Anda di halaman 1dari 4

juga sebagai mahasiwa kita dapat

meneliti dan mengetahui faktor-


faktor yang mempengaruhi
keterandalan suatu pelaporan
keuangan di pemerintah daerah,
dan apakah faktor-faktor dari
variabel ini seperti: sumber daya
manusia, teknologi informasi dan
pengendalian internal
mempengaruhi suatu keterandalan
pelaporan keuangan/tidak. Jika
salah satu variabel X
mempengaruhinya, kita dan
pemerintah dapat meningkatkan
kualitasnya menjadi lebih baik.

1. Teori Stakeholder
Selain diterapkan pada sektor swasta, teori ini dapat diterapkan pada sektor publik.
Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan perusahaan
swasta.

2. Sumber Daya Manusia

Ada dua elemen mendasar yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya
manusia, yaitu pendidikan dan keterampilan yang dimiliki oleh karyawan atau pekerja,
karena kedua elemen ini berhubungan dengan perencanaan karier pekerja dan pada
akhirnya bermuara pada kinerja organisasi yang berlangsung secara berkelanjutan
(Notoatmodjo:2003).

3. Pemanfaatan Teknologi Informasi

Teknologi informasi dapat diartikan sebagai teknologi informasi yang digunakan untuk
mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, dan menyimpan
data dalam berbagai cara untuk mengahasilkan informasi yang berkualitas, yaitu
relevan, akurat, dan tepat waktu.
1. Hubungan Kapasitas Sumber Daya Manusia Terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan
Kapasitas sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau individu, atau suatu
organisasi (kelembagaan), untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya
dalam mencapai kinerja, untuk menghasilkan keluaran-keluaran (outputs) dan hasil-hasil
(outcomes) (Indriasari dan Nahartyo,2008). Berdasarkan uraian tersebut penulis
menduga bahwa terdapat hubungan yang positif antara sumber daya manusia dengan
keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah, maka hipotesis yang penulis
ajukan: H1 : Sumber daya manusia berpengaruh signifikan positif terhadap keterandalan
pelaporan keuangan pemerintah daerah.

2. Hubungan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan

Dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah disebutkan bahwa untuk menindaklanjuti terselenggaranya proses
pembangunan yang sejalan dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (Good
Governance), Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan
dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan
mengelola keuangan daerah, dan menyalurkan Informasi Keuangan Daerah kepada
pelayanan publik.
Berdasarkan uraian tersebut diduga terdapat hubungan positif antara pemanfaatan
teknologi informasi dengan keterandalan pelaporan keuangan daerah sehingga penulis
mengajukan hipotesis: H2 : Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh signifikan
positif terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah.

3. Hubungan Kapasitas Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Keterandalan Pelaporan


Keuangan

Menurut PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah


(SPIP) pengendalian intern didefenisikan sebagai proses yang integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan. Berdasarkan uraian tersebut diduga terdapat
hubungan positif antara pemanfaatan teknologi informasi dengan keterandalan
pelaporan keuangan daerah sehingga penulis mengajukan hipotesis: H3 : Pengendalian
Internal berpengaruh signifikan positif terhadap keterandalan pelaporan keuangan
pemerintah daerah.

Metode Analisis Data tersebut dimulai dengan:

1. Statistik deskriptif
statistik deskriptif adalah suatu metode statistik yang digunakan untuk menganalisa sebuah
data yang diteliti dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul dan dibuat
kesimpulan untuk dijadikan sebuah informasi. Dari Penelitian ini, survey dilakukan dengan
menyebar kuesioner sebanyak 120 untuk bagian akuntansi/tata usaha keuangan SKPD di
Dinas Pendidikan Pekanbaru, Provinsi Riau.
2. Uji Kualitas Data

untuk memastikan baik tidaknya suatu data yang sedang diteliti. Ada dua konsep

dalam mengukur kualitas data penelitian yaitu : reabilitas dan validitas.

A. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas berkaitan dengan suatu instrument yang cukup dapat dipercaya untuk
digunakan beberapa kali dalam mengukur obyek penelitian yang sama, dan akan
menghasilkan suatu data yang sama (Anshori dan Iswati, 2009:75). Suatu instrument
dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60,
begitupun sebaliknya.
B. Uji Validitas
Uji validitas didefinisikan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kebeneran suatu
instrumen. Suatu instrument dikatakan valid nilai corrected Item-Total Correlation yang
didapat dari hasil olahan SPSS lebih dari 0,30.

3. Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah sampel penelitian yang diolah telah tepat
dan dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Terbagi atas:
A. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan menguji sebuah data apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, distribusi data dapat dikatakan
normal apabila nilai dari probability lebih besar dari 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini asumsi normalitas dalam

regresi terpenuhi.

B. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (Independen). Dalam uji multikoinearitas
disebutkan bahwa model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara
variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain. Penelitian ini tidak terjadi
multikolinearitas.
C. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedesitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi dalam
penelitian terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
D. Uji Autokorelasi
Autokorelasi diasumsikan bahwa unsur gangguan yang berhubungan dengan
observasi tidak dipengaruhi oleh unsur disturbansi atau gangguan yang berhubungan
dengan pengamatan lain.

4. UJI HIPOTESIS
untuk menarik sebuah kesimpulan dari teori. Terbagi atas:
A. Uji Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda adalah suatu hubungan variabel terikat dependen /Y) dengan dua atau
lebih Variabel bebas ( independen / X).

Persamaan regresi linier berganda dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = a + 𝑏1𝑋1 +𝑏2𝑋2+𝑏3𝑋3 + e

B. Uji Statistik T
Uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui apakah model regresi variabel independen
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria uji t adalah
menggunakan signifikansi yaitu 0,05 (a = 5%). Jika signifikansi t > 0,05 berarti Ho diterima atau
H1 ditolak. Jika signifikansi t < 0,05 Ho ditolak atau H1 diterima
Hasilnya:
1. Nilai ttabel > t hitung yaitu 1,994 > 0.944. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
kapasitas sumber daya manusia secara parsial tidak berpengaruh terhadap keterandalan
pelaporan keuangan. Dengan kata lain H1 ditolak.
2. Nilai ttabel < t hitung yaitu 1,994 <2.138. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
pemanfaatan teknologi informasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
keterandalan pelaporan keuangan. Dengan kata lain H2 diterima.
3. Nilai ttabel > t hitung yaitu 1,994 > >1.364. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
pengendalian intern secara parsial tidak berpengaruh terhadap keterandalan
pelaporan keuangan. Dengan kata lain H 3 ditolak.

Anda mungkin juga menyukai