Anda di halaman 1dari 41

38

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Awal Penelitian

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebelum

melakukan tindakan diperoleh data bahwa hasil belajar siswa di kelas V

SDN 188/VIII Wiroto Agung dengan mata pelajaran IPA masih di bawah

nilai KKM yaitu 70. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti

diperoleh informasi bahwa siswa dalam materi pembelajaran yaitu suatu

perubahan wujud benda dan siklus air serta pelaksanaan pembelajaran IPA

di kelas V masih kurang efektif yang mana dalam proses belajar serta

memahami materi yang di ajarkan, pembelajaran yang monoton tidak

memenuhi persyaratan kurikulum yang dipakai disekolah, guru tidak

membiasakan belajar kelompok, serta belajar yang membosankan

kemudian kondisi kelas yang tidak terarah dan guru lebih aktif dibanding

siswa serta guru belum menggunakan model pembelajaran.

Pembelajaran ini, saat guru memberikan pertanyaan serta

penjelasan siswa hanya mendengarkan kemudian ada beberapa orang

siswa yang menjawab saat diberi pertanyaan oleh guru dan siswa lainnya

hanya diam saat diberikan pertanyaan bahkan ada siswa yang tidak bisa

menjawab. Sehingga proses pembelajaran IPA untuk siswa kelas V kurang

berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai.

38
39

Rendahnya hasil belajar siswa tersebut salah satu penyebabnya

adalah belum diterapkannya model pembelajaran yang tepat oleh guru.

Oleh karena itu peneliti melaksanakan tindakan untuk meningkatan hasil

belajar siswa pada pelajaran IPA SDN 188/VII Wiroto Agung di kelas V

Menggunakan Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Penelitian

tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V SDN 188/VIII Wiroto Agung

yang mana dalam pelaksanaan penelitian ini memaparkan masalah yang

mencakup data perencanaan, proses pembelajaran dan data hasil.

Kemudian data perencanaan memuat tentang persiapan mengajar

tertulis yang lebih dikenal dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), data proses pembelajaran meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan

kegiatan akhir sedangkan data hasil berupa hasil kerja kelompok

(penerapan model kooperatif tipe jigsaw) dan hasil tes individu (soal)

siswa. Dimana peneliti bertindak sebagai Pendidik sedangkan pendidik

kelas V bertindak sebagai observer yang ditemani teman sejawat.

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Siklus I

Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus untuk

menentukan bagaimana cara meningkatkan hasil belajar IPA

menggunakan model kooperatif tipe jigsaw di kelas V SDN 188/VIII

Wiroto Agung. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan, mulai dari

pelaksanaan siklus I sampai pada siklus II yang mana siklus I dilakukan

dua kali pertemuan yang mana menginggat adanya pembelajaran


40

daring atau luring yang mana disebabkan oleh wabah covid 19 maka

untuk memutuskan rantai wabah ini dalam satu siklus dilakukan dengan

dua kali pertemuan dalam satu hari diperoleh data sebagai berikut:

1) Perencanaan

Perencanaan pembelajaran ini dilakukan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan diterapkan nya

di kelas V SDN 188 /VIII Wiroto Agung dengan jumlah 19 siswa,

8 laki-laki 11 perempuan yang mana proses penerapan metode ini

telah dilaksanakan dengan kondisi alam yaitu pademi covid 19

yang mana kegiatan diluar rumah salah satunya dengan tidak

melakukukan proses pembelajaran secara tatap muka akan tetapi

dengan cara daring atau luring.

Dengan adanya pandemi covid 19 siswa di tuntut untuk

tetap belajar akan tetapi dilakukan pembelajaran dirumah yang

mana proses pembelajaran yang tidak maksimal yang mana peneliti

melakukan penelitian dengan belajar dirumah akan tetapi tetap

mengikuti protokol kesehatan dengan memakai masker serta cuci

tangan sebelum melakukan kegiatan. Sehingga perencanaan yang

semula dilakukan di sekolah akan tetapi saat penelitian dilakukan

dirumah maka itu banyak kendala berupa waktu, sarana dan

prasarana untuk mendukung pembelajaran tidak ada serta meminta

permohonan izin terhadap kepala sekolah, serta wali murid karena

dengan adanya izin dari wali murid penelitian ini dapat


41

berlangsung dengan baik kemudian peneliti menyiapkan masker

untuk siswa yang lupa membawa serta tempat cuci tangan.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus

untuk menentukan apakah ada peningkatan dari hasil belajar IPA

menggunakan model kooperatif tipe jigsaw di kelas V SDN

188/VIII Wiroto Agung. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan,

mulai dari pelaksanaan siklus I sampai pada siklus II yang mana

siklus I dengan dua kali pertemuan diperoleh data sebagai berikut:

a) Pelaksanaan siklus I pertemuan 1

Pertemuan I pada siklus I dilaksanakan pada 15 April hari

Senin Tahun 2020 dimulai pukul 07.30 sampai pukul 09.30

WIB. yaitu dengan tema 7 : peristiwa dalam kehidupan.

Subtema : 3 peristiwa mengisis kemerdekaan.

(1). Kegiatan Awal

Pelaksanaan tindakan ini peneliti bertindak

sebagai guru. Pelaksanaan diawali dengan pendahuluan

berupa salam. Menyiapkan kondisi kelas dan

merapikan tempat duduknya masing-masing, kemudian

berdoa yang di pimpin oleh ketua kelas, setelah berdoa

dilanjutkan dengan mengabsen peserta peserta didik

serta menanyakan kabar, dan menyanyikan lagu


42

Indonesia Raya atau yel-yel (tepuk semangat) dalam

kegiatan awal pendidik menyampaikan salam dan

melakukan apersepsi dengan bertanya:

Guru :“Anak-anak ibu ada yang sudah paham belajar

kelompok atau kerja sama?”

Siswa :“sudah bu!”

Guru :“Coba anak-anak ibu apa itu belajar

berkelompok, ayok siapa yang tahu”

Siswa :“belajar mengerjakan tugas bersama, belajar

yang saling bertukar pendapat”

” (Siswa berebut untuk menjawab apa yang saya

tanyakan)

Guru :“ ibu bagi kelompok masing-masing dan akan

disesuaikan mejanya”

Siswa : ”baik buk) ”(menjawab bersama-sama)

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada

siswa. Guru juga menyampaikan prosedur pembelajaran

yang akan dilaksanakan dalam pertemuan pertama

dengan menggunakan model pebelajaran kooperatif tipe

jigsaw.

(2). Kegiatan Inti

(pemberian stimulus)
43

Model pembelajaran kooperatif jigsaw dengan

materi tentang perubahan wujud benda pada kelas 5

semeter 2 tema 7 dan sub tema 2, yang mana

menjelaskan tentang perubahan wujud benda dalam

kehidupan sehari-hari berupa engaruh kalor terhadap

suhu, pengaruh kalor terhadap wujud zat, jelaskan

beberapa jenis kalor dan apa itu kalor laten, macam

macam perubahan wujud zat beserta contohnya.

a) Guru memulai kegiatan dengan bertanya pernahkan

anak-anak melihat materi pembelajaran saat ini.

b) Guru menstimulasi dan memotivasi siswa sekaligus

memberikan kesempatan untuk memberikan

jawaban atas pertanyaan tersebut.

c) Siswa termotivasi untuk memberikan jawaban dari

pertanyaan singkat tersebut.

Pernyataan/identifikasi masalah

a) Guru memberikan arahan apa yang harus di

lakukan oleh siswa sebelum mulai pembelajaran.

Gambar 3. Guru Mengarahkan Siswa Sebelum


Proses Pembelajaran Berlangsung
44

b) Kemudian guru membagi siswa dalam beberapa

kelompok, kelompok tim ahli dan tim asal.

Gambar 4. Guru Membagi Kelompok

c) Guru menjelaksan bagian pores pembelajaran bagi

tim ahli untuk memahami materi yaitu 4 topik

pembahasan berupa pengaruh terhadap kalor suhu,

pengaruh kalor terhdap wujud zat, menjelaskan

kalor jenis dan kalor laten, dan macam-macam

perubahan wujud zat serta contohnya yang

diberikan guru.

Gambar 5. Guru Menjelaskan Pembahasan Kepada


Tim Ahli
d) Guru membagi tugas untuk tim ahli kemudian guru

membimbing tim ahli dalam menjelaskan 4 topik

pembahasan dalam pembelajaran kemudian guru

membagi tugas untuk tim asal.


45

Gambar 6. Guru Membimbing Tim Ahli

(3). Kegiatan Akhir

(a) Guru mengakhiri pembelajaran dan

memberikan pesan moral kepada siswa serta

bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia

Raya dan yel-yel (tepuk semangat) agar anak

merasa lebih semangat kemudian menutup.

(b) Guru mengakhiri dengan Guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya

seputar materi yang belum di pahami.

(c) Kemudian guru menjelaskan bahwasnaya

pembelajaran dilanjutkan dipertemuan

selanjutnya, dan pembelajaran di akhiri dengan

membaca doa bersama.

b) Pelaksanaan siklus I pertemuan 2

Hasil belajar setelah pelaksanaan tindakan siklus I

pertemuan 2 menggunakan model koopertif tipe jigsaw

dilaksanakan dengan 2 kali pertemuan selama 4x35 menit pada

tangal 15 april 2020 jam 13.30-15.30. Pertemuan pertama

diawali dari tahap:


46

1. Kegiatan Awal

Pelaksanaan diawali dengan pendahuluan berupa salam.

Menyiapkan kondisi kelas dan merapikan tempat duduknya

masing-masing, kemudian berdo’a yang di pimpin oleh ketua

kelas, setelah berdoa dilanjutkan dengan mengabsen siswa,

dalam kegiatan awal guru melakukan apersepsi dengan

bertanya:

Guru : “Anak-anak ibu kita lanjutkan pembelajaran dari

pertemuan sebelum??”

Siswa : “iya bu’’

(sumber data percakapan guru dan siswa di atas diambil

dari percakapan yang terjadi selama pembelajaran

berlangsung)

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa

serta menyampaikan prosedur pembelajaran yang akan

dilaksanakan. dalam pertemuan ini sama dengan pertemuan

sebelumnya yaitu dengan menggunakan model kooperatif

tipe jigsaw.

2. Kegiatan Inti

a) Setelah guru membimbing tim ahli dalam mejelasan topik

pembelajaran kemudian tim ahli diberikan tugas untuk

mengetahui batas mana tim ahli memahami pembahasan,


47

kemudian kembali ke tim asal yang mana tim asal telah

diberikan tugas kelompok.

Gamabr 7. Tim Ahli Kembali Ke Tim Asal

b) Kemudian guru mengecek kembali tugas dari tim asal dan

mendapat penjelasan dari tim ahli.

c) Kemudian tim ahli kembali menjelaskan pemahaman dari

tim ahli kepada tim asal.

Gambar 8. Tim ahli menjelaskan kembali ke tim asal

d) Guru memberi waktu kepada siswa untuk dapat

mengajukan petanyaan dari pembahasan yang

disampaikan tim ahli dan tugas tim asal sebelumnya.

e) Setelah diskusi selesai siswa di minta untuk

mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

Gambar 8. Siswa mempresentasikan hasil diskusi


48

f) Setelah semua kelompok ke depan mempresentasikan

jawaban dari hasil diskusi, guru memberikan penguatan

atas jawaban dari semua kelompok yang

mempresentasikan hasil diskusi.

Gambar 9. Guru Menjelaskan Kembali Hasil Presentasi

Siswa

g) Kemudian guru memberikan tugas individu untuk

mengetahui batas kemampuan siswa.

Gambar 10. Guru Membagi Soal Individu

3. Kegiatan Akhir

Bersama-sama menyimpulkan materi yang sudah dipelajari.

(a) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu

untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta

didik mengenai materi pelajaran yang telah

dipelajari.
49

(b) Guru memberikan motivasi agar peserta didik lebih

bersemangat dalam belajar.

(c) Guru menyimpulkan bersama-sama materi yang di

pelajari.

(d) Guru mengakhiri dengan berdo’a bersama siswa

dan mengucapkan salam.

c) Observasi

Melihat dari situasi saat ini yaitu pandemi covid 19 proses

pembelajaran itu tidaklah mudah yang mana peneliti harus

musyawarah kepada kepala sekolah dan guru kelas dimana proses

pembelajaran ini dilakukan dengan daring atau luring tanpa betatap

muka yang seperti biasanya, akan tetapi dengan memberikan

pengertian kepada wali murid penelitian ini dapat dilakuakan

dengan pembelajaran bertatap muka akan tetapi penelitian ini tetap

megikuti protokol kesehatan berupa menggunakan masker dan

melakukan cuci tanggan sebelum proses pembelajaran.

Setelah proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat

bahwa siswa belum memahami model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw bahkan saat pembagian kelompok kondisi belajar tidak

kondusif sehingga waktu terpotong saat pembagian kelompok,

kemudian di lihat dari hasil pembelajaran siswa masih banyak

siswa yang belum mencapai KKM.


50

Dengan adanya proses dan hasil belajar banyak kendala-

kendala yang ditemukan saat perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan tindakan. Yang mana saat perencanaan bahwa

peneliti harus melakukan pengertian kepada wali murid, jarak yang

ditempuh, sarana dan prasaranan yang tidak memadahi, kondisi

tempat belajar yang tidak memadahi yang mana pembelajaran di

rumah dengan kondisi yang sangat jauh dari kondisi saat belajar

disekolah.

a) Observasi Siklus I Peremuan 1

Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan,

dilakukan observasi atau pengamatan baik terhadap guru

maupun siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai

peneliti. Pengamatan dilakukan oleh pendidik kelas dan

teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi

yang telah dibuat baik pengamatan terhadap guru maupun

siswa yang mana pertemuan pertama hanya membagi

kelompok dan membimbing tim ahli dengan siklus 1

pertemuan 1 siswa masih ragu untuk bertanya. Adapun

hasil pengamatan proses pembelajaran IPA melalui model

pembelajaean kooperatif tipe jigsaw pada siklus I dengan

hasil lembar observasi guru dan siswa sebagai berikut:


51

1) Lembar observasi proses guru mengajar

Peneliti melakakukan penelitian di SDN 188/VIII

Wiroto Agung yaitu pada tanggal 15 April 2020 dari

hasil observasi guru menunjukan bahwa dari 8 aspek

yang diamati oleh peneliti, yang masing-masing poin

tertinggi adalah 4, terdapat 5 yang mencapai skor 4

yaitu pada membagi kelompok homogen, membagai

dan membimbing tim ahli, menetukan topik

pembahasan, membimbing prose pembelajaran.

Dalam lembar observasi proses guru mengajar

yang mana untuk mengukur keberhasilan guru

terdapat 8 aspek yaitu, membagi kelompok tim asal

secara hetrogen yang mana guru membagi sesuai

kemampuan siswa, membagi kelompok ahli dan

kelompok asal dengan membagi kelompok ahli dan

asal maka dalam satu kelompok terdapat kelompok

ahli, menentukan topik pembahasan dengan membagi

topik pembahasaan dengan ini siswa mudah

memahaminya, membimbing tim ahli dalam

mempelajari dan membahas topik yang ditentukan

dalam kegiatan ini guru harus membimbing tim ahli

agar tim ahli mampu menjelaskan ke tim asal,

mengkondisikan tim asal dalam berdiskusi kemudian


52

saat guru membimbing tim ahli guru memberikan

tugas individu kepada tim asal akan tetapi dikerjakan

sesuai kelompok, tim ahli melakukan tutor sebaya

bersama tim asal setelah menyelesaikan bimbingan

dengan guru tim ahli kembali ke tim asal untuk

menjelaskan kembali, mempresentasikan hasil diskusi

tim ahli yang kmabli ke tim asal dan memberikan

penghargaan kepada kelompok yang mendapat nilai

tertinggi.

Kemudian dalam observasi guru mengajar ada

beberapa yang masih diperbaiki salah satunya

mengkondisikan kelas dengan hasil lembar observasi

guru dalam siklus 1 yang mana observasi ini sudah

mencapai maksimal dalam mengkondisikan siswa

dengan itu observasi guru akan dilaksanakan di siklus

selanjutnya untuk melihat apakah akan meningkat

atau tidak.

2) Lembar Observasi Proses Belajar Siswa

Lembar observasi proses mengajar guru dalam

menerapkan pembelajaran menggunakn model

kooperatif tipe jigsaw, dilihat dari hasil observasi

pembelajran siswa terdapat lembar observasi proses

belajar siswa ada beberapa aspek untuk menilai sejauh


53

mana siswa belajar yaitu, antusias dalam pembagian

kelompok degan adanya ini guru dapat melihat sampai

mana siswa memperhatikan guru saat pemabgian

kelopok apakah memperhatikan atau tidak, mengikuti

arahan dari guru dengan adanya ini guru melihat

mampukah siswa mengikuti arahan dan bimbingan

guru, memperhatikan materi yang disampaikan denagn

aspek ini yang mana dapat dilihat dari tim ahli dan tim

asala guru tidak hanya membimbing tim ahli akan

tetapi guru juga membimbing tim asal akan tetapi guru

lebih memfokuskan ke tim ahli, mengikuti arahan

dalam pembahasan topik yang mana ini saat guru

membimgbing tim ahli apakah memperhatikan atau

tidak, mengoptimalkan sebaik mugkin kondisi kelas

dengan adanya aspek ini mampukah siswa

mengoptimalkan kelas yang mana saat saat guru lebih

memfokuskan ke tim ahli, antusias dalam menjelaskan

kegiatan ke tim asal setelah mendapat bimbingan di tim

ahli kemudian tim ahli kembali ke tim asala untuk

belajar tutor sebaya, mempresentasikan hasil diskusi

dan antusias dalam pembagian penghargaan setelah

mendapat pembelajaran tutor sebaya dari tim ahli


54

kemudian masing-masing kelompok presentasi hasil

diskusi.

Kemudian dengan adanya aspek ini guru

mampu melihat batas kemampuan siswa yang mana

dalam aspek tersebut ada 4 penilaian yang mana 4 itu

sangat baik, 3 baik, 2 cukup baik sedangkan 1 tidak

baik.

Berdasarkan penjelasan diatas dan kekurangan

siswa yaitu guru belum mengajarkan sisiwa belajar

kelompok, jadi masih banyak siswa yang belum paham

bahkan metode yang diajarkan metode ceramah.

Kemudian hasil lembar observasi siswa yang telah

dijumlahkan dari hasil lembar observasi siswa yang

masih rendah di lihat dari guru melakukan lembar

observasi siswa dari 19 siswa sehingga peneliti akan

melakukan penelitian kembali disiklus ke II.

b) Observasi siklus I peremuan 2

Observasi proses mengajar guru dan observasi belajar siswa

yang di lakukan siklus 1 pertemuan 2 yaitu siswa telah

mengeluarkan pendapatnya dan sedikit perubahan yang mana

siswa aktif dalam bekerja sama walapun sebagian siswa masih

sibuk dengan kegiatan sendiri dan kondisi dalam proses


55

pembelajaran masih hening saat ditanya dan ribut saat bekerjasama

serta pemahaman siswa masih belum terlalu menguasai.

Kemudian dengan adanya observasi pada siklus 1 dalam

pertemuan 2 untuk siswa masih rendah sedangkan lembar

observasi untuk guru yang sudah mencapai KKM dengan ini

peneliti akan melakukan observasi pada siklus II.

d) Refleksi

Dalam pelaksanaan siklus 1 terdiri dari 3 kegiatan yakni

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Guru dan siswa

melaksanakan pembelajaran sesui RPP, hanya saja ada beberapak

kegiatan yang dilaksanakan kurang maksimal sehingga dalam

siklus 1 masih ditemukan bebrapa kendala dan masih bisa diatasi.

Adapun hasil peningkatan mata pelajaran IPA materi

perubahan wujud benda di kelas V dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, sebelum diterapkan metode

pembelajaran jigsaw hanya 6 siswa yang tuntas sedangkan 13 siswa

yang tidak mencapai KKM. dengan hal ini peneliti masih melakukan

percobaan dengan melakukan siklus II.

Tabel 7. Hasil Belajar Siklus I

Jumlah Setelah Tindakan Siklus I


Peserta Ketuntasan Persentase
T TT T TT
didik
19 6 13 32% 68%
56

Tabel diatas hasil evaluasi siklus pertama menunjukkan

bahwa ada 6 siswa (32%) yang sudah tuntas atau bisa dikatakan

sudah mencapai KKM yang telah ditetapkan dan 13 peserta didik

(68%) belum tuntas. Dengan demikian hasil evaluasi pada siklus

pertama belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian

tindakan kelas maka dari itu dilanjutkan dengan penelitian kelas

siklus II.

2. Siklus II Pertemuan 1

1. Perencanaan

Secara umum tahap perencanaan yang dilakukan pada

siklus II sama dengan tahap perencanaan yang dilakuan pada

siklus I. Pendidik berupaya untuk lebih memperhatikan proses

belajar siswa dalam proses pembelajaran. guru juga harus lebih

membimbing, memotivasi, dan berkomunikasi dengan siswa

sehingga lebih percaya diri dan bersemangat dalam pembelajaran.

Kemudian kendala-kendala dalam pelaksanaan penelitian

iyalah yang mana berupa sarana prasaranan yang tidak mencukupi

seperti papan tulis, meja, kursi sehingga belajar siswa tidak

maksimal, kemudian dengan kendala-kendala di siklus I waktu

serta banyak kendala berupa permohonan izin maka di siklus II

tidak menjadi kendala serta dilihat dari jarak siswa serta wali murid

bisa memaklumi.
57

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan

dengan alokasi waktu 4x35 menit . Materi pokok yang diajarkan

pada siklus II yaitu : tema 8 : lingkungan sahabat kita, sub tema 1 :

manusia dan lingkungan.

Siklus II pertemuan I dilaksanakan pada hari selasa tanggal

16 April 2020 pukul 07.30 sampai pukul 09.30 WIB dengan

persentase kehadiran siswa 100%. Tahapan tindakan yang

dilakukan yaitu sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal pertemuan I guru memulai pelajaran dengan

mengucap salam masuk kelas, setelah itu berdoa bersama yang

dipimpin oleh salah satu siswa. Setelah berdoa, guru melakukan

absensi untuk mengecek kehadiran siswa dan menyanyikan lagu

Indonesia Raya atau yel-yel. Dalam kegiatan awal Pendidik

menyampaikan salam dan melakukan tanya jawab sebagai

berikut:

Guru : “Anak-anak ibu ada yang tahu apa itu siklus air?”

Siswa : “tidak bu, ” (menjawab bersamaan)

Guru : “nah hari ini kita akan membahas tentaang siklus

air”

Siswa : “bu apakah kita belajar kelompok lagi”


58

Guru : ” benar sekali hari ini kita kembali belajar

kelompok dan pertemuan 1 ini ibu hanya

membagikan kelompok dan topik pembahasan”

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.

guru juga menyampaikan prosedur pembelajaran yang akan

dilaksanakan dalam pertemuan pertama dengan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

b) Kegiatan Inti

Model pembelajaran kooperatif jigsaw

(pemberian stimulus)

Pembelajaran di siklus II dengan meggunakan Model

pembelajaran kooperatif jigsaw dengan materi tentang dan

dampaknya pada kehidupan sehari-hari pada kelas 5 semeter 2

tema 8 dan sub tema 3, yang mana menjelaskan tentang apa itu

siklus air dalam kehidupan sehari-hari, dampak positif dan

negatif dalam kehidupan sehari-hari, menjelaskan macam-

macam siklus air,bagimana pengaruh dalam lingkungan serta

cara mengatasinya.

a) Guru memulai kegiatan dengan bertanya pernahkan anak-

anak melihat materi pembelajaran saat ini.

b) Guru menstimulasi dan memotivasi siswa sekaligus

memberikan kesempatan untuk memberikan jawaban atas

pertanyaan tersebut.
59

c) Siswa termotivasi untuk memberikan jawaban dari

pertanyaan singkat tersebut.

Pernyataan/identifikasi masalah

a) Guru memberi arahan apa yang harus dilakukan siswa

Gambar 11. Guru Menjelaskan Pada Siswa Proses


Pembelajaran
b) Kemudian guru membagi siswa dalam beberapa

kelompok baik kelompok tim ahli dan kelompok tim

asal

Gambar 12. Guru Membagi kelompok

c) Guru menjelaskan bagian proses pembelajaran bagi tim

ahli untuk memahami materi yang diberikan guru dengan 4

topik pembahasan yaitu yang mana menjelaskan tentang

apa itu siklus air dalam kehidupan sehari-hari, dampak

positif dan negatif dalam kehidupan sehari-hari,

menjelaskan macam-macam siklus air,bagimana pengaruh


60

dalam lingkungan serta cara mengatasinya.

Gambar 13. Guru Membimbing Tim Ahli Dalam Memahami


Materi

c) Kegiatan Akhir

(1) Guru mengakhiri pembelajaran dan memberikan pesan

moral kepada siswa serta bersama-sama menyanyikan lagu

Indonesia Raya dan yel-yel (tepuk semangat) agar anak

merasa lebih semangat kemudian menutup.

(2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

seputar materi yang belum di pahami.

(3) Kemudian guru menjelaskan bahwasnaya pembelajaran

dilanjutkan dipertemuan selanjutnya, dan pembelajaran di

akhiri dengan membaca doa bersama.

1) Siklus II Pertemuan II

Siklus II pertemuan II dilaksanakan pada hari selasa tanggal 16

april 2020 pukul 13.30 sampai 15.30 WIB dengan persentase

kehadiran peserta didik 100%.


61

a) Kegiatan Awal

Pelaksanaan diawali dengan pendahuluan berupa salam.

Menyiapkan kondisi kelas dan merapikan tempat duduknya

masing-masing, kemudian berdoa menurut keyakinan masing-

masing yang di pimpin oleh ketua kelas, setelah berdoa

dilanjutkan dengan mengabsen siswa kemudian menyanyikan

lagu Indonesia Raya atau yel-yel dalam kegiatan awal pendidik

menyampaikan salam dan tanya jawab sebagai berikut:

Guru : “Anak-anak ibu hri ini kita belajr siklus air, ada

yang tahu apa itu siklus air?

Siswa : “belum tahu bu”

Guru : “ibu jelaskan dulu ya .?”

Guru menyampaikan tujuan dan materi kepada siswa.

Guru juga menyampaikan prosedur pembelajaran yang akan

dilaksanakan dalam pertemuan ini sama dengan pertemuan

sebelumnya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw.

b) Kegiatan Inti
62

1) Setelah guru membimbing tim ahli dalam memahami

topik kemudian tim ahli kembali ke tim asal.

Gambar 14. Tim Ahli Kembali Ke Tim Asal

2) Kemudian tim ahli mengecek kembali tugas tim

asal dan mendapat penjelasan dari tim asal.

Gambar 15. Tim Ahli Mengecek Soal Tim Asal

3) Setelah selesai masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil diskusinya dengan adanya

sesi tanya jawab ke depan kelas.


63

Gambar 16. Siswa Mempresentasikan Hasil


Diskusinya

4) Setelah presentasi masing-masing kelompok, guru

memberikan tugas individu untuk mengetahui batas

kemampuan siswa dalam materi yang di ajarakan.

Gambar 17. Guru Membagi Tugas Individu

c) Kegiatan Akhir

(1) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik mengenai

materi pelajaran yang telah dipelajari.

(2) Guru memberikan motivasi agar peserta didik lebih

bersemangat dalam belajar.


64

(3) Guru menyimpulkan bersama-sama materi yang di pelajari

(4) Guru mengakhiri dengan berdo’a bersama siswa dan

mengucapkan salam.

1) Observasi

a. siklus II pertemuan 2

1) Lembar observasi guru

Observasi dilaksanakan bersama dengan pelaksanaan

tindakan. Aspek yang perlu diamati adalah perilaku siswa dan

guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan alat bantu berupa lembar observasi . lembar

observasi yang disiapkan adalah lembar observasi motivasi,

sikap dan ketrampilan siswa serta kinerja guru, akan tetapi

dalam observasi guru yang mana guru yang dinilai atau di

observasi saat proses pembelajaran berlangsung oleh teman

sejawat.

Dalam lembar observasi proses guru mengajar yang

mana untuk mengukur keberhasilan guru terdapat 8 aspek

yaitu, membagi kelompok tim asal secara hetrogen yang mana

guru membagi sesuai kemampuan siswa, membagi kelompok

ahli dan kelompok asal dengan membagi kelompok ahli dan

asal maka dalam satu kelompok terdapat kelompok ahli,

menentukan topik pembahasan dengan membagi topik

pembahasaan dengan ini siswa mudah memahaminya,


65

membimbing tim ahli dalam mempelajari dan membahas topik

yang ditentukan dalam kegiatan ini guru harus membimbing

tim ahli agar tim ahli mampu menjelaskan ke tim asal,

mengkondisikan tim asal dalam berdiskusi kemudian saat guru

membimbing tim ahli guru memberikan tugas individu kepada

tim asala akan tetapi dikerjakan sesuia kelompok, tim ahli

melakukan tutor sebaya bersama tim asal setelah

menyelesaikan bimbingan dengan guru tim ahli kembali ke tim

asal untuk menjelaskan kembali, mempresentasikan hasil

diskusi tim ahli yang kmabli ke tim asal dan memberikan

penghargaan kepada kelompok yang mendapat nilai tertinggi.

Kemudian dengan adanya siklus I maka banyak

kemajuan yang di dapatkan dalam siklus II dengan

peningkatan yang menjadi lebih baik yaitu 91% yang mana

guru sudah mampu memperbaiki kekurangan dengan adanya 8

aspek dan hasil penilain guru mampu memperbaiki kekurangan

dalam mengajarbahkan dapt sebagai acuan untuk kedepanya.

2) Lembar observasi siswa

Selain pada guru, peneliti juga melakukan observasi

terhadap siswa, sama halnya dilakukan ketika siklus 1.

Adapun hasil observasi aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung pada siklus II dapat diketahui


66

nahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami

peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2.

Hasil observasi pembelajaran siswa terdapat lembar

observasi proses belajar siswa ada beberapa aspek untuk

menilai sejauh mana siswa belajar yaitu, antusias dalam

pembagian kelompok degan adanya ini guru dapat melihat

sampai mana siswa memperhatikan guru saat pemabgian

kelopok apakah memperhatikan atau tidak, mengikuti

arahan dari guru dengan adanya ini guru melihat

mampukah siswa mengikuti arahan dan bimbingan guru,

memperhatikan materi yang disampaikan denagn aspek ini

yang mana dapat dilihat dari tim ahli dan tim asala guru

tidak hanya membimbing tim ahli akan tetapi guru juga

membimbing tim asal akan tetapi guru lebih memfokuskan

ke tim ahli, mengikuti arahan dalam pembahasan topik

yang mana ini saat guru membimgbing tim ahli apakah

memperhatikan atau tidak, mengoptimalkan sebaik mugkin

kondisi kelas dengan adanya aspek ini mampukah siswa

mengoptimalkan kelas yang mana saat saat guru lebih

memfokuskan ke tim ahli, antusias dalam menjelaskan

kegiatan ke tim asal setelah mendapat bimbingan di tim ahli

kemudian tim ahli kembali ke tim asala untuk belajar tutor

sebaya, mempresentasikan hasil diskusi dan antusias dalam


67

pembagian penghargaan setelah mendapat pembelajaran

tutor sebaya dari tim ahli kemudian masing-masing

kelompok presentasi hasil diskusi .

Langkah-langkah pembelajaran yang belum

dilaksanakan secara maksimal oleh siswa pada siklus 1,

sudah dilaksanakan secara semaksimal di siklus II yaitu

mencapai 73%, adapun langkah-langkah yang belum

mencapai maksimal yang mana mengkondisikan kelas dan

respon harus den gan ajakan guru akan tetapi dengan

adanya lembar observasi siswa mampu memperbaiki

pembelajaran agar tercapaianya pembelajaran itu sendiri.

2) Refleksi

Tahap ini merupakan tahap refleksi terhadap pembelajaran

siklus II. Dalam pelaksanaan siklus II ini, kendala dan kesulitan

yang terjadi hampir semua terlaksanakan, siswa mudah

berkerjasama, mudah memberikan pendapat, serta siswa lebih

antusias dalam mengikuti proses pembelajaran IPA. Dalam siklus

II, siswa juga lebih menikmati pembelajaran, karna siswa

menganggap pembelajaran kelompok menyenagkan dan mudah

dimengerti. Sehingga dalam siklus II ini mengalami perubahan

yang jaul lebih baik dari siklus I.

Tabel 8. Hasil Belajar Siklus II

Pelaksanaan Ketuntasan Persentase


68

Tindakan Tuntas TT Tuntas TT

Pasca Siklus I 6 13 32% 68%


Pasca Siklus II 15 4 79% 21%

Berdasarkan hasil yang didapatkan siswa pada siklus II

menunjukkan bahwa dari 19 siswa, ada 15 siswa yang tuntas dengan

persentase 79% da ada 4 siswa yang belum tuntas dengan persentase

21%. Dari data sudah terlihat bahwa hasil belajar siswa sudah

meningkat dengan baik. siswa mampu menyelesaikan soal yang

diberikan guru, hal ini di sebabkan karena siswa sudah mulai terbiasa

dengan pembelajaran yang diselesaikan dengan latihan diskusi

kelompok,

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil pra tindakan, penelitian siklus I, dan siklus II yang

dilakukan di SDN 188/VIII Wiroto Agung dapat diketahui bahwa

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jgsaw dapat meningkatkan

proses dan hasil belajar IPA. Peningkatan ini dapat diketahui dari hasil tes

yang diberikan pada pra tindakan dan setiap akhir siklus I dan siklus II serta

dari hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe jigaw.

Pencapaian prosees belajar siswa menggunkan model kooperatif tipe

jigsaw pada siwa dengan siklus 1 yaitu masih banayak siswa yang belum

memahami belajar kelompok sehingga hasil belajar jauh dari harapan,

kemudian pada siklus II siswa mulai memahami perubahan. sehingga hasil


69

belajar mengalami perubahan yang sangat baik. Jadi dilihat dari lembar

observasi siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada

siklus I.

Selajutnya pada lembar observasi guru dalam mengajar pada siklus I

yaitu mencapai hasil yang tidak maksimal dilihat dari lembar observasi yang

mana guru masih kesulitan dalam mengkondisikan kelas dikarenakan siswa

belum paham dalam metode ini, akan tetapi pada siklus II guru mampu

mengkondisikan kelas dan hasil dari lembar observasi guru yang mengalami

perubahan.

1. Perbandingan Pencapaian proses mengajar guru melalui model pembelajaran

jigsaw dari siklus I dan siklus II

Dalam hal ini perbandingan dari pencapaian proses mengajar guru yang

mana dalam siklus I mencapai 84% dan pada siklus II mencapai 91%

kemudian terjadi peningkatan pada proses mengajar guru dengan

menigkatnya 7% dari sebelumya, hal ini menjadi sebuah peningkatan dalam

proses pembelajaran guru serta dapat merubah penigkatan pada siswa.

100%
91%
90% 84%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Siklus 1 Siklus 2

Gambar 18. Hasil Belajar Mengajar Guru


70

Dari diagram sebelumya bahwasnya penigkatan dalam proses mengajar

guru sangat baik dibandingkan di siklus I yang mana guru masih sulit

dibagian mengkondisikan kelas dan siswa yang belum paham belajar

menggunkan model kooperatif tipe jigsaw, akan tetapi pada siklus II guru dan

siswa mengalami peningkatan siswa lebih aktif dan bisa dikondisikan

kelasnya begitu juga dengan guru.

2. Perbandingan Pencapaian proses belajar siswa melalui model pembelajaran

jigsaw dari siklus I dan siklus II

Kemudian perbandingan proses belajar siswa melalui pembelajaran

dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw yaitu pada siklus I yaitu

57% yang mana dalam siklus I ini siswa masih rendah dalam proses belajar

akan tetapi pada siklus II mengalami ketuntasan klasikal mencapai 73%.

Dalam penigkatan ini siswa mengalami perubahan yang baik dari

sebelumnya.

80% 73%
70%
60% 57%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Siklus 1 Siklus 2

Gambar 19. Grafik Hasil Lembar Observasi Siswa

Dilihat dari diagram diatas bahwa hasil lembar observasi siswa sangat

meningkat dari siklus I yang mana dalam siklus I siswa masih belum mengetahui
71

tetang belajar kelompok dan pada siklus II siswa mulai paham metode apa yang

digunakan dan bagaiman proses pembelajarannya.

Hasil belajar siswa ditunjukkan dalam skor nilai yang diperoleh pada

setiap siklus. Adapun hasil belajar siswa pada akhir siklus I dan siklus II.

1. Hasil Belajar Akhir Siklus I dan Siklus II

Gambar 20. Hasil Belajar Siswa Siklus I Dan Siklus II

Diagram diatas menunjukkan bahwa masih ada 6 siswa (32%) yang

nilainya mencapai KKM, dan yang belum mencapai KKM ada 13 peserta didik

(68%). Kemudian diagram hasil evaluasi akhir siklus II menunjukkan 15 peserta

didik (79%) yang nilainya mencapai KKM, dan yang belum mencapai KKM ada 4

peserta didik (21%).

Penelitian tindakan kelas pada dasarnya bertujuan untuk memperbaiki

proses pembelajaran yang kurang baik menjadi lebih efektif dan efesien yang

mana siswa lebih aktif ketimbang guru, model pembelajran kooperatif tipe jigsaw

adalah suatu model pembelajaran yang digunakan untuk mewujudkan kegiatan

belajar mengajar yang berpusat pada siswa yang menggunkan kelompok belajar,
72

terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam

mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, dan

mampu mengemukakan pendapatnya.

Observasi pada siklus I menunjukkan bahwa siswa belum dapat

berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. siswa cenderung pasif saat mengikuti

kegiatan presentasi kelas, kemudian siswa belum dapat bekerja sama dengan baik

dalam kelompok dan cenderung diam saat pembelajaran berlangsung. Dalam

pelaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa masih

kurang bertanggungjawab, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang

tidak menjawab. Dalam pembelajran berlangsung kurang memperhatikan alokasi

waktu yang diberikan akibatnya pembelajaran memakan waktu yang lebih

panjang.

Tahap siklus II proses belajar siswa mengalami peningkatan, siswa sudah

mulai aktif dari awal pembelajaran dan presentasi kelas. Pada siklus II pembagian

kelompok diberikan beberapa hari sebelum pelaksanaan pembelajaran, sehingga

membuat siswa lebih siap melakukan tugas dan bekerjasama dengan

kelompoknya. siswa sudah mulai berani bertanya dan mengemukakan

pendapatnya dalam berkelompok. guru juga lebih mengawasi kerja kelompok,

sehingga siswa jauh lebih bisa terkontrol dengan baik. siswa saling berkompetisi

antar kelompoknya, setiap anggota kelompok sudah terlihat bertanggungjawab.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tahap pra tindakan sampai dengan

pasca tindakan siklus II, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe jigaw memberikan dampak positif, karena penerapan model pembelajaran


73

kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SDN

188/VIII Wiroto Agung, Kabupaten Tebo.


74

BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

Kesimpulan, implikasi dan saran berkaitan dengan peningkatan hasil

belajar IPA menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas V

di SDN 188/VIII Wiroto Agung yaitu sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus seperti yang

terdapat pada lampiran I. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan

beberapa hal sebagai berikut:

1. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan proses pembelajaran IPA siswa

kelas V SDN 188/VIII Wiroto Agung. Hal ini terlihat dari peningkatan

proses mengajar guru yang mana siklus I 84% dan mengalami penigkatan

menjadi 91% kemudian untuk proses belajar siswa juga mengalami

penigkatan dari siklus I 57% dan pada siklus II 73%, dari hasil tersebuh

bahwa kita dapat melihat metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat

mempengaruhi dan membatu hasil belajar siswa.

2. Penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa di kelas V di SDN

188/VIII Wiroto Agung. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus

1 mencapai ketuntasan klasikal yaitu 32% dan mencapai ketuntasan klasikal

siklus II mencapai ketuntasan klasikal 79%.

73
75

3. Kendala-kendala dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw di SDN 188/VIII Wiroto Agung dalam mata pelajari IPA yaitu

dengan waktu yang terbatas sehingga proses pembelajaran kurang maksimal

akan tetapi dengan model pembelajaran ini dilakukan 2 kali pertemuan

sehingga guru mampu menerapkan model pembelajaran model kooperatif

tipe jigsaw.

Selanjutya dengan peneliti melaksanakan penelitian disimpulkan bahwa

kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu :

1) Pembelajaran yang menyenagkan

2) Pembelelajaran yang dapat meningkatkan pengetahuan siswa

3) Pembelajaran yang dapat melibatkan semua siswa

4) Pembelajaran yang mengajarkan mental siswa, siswa lebih aktif serta

mengajarkan bagaimana melaksanakan tanggung jawab

5) Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar

6) Dapat menguasai semua materi pada pembelajaran

Kekurangan pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu:

1) Memerlukan waktu yang cukup

2) Siswa yang aktif akan lebih mendominasi

3) Harus mempersiapakan sebaik mugkin dalam pemberian materi dan

proses pelaksanaan pembelajaran koooperatig tipe jigsaw

4) Guru harus aktif supaya proses pembelajaran berjalan sebaik mugkin

dan guru harus lebih teliti agar siswa belajar dengan baik serta percaya

diri dan sama dengan yang lainya.


76

Kemudian dengan adanya kelebihan dan kekurangan maka

terdapatlah kendala-kendala saat pelaksaan penelitian yang mana pada

siklus I saat perencanaan bahwa peneliti harus melakukan pengertian kepada

wali murid, jarak yang ditempuh, sarana dan prasaranan yang tidak

memadahi, kondisi tempat belajar yang tidak memadahi yang mana

pembelajaran di rumah dengan kondisi yang sangat jauh dari kondisi saat

belajar disekolah. Sehingga pada siklus II dalam pelaksanaan penelitian

iyalah yang mana masih sama dengan sikulua I berupa sarana prasaranan

yang tidak mencukupi seperti papan tulis, meja, kursi sehingga belajar siswa

tidak maksimal, kemudian dengan kendala-kendala di siklus I waktu serta

banyak kendala berupa permohonan izin maka di siklus II tidak menjadi

kendala serta dilihat dari jarak siswa serta wali murid bisa memakumi.

B. Implikasi

Penelitian tindakan kelas ini merupakan salah satu upaya agar dapat

memecahkan masalah pembelajaran yaitu meningkatkan proses dan hasil

belajar dengan menggunakan model pembelajaean kooperatif tipe jigsaw kelas

V di SDN 188/VIII Wiroto Agung. Hal ini dapat dijadikan salah satu

alternatife atau pertimbangan penelitian selanjutnya.

Berdasarkan hasil penelitian, dipaparkan beberapa temuan yang

menyangkut pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw yaitu: peningkatan proses dan hasil belajar IPA

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas V di SDN

188/VIII Wiroto Agung. Sebelum memulai pembelajaran, guru memberi


77

motivasi terlebih dahulu agar timbul keinginan dan bersemangat untuk belajar

dari dirinya sendiri. Hal ini dapat menyiapkan siswa secara mental menerima

pelajaran yang dipelajari dengan perasaan bahagia dan menyenangkan,

kegiatan ini dapat dilakukan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran serta

belajar sambil bermain dan membuat peserta didik bersemangat dalam belajar.

Pembelajaran dengan model pembelajaran koopertaif tipe jigsaw

mendorong agar lebih aktif dalam pembelajaran dengan melakukan kegiatan

diskusi kelompok, melakukan diskusi serta presentase kelompok. Selama ini

pelajaran IPA hanya terkesan jenuh dan membosankan dan tanpa adanya

pembagian kelompok, pendidik lebih sering ceramah dan pemberian tugas

LKS, Hal ini menyebabkan siswa menjadi bosan, jenuh, dan tidak termotivasi

untuk belajar.

Tugas guru adalah berusaha memahami dan mengupayakan model yang

tepat untuk dapat memberdayakan siswa agar terjadi penambahan pengetahuan.

Penambahan pengetahuan dilakukan dengan cara siswa saling berdiskusi dan

bertukar pikiran.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw layak dipertimbangkan oleh guru sebagai salah satu strategi

pembelajaran alternatif yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa

mata pelajaran IPA. Untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif


78

tipe jigsaw dalam pembelajaran IPA, sebaiknya guru terlebih dahulu

memahami tahap-tahap pembelajaran dalam menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

2. Kepala sekolah hendaknya dapat memotivasi dan membina para guru

untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam

pembelajaran IPA di sekolah dan memantau pelaksanaanya. Pembelajaran

menggunakan model kooperatif tipe jigsaw dan dapat dijadikan sebagai

alternatif model pembelajaran IPA serta harus disesuaikan dengan materi

yang akan diajarkan.

3. Bagi guru di kelas V yang akan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw sebaiknya benar-benar menggunakan waktu secara

disiplin karena banyak kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa selama

proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai