Anda di halaman 1dari 7

Vol 2 No 2 Mei 2019

E-ISSN: 2614-5219

TINJAUAN PUSTAKA

Virus Hepatitis B di Indonesia dan Risiko Penularan Terhadap Mahasiswa


Kedokteran

Annisa

Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Email: annisa@umsu.ac.id

Abstrak: Virus Hepatitis B adalah virus DNA yang menyerang organ hati, dan salah satu
penyebab infeksi virus kronik tersering di dunia. Virus ini berpotensi menyebabkan penyakit
hati kronis seperti sirosis, dan juga keganasan. Hepatitis B dapat tertular melalui pajanan
pada darah atau cairan tubuh yang terinfeksi, sehingga petugas medis termasuk mahasiswa
kedokteran memiliki risiko yang lebih untuk tertular penyakit ini. Melihat banyaknya kasus
dan morbiditas yang bisa diakibatkan oleh Hepatitis B, petugas kesehatan khususnya
mahasiswa kedokteran harus lebih tanggap dan paham mengenai penyakit ini.
Kata kunci: Hepatitis B, penularan, mahasiswa kedokteran

Hepatitis B Virus in Indonesia and Risk of Transmission to Medical


Students

Abstract: Hepatitis B virus is a DNA virus that attacks the liver and is one of the most
common causes of chronic viral infections in the world. This virus has the potential to cause
chronic liver disease such as cirrhosis and also liver malignancy. Hepatitis B may be
transmitted through exposure to infected blood or body fluids, therefore medical personnel
including medical students have a higher risk of contracting this disease. Observing the
amount of cases and the morbidity Hepatitis B may cause, all medical personnel especially
medical students need to raise their awareness regarding this disease.
Keywords: Hepatitis B, transmission, medical students

PENDAHULUAN tersering di dunia. Menurut World Health


Hepatitis B adalah suatu penyakit Organization (WHO), sekitar 240 juta
menular yang menyerang organ hati yang orang di dunia memiliki infeksi HBV
disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). kronik, dan 686.000 orang meninggal
HBV sangat infeksius dan merupakan setiap tahunnya akibat komplikasi hepatitis
penyebab utama hepatitis kronis, sirosis B, yaitu sirosis dan kanker hati. 2
hati, dan karsinoma hepatoseluler.1 Mahasiswa kedokteran adalah
Virus hepatitis B (HBV) adalah kelompok yang berisiko terpajan, terutama
salah satu penyebab infeksi virus kronik dalam masa studi pendidikan profesi

Anatomica Medical Journal 66


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 2 No 2 Mei 2019

E-ISSN: 2614-5219

dokter mereka, dimana faktor kurangnya terinfeksi genotipe C dan F angka


pengalaman dan kemampuan dalam karsinoma hepatoseluler lebih tinggi
prosedur terhadap pasien menyebabkan dibandingkan B dan D. Virus hepatitis B
kerentanan terhadap pajanan tidak menempatkan covalently closed circular
disengaja. DNA (cccDNA) sebagai kromosom
miniatur dalam nukleus inang dan
ISI bergantung pada strategi retroviral pada
Virus hepatitis B adalah suatu virus reverse transcription dari RNA ke
DNA (deoxyribonucleic acid) yang negative strand DNA.3,4
tergolong dalam famili hepadnavirus. HBV tidak memiliki sifat sitopatik
HBV juga merupakan virus terkecil yang langsung. Patogenesis dan kerusakan hati
diketahui menginfeksi manusia, dengan pada infeksi hepatitis B merupakan hasil
ukuran sekitar 3200bp, berbentuk sirkular, dari interaksi antara virus dan sistem
dan memiliki DNA dengan empat set kekebalan tubuh inang.5 Sistem kekebalan
struktur multipartikel virus yang akan menyerang HBV dan mengakibatkan
kompleks.3 Virus ini dapat menggunakan kerusakan hati sebagai akibat dari reaksi
keempat gen ini, yaitu S (surface gen), C imunologis saat diaktifkannya limfosit
(core gene), P (polymerase gene), dan X (x CD4 dan CD8 setelah mengenali berbagai
gene), untuk mengkode banyak protein peptida HBV pada permukaan hepatosit.
sekaligus.4 Reaksi kekebalan yang terganggu
Virus ini awalnya dianggap atau status kekebalan yang relatif toleran
merupakan virus unik dengan sifat yang akan menimbulkan terjadinya hepatitis
lain dibandingkan virus lainnya. Namun kronik. Kondisi final dari penyakit akibat
sekarang HBV dikenal sebagai salah satu HBV adalah sirosis. Dengan atau tanpa
famili dari virus hewan, yaitu sirosis, penyakit pasien juga bisa
hepadnavirus (virus hepatotropik DNA), berkembang menjadi hepatoselular
dan diklasifikasikan sebagai hepadnavirus karsinoma (HCC). Di Amerika Serikat,
tipe 1.3,4 penderita HCC seringnya berasal dari Asia
Di dunia terdapat setidaknya dan menderita penyakit akibat HBV sedari
sembilan genotipe HBV (A sampai I) yang lahir (transmisi vertikal).2,4
telah dibedakan berdasarkan 8% perbedaan
dari sekuens genomenya. Pada orang yang

Anatomica Medical Journal 67


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 2 No 2 Mei 2019

E-ISSN: 2614-5219

Epidemiologi di Indonesia Hati Indonesia, 2012).8 Indonesia memiliki


Prevalensi global karier kronik endemisitas kedua terbesar setelah
bervariasi antar 0.1 hingga lebih dari 20%, Myanmar di negara South East Asian
dan sekitar 15 – 40% penderita yang Region (SEAR). Berdasarkan data Riset
terinfeksi kronik bisa berlanjut menjadi Kesehatan Dasar (Riskesdas), diperkirakan
sirosis, kanker hati, atau karsinoma 28 juta penduduk Indonesia terinfeksi
hepatoseluler (HCC), dan 15 - 25% kasus hepatitis B dan C, dimana 14 juta memiliki
meninggal.2 potensi kronis, dan 1,4 juta berpotensi
Prevalensi HBV kronik bervariasi menjadi kanker hati. Berdasarkan data
di berbagai area geografis dan populasi Riskesdas 2013, angka kejadian semakin
yang berbeda, dengan prevalensi nasional meningkat pada penduduk berusia di atas
berkisar antara 0.1 – 35%, dimana usia 15 tahun, dengan jenis yang
endemisitas dinilai dari kadar antigen menginfeksi terbanyak penduduk
permukaan hepatitis B (HBsAg).6 Area Indonesia adalah hepatitis B (21,8%), dan
dimana HBV sangat endemis termasuk di hepatitis A (19,3%).9
Asia, Afrika sub-Sahara, sebagian daerah
timur tengah, dan Eropa bagian tengah dan Risiko Penularan Terhadap Mahasiswa
timur. Regio dengan prevalensi tertinggi Kedokteran
HBV kronik yang memiliki tingkat HCC, HBV disebarkan secara utama
dimana HCC menjadi salah satu dari 3 melalui perkutaneus atau pajanan mukosa
penyebab kematian utama di daerah terhadap darah ataupun cairan tubuh
tersebut, adalah Asia Pasifik. 7 seperti saliva, menstrual, vaginal, dan
Endemisitas HBV di Indonesia seminal yang terinfeksi. Transmisi seksual
termasuk antara sedang – tinggi hepatitis B dapat timbul terutama pada
berdasarkan perbedaan geografisnya, yaitu homoseksual yang tidak tervaksinasi,
berkisar antara 2.5% hingga 10%, dengan heteroseksual dengan pasangan multipel,
risiko tertinggi ada pada pasien ataupun kontak dengan pekerja seks
hemodialisa dan petugas kesehatan.7 komersil.2,10
Sedangkan pada populasi sehat Selain seksual, transmisi dapat
diperkirakan angka ini mencapai 20.3% terjadi secara vertikal in utero, yang
dengan proporsi luar Jawa lebih tinggi umumnya terjadi akibat perdarahan
daripada di Jawa (Perhimpunan Peneliti antepartum dan robekan plasenta, ataupun

Anatomica Medical Journal 68


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 2 No 2 Mei 2019

E-ISSN: 2614-5219

melalui transmisi perinatal oleh ibu yang prosedur terhadap pasien menyebabkan
seropositif dengan viremia HBV dan kerentanan terhadap pajanan tidak
menularkannya kepada bayinya saat atau disengaja. Sampai saat ini belum ada
sesaat setelah melahirkan. Selain vertikal, regulasi tertulis resmi yang menerangkan
perlu diperhatikan transmisi horizontal atau menganjurkan vaksinasi dan
yang bisa terjadi dalam satu rumah tangga, pencegahan HBV terhadap mahasiswa
intrafamiliar, dan khususnya dari anak ke pendidikan profesi dokter. Meskipun
anak.10 infeksi ini bisa dicegah melalui vaksinasi
Transmisi virus juga bisa terjadi petugas kesehatan terhadap HBV, tetap
melalui inokulasi tanpa disengaja melalui harus diberlakukan implementasi standar
darah atau cairan saat prosedur medis, perlindungan, perbaharuan alat dan metode
prosedur bedah, dan dental, ataupun menggunakan saat dengan aman.
terkena objek terkontaminasi seperti silet. Transmisi HBV pada petugas kesehatan
Hal ini juga termasuk penggunaan jarum harus dieliminasi.6
dan syringe yang tidak steril, Menurut WHO, 5,9% petugas
penyalahgunaan obat perkutan dan kesehatan dunia tiap tahunnya terpapar
intravena, tato, tindik tubuh, dan dengan infeksi HBV melalui darah, sejalan
akupuntur.2,11 Hal ini yang menyebabkan dengan angka 66.000 petugas kesehatan
pekerja medis, baik dokter, dokter gigi, penderita HBV. Sekitar 70% petugas di
perawat, bidan, dan termasuk siswa yang daerah endemis dilaporkan pernah
belajar di bidang medis memiliki risiko mengalami cedera jarum suntik, namun
untuk terkena pajanan HBV. Umumnya pelaporannya hanya 10 – 30%. Pada
infeksi HBV pada petugas kesehatan tanpa penelitian yang dilakukan terhadap 471
riwayat pajanan terjadi akibat kontak petugas kesehatan pada satu rumah sakit di
dengan darah atau cairan tubuh dengan India, sekitar 49,6% divaksinasi, 46,1%
permukaan mukosa atau gesekan kutaneus tidak vaksinasi, dan 4,3% vaksinasi tidak
secara langsung maupun tidak langsung. lengkap. Dari total 230 orang yang
Mahasiswa kedokteran adalah divaksinasi, 166 orang dilakukan
kelompok yang berisiko terpajan, terutama pemeriksaan anti-HBs, dimana 30%
dalam masa studi pendidikan profesi diantaranya memiliki titer anti-HBs
dokter mereka, dimana faktor kurangnya <10mIU/mL.12 Hal ini menunjukkan bisa
pengalaman dan kemampuan dalam terjadi tidak responsifnya imunitas tubuh

Anatomica Medical Journal 69


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 2 No 2 Mei 2019

E-ISSN: 2614-5219

dalam membentuk antibodi, dan pada (contoh akses intravena, phlebotomi, tanpa
petugas kesehatan hal ini sangat berisiko. indikasi yang jelas).11
Transmisi HBV dari dan kepada Occupational Safety and Health
petugas kesehatan. Di masalalu risiko Administration (OSHA) memandatkan
mendapatkan infeksi HBV saat melakukan vaksin hepatitis B agar tersedia bagi
prosedur rentan pajanan sangat tinggi petugas kesehatan yang rentan terhadap
sehingga dalam beberapa dekade infeksi HBV. Panduan ini dibuat agar
(meskipun di daerah dengan prevalensi seluruh pegawai yang memiliki pajanan
rendah) mayoritas petugas kesehatan kerja untuk diberikan vaksin, dan
menunjukkan marker infeksi lama atau dilakukan evaluasi paska pajanan serta
infeksi berlangsung HBV. Petugas tersebut follow-up bagi yang sempat terpajan.11
menjadi terinfeksi akibat kerja, dan Centers for Disease Control and
berpotensi lagi menularkan kepada Prevention (CDC) merekomendasikan
pasiennya. Sejak tahun 1970 telah banyak seluruh petugas kesehatan yang berisiko
dilaporkan transmisi HBV melalui petugas agar diperiksa dan semua yang rentan
kesehatan dengan viremia tinggi kepada harus menerima vaksin. Pemeriksaan
pasien, umumnya saat operasi.13 seperti ini umumnya bisa mendeteksi
petugas dan mahasiswa yang terinfeksi
Strategi Peningkatan Keamanan kronis.11
Beberapa upaya yang dapat
dilakukan adalah penggunaan peralatan
KESIMPULAN
protektif dan penggunaan kontrol praktik
Virus Hepatitis B sampai saat ini
dan peralatan yang baik, terutama dalam
masih menjadi suatu penyebab infeksi hati
standar pembersihan dan penggunaan
kronis di Indonesia yang meningkatkan
kembali alat dalam merawat pasien. Ada
mortalitas, morbiditas, dan sangat
beberapa praktik yang telah dimodifikasi,
dibutuhkan penanggulangannya, termasuk
seperti cara menggunakan jarum dan
pada sisi pencegahan. Seharusnya ada
menutup jarum, penggunaan tempat
rekomendasi yang dapat dijalankan bagi
pembuangan benda tajam yang resisten
sekolah, rumah sakit, dan fasilitas
terhadap tusukan, serta menghindari
kesehatan lain untuk memfasilitasi
tindakan invasif yang tidak dibutuhkan
pemeriksaan bagi mahasiswa kedokteran

Anatomica Medical Journal 70


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 2 No 2 Mei 2019

E-ISSN: 2614-5219

dan memastikan praktik yang aman baik 2011:386-392.


bagi petugas maupun bagi pasien. doi:10.1017/CBO9781107415324.004
6. Coleman WB, Tsongalis GJ, Liaw Y,
DAFTAR PUSTAKA eds. Hepatitis B Virus in Human
1. MacMahon B. Natural History of Diseases. Humana Press; 2016.
Chronic Hepatitis B. In: Naoky C, 7. Yano Y, Utsumi T, Lusida MI,
Melorose J, Perroy R, Careas S, eds. Hayashi Y. Hepatitis B virus infection
Clinics in Liver Disease. Vol 14. ; in Indonesia. World J Gastroenterol.
2010.doi:10.1017/CBO978110741532 2015;21(38):10714-10720.
4.004 doi:10.3748/wjg.v21.i38.10714
2. WHO. Guidelines for the prevention, 8. Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia.
care and treatment of persons with Konsensus Nasional Penatalaksanaan
chronic hepatitis B infection. Guidel Hepatitis B. (Akbar N, ed.). PPHI;
Prev care Treat Pers with chronic 2012.
Hepat b Infect. 2015;(March):166. 9. RI BP dan PKKK. Riset Kesehatan
doi:10.1186/1471-2334-13-288. Dasar.; 2013. doi:10.1007/s13398-
3. Pyrsopoulos NT. Hepatitis B. 014-0173-7.2.
Medscape Website. 10. Aspinall EJ, Hawkins G, Fraser A,
https://emedicine.medscape.com/articl Hutchinson SJ, Goldberg D. Hepatitis
e/177632-overview. Updated August B prevention, diagnosis, treatment and
2018. Accessed date March 22, 2019. care: A review. Occup Med (Chic Ill).
4. Doo, E, Ghany, MG. Hepatitis B 2011;61(8):531-540.
Virology for Clinicians. In: Naoky C, doi:10.1093/occmed/kqr136.
Melorose J, Perroy R, Careas S, eds. 11. Centers for Disease Control and
Clinics in Liver Disease. Vol 14. ; Prevention. Updated CDC
2010. recommendations for the management
doi:10.1017/CBO9781107415324.004 of hepatitis B virus-infected health-
5. Lok A. Hepatitis B. In: Dooley J, Lok care providers and students. Morb
A, Burroughs A, eds. Sherlock‟s Mortal Wkly Rep Recomm Reports.
Diseases of the Liver and Biliary 2012;61(3):1-12. doi:rr6103a1 [pii].
System. 12th ed. Blackwell; 12. Batra V, Goswami A, Dadhich S,
Kothari D, Bhargava N. Hepatitis B

Anatomica Medical Journal 71


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 2 No 2 Mei 2019

E-ISSN: 2614-5219

immunization in healthcare workers.


Ann Gastroenterol. 2015;28(2):276-
280.
13. Gerlich WH. Medical virology of
hepatitis B: how it began and where
we are now. Virol J. 2013;10(1):239.
doi:10.1186/1743-422X-10-239.

Anatomica Medical Journal 72


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ

Anda mungkin juga menyukai