Sharaf al-Mulk
Hujjat al-Haq
Sheikh al-Rayees
Nama lain Ibn-Sino (Abu Ali Abdulloh
Ibn-Sino)
Bu Alī Sīnā ()بو علی سینا
Karya akademis
Era Zaman Keemasan Islam
Filsafat
Ilmu Kalam
Minat utama
o Sains
o Sastra
Kitab Penyembuhan
Karya
Qanun Kedokteran
terkenal
Memengaruhi Al-Biruni
Omar Khayyám
Ibnu Rusyd
Shahab al-Din Suhrawardi
Tusi
Ibn al-Nafis
Ibn Tufail
Albertus Magnus
Maimonides
Aquinas
William dari Ockham
Abu 'Ubayd al-Juzjani
Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai "Avicenna" di dunia Barat adalah seorang filsuf,
ilmuwan, dan dokter kelahiran Persia (sekarang Iran). Ia juga seorang penulis yang produktif
yang sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan kedokteran. Bagi banyak orang, dia
adalah "Bapak Kedokteran Modern". Karyanya yang sangat terkenal adalah al-Qānūn fī aṭ-Ṭibb
yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Persia ابوعلى سيناAbu
Ali Sina, Arab : )أبو علي الحسين بن عبد هللا بن سينا. Ibnu Sina lahir pada 980 di Afsyahnah daerah
dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan dan meninggal bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia
(Iran).
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak di antaranya
memusatkan pada filosofi dan kedokteran. George Sarton menyebut Ibnu Sina "ilmuwan paling
terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat dan waktu".
Karyanya yang paling terkenal adalah Kitab Penyembuhan dan Qanun Kedokteran (Al-Qanun fi
At Tibb).
Al-Farabi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-
Fārābi
872[1]
Lahir
Otrar
951
Meninggal
Damaskus
Era Zaman kejayaan Islam
Aristotelianisme, Neoplatonisme,[2]
Aliran
idealisme[3]
Metafisika, Filsafat politik, hukum,
Minat
logika, musik, sains, etika, tasawuf,[1]
utama
epistemologi
Dipengaruhi[tampilkan]
Memengaruhi[tampilkan]
Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi (bahasa Persia: )ابونصر محمد بن محمد فارابی
singkat Al-Farabi (lahir di Otrar, 10 Januari 872 – meninggal di Damaskus, 17 Januari 951 pada
umur 79 tahun) adalah ilmuwan dan filsuf Islam berasal dari Farab, Kazakhstan.[6] Ia juga dikenal
dengan nama Abū Nasir al-Fārābi (dalam beberapa sumber ia dikenal sebagai Abu Nasr
Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzalah Al- Farabi, juga dikenal di dunia
barat sebagai Alpharabius, Al-Farabi, Farabi, dan Abunasir.[6]
Ada yang mengatakan Al-Farabi sebagai pengikut Syi’ah Imamiyah[7], tetapi pendapat ini tidak
kuat dan hanya didasarkan pada teks dalam salah satu karyanya yang mengatakan seorang filsuf-
raja sama dengan seorang imam. Hal ini pun didukung oleh fakta bahwa Al-Farabi terpaksa
melarikan diri ke Aleppo tahun 330 H/945 M saat Dinasti Buyid yang cenderung Syiah
menaklukan Baghdad yang Suni.[8]
Ibnu Rusyd
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Ibn Rusyd
ابن رشد
Averroes
Patung Ibn Rusyd di Kordoba, Spanyol
1126
Kordoba, Spanyol, Al-Andalus,
Lahir
Keamiran Murabithun (sekarang
Spanyol)
11 Desember 1198 (berusia 71–72)
Marrakesh, Arab Maghrib,
Meninggal
Kekhalifahan Muwahhidun (sekarang
Maroko)
Filsafat abad pertengahan
Era
Zaman Kejayaan Islam
Aristotelianisme (filsafat)
Aliran
Maliki (fikih)
Akidah, Astronomi, Filsafat, Fikih,
Minat utama
Fisika, Kedokteran, Linguistik
Hubungan antara Islam dan Filsafat,
Gagasan
keselarasan akal dan wahyu, kesatuan
penting
akal
Dipengaruhi[tampilkan]
Memengaruhi[tampilkan]
Ibnu Rusyd (bahasa Arab: ;ابن رشدNama lengkap bahasa Arab: أبو الوليد محمد ابن احمد ابن رشد,
translit. Abu Al-Walid Muhammad ibn Ahmad ibn Rusyd; 1126 – 11 Desember 1198), sering
dilatinkan sebagai Averroes, adalah seorang filsuf dan pemikir dari Al-Andalus yang menulis
dalam bidang disiplin ilmu, termasuk filsafat, akidah atau teologi Islam, kedokteran, astronomi,
fisika, fikih atau hukum Islam, dan linguistik. Karya-karya filsafatnya termasuk banyak tafsir,
parafrase, dan ringkasan karya-karya Aristoteles, yang membuatnya dijuluki oleh dunia barat
sebagai "Sang Penafsir" (Bahasa Inggris: The Commentator). Ibnu Rusyd juga semasa hidupnya
mengabdi sebagai hakim dan dokter istana untuk Kekhalifahan Muwahhidun.
Ibnu Rusyd lahir di Kordoba dari keluarga yang melahirkan hakim-hakim terkenal; kakeknya
adalah qadhi al-qudhat (hakim kepala) dan ahli hukum terkenal di kota itu. Pada tahun 1169 ia
bertemu dengan khalifah Abu Yaqub Yusuf, yang terkesan dengan pengetahuan Ibnu Rusyd.
Sang khalifah kemudian mendukung Ibnu Rusyd dan banyak karya Ibnu Rusyd adalah proyek
yang ditugaskannya. Ibnu Rusyd juga beberapa kali menjabat sebagai hakim di Sevilla dan
Kordoba. Pada 1182, ia ditunjuk sebagai dokter istana dan hakim kepala di Kordoba. Setelah
wafatnya Abu Yusuf pada tahun 1184, ia masih berhubungan baik dengan istana, hingga 1195
saat dia dikenai berbagai tuduhan dengan motif politik. Pengadilan lalu memutuskan bahwa
ajarannya sesat dan Ibnu Rusyd diasingkan ke Lucena. Setelah beberapa tahun di pengasingan,
istana memanggilnya bertugas kembali, tetapi tidak berlangsung lama karena Ibnu Rusyd wafat.
Pengaruh Ibnu Rusyd ke dunia Barat jauh lebih besar dibanding dunia Islam. Ibnu Rusyd
menulis banyak tafsir terhadap karya-karya Aristoteles, yang kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa Ibrani dan bahasa Latin dan beredar di Eropa. Terjemahan karya-karya Ibnu Rusyd
memicu para pemikir Eropa Barat untuk kembali mengkaji karya-karya Aristoteles dan pemikir
Yunani lainnya, setelah lama diabaikan sejak jatuhnya kekaisaran Romawi. Pendapat-pendapat
Ibnu Rusyd juga menimbulkan kontroversi di dunia Kristen Latin, dan menginspirasi sebuah
gerakan filsafat yang disebut Averroisme. Salah satu doktrinnya yang kontroversial di dunia
Barat adalah teori yang disebut "kesatuan akal" (unitas intellectus dalam bahasa Latin), yang
menyatakan bahwa semua manusia bersama-sama memiliki satu akal atau "intelek". Karya-
karyanya dinyatakan sesat oleh Gereja Katolik Roma pada tahun 1270 dan 1277, dan pemikir
Kristen Thomas Aquinas menulis kritik-kritik tajam terhadap doktrin Ibnu Rusyd. Sekalipun
demikian, Averroisme tetap memiliki pengikut di dunia Barat hingga abad ke-16.
Muḥammad bin Mūsā al-Khawārizmī
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Muḥammad ibn Mūsā al-Khwārizmī
Prangko terbitan 6 September 1983 di Uni Soviet
memperingati ulang tahun al-Khwārizmī yang ke-
1200 (perkiraan)
Lahir c. 780
Meninggal c. 850
Risalahnya tentang aljabar dan
Dikenal atas
angka India
Etnis Persia[1][2][3]
Muḥammad bin Mūsā al-Khawārizmī (bahasa Arab: )محمد بن موسى الخوارزميadalah seorang
ahli dalam bidang matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir
sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di
Baghdad. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di
Baghdad yang didirikan oleh Khalifah Bani Abbasiyah Al-Ma'mun, tempat ia belajar ilmu alam
dan matematik, termasuk mempelajari terjemahan manuskrip Sanskerta dan Yunani
Buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear
dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar. Al-Khwārizmī juga berperan
penting dalam memperkenalkan angka Arab melalui karya Kitāb al-Jam’a wa-l-tafrīq bi-ḥisāb
al-Hind yang kelak diadopsi sebagai angka standar yang dipakai di berbagai bahasa serta
kemudian diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke-
12. Ia merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan
tentang astronomi dan astrologi.
Kontribusinya tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam kebahasaan. Kata
"aljabar" berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan
notasi kuadrat, yang tercantum dalam bukunya. Kata algorisme dan algoritma diambil dari kata
algorismi, Latinisasi dari namanya. Namanya juga di serap dalam bahasa Spanyol, guarismo, dan
dalam bahasa Portugis, algarismo bermakna digit.
Al-Ghazali
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Halaman ini belum atau baru diterjemahkan sebagian dari bahasa Melayu.
Bantulah Wikipedia untuk melanjutkannya. Lihat panduan penerjemahan Wikipedia.
"Al Ghazali" beralih ke halaman ini. Untuk artis Indonesia, lihat Ahmad Al Ghazali.
Al-Ghazālī ()الغزالي
Algazel
1058
Lahir
Thus, Iran
1111
Meninggal
Thus, Khorasan
Era Zaman keemasan Islam
Aliran Islam Sunni (Shafi'i, Ash'ari)
Teologi, Filsafat Islam, Fikih, Sufisme,
Minat utama Mistisisme, Psikologi, Logika,
Kosmologi
Gagasan
skeptisisme, okasionalisme
penting
Dipengaruhi[tampilkan]
Memengaruhi[tampilkan]
Ia berkuniah Abu Hamid karena salah seorang anaknya bernama Hamid.[butuh rujukan] Gelar dia al-
Ghazali ath-Thusi berkaitan dengan ayahnya yang bekerja sebagai pemintal bulu kambing dan
tempat kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar Thus, Khurasan, Persia (kini Iran). Sedangkan
gelar asy-Syafi'i menunjukkan bahwa dia bermazhab Syafi'i. Ia berasal dari keluarga yang
miskin. Ayahnya mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi orang alim dan
saleh. Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli filsafat Islam yang terkemuka yang
banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia. Ia pernah memegang
jabatan sebagai Naib Kanselor di Madrasah Nizhamiyah, pusat pengajian tinggi di Baghdad.
Imam Al-Ghazali meninggal dunia pada 14 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah bersamaan dengan
tahun 1111 Masehi di Thus. Jenazahnya dikebumikan di tempat kelahirannya.
Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun, nama lengkap: Abu Zayd 'Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun al-
Hadrami (( )عبد الرحمن بن محمد بن خلدون الحضرميlahir 27 Mei 1332 – meninggal 19 Maret 1406
pada umur 73 tahun) adalah seorang sejarawan muslim dari Tunisia dan sering disebut sebagai
bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi. Karyanya yang terkenal adalah
Muqaddimah (Pendahuluan/Pengantar).
Lelaki yang lahir di Tunisia pada 1 Ramadan 732 H./27 Mei 1332 M. adalah dikenal sebagai
sejarawan dan bapak sosiologi Islam yang hafal Alquran sejak usia dini. Sebagai ahli politik
Islam, ia pun dikenal sebagai bapak Ekonomi Islam, karena pemikiran-pemikirannya tentang
teori ekonomi yang logis dan realistis jauh telah dikemukakannya sebelum Adam Smith (1723-
1790) dan David Ricardo (1772-1823) mengemukakan teori-teori ekonominya. Bahkan ketika
memasuki usia remaja, tulisan-tulisannya sudah menyebar ke mana-mana. Tulisan-tulisan dan
pemikiran Ibnu Khaldun terlahir karena studinya yang sangat dalam, pengamatan terhadap
berbagai masyarakat yang dikenalnya dengan ilmu dan pengetahuan yang luas, serta ia hidup di
tengah-tengah mereka dalam pengembaraannya yang luas pula.
Al-Kindi
Al-Kindi
Abu Yūsuf Yaʻqūb ibn ʼIsḥāq aṣ-Ṣabbāḥ al-Kindī (Arab: أبو يوسف يعقوب بن إسحاق الصبّاح الكندي,
Latin: Alkindus) (lahir: 801 - wafat: 873), dikenal sebagai filsuf pertama yang lahir dari kalangan
Islam. Semasa hidupnya, selain bisa berbahasa Arab, ia mahir berbahasa Yunani. Banyak karya-
karya para filsuf Yunani diterjemahkannya dalam bahasa Arab; antara lain karya Aristoteles dan
Plotinos. Sayangnya ada sebuah karya Plotinus yang diterjemahkannya sebagai karangan
Aristoteles yang berjudul Teologi menurut Aristoteles, yang di kemudian hari menimbulkan
sedikit kebingungan.[butuh rujukan]
Ia adalah filsuf berbangsa Arab dan dipandang sebagai filsuf Muslim pertama. Secara etnis, al-
Kindi lahir dari keluarga berdarah Arab yang berasal dari suku Kindah, salah satu suku besar
daerah Jazirah Arab Selatan. Salah satu kelebihan al-Kindi adalah menghadirkan filsafat Yunani
kepada kaum Muslimin setelah terlebih dahulu mengislamkan pikiran-pikiran asing tersebut.[butuh
rujukan]
Al Kindi telah menulis banyak karya dalam pelbagai disiplin ilmu, dari metafisika, etika, logika
dan psikologi, hingga ilmu pengobatan, farmakologi, matematika, astrologi dan optik, juga
meliputi topik praktis seperti parfum, pedang, zoologi, kaca, meteorologi dan gempa bumi.[butuh
rujukan]
Di antaranya ia sangat menghargai matematika. Hal ini disebabkan karena matematika, bagi al-
Kindi, adalah mukaddimah bagi siapa saja yang ingin mempelajari filsafat. Mukaddimah ini
begitu penting sehingga tidak mungkin bagi seseorang untuk mencapai keahlian dalam filsafat
tanpa terlebih dulu menguasai matematika. Matematika di sini meliputi ilmu tentang bilangan,
harmoni, geometri dan astronomi.[butuh rujukan]
Yang paling utama dari seluruh cakupan matematika di sini adalah ilmu bilangan atau aritmetika
karena jika bilangan tidak ada, maka tidak akan ada sesuatu apapun.[butuh rujukan]
Al-Kindi membagi daya jiwa menjadi tiga: daya bernafsu (appetitive), daya pemarah (irascible),
dan daya berpikir (cognitive atau rational). Sebagaimana Plato, ia membandingkan ketiga
kekuatan jiwa ini dengan mengibaratkan daya berpikir sebagai sais kereta dan dua kekuatan
lainnya (pemarah dan nafsu) sebagai dua ekor kuda yang menarik kereta tersebut. Jika akal budi
dapat berkembang dengan baik, maka dua daya jiwa lainnya dapat dikendalikan dengan baik
pula. Orang yang hidupnya dikendalikan oleh dorongan-dorongan nafsu birahi dan amarah
diibaratkan al-Kindi seperti anjing dan babi, sedang bagi mereka yang menjadikan akal budi
sebagai tuannya, mereka diibaratkan sebagai raja.[butuh rujukan]
Menurut al-Kindi, fungsi filsafat sesungguhnya bukan untuk menggugat kebenaran wahyu atau
untuk menuntut keunggulan yang lancang atau menuntut persamaan dengan wahyu. Filsafat
haruslah sama sekali tidak mengajukan tuntutan sebagai jalan tertinggi menuju kebenaran dan
mau merendahkan dirinya sebagai penunjang bagi wahyu.[butuh rujukan]
Ibnu Miskawaih
Ahmad Ibn Muhammad Miskawaih Razi
Ibn Miskawaih
Ahmad Ibn Muhammad
Miskawaih Razi
Nama dan Gelar
Nama
Ahmad Ibn
Nama Muhammad
Miskawaih Razi
Kelahirannya
Agama Islam
Etnis
Persia
(Suku bangsa)
Kewafatan
Bantuan kotak info
Ibnu Miskawaih adalah salah seorang cendekiawan Muslim yang berkonsentrasi pada bidang
filsafat akhlak.[1] Dia lahir di Iran pada tahun 330 H/932 M dan meninggal tahun 421 H/1030 M.
[1][2]
Ibnu Miskawaih melewatkan seluruh masa hidupnya pada masa kekhalifahan Abassiyyah
yang berlangsung selama 524 tahun, yaitu dari tahun 132 sampai 654 H /750-1258 M.[3] Nama
lengkapnya adalah Abu Ali Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Maskawaih.[4][5]
Ibnu Miskawaih lebih dikenal sebagai filsuf akhlak daripada sebagai cendekiawan muslim yang
ahli dalam bidang kedokteran, ketuhanan, maupun agama.[1] Dia adalah orang yang paling
berjasa dalam mengkaji akhlak secara ilmiah.[2] Bahkan pada masa dinasti Buwaihi, dia diangkat
menjadi sekretaris dan pustakawan.[2][5] Dulu sebelum masuk Islam, Ibnu Miskawaih adalah
seorang pemeluk agama Magi, yakni percaya kepada bintang-bintang.[5]
Ath-Thabari (bahasa Arab: الطبري, 838 M / 224 H- 923 M / 310 H) adalah seorang sejarawan
dan pemikir muslim dari Persia, lahir di daerah Amol atau Amuli, Thabaristan (sebelah selatan
Laut Kaspia)[2]. Nama lengkapnya adalah Abu Ja'far Muhammad bin Jarir bin Yazid bin
Katsir bin Ghalib al-Amali ath-Thabari, lebih dikenal sebagai Ibnu Jarir atau ath-Thabari.
Semasa hidupnya, ia belajar di kota Ray, Baghdad, kemudian Syam dan juga di Mesir. Para ahli
sejarah mencatat bahwa beliau semasa hidupnya tidak pernah menikah[2]
Ath-Thabari adalah cendekiawan yang suka berkelana. Banyak kota-kota yang beliau singgahi
salah satunya yaitu Baghdad. Di Bagdad beliau mengambil Mazhab Syafi'i dari Hasan Za'farani,
kemudian Basra, Di sini ia belajar dengan Abu Abdullah as-Shan’ani. Di Kufah ia belajar dengan
Tsa'lab.[2]
Di antara karyanya yang terkenal adalah Tarikh ar-Rusul wa al-Muluk (Sejarah Para Nabi dan
Raja),[3] atau lebih dikenal sebagai Tarikh ath-Thabari. Karya beliau ini telah diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris menjadi 40 jilid, berjudul The History of al-Tabari. Kitab ini berisi sejarah
dunia hingga tahun 915, dan terkenal karena keakuratannya dalam menuliskan sejarah Arab dan
Muslim.
Karya lainnya yang juga terkenal berupa Tafsir Quran bernama Tafsir ath-Thabari, yang sering
digunakan sebagai sumber oleh pemikir muslim lainnya, seperti Al-Baghawi, as-Suyuthi dan
juga Ibnu Katsir.
Muhammad bin Ismail al-Bukhari
Muhammad bin Ismail
Imam al-Bukhari
Amir al-Mu'minin fi al-Hadits
Muhammad bin Ismail
al-Bukhari
محمد بن اسماعيل البخاري
Nama al-Bukhārī dalam Kaligrafi Arab.
Nama dan Gelar
Semua Gelar
Gelar (Islam) Amir al-Mu'minin fi al-Hadits
Nama
Kun-yah Abu Abdillah
Nama Muhammad bin Ismail
Nama (arabic) محمد بن اسماعيل البخاري
Nisbah al-Bukhari
Nama lainnya
Imam al-Bukhari
Kelahirannya
Tanggal lahir (H) 13
Tanggal lahir (M) 21
Bulan lahir (H) Syawal
Bulan lahir (M) Juli
Tahun lahir (H) 194
Tahun lahir (M) 810
Tempat lahir Bukhara
Negara lahir
Bukhara, Khurasan
(penguasa wilayah)
Nama ayah Ismail bin Ibrahim
Nama lahir Muhammad
Agama, Identitas, Kebangsaan
Agama Islam
Etnis (Suku bangsa)
Kebangsaan Persia
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari (bahasa Arab: أبو عبد هللا محمد بن إسماعيل
البخاري, lahir di Bukhara, 13 Syawal 194 H (21 Juli 810) - wafat di Khartank, 1 Syawal 256 H (1
September 870)), atau lebih dikenal Imam Bukhari, adalah ahli hadis yang termasyhur di antara
para ahli hadis sejak dulu hingga kini bersama dengan Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi,
An-Nasai dan Ibnu Majah bahkan dalam buku-buku fiqih dan hadis, hadis-hadisnya memiliki
derajat yang tinggi.[2] Sebagian menyebutnya dengan julukan Amirul Mukminin fil Hadits
(pemimpin orang-orang yang beriman dalam hal ilmu hadis). Dalam bidang ini, hampir semua
ulama di dunia merujuk kepadanya.
TUGAS KLIPING
BIOGRAFI ILMUWAN MUSLIM DINASTI ABASIYAH
Disusun Oleh :