari B+ baterai > kunci kontak >
terminal IG regulator > titik kontak PL1 > titik kontak PL0 > terminal
F regulator > terminal F alternator > sikat > slip ring > kumparan
medan/rotor > slip ring > terminal E alternator > masa, > kumparan
medan menjadi magnet.
Arus lampu kontrol pengisian mengalir dari B+ baterai > kunci
kontak > lampu kontrol pengisian > terminal L regulator > titik
kontak P0 > titik kontak P1 > terminal E regulator > masa, >> lampu
menyala.

2) Cara kerja Saat Mesin Hidup Sampai Kecepatan sedang


Gambar Saat mesin rendah hidup sampai kecepatan sedang

Alternator lewat terminal B+ mengeluarkan energi listrik untuk


pengisian baterai dan beban kelistrikan mobil.

Arus medan mengalir dari B+ alternator > kunci kontak > terminal IG
regulator > titik kontak PL1 > titik kontak PL0 > terminal F regulator
> terminal F alternator > sikat > slip ring > kumparan medan/rotor >
slip ring > terminal E alternator > masa.

Arus dari terminal N alternator mengalir ke kumparan relai


tegangan melalui terminal N regulator kemudian ke masa, yang
mengakibatkan kontak gerak P0 tertarik ke titik kontak diam P2
menghubungkan tegangan sinyal regulasi dari B+ alternator ke
kumparan regulator dan akibatnya lampu pengisian padam karena
tidak ada beda potensial antara lampu kontrol dan terminal L
regulator.

Pada kondisi tegangan baterai sudah mencapai 14,4 volt maka


tegangan sinyal regulasi yang masuk ke kumparan regulator tegangan
membuat medan magnet pada inti kumparan regulator tegangan yang
mampu menarik kontak gerak PL0 lepas dari titik kontak PL1.
Sehingga arus medan menjadi kecil karena melewati tahanan R,
akibatnya tegangan turun dan kontak gerak PL0 kembali menempel ke
kontak PL1, arus medan besar kembali dan tegangan naik lagi >
kontak PL0 lepas kembali > demikian seterusnya pada kecepatan ini
akan terjadi putus hubung antara kontak PL0 dan kontak PL1 sehingga
tegangan keluaran alternator tetap pada 14,4 volt.

3) Cara kerja saat Mesin Kecepatan Tinggi

Bila kecepatan bertambah naik, tegangan keluaran alternator juga


bertambah naik diatas 14,4 volt, yang berarti juga tegangan sinyal
regulasi yang masuk ke kumparan regulator tegangan juga naik.
Akibatnya kemagnetan pada inti kumparan regulator bertambah besar
yang mampu menarik kontak PL0 hingga melayang (berada di
tenggah-tenggah kontak PL1 dan PL2). Akibatnya arus medan
melewati tahanan R tetapi karena kecepatanya sudah tinggi maka
tegangan keluaran alternator akan tetap 14,4 volt.
Bila kecepatan bertambah naik lagi maka tegangan keluaran
alternator juga bertambah naik hingga 14,8 volt. Pada tegangan
tersebut kemagnetan pada inti kumparan menarik kontak gerak PL 0
lebih jauh lagi hingga menempel pada titik kontak PL 2 akibatnya arus
medan menjadi nol dan tegangan keluaran alternator turun > kontak
gerak PL0 lepas kembali > arus medan besar lagi > tegangan keluaran
naik lagi > kontak gerak PL0 menempel lagi pada PL2 > demikian
seterusnya terjadi putus hubung antara kontak gerak PL0 dan kontak
PL2 sehingga tegangan keluaran B+ alternator tetap pada 14,4 sampai
14,8 volt.

b. Alternator yang menggunakan IC regulator


Prinsip kerja yang akan dijelaskan hanya IC regulator tipe M,
dengan alasan tipe ini paling banyak digunakan saat ini.

1) Cara kerja Saat kunco Kontak ON

Gambar Saat kunci kontak “ON”


MIC mendeteksi tegangan pada baterai dan meng ON kan Tr1. Ini
menyebabkan arus mengalir ke rotor coil. Pada saat ini Tr1
dikendalikan MIC dengan kondisi terputus-putus atau ON dan OFF
secara terus menerus untuk mempertahankan arus ke rotor coil
sebesar 0,2 A, sebagai upaya penghematan arus dari baterai.
Karena mesin mati maka rotor tidak berputar sehingga tidak
terjadi pembangkitan arus listrik dan tegangan pada terminal P adalah
NOL. Kondisi ini dideteksi oleh MIC untuk meng ON kan Tr, bila
TR3 ON maka listrik akan mengalir dari bateri kontak, lampu, Tr3
dan massa, sehingga lampu menyala.

2) Cara Kerja Saat mesin Berputar

Gambar Saat mesin berputar

Pada saat mesin hidup maka alternator berputar, sehingga stator


coil menghasilkan arus listrik. Adanya arus pada terminal P dideteksi
oleh MIC sehingga MIC merubah dari posisi putus-putus pada Tr1
menjadi ON terus. Dengan Tr1 ON maka arus bari baterai ke rotor
coil menjadi besar, kemagnetan menjadi besar, arus yang
dibangkitkan menjadi tinggi.
Adanya arus dari terminal P menyebabkan MIC akan meng OFF
kan Tr3 dan meng ON kan Tr2. Dengan Tr2 maka lampu menjadi
mati karena tidak ada beda potensial antara kedua terminal lampu.

3) Tegangan out put alternator melebihi spesifikasi


Gambar Tegangan out put alternator melebihi spesifikasi

Saat putaran mesin semakin tinggi maka output alternator menjadi


semakin tinggi, hal ini dapat merusak sistem kelistrikan pada
kendaraan, untuk mengatasi itu maka kemagnetan harus dikurangi
atau dihentikan agar tegangan output alternator berkurang.
Bila tegangan terminal B naik maka tegangan pada terminal S
juga naik, kondisi ini dideteksi oleh MIC untuk meng OFF kan Tr1,
saat Tr1 OFF maka arus ke rotor coil terhenti, kemagnetan menjadi
rendah, tegangan output alternator menurun. Saat tegangan output
alternator turun maka tegangan terminal S juga turun, kondisi ini
dideteksi oleh MIC untuk meng ON kan Tr1.
Demikian seterusnya sehingga tegangan output dipertahan pada
tegangan tertentu yaitu sebesar 13,3 -16,3 Volt.

4) Cara Kerja Saat Terminal S Terputus

Gambar Saat terminal S terputus

Saat mesin hidup dan terminal S lepas atau kabel yang


menghubungkan putus, maka MIC akan mendeteksi bahwa tidak ada
input pada terminal S, sehingga MIC akan meng OFF kan Tr2 dan
meng ON kan Tr3. Dengan Tr3 ON maka lampu akan menyala.
Pada saat itu MIC juga akan meng ON dan OFF kan Tr1 untuk
mempertahankan tegangan output pada tegangan 13,3 -16,3 Volt. Ini
merupakan upaya untuk mempertahan tegangan yang terlalu tinggi
untuk melindungi alternator maupun IC regulator.

5) Cara Kerja Saat Terminal B Terputus


Gambar Saat teminal B terputus

Bila terminal B putus atau kabel yang menghubungkan putus


maka pengisian pada beterai terhenti sehingga tegangan baterai
semakin menurun. Kondisi ini dideteksi oleh MIC dari terminal S ,
sehingga MIC akan meng ON – OFF kan Tr1, untuk mempertahankan
terminal B atau terminal P pada tegangan 20 V. Ini merupakan upaya
untuk mempertahan tegangan yang terlalu tinggi untuk melindungi
alternator maupun IC regulator.
Akibat tidak ada pengisian maka tegangan baterai menurun, hal
ini dideteksi MIC dari terminal S, bila tegangan kurang dari 13V,
maka MIC akan meng OFF kan Tr2 dan meng ON kan Tr3, sehingga
lampu menyala.

6) Cara Kerja Saat Rotor Koil Terputus atau Sikat Habis


Gambar Saat rotor koil terputus atau sikat habis

Saat sikat habis atau rotor coil putus maka kemagneten pada rotor
menjadi hilang, sehingga pembakitan arus listrik pada alternator
terhenti. Kondisi ini akan dideteksi oleh MIC melalui terminal P,
karena pada saatitu terminal P menjadi 0 volt. MIC akan meng OFF
kan Tr2 dan meng ON kan Tr3, karena Tr3 ON maka lampu menyala.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Berasarkan uraian bab diatas penulis dapat mengambil simpulan, bahwa :

1. Sistem Pengisian adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa


komponen dan bekerja untuk menghasilkan arus listrik yang didapat
dari putaran rotor, yang kemudian arus tersebut digunakan untuk
menyuplai arus pada baterai sehingga tetap terisi penuh

2. Fungsi dari system pengisian yaitu :


 Mempertahankan daya Baterai
 Menyuplai arus baterai
 Melindungi komponen kelistrikan atau elektronik kendaraan
 Mempeerpanjang umur baterai

3. Cara Kerja Sistem Pengisian yaitu :


Ketika mesin berputar dengan kecepatan putaran semakin tinggi,
pada generator atau pembangkit tegangan terbentuk arus listrik bolak
balik atau alternating current yang terus meningkat tegangannya
seiring putaran mesin, diperlukan regulator untuk membatasi
tegangan sesuai yang di perlukan, dengan mengurangi suplay arus
listrik ke rotor koil untuk mengurangi gaya medan magnet yang
terbentuk. Dengan beban besar, maka alternator akan menghasilkan
arus yang besar pula, begitu juga sebaliknya,seperti contoh saat mesin
habis di starter, maka pengisian alternator akan besar, dan mengecil
secara otomatis setelah arus aki tercukupi. Bisa juga saat kita
menyalakan lampu besar, maka kinerja alternator akan otomatis naik.
Pada dasarnya alternator memiliki beberapa terminal utama
diantara nya terminal F, terminal N, terminal E ada juga yang tidak
pakai terminal E karena terminal E sama dengan ground, serta
terminal B+ dan Ground. Seiring dengan kebutuhan beban dan fitur
kendaraan terminal alternator juga di sesuaikan dengan kebutuhan
tersebut.

B. Saran

Sejalan dengan simpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai

berikut.

1. Penulis mengharapkan pembaca untuk bisa membuat sebuah penelitian

tentang Sistem Pengisian.

2. Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai analisis, teori, prinsip tentang

system pengisian pada kendaraan.

3. Kepada bapak dan ibu dosen diharapkan untuk selalu membimbing kami

dalam pembuatan karaya ilmiah yang selanjutnya.


Daftar Pustaka

Anonim. (1995). New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota–Astra Motor.

Nugraha, Beni Setya. (2005). Sistem Pengisian dan Penerangan. Yogyakarta :


Universitas Negeri Yogyakarta

Mahendra, Hengki. ( 2014, Maret 9 ). Modul Sistem Pengisian. Halaman 21.


Slideshare[online]
Tersedia : http://www.slideshare.net [ 2014, Maret 9 ]

Anda mungkin juga menyukai