DISUSUN OLEH:
NINIS RAHMAWATI
NIP. 19930910 202012 2 002
Ninis Rahmawati
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Ruang Lingkup......................................................................................1
1.3. Tujuan...................................................................................................2
1.3.1. Tujuan Umum.......................................................................................2
1.3.2. Tujuan Khusus......................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan.................................................................................2
1.5. Metode Penulisan..................................................................................2
ii
BAB 4 PEMBAHASAN...............................................................................17
4.1. Subjektif................................................................................................17
4.2. Objektif.................................................................................................17
4.3. Analisa Data..........................................................................................18
4.4. Penatalaksanaan....................................................................................18
BAB 5 PENUTUP.........................................................................................19
5.1. Kesimpulan...........................................................................................19
5.2. Saran.....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................20
LAMPIRAN..................................................................................................21
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Dapat melaksanakan manajemen Asuhan Kebidanan pada Nn.”I” usia 13
tahun dengan hymen imperforata di Poli KIA RSUD Padangan dengan penerapan
manajemen asuhan kebidanan sesuai wewenang bidan.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
2.1.2 Penyebab
Hymen imperforata merupakan suatu malformasi kongenital tetapi dapat
juga terjadi akibat jaringan parut oklusif karena sebelumnya terjadi cedera atau
infeksi. Secara embriologi, hymen merupakan sambungan antara bulbus
sinovaginal dengan sinus urogenital, berbentuk membrane mukosa yang tipis.
Hymen berasal dari endoderm epitel sinus urogenital, dan bukan berasal dari
duktus mullerian. Hymen mengalami perforasi selama masa embrional untuk
mempertahankan hubungan antara lumen vagina dan vestibulum. Hymen
merupakan lipatan membrane irregular dengan berbagai jenis ketebalan yang
menutupi sebagian orifisium vagina, terletak mulai dari dinding bawah uretra
sampai ke fossa navikularis.
Hymen Imperforata terbentuk karena ada bagian yang persisten dari
membrane urogenital dan terjadi ketika mesoderm dari primitive streak yang
abnormal terbagi menjadi bagian urogenital dari membran cloacal. Hymen
Imperforata tanpa mukokolpos yang berasal dari jaringan fibrous dan jaringan
lunak antara labium minora sulit dibedakan dengan tidak adanya vagina. Aplasia
dan atresia vagina terjadi karena kegagalan perkembangan duktus mullerian,
sehingga vagina tidak terbentuk dan lubang vagina hanya berupa lekukan kloaka.
4
1. Hymen Buldging
Darah yang terkumpul di dalam vagina (hematokolpos) menyebabkan hymen
tampak kebiru-biruan dan menonjol (hymen buldging) akibat meregangnya
membran mukosa hymen. Keluhan yang timbul pada pasien adalah rasa nyeri,
kram pada perut selama menstruasi dan haid tidak keluar.
2. Hematometra dan Hematokolpos dengan ultrasonografi
Bila keadaan ini dibiarkan berlanjut maka darah haid akan mengakibatkan
over distensi vagina dan kanalis servikalis, sehingga terjadi dilatasi dan darah
haid akan mengisi kavum uteri (Hematometra).
3. Tekanan intra uterin mengakibatkan darah dari kavum uteri juga dapat
memasuki tubafallopi dan menyebabkan hemotosalfing karena terbentuknya
adhesi (perlengketan) pada fimbriae dan ujung tuba, sehingga darah tidak
masuk atau hanya sedikit yang dapat masuk ke kavum peritoneum
membentuk hematoperitoneum.
4. Gejala yang paling sering terjadi akibat over distensi vagina, diantaranya rasa
sakit perut bagian bawah, nyeri pelvis dan sakit di punggung bagian belakang.
Gangguan buang air kecil terjadi karena penekanan dari vagina yang distensi
ke uretra dan menghambat pengosongan kandung kemih. Rasa sakit pada
daerah supra pubik bersamaan dengan gangguan air kecil menimbulkan
disuria, urgensi, inkontinensia overflow, selain itu juga dapat disertai
penekanan pada rectum yang menimbulkan gangguan defekasi.
5. Gejala teraba massa di daerah supra pubik karena terjadinya pembesaran
uterus, hematometra, distensi kandung kemih, hematoperitoneum, bahkan
dapat terjadi iritasi menyebabkan peritonitis.
5
Gambar 2: Hematometra, Hematokolpos, dan Hymen Buldging
6
3) Pendidikan
Pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada peningkatan
kemampuan berfikir, dimana seseorang yang berpendidikan lebih tinggi
akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka
untuk menerima perubahan atau hal baru dibandingkan dengan individu
yang berpendidikan lebih rendah. Hal ini untuk memudahkan dalam
pemberian KIE. (Wiknjosastro, 2008)
4) Pekerjaan
Untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya, karena dapat
mempengaruhi dalam hal gizi pasien tersebut. (Wiknjosastro, 2008)
5) Agama
Mengetahui kepercayaan sebagai dasar dalam memberikan asuhan saat
nifas (Romauli, 2011).
6) Suku/ Bangsa
Untuk mengetahui factor bawaan atau ras.
7) Alamat
Mengetahui lingkungan pasien dan kebiasaan masyarakat sekitar.
2. Keluhan Utama
Gejala yang timbul pada pasien dengan hymen imperforata yaitu:
1) Nyeri perut siklik tanpa haid
2) Amenorea
3) Nyeri pelvis
4) Nyeri punggung belakang
5) Perut terasa tegang (spasme perut)
6) Timbul hymen buldging
7) Gangguan miksi berupa disuria
8) Gangguan defekasi
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji tentang perjalanan penyakit yang diderita pasien.
7
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah mengalami hymen imperforata
sebelumnya.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang kesehatan keluarga, terutama anggota
keluarga yang mempunyai penyakit menular dan tinggal satu rumah seperti
TBC dan hepatitis, serta penyakit keluarga yang dapat diturunkan seperti
penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus yang mungkin diderita pasien.
6. Riwayat Menstruasi
Data yang diperoleh bidan tentang menstruasi akan memberikan gambaran
tentang keadaan dasar dari organ reproduksinya (Sulistyawati, 2015).
7. Pola Pemenuhan Kebutuhan
1) Pola Nutrisi
Pasien makan 3 kali sehari dengan gizi seimbang.
2) Pola Eliminasi
Pasien mengalami dysuria, dan mengalami kesulitan BAB
3) Pola Tidur dan Istirahat
Pasien akan mengalami gangguan tidur jika nyeri muncul.
4) Pola Personal Hygiene
Kebersihan sangat penting agar terhindar dari infeksi.
2.2.2 Objektif
1. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum
Guna mengetahui keadaan umum pasien apakah keadaannya baik atau
memperlihatkan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain,
serta secara fisik pasien tidak mengalami ketergantungan dalam berjalan,
lemah atau buruk yaitu kurang atau tidak memberi respon yang baik
terhadap lingkungan dan orang lain, serta pasien sudah tidak mampu lagi
untuk berjalan sendiri (Sulistyawati, 2009).
2) Kesadaran
Tingkat kesadaran dari seorang klien bisa dibagi menjadi 4 yaitu
composmenthis, somnolen, koma dan apatis (Nursalam, 2008)
8
3) Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : Dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah
pasien memiliki faktor hipertensi atau hipotensi/tidak
dengan batas normal tekanan darah pada ibu adalah
90/60- 130/90 mmHg (Manuaba, 2010).
Nadi : Guna mengetahui frekuensi nadi yang dihitung tiap 1
menit dengan batas normal 60-100x/menit
(Prawirohardjo, 2010).
Suhu : Batas normal suhu tubuh yaitu 36,5 ℃ – 37,5 ℃.
Suhu tubuh lebih dari 37,5 ℃ berindikasi bahwa
kemungkinan ibu mengalami infeksi (Mandriwati,
2008).
Pernafasan : Dikaji untuk mengetahui sistem pernafasan,
normalnya 16-24 kali per menit (Romauli, 2011).
2. Pemeriksaan Fisik
1) Rambut
Bersih atau kotor, pertumbuhan, warna, mudah rontok atau tidak. Rambut
yang mudah dicabut menandakan kurang gizi atau ada kelainan tertentu
(Sulistyawati, 2011)
2) Mata
Dikaji untuk mengetahui keadaan konjungtiva dan sclera, kebersihan mata,
ada kelainan atau tidak dan adakah gangguan penglihatan seperti rabun
jauh/dekat (Sulistyawati, 2009)
3) Leher
Dikaji untuk mengetahui apakah terdapat penonjolan terutama pada
kelenjar tyroid yang berhubungan dengan kejadian abortus, hipertyroid
dapat menyebabkan abortus (Wiknjosastro, 2007)
3. Pemeriksaan Khusus
1) Palpasi pada daerah supra sympisis
Di temukan adanya nyeri tekan dan atau tumor pada uterus karena
gumpalan darah menstruasi.
2) RT (Rectal Toucher)
9
Dilakukan untuk mengetahui berapa besar, luas, dan banyak gumpalan
darah menstruasi didalam alat kelamin bagian dalam yang tidak di
keluarkan karena adanya kelainan pada himen (Hymen Inferforata).
4. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan pemeriksaan darah rutin,
dan urinalisa.
2) Pemeriksaan Imaging
Foto abdomen (BNO-IVP), USG abdomen serta MRI Abdominal dan
pelvis dapat memberikan gambaran imaging untuk uterovaginal anomali.
Dengan USG dapat segera didiagnosis hematokolpos atau
hematometrokolpos, Selain itu, transrectal ultrasonography dalam
membantu delineating complex anatomy. Apabila dengan USG tidak
jelas, diperlukan pemeriksaan MRI. USG dan MRI sebagai pemeriksaan
penunjang untuk mengetahui apakah ada kongenital anomali traktus
urinaria yang menyertai.
2.2.3 Analisa data
Nn “…” usia … tahun dengan hymen imperforata
2.2.4 Penatalaksanaan
Penataksanaan pasien dengan hymen imperforata adalah dengan melakukan
tindakan pembedahan. Apabila hymen imperforata dijumpai sebelum pubertas,
membran hymen dilakukan insisi/ hymenotomi dengan cara sederhana dengan
melakukan insisi silang atau dilakukan pada posisi 2, 4, 8 dan 10 arah jarum jam
disebut insisi stellate.
10
Gambar 3: Insisi hymen imperforate
11
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Subjektif
1. Identitas
Nama : Nn. “I”
Umur : 13 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Tangung 1 / 4 Kedung Tuban
2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah.
12
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan ibu pasien menderita penyakit paru-paru dan sudah
meninggal.
6. Riwayat Menstruasi
Pasien mengatakan tidak pernah menstruasi.
3.2 Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda Vital :
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 89 x/menit
Pernapasan : 17 x/menit
Suhu : 36,9 ℃
2. Pemeriksaan Fisik
1) Rambut : Bersih, warna hitam, tidak mudah rontok
13
2) Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih, kebersihan baik,
tidak ada penyakit rabun
3) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
4) Mulut : Bibir lembab, gigi tidak ada caries, tidak ada stomatitis
3. Pemeriksaan Khusus
1) Palpasi pada daerah supra sympisis
Terdapat nyeri tekan
2) Inspeksi vulva vagina
Tampak hymen menutupi seluruh introitus vagina, timbul Hymen
buldging (+)
3) RT (Rectal Toucher)
Teraba gumpalan darah
4. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Darah Lengkap Tanggal 28-12-2020
Hemoglobin 12,5 g/dl 12,0 – 15,0
RBC 5,07 Juta 4,0 – 4,9
Hematokrit 37,1 vol% 36 – 44
MVC 73,2 Fl 80 – 100
MHC 24,7 Pg 26 – 34
MCHC 33,7 % 31 – 37
RDW 13,4 % < 14,5
PLT 402 10^3/mm3 150 – 450
CMPV 8,7 Fl 7,2 – 11,1
PCT 0,32 % 0,15 – 0,5
PDW 10,3 Fl 11 – 18
WBC 8,4 10^3/mm3 4,0 – 10,0
Segmen 65 % 54 – 62
Limfosit 23 % 20 – 45
Monosit 12 % 2–8
Glukosa Sewaktu 81 mg/dl <180
HBs-Ag Non Reaktif Non Reaktif
Rapid Test COVID-19
IgG Non Reaktif Non Reaktif
IgM Non Reaktif Non Reaktif
14
Berat Jenis 1,020 1,000 – 1,035
PH 7 4,5 – 8
Leukosit Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Protein Negatif Negatif
Glukose Negatif Negatif
Keton +2 Negatif
Urobilinogen +1 <1
Bilirubin +1 Negatif
Eritrosit Negatif Negatif
Sedimen Mikroskopik
Eritrosit 2–5 LBP 0–2
Leukosit 0–2 LBP <10
Epitel 1–2 LBP <5
Silinder Negatif LBP Negatif
Bakteri Negatif LBP Negatif
Kristal Negatif LBP Negatif
Lain-lain Negatif
Test Kehamilan
Plano test Negatif
2. USG
Hasil USG tanggal 11-01-2021 :
Tampak massa ukuran 15,8 x 8,02 cm.
Kesan: hematometra
3.4 Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien dan keluarga.
Hasil : pasien dan keluarga memahami kondisi saat ini.
2. Menjelaskan kepada pasien program dokter SpOG bahwa pasien perlu
tindakan pembedahan pada selaput dara agar darah yang dirahim dapat
keluar, tindakan himenectomy akan dilakukan besok tanggal 12-01-2020.
Hasil : pasien dan keluarga setuju dengan program dokter SpOG dan
bersedia untuk mengurus rawat inap.
3. Memberikan KIE tentang mengurangi rasa sakit dengan teknik distraksi.
15
Hasil : pasien kooperatif.
4. Melakukan serah terima pasien dan advis dokter SpOG ke bidan Ruang
Bougenville, advis dokter sebagai berikut:
1) Berikan infus RL : D5% 2:1 selama 24 jam
2) Berikan injeksi santagesik 3x1 ampul (intravena)
Hasil : pasien dan advis dokter telah diterima bidan di Ruang
Bougenville.
16
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan hasil
tinjauan kasus pada pelaksanaan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Nn. “I” usia
13 tahun dengan hymen imperforata di Poli KIA RSUD Padangan. Untuk
memudahkan pembahasan, maka penulis akan membahas berdasarkan pendekatan
Manajemen Asuhan Kebidanan dengan pendokumentasian SOAP sebagai berikut:
4.1 Subjektif
Pada data subjektif ditemukan data bahwa pasien mengeluh nyeri perut
bagian bawah, tidak pernah mengalami menstruasi, dan nyeri saat BAK. Hal
ini sesuai dengan teori bahwa tanda gejala hymen imperforata adalah
1) Nyeri perut siklik tanpa haid
2) Amenorea
3) Nyeri pelvis
4) Nyeri punggung belakang
5) Perut terasa tegang (spasme perut)
6) Timbul hymen buldging
7) Gangguan miksi berupa disuria
8) Gangguan defekasi
4.2 Objektif
Pada data objektif didapatkan data:
1. Palpasi pada daerah supra sympisis: Terdapat nyeri tekan
2. Inspeksi vulva vagina: Timbul Hymen buldging (+)
3. RT (Rectal Toucher): Teraba gumpalan darah
4. Hasil USG: Tampak massa ukuran 15,8 x 8,02 cm, kesan hematometra
Hal ini sesuai dengan teori bahwa gejala klinis pasien dengan kasus hymen
imperforata adalah hymen buldging,, hematometra, hematokolpos dengan
ultrasonografi, dan gejala teraba massa di daerah supra pubik karena
terjadinya pembesaran
17
4.3 Analisa Data
Penulisan diagnose sesuai dengan teori yaitu Nn. “I” usia 13 tahun dengan
hymen imperforata.
4.4 Penatalaksanaan
1. Pasien direncanakan operasi hinemectomi hal ini sesuai dengan teori,
bahwa penanganan kasus hymen imperforata dapat ditangani dengan
pembedahan (insisi hymen).
2. Pemberian analgetika dapat menguangi rasa sakit pasien.
18
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan data subjektif Nn “I” mengeluh nyeri perut bagian bawah, tidak
pernah mengalami menstruasi, dan nyeri saat BAK.
2. Berdasarkan data objektif ditemudan data: palpasi pada daerah supra sympisis
terdapat nyeri tekan; inspeksi pada vulva vagina timbul Hymen buldging (+),
RT (Rectal Toucher): teraba gumpalan darah; Hasil USG Tampak massa
ukuran 15,8 x 8,02 cm, kesan hematometra.
3. Dilakukan analisa sesuai dengan data subjektif dan data objektif yang didapat
sehingga didapat diagnose Nn.”I” usia 13 tahun dengan hymen imperforata.
4. Dari analisa data tersebut dapat dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan
permasalahan dan kebutuhan Nn “I” dengan melakukan asuhan mandiri bidan
dan kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian terapi dan penanganan
dengan tindakan.
5.2 Saran
1. Bagi Penulis
Sebagai bidan diharapkan senantiasa berupaya meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang lebih
profesional berdasarkan manajemen kebidanan.
2. Bagi Lahan Praktik
Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk
lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LAMPIRAN
21