Anda di halaman 1dari 41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berikut ini dipaparkan hasil penelitian yang terdiri dari hasil belajar IPA dan

lembar aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran materi gaya magnet dengan

menggunakan metode pembelajaran eksperimen.

Penelitian ini dilaksanakan Sekolah Dasar (SD) Cokroaminoto 1 dengan

sumber data siswa kelas V yang berjumlah 34 siswa dan guru kelas V sebagai

observer. Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran ini, peneliti bertindak sebagai

guru dan guru kelas V sebagai observer. Tahap-tahap pembelajaran setiap tindakan

disesuaikan dengan tahap-tahap pembelajaran yang berdasarkan pada metode

pembelajaran eksperimen.

1. Hasil Penelitian Siklus I

Pada bagian ini disampaikan deskripsi siklus I dari tahapan perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan refleksi. Siklus I direncanakan satu kali pertemuan.

Materi yang di bahas pada siklus I tentang penjumlahan gaya magnet.

a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan yang dilakukan adalah sebagaiberikut.

1. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pada konsep gaya magnet,

lembar observasi peneliti dan siswa.

2. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) konsep gaya magnet.

3. Menyiapkan lembar tes akhir tindakan materi gaya magnet.

45
4. Menyiapkan kamera untuk mengambil dokumentasi pada proses pembelajaran

berlangsung

5. Menyiapkan alat dan bahan yang bersifat magnet dan nonmagnet untuk

bereksperimen.

6. Menyusun soal-soal tes yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan siswa

dalam menguasai materi pelajaran.

Sebelum guru melaksanakan pembelajaran, peneliti menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen

dalam meningkatkan hasil belajar siswa tentang gaya magnet. Permasalahan yang

ada antara lain:

1) Proses pembelajaran ilmu pengetahuan Alam kurang menekankan pada

pembelajaran yang kontekstual dan terintegrasi.

2) Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa

dalam proses pembelajaran, metode pembelajaran belum berpusat kepada siswa,

3) Penggunaan media/alat peraga yang masih minim,

4) Siswa kurang antusias dalam proses pembelajaran karena materi pembelajaran

disajikan dengan metode yang monoton, melalui pemberian tugas untuk

menyelesaikan soal pada buku cetak.

Oleh karena itu berdasarkan permasalahan tersebut, untuk pelaksanaan

penelitian yang efektif peneliti menggunakan 1 (satu) standar kompetensi dengan

kompetensi dasar yakni,pemahaman terhdap ilmu pengetahuan alam yakni gaya

magnet. Peneliti merancang suatu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

metode eksperimen,agar siswa melakukan percobaan dan mempersiapkan materi

46
pembelajaran, media/alat dan bahan yang mendukung, lembar observasi aktivitas

guru dan siswa (non tes), lembar soal hasil belajar siswa tentang gaya magnet (tes),

serta alat dokumentasi berupa kamera.

b. Pelaksanaan

Kegiatan pada tahap ini adalah peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan

perencanaan yang telah dibuat. Berikut ini dipaparkan proses pembelajaran yang

dilaksanakan pada siklus I.Dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan,

diharapkan siswa dapat memahaminya, sehingga dapat mencapai hasil yang

diinginkan. Pembelajaran tentang gaya magnet dilaksanakan dengan menggunakan

metode eksperimen.

Pelaksanaan siklus I yakni pembelajaran konsep gaya magnet dilakukan pada

hari selasa 12 Agustus 2014 dan berlangsung pada jam pelajaran pukul 10.30-11.40

WIT yang dihadiri 30 orang siswa. Peneliti bertindak sebagai guru, sedangkan teman

sejawat dan guru kelas V bertindak sebagai pengamat. Proses pembelajaran konsep

gaya magnet terdiri atas tiga kegiatan, yaitu, kegiatan awal, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup. Pelaksanaan pembelajaran tentang gaya magnet untuk siklus I

dilaksanakan dua jam pelajaran dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.

a) Kegiatan awal

Sebelum pelajaran dimulai guru membuka kegiatan dengan berdoa menurut

agama masing-masing. Setelah itu guru mempersiapkan bahan ajar, alat dan bahan,

membagi kelompok dan menata kelas dengan baik. Selanjutnya Guru mengabsen

kehadiran siswa dalam kelas.Siswa pada hari itu masuk hanya 30 siswa . Sebelum

masuk pada materi pembelajaran.

47
Pada kegiatan awal guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai

siswa pada pembelajaran gaya magnet dan dilanjutkan dengan mengorganisasikan

siswa ke kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari 6 kelompok dengan tiap

kelompok terdiri dari 5 siswa.

Dalam pembagian kelompok tersebut dibagi secara heterogen menurut jenis

kelamin, prestasi akademik, suku, dan latar belakang. Selanjutnya guru melakukan

apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari dikelas

sebelumnya dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Selanjutnya peneliti penyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah

pembelajaran yang akan di laksanakan, memotivasi siswa tentang pentingnya materi,

mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari, serta membangkitkan pengetahuan

siswa untuk bereksperimen. Dalam membangkitkan pengetahuan siswa, guru

menanyakaan materi gaya magnet yang pernah di pelajari siswa di kelas IV.

b) Kegiatan inti

Pada pembelajaran ini guru menjelaskan materi pelajaran tentang gaya

magnet, dalam penjelasan materi tersebut guru menanyakan kepada siswa beberapa

contoh konkrit magnet dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa siswa antusias

menyebutkan bahwa contoh magnet diantaranya, magnet radio, magnet teip dan lain-

lain. Guru menunjukkan benda-benda yang bersifat magnet dan tidak bersifat magnet,

dan macam-macambentuk magnet. Guru memberikan contoh magnet dengan

menggunakan batang magnet di dekatkan ke paku.

Pada pelaksanaan kegiatan inti, dilakukan sesuai dengan langkah-langkah

metode eksperimen,

48
1) Persiapan alat bantu (alat eksperimen)

Guru memaparkan dan mengembangkan materi pembelajaran berkaitan

dengan gaya magnet dengan alat dan bahan yang dibagikan kepada semua siswa yang

hadir di setiap kelompok, alat dan bahan yang dibagikan berupa batang magnet,

gunting, koin, karet penghapus, pensil, potongan kertas, peniti dan paku payung. Hal

ini dilakukan sebagai awal dalam pembelajaran kelompok.

2) Petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam

eksperimen.

- Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan menjelaskan langkah kerja

metode pembelajaran eksperimen.

- Guru kurang menekankan dan memberikan motivasi dalam rangka lebih

membangkitkan ketertarikan dan rasa ingin tahu yang mendalam tentang materi

pembelajaran gaya magnet. Tetapi langsung menyampaikan aktivitas belajar

yaitu pembagian kelompok.

- Siswaduduk secara berkelompok, dan melakukan percobaan dengan bantuan alat

dan bahan yang telah di sediakan pada masing-masing kelompok. Guru

berkeliling mengamati aktifitas siswa dalam bereksperimen, Guru memberikan

bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan penuntun yang mengarah pada penyelesaian masalah

yang ada pada LKS untuk bereksperimen. Bimbingan dan arahan guru tersebut

hanya seperlunya sehingga siswa dapat memecahkan masalah yang ada pada saat

bereksperimen.

49
3) Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembar kerja/pedoman eksperimen

yang disusun secara sistematis, sehingga siswa dalam pelaksanaanya tidak banyak

mendapatkan kesulitan dan membuat laporan.

- Guru menekankan dan menjelaskan apa artinya kerjasama dalam kelompok dan

memberikan bagaimana cara kerja dalam kelompok pada pembelajaran ini.

- Kemudian guru membagikan lembar kerja siswa yang harus dikerjakan.

- Siswa begitu semangat dengan memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru

tentang kerjasama dalam kelompok.

- Siswa memperhatikan pedoman eksperimen atau panduan eksperimen yang di

jelaskan oleh guru.

4) Penguatan perolehan temuan-temuan eksperimen dilakukan dengan diskusi Tanya

jawab atau memberikan tes.

- Siswapun antusias mengerjakan secara kelompok lembar kerja siswa yang

diberikan. Terdapat beberapa siswa kesulitan mendapat informasi dengan jelas

namun guru cukup mampu merangsang siswa secara mandiri mengerjakan lembar

kerja siswa itu sampai waktu yang diberikan.

- Siswapun bersama pasangannya membahas lembar kerja yang belum

terselesaikan. Namun kelihatan ada beberapa pasangan yang belum

menyelesaikan pekerjaannya maka guru memberikan kesempatan kembali bekerja

dalam kelompok.

- Pada saat melakukan eksperimen, sebagain besar siswa aktif berpartisipasi dalam

melakukan eksperimen, walaupun sebagian siswa masih cenderung bermain-

main, mengutak-atik alat dan bahan yang ada dimeja dan sesekali melamun.

50
Siswa cenderung bertanya pada guru sbelum melakukan eksperimen bersama

pasangan kelompoknya bila mengalami kesulitan.

- Selanjutnya guru menyuruh setiap kelompok mengerjakan lembar kerja siswa

(LKS), dengan mengamati alat dan bahan berdasarkan lembar kerja siswa (LKS)

dan pemahaman yang dimilikinya.

- Peran guru pada tahap ini adalah sebagai pembimbing dan fasilitator, disini

peneliti mengelilingi setiap kelompok untuk melihat kemajuan hasil kerja setiap

kelompok dalam bereksperimen dalam menyelesaikan soal-soal. Jika ditemukan

ada kelompok yang mengalami kesulitan, guru memberikan bimbingan secara

khusus kepada setiap kelompok agar dapat menyelesaikan LKS. Namun dalam

kegiatan kerja kelompok tersebut tampak bahwa ada beberapa siswa di dalam

setiap kelompok masih kurang aktif dan belum memahami LKS.

Hal ini disebabkan anggota kelompok tersebut belum memahami tentang gaya

magnet masih bingun membedakan alat dan bahan mana yang bersifat magnet dan

tidak bersifat magnet. Namun berkat arahan dan bimbingan dari guru, hambatan

tersebut dapat teratasi dan siswa dapat menyimpulkan kemungkinan apa yang telah

dilakukan yaitu berupa pemahaman terhadap materi gaya magnet.

5) Kesimpulan

Selanjutnya langkah membandingkan alat dan bahan mana yang memiliki

sifat magnet dan sifat nonmagnet. Pada lembaran LKS siswa diminta membuat

kesimpulan di masing-masing kelompok, dan guru meminta siswa menyiapkan

laporan hasil eksperimen dan mengumpulnya di meja guru.

51
Tabel.4.1. Eksperimen Hasil Pengamatan Siswa Pada Lembar LKS Siklus I

NO SUBYEK HASIL LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

1 Kelompok I

2 Kelompok II

Dari hasil kerja siswa dalam bereksperimen (membuat percobaan), pada siklus

I dinyatakan telah berhasil, namun dalam kegiatan kerja kelompok tersebut tampak

bahwa ada beberapa siswa di dalam setiap kelompok masih kurang aktif dan belum

52
memahami LKS. Namun berkat arahan dan bimbingan dari guru, hambatan tersebut

dapat teratasi dan siswa dapat menyimpulkan kemungkinan apa yang telah dilakukan

yaitu berupa pemahaman terhadap materi gaya magnet.Setiap kelompok diberikan

hadiah sesuai dengan rata-rata skor dan kualifikasi yang diperoleh.

Kegiatan selanjutnya guru memberikan soal tes kepada siswa secara individu

kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah siswa sudah benar-benar memahami

tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan atau belum. Guru memberikan lembar

soal tes kepada seluruh siswa dan mempersilahkan mengerjakan kuis secara individu

dan tidak diperkenankan bekerja sama dengan teman kelompok ataupun teman kelas

lainnya.

Setelah 20 menit kemudian, peneliti menyatakan bahwa waktu untuk

mengerjakan soal telah selesai. Sebelum dikumpulkan, guru mengingatkan kepada

seluruh siswa untuk mengecek kembali jawaban yang telah dikerjakan, kemudian

siswa diminta mengumpulan lembar jawabannya.

Hasil tes siklus I dengan nilai rata-rata 53,3 dengan ketuntasan hasil belajar

53,3 %. Dari hasil tes setiap individu di konversikan ke masing-masing kelompok dan

diurutkan dari nilai tertinggi serta diberikan penghargaan.

Tabel. 4.2. Analisis Hasil Tes Siklus I (Satu)

53
No Nama Skor Tiap-Tiap Soal Keterangan
Jumlah Persentase %
Siswa 1 2 3 4 5 Ya Tidak
1 1 3 2 3 10
1 JJ1 1 1 3 3 8 8 X 100 √
=80
10
2 JJ2 1 1 3 1 2 8 8 X 100 √
=80
10
3 JJ3 1 1 1.5 1 2.5 7 7 X 100 √
=70
10
4 JJ4 1 3 1 1.5 6.5 6 .5 X 100 √
=65
10
5 JJ5 1 1 1.5 1 1.5 6 6 X 100 √
=60
10
6 JJ6 1 1 1.5 2 5.5 5 .5 X 100 √
=55
10
7 JJ7 1 3 2 3 9 9 X 100 √
=90
10
8 JJ8 1 3 1 1.5 6.5 6 .5 X 100 √
=65
10
9 JJ9 1 1 3 2 7 7 X 100 √
=70
10
10 JJ10 1 1 2.5 2 1 7.5 7 .5 X 100 √
=75
10
11 JJ11 1 1.5 2 1 5.5 5 .5 X 100 √
=55
10
12 JJ12 1 1 1.5 1 2 6.5 6.5 X 100 √
=65
10
13 JJ13 1 1 3 2.5 7.5 7 .5 X 100 √
=75
10
14 JJ14 1 1.5 2 2 6.5 6 .5 X 100 √
65
10
15 JJ15 1 1 2 1 2.5 7.5 7 .5 X 100 √
=75
10
16 JJ16 1 1.5 2 2 6.5 6.5 X 100 √
=65
10

54
17 JJ17 1 1 3 1 2 8 8 X 100 √
=80
10
18 JJ18 1 3 2 2.5 8.5 8 .5 X 100 √
=85
10
19 JJ19 1 1 3 1 1 7 7 X 100 √
=70
10
20 JJ20 1 1 3 1 6 6 X 100 √
=60
10
21 JJ21 1 3 3 7 7 X 100 √
=70
10
22 JJ22 1 3 1 1 6 6 X 100 √
=60
10
23 JJ23 1 2 1 2 6 6 X 100 √
=60
10
24 JJ24 1 1.5 1 2.5 6 6 X 100 √
=60
10
25 JJ25 1 1 2.5 2 6.5 6 .5 X 100 √
=65
10
26 JJ26 1 1 3 2 7 7 X 100 √
=70
10
27 JJ27 1 1.5 1 3 6.5 6 .5 X 100 √
=65
10
28 JJ28 1 3 3 7 7 X 100 √
=70
10
29 JJ29 1 1 1.5 2 2 7.5 7.5 X 100 √
=75
10
30 JJ30 1 1 3 1 1.5 7.5 7.5 X 100 √
=75
10
23 24 72 30 58.5 16 x 100 16 14
=53.3 %
30 Orang Orang

Dari tabel diatas diperoleh perhitungan secara klasikal dengan rumus.

∑ Siswa yang Tuntas Belajar


P= X 100 %
∑ Siswa

55
Aqib, (2010: 41)

Dari tabel diatas dapat di peroleh informasi nilai persentase.

16 X 100
P= =53,3 %
30

Jadi persentase mencapai pada materi ini adalah dengan nilai rata-rata 53,3

hasil yang dicapai belum masuk pada hasil yang memuaskan, maka secara klasikal

ketuntasan belajar belum tercapai sehingga di lanjutkan pada siklus II (dua). Siklus

kedua ini peneliti menglarifikasikan hal-hal yang belum dipahami siswa tentang

konsep gaya magnet. Maupun penerapan dalam proses pembelajaran sehingga hasil

belajar belum tercapai sesuai yang diharapkan. Dengan adanya klarifikasi tersebut

maka dilanjutkan dengan siklus kedua lebih menekankan pada konsep magnet dan

nonmagnet tersebut.

c) Kegiatan akhir

Pada kegiatan ini, guru memberikan tes akhir dengan tujuan untuk mengetahui

tingkat kemampuan siswa dalam mempelajari dan memahami materi gaya magnet.

peneliti sebagai guru dibantu oleh guru kelas V dan teman sejawat membagikan

lembar soal tes akhir siklus I. Tes akhir siklus I berisi lima soal untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal pada konsep gaya magnet. Tes ini

diikuti oleh semua siswa yang berjumlah 30 orang dari 34 orang, karena sebagian

siswa tidak masuk pada hari itu, dan berlangsung sesuai waktu yang telah ditetapkan.

Usai tes guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaanya.

56
Berdasarkan hasil yang diperoleh setiap siswa pada tes masih di bawah

standar KKM yaitu 70 dan tes hasil akhir yaitu 53,3. Pada akhir pembelajaran guru

memberikan pesan-pesan moral yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam

belajar baik dirumah maupun disekolah serta menutup pelajaran dengan

mengucapkan salam.

c. Hasil Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung, observer mengamati proses

tindakan berlangsung dengan menggunakan lembar observasi aktifitas guru dan siswa

yang telah dibuat. Hasil observasi kedua pengamat terhadap kegiatan peneliti dan

aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung

Observer melakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung,

mulai dari kegiatan pendahuluan sampai dengan kegiatan akhir pembelajaran.

Observer menggunakan lembar observasi atau lembar pengamatan tindakan yang

terdiri dari24 butir pernyataan mengenai aktivitas guru dan siswa. Lembar observasi

ini akan digunakan untuk mengetahui sejauh mana kualitas penggunaan metode

eksperimen dalam kegiatan pembelajaran, untuk meningkatkan hasil belajar siswa

terhadap mata pelajaran Ilmu Penegtahuan Alam tentang gaya magnet.

Pembelajaran dengan metode eksperimen dilakukan secara berkelompok

dengan pengaturan meja dan kursi yang lain dari biasanya. Dalam pembagian

kelompok, siswa dibagi secara heterogen, dilihat dari kemampuan akademik dan jenis

kelamin. Ketika dilakukan pembelajaran dengan eksperimen,siswa kelihatan agak

bingung tetapi senang, karena mereka terbiasa dengan metode ceramah sambil

57
menjawab soal sesuai buku cetak, dan kurang memanfaatkan alat-alat KIT IPA yang

mendukung.

Pada pengamatan observer dan peneliti selama proses pembelajaran

menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan sudah berjalan dengan baik, walaupun

masih terdapat beberapa langkah pembelajaran yang belum mendapat perhatian yang

cukup dari guru. Selain itu terdapat hambatan dari perilaku beberapa siswa yang

menyebabkan proses pembelajaran sedikit terganggu.

Adapun fokus yang diamati adalah pencapaian langkah-langkah

pembelajaran, dengan menggunakan metode eksperimen.Pengamatan dilakukan

dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa, maupun dengan

menggunakan catatan lapangan, foto dokumentasi sebagai penunjang monitoring

proses pembelajaran. Selain itu pada waktu istirahat, peneliti mewawancarai beberapa

siswa, untuk menanyakan kesulitan mereka dalam pembelajaran ilmu pengetahuan

Alam, dan bagaimana respons mereka dengan proses pembelajaran yang baru

dilakukan dengan metode ekperimen.Hasil observasi kedua pengamat terhadap

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan hasil penilaian proses siswa

menyelesaikan LKS konspep gaya magnet.

Walaupun paparan hasil observasi siklus I pada tabel di atas menekankan pada

beberapa kelemahan yang ditemui, tetapi masih terdapat juga kemajuan berarti yang

ditemukan dalam proses pembelajaran. Hal ini terpantau dari kemampuan untuk

memahami materi pembelajaran tentang gaya magnet. Dalam pengembangan materi

ini, peneliti mengangkat hal-hal yang relevan dengan keseharian siswa, yang

menekankan pemahaman gaya magnet. Sehingga siswa memahami benda-benda

58
bersifat magnet yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Siswa diarahkan untuk

mengetahui dan bisa membedakan benda-benda yang bersifat magnet dan nonmagnet.

Hasil Wawancara

Kegiatan wawancara dlakukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap

materi dan kesulitan siswa dalam belajar. Wawancara tidak dilakukan kepada setiap

siswa, tetapi hanya kepada subyek wawancara yang sudah ditentukan sebelumnya dan

pelaksanaanya setelah pembelajaran berlansung.

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh bahwa siswa senang dengan

bereksperimen (percobaan), pada konsep gaya magnet karena siswa melakakuan

percobaan sendiri. Hasil wawancara dengan subyek wawancara mengenai alasan

mereka senang konsep gaya magnet, karena membuat percobaan, bekerja sama

dengan teman kelompok untuk mengetahui apa saja yang dapat ditarik oleh magnet,

dan siswa lebih mudah mengerti, bagimana membedakan benda-benda yang bersifat

magnet dan nonmagnet.

d. Refleksi

Tahap refleksi dilakukan pada akhir siklus yang bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana hasil yang diperoleh selama tindakan berlangsung. Refleksi merupakan

pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan yang telah dicapai dalam kegiatan

pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh dengan menggunakan

lembar observasi aktivitas guru dan siswa, catatan lapangan, dan dokumentasi pada

siklus I, dan wawancara/komunikasi dengan observeryang dikumpulkan.

59
Hasil observasi dan hasil tes siswa di analisis bahwa pelaksanaan

pembelajaran dengan materi gaya magnet dengan menggunakan metode eksperimen,

pelaksanaannya belum sesuai dengan yang direncanakan, sehingga berdampak pada

peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi, hal ini disebabkan karena guru

kurang mengaktifkan siswa dalam pembelajaran bagi siswa yang memiliki prestasi

rendah, sehingga masih ada siswa yang belum berani mengemukakan ide dan

menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti dan yang aktif hanya siswa yang sering

tampil didepan kelas dan yang berprestasi.

Selain itu dalam kegiatan kelompok masih ditemukan siswa yang melakukan

aktifitas lain yang tidak sesuai tugas yang diberikan dan dalam mengerjakan tes

formatif masih ada siswa yang bekerja sama. Untuk mengatasi hal tersebut

diharapkan guru lebih memotivasi siswa yang masih memiliki hasil belajar rendah

agar aktif dalam proses pembelajaran serta guru harus mengarahkan dan

membimbing siswa dalam memahami materi yang diberikan serta mengawasi siswa

dalam kerja kelompok maupun dalam mengerjakan tes formatif.

Berdasarkan analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian ini

dapat dilanjutkan pada tindakan siklus II, dengan beberapa penyempurnaan sebagai

berikut:

- Siswa harus lebih dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran terutama

pada penggunaan alat dan bahan sebagai model dalam pembelajaran dan dikaitkan

langsung dengan kehidupan nyata mareka, sehingga mereka belajar dari

mengalaminya langsung bukan sekedar menghafal.

60
- Guru harus lebih memperhatikan siswa-siswa yang pemahamannya rendah dengan

cara mendekati dan membimbing siswa saat belajar ataupun setelah pembelajaran

agar pemahaman mereka dapat setara dengan yang lain sehingga dapat mengikuti

pembelajaran pada tindakan siklus II.

- Guru harus melaksanakan keseluruhan dari rencana pembelajaran yang telah

direncanakan sebelumnya dengan baik, terutama pada penerapan langkah-langkah

metode eksperimen.

2. Hasil Penelitian Siklus II

a. Perencanaan

Sebelum guru melaksanakan pembelajaran siklus II, peneliti bersama guru

secara kolaboratif menyusun perencana pembelajaran.

Kegiatan perencanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pada konsep gaya

magnet, lembar observasi peneliti dan siswa.

2. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) konsep gaya magnet.

3. Menyiapkan lembar tes akhir tindakan materi gaya magnet.

4. Menyiapkan kamera untuk mengambil dokumentasi pada proses pembelajaran

berlangsung

5. Menyiapkan alat dan bahan yang bersifat magnet dan nonmagnet untuk

bereksperimen.

Untuk mencapai hasil yang diharapkan peneliti bersama guru menetapkan

tujuan pembelajaran yaitu (1) siswa dapat memahami konsep gaya magnet, (2) siswa

dapat menggunakan alat dan bahan dalam bereksperimen di setiap kelompok dengan

61
konsep gaya magnet. (3) Siswa dapat melakukan eksperimen di masing-masing

kelompok.

Dari beberapa tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, diharapkan siswa

memahami setiap tujuan pembelajaran, sehingga dapat mencapai hasil yang

diinginkan. Pembelajaran tentang gaya magnet dilaksanakan dengan menggunakan

metode eksperimen yakni mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan,

menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan sehingga setiap kali

pertemuan dalam pembelajaran tersebut di atas harus dilakukan guru dan siswa dalam

setiap pertemuannya.

b. Pelaksanan

Pelaksanaan pembelajaran tentang gaya magnet dengan menggunakan metode

eksperimen di kelas V SD Cokroaminoto I Manado Utara siklus II dilaksanakan dua

jam pelajaran dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pelaksanaan dilakukan pada hari

Kamis, 21 Agustus 2014pukul 10.30 – 11.40 Wita. Peneliti bertindak sebagai guru,

sedangkan teman sejawat dan guru kelas V bertindak sebagai pengamat.

Proses pembelajaran gaya megnet dengan menggunakan pendekatan

keterampilan proses dilakukan dengan tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti

dan kegiatan akhir.

a) Kegiatan awal

Pada kegiatan awal guru mengelola kelas efektif agar memungkinkan siswa

dapat menerapkan proses pembelajaran yang akan dilakukan, setelah itu guru

menunjuk salah satu dari perwakilaan siswa untuk membaca doa sebelum belajar dan

siswa yang lain mengikuti doa bersama, dilanjutkan dengan mengecek kehadiran

62
siswa yang dilakukan oleh guru, dimana pada hari itu semua siswa kelas V hadir yaitu

sebanyak 34 siswa. Pada kegiatan awal guru melakukan apersepsi dengan melakukan

tanya jawab tentang materi sebelumnya. Guru menanyakan kepada siswa benda-

benda yang bersifat magnet dalam kehidupan siswa, dan sebagian siswa menjawab,

sesuai dengan eksperimen yang telah dilakukan siswa berkelompok.Kemudian guru

menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan ini siswa dapat memahami materi dengan memanipulasi benda

konkret. Aktivitas yang diperoleh agar siswa memperoleh pengetahuan konseptual.

Adapun aktivitas pada pembelajaran ini yaitu guru menjelaskan materi pelajaran

tentang gaya magnet, dalam penjelasan materi tersebut guru memberikan beberapa

contoh gaya magnet secara langsung dituliskan di papan tulis dan dalam kehidupan

sehari-hari maupun dengan menggunakan alat dan bahan bersifat magnet yang dapat

ditarik oleh magnet seperti, sendok, batu, dan kaleng, sesuai dengan permintaan soal.

Seperti contoh dbawah ini :

Soal : Sebutkan tiga macam benda yang dapat di tarik oleh magnet !

Jawaban : Tiga macam benda, yang dapat ditarik oleh magnet, sendok,

mur/bout,dan kaleng.

Pada pelaksanaan kegiatan inti, dilakukan sesuai dengan langkah-langkah

metode eksperimen,

1) Persiapan alat bantu (alat eksperimen)

63
Guru memaparkan dan mengembangkan materi pembelajaran berkaitan

dengan gaya magnet dengan alat dan bahan yang dibagikan kepada semua siswa yang

hadir di setiap kelompok, alat dan bahan yang dibagikan berupa batang magnet,

mur/bout, ballpoint, kaleng, sendok, sisir, balon tiup dan kapur tulis. Hal ini

dilakukan sebagai awal dalam pembelajaran kelompok pada sisklus II.

2) Petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam

eksperimen.

- Guru menjelaskan kembali materi pembelajaran dengan menjelaskan langkah

kerja metode pembelajaran eksperimen.

- Guru kurang menekankan dan memberikan motivasi dalam rangka lebih

membangkitkan ketertarikan dan rasa ingin tahu yang mendalam tentang materi

pembelajaran gaya magnet. Tetapi langsung menyampaikan aktivitas belajar

yaitu pembagian kelompok.

- Siswa duduk secara berkelompok, dan melakukan percobaan dengan bantuan

alat dan bahan yang telah di sediakan pada masing-masing kelompok. Guru

berkeliling mengamati aktifitas siswa dalam bereksperimen, Guru memberikan

bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan penuntun yang mengarah pada penyelesaian masalah

yang ada pada LKS untuk bereksperimen. Bimbingan dan arahan guru tersebut

hanya seperlunya sehingga siswa dapat memecahkan masalah yang ada pada saat

bereksperimen.

64
3) Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembar kerja/pedoman eksperimen

yang disusun secara sistematis, sehingga siswa dalam pelaksanaanya tidak banyak

mendapatkan kesulitan dan membuat laporan

- Guru menekankan dan menjelaskan apa artinya kerjasama dalam kelompok dan

memberikan bagaimana cara kerja dalam kelompok pada pembelajaran ini.

- Kemudian guru membagikan lembar kerja siswa yang harus dikerjakan.

- Siswa begitu semangat dengan memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru

tentang kerjasama dalam kelompok.

- Siswa memperhatikan pedoman eksperimen atau panduan eksperimen yang di

jelaskan oleh guru.

4) Penguatan perolehan temuan-temuan eksperimen dilakukan dengan diskusi Tanya

jawab atau memberikan tes.

- Siswapun antusias mengerjakan secara kelompok lembar kerja siswa yang

diberikan. Terdapat beberapa siswa kesulitan mendapat informasi dengan jelas

namun guru cukup mampu merangsang siswa secara mandiri mengerjakan lembar

kerja siswa itu sampai waktu yang diberikan.

- Siswapun bersama pasangannya membahas lembar kerja yang belum

terselesaikan. Namun kelihatan ada beberapa pasangan yang belum

menyelesaikan pekerjaannya maka guru memberikan kesempatan kembali bekerja

dalam kelompok.

- Pada saat melakukan eksperimen, sebagain besar siswa aktif berpartisipasi dalam

melakukan eksperimen, walaupun sebagian siswa masih cenderung bermain-

main, mengutak-atik alat dan bahan yang ada dimeja dan sesekali melamun.

65
Siswa cenderung bertanya pada guru sbelum melakukan eksperimen bersama

pasangan kelompoknya bila mengalami kesulitan.

- Selanjutnya guru menyuruh setiap kelompok mengerjakan lembar kerja siswa

(LKS), dengan mengamati alat dan bahan berdasarkan lembar kerja siswa (LKS)

dan pemahaman yang dimilikinya.

- Peran guru pada tahap ini adalah sebagai pembimbing dan fasilitator, disini

peneliti mengelilingi setiap kelompok untuk melihat kemajuan hasil kerja setiap

kelompok dalam bereksperimen dalam menyelesaikan soal-soal. Jika ditemukan

ada kelompok yang mengalami kesulitan, guru memberikan bimbingan secara

khusus kepada setiap kelompok agar dapat menyelesaikan LKS. Namun

dalam kegiatan kerja kelompok tersebut tampak bahwa ada beberapa siswa di

dalam setiap kelompok masih kurang aktif dan belum memahami LKS.

Hal ini disebabkan anggota kelompok tersebut belum memahami tentang gaya

magnet masih bingun membedakan alat dan bahan mana yang bersifat magnet dan

tidak bersifat magnet. Namun berkat arahan dan bimbingan dari guru, hambatan

tersebut dapat teratasi dan siswa dapat menyimpulkan kemungkinan apa yang telah

dilakukan yaitu berupa pemahaman terhadap materi gaya magnet. Sisiwapun lebih

banyak memahami dibandingan dengan melakukan percobaan pada siklus I.

5) Kesimpulan

Selanjutnya langkah membandingkan alat dan bahan mana yang memiliki

sifat magnet dan sifat nonmagnet. Pada lembaran LKS siswa diminta membuat

kesimpulan di masing-masing kelompok, dan guru meminta siswa menyiapkan

laporan hasil eksperimen dan mengumpulnya di meja guru.

66
Tabel. 4.3. Eksperimen Hasil Pengamatan Siswa LKS Siklus II

N SUBYEK HASIL LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

1 Kelompok I

67
2 Kelompok

II

Dari hasil belajar siswa dalam bereksperimen (membuat percobaan), pada

siklus II dinyatakan telah berhasil, namun dalam kegiatan kerja kelompok tersebut

tampak ada bebrapa siswa disetiap kelompok masih kurang aktif. Tetapi siklus II

mempunyai peningkatan pada saat membuat percobaan dan siswa lebih banyak aktif

dibandingkan dengan siklus I.

Kegiatan selanjutnya yaitu memberikan tes kepada siswa kegiatan ini

bertujuan untuk mengetahui apakah siswa sudah benar-benar memahami tujuan

pembelajaran yang sudah ditetapkan atau belum. Guru kelas memberi lembar soal tes

kepada seluruh siswa sebagai akhir tindakan yang berisi lima soal.Guru

mempersilahkan siswa mengerjakan soal secara individu dan tidak diperkenankan

bekerja sama dengan siapapun. Guru berkeliling mengamati aktivitas siswa pada saat

menyelesaikan soal yang telah diberikan, jika ada siswa yang mengalami kesulitan,

guru memberikan bimbingan dengan memberika pernyataan yang mengarah pada

68
penyelesaian soal. Bimbingan dan arahan guru tersebut hanya seperlunya sehingga

siswa dapat memecahkan soal yang telah di bagikan.

Setelah 20 menit kemudian, peneliti menyatakan bahwa waktu untuk

mengerjakan soal telah selesai.Sebelum dikumpulkan, guru mengingatkan kepada

seluruh siswa untuk mengecek kembali jawaban yang telah dikerjakan.Kemudian

siswa diminta mengumpulan lembar jawabannya. Hasil tes siklus IIdengan nilai rata-

rata 87 dengan ketuntasan belajar 87 % .

Table. 4.4. Analisis Hasil Tes Siklus II (Dua)

Skor Tiap-Tiap Soal Keterangan


Jumlah Persentase %
No Nama 1 2 3 4 5 Ya Tidak
Siswa 2 2 2 1 3 10
1 JJ1 2 2 1 1 3 9 9 X 100 √
=90
10
2 JJ2 1 2 2 1 2 8 8 X 100 √
=80
10
3 JJ3 1 2 2 1 2 8 8 X 100 √
=80
10
4 JJ4 2 1 2 1 1.5 7.5 7.5 X 100 √
=75
10
5 JJ5 1 1 2 1 2 7 7 X 100 √
=7 0
10
6 JJ6 1 1 2 1 2 7 7 X 100 √
=70
10
7 JJ7 2 1 2 1 3 9 9 X 100 √
=90
10

69
8 JJ8 1 2 1 3 7 7 X 100 √
=70
10
9 JJ9 2 2 1 3 8 8 X 100 √
=80
10
10 JJ10 2 1 1 1 2 7 7 X 100 √
=70
10
11 JJ11 1 1 2 1 2 7 7 X 100 √
=70
10
12 JJ12 2 2 1 1.5 6.5 6.5 X 100 √
=65
10
13 JJ13 2 2 1 1 2 8 8 X 100 √
=80
10
14 JJ14 2 1 1 3 7 7 X 100 √
=70
10
15 JJ15 2 2 1 1 1.5 7.5 7.5 X 100 √
=75
10
16 JJ16 2 2 2 1 2 9 9 X 100 √
=90
10
17 JJ17 2 1 1 1 3 8 8 X 100 √
=80
10
18 JJ18 1 2 1 1 2 7 7 X 100 √
=70
10
19 JJ19 2 1 1 1 2 7 7 X 100 √
=70
10
20 JJ20 1.5 1 1 1 2 6.5 6.5 X 100 √
=65
10
21 JJ21 2 2 1 1 1.5 7.5 7.5 X 100 √
=7 5
10
22 JJ22 1 1 1.5 1 3 7.5 7.5 X 100 √
=75
10
23 JJ23 2 2 1 1 2 8 8 X 100 √
=80
10
24 JJ24 1 1 1 1 1.5 5.5 5.5 X 100 √
=55
10

70
25 JJ25 2 1 2 1 2 8 8 X 100 √
=80
10
26 JJ26 1 1 1 1 3 7 7 X 100 √
=70
10
27 JJ27 2 1 1 1 1.5 6.5 6.5 X 100 √
=65
10
28 JJ28 1 2 2 1 2 8 8 X 100 √
=80
10
29 JJ29 2 2 1 2 7 7 X 100 √
=70
10
30 JJ30 2 2 1 3 8 8 X 100 √
=80
10
48.5 39 41.5 29 66 26 x 100 26 4
=87 %
30 Orang Orang

Dari tabel di atas diperoleh perhitungan secara klasikal dengan rumus.

∑ SiswaYangTuntasBelajar
P= X 100 %
∑ Siswa

Aqib, (2010: 41)

Dari hasil perhitungan tabel diatas dapat diperoleh nilai hasil rata-rata persentase.

24 X 100
P= =87 %
30

Jadi persentase pencapaian pada materi ini adalah dengan nilai rata-rata 87,

dengan hasil pembelajaran siswa mencapai 87%. Maka secara klasikal ketuntasan

belajar tercapai, siklus kedua ini peneliti mengklarifikasikan bahwa siklus II (dua)

telah berhasil.

c) Kegiatan akhir

71
Pada akhir pebelajaran guru menunjuk 2 orang siswa menyimpulkan materi

yang sudah dipelajari secara lisan, 1 orang perwakilan dari putra dan 1 orang

perwakilan dari putrikemudian menyampaikan pesan-pesan moral yang dapat

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar baik dirumah maupun disekolah. Serta

menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

c. Hasil Observasi

Keberhasilan tindakan siklus II ini diamati selama proses pelaksanaan dan

setelah tindakan. Fokus pengamatan adalah perilaku guru dan siswa dengan

menggunakan lembar observasi yang telah dibuat serta melaksanakan evaluasi berupa

tes hasil belajar siklus II. Berdasarkan hasil observasi diperoleh gambaran bahwa

siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran sangat baik. Hal ini diindikasikan

oleh:

1. Guru telah menyampaikan pentingnya tujuan pembelajaran kepada siswa.

2. Guru telah mengarahkan dan membimbing pada siswa yang memiliki

kemampuan rendah.

3. Guru telah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada hal-

hal yang belum dipahami.

4. Guru telah memberi penguatan dengan mengacungkan jempol dan berkata

“bagus” kepada siswa yang mengemukakan kesimpulan dan isi pertanyaan yang

ada pada LKS dengan baik dan benar serta memberi penghargaan berupa hadiah

kepada kelompok terbaik.

5. Guru telah melakukan bimbingan khusus terhadap siswa yang pemahamannya

rendah.

72
6. Guru telah mengawasi siswa dalam mengerjakan tes soal.

Terhadap kegiatan siswa, pengamat melaporkan sebagai berikut:

- Siswa merespon proses pembelajaran dengan baik.

- Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik.

- Siswa berani bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami selama dalam

proses pembelajaran.

- Siswa aktif/bisa menjawab pertanyaan yang dilemparkan oleh guru.

- Siswa mengerjakan tes soal dengan baik dan tidak bekerjasama.

Hasil observasi kedua pengamat terhadap aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran sangat baik. Hal ini berarti taraf keberhasilan aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran berdasarkan observasi kedua pengamat termaksud dalam

kategori sangat baik.

Hasil Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap

materi dan kesulitan siswa dalam belajar. Wawancara tidak dilakukan kepada setiap

siswa tetapi hanya kepada subyek wawancara yang sudah ditentukan sebelumnya dan

pelaksanaanya setelah pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh bahwa siswa senang dengan materi

konsep gaya magnet, alasan siswa senang dengan konsep gaya magnet adalah karena

membantu saya dan teman-teman bisa mengetahui benda-benda yang bersifat magnet

dan nonmagnet, karena membuat percobaan bersama teman-teman dalam kelompok,

karena mudah atau gampang bereksperimen (percobaan), karena bisa menjawab

pertanyaan yang ada pada LKS, dan membuat kesimpulan. Semua subyek wawancara

73
menyatakan senang belajar kelompok, alasan mereka karena bisa bertukar pendapat,

karena ada teman kelompok yang membantu, karena bisa bekerja sama, dan soal

menjadi mudah.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk menentukan apakah siklus II yakni pembelajaran

konsep gaya magnet, harus diulangi atau sudah berhasil.Berdasarkan hasil

pengamatan dan mengacu kepada ketuntasan belajar yang ditetapkan, hasil tes siklus

II menunjukkan peningkatan atau dengan kata lain ketuntasan belajar yang ditetapkan

sudah terlaksana. Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi terhadap proses

pembelajaran menunjukkan bahwa semua indikator yang telah diamati telah berjalan

dengan baik dan hampir semua siswa aktif mengikuti setiap kegiatan pembelajaran

gaya magnet siklus I rata-rata 53,3 dengan ketuntasan belajar 53,3 % dan

ketidaktuntasan belajar 46,7 % sedangkan pada siklus II memperoleh nilai rata-rata

80 dengan ketuntasan belajar 87 % dan ketidaktuntasan belajar 13%.

Berdasarkan data hasil dari tes awal, tes akhir siklus I dan siklus II, tindakan

dalam penelitian ini terlihat ada peningkatan hasil belajar tentang gaya magnet siswa

kelas V SD Cokroaminoto I Manado dengan menggunakan metode eksperimen.

Berdasarkan data tersebut, maka disimpulkan bahwa penelitian ini sudah berhasil

mencapai target indikator keberhasilan yaitu 87 dengan ketuntasan belajar 87% dari

keseluruhan jumlah siswa. keberhasilan tersebut, karena pelaksanaannya sudah sesuai

dengan apa yang diharapkan. Berdasarkan hasil tersebut dapat dianalisis dan

direfleksi bahwa:

74
1) Siswa sudah terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran terutama pada

penggunaan alat dan bahan dan dikaitkan langsung dengan kehidupan nyata

mereka, sehingga mereka belajar dari mengalaminya langsung bukan sekedar

menghafal.

2) Guru sudah lebih memperhatikan siswa-siswa yang pemahamannya rendah

dengan cara mendekati dan membimbing siswa saat belajar ataupun setelah

pembelajaran agar pemahaman mereka dapat setaradengan yang lain sehingga

dapat mengikuti pembelajaran.

3) Pembelajaran yang dilaksanakan telah mencerminkan pembelajaran melalui

mata pelajaran IPA tentang konsep gaya magnet, karena secara umum proses

pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan rencana yang disusun

sebelumnya. Proses pembelajaran yang dibagi kedalam tiga kegiatan pada

umumnya telah verlangsung sesuai rencana. Pada kegiatan awal pada umumnya

semua indikator berlangsung sesuai rencana. Pada kegiatan inti, pada umumnya

semua indikator berlangsung sesuai rencana. Pada tahap akhir, semua indikator

juga berlangsung sesuai rencana, tetapi masi hada beberapa siswa yang masih

kesulitan menyelesaikan tes akhir siklus II.

4) Hasil pengamatan terhadap aktivitas peneliti dan siswa, melaksanakan proses

pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh teman

sejawat selaku pengamat I dan guru kelas V selaku pengamat IIjadi aktivitas

guru dan siswa pada tindakan II telah tercapai.

Berdasarkan hasil analisi data di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

pada siklus II telah mencapai kriteria keberhasilan, baik dari segi bereksperimen

75
maupun hasil tes siswa. Dengan demikian dapat diputuskan bahwa siklus II tidak

perlu diulang.

B. Pembahasan

Penelitian ini dianggap berhasil jika telah terjadi peningkatan hasil belajar

siswa pada konsep magnet, melalui penggunaan metode eksperimen. Hal inilah yang

menjadi indikator keberhasilan penelitian yang dilakukan.

Indikator terjadinya peningkatan hasil belajar siswa pada konsep gaya megnet,

yaitu siswa memiliki kemampuan berpikir logis, objektif, konsisten, analitis dan dan

sintetis melalui kerja deduksi dan induksi, dalam proses menginterpretasi,

mengklasifikasi, mengidentifikasi, menerapkan dan mengkomunikasikan benda-

benda yang bersifat magnet. Berdasarkan hasil observasi, dan hasil analisis data,

dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada konsep gaya magnet mengalami

peningkatan pada setiap siklus.

Sebelum melaksanakan penelitian, telah dilakukan observasi awal terhadap

pengetahuan dan cara belajar siswa khususnya mata pelajaran ilmu pengetahuan

Alam. Observasi awal dilakukan sebagai acuan dalam merancang metode

eksperimen, yang diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam kegiatan

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu dengan penggunaan

metode ini, diharapkan terjadi perubahan dalam proses pembelajaran yang melibatkan

keaktifan siswa dalam melakukan percobaan dan menemukan sendiri ide-ide.

Guru juga mengembangkan materi pembelajaran yang menekankan pada

konsep-konsep gaya magnet yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti

memandang hal ini sangat penting disoroti dalam konteks sekarang ini. Tentunya

76
pengembangan materi disesuaikan dengan KTSP dan kajian teori yang telah digali

oleh peneliti, dengan mempertimbangkan implikasi materi ini dalam kehidupan siswa

sehari-hari, baik untuk sekarang maupun ke depan.

Materi gaya magnet yang dilaksanakan melalui pendidikan IPA dapat dilihat

dari hasil kerja siswa bereksperimen dan hasil tes soal. Pembelajaran melalui

pendidikan IPA dapat membelajarkan siswa menciptakan dan menggunakan metode

yang sesuai. Siswa dengan mudah memahami konsep gaya magnet.

Berdasarkan observasi awal menunjukkan bahwa siswa, dalam mata pelajaran

ilmu pengetahuan Alam, menganggap sebagai mata pelajaran yang hanya cuman

menghafal saja dan siswa pun merasa malas. Sebab proses pembelajaran masih

monoton, yaitu hanya menggunakan metode ceramah, memeberikan konsep yang

hanya membuat siswa menghayal yang ada dalam kehidupan sehari-hari, siswa tidak

langsung melakukan eksperimen dan pengerjaan tugas melalui soal-soal dalam buku

cetak. Siswa tidak aktif dan menjadi jenuh untuk belajarDalam pelaksanaan siklus I,

dilakukan evaluasi pada akhir siklus untuk melihat sejauh mana peningkatan yang

terjadi berkaitan dengan hasil belajar siswa pada konsep gaya magnet. Evaluasi

dilakukan melalui tes uraian yang terdapat pada LKS.

Sesuai dengan pengamatan, hasil evaluasi siklus I telah mengalami

peningkatan walaupun belum memenuhi target yang diharapkan. Pada siklus I

diperoleh nilai rata-rata kelas yaitu 53,3. Sebanyak 16 siswa telah tuntas dan

mencapai KKM (53.3 %) tetapi belum mencapai rata-rata klasikal minimal 85%. Hal

ini disebabkan masih ada kekurangan-kekurangan yang dilakukan guru, karakteristik

siswa (Setiap siswa memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda-beda), ada siswa

77
yang tingkat penalarannya baik, sedang, bahkan rendah karena terdapat siswa yang

mengalami kesulitan belajar, demikian juga proses pembelajaran dengan

menggunakan metode eksperimen, merupakan hal yang baru sehingga siswa masih

belum terbiasa pada awal pembelajaran didapati siswa masih saja bercerita tidak

memperhatikan, sehingga dalam bereksperimen masih banyak siswa yang belum bias

membedakan benda-benda yang bersifat magnet dan nonmagnet), penggunaan waktu

tes akhir siklus I sangatlah pendek sebab siswa tidak mempunyai waktu lagi untuk

mempelajari kembali materi pembelajaran.

Setelah guru merevisi berbagai hal yang perlu dalam proses pembelajaran,

maka pada evaluasi akhir siklus II menunjukkan peningkatan kemampuan penalaran

yang signifikan khususnya untuk materi ini gaya magnet. Hal ini nampak dari

meningkatnya jumlah siswa yang mendapat nilai sesuai KKM, yaitu sebanyak

26siswa yang tuntas (87 %) dengan nilai rata-rata kelas yaitu 87. Selain itu

pemahaman tentang materi gaya magnet, menunjukkan peningkatan yang berarti.

Dengan demikian diharapkan hal ini dapat membekali siswa, dalam pembentukan

paradigma menghadapi tantangan dalam keseharian siswa.

Berkaitan dengan nilai hasil belajar siswa tentang ilmu pengetahuan alam dan

pemanfaatannya, dan sesuai dengan beberapa temuan dalam pelaksanaan tes, maka

hal-hal yang perlu dipertimbangkan antara lain:

1) Bentuk tes yang mampu menjangkau setiap indikator pembelajaran.

2) Seluruh siswa yang mengikuti tes, memiliki karakteristik dan tingkat

pengetahuan yang berbeda-beda. Ada siswa yang tingkat penalarannya baik,

sedang, bahkan terdapat siswa yang mengalami kesulitan belajar.

78
3) Pelaksanaan tes perlu mempersiapkan waktu yang baik dan cukup bagi siswa

dalam mengikuti tes.

Selain peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan, terjadi juga

peningkatan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.

Metode inimerupakan metode pembelajaran yang kontekstual dan terintegrasi, fokus

pada materi yang relevan dan familiar, mengandung isu yang menarik, untuk melatih

dan mempersiapkan siswa dalam mengambil keputusan yang tepat untuk

menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Peran guru sangat penting

dalam mempersiapkan materi pelajaran yang sesuai, membimbing dan memotivasi

siswa, serta tanggap untuk memfasilitasi siswa dalam pembelajaran.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan metode ini secara garis besar melalui 5

langkah yaitu, (1). Persiapan alat bantu (alat eksperimen), (2). Petunjuk dan informasi

yang harus dilaksanakan dalam eksperimen, (3). Pelaksanaan eksperimen dengan

menggunakan lembar kerja/pedoman eksperimen, (4). Penguatan perolehantemuan-

teman eksperimen dilakukan dengan diskusi ataumelakukan tes, (5). Membuat

kesimpulan.

Penggunaan metode ini dalam proses pembelajaran berdasarkan pengamatan

pada siklus I, ternyata masih terdapat beberapa kekurangan berkenaan dengan

pengelolaan kelas, penggunaan metode pembelajaran, Guru yang kurang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam bereksperimen disetiap

kelompok. Hasil analisis data observasi guru dan siswa pada akhir siklus I

menunjukkan bahwa langkah-langkah pembelajaran belum maksimal dilakukan.

Aktivitas guru dan siswa baru mencapai 90% dan 86% (belum tuntas).

79
Oleh karena itu, guru merencanakan untuk melanjutkan pada siklus II.

Rencana perbaikan disesuaikan dengan hasil refleksi siklus I dan memperhatikan

langkah-langkah metode eksperimen, yang dilakukan dengan lebih teratur dan

terarah. Rencana perbaikan tersebut diantaranya; (1). guru akan menekankan fokus

permasalahan untuk menyelidiki pengetahuan awal siswa, (2). guru memberikan

kesempatan kepada siswa, (3). guru membimbing siswa secara menyeluruh dan tidak

hanya terfokus pada beberapa siswa saja. Selain itu untuk efisiensi waktu, maka

sebelum proses pembelajaran guru telah mengatur posisi kelompok agar kondusif dan

tidak saling mengganggu. Gangguan dari luar kelas harus diperhatikankan juga,

ketika akan melanjutkan pada siklus II.

Selanjutnya berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran pada

siklus II, secara keseluruhan telah terjadi perbaikan dan peningkatan yang berarti.

Puncak keberhasilan proses pembelajaran melalui penggunaan metode eksperimen,

untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep gaya magnet, terjadi pada siklus

II. Hal ini ditunjukkan dari hasil observasi aktivitas guru dan siswa yang telah

mencapai 100%, hasil catatan lapangan dan dokumentasi serta hasil wawancara.

Terlihat bahwa semua langkah-langkah pembelajaran sudah dilakukan dengan sesuai,

sehingga proses pembelajaran telah tuntas.

Berdasarkan temuan selama penggunaan metode eksperimen khususnya pada

konsep gaya magnet, maka beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara lain:

1) Penerapan metode ini sangat cocok untuk kelas dengan jumlah siswa yang

banyak, karena siswa dapat dikelompokkan secara heterogen dengan anggota 5-

6 orang.

80
2) Guru perlu mengkondisikan kelas dengan mengatur siswa dalam kelompok

belajarnya masing-masing dengan posisi yang teratur sebelum memulai

pembelajaran. Selain untuk efisiensi waktu, hal ini sangat penting untuk

menciptakan kondisi kelas yang tertib dan disiplin.

3) Pembagian LKS dan alat dan bahan pembelajaran harus jelas dalam penulisan.

Hal ini perlu diperhatikan untuk meminimalkan sikap pasif siswa yang

menyebabkan mereka tidak bisa terlibat aktif dalam kelompok belajarnya.

4) Penggunaan metode ini, menciptakan suasana belajar yang dinamis, siswa

terlihat antusias untuk melakukan eksperimen, pembelajaran menjadi

menyenangkan dan mudah dipahami.

5) Guru perlu menekankan fokus masalah yang mau di teliti agar tidak mengarah

jauh dari tujuan pembelajaran, karena penggunaan metode ini berdasarkan materi

yang relevan.

6) Gangguan dari luar kelas perlu diatasi, agar siswa dan guru bisa berkonsentrasi

dengan baik selama proses pembelajaran.

7) Antusias dan keaktifan siswa berhubungan erat dengan peran guru dalam proses

pembelajaran. Siswa akan antusias, aktif dan termotivasi untuk merencanakan,

aktif melakukan eksperimen, mampu membedakan alat dan bahan yang bersifat

magnet dan nonmagnet yang telah dibagikan, mampu menyimpulakn hasil

eksperimen pada masing-masing kelompok, apabila guru bertindak sebagai

fasilitator yang dapat membimbing siswa.

81
8) Siswa akan menunjukkan sikap respek terhadap guru yang memberikan

kepercayaan dan kesempatan kepada mereka untuk berpartisipasi aktif, sehingga

terjadi proses pembelajaran yang interaktif.

9) Metode ini membantu guru untuk mendalami karakteristik dan kebutuhan siswa,

serta dapat mengembangkan profesi dan memperluas wawasan guru dalam

merancang kegiatan pembelajaran yang inovatif, kontekstual dan terintegrasi.

10) Penggunaan metode eksperimen dapat divariasikan dengan teknik lainnya yang

sesuai dengan materi serta konteks guru dan siswa, tanpa kehilangan ciri utama

metode eksperimen itu sendiri.

Selanjutnya hal yang mendukung dalam penelitian tindakan ini adalah peran

observer dalam mengobservasi proses pembelajaran, kerjasama yang baik peneliti

dengan observer, masukan dari dosen pembimbing, dosen ahli pendidikan ilmu

pengetahuan Alam, guru kelas, dan kepala sekolah. Selain itu hal yang penting

diperhatikan adalah hasil observasi aktivitas guru dan siswa, catatan lapangan, hasil

dokumentasi dan hasil wawancara, serta kesiapan peneliti dalam merancang materi

pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan karakteristik siswa di kelas V SD.

Dari pembahasan di atas, mengindikasikan bahwa hipotesis tindakan terbukti

berhasil, yaitu melalui metode eksperimen, dapat meningkatkan hasil belajar IPA

konsep gaya magnet, pada siswa kelas V SD Cokroaminoto I Manado.

Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Mulyono (2004) yang menyatakan bahwa metode eksperimen secara signifikan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini juga didukung oleh pernyataan

Boediningsih (1995: 23) yang menyatakan bahwa siswa yang hanya mendengarkan

82
saja, akan memperoleh pengetahuan sebesar 20%. Sedangkan jika siswa

melaksanakan eksperimen, mereka akan melakukan kegiatan melihat, mendengarkan

dan dapat mengungkap sendiri. Sanjaya, 2008:6) Pembelajaran adalah suatu

kombinasi yang terorganisir yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan dan prosedural yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Melalui pelaksanaan kegiatan dalam penelitian tindakan kelas dan

berdasarkan analisis data, maka kesimpulan yang dapat diambil daripenelitian ini

adalah, Penerapan Metode Eksperimen tepat diterapkan dalam pembelajaran IPA

dengan memperhatika langkah-langkahnya dengan baik. Pengulangan langkah-

langkah pembelajaran dari penerapan metode eksperimen dalam prosesnya membuat

siswa selalu senang untuk belajar mata pelajaran IPA dengan membuat percobaan

(bereksperimen).

83
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu rancangan penelitian untuk

mengembangkan kualitas strategi pembelajaran di kelas khususnya pada siswa kelas

V SD Cokroaminoto I Manado. Pada kegiatan proses pembelajaran dilakukan dua

siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Peningkatan yang terjadi pada pembelajaran IPA

terlihat hasil evaluasi siklus pertama menunjukan nilai rata-rata 53,3 dan mempunyai

ketuntasan hasil belajar mencapai 53,3%. Sedangkan siklus kedua nilai rata-rata 87

dan mempunyai ketuntasan hasil belajar mencapai 87%. Hal ini menunjukan bahwa

terjadi peningkatan dari siklus pertama ke siklus kedua.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

Penerapan Metode Eksperimen dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas

V SD Cokroaminoto I Manado.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, dikemukakan beberapa saran

sebagai berikut:

Kepada guru sekolah dasar, agar menggunakan metode eksperimen sebagai

salah satu alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa tentang gaya magnet,

namun perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) Memperhatikan dan

menelaah kegiatan-kegiatan dalam langkah-langkah pendekatan metode

eksperimendengan baik sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran dapat

tercapai dengan baik. b) Pengaturan waktu yang akan digunakan dalam kegiatan

pembelajaran dipertimbangkan dengan matang agar dapat sesuai dengan waktu yang

84
direncanakan. c) Guru menggunakan metode eksperimensebaiknya lebih banyak

menghubungkan antara materi dengan konteks keseharian siswa di lingkungannya

sehingga siswa dapat lebih cepat memahami materi.

Bagi peneliti lain yang ingin menerapkan metode ini, diharapkan untuk

mengembangkan pada materi IPA yang lain selain materi gaya magnet.

85

Anda mungkin juga menyukai