Muatan local yang diterapkan di SDN 1 KEMBANG KUNING adalah Bahasa sasak. Kegiatan pembelajaran ini bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik. Muatan local ini disampaikan di kelas IV, V, dan VI. Dengan alokasi waktu 2 jam setiap minggu. Bahasa sasak adalah Bahasa salah satu Bahasa yang digunakan secara khusus di lingkungan etnis Lombok terutama di kembang kuning itu sendiri. Bahasa ini merupakan Bahasa pergaulan , yang digunakan secara khusus di lingkungan etnis Lombok utamanya desa kembang kuning sendiri. Bahasa ini merupakan Bahasa pergaulan,yang digunakan untuk dapat diandalkan antar individu. Pengembangan muatan lokal Bahasa sasak bertujuan untuk mewujudkan tata krama , tata Susila dan budi pekerti luhur serta melestarikan Bahasa sasak. Berdasarkan uraian di atas SDN 1 Kembang Kuning memandang penting dan menentukan Bahasa sebagai muatan local peserta didik di kelas IV,V dan VI dengan alokasi 2 jam / minggu. Sesuai dengan kerangka dassar pengembangan K13,maka mata pelajaran muatan local yang mengikuti ketentuan baik kompetensi inti ,kompetensi dasar,dan proses pembelajaran . 2. MUATAN LOKAL DI SMP ISLAM D.M. KOTARAJA Pelaksanaan muatan local selain bermaksud untuk mempertahankan kelestarian yang berkenaan dengan kebudayaan daerah juga ditujukan pada usaha pembaharuan berkenaan dengan keterampilan sesuai perkembangan ilmu dan teknologi modern. Pelaksanaan kurikulum muatan local di SMP ISLAM D.M. KOTARAJA yaitu tilawah dan tahfidz al qur’an dengan tujuan agar meningkatkan nilai keagamaan siswa dalam mempelajari seni bacaan al qur’an yang baik dan benar dengan menggunakan tajwid kemudian memelihara melalui menghafal. Mata pelajaran muatan local tilawah dan tahfidz al qur’an diterapkan dari kelas VII sampai kelas IX dengan alokasi waktu 2 jam per minggu. 3. MUATAN LOKAL DI MA NW KOTARAJA Muatan local yang diterapkan di MA NW KOTARAJA adalah KE-NW-AN Kegiatan pembelajaran ini bertujuan menggali nilai-nilai nasionalisme dilakukan dalam setiap materi pokok bahasan satu kali pertemuan dalam seminggu dengan alokasi waktu 2x45 menit. Pertemuan pertama membahas peran Nahdlatul Wathan dalam pembangunan bangsa. Pertemuan kedua, dipergunakan oleh guru untuk membahas peran pendiri Nahdlatul Wathan dalam pembangunan bangsa. Nasionalisme memang menjadi salah satu bingkai perbedaan, karena nasionalisme lebih dekat pada munculnya kekacauan atas ketidaksamaan antar agama, ras, adat istiadat, serta gaya hidup dalam masyarakat. Mata pelajaran muatan local KE-NW-AN diterapkan dari kelas X sampai kelas XII dengan alokasi waktu 2x45 menit.