Anda di halaman 1dari 8

Makul : Pancasila

Nama : Tanti Yulianingsih


NIM : B1021201131
Kelas : Manajemen C
Tugas ke 3

1. Silahkan :
a) cari nilai-nilai dasar yang menjadi acuan dan identitas nasional negara-negara selain
negara Republik Indonesia!
b) Silahkan cari model-model pewarisan nilai-nilai dasar di negara bersangkutan!
c) Silahkan membandingkan nilai-nilai dasar yang dianut oleh negara-negara tersebut
dengan nilai-nilai dasar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia!
d) Silahkan mengkritisi nilai-nilai dasar dari negara-negara selain Indonesia tersebut
dan nilai-nilai dasar bangsa Indonesia sendiri!

Jawab

a) Nilai-nilai dasar yang menjadi acuan dan identitas negara korea selatan adalah
konfusianisme. Konfusianisme adalah suatu falsafat atau sikap yang berhubungan
dengan manusia. Dalam ajaran konfusianisme, manusia adalah pusat dari dunia.
Manusia tidak dapat hidup sendiri, melainkan Bersama-sama dengan manusia lain.
Tujuan akhir manusia adalah kebahagiaan yang diwujudkan melalui perdamaian.
Konfusianisme merupakan warisan budaya dari timur yang menjadi dasar tingkah
laku atau sikap masyarakat di Asia Timur.
Bendara negara Korea Selatan adalah berwarna putih. Latar belakang putih adalah
warna tradisional Korea. Warna putih melambangkan kedamaian dan kemurnian.
Lingkaran di tengah berasal dari filosofi yin dan yang dan melambangkan
keseimbangan alam semesta. Bagian biru melambangkan kekuatan kosmik negative,
dan bagian merah melambangkan lawan kekuatan kosmik yang positif. Trigram
bersama-sama melambangkan prinsip gerakan dan harmonis. Setiap trigram
melambangkan salah satu dari empat elemen klasik.
Lambang negara Korea Selatan terdiri atas lambing Taeguk, dikelilini lima mahkota
bergaya stilasi dan pita bertuliskan “Republik Korea” (Daehan Minguk), nama resmi
Korea Selatan dalam aksara hangul. Lambing taeguk melambangkan perdamaian dan
keselarasan. Lima mahkota bunga melambangkan bunga nasional Korea Selatan yaitu
Sepatu Putih. Lambang ini pertama kali digunakan pada tahun 1963. Lagu
kebangsaan Korea Selatan adalah Aegukga. Sebagian besar agama di Korea Selatan
adalah tiada agama, yaitu sebesar 46,5%, Buddha sebesar 22,8%, Protestan sebesar
18,3%, dan Katolik Rom sebesar 10,9%.
Masyarakat Korea Selatan memiliki Pola Perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Yaitu, rajin, pekerja keras, rasa nasionalisme yang tinggi, semuanya ingin serba cepat,
cepat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan/keadaan, berorientasi pada
hubungan antar individu, dan bersikap eksklusif terhadap kebudayaan dari luar.

b) Berdasarkan ajaran pokok konfusius yaitu:


1) Setiap manusia memiliki Yen
Yen berarti setiap manusia harus memiliki leluhur budi, cinta dan kemanusiaan
dalam dirinya. Di dalam masyarakat, orang yang memiliki Yen terlihat sebagai
seorang yang ulet, rajin, dan suka bekerja. Ini dapat terlihat pada pola hidup
masyarakat korea yang rajin, pekerja keras, dan semuanya ingin serba cepat.
2) Menjaga Keseimbangan
Berdasarkan ajaran ini, manusia harus menjaga lima hubungan timbal balik demi
menjaga keseimbangan kehidupan. Lima hal tersebut antara lain: hubungan antar
ayah dan anak, hubungan antar saudara tua dan saudara muda, hubungan antar
suami dan istri, hubungan antar teman yang umurnya lebih mudan dengan yang
lebih tua, hubungan antar Raja (penguasa) dengan rakyatnya. Ajaran ini dapat di
lihat dalam pola perilaku masyarakat Korea Selatan yaitu,berorientasi pada
hubungan antar individu.
Berdasarkan pokok ajaran dan pola perilaku masyarakat korea tersebut, ini
menunjukan bahwa model-model pewarisan nilai-nilai dasar Korea Selatan,
berdasarkan ajaran pokok konfusianisme dan telah di terapkan oleh masyarakat
korea dalam pola perilakunya di kehidupan sehari-hari.
3) Konsep pembetulan nama-nama
Dalam ajaran konfusius, pembetulan nama berarti kesesuaian kewajiban dan hak
sesuai status sosialnya sehingga tidak akan terjadi ketidakteraturan, degradasi
moral, dan anarki intelektual. Seorang penguasa hendaknya bersikap sebagai
seorang penguasa, serorang Menteri bersikap sebagai seorang Menteri, seorang
bapak bersikap sebagai seorang bapak, dan seorang anak bersikap sebagai seorang
anak.

c) Korea Selatan mempunyai konfusianisme sebagai acuan dan pedoman untuk


berperilaku sedangkan Indonesia mempuyai Pancasila yang nilai-nilai dasarnya
mencaji acuan untuk masyarakat Indonesia. Pancasila sebagai dasar filsafat negara
menentukan negara Indonesia untuk memiliki kedudukan sebagai pendukung
hubungan terhadap unsur-unsur hakiki dari tuhan, manusia, satu rakyat, dan adil yang
berkedudukan sebagai pokok pangkal hubungan. Pancasila merupakan system nilai
yang terdiri dari penggabungan nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa dan unsur
kebudayaan luar yang telah di sesuaikan dengan bangsa Indonesia. Sedangkan Korea
Selatan masyarakatnya memiliki pola perilaku bersikap eklusif terhadap kebudayaan
dari luar.
Seperti halnya filsafah konfusianisme, Pancasila juga memiliki pedoman-pedoman
dan makna yang terkandung di dalamnya antara lain:
1) Ketuhanan
Mengandung ajaran untuk meyakini bahwa ada kekuatan Tuhan Yang Maha Esa.
Selain itu, adanya menjamin penduduk untuk memeluk agama atau kepercayaan
masing-masing dan tidak adanya paksaan seseorang untuk beragama. Seseorang
bebas untuk memilih agama nya sesuai dengan apa yang ia yakini.
2) Kemanusiaan
Pedoman yang ada pada sila ini adalah menempatkan manusia sesuai dengan
tempatnya sehingga hak-haknya dapat terpenuhi dan secara tidak langsung akan
mewujudkan peradaban yang kuat.
3) Persatuan
Sila ini ,engajarkan masyarakat untuk memiliki rasa nasionalisme serta cinta
terhadap bangsa dan tanah air.
4) Kerakyatan
Sila ini mengajarkan tentang budaya demokrasi agar mampu membentuk
masyarakat yang demokratis.
5) Keadilan
Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dapat dimanfaatkan bersama demi
terciptanya kemakmuran yang merata bagi rakyat.

Pada konfusianisme masyarakatnya tidak diwajibkan untuk memluk suatu agama


dan dapat dilihat juga, bahwa sebagian besar masyarakat Korea Selatan tidak
beragama. Sedangkan di Indonesia, masyarakatnya di wajibkan untuk memeluk
agama sesuai dengan sila pertama yaitu ketuhanan yang maha esa, sesuai dengan
keyakinan nya masing-masing dan tidak ada nya paksaan, dan beribadah sesuai
dengan kepercayaan nya masing-masing.

d) Konfusianisme dan Pancasila merupakan ideologi yang sama sama baik, yang
dijadikan sebagai pedoman hidup dan pedoman berperilaku bagi masyarakat di
masing-masing negara. Nilai-nilai yang diajarkan kedua ideologi tersebut berbeda
namun memiliki kesamaan yaitu perilaku baik yang akan mewujudkan kemanusiaan
yang adil dan beradap, lingkungan masyarakat yang tentram, dan terjadi keteraturan
dalam masyarakat. Sampai sekarang masyarakat Korea Selatan masih tetap
melaksanakan ajaran tradisional dalam ideologi konfusianisme sebagai pedoman
hidup. Sedangkan Indonesia, mulai kehilangan jati diri karena hanya sebagian
masyarakat yang masih tetap melaksanakan ajaran ideologi Pancasila sebagai
pedoman hidup. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus kembali menjalankan
nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila agar jati diri dan karakteristik sebagai bangsa
Indonesia tidak hilang tergantikan oleh budaya bangsa lain.

2. Kemukakan isi pidato tokoh-tokoh seperti: Muhammad Yamin, Ki Bagus Hadikusumo,


dan Soepomo tersebut dalam sidang BPUPKI pertama!

Jawab

- Prof. Muh Yamin


Prof. Muh Yamin berpidato pada sidang BPUPKI yang pertama. Ia mengemukakan
gagasannya mengenai rumusan lima asas dasar negara Republik Indonesia, yaitu:
 Peri Kebangsaan
 Peri Ketuhanan
 Peri Kesejahteraan Rakyat
 Peri Kemanusiaan
 Peri Kerakyatan
Pada akhir pidatonya, Mr. Muh Yamin menyerahkan naskah sebagai lampiran yaitu
suatu rancangan usul sementara berisi rumusan UUD RI dan rancangan itu dimulai
dengan pembukaan yang bunyinya sebagai berikut:
“ untuk membentuk Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan Umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, menyuburkan hidup kekeluargaan, dan ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan
sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu UUD
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan: Ketuhanan yang maha Esa,
kebangsaan, Persatuan Indonesia, dan rasa kemanusiaan yang adil dan beradab,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
- Ki Bagus Hadikusumo
Dalam siding BPUPKI yang pertama, Ki Bagus Hadikusumo mengajukan konsep
tentang “membangun negara di atas dasar ajaran Islam”. Menurutnya, pertama, islam
itu cakap dan cukup serta pantas dan patut un tuk menjadi sendi pemerintahan
kebangsaan di negara Indonesia ini. Dan kedua, umat Islam adalah umat yang
mempunyai cita-cita luhur dan mulia sejak dahulu hingga masa yang akan datang,
yaitu di mana ada kemungkinan dan kesempatan pastilah umat Islam akan
membangun negara atau menyusun masyarakat yang bedasarkan atas hukum Allah
dan agama Islam. Selain itu, Ki Bagus juga mengungkapkan realitas sejarah di mana
Gerakan-gerakan perlawanan terhadap kolonal Belanda di berbagai wilayah Indonesia
hamper selalu dipimpin tokoh-tokoh islam, seperti Diponegoro, Teuku Umar, Imam
Bonjol, Sultan Hasanudin, dan lain lain, yang mendasarkan perjuangannya atas ajaran
Islam.
- Prof. Dr. Soepomo
Siding BPUPKI yang pertama, Prof. Dr. Soepomo berpidato mengemukakan
gagasannya mengenai rumusan lima prinsip dasar negara Republik Indonesia , yang
beliau namakan “ Dasar Negara Indonesia Merdeka”, yaitu:
 Persatuan
 Kekeluargaan
 Mufakat dan Demokrasi
 Musyawarah, dan
 Keadilan sosial.

3. Kemukakan isi mukaddimah Konstitusi RIS dan Mukaddimah Undang-Undang Dasar


Sementara 1950. Kemudian, bandingkan rumusan Pancasila dalam dua konstitusi tersebut
dengan rumusan Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945!

Jawab
- Isi Mukadimah Konstitusi RIS
Kami bangsa Indonesia sejak berpuluh-puluh tahun lamanya bersatu padu dalam
memperjuangkan kemerdekaan, dengan senantiasa berhati teguh berniat menduduki
hak-hidup sebagai bangsa yang merdeka berdaulat.
Kini dengan berkat dari rahmat Tuhan telah sampai kepada tingkatan sejarah yang
berbahagia dan luhur.
Maka demi ini kami menyusun kemerdekaan kami itu dalam suatu piagam negara
yang berbentuk republik-federasi, berdasarkan pengakuan Ketuhanan Yang Maha
Esa, Perikemanusiaan, Kebangsaan, Kerakyatan, dan keadilan sosial.
Untuk mewujudkan kebahagiaan kesejahteraan perdamaian dan kemerdekaan dalam
masyarakat dan negara-hukum Indonesia Merdeka yang berdaulat sempurna.
- Isi Mukadimah Undang-Undang Dasar Sementara 1950
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka pendjadjahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-
kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perdjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat
jang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan Rakjat Indonesia Ke depan
pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, jang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan Makmur.
Dengan berkat dan rahmat Tuhan tertjapailah tingkatan sedjarah jang berbahagia dan
luhur.
Maka demi ini kami menjusun kemerdekaan kami dalam suatu piagam Negara jang
berbentuk Republik-kesatuan, berdasarkan pengakuan ke-Tuhanan Jang Maha Esa,
peri-kemanusiaan, kebangsaan, kerakjatan dan keadilan sosial, untuk mewudjudkan
kebahagiaan, kesedjahteraan, perdamaian dan kemerdekaan dalam masjarakat dan
Negara- hukum Indonesia Merdeka jang berdaulat sempurna.

Perbandingan rumusan Pancasila dalam dua konstitusi tersebut dengan rumusan


Pancasila dalam Undang-Undang Dasar 1945 adalah sebagai berikut:
1) Konstitusi RIS dan UUDS 1950
Rumusan Pancasila yang terdapat dalam konstitusi RIS dan UUDS 1950 yakni:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan sosial
2) UUD 1945
Rumusan Pancasila yang terdapat dalam UUD 1945 adalah sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

4. Kemukakan isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan faktor apa yang melatarbelakangi
keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 tersebut, serta mencermati relevansinya dengan
masa depan bangsa Indonesia!

Jawab

Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah pembubaran Badan Konstituante hasi pemilu 1955
dan pengganti Undang-undang dasar dari UUD Sementara 1950 ke UUD ’45. Isinya
sebagai berikut:

DEKRET PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA/PANGLIMA TERTINGGI


ANGKATAN PERANG
TENTANG
KEMBALI KEPADA UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Dengan Rachmat Tuhan Jang Maha Esa


KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA/PANGLIMA TERTINGGI ANGKATAN
PERANG
Dengan ini menjatakan dengan chidmat:

Bahwa andjuran presiden dan pemerintah untuk kembali kepada Undang-Undang Dasar
1945 jang disampaikan kepada segenap rakjat Indonesia dengan amanat Presiden pada
tanggal 22 April 1959 tidak memperoleh keputusan dari konstituante sebagaimana
ditentukan dalam Undang-Undang Dasar Sementera;

Bahwa berhubung dengan pernjataan sebagian besar anggota-anggota siding Pembuat


Undang-Undang Dasar untuk tidak lagi menghadiri siding. Konstituante tidak mungkin
lafi menjelesaikan tugas jang di pertjajakan oleh rakjat kepadanja;

Bahwa hal jang demikian menimbulkan keadaan-keadaan ketatanegaraan jang


membahajakan persatuan dan kselamatan Negara, Nusa, dan Bangsa, serta merintangi
pembangunan semesta untuk mencapai masjarakat jang adil Makmur;

Bahwa dengan dukungan bagian terbesar rakjat Indonesia dan didorong oleh kejakinan
kami sendiri, kami terpaksa menempuh satu-satunja djalan untuk menjelamatkan Negara
Proklamasi;

Bahwa kami berkejakinan bahwa Piagam Djakarta Tertanggal 22 Djuni 1945 mendjiwai
Undang-Undang Dasar 1945 dan adalah merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan
konstitusi tersebut;

Maka atas dasar-dasar tersebut di atas,

KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA/PANGLIMA TERTINGGI ANGKATAN


PERANG

Menetapkan pembubaran konstituante;

Menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 berlaku lagi bagi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia terhitung mulai hari tanggal penetapan dekret ini dan
tidak berlakunja lagi Undang-Undang Dasar Sementara.

Pembentukan Madjelis Permusjawaratan Rakyat Sementara, jang terdiri atas anggota-


anggota Dewan Perwakilan Rakjat ditambah dengan utusan dari daerah-daerah dan
golongan-golongan serta pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara akan
diselenggarakan dalam waktu sesingkat-singkatja.

Ditetapkan di Djakarta pada tanggal 5 Djuli 1959


Atas nama Rakjat Indonesia
Presiden Republik Indonesia/Panglima Tertinggi Angkatan Perang

SOEKARNO

Latar Belakang dikeluarkannya Dekrit Presiden 1959 adalah sebagai berikut:


Dekret Presiden 1959 dilatarbelakangi oleh kegagalan Badan Konstituante untuk
menetapkan UUD baru sebagai pengganti UUDS 1950. Anggota konstituante mulai
bersidang pada 10 November 1956, tetapi pada kenyataannya hingga tahun 1958 belum
berhasil merumuskan UUD yang diharapkan. Sementara, di kalangan masyarakat
pendapat-pendapat untuk kembali kepada UUD’45 semakin kuat. Dalam menaggapi hal
itu, Presiden Ir. Soekarno, lantas menyampaikan amanat di depan siding konstituante
pada 22 April 1959 yang isi nya menganjurkan kembali ke UUD’45. Gagalnya
konstituante melaksanakan tugasnya dan rentetan peristiwa politik dan keamanan yang
mengguncangkan persatuan dan kesatuan bangsa mencapai klimaksnya pada bulan Juni
1959. Akhirnya demi keselamatan negara berdasarkan staatsnoodrecht (hukum keadaan
bahaya bagi negara) pada hari minggu tanggal 5 Juli 1959 pukul 17.00, Presiden
Soekarno mengeluarkan dekret yang diumumkan dalam upacara resmi di Istana Merdeka.

Relevensi Dekrit Presiden 1959 bagi masa depan bangsa Indonesia adalah sebagai
berikut:
dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka negara kita memiliki kekuatan
hukum untuk menyelamatkan negara dan bangsa Indonesia dan ancaman perpecahan.
Sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden 1959, memiliki pengaruh yang besar terhadap
kehidupan bernegara ini. Baik di bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya. Dalam
bidang politik, semua Lembaga negara harus berintikan Nasakom, yakni ada unsur
Nasionalis, Agama, dan Komunis. Dalam bidang ekonomi pemerintah menerapkan
ekonomi terpimpin, yakni kegiatan ekonomi terutama dalam bidang impor hanya
dikuassai orang-orang yang mempunyai hubungan dekat dengan pemerintah. Sedangkan
dalam bidang sosial budaya, pemerintah melarang budaya-budaya yang berbau Barat dan
dianggap sebagai bentuk pendjadjahan baru atau Neo Kolonialis dan imperalisme
(Nekolim) sebab dalam hal ini pemerintah lebih condong ke Blok Tomur.

5. Jelaskan proses terjadinya peristiwa G30S PKI tersebut, jelaskan pula dimana letak
penyimpangan peristiwa tersebut dengan nilai-nilai Pancasila!

Jawab
G30S PKI merupakan Gerakan yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan
presiden Soekarno dan mengubah Indonesia menjadi negara komunis. Gerakan ini
dipimpin oleh DN Aidit yang saat itu merupakan ketua dari Partai Komunis Indonesia
(PKI). Pada 1 Oktober 1965 dini hari, Letkol Untung merupakan anggota Cakrabirawa
(pasukan pengawal istana) memimpin pasukan yang dianggap loyal pada PKI. Gerakan
ini mengincar perwira tinggi TNI AD Indonesia. Tiga dari enam orang menjadi target
langsung di bunuh di kediamannya. Sedangkan lainnya diculik dan dibawa menuju
Lubang buaya. Jenazah ketujuh perwira TNI AD itu ditemukan selang beberapa hari
kemudian.
Keenam perwira tinggi TNI Angkatan Drat yang menjadi korban dalam peristiwa ini
adalah:
- Letnan Jendral Anumerta Ahmad Yani
- Maor Jendral Raden Soeprapto
- Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono
- Mayor Jendral Siswondo Parman
- Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan
- Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo
Sementara itu panglima TNI AH Nasution yang menjadi target utama berhasil
meloloskan diri. Tapi, putrinya Ade Irma Nasution tewas tertembak dan ajudannya, Lettu
Pierre Andreas Tendean diculik dan ditembak di Lubang Buaya. Keenam Jendral tersebut
beserta Lettu Pierre Tendean kemudian ditetapkan sebagai pahlawan Revolusi. Sejak
berlakunya UU Nomor 20 Tahun 2009, gelar ini juga diakui sebagai pahlawan nasional.
Selain itu, beberapa orang lainnyajyga menjadi korban pembunuhan di Jakarta dan
Yogyakarta. Mereka adalah:
- Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun
- Kolonel Katamso Darmokusumo
- Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto
Letak Penyimpangan Periatiwa G30S PKI dengan nilai-nilai Pancasila
G30S PKI menculik, menyiksa dan membunuh 10 orang prajurit ABRI Pancasialis.
Perbuatan mereka yang sewenang wenang itu bertentangan dengan Pancasila, terutama
sila kemanusiaan yang adil dan beradab.
Ideologi komunisme tidak bisa dijadikan ideologi Bangsa Indonesia, karena bertentangan
dengan jiwa dan semangat bangsa yang menjunjung tinggi asas ketuhanan Yang Maha
Esa.
Rakyat dipandang sebagai alat untuk mencapai kemakmuran kliping yang sangat halal
untuk dibunuh bila diperlukan. Jadi sesungguhnya komunisme bertentangan dengan sila
ke lima dari Pancasila.
Cara-cara komunis yang memecah belah rakyat non-komunis serta pasti melakukan
pemberontakan untuk merebut kekuasaan serta menolak bermusyawarah jelas
bertentangan dengan sila ke tiga dan ke empat Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai