Anda di halaman 1dari 17

AL-WIJDÁN: Journal of Islamic Education Studies.

Volume III, Nomor 2, November 2018; p-ISSN: 2541-2051; online -ISSN: 2541-3961
Available online at http://ejournal.uniramalang.ac.id/index.php/alwijdan

Received: October 2018 Accepted: October 2018 Published : November 2018

MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL-


QUR’AN DAN HADITS

Muhammad Fathurrohman
(SMPN 2 Pagerwojo Tulungagung)
Email: fathurrohman8685@yahoo.co.id

Abstract
Quality is important is to be undertaken by an educational institution, especially institutions
of Islamic education. Because quality is something addressed in the management of an Islamic
educational institutions. Management generally have a lot of the concept of quality, but
concept of quality in the Islamic educational management is little. Therefore, formulating and
underlying concepts of quality in the Islamic educational management becomes important.
Quality always associated with customers, stakeholder, users of products or services produced
by an organization or individual. Quality is a measure used to assess the process and product.
However, the quality usually determined by the customer, not the supplier. The concept of
quality in management education can be synchronized with the Islam of the Koran and al-
Hadith. The Koran and al-Hadith provide cues about quality in everything with the word ihsan.
Ihsan means quality. If applicable and explained, apparently ihsan has implications for the
quality of the process, the quality of the planning and control, which in turn produces quality
development frameworks according to al-Qur'an and al-hadith.

Keywords: Quality management, Islamic education, Al Quran-hadits.


Muhammad Fathurrahman

Pendahuluan Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality


Management) dalam konteks pendidikan
Memasuki abad XXI, tantangan besar
merupakan sebuah filosofi metodologi tentang
yang dihadapi oleh seluruh bangsa pada era yang
perbaikan secara terus menerus, yang dapat
oleh banyak orang disebut sebagai era globalisasi
memberikan seperangkat alat praktis kepada
saat ini adalah ketatnya kompetisi di berbagai
setiap institusi pendidikan dalam memenuhi
bidang. Kompetisi ini akan memasuki seluruh
kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan,
dimensi kehidupan dan menjamah wilayah
saat ini maupun masa yang akan datang.1
geografis di berbagai belahan dunia. Berbagai
Sedangkan Ross dalam William Mantja
macam produk dan jasa (barang dan bahkan
menyampaikan bahwa TQM sebagai integrasi
SDM ) dari satu negara akan menyerbu masuk
dari semua fungsi dan proses organisasi untuk
ke negara-negara lain. Jika ingin dapat survive
memperoleh dan mencapai perbaikan serta
atau bahkan menjadi pemenang dalam era
peningkatan kualitas barang sebagai produk dan
kompetitif ini, maka kepemilikan daya saing
layanan yang berkesinambungan. Tujuan utama
menjadi prasyarat mutlak yang tidak dapat
adalah kepuasan konsumen atau
ditawar lagi.
pelanggan.2Oleh karena itu, maka upaya

Realitas menunjukkan bahwa lembaga- peningkatan kualitas, sesungguhnya harus

lembaga pendidikan yang berkualitas semakin dilakukan secara komprehenship dan sinergis

diminati oleh masyarakat, meski untuk dapat dengan melibatkan seluruh ranah secara

mengaksesnya masyarakat harus mengeluarkan terpadu. Disamping dilakukan melalui

biaya lebih besar. Di berbagai kota saat ini pendekatan manajerial melalui pembentukan

banyak bermunculan sekolah-sekolah swasta sistem mutu, juga harus menyentuh pada ranah

yang berkualitas dengan berbagai nama dan psiko-filisofis pada pembangunan budaya mutu

program yang ditawarkan. Ada sekolah pada seluruh elemen organisasi atau lembaga.

unggulan, sekolah terpadu, dan sebagainya yang Pendek kata, perbaikan mutu tidak dapat
kesemuanya semakin diminati masyarakat. dilakukan secara parsial. Ia membutuhkan

Semuanya itu sebenarnya telah menunjukkan pendekatan sistem secara integral dan

bahwa mutu pendidikan di Indonesia cukup komprehenship. Hal tersebut juga terjadi di

mengesankan. Namun, makna strategis mutu lembaga pendidikan Islam. Lembaga pendidikan

bagi peningkatan daya saing tersebut ternyata Islam, seperti madrasah, pesantren dan

belum dapat diwujudkan secara maksimal dan sebagainya tidak boleh ketinggalan dalam
merata dalam penyelenggaraan lembaga mengupayakan quality improvement. Namun,

pendidikan di Indonesia. disamping mengupayakan mutu, para akademisi

191 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 2, November 2018


Manajemen Mutu Pendidikan Islam ….

manajemen pendidikan Islam juga harus teori manajemen. Lyod Dobbins dan Crawford
memikirkan apakah mutu tersebut sudah pernah Mason telah mewawancarai banyak penulis
disinggung dalam al-Qur’an dan hadits atau mengenai mutu, dan mereka menyimpulkan
belum, atau mungkin Islam pernah memberikan bahwa “Tidak ada 2 orang yang berbicara
isyarat tentang adanya mutu tersebut. Maka dari dengan kami dapat menyetujui dengan tepat
itu, dalam pembahasan di bawah akan penulis bagaimana mendefinisikan mutu”. Mereka
uraikan tentang konsep dasar mutu, mutu dalam mengutip John Steward, seorang Konsultan di
perspektif Islam. Mc. Kinsey “Tidak ada sebuah definisi
mengenai mutu…. Mutu adalah perasaan
menghargai bahwa sesuatu itu lebih baik
Pembahasan
daripada yang lain. Perasaan itu barulah
Konsep Dasar Mutu Pendidikan
sepanjang waktu, dan berubah dari generasi ke
Mutu (quality) dewasa ini merupakan isu generasi, serta bervariasi dengan aspek aktifitas
6
penting yang dibicarakan hampir dalam setiap manusia.” Goetsch dan David, sebagaimana
sektor kehidupan, di kalangan bisnis, dikutip Munro dan Malcolm, mengibaratkan
pemerintahan, sistem pendidikan, dan sektor- bahwa kualitas itu seperti halnya pornografi,
sektor lainnya. Dalam Kamus Besar Bahasa yang sulit didefinisikan, namun fenomenanya
Indonesia, mutu adalah “ukuran baik buruk atau tanda-tandanya dapat dilihat dan dirasakan
suatu benda; kadar; taraf atau derajat dalam kehidupan nyata.7
(kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya),
Namun demikian, ada kriteria umum yang
kualitas.”3Dalam bahasa Inggris, mutu
telah disepakati bahwa sesuatu itu dikatakan
diistilahkan dengan: “quality”,4 sedangkan dalam
bermutu, pasti ketika sesuatu itu bernilai baik
bahasa Arab disebut dengan “juudah”.5
atau mengandung makna yang baik. Sebaliknya
Secara terminologi, istilah mutu memiliki sesuatu itu dikatakan tidak bermutu, bila sesuatu
pengertian yang cukup beragam, mengandung itu mempunyai nilai yang kurang baik, atau
banyak tafsir danbertentangan. Hal ini mengandung makna yang kurang baik.
disebabkan karena tidak ada ukuran yang baku
Dalam konteks pendidikan, apabila
tentang mutu itu sendiri. Sehingga sulit kiranya
seseorang mengatakan sekolah itu bermutu,
untuk mendapatkan sebuah jawaban yang sama,
maka bisa dimaknai bahwa lulusannya baik,
apakah sesuatu itu bermutu atau tidak.
gurunya baik, gedungnya baik, dan sebagainya.
Mutu adalah konsep yang kompleks yang Untuk menandai sesuatu itu bermutu atau tidak
telah menjadi salah satu daya tarik dalam semua seseorang memberikan simbol-simbol dengan

Volume III, Nomor 2, November 2018, AL-WIJDÁN 192


Muhammad Fathurrahman

sebutan-sebutan tertentu, misalnya sekolah (beauty), kebenaran (truth) dan idealitas12.


unggulan, sekolah teladan, sekolah percontohan Biasanya mutu dalam ukuran absolut sudah
dan lain sebagainya. Menurut Pleffer dan Coote ditetapkan produsen secara subyektif. Misalnya
sebagaimana dikutip Aan Komariah, secara berdasarkan kriteria-kriteria yang telah
esensial istilah mutu menunjukkan kepada ditetapkan produsen, suatu barang dinyatakan
sesuatu ukuran penilaian atau penghargaan yang memiliki ukuran mutu baik maka konsumen
diberikan atau dikenakan kepada barang akan mengikuti standar tersebut dan sangat
(products) dan/atau kinerjanya.8 Menurut B. bangga dengan barang yang dipakainya sebagai
Suryobroto, konsep “mutu” mengandung sesuatu yang prestisius. Sementara yang relatif
pengertian makna derajat (tingkat) keunggulan bertolak dari pikiran bahwa mutu merupakan
satu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa sesuatu yang “not be expensive and exclusive…..may
barang maupun jasa, baik yang tangible maupun be beautiful but not necessarily so. They do not have to
intangible.9 be special. The can be ordinary, commonplace, and
familiar”.13
Sebagaimana dikutip Amin Widjaja,
Gregory B. Hutchins menyatakan bahwa mutu Alasan definisi relatif, berdasarkan pada
(quality) adalah “Kesesuaian/kecocokan dengan kenyataan adanya perbedaan antara kepentingan
spesifikasi dan standar yang berlaku; cocok/pas subyek penghasil barang atau jasa dengan
untuk digunakan (fitnes for use); Dapat kepentingan pemakai barang atau jasa. Namun
memuaskan keinginan, kebutuhan dan justru dalam hal ini keanehannya. Saat subyek
pengharapan pelanggan dengan harga yang penghasil berorientasi pada kepentingan
kompetitif”.10Edward Sallis sebagaimana pemakai, para pemakai sendiri sendiri lebih
dikutip Sanusi11 malah mengutip Pleffer dan berorientasi pada persepsinya.
Coote yang menyebut mutu sebagai konsep
Ukuran mutu yang absolut sulit
yang licik (slippery concept). Hal ini disebabkan
diterapkan dalam dunia pendidikan dengan
istilah “bermutu”, berkaitan dengan sudut
penilaian dari berbagai pihak dan manajemen
pandang dan sudut kepentingan pengguna
jasa yang heterogen. Orang akan
istilah yang berbeda-beda. Perbedaan terjadi,
memandangnya dari berbagai arah dan semua
disebabkan oleh konsep mutu yang bertolak dari
arah atau aspek memiliki ukuran-ukuran mutu
standar absolute (absolute concept) dan standar
tertentu. Oleh karena itu, ukuran mutu harus
yang relatif (relatif concept). Standar absolute
diterapkan secara relatif, yaitu ditetapkan
beranggapan bahwa mutu memiliki ukuran nilai
berdasarkan pelanggan. Dalam hal ini berarti
tertinggi, bersifat unik dan sangat berkaitan
bukan hanya produsen, tetapi pelanggan pun
dengan ungkapan kebaikan (goodness), keindahan

193 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 2, November 2018


Manajemen Mutu Pendidikan Islam ….

turut menentukan mutu itu. Dengan demikian, diinginkannya itu, mereka mau dan rela
tolok ukur mutu yang baik bukan tolok ukur membayarnya.19
yang bersifat absolut, melainkan tolok ukur yang
Pendidikan yang bermutu adalah
relatif yaitu yang sesuai dengan kebutuhan
pendidikan yang dapat menghasilkan keluaran,
pelanggan. Mutu sekolah akan baik jika sekolah
baik pelayanan dan lulusan yang sesuai
tersebut dapat menyajikan jasa yang sesuai
kebutuhan atau harapan pelanggan
dengan kebutuhan para pelanggannya.
(pasar)nya.20Secara konseptual, mutu selalu
Aan Komariyah menyatakan bahwa mutu berkaitan dengan pelanggan, pembeli, pemakai
merupakan suatu ukuran penilaian atau produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu
penghargaan yang diberikan atau dikenakan lembaga maupun perseorangan.
kepada barang (products) dan atau jasa (services)
Mutu adalah sebuah proses terstruktur
tertentu berdasarkan pertimbangan obyektif
14
untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan. 21
atas bobot dan atau kinerjanya . Menurut
Mutu pendidikan yang dimaksudkan di sini
Crosby mutu adalah sesuai yang disyaratkan atau
adalah kemampuan lembaga pendidikan dalam
distandarkan (quality is conformance to customer
mendayagunakan sumber-sumber pendidikan
requirement)15, yaitu sesuai dengan standar mutu
untuk meningkatkan kemampuan belajar
yang telah ditentukan, baik inputnya, prosesnya
16
seoptimal mungkin.22
maupun outputnya. Mutu dalam konsep
Deming adalah kesesuaian dengan kebutuhan Dalam dunia bisnis, mutu akan selalu
pasar.17Menurut Feigenbaum, sebagaimana terkait dengan proses terjadinya suatu produk
dikutip Abdul Hadis dan Nurhayati, mutu barang, maupun jasa dalam kesuluruhan
adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full rangkaian proses, yakni bagaimana barang atau
customer satisfaction). Suatu produk dianggap jasa tersebut dihasilkan dan disajikan kepada
bermutu apabila dapat memberikan kepuasan customer, dari mulai input bahan baku yang akan
sepenuhnya pada konsumen, yaitu sesuai diproses, kemudian proses menjadikan bahan
dengan harapan konsumen atas produk yang baku menjadi barang jadi, sampai pada output
18
dihasilkan oleh perusahaan. Menurut Peter barang/jasa yang dihasilkan. Mutu, dalam
Drucker, sebagaimana dikutip Salusu, mutu konteks pendidikan, berkaitan dengan upaya
dinyatakan sebagai produk atau servis, bukan memberikan pelayanan yang paripurna, dan
seperti yang ditetapkan oleh pemasok, memuaskan bagi para pemakai jasa pendidikan.
melainkan seperti yang diinginkan oleh klien Dalam sistem penyelenggaraan pendidikan,
atau konsumen; untuk produk dan servis yang aspek mutu (quality) juga akan selalu berkaitan
dengan bagaimana input peserta didik, proses

Volume III, Nomor 2, November 2018, AL-WIJDÁN 194


Muhammad Fathurrahman

penyelenggaraan pendidikan dengan 1. Sekolah berfokus pada pelanggan, baik


fokuslayanan peserta didik, sampai bagaimana pelanggan internal maupun pelanggan
23
output lulusan yang dihasilkan. eksternal.
2. Sekolah berfokus pada upaya
Sagala menyatakan, bahwa mutu
untukmencegah masalah yang muncul,
pendidikan adalah gambaran dan karakteristik
dalam makna ada komitmen untuk bekerja
menyeluruh jasa pelayanan pendidikan secara
secara benar dari awal.
internal, maupun eksternal yang menunjukkan
3. Sekolah memiliki investasi pada sumber
kemampuannya, memuaskan kebutuhan yang
dayanya.
diharapkan, atau yang tersirat mencakup input,
4. Sekolah memiliki strategi untuk mencapai
proses, dan output pendidikan.24 Mutu
kualitas, baik ditingkat pimpinan, tenaga
pendidikan tidak saja ditentukan oleh sekolah
akademik, maupun tenaga administrative.
sebagai lembaga pengajaran, tetapi juga
5. Sekolah mengelola atau memperlakukan
disesuaikan dengan apa yang menjadi
keluhan sebagai umpan balik untuk
pandangan dan harapan masyarakat yang
mencapai kualitas dan memposisikan
cenderung selalu berkembang seiring dengan
kesalahan sebagai instrument untuk berbuat
kemajuan zaman. Bertitik tolak pada
benar pada peristiwa atau kejadian
kecenderungan ini, penilaian masyarakat tentang
berikutnya.
mutu lulusan sekolahpun terus-menerus
6. Sekolah memiliki kebijakan dalam
berkembang. Karena itu sekolah harus terus-
perencanaan untuk mencapai kualitas, baik
menerus meningkatkan mutu lulusannya,
dalam perencanaan jangka pendek, jangka
dengan menyesuaikan perkembangan tuntutan
menengah, maupun jangka panjang.
masyarakat, menuju pada mutu pendidikan yang
7. Sekolah mengupayakan proses perbaikan
dilandasi tolok ukur norma yang ideal.
dengan melibatkan semua orang sesuai
Maka dari itu, mutu dalam pendidikan dengan tugas pokok, fungsi, dan tanggung
dapat saja disebutkan mengutamakan pelajar jawabnya.
atau program perbaikan sekolah yang mungkin 8. Sekolah mendorong orang yang dipandang
dilakukan secara lebih kreatif dan memiliki kreativitas, mampu menciptakan
konstruktif.25Menurut Edward Sallis bahwa kualitas, dan merangsang yang lainnya agar
sekolah yang bermutu bercirikan sebagai dapat bekerja secara berkualitas.
berikut: 9. Sekolah memperjelas peran dan tanggung
jawab setiap orang, termasuk kejelasan arah
kerja secara vertical dan horizontal.

195 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 2, November 2018


Manajemen Mutu Pendidikan Islam ….

10. Sekolah memiliki strategi dan criteria ini relevan dengan filosofi kaizen bahwa selalu
evaluasi yang jelas. tersedia ruang gerak, waktu, dan tenaga untuk
11. Sekolah memandang atau menempatkan melakukan perbaikan. Di Jepang, istilah
kualitas yang dicapai sebagai jalan untuk perbaikan terus menerus ini sarat dengan
memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut. muatan cultural, yang disebut dengan Kaizen.
12. Sekolah memandang kualitas sebagai bagian Kai berarti perubahan dan zen berarti baik.
integral dari budaya kerja. Dalam kualitas atau mutu perlu konsistensi
13. Sekolah menmpatkan peningkatan kualitas dalam mencapainya.28 Maka dari itu, Toni
secara terus menerus sebagai keharusan.26 Barnes dalam Sudarwan Danim,
mengemukakan sepuluh prinsip kaizen, yaitu: 29
Sebagai ilustrasi tentang Standar mutu
1) Berfokus pada pelanggan, 2) 3) Melakukan
dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
peningkatan secara terus-menerus, 4) Mengakui
Tabel 1. Ilustrasi Standar Mutu masalah secara terbuka, 5) Mempromosikan
Standar Produk dan Jasa Standar Pelanggan keterbukaan, 6) Menciptakan tim kerja, 7)
Memanajemeni proyek melalui tim fungsional
Kesesuaian dengan
1. 1. Kepuasan pelanggan
spesifikasi silang, 8) Memelihara proses hubungan yang
Kesesuaian dengan Memenuhi kepuasan
2.
tujuan dan manfaat
2.
pelanggan benar, 9) Mengembangkan disiplin pribadi, 10)
3. Tanpa cacat (zero defects) Memberikan informasi kepada semua karyawan,
Menyenangkan
3.
pelanggan 11) Memberikan wewenang kepada setiap
4. Selalu baik sejak awal
karyawan.
Bagi Jepang konsep mutu yang
diterapkan dengan menggunakan istilah Kaizen juga berarti penyempurnaan yang
tersendiri yang mereka namakan dengan herkesinambungan yang melibatkan setiap
Kaizen, Kaizen berarti perbaikan sedikit demi orang baik manajer maupun karyawan. Filsafat
sedikit (step by step improvement). Esensi Kaizen kaizen menganggap bahwa cara hidup kita baik
adalah proyek kecil yang berupaya untuk cara kerja, kehidupan sosial, maupun kehidupan
membangun kesuksesan dan kepercayaan diri, rumah tangga, perlu disempumakan setiap saat.
dan mengembangkan dasar peningkatan Dalam falsafah kaizen menekankan bahwa tidak
selanjutnya. Josept Juran merekomendasikan satu haripun tidak boleh berlalu tanpa suatu
untuk memecah-mecah proyek besar menjadi tindakan penyempurnaan dalam perusahaan.
kerja kecil-kecil karena akan lebih solid. 27 Kepercayaan bahwa harus ada penyempurnaan
tanpa akhir telah berurat berakar dalam cara
Sejalan dengan pemikiran sebelumnya,
berpikir orang jepang. Pepatah kuno Jepang
perbaikan kinerja sekolah secara terus menerus
mengatakan "Bila seseorang tidak kelihatan

Volume III, Nomor 2, November 2018, AL-WIJDÁN 196


Muhammad Fathurrahman

selama tiga hari, temannya harus Analisis Mutu dalam Perspektif al-Qur’an
memperhatikan dengan seksama untuk dan Hadits
30
mengetahui apa yang telah dialami . Bila 1. Konsep Mutu dalam Perspektif al-
berbicara tentang mutu, maka tidak dapat kita Qur’an dan Hadits
lupakan membicarakan tiga gagasan lainnya
Mutu merupakan realisasi dari ajaran ihsan,
yang berkenaan tentang mutu, yaitu control
yakni berbuat baik kepada semua pihak
mutu (quality control), jaainan mutu (quality
disebabkan karena Allah telah berbuat baik
assurance), dan mutu terpadu (total quality).31
kepada manusia dengan aneka nikmat-Nya, dan
Kontrol mutu secara historis merupakan dilarang berbuat kerusakan dalam bentuk
konsep mutu yang paling tua. Kontrol mutu apapun. Ihsan berasal dari kata husn, yang artinya
merupakan aktivitas mengeliminasi dan menunjuk pada kualitas sesuatu yang baik dan
mendeteksi komponenkornponen dari suatu indah. Dictionary menyatakan bahwa kata husn,
produk yang tidak sesuai dengan standar. dalam pengertian yang umum, bermakna setiap
Kontrol mutu ini dilakukan sesuai produksi kualitas yang positif (kebajikan, kejujuran, indah,
yaitu dengan melacak produk-produk yang ramah, menyenangkan, selaras, dll)32. Selain itu,
cacat. Kontrol mutu ini dalam perusahaan bisa dikatakan bahwa ihsan (bahasa Arab: ‫)احسان‬
biasanya dilakukan oleh petugas pemeriksa
adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti
mutu. Inspeksi dan pemeriksaan adalah metode
kesempurnaan atau terbaik. Dalam terminologi
umum dalam control mutu dan sudah
ilmu tasawuf, ihsan berarti seseorang
digunakan secara luas dalam pendidikan untuk
menyembah Allah seolah-olah ia melihatNya,
memeriksa apakah standarstandar telah
dan jika ia tidak mampu membayangkan
terpenuhi atau belum.
malihatNya, maka orang tersebut
Dari berbagai definisi yang dikemukakan mambayangkan bahwa sesungguhnya Allah
oleh para ahli di atas, penulis mengambil melihat perbuatannya. Dengan kata lain ikhlas
kesimpulan bahwa konsep dasar mutu dalam beribadah atau ikhlas dalam
pendidikan mengandung tiga unsur, yaitu melaksanakan islam dan iman. Jadi ihsan
kesesuaian dengan standar, kesesuaian dengan menunjukkan satu kondisi kejiwaan manusia,
harapan stakeholder atau pelanggan, dan berupa penghayatan bahwa dirinya senantiasa
pemenuhan janji yang diberikan. diawasi oleh Allah. Perasaan ini akan melahirkan
sikap hati-hati waspada dan terkendalinya
suasana jiwa. Pada prinsipnya ihsan adalah
kualitas beragamanya seorang muslim.

197 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 2, November 2018


Manajemen Mutu Pendidikan Islam ….

Kata husn sering disamakan dengan kata Maka dari itu, dalam konteks manajemen
khayr. Namun perlu diketahui bahwa husn adalah peningkatan mutu pendidikan Islam, sesuatu
kebaikan yang tidak dapat dilepaskan dari dikatakan bermutu jika memberikan kebaikan,
keindahan dan sifat sifat yang memikat, baik kepada dirinya sendiri (lembaga pendidikan
sementara itu khayr merupakan suatu kebaikan itu sendiri), kepada orang lain (stakeholder dan
yang memberikan kegunaan konkrit, sekalipun pelanggan). Maksud dari memberikan kebaikan
sesuatu tersebut tidak indah dan tidak bersifat tersebut adalah mampu memuaskan pelanggan.
memikat.33 Jadi bisa dikatakan bahwa husn lebih
dari sekedar khair (baik).
2. Proses yang Bermutu
Kata ihsan adalah sebuah kata kerja yang Proses yang bermutu ini dimulai dengan
berarti berbuat atau menegakkan sesuatu yang pemahaman bahwa untuk melakukan sesuatu
baik atau indah. Al-Qur’an menggunakan kata yang berkualitas tersebut tidak boleh dilakukan
ini dan bentuk aktifnya (fa’il) muhsin (orang yang dengan santai, dan harus dengan sungguh-
mengerjakan sesuatu yang indah) dalam 70 ayat. sungguh. Seorang praktisi pendidikan,tidak
Secara menonjol ia sering menunjuk pada boleh bekerja dengan seenaknya dan acuh tak
Tuhan sebagai pelaku sesuatu yang indah, acuh, sebab akan berarti merendahkan makna
sehingga Muhsin merupakan salah satu dari demi ridha Allah atau merendahkan Allah.
nama-nama ketuhanan.34 Salah satunya Dalam surah Kahfi disebutkan:
sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an surah
ِ
al-Qashash/28: 77: ٌ‫َل أَََّّنَا إِ ََلُ ُك ْم إِلَه‬
َّ َ ِ‫وحى إ‬َ ُ‫قُ ْل إََِّّنَا أَنَا بَ َشٌر مثْلُ ُك ْم ي‬
‫َو ِاح ٌد فَ َم ْن َكا َن يَ ْر ُجو لَِقاءَ َربِِّه فَلْيَ ْع َم ْل َع َم اًل‬
‫ك ِم َن‬ ِ َ‫اك اللَّه الدَّار اْلَْ ِخرةَ وََل تَ ْنس ن‬ ِ
َ َ‫صيب‬ َ َ َ َ ُ َ َ‫يما آَت‬ َ ‫َوابْتَ ِغ ف‬ ِ ِ ِِ ِ
ِ ‫الدُّنْيا وأ‬
)110( ‫َح ادا‬ َ ‫صاِلاا َوََل يُ ْش ِرْك بعبَ َادة َربِّه أ‬ َ
َ ‫َح َس َن اللَّهُ إِلَْي‬
‫ك َوََل تَ ْب ِغ الْ َف َس َاد ِِف‬ ْ ‫َحس ْن َك َما أ‬ ْ َ َ
)77( ‫ين‬ ِِ ُّ ‫ض إِ َّن اللَّ َه ََل ُُِي‬ ِ ‫ْاْل َْر‬ Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya aku
َ ‫ب الْ ُم ْفسد‬ ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa".
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) Barang siapa mengharap perjumpaan dengan
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
berbuat baiklah (kepada orang lain) seorang pun dalam beribadah kepada
sebagaimana Allah telah berbuat baik Tuhannya". (Q.S.al-Kahfi/18: 110)36
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah Maksud dari kata ”mengerjakan amal
tidak menyukai orang-orang yang berbuat shaleh” dalam ayat di atas adalah bekerja dengan
kerusakan. (Q.S.al-Qashash/28: 77)35
baik (bermutu dan berkualitas), sedangkan kata

Volume III, Nomor 2, November 2018, AL-WIJDÁN 198


Muhammad Fathurrahman

”janganlah ia mempersekutukan seorangpun Melakukan proses secara optimal dan


dalam beribadah kepada Tuhannya” berarti komitmen terhadap hasil kerja selaras dengan
tidak mengalihkan tujuan pekerjaan selain ajaran ihsan. Ayat di bawah ini menguatkan
kepada Tuhan (al-Haqq) yang menjadi sumber hadits di atas:
nilai intrinsik pekerjaan manusia. Dalam
konteks, manajemen pendidikan Islam, hal ‫ان َوإِيتَ ِاء ِذي الْ ُق ْرََب‬
ِ ‫اْلحس‬ ِ ِ ِ َّ ِ
َ ْ ْ ‫إ َّن الل َه يَأْ ُم ُر بالْ َع ْدل َو‬
tersebut berarti untuk mencapai mutu suatu ‫َويَنْ َهى َع ِن الْ َف ْح َش ِاء َوالْ ُمنْ َك ِر َوالْبَ غْ ِي يَعِظُ ُك ْم‬
lembaga pendidikan, maka harus fokus pada
)90( ‫لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُرو َن‬
proses dan pelanggan. Dari pemahaman ayat
tersebut, maka prosesnya adalah dalam hal Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh
melakukan amal shaleh, sedangkan (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah
pelanggannya adalah Allah. Allah diibaratkan melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
menjadi pelanggan, karena Ia-lah yang permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil
menentukan apakah manusia ini baik (bermutu) pelajaran. (Q.S.al-Nahl/16: 90)40
atau tidak.37Hadits di bawah ini juga Tentu saja, keoptimalan dalam
memperkuat supaya mutu tersebut dapat melaksanakan proses harus disertai dengan
diwujudkan dengan baik, maka proses yang komitmen dalam melaksanakan proses tersebut.
dilakukan juga harus bermutu. Tanpa komitmen yang baik dari anggota suatu

38
lembaga pendidikan Islam, maka tidak mungkin
‫إن اهلل عز وجل ُيب إذا عمل أحدكم عمًل أن يتقنه‬
proses yang bermutu akan terbentuk.
Artinya: Sesungguhnya Allah mencintai
orang yang jika melakukan suatu pekerjaan Maka dari itu, motivasi kepada seluruh
dilakukan dengan "tepat, terarah dan tuntas". anggota lembaga pendidikan Islam supaya
Maksudnya adalah jika proses apabila melakukan proses yang sebaik-baiknya tersebut
dilakukan dengan teratur dan terarah, maka merupakan hal yang urgen. Nampaknya, ayat-
hasilnya juga akan baik. Maka untuk mencapai ayat berikut ini menjelaskan motivasi kepada
mutu, proses juga harus dilakukan secara terarah seseorang untuk mempunyai nilai guna.
dan teratur atau itqan. Hadits tersebut diperkuat Seseorang harus bekerja secara efisien dan
oleh hadits di bawah ini: efektif atau mempunyai daya guna yang setinggi-
tingginya, sebagaimana dijelaskan dalam al-
39
...‫اْل ْح َسا َن َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء‬
ِْ ‫ب‬ َّ ِ
َ َ‫إ َّن الل َه َكت‬ Qur’an surah al-Sajdah/32: 7:

ٍ ‫ان ِم ْن ِط‬
ِ ‫اْلنْس‬ ٍ ِ
ِ ْ ‫الَّذي أ‬
Artinya: Sesungguhnya Allah mewajibkan
(kepada kita) untuk berbuat yang optimal dalam
‫ي‬ َ ْ ‫َح َس َن ُك َّل َش ْيء َخلَ َقهُ َوبَ َدأَ َخ ْل َق‬
segala sesuatu… )7(

199 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 2, November 2018


Manajemen Mutu Pendidikan Islam ….

Artinya: Yang membuat segala sesuatu Artinya: Maka karena itu serulah (mereka
yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana
memulai penciptaan manusia dari tanah.(Q.S.al- diperintahkan kepadamu. (Q.S.al-Syuura/42:
Sajdah/32: 7)41 15)44
Seseorang harus mengerjakan sesuatu Proses yang bermutu dapat dilakukan jika
dengan sungguh-sungguh dan teliti (itqan), tidak anggota lembaga pendidikan bekerja secara
separuh hati atau setengah-setengah, sehingga optimal, mempunyai komitmen dan istiqamah
rapi, indah, tertib, dan bersesuaian antara satu dalam pekerjaannya. Tanpa adanya komitmen
dengan lainnya. Hal tersebut dijelaskan dalam dan istiqomah dari para (pekerja), dalam
surah al-Naml/27: 88: konteks lembaga pendidikan, civitas akademika,
maka lembaga pendidikan tersebut tidak
‫صْن َع‬ ِ َّ ‫وتَرى ا ْْلِب َال ََْتسب ها ج ِام َدةا وِهي ََتُُّر مَّر‬
ُ ‫الس َحاب‬ َ َ َ َ َ َُ َ ََ mungkin dapat melakukan proses yang
)88( ‫اللَِّه الَّ ِذي أَتْ َق َن ُك َّل َش ْي ٍء إِنَّهُ َخبِريٌ ِِبَا تَ ْف َعلُو َن‬ bermutu. Maka dari itu, untuk melakukan proses
yang bermutu juga dibutuhkan personalia yang
Artinya: Dan kamu lihat gunung-gunung bermutu dan berdedikasi tinggi juga. Sehingga
itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal
ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) berbuat yang optimal atau berkualitas itu harus
perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh dilakukan dalam semua jenjang, semua lini
tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. al- dalam lembaga pendidikan. Apabila semua
Naml/27: 88)42 civitas akademika lembaga pendidikan mampu
Seseorang dituntut untuk memiliki menyadari akan hal tersebut, maka mutu
dinamika yang tinggi, komitmen terhadap masa lembaga pendidikan tersebut akan dapat
depan, memiliki kepekaan terhadap tercipta.
perkembangan masyarakat serta ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan bersikap
3. Kontrol dan Perencanaan yang Bermutu
istiqomah, seperti dijelaskan dalam ayat-ayat
Dalam manajemen peningkatan mutu
berikut ini:
pendidikan, untuk dapat menghasilkan mutu
)8( ‫ب‬ َ ِّ‫) َوإِ ََل َرب‬7( ‫ب‬
ْ ‫ك فَ ْار َغ‬ ْ‫ص‬ َ ‫فَِإ َذا فَ َر ْغ‬
َ ْ‫ت فَان‬
yang baik, maka lembaga pendidikan Islam
harus melakukan kontrol dan perencanaan yang
Artinya: Maka apabila kamu telah selesai bermutu. Ayat-ayat berikut ini nampaknya
(dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain,dan hanya menjadi inspirasi bahwa kontrol dan
kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. perencanaan yang bermutu tersebut penting.
(Q.S.al-Insyirah/94: 7-8)43
Setiap orang dinilai hasil kerjanya, seperti
... ‫ت‬ ِ ِ ‫فَلِ َذلِك فَادع و‬
َ ‫استَق ْم َك َما أُم ْر‬
ْ َ ُْ َ dijelaskan dalam surah al-Najm/53: 39:

Volume III, Nomor 2, November 2018, AL-WIJDÁN 200


Muhammad Fathurrahman

ِ ‫وأَ ْن لَيس لِ ِْْلنْس‬


)39( ‫ان إََِّل َما َس َعى‬ pendidikan Islam. Hal ini diperkuat oleh
َ َ ْ َ perkataan Umar ibn al-Khaththab:

Artinya: dan bahwasanya seorang manusia ِ ‫اب قَ َال ح‬


‫اسبُوا أَنْ ُف َس ُك ْم قَ ْب َل أَ ْن‬ ِ َّ‫اْلَط‬
ْ ‫َع ْن عُ َمَر بْ ِن‬
tiada memperoleh selain apa yang telah َ
diusahakannya. (Q.S.al-Najm/53: 39)45 47
...‫اسبُوا‬
َ َ‫َُت‬
Dengan melihat ayat di atas, maka setiap
orang dalam bekerja dituntut untuk: 1) tidak Artinya: Dari Umar ibn al-Khaththab, dia
berkata: koreksilah dirimu sekalian sebelum
memandang sepele bentuk-bentuk kerja yang kamu sekalian dikoreksi.
dilakukan; 2) memberi makna kepada
Perkataan tersebut apabila dipahami
pekerjaannya itu; 3) insaf bahwa kerja adalah
nampaknya menunjukkan adanya evaluasi bagi
mode of existence; 4) dari segi dampaknya, kerja itu
siapapun, baik itu personal maupun berupa
bukanlah untuk Tuhan, namun untuk dirinya
organisasi terutama dalam rangka membangun
sendiri.
quality culture. Maka seorang manajer harus selalu
Jaminan mutu selalu mampu untuk diraih ber-musahabah dalam segala kegiatan yang ia
dan didapatkan, apabila suatu lembaga telah putuskan dan lakukan, apakah kegiatan tersebut
mengalami proses yang baik. Hal tersebut sesuai telah mampu mencapai tujuan atau
dengan ayat berikut ini: tidakNamun, kontrol tersebut tidak akan
mampu terlaksana tanpa adanya planning yang
ِ ِ ‫من ع ِمل‬
َ ُّ‫صاِلاا فَلنَ ْف ِس ِه َوَم ْن أَ َساءَ فَ َعلَْي َها َوَما َرب‬
‫ك‬ َ َ َ َْ bermutu, sebagaimana disebutkan dalam Surat

)46( ‫يد‬ِ ِ‫بِظَ ًَّلٍم لِلْعب‬ al-Hasyr (59) : 18


َ
Artinya: Barang siapa yang mengerjakan amal ‫ت لِغَ ٍد‬
ْ ‫َّم‬
َ ‫س َماقَد‬ َّ
ٌ ‫ين آَ َمنُوا ات َُّقواالل َه َولْتَ نْظُْرنَ ْف‬
ِ َّ
َ ‫يَاأَيُّ َهاالذ‬
yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya
sendiri dan barang siapa yang berbuat jahat )18( ‫َواتَّ ُقوااللَّ َه إِنَّاللَّ َه َخبِريٌ ِِبَا تَ ْع َملُو َن‬
maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan sekali-
kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba- Artinya: Hai orang-orang yang beriman,
hamba (Nya).(Q.S. Fushilat/41:46)46 bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
Jika proses dalam lembaga pendidikan diri memperhatikan apa yang Telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
Islam tersebut baik, maka secara otomatis akan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah
menghasilkan output yang baik, dan secara Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.48

otomatis pula, jaminan mutu (quality assurance) Menurut Ibn Katsir bahwa yang dimaksud
sebagai pengakuan mutu mampu diraih. dengan ‫َّمْتلِغَ ٍد‬
َ ‫َولْتَ نْظُْرنَ ْف ٌس َماقَد‬ adalah hendaklah
Jaminan mutu tersebut sebenarnya merupakan
salah satu kontrol mutu dalam lembaga masing-masing individu mempersiapkan
melakukan amal-amal shalih untuk hari

201 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 2, November 2018


Manajemen Mutu Pendidikan Islam ….

kembalimu dan hari kamu bertemu dengan Artinya: Sesungguhnya semua amal
49 perbuatan itu harus disertai dengan niat dan
Tuhanmu. Ayat ini memberi pesan kepada
segala sesuatu itu tergantung apa yang
orang-orang yang beriman untuk memikirkan diniatkannya.
masa depan. Dalam bahasa manajemen mutu, Hadits ini menunjukkan bahwa untuk
pemikiran masa depan yang dituangkan dalam mencapai tataran ihsan (quality) harus dilakukan
konsep yang jelas dan sistematis disebut dengan dengan perencanaan yang bermutu juga (quality
perencanaan yang berorientasi pada mutu(quality planning). Niat tersebut adalah maksud atau
planning). Perencanaan yang bermutu ini menjadi getaran dalam hati. Namun niat dalam kajian
sangat penting karena berfungsi sebagai fiqih harus disertai dengan perbuatan, dan
pengarah bagi kegiatan, target-target dan hasil- apabila hanya getaran, maka itu bukan niat
hasilnya dimasa depan, sehingga apapun namun hanya keinginan. Maka dari itu, dalam
kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan dunia manajemen pendidikan Islam dalam
tertib. Ayat di atas diperkuat dengan hadits di berniat (melakukan perencanaan) harus konkrit
bawah ini: dan jangan yang abstrak supaya keberhasilan
bisa segera terealisasikan. Uraian di atas dapat
50
…. ‫ات َوإََِّّنَا لِ ُك ِّل ْام ِر ٍئ َما نَ َوى‬
ِ َّ‫ال بِالنِّي‬ ْ ‫إََِّّنَا ْاْل‬
ُ ‫َع َم‬ dijelaskan dalam diagram berikut:

Quality
Culture

(QA) Quality Control


(Balasan Atas Usaha) Istiqamah (Muhasabah)

Input - Proses -
Itqan (teratur)
Produk (Ihsan) Dalam semua
Benchmarking aspek

Ihsan
Fi kulli syai’in Didukung oleh faktor-
(Quality) (TQM) faktor: Pelanggan (klien),
Quality Planning Kepemimpinan (leadership),
(QP) (Niat) Tim (team), Proses
(process), dan Struktur
(organization)
Lembaga Pendidikan Islam

Gambar 1. Kerangka Pengembangan Mutu dalam Perspektif Islam

Volume III, Nomor 2, November 2018, AL-WIJDÁN 202


Muhammad Fathurrahman

Mengacu pada diagram di atas, secara kunci yang harus disepakati dalam manjemen
eksplisit dapat dipahami bahwa eksistensi peningkatan mutu suatu sekolah/madrasah.5)
lembaga pendidikan Islam akan maju dan Struktur organisasi (organization structure)
berkualitas apabila dalam sistem pengelolaannya merupakan langkah kerja dalam
menerapkan TQM yang dalam operasionalnya pengorganisasian dan menentukan garis
sarat dengan konsep ihsan secara keseluruhan. kewenangan dalam konteks manajemen
Implementasi TQM tentu harus didahului oleh peningkatan mutu sekolah.51
perencanaan yang bermutu atau perencanaan
Semuanya tersebut harus dikelola secara
ihsan. Perencanaan tersebut sebenarnya
teratur (itqan). Pendidikan yang bermutu
merupakan aplikasi niat atau sesuatu yang ingin
ditentukan oleh beberapa komponen yang
diwujudkan dan dikehendaki. Kemudian quality
terkait, mulai dari input (masukan), proses, dan
planning ini dibreakdown dalam bechmarking.
output (keluaran), serta dengan pengelolaan
Bechmarking, yaitu kegiatan untuk menetapkan
manajemen.Setelah semuanya mampu
standar, baik proses maupun hasil yang akan
dilaksanakan, maka selanjutnya adalah
dicapai dalam suatu periode tertentu. Untuk
mengadakan kontrol yang baik (quality control).
kepentingan praktis, maka standar tersebut
Quality Control, yaitu suatu sistem untuk
direfleksikan dari realitas yang ada.
mendeteksi terjadinya penyimpangan kualitas
Penerapan ihsan harus didukung dengan out-put yang tidak sesuai dengan standar. Konsep
pelanggan (klien), kepemimpinan (leadership), tim ini berorientasi pada out-put untuk memastikan
(team), proses (process), dan struktur (organization). apakah mutu yang dihasilkannya sudah sesuai
1) Pelanggan atau klien adalah seseorang atau dengan standar yang ingin dicapai. Oleh karena
kelompok yang menerima produk atau jasa itu, konsep ini menuntut adanya indicator yang
layanan. 2) Kepemimpinan (leadership) pasti dan jelas.
merupakan hal yang esensial dalam manajemen
Setelah ada kontrol yang baik, maka
peningkatan mutu pendidikan, sehingga
selanjutnya mampu untuk mengeluarkan quality
diperlukan visionary leadership kepala sekolah. 3)
assurance. QualityAssurance, yaitu mengacu pada
Tim (team) merupakan sarana yang harus
penetapan standar, metode yang memadai, dan
dibangun oleh kepala sekolah dalam
tuntuan mutu oleh sekelompok atau lembaga
meningkatkan kinerja, karena dalam manajemen
para pakar yang diikuti oleh proses pengawasan
peningkatan mutu lebih menekankan pada
dan evaluasi yang memeriksa sejauh mana
kejelasan tujuan dan hubungan interpersonal yang
pelaksanaannya memenuhi standar yang telah
efektif sebagai dasar terjadinya kerja kelompok
ditetapkan. Sesuatu yang penting dalam proses
yang efektif. 4) Proses (process) kerja merupakan

203 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 2, November 2018


Manajemen Mutu Pendidikan Islam ….

Quality Assurance adalah publikasi dari yang telah terbentuk dan terbangun dari sistem tersebut
ditetapkan tersebut. Quality Assurance yang apabila dilakukan dengan istiqamah.
bersifat proses oriented, yaitu proses yang sedang
dilaksanakan sesuai dengan standar dan
Daftar Rujukan
prosedur yang telah ditetapkan sehingga bisa
Al-Dimasqa, Abu al-Fida' Isma'il ibn Umar,
berhasil secara efektif (sesuai dengan standar).
Tafsir al-Qur'an Adzim, juz 8, Mauqi'u al-
Sehingga pendidikan tinggi Islam pun perlu Islam: Dalam Software Maktabah
Syamilah, 2005.
menyusun sistem dan mekanisme yang dapat
Al-Hajaj, Muslim, Shahih Muslim, juz 10, Mauqi'u
digunakan sebagai wadah untuk mengaudit al-Islam Dalam Software Maktabah
Syamilah, 2005.
seluruh komponen lembaga dalam
Ali, Attabik, Kamus Inggris Indonesia Arab, Edisi
meningkatkan mutunya yang disebut dengan Lengkap, Yogyakarta: Mukti Karya
Grafika, 2003.
quality assurance sistem. Namun, semuanya itu
al-Ja’fi, Muhammad bin Ismâ'il Abû Abdillah
tidak boleh terlepas dari istiqamah (continuitas). al-Bukhâriy, al-Jâmi al-Shahîhal-Bukhari,
juz 1, Mauqi'u al-Islam: Dalam Software
Apabila semua sistem tersebut mampu
Maktabah Syamilah, 2005.
dilaksanakan dengan baik, maka quality culture Al-Thabrani, Mu'jam al-Ausath, juz 2, Mauqi'u al-
Islam: Dalam Software Maktabah
akan mampu diciptakan dan bukan hanya
Syamilah, 2005.
mimpi belaka. Al-Thabrani, Mu'jam al-Kabir, juz 6, Mauqi'u al-
Islam Dalam Software Maktabah
Syamilah, 2005.
Al-Turmudzi, Muhammad bin Isa, Sunan
Penutup Turmudzi, juz 8, Mauqi'u al-Islam: Dalam
Software Maktabah Syamilah, 2005.
Mutu lembaga pendidikan akan mampu Arcaro, Jarome S., Pendidikan Berbasis Mutu:
Prinsip-Prinsip Perumusan dan Tata Langkah
diwujudkan apabila semua sistem di lembaga
Penerapan, terj. Yosai Triantara,
pendidikan telah berorientasi kepada Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Baharuddin, Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan
peningkatan mutu melalui penerapan Total
Islam: Antara Teori & Praktik, Yogyakarta:
Quality Management (TQM). Di mana melalui Ar Ruzz Media, 2012.
Crosby, Philip B, Quality is Free, New York: New
implementasi TQM upaya untuk membangun
American Library, 1979.
struktur budaya organisasi yang berorientasi Dalgharld, Jens J., Kai Kristenseen, Gopal K.
Kanji, Fundamental of Total Quality
pada mutu dapat terealisasi sesuai dengan
Management, London: Taylor & Francis
sasaran kompetensi yang diharapkan. Hal ini Group, 2002.
Danim, Sudarwan, Visi Baru Manajemen Sekolah:
sebagaimana ayat-ayat al-Qur’an dan berbagai
dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik,
hadits Nabi telah menunjukkan dan Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006.
Deming, Edward W., Out of Crisis, Cambridge:
mengisyaratkan bahwa budaya mutu akan
Massachussets Institute of Technologi,
1986.

Volume III, Nomor 2, November 2018, AL-WIJDÁN 204


Muhammad Fathurrahman

Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Madinah: Sujanto, Bedjo, Guru Indonesia dan Perubahan
Mujamma al-Malik Fahd Li Thiba’at al- Kurikulum: Mengorek Kegelisahan Guru,
Mushaf, 1998. Jakarta: Sagung Seto, 2007.
Fathurrohman, Muhammad, Sulistyorini, Suryadi, Ace, H.A.R. Tilaar, Analisis Kebijakan
Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Suatu Pengantar, Bandung : PT.
Pendidikan Islam: Peningkatan Lembaga Remaja Rosdakarya, 1993.
Pendidikan Islam secara Holistik (Teoritik & Suryobroto, B., Manajemen Pendidikan di Sekolah,
Praktik), Yogyakarta: Teras, 2012. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Hadis, Abdul, Nurhayati, Manajemen Mutu Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam
Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010. Pendidikan: Konsep, Strategi dan Aplikasi,
Ilyasin, Mukhamad, Nanik Nurhayati, Jakarta: PT Grasindo, 2002.
Manajemen Pendidikan Islam: Konstruksi Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Teoritis & Praktis, Malang: Aditya Media Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Publishing, 2012. Bahasa Indonesia, Ed. Kedua, Jakarta: Balai
Komariyah, Aan, Cepi Triatna, Visonary Pustaka, 1996.
Leadership; Menuju Sekolah Efektif, Jakarta: Tunggal, Amin Widjaja, Audit Mutu (Quality
P. T. Bumi Aksara, 2008. Auditing), Jakarta: Rineka Cipta, 1992.
Linai, Masoaki, Kaizen Kunci Sukses Jepang dalam Usman, Husaini, Manajemen Teori Praktek dan
Persaingan, Terj Mariani Ganda Mihardja, Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
Jakarta: Taruma Grafika, 1996. 2008.
Mantja, W., Manajemen Pendidikan dan Supervisi Uwes, Sanusi, Manajemen Pengembangan Mutu
Pengajaran, Malang: Wineka Media, 2002. Dosen, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.
Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam
Mengembangkan Budaya Mutu, Malang:
UIN-Maliki Press, 2010. (Endnotes)
Munro, Lesley, Malcolm, Menerapkan Manajemen
Mutu Terpadu, Jakarta: PT Gramedia, 1 Edward Salis, Total Quality Management, Alih Bahasa,
2002. Ahmad Ali Riyadi, (Yogyakarta:Ircisod, 2006), 73
2 Husaini Usman, Manajemen Teori Praktek dan Riset
Murata, Sachiko, William C. Chittick, Trilogi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 530
Islam: Islam, Iman, dan Ihsan, terj;Ghufron 3 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan

A, Jakarta: Raja Grafindo Persada,1997. Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Ed.
Sagala, Syaiful, Manajemen Strategik Dalam Kedua), (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), 677.
4 Peter Salim, The Contemporary English-Indonesian Dictionary,
Peningkatan Mutu Pendidikan: Pembuka
(Third Edition), (Jakarta: Modern English Press, 1987),
Ruang Kreativitas, Inovasi, dan Pemberdayaan 1550.
Potensi Sekolah dalam Sistem Otonomi 5 Attabik Ali, Kamus Inggris Indonesia Arab, (Edisi Lengkap),
Sekolah, Bandung: Alfabeta, 2009. (Yogyakarta: Mukti Karya Grafika, 2003), 1043.
Salim, Peter, The Contemporary English-Indonesian 6 James A. F. Stoner, R. Edward Freeman, and Daniel R.

Dictionary, Third Edition, Jakarta: Modern Gilbert, Manajemen, terj. Alexander Sindoro, (Jakarta: P. T.
Bhuana Ilmu Populer, 1996), 210
English Press, 1987. 7 Lesley Munro dan Malcolm, Menerapkan Manajemen Mutu
Salis, Edward, Total Quality Management, Alih Terpadu, (Jakarta: PT Gramedia, 2002), 6. Lihat juga
Bahasa, Ahmad Ali Riyadi, Mukhamad Ilyasin dan Nanik Nurhayati, Manajemen
Yogyakarta:Ircisod, 2006. Pendidikan Islam: Konstruksi Teoritis & Praktis, (Malang:
Salusu, J., Pengambilan Keputusan Strategik: Untuk Aditya Media Publishing, 2012), 288.
8 Aan Komariyah dan Cepi Triatna, Visonary Leadership;
Organisasi Publik dan Organisasi Non Profit, Menuju Sekolah Efektif, (Jakarta: P. T. Bumi Aksara, 2008),
Jakarta: Grasindo, 2000. 9.
Stoner, James A. F., R. Edward Freeman, and 9 B. Suryobroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta:

Daniel R. Gilbert, Manajemen, terj. Rineka Cipta, 2004), 210.


10 Amin Widjaja Tunggal, Audit Mutu (Quality Auditing),
Alexander Sindoro, Jakarta: P. T. Bhuana
(Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 2
Ilmu Populer, 1996. 11 Sanusi Uwes, Manajemen Pengembangan Mutu Dosen,

(Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hal. 26

205 AL-WIJDÁN, Volume III, Nomor 2, November 2018


Manajemen Mutu Pendidikan Islam ….
12 Komariyah dan Triatna, Visonary Leadership...., 9. 37 Jika ditarik dengan konsep mutu, hal ini sama dengan
13 Ibid. konsep mutunya Peter Drucker dan Deming.
14 Komariah, dan Triatna, Visionary Leadership..., 9. 38 Al-Thabrani, Mu'jam al-Ausath, juz 2, (Mauqi'u al-Islam:
15 Philip B. Crosby, Quality is Free, (New York: New Dalam Software Maktabah Syamilah, 2005), 408. Sanad
American Library, 1979), 58. hadits ini adalah:
‫ عن مصعب بن‬، ‫ نا بشر بن السري‬: ‫ نا مصعب قال‬: ‫حدثنا أمحد قال‬
16 Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam
Mengembangkan Budaya Mutu, (Malang: UIN-Maliki Press, ‫ أن رسول اهلل صلى‬، ‫ عن عائشة‬، ‫ عن أبيه‬، ‫ عن هشام بن عروة‬، ‫ثابت‬
2010), 78
17 Edward W. Deming, Out of Crisis, (Cambridge: ‫اهلل عليه وسلم قال‬
Massachussets Institute of Technologi, 1986),176. 39 Muslim al-Hajaj, Shahih Muslim, juz 10, (Mauqi'u al-
Islam Dalam Software Maktabah Syamilah, 2005), 122,
18 Abdul Hadis dan Nurhayati, Manajemen Mutu Pendidikan, hadits no.3615. Lihat juga al-Thabrani, Mu'jam al-Kabir, juz
(Bandung: Alfabeta, 2010), 86. 6, (Mauqi'u al-Islam Dalam Software Maktabah Syamilah,
19 J. Salusu, Pengambilan Keputusan Strategik: Untuk 2005), 427, hadits no. 6970
Organisasi Publik dan Organisasi Non Profit, (Jakarta: ‫يل ابْ ُن ُعلَيَّ َة َع ْن َخالِ ٍد ا ِْلَ َّذ ِاء َع ْن‬ِ ِ ِ
ُ ‫َحدَّثَنَا أَبُو بَ ْكر بْ ُن أَِِب َشْيبَ َة َحدَّثَنَا إ ْْسَع‬
Grasindo, 2000), 469. Lihat juga Baharuddin dan
ِ ‫ان ح ِفظْتُهما َعن رس‬ ِ ِ ِ ِ ِ
Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam: Antara Teori & ‫ول‬ ُ َ ْ َ ُ َ َ‫أَِِب ق ًَلبَ َة َع ْن أَِِب ْاْلَ ْش َعث َع ْن َشدَّاد بْ ِن أ َْو ٍس قَالَثْنت‬
Praktik, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012), 257
20 Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini,Implementasi ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم قَال‬ ِ
َ ‫اللَّه‬
Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Islam: Peningkatan 40 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…, 415
Lembaga Pendidikan Islam secara Holistik (Teoritik & 41 Ibid., 661
42 Ibid., 605
Praktik), (Yogyakarta: Teras, 2012), 44-45
21 Jarome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip- 43 Ibid., 1073
44 Ibid., 785
Prinsip Perumusan dan Tata Langkah Penerapan, terj.Yosai
45 Ibid., 874
Triantara,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 75.
22 Ace Suryadi dan H.A.R. Tilaar, Analisis Kebijakan 46 Ibid., 780
47 Muhammad bin Isa al-Turmudzi, Sunan Turmudzi, juz 8,
Pendidikan Suatu Pengantar, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 1993), 159. (Mauqi'u al-Islam: Dalam Software Maktabah Syamilah,
23 Bedjo Sujanto, Guru Indonesia dan Perubahan Kurikulum: 2005), 499
48 Q.S.al-Hasyr/59: 18.
Mengorek Kegelisahan Guru, (Jakarta: Sagung Seto, 2007),
49 Abu al-Fida' Isma'il ibn Umar al-Dimasqa, Tafsir al-
116.
24 Syaiful Sagala, Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Qur'an Adzim, juz 8, (Mauqi'u al-Islam: Dalam Software
Mutu Pendidikan: Pembuka Ruang Kreativitas, Inovasi, dan Maktabah Syamilah, 2005), 88.
50 Muhammad bin Ismâ'il Abû Abdillah al-Bukhâriy al-
Pemberdayaan Potensi Sekolah dalam Sistem Otonomi Sekolah,
(Bandung: Alfabeta, 2009), 170. Ja’fi, al-Jâmi al-Shahîhal-Bukhari, juz 1, (Mauqi'u al-Islam:
25 Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan: Dalam Software Maktabah Syamilah, 2005), 3
51 W. Mantja, Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pengajaran,
Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Jakarta: PT Grasindo, 2002),
35. (Malang: Wineka Media, 2002), 33-34.
26 Sudarmawan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah: dari

Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik, (Jakarta: PT Bumi


Aksara, 2006), 54-55.
27 Sallis, Total Quality Management…,77.
28 Jens J. Dalgharld, Kai Kristenseen dan Gopal K. Kanji,

Fundamental of Total Quality Management, (London: Taylor


& Francis Group, 2002), 12
29 Sudarmawan Danim, Visi Baru Manajemen..., 20.
30 Masoaki Linai, Kaizen Kunci Sukses Jepang dalam

Persaingan, Terj Mariani Ganda Mihardja, (Jakarta: Taruma


Grafika, 1996), 4.
31 Sallis, Total Quality Management…, 58-59
32 Sachiko Murata dan William C.Chittick, Trilogi Islam:

Islam, Iman, dan Ihsan, terj;Ghufron A (Jakarta: Raja


Grafindo Persada,1997), 294
33 Ibid., 294
34 Ibid., 297.
35 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Madinah:

Mujamma al-Malik Fahd Li Thiba’at al-Mushaf, 1998),


623.
36 Ibid., 460

Volume III, Nomor 2, November 2018, AL-WIJDÁN 206

Anda mungkin juga menyukai