“Ruang Arus, Ruang Tempat: Bahan untuk Teori Urbanisme di Era Informasi”
Nama: Rio Apriyanto | NPM: 2006622836
Fungsi
Secara fungsional, hubungan sosial (network society) diatur diantara kepentingan global
dan lokal. Proses utama ekonomi, teknologi, media, dan otoritas diatur dalam jaringan global.
Tetapi aktivitas sehari-hari, kehidupan pribadi, identitas budaya, dan partisipasi politik pada
dasarnya bersifat lokal. Kota sebagai sistem komunikasi harus menghubungkan kepentingan
lokal dan global, kepentingan dua logika yang bertentangan pada saat yang sama di dalam
kota itu sendiri.
Makna
Dari segi makna, masyarakat kita dicirikan oleh perkembangan individuasi dan
komunalisme yang berlawanan. Dengan individuasi saya memahami pengurungan makna
dalam proyek, minat, dan representasi individu, yang merupakan sistem kepribadian yang
terwujud secara biologis. Dengan komunalisme, pengurungan makna dalam identitas
bersama, berdasarkan pada sistem nilai dan kepercayaan.
Form
Ada arti yang berkembang antara ruang arus dan ruang tempat. Ruang arus
menghubungkan lokasi yang terpisah secara elektronik dalam jaringan (network) interaktif
yang menghubungkan aktivitas dan orang-orang dalam konteks kawasan yang berbeda.
Sementara, ruang tempat mengatur pengalaman dan aktivitas di sekitar batas-batas tertentu.
Kota-kota dibangun dan dirusak secara bersamaan oleh logika persaingan ruang arus dan
ruang tempat. Kota tidak lenyap dalam jaringan virtual, tetapi diubah secara komunikasi
elektronik dan interaksi fisik, oleh kombinasi jaringan dan tempat.
Perencanaan
Hal utama perencanaan pada kota metropolitan di era informasi adalah memastikan
konektivitas, baik intra-metropolitan maupun antar-metropolitan. Perencanaan harus
mengedapankan kemampuan wilayah untuk beroperasi dalam ruang arus (space flow).
Kesejahteraan suatu wilayah dan penduduknya akan sangat bergantung pada kemampuan
bersaing dan bekerja sama dalam jaringan global pembangkitan/perolehan informasi,
kekayaan, dan kekuasaan (power). Pada saat yang sama, perencanaan harus memastikan
konektivitas simpul metropolitan ini ke seleuruh wilayah di metropolitan.
Arsitektur
Mengembalikan makna simbolis menjadi permasalahan komunikasi metropolitan yang
paling utama. Arsitektur, harus menyelamatkan makna simbolis di wilayah metropolitan,
dalam melahirkan kemampuan komunikasi era digital. Dalam beberapa tahun terakhir,
terliaht kebangkitan substansial makna arsitektural yang berdampak langsgun dalam
merevitalisasi kota dan wilayah, tidak hanya secara budaya tetapi juga secara ekonomi. Yang
pasti, arsitektur itu sendiri tidak bisa mengubah fungsi, atau bahkan makna, dari keseluruhan
wilayah metropolitan.
Desain perkotaan
Tantangan utama urbanisme di era informasi adalah memulihkan budaya kota. Ini
membutuhkan perlakuan sosio-spasial terhadap bentuk perkotaan, suatu proses yang kita
kenal sebagai desain perkotaan. Desaian perkotaan harus mampu menghubungkan kehidupan
lokal, individu, komunal, dan aliran global instrumental. Ruang publiklah yang menjadikan
kota sebagai tampat lahirnya budaya, tempat bersosialisasi, sistem komunikasi, dan
kemunculan demokrasi dalam kehidupan sebagai warganegara.