Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH MATEMATIKA DASAR

MATERI PEMBELAJARAN

PENGGUNAAN TURUNAN (BAGIAN I)

Disusun oleh :

MUSLIMIN HADI WIBOWO (5181151001)

DANIEL LOUIS ALFONZO ( 5173151008)

Dosen :

Amirhud Dalimunthe, ST, M. Kom

Universitas Negeri Medan


2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Allah SWT mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui proses pemecahan dan
pengayakan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini
di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Tuhan akhirnya Makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “ Penggunaan Turunan ” dan sengaja dipilih karena
menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak
yang peduli terhadap dunia Kesehatan Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada
guru/dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan
Makalah ini.

Semoga Makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun Makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran
dan kritiknya.

Wassalam

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………...…2

DAFTAR ISI ……………..………………………………………………………………..….3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ………………………………………………………………………...4
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………….4
C. Tujuan …………………………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN MATERI


A. Maksimum dan Minimum …..…………………………………………….………….5
B. Kemonotonan dan Kecekungan …………………………………...………………..6
C. Persamaan Garis Singgung ………………..…………………………...……………..7
D. Persamaan Garis Normal ………………….………………………….……………...10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………….…………….13
B. Saran ………………………………………………………………………..………..13

DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………………………..14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Turunan dapat diaplikasan ke dalam berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari,
salah satunya adalah dengan cara memaksimumkan dan meminimmumkan suatu fungsi,
misalnya ketika seorang pedagang yang ingin mendapatkan keuntungan besar, yaitu dengan
menghitung kombinasi antara besar keuntungan dengan biaya pembelian dan penjualan.
Selain itu, penggunaan turunan juga dapat diaplikasikan untuk mengetahui biaya produksi
sekecil-kecilnya (minimum).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu maksimum dan minimum ?
2. Apa itu kemonotonan dan kecekungan ?
3. Apa itu persamaan garis singgung ?
4. Apa itu persamaan garis normal ?

C. Tujuan
1. Untuk melengkapi tugas mata kuliah matematika dasar
2. Untuk mengetahui penggunaan turunan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Maksimum dan Minimum


Seperti yang telah dijelaskan diatas, salah satu penggunaan turunan yang sering
dipakai adalah mengenai Maksimum dan Minimum. Untuk memahami masalah maksimum
dan minimum, berikut ini adalah definisi atau batasan-batasan mengenai Maksimum dan
Minimum.

Definisi Maksimum dan Minimum


Jika S, adalah daerah asal f, dan memuat titik c . Kita katakan bahwa :
 f(c) adalah nilai maksimum f pada S jika f(c) ≥ f(x)untuk semua x di S;
 f(c) adalah nilai minimum f pada S jika f(c)≤ f(x)untuk semua  x  di S;
 f(c) adalah nilai ekstrim f pada S jika ia adalah nilai maksimum atau nilai minimum
Akan tetapi dalam prakteknya, terdapat beberapa masalah yang tidak dapat
terpecahkan dengan definisi tersebut, diantaranya adalah apabila suatu fungsi ternyata tidak
memiliki nilai maksimum atau minimum pada daerah asal tertentu. Seperti pada fungsi tak
kontinu.
Oleh sebab itu, digunakan teorema berikut ini untuk menyelesaikan masalah
tersebut.

Teorema A
(Teorema Eksistensi Maks-Min). Jika  f  kontinu pada selang tertutup [a,b],
maka  f  mencapai nilai maksimum dan minimum.
Jadi, nilai maksimum dan minimum akan ditemukan pada fungsif yang kontinu dan
daerah asal f  harus berupa selang tertutup.
Dalam teori maksimum dan minimum, terdapat titik-titik kunci atau yang biasa
disebut sebagai titik kritis. Titik-titik tersebut tentunya sebarang titik dalam daerah asal suatu
fungsi f, yaitu:

 Titik-titik ujung, yaitu suatu titik yang merupakan batas-batas ujung kiri dan kanan
selang tertutup. Beberapa selang memuat titik-titik ujung, namun beberapa tidak
memuat titik ujung satupun. (Gb.1)
 Titik stasioner, yaitu suatu titik c dalam suatu selang dimanaf’(c) = 0. Nilai-nilai
ekstrim seringkali terjadi pada titik-tik stasioner. (Gb.2)

5
 Titil singular, yaitu suatu titik c dalam suatu selang dimana f’tidak ada. Titik singular
merupakan titik dimana grafik fmempunyai sudut tajam, garis singgung vertical, atau
mungkin berupa lompatan. (Gb.3)

Teorema B
(Teorema Titik Kritis). Jika f didefinisikan pada selang I yang memuat titik c, dan
jika  f(c) adalah titik ekstrim, maka c  haruslah suatu titik kritis; yaitu c harus berupa salah
satu dari:
(i) Titik ujung dari f
(ii)Titik stasioner dari f(f’(c)=0)
(iii)Titik singular  dari f(f’(c)=tidak ada)

Contoh Soal:
Sebuah SMA di cilegon berencana membangun sebuah pagar yang mengelilingi
sekolah tersebut. Pada bagian pojok sekolah tersebut, terdapat tembok siku-siku sepanjang 20
meter dan lebar 10 meter yang tidak perlu dipagari. Jika sekolah tersebut hanya mempunyai
40 meter pagar, tentukan luas maksimum yang dapat dipagari. Dan dengan pagar sepanjang
40 meter tersebut, berapakah luas minimum kebun yang dapat dipagari?

Jawab:
Misal: Ukuran kebun adalah x  x y  seperti diperlihatkan pada gambar, maka panjang
pagarnya adalah:
x+ y + ( x -10) + ( y – 20)  meter.
Karena sekolah hanya mempunyai 40 meter pagar, maka
x+ y + ( x -10) + ( y – 20) = 40
x + y = 35 atau y = 35 – x
Ukuran terkecil dari x yang diperbolehkan adalah 10 meter, sehingga x ≥ 10
Ukuran terkecil dari y yang diperbolehkan adalah 20 meter, sehingga y ≥ 20.
35 – x ≥ 20
x ≥ 15
maka 10 ≤ x ≤ 15
Luas sekolah L = xy,
=>L (x) = x (35 – x), 10 ≤ x ≤ 15
L’ (x) =35 – 2x, 10 ≤ x ≤ 15
Titik Ujung [10,15]
Titik Stasioner L’(x) = 0
35 – 2x =0
2x = 35
x =35/2 (Tidak memenuhi syarat 10 ≤ x ≤ 15)

Pengujian :
L(10) = 10 (35 – 10) = 250 m2
L(15) = 15(35 – 15) = 300 m2
Maka luas sekolah maksimum yang dapat dipagari adalah 300 m2 , dan luas
minimum yang dapat dipagari adalah 250 m2.

B. Kemonotonan dan Kecekungan

6
Pada bagian ini penggunaan turunan akan di titikberatkan untuk mengetahui sifat-sifat
yang dimiliki suatu kurva antara lain kemonotonan, kecekungan, nilai ekstrim , titik belok
dan asymtot. Hal ini ditekankan agar kita mudah dalam menganalisa dan menggambarkan
grafik fungsi.

Definisi Fungsi Monoton
Grafik fungsi f(x) dikatakan naik pada selang I bila f (x1) > f(x2) untuk
x1> x2 ; x1, x2 ÎI  .
Sedangkan f(x) dikatakan turun pada selang I bila
f (x1) < f (x2) untuk x1> x2 ; x1, x2 ÎI  .
Fungsi naik atau turun disebut fungsi monoton.
Dalam menentukan selang fungsi monoton naik atau turun digunakan
pengertian berikut. Gradien dari suatu garis didefinisikan sebagai tangen sudut ( a )
yang dibentuk oleh garis tersebut dengan sumbu X positif, m = tan a . Bila sudut lancip (a <
½ p ) maka m > 0 dan m < 0 untuk a > ½ p. Karena gradien garis singgung suatu kurva y =
f(x) di titik ( x,y ) diberikan dengan m = f ‘ ( x ) dan selang fungsi naik atau turun berturut-
turut ditentukan dari nilai gradiennya, maka selang atau selang dimana fungsi monoton
diberikan berikut :

1. Fungsi f(x) naik bila f ‘ (x)> 0


2. Fungsi f(x) turun bila f ‘ (x)< 0

Definisi Kecekungan Fungsi
Fungsi f(x) dikatakan cekung ke atas pada selang I bila f ‘ (x)naik pada
selang I, sedang f(x) dikatakan cekung ke bawah bila f ‘ (x) turun pada selang I.
Oleh karena itu dapat disimpulkan :
1. Bila f “(x) > 0 , x ÎI maka f(x) cekung ke atas pada I dan
2. Bila f “(x) < 0 , x ÎI maka f(x) cekung ke bawah pada I.

Contoh Soal:
Tentukan selang fungsi naik dan fungsi turun dari fungsi f (x) =x4 + 2x3 + x2 - 5

Jawab :
Turunan pertama, f ‘(x) = 4x3 + 6x2 + 2x .
Untuk f ‘(x) = 4x3 + 6x2 + 2x > 0 , maka fungsi naik pada –1 < x < –½ atau x > 0
dan fungsi turun pada x < -1 atau – ½ < x < 0.

Secara geometris, grafik fungsi y = f(x) cekung ke bawah di suatu titik bila kurva
terletak di bawah garis singgung kurva di titik tersebut. Sedangkan garfik fungsi y = f ( x )
cekung ke atas di suatu titik bila kurva terletak di atas garis singgung yang melalui titik
tersebut.

C. Persamaan Garis Singgung

Definisi 1: ”garis singgung merupakan sebuah garis yang tegak lurus terhadap jari-
jari (pada titik ekstrimnya)”.

7
Definisi ini tidak memadai, bahkan pada lingkaran sendiri, karena segment garis
yang disebut jari-jari, memiliki dua titik ekstrim. Masalah ini dapat diatasi tetapi definisi
yang ada tetap tidak memadai, karena definisinya hanya berlaku pada lingkaran.
Definisi 2: “garis singgung merupakan sebuah garis yang menyentuh kurva pada
sebuah titik saja”.Gambar berikut menunjukkan bahwa definisi ini kurang tepat.

 Jika kurva y = f(x) disinggung oleh sebuah garis di titik (x1, y1) maka gradien garis
singgung tersebut bisa dinyatakan dengan
 m = f'(x1)
 Sementara x1 dan y1  memiliki hubungan
 y1 = f(x1)
 Sementara itu persamaan garis singgungnya bisa dinyatakan dengan
 y - y1 = m(x - x1)
Cara Mengerjakan soal persamaan Garis Singgung
Gradien Garis disimbolkan dengan mm dimana :
 gradien pada persamaan garis y=mx+cy=mx+c adalah mm
 gradien pada persamaan garis ax+by=cax+by=c adalah m=−abm=−ab
 gradien jika diketahui dua titik (x1,y1)(x1,y1) dan (x2,y2)
(x2,y2) adalah m=y2−y1x2−x1m=y2−y1x2−x1
Gradien dua garis lurus :

 yang saling sejajar maka m1=m2m1=m2


 yang saling tegak lurus maka m1.m2=−1m1.m2=−1
Persamaan Garis Lurus :

 Jika diketahui satu titik (x1,y1)(x1,y1) dan gradien mm, maka persamaan


garisnya : y−y1=m(x−x1)y−y1=m(x−x1)
 Jika diketahui dua titik (x1,y1)(x1,y1) dan (x2,y2)(x2,y2) maka persamaan
garisnya : y−y1y2−y1=x−x1x2−x1y−y1y2−y1=x−x1x2−x1

Perhatikan Gambar Grafik fungsi y=f(x)y=f(x)

8
Kemiringan (gradien) garis singgung
kurva y=f(x)y=f(x) dititik A(a,f(a))A(a,f(a)) adalah m=f′(a)=limΔx→0f(a+Δx)−f(a)Δxm=f′
(a)=limΔx→0f(a+Δx)−f(a)Δx
Persamaan garis lurus yang melalui titik (x1,y1)(x1,y1) dengan
gradien mm adalah y−y1=m(x−x1)y−y1=m(x−x1) , sehingga
Persamaan Garis Singgung di titik (a,f(a))(a,f(a)) pada kurva adalah
y−f(a)=f′(a)(x−a)y−f(a)=f′(a)(x−a), ayooo langsung kita praktikkan…
1. Tentukan persamaan garis singgung kurva y=x2y=x2 di titik (−1,1)(−1,1) !

Jawab :

o cari mm dulu di x=−1x=−1

mm====f′(a)2x2(−1)−2m=f′(a)=2xm=2(−1)=−2
o maka persamaan garris singgung kurva dengan gradien m=−2m=−2 di (−1,1)
(−1,1) adalah:

y−y1y−1y−1y====m(x−x1)−2(x−(−1))
−2x−2−2x−1y−y1=m(x−x1)y−1=−2(x−(−1))y−1=−2x−2y=−2x−1
2. Tentukan persamaan garis singgung kurva y=x2y=x2 di titik yang berabsis (−2)(−2) !

9
Jawab :

o cari m dulu di absis x=−2x=−2

mm====f′(−2)2x2(−2)−4m=f′(−2)=2xm=2(−2)=−4
o Bandingkan dengan soal no.1, disini kita belum punya y1y1 sehingga kita cari
terlebih dulu

yy1===x2(−2)24y=x2=(−2)2y1=4
o maka persamaan garis singgung kurva dengan gradien m=−4m=−4 di (−2,4)
(−2,4) adalah

y−y1y−4y−4y====m(x−x1)−4(x−(−2))−4x−8−4x−4

D. Persamaan Garis Normal

Garis normal adalah garis yang tegak lurus dengan garis singgung dan melalui titik
singgungnya.

Cara Menentukan persamaan garis normal


menetukan persamaan garis normal tegak lurus x-y = 0 terhadap = 2x. Bila kita
perhatikan soal yang dibuat itu kurang tepat karena garis normal memang sudah garis yang
tegak lurus jadi pperbahan pada soal itu persamaan garis normal yang sejajar x-y=0.
Pertama, kita dapatkan gradien dari persamaan x-y=0 yaitu m1=1 pada garis normal
yang tegak lurus garis singgung maka didapat nilai dari m2=-1.
Langkah kedua kita substitusikan nilai m2 pada persamaan y=mx+C
y=-1x + C.
x= -y +C
Langkah ketiga substitusikan nilai x ke persamaan c.
y2= 2(-y+C)
y2 -2y +2C = 0
Selanjutnya kita akan mendapatkan nilai C dengan mengunakan rumus diskriminan
yaitu D = b2 – 4ac karena menyinggung maka nilai D = 0.

10
(-2)2 -4(1)(2C)=0
4-8C=0
-8C=-4
C= ½
Kembali nilai C disubstitusikan ke persamaan y=mx+C
Maka didapat y= -x-1/2
Nah, untuk mencari nilai x dan y yang merupakan titik singgung maka kembali kita
substitusikan nilai y tersebut ke persamaan parabola nya yaitu y2= 2.
(-x-1/2)2 = 2x
Maka setelah kita cari akan didapatkan nilai x = ½ dan nilai y = -1 sehingga titik
singgung nya yaitu (1/2,-1).
Dan yang terakhir kita akan dapat persamaan garis normal yang melalui titik (1/2,-1)
pada persamaan y-y1=m(x-x1).
y-(-1)= 1(x-1/2) ; m=1 karena sejajar
y= x-3/2
Contoh soal :
1. Tetukan persamaan garis singgung pada kurva y = x³ – 3x di titik (2, 3)?

Jawab :
f(x) = x³ – 3x
f ‘(x) = 3x² – 3
m = f ‘(2) = 12 – 3 = 9
Jadi, persamaan garis singgungnya adalah
y – y1 = m(x – x1)
y – 3 = 9 (x – 2)
y – 3 = 9x – 18
y = 9x – 15

2. Tentukan persamaan garis singgung pada kurva y = x3 + 10 di titik yang


berordinat 18 ?

Jawab :
Ordinat adalah nilai y, maka
y = 18
x3 + 10 = 18

11
x3 = 8
x=2
m = y’ = 3x2 = 3.22 = 12
Sehingga persamaan garis singgungnya
y – y1 = m(x – x1)
y – 18 = 12(x – 2)
y – 8 = 12x – 24
y = 12x – 16

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Turunan dapat diaplikasan ke dalam berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari,
salah satunya adalah dengan cara memaksimumkan dan meminimmumkan suatu fungsi,
misalnya ketika seorang pedagang yang ingin mendapatkan keuntungan besar, yaitu dengan
menghitung kombinasi antara besar keuntungan dengan biaya pembelian dan penjualan.
Selain itu, penggunaan turunan juga dapat diaplikasikan untuk mengetahui biaya produksi
sekecil-kecilnya (minimum).

B. Saran
Apabila anda merasa belum paham dan mengerti tentang pembahasan submateri
PENGGUNAAN TURUNAN di atas , maka sarankan untuk berkonsultasi pada dosen
pengampu mata kuliah.

13
DAFTAR PUSTAKA

 http://nengintanmsari.wordpress.com/2009/03/15/penggunaan-turunan/
 http://Depdiknas.yogyakarta.com/
 www.belajar-matematika.com/

14

Anda mungkin juga menyukai