Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN LUKA BAKAR

STASE KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Oleh:
Widya Aprinika Sari, S.Kep
NPM 2014901110093

Preseptor Akademik:
Hanura Aprillia, Ns., M.Kep

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
LUKA BAKAR
A. Definisi
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan adanya
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Kerusakan
jaringan yang disebabkan api lebih berat dibandingkan air panas. (Sjamsuidajat, 2016).
B. Pathway

Manifestasi Klinis:
yang dapat dilihat berdasarkan derajat luka bakar (Mansjoer, 2000) :
1. Grade 1
Etiologi: Jaringan rusak hanya epidermis saja
Menurut Mutaqqin (2013), penyebabnya luka bakar dapat dibagi Klinis ada rasa nyeri, warna kemerahan
dalam beberapa jenis, meliputi hal-hal berikut ini : Adanya hiperalgisia
1. Panas basah (luka bakar) yang disebabkan oleh air panas Akan sembuh ± 7 hari
(misalnya teko atau minuman) 1. Grade II
2. Luka bakar dari lemak panas akibat memasak lemak Grade II a
3. Luka bakar akibat api unggun, alat pemanggang, dan api yang a. Jaringan luka bakar sebagian dermis.
disebabkan oleh merokok ditempat tidur. b. Klinis nyeri, warna lesi merah/kuning.
4. Benda panas (misalnya radiator) c. Klinis lanjutan terjadi bila basah
5. Radiasi (misalnya terbakar sinar matahari) d. Tes jarum hiperaligesia, kadang normal
6. Luka bakar listrik akibat buruknya pemeliharaan peralatan e. Sumber memerlukan waktu 7 – 14 hari
listrik. Mungkin tidak jelas adanya kerusakan kulit, tetapi Grade II b
biasanya terdapat titik masuk dan keluar. Luka bakar tersengat a. Jaringan rusak sampai dermis dimana hanya kelenjar keringat
listrik dapat menyebabkan aritmia jantung dan pasien ini saja yang masih utuh.
harus mendapat pemantauan jantung minimal selama 24 jam b. Klinis nyeri, warna lesi merah/kuning.
setelah cedera. c. Tes jarum hiperalgisia
7. Luka bakar akibat zat kimia, disebabkan oleh zat asam dan d. Waktu sembuh kurang lebih 14 – 12 hari
basa yang sering menghasilkan kerusakan kulit yang luas. e. Hasil kulit pucat, mengkilap, kadang ada sikatrik
Penanganan untuk zat kimia harus diketahui dan digunakan 2. Grade III
untuk menetralisir efeknya. a. Jaringan yang seluruh dermis dan epidermis.
8. Cedera inhalasi terjadi akibat pajanan gas panas, ledakan, dan b. Klinis mirip dengan grade II hanya kulit bewarna
luka bakar pada kepala, leher, atau tertahan di ruangan yang hitam/kecoklatan
dipenuhi asap. c. Tes jarum tidak sakit.
d. Waktu sembuh lebih dari 21 hari.
e. Hasil kulit menjadi sikratrik hipertrofi
Klasifikasi: RENCANA ASUHAN KLIEN DENGAN LUKA BAKAR :
3. Berdasarkan penyebab 1. Pengkajian terdiri dari:
a. Luka bakar karena api a. Biodata lengkap klien
b. Luka bakar karena air panas b. Keluhan utama
c. Luka bakar karena bahan kimia c. Riwayat penyakit sekarang
d. Luka bakar karena listrik d. Riwayat penyakit masa lalu
e. Luka bakar karena radiasi e. Riwayat penyakit keluarga
F. Luka bakar karena suhu rendah (frost bite) f. Pemeriksaan kulit
2. Berdasarkan kedalaman luka bakar Merupakan sebuah pemeriksaan pada darah yg mengalami
a. Luka bakar derajat Isetiap luka bakar yang di dalam proses luka bakar (luas dan kedalaman luka). Prinsip pengukuran
penyembuhannya tidak meninggalkan jaringan parut presentase luas permukaan luka bakar menurut kaidah rumus 9
b. Luka bakar derajat IIKerusakan yang terjadi pada epidermis (rule of nine lund and Browder) sebagai berikut :
dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi akut disertai
proses eksudasi, melepuh, dasar luka berwarna merah atau BAGIAN TUBUH 1 TH 2 TH DEWASA
pucatl, nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi. Luka bakar Kepala Leher 18% 14% 9%
Ekstrimitas atas (kanan 18% 18% 18%
derajat II ada dua, yaitu : dan kiri)
1) Derajat II dangkal (superficial) Kerusakan yang mengenai Badan Depan 18% 18% 18%
bagian superficial dari dermis, apendises kulit seperti Badan Belakang 18% 18% 18%
folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih Ekstrimitas bawah 27% 31% 30%
utuh. Luka sembuh dalam waktu 10-14 hari. (kanan dan kiri)
2) Derajat II dalam (deep) Kerusakan hampir seluruh bagian Genetalia 1% 1% 1%
dermis. Apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar
keringat, kelenjar sebasea sebagian masih utuh.
Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung apendises
kulit yang tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi dalam
waktu lebih dari satu bulan.
Pemeriksaan Penunjang:
c. Kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang
1.Hitung
lebih darah
dalam, lengkap kulit seperti folikel rambut, kelenjar
apendises
a.Hb (Hemoglobin)
keringat, turun=
kelenjar sebasea adanya
rusak, pengeluaran
tidak darah yang
ada pelepuhan, kulitbanyak.
Hb peningkatan
berwarna abu-abu ataulebihcoklat,
dari 15% = adanya
kering, cedera
letaknya lebih rendah
b.Ht (Hematokrit)
dibandingkan turun karena
kulit sekitar dapat terjadi kerusakan
koagulasi protein akibat
pada panas
terhadap
lapisan pembuluh
epidermis dandarah
dermis, tidak timbul rasa nyeri.
Ht meningkat
Penyembuhan lamamenunjukkan
karena tidak kehilangan cairan
ada proses epitelisasi spontan.
2. Leukosit :sehubungan dengan inflamasi dan infeksi
3.GDA (Gas Darah Arteri) : Untuk mengetahui adanya kecurigaaan
cedera inhalasi.
Menghitung luas luka
4.Fotografi lukabakar
bakar dengan rumus
: Memberikan 9 atau rule
catatan untuk of
penyembuhan luka
nine untuk orang dewasa.
bakar
Pada dewasa digunakan ‘rumus 9’, yaitu luas kepala dan leher, dada,
punggung, pinggang dan bokong, ekstremitas atas kanan, ekstremitas
atas kiri,Penatalaksanaan:
paha kanan, paha kiri, tungkai dan kaki kanan, serta tungkai
dan kaki kiri masing-masing 9%. Sisanya 1% adalah daerah genitalia.
Rumus 1.ini Tatalaksana
membantu resusitasi
menaksirjalan nafas permukaan
luasnya : tubuh yang
terbakar padaa.orang dewasa.
Intubasi:Mempertahankan jalan nafas dan sebagai fasilitas
Wallace membagi tubuh atas bagian
pemeliharaan 9% atau kelipatan 9 yang terkenal
jalan nafas.
dengan namab.rulePemberian
of nine atua rule of wallace yaitu:
oksigen 100%
c. Jika terdapat patologi jalan nafas yang menghalangi suplai
oksigen.
2. Tatalaksana resusitasi cairan
a. Mempertahankan keadekuatan pembuluh darah vaskular
regional, sehingga iskemia jaringan tidak terjadi pada setiap
organ sistemik.

Komplikasi :
Burn shock (shock hipovolemik); Sepsis; Pneumonia; Gagal
ginjal akut; Hipertensi jaringan akut; Kontraktur; Dekubitus
Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif
permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan
kaki lebih kecil. Karena perbandingan luas permukaan bagian tubuh
anak kecil berbeda, dikenal rumus 10 untuk bayi, dan rumus 10-15-20
untuk anak.
Cara menghitung kebutuhan cairan:
1.Cara Evans
a.Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jam
b.Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam
c.2.000 cc glukosa 5% per 24 jam.
2.Cara Baxter
a. Luas luka bakar(%)xBB(kg)x4 mL
Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan
setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.

CONTOH KASUS LUKA BAKAR


Pasien luka bakar daerah punggung kemudian daerah kaki bagian belakang kedua-duanya. Berat badan pasien 50kg. Balance cairan
pasien berapa?
Diketahui :
Luas luka bakar : punggung = 18%; kedua kaki bagian belakang = 18% total = 36%
= Luas luka bakar x BB x 4 ml
= 36 x 50 x 4
= 1800 x 4
= 7200 cc/24 jam
8 jam pertama = 3600 cc = 450 cc/jam
16 jam berikutnya = 3600 cc = 225cc/jam.

Nyeri Akut Kekurangan volume cairan Kerusakan integritas kulit


Definisi: Definisi: Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional tidak Penurunan cairan intraveskuler, interstisial Perubahan atau gangguan epidermis dan
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan dan intraveaskuler. Mengacu pada dehidrasi. atau dermis.
jaringan actual atau potensial terjadi secara Batasan Karakteristik: Batasan Karakteristik:
tiba-tiba atau lambat dengan intensitas ringan 1.Perubahan torgur kulit 1.Kerusakan lapisan kulit (dermis)
hingga berat dengan berakhirnya dapat 2.Peningkatan suhu tubuh 2.Gangguan permukaan kulit (epidermis)
diantisipsi atau diprediksi dan dengan durasi 3.Peningkatan frekuensi nadi Faktor Berhubungan:
kurang dari 3 bulan. Faktor Berhubungan: 1.Internal:
Batasan Karakteristik: 1.Kehilangan cairan aktif a. Zat kimia,radiasi, hipertermia
1. Perilaku distraksi 2.Kegagalan mekanisme regulasi 2.Internal:
2. Bukti nyeri dengan menggunakan NOC: a. Perubahan status cairan, perubahan
parameter nyeri 1.Fluid balance pigmentasi, gangguan sensasi.
3. Perilaku agresif 2.Hydration NOC:
4. Ekspresi wajah nyeri 3.Intake Tissue integrity: skin and mucous
5. Perilaku protekstif Kriteria Hasil: Membranes
6. Mengeluhkan nyeri 1. Tekanan darah, nadai, suhu tubuh dalam Hemodylis akses
Faktor Berhubungan: batas normal Kriteria Hasil:
1.Agen cedera bilogis 2. Tidak ada tanda tanda dehidrasi 1. Integritas kulit yang baik bisa
2.Agen cedera fisik 3. Elastisitas turgor kulit baik, membran dipertahankan (sensasi, elastisitas,
3.Agen cedera kimiawi mukosa lembab, tidak ada rasa haus temperatr, hidrasi, pigmentasi)
NOC: berlebihan. 2. Perfusi jaringan baik
Vital sign status, nyeri berkurang atau hilang. NIC 3. Menunjukan pemahaman dalam proses
Kriteria Hasil: Fluid Management perbaikan kulit
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab 1. Pertahankan catatan intake dan output NIC
nyeri, mampu menggunakan tekhnik non yang akurat Pressure Management
farmakologi untuk mengurangi nyeri) 2. Moniotr status hidrasi (kelembapan 1. Anjurkan pasien menggunakan pakaian
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang membran mukosa, nadi adekuat, tekanan longgar
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, darah) 2. Jaga kebersihan kulit agar ttap
frekuensi dan tanda nyeri) 3. Kolaborasi pemberian cairan IV bersihdan kering
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri 4. Dorong keluarga untuk membantu pasien 3. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien
berkurang makan setiap dua jam sekali)
NIC 5. Kolaborasi dengan dokter. Insision Site Care
Manajemen Nyeri 1. Membersihkan, memantau dan
1. Observasi tanda-tanda vital meningkatkan prosespenyembuhan
2. Manajemen nyeri – ajarkankan teknik pada luka yag ditutup dengan jahitan,
relaksasi dan distraksi klip atau straples
3. Atur posisi yang nyaman untuk klien 2. Monitor tanda gejla infeksi pada area
4. Kolaborasi pemberian Analgesik. insisi.
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T Heather. 2018. NANDA-NIC-NIC. Jakarta. EGC.


Muttaqin, Arif. 2010. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Integumen.
Jakarta : Salemba Medika
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
Sjamsuidajat,. 2016. Indonesian Medical Iducation And Research Institute. Jakarta. RSCM.
Universitas Indonesia.

Banjamasin, 27 April 2020


Presptor Akademik, Ners Muda,

Hanura Aprillia, Ns., M.Kep Widya Aprinika Sari, S.Kep

Anda mungkin juga menyukai