Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MUHAMMAD FIKRI ANWAR

NIM : 041014856

UPBJJ : MATARAM

MATA KULIAH : PENGEMBANGAN SDM/EKMA4366

TUGAS 2

PENGEMBANGAN SDM (EKMA4366)

Pada tanggal 20 Agustus 2020, FEUT Menyelenggarakan Pembelajaran tatap


muka. Dosen yang hadir tidak mendominasi kegiatan pembelajaran. Dosen hanya
berperan sebagai fasilitator, motivator dan mediator dalam pembelajaran. Dosen yang
menerapkan sikap mengakui, menghargai dorongan diri, bahkan memberikan motivasi
kepada mahasiswa agar mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri secara
optimal melalui proses interaksi dalam jaringan sosial yang unik, yang terbentuk baik
dalam budaya kelas maupun di luar kelas. Dosen lebih menekankan pada
penyampaian (transfer) pengetahuan baru melalui serangkaian proses pengalaman
belajar. Sementara mahasiswa, diposisikan sebagai subyek yang aktif yang diarahkan
untuk mampu membangun sendiri pengetahuannya, mencari arti dari apa yang mereka
pelajari dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan ide-ide baru dengan
kerangka berfikir yang telah ada dan dimilikinya.

 Dari fenomena yang terjadi pada pembelajaran tatap muka di FEUT, menurut
Saudara :

1. Sebutkan Jenis asumsi inti teori yang digunakan oleh dosen UT dalam kegiatan
pembelajaran tatap muka tersebut?
2. Jelaskan perbedaan antara asumsi inti teori tersebut dengan teori kognitivisme?

*Sertakan sumber referensi atau sumber rujukan 

JAWABAN

1. Sebutkan Jenis asumsi inti teori yang digunakan oleh dosen UT dalam
kegiatan pembelajaran tatap muka tersebut?

Jenis Asumsi Inti Teori yang digunakan:

- Behaviorisme
- Belajar Sosial
- Konstruktivisme
2. Jelaskan perbedaan antara asumsi inti teori tersebut dengan teori
kognitivisme?

Dari Asumsi Inti Teori yang digunakan, memiliki perbedaan dengan Teori Kognitivisme.
Berikut merupakan perbedannya.

Pada Teori Behaviorisme, menekankan pada adanya perubahan perilaku yang


disebabkan adanya proses belajar. Selanjutnya dalam teori behaviorisme, Ormond telah
mengidentifikasikan 7 asumsi inti mengenai behaviorisme yang meliputi:

1. Prinsip belajar yang mengutamakan perubahan perilaku yang dapat


membedakan manusia dengan hewan.
2. Proses belajar yang objektif dengan menggunakan stimulus dan
respons.
3. Faktor external yang memiliki peran besar bila dibandingkan dengan
factor internal.
4. Belajar yang memfokuskan pada perubahan perilaku.
5. Individu yang terlahir bagaikan kertas kosong.
6. Belajar yang sangat bergantung pada lingkungan sekitar.
7. Konsep yang medukung belajar pada seseorang.

Sedangkan dalam Teori Kognitivisme, membatasi pemberian stimulus bila


dibandingkan dengan teori behavioristik. Dalam teori kognitivisme menekankan pada
proses belajar yang mengharuskan individu untuk dapat mengembangkan stimulus
yang didapat olehnya.

Dalam hal Teori Belajar Sosial, proses belajar akan lebih optimal bila individu
tersebut belajar dari kondisi lingkungan sekitarnya. Maka seorang fasilitator dalam hal
ini bertugas untuk mengarahkan individu agar dapat belajar melauli lingkungannya.
Stimulus tidak lagi dapat selalu diberikan, karena hal ini akan ia dapatkan apabila ia
memlalui prose belajar terhadap lingkungan. Sehingga perbedaaan antara asumsi Teori
Belajar Sosial dengan Teori Kognitivisme terletak pada stimulus (stimulus tidak dapat
selalu diberikan & mengharuskan individu untuk dapat mengembangkan stimulus yang
didapat olehnya).

Teori Konstruktivisme, menjelaskan dalam melalui sebuah pengalaman


seseorang dapat mengembangkan kemampuannya sekaligus mmperoleh dan mengelola
pengetahuan baru untuk dapat menunjang kinerjanya (factor pengalaman menjadi
peranan penting). Dalam konsep Konstruktivisime ini menekankan pada penyampaian
(transfer) pengetahuan baru melalui proses pengalaman belajar.

Dari sini dapat dilihat bahawa adanya perbedaan antara Teori Konstruktivisme
dengan Teori Kognitivisme yaitu pada teori konstruktivisme individu dapat berupaya
mengarahakan dirinya untuk belajar secara mandiri, dan dapat membangun
pengetahuan dalam dirinya. Hal ini dirasakan akan mejadi lebih efektif bila dibandingkan
dengan teori Kognitivisme yang masih memberikan pembatasan stimulus. Jadi
perbedaannya dapat dikatakan dalam hal adanya pembatasan stimulus dengan
penekanan pada transfer pengetahuan baru dan pengalaman dimana individu dituntut
untuk belajar secara mandiri.

Sumber: BMP EKMA4366/Modul 3 halaman 3.10 – 3.14

Anda mungkin juga menyukai