Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

TRAUMA KEPALA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stage Keperawatan Gawat Darurat

Oleh:
Apryanti Izzah, S.Kep
2014901110011

PEMBIMBING:

Zaqyah Huzaifah, Ns., M.Kep

Maria Ulfah,S.Kep., Ns

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


LAPORAN PENDAHULUAN

TRAUMA KEPALA

DEFINISI : Trauma kepala adalah suatu injuri yang PEMERIKSAAN PENUNJANG:


dapat melibatkan seluruh struktur kepala mulai dari KLASIFIKASI : - Foto polos tengkorak (skull X-ray)

lapisan kulit kepala atau tingkat yang paling ringan, a. Cedera kepala primer - Angiografi serebral

tulang tengkorak, duramater, vaskuler otak sampai Merupakan akibat cedera awal. Cedera - Pemeriksaan MRI

dengan jaringan otak sendiri baik berupa luka awal menyebabkan gangguan integritas - CT Scan

tertutup maupun tembus fisik, kimia, dan listrik dari sel diarea
tersebut, yang menyebabkan kemtian
sel.
Trauma Kepala terbagi menjadi 3 :

a. Cedera kepala ringan (GCS 14-15) KOMPLIKASI : Kerusakan saraf


b. Cedera kepala sekunder
b. Cedera kepala sedang (GCS 9-13) kranial
Cedera ini merupakan cedera yang
c. Cedera kepala berat (CGS – 8) a. Anosmia
menyebabkan kerusakan otak lebih
b. Gangguang penglihatan
lanjut yang terjadi setelah trauma
c. Gangguan pendengaran
sehingga meningkatkan TIK yang tak
d. Disfasia
TANDA DAN GEJALA : terkendali, meliputi respon fisiologis
e. Sindrom pasca trauma kepala
- Penurunan kesadaran cedera otak, termasuk edema serebral,
- Keabnormalan pada sistem pernafasan f. Epilepsi
perubahan biokimia, dan perubahan
- Penurunan reflek pupil, reflek kornea hemodinamik serebral, iskemia serebral,
- Perubahan TTV hipotensi sistemik dan infeksi lokal atau
- Pusing, vertigo, mual dan muntah sistemik.
- Perubahan pada perilaku, kognitif, maupun
fisik amnesia
- Kejang
Pathway

Trauma kepala, benturan akselerasi, deselerasi

Luka-luka lecet Cidera primer


Cidera sekunder / tak
atau langsung langsung

Kerusakan integritas Kerusakan saraf


otak
kulit jaringan
Laserasi
Resiko infeksi

Aliran darah ke otak menurun

Suplay nutrien ke otak menurun

Perubahan metabolisme anaerob

Asam laktat meningkat Hipoksia Produksi ATP menurun

Vasodilatasi cerebri Edema jaringan otak Energi berkurang, lesu

Aliran darah ke
otak bertambah TIK Meningkat Penurunan
kemampuan kognitif,
motorik, afektif

Penekanan pembuluh darah Kelemahan fisik


dan jaringan cerebral Peningkatan
kapasitas adaptif Nyeri kepala
intrakranial

Resiko Ketidakefektifan perfusi Nyeri Akut


jaringan serebral
Mual, muntah
Defisit Hambatan
perawatan mobilitas
diri fisik
Penurunan intake oral

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN

A. Diagnosa yang sering muncul


- Nyeri Akut
- Resiko inefektif perfusi jaringan serebral
- Penurunan kapasitas adapatif intracranial
B. Perencanaan Keperawatan

No. Dx Tujuan & Kriteria Hasil (NIC) Intervensi (NIC)

1. Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Nyeri


selama … x 24 jam diharapkan pasien 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
tidak mengalami nyeri dengan kriteria komprehensif termasuk lokasi,
hasil : karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi
1. Memperlihatkan teknik relaksasi secara
2. Gunakan teknik komunikasi terapeutik
individual yang efektif untuk mencapai untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
keamanan 3. Kaji kultur yang mempengaruhi respon
2. Mempertahankan tingkat nyeri pada nyeri
pasien atau kurang 4. Kurangi rangsangan
3. Melaporkan nyeri pada penyedia 5. Pemberian obat analgetik sesuai dengan
layanan kesehatan program
6. Ciptakan lingkungan yang nyaman
4. Tidak mengalami gangguan dalam
termasuk tempat tidur
frekuensi pernapasan, frekuensi 7. Berikan sentuhan terapeutik, lakukan
jantung atau tekanan darah distraksi dan relaksasi
2. Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Sensasi Perifer
selama … x 24 jam dengan kriteria hasil : 1. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya
1. Mendemonstrasikan status sirkulasi peka terhadap panas/dirigin/tajam/tumpul
yang ditandai dengan : 2. Monitor adanya paretese
3. Instruksikan keluarga untuk mengobservasi
2. Tekanan systole dan diastole dalam
kulit jika ada Isi atau laserasi
rentang yang diharapkan
4. Gunakan sarun tangan untuk proteksi
3. Tidak ada ortostatik hipertensi 5. Batasi gerakan pada kepala, leher dan
4. Tidak ada tanda-tanda peningkatan punggung
tekanan intrakranial (tidak lebih dari 6. Monitor kemampuan BAB
15 mmHg) 7. Kolaborasi pemberian analgetik
5. Mendemonstrasikan kemampuan 8. Monitor adanya tromboplebitis
kognitif yang ditandai dengan: 9. Diskusikan menganai penyebab perubahan
6. Berkomunikasi dengan jelas dan sensasi
sesuai dengan kemampuan

3. Setelah dilakukan asuhan keperawatan Monitor Tekanan Intracranial


selama … x 24 jam dengan kriteria hasil :  1. Berikan informasi kepada keluarga
1. Tekanan systole dan diastole 2. Monitor tekanan perfusi serebral
dalam rentang yang diharapkan 3. Catat respon pasien terhadap stimulasi
120/80 mmHg 4. Monitor tekanan intracranial dan respon
2. Tidak ada ortostatik hipertensi neurology terhadap aktivitas
3. Tidak ada tanda-tanda 5. Monitor jumlah drainage cairan
cerebrospinal
peningkatan tekanan intrakranial
6. Monitor intake dan output cairan
(tidak lebih dari 15 mmHg)
7. Monitor suhu dan angka WBC
8. Kolaborasi pemberian antibiotik
9. Posisikan pasien pada posisi semi fowler
10. Minimalkan stimulus dari lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

Ahern, N. R & Wilkinson, J. M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9 Edisi
Revisi. Jakarta: EGC.
Amin H, Hardhi K. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta:
Mediaction.
Judith M.Wilkinso, Nancy R. Ahern (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 9.
Jakarta: EGC.
Nurarif, A. H & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2. Yogyakarta: Penerbit Mediaction.

Banjarmasin, 24 April 2021

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik, Ners Muda

(Zaqyah Huzaifah, Ns., M.Kep) (Maria Ulfah, S,Kep., Ns) (Aprillyanti Izzah, S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai