A. Pengantar
Metode pembelajaran adalah proses kegiatan membelajarkan anak didik dengan
menyajikan materi kuliah kepada mahasiswa secara tersusun dan teratur untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Atwi, 1993). Penggunaan metode yang tepat
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian di Jepang menunjukkan
bahwa keunggulan pembelajaran di Jepang terutama disebabkan oleh peranan guru
yang mampu memilih strategi pengajaran yang efektif termasuk di dalamnya
memilih metode pengajaran (Aleks Masyunis, 2000).
Salah satu metode yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yaitu
metode pembelajaran inovatif. Metode pembelajaran inovatif adalah suatu aktifitas
memperkenalkan sesuatu yang baru dalam upaya membelajarkan anak didik, atau
memperkenalkan sesuatu yang baru ketika melakukan transfer pengetahuan,
ketrampilan, dan nilai-nilai pada anak didik dengan cara yang tersusun dan teratur
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Belajar akan bermakna jika siswa dapat mengaitkan konsep yang sudah dipelajari
dengan konsep yang sudah ada dalam struktur kognitifnya (Ausubel, 1991), dan
belajar akan berhasil lebih baik jika selalu dihubungkan dengan kehidupan orang
yang sedang belajar (Bruner, 1991). Dari konsep tersebut dapat dipahami bahwa kita
akan belajar dengan lebih serius apabila materi yang diberikan berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari dan kata-kata atau kalimat yang didengar sudah familiar
dengan kepala kita. Melalui metode pembelajaran yang inovatif diharapkan ada
perbaikan praktik pembelajaran ke arah yang lebih baik. Perubahan ini tidak harus
terjadi secara drastis tapi perlahanlahan tapi pasti.
B. Contoh Pembelajaran Inovatif
Salah satu metode pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran kimia dasar
adalah menggunakan metode eksperimen. Pada tulisan ini akan dipaparkan contoh
pembelajaran kimia dasar yang bila dikemas dengan baik akan menyenangkan
peserta didik. Dengan menggunakan bahan yang murah dan sederhana, kita dapat
mempraktekkannya di depan kelas. Adapun contoh pembelajaaran inovatifnya
berupa “Percobaan pembuktian adanya elektron dengan memanfaatkan
benda dalam kehidupan sehari-hari”.
C. Metode Pembelajaran
1) Peserta didik dibagi menjadi 3 kelompok (1 kelompok sekitar 4-5 orang)
2) Setiap kelompok diberi LKS yang meliputi judul, alat dan bahan, langkah kerja,
pembahasan, dan kesimpulan
3) Setiap kelompok yang telah dibagi diberikan subjek percobaan yang berbeda
(balon, sisir plastik, mistar plastik)
8) Bagi kelompok yang menjawab pertanyaan dengan cepat dan tepat akan
mendapatkan poin 100, dan bagi yang menjawab kurang tepat akan dikurangi
poinnya sebanyak 50 (pada awalnya setiap kelompok diberikan modal 100 poin)
1) Balon
2) Mistar plastik
3) Sisir plastik
4) Kertas
5) Gunting
5) Lalu reaksi yang terjadi ialah kertas tersebut akan menempel pada permukaan
balon
D. Pembahasan
Kertas, balon, dan sisir adalah contoh materi yang terdiri dari atom-atom. Tiap
atom memiliki inti atom yang bermuatan positif dan elektron yang mengelilinginya
yang bermuatan negatif. Dengan menggosokan kertas, balon, dan sisir ke rambut,
maka elektron pada rambut akan terlepas, sehungga menyebabkan balon terkena
pengaruh muatan negatif elektron. Ketika balon yang ‘bermuatan’ negatif didekatkan
pada potongan kertas, maka muatan positif kertas akan tertarik ke balon. Gaya tarik
antara muatan negatif dan positif ini mampu mengatasi gravitasi bumi sehingga
potongan kertas melompat ke atas dan menempel pada balon/kertas/sisir tersebut