Anda di halaman 1dari 7

Analisis Kasus Pencurian kendaraan Bermotor Menurut

Fontes Moralitates

I. Pendahuluan

Moral merupakan rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus
dipatuhi. Moral juga merupakan kaidah norma dan pranata yang mengatur perilaku individu
dalam hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat. Tindakan melawan atau
bertabrakan dengan moral tentunya akan menimbulkan permasalahan, baik itu
antaraindividu, individu dan kelompok, serta kelompok dengan kelompok dalam masyarakat.
Maka dari itu, setiap individu perlu hidup sesuai dengan moral karena moral memiliki fungsi
mengatur, menjaga ketertiban, dan menjaga keharmonisan kehidupan masyarakat dalam
suatu pranata sosial.

Dewasa ini dapat dengan mudah kita jumpai berbagai peristiwa, kejadian, kasus-kasus
yang bertabrakan dengan nilai-nilai moral. Kasus-kasus ataupun peristiwa yang
berseberangan dengan nilai-nilai moral bisa kita lihat di sekitar lingkungan juga dapat kita
amati melalui media-media cetak maupun media-media sosial. Dalam media cetak seperti
koran misalnya, setiap harinya dapat kita lihat sekurangnya-kurangnya satu masalah atau
kasus yang bertabrakan dengan nilai moral.

Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan dewasa ini telah
membawa perubahan yang besar bagi kehidupan itu sendiri. Tak dapat dimungkiri bahwa
secara langsung maupun tidak langsung hal itu telah mempengaruhi moralitas dewasa ini.
Pengaruhnya tak lain adalah semakin terkikisnya nilai moral dalam kehidupan masyarakat.
Ini tentunya mengganggu keharmonisan kehidupan masyarakat. Selaras dengan hal itu,
tuntutan dan gaya hidup zaman ini pun kian berubah. Orang rela melakukan apa pun untuk
memenuhi tuntutan hidup dan gaya hidup, salah satunya adalah dengan mencuri. Mencuri
merupakan tindakan melawan moral. Tindakan mencuri tentu tidak dibenarkan karena
mencederai hak milik orang lain.

Melalui tulisan ini penulis mencoba menyoroti kasus mencuri sebagai wujud dari
tindakan yang bertabrakan dengan nilai moral. Selanjutnya, penulis akan menganalisis kasus
tersebut dari sudut pandang Fontes Moralitates.
II. Ringkasan Kasus

Kasus yang diangkat oleh pernulis pada tulisan ini adalah pencurian kendaraan
bermotor atau kebih dikenal dengan istilah curanmor. Kasus pencurian kendaraan bermotor
ini terjadi di Kota Kupang pada 14 Februari lalu. Kehilangan sepeda motor dilaporkan oleh
Edwin Indrawan Wiranata Manggut (18), seorang mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi
di Kupang. Edwin meminjamkan motor kepada temannya, Mandra. Motor tersebut dicuri dari
Mandra. Pelakunnya adalah Raja Jamaludin Fermansyah alias Raja yang berusia 27 tahun
dan satu pelaku lainnya adalah Yomsi Mulyadi Kimsek alias Iwan. Selain menggarap satu
unit sepeda motor honda scoopy, para pelaku juga menggasak sejumlah barang elektronik
milik

III. Analisa Kasus dari Perspektif Fontes Moralitates

Hidup manusia selalu diwarnai dengan tindakan-tindakan manusia itu sendiri.


Tindakan-tindakan itu tidak semuanya baik, tidak semuanya buruk, dan tidak semuanya
bermoral dan amoral (tidak bermoral). Agar dapat menilai tindakan manusia, kita
memerlukan fontes moralitates yang tak lain merupakan elemen-elemen konstitutif yang ikut
menentukan moralitas tindakan.

Ada tiga sumber kesusilaan (elemen-elemen konstituif) atau dalam hal ini fontes
moralitates. Pertama adalah obyek tindakan (obiectum materiale atau finis operis). Kedua
adalah intensi dari pelaku (obiectum formale atau finis operantis). Ketiga adalah situasi atau
keadaan yang mempengaruhi tindakan (circumstantiae).

III.1 Obyek (Finis Operis)

Obyek (Finis Operis) adalah akibat langsung yang disebabkan oleh sebuah tindakan.
Berdasarkan kasus yang diangkat oleh penulis tindakan melawan nilai moral yang dilakukan
oleh pelaku adalah mencuri. Pencurian adalah pengambilalihan secara diam-diam sesuatu
yang menjadi hak orang lain, tanpa alasan yang dapat diterima oleh pemiliknya. Dari kasus
tersebut pelaku secara diam-diam telah mangambil barang milik korban. Mereka melakukan
aksi tersebut pada saat korban tidur. Jelas bahwa tindakan mereka (mencuri) tidak diketahui
oleh korban.

Secara fisik hasil atau akibat langsung yang disebabkan oleh para pelaku adalah
hilangnya motor dan beberapa barang elektronik dari kos Mandra. Motor dan barang
elektronik korban berpindah tempat. Kedua pelaku berhasil membawa kabur motor milik
korban. Mereka menggunakan motor itu untuk beraktivitas setiap hari. Sedangankan
barang-barang elektronik telah dijual kepada rekan mereka di Pulau Semau.

Di sis lain, tindakan pelaku (Raja dan Irwan) juga telah menghilangkan hak milik
Edwin dan Mandra. Sebuah pelanggaran atas hak milik dilakukan, apabila hak yang jelas
seseorang atas barang-barang materiil dilanggar secara bertentangan dengan keinginannya.
Raja dan Iwan secara sadar telah melanggar hak milik Edwin dan Mandra dengan mengambil
barang-barang mereka. Pencurian barang (motor dan barang elektronik) merupakan
tindakan yang tidak menghargai hak milik orang. Hak milik ada pada setiap orang sehingga
setiap tindakan mengambil barang milik orang lain dengan alasan apapun adalah salah.
Tindakan Raja dan iwan yang mengambil hak milik Raja dengan cara mencuri mencuri
merupakan tindakan melawan moral dan hal ini tentunya tidak bisa dibenarkan.

III.2 Subjek (Finis Operantis)

Finis operantis merupakan motif atau intensi subjektif dari pelaku. Setiap tindakan
manusia selalu digerakan oleh sesuatu yang tak lain merupakan motif atau alasan mengapa
seseorang melakukan suatu tindakan. Finis operantis tak lain merupakan alasan mengapa
atau untuk apa subjek melakukan suatu tindakan. Tindakan mencuri yang dilakukan oleh
Raja dan Iwan tentu dilatarbelakangi oleh suatu alasan. Mereka tidak mungkin mencuri
tanpa alasan. Pasti ada alasan mengapa mereka mencuri.

Dari kasus yang diangkat penulis, finis operantis atau motif yang mendorong Raja
dan Iwan tidak dijelaskan secara ekspilist atau tidak ditulis pada tulisan tentang kasus
tersebut. Akan tetapi penulis mencoba melihatnya dari beberapa informasi yang tersedia.
Setelah melihat lebih jauh, penulis memperkirakan bahwa ada dua motif yang
melatarbelakangi Raja dan Iwan melakukan aksi pencurian tersebut.

Motif pertama adalah gaya hidup. Menurut KBBI gaya hidup adalah pola tingkah laku
sehari-hari segolongan manusia atau masyarakat. Dewasa ini, kebanyakan orang bukan saja
menggunakan sepeda motor untuk membantu melancarkan kegiatan sehari-hari melainkan
juga menjadikannya sebagai gaya hidup. Seseorang yang menggunakan motor untuk
menjalani aktifitas sehari-hari tentu tentu akan terlihat lebih keren. Pada kasus tersebut
terdapat informasi bahwa motor milik Edwin yang dicuri dari Mandra digunakan sehari-
sehari oleh Raja. Jika pelaku sungguh membutuhkan dengan mencuri motor tersebut, maka
motor tersebut akan segera dijual. Namun yang terjadi adalah pelaku menggunakannya
dengan mencopot plat nomor kendaraan agar tidak mudah dikenali. Amat boleh jadi bahwa
motif pelaku mencuri motor tersebut adalah untuk memenuhi gaya hidup dengan
menggunakannya sehari-hari sehingga terlihat lebih keren.

Motif kedua yang mendorong Raja dan Iwan untuk melakukan pencurian adalah
untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Kebutuhan-kebutuhan ekonomi mendorong setiap
orang untuk terus bekerja setiap harinya. Kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang mendesak,
yang harus dipenuhi tak jarang membuat orang nekat melakukan hal-hal negatif yang
melanggar nilai nilai moral. Pada kasus tersebut dijelaskan bahwa barang-barang elektronik
yang dicuri telah dijual kepada rekan pelaku, Mika Kisek. Kemungkinan besar bahwa uang
hasil penjualan barang curian tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.

III.3 Circumstantiae

Circumstantiae adalah sebuah keadaan/situasi yang turut mempengaruhi sebuah


tindakan. Situasi itu relevan secara moral, apabila memperbesar atau mengurangi akibat-
akibat tambahan yang baik atau buruk atau paling tidak mengandung kemungkinan besar
untuk menimbulkan akibat-akibat baik atau buruk. Apa yang sudah ditentukan oleh obyek
itu, ditentukan lebih lanjut oleh keadaan yang mengitari obyek itu. Dengan kata lain,
circumstantiae adalah factor atau pengaruh-pengaruh lansung yang menambah atau
mengurangi sifat moral suatu perbuatan yang sebetulnya sudah ditentukan oleh obyeknya.

Dari kasus pencurian yang diangkat oleh penulis, dapat kita lihat bahwa situasi yang
turut mempengaruhi pelaku pencurian dalam melakukan tindakan mereka adalah tuntuan
ekonomi dan tuntutan gaya hidup. Tuntutan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
ekonomi dan gaya hidup mendorong setiap orang untuk bekerja dan berusaha dalam hidup
mereka. Melaksanakan pekerjaan untuk memenuhi tuntutan-tuntutan itu adalah sesuatu
yang mesti dilakukan dan dipandang benar dan baik selama pekerjaan yang mereka lakukan
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu tidak melanggar nilai-nilai moral. Namun hal itu
tidak dapat dibenarkan jika untuk memenuhi tuntutan ekonomi dan gaya hidup orang
melakukannya dengan mencuri barang milik orang lain. Mencuri barang milik orang lain
tentu ssmerupakan tindakan melawan nilai moral. Dengan mencuri orang tidak lagi
mengahargai hak milik yang dimiliki oleh orang lain. Dengan mencuri juga kedua pelaku
sebenarnya telah mencederai hakikat dirinya sebagai seorang manusia yang mempunyai
potensi untuk melaksanakan suatu pekerjaan dan menghasilkan sesuatu bagi hidupnya.

Lebih jauh lagi, penulis akan mencoba untuk menjelaskannya berdasarkan


persyaratan moral (versus memorialis). Pertama, siapa yang melakukan (quis). Dalam kasus
tersebut, tindakan pencurian dilakukan oleh Raja dan Iwan. Raja dan Iwan bekerja sama
dalam melakukan tindakan pencurian tersebut. Kerja sama dalam melakukan sesuatu
tentunya merupakan hal yang baik. Namun dalam kasus ini Raja dan Iwan melakukan
tindakan kerja sama dalam hal kejahatan yaitu pencurian. Kedua orang ini juga bisa disebut
sebagai orang yang malas karena mereka tidak memenuhi kebutuhan ekonomi dan gaya
hidup mereka dengan bekerja tetapi mereka malah mencuri barang milik orang lain.

Kedua, dengan cara apa mereka melakukannya (qiubus auxiliis). Kedua pelaku
mendatangi kos Mandra saat ia terlelap. Motor dapat diambil dengan mudah sebab motor
tersebut diparkir di depan kamar Mandra. Selain motor kedua pelaku juga mengambil
barang-barang elektronik milik Mandra dengan cara membuka paksa pintu kamar Mandra.
Ketiga, apa yang mereka lakukan (quid). Dalam melakukan aksi tersebut mereka memiliki
peran masing-masing. Raja berperan mengambil motor dan barang-barang elektronik
sedangkan Iwan berperan dalam melakukan pengawasan agar aksi pencurian itu tidak
diketahui oleh orang lain. Keempat, kapan mereka melakukannya (quando). Aksi pencurian
itu dilakukan pada malam hari saat korban tertidur dan tidak ada lagi keramaian. Ini
tentunya memudahkan mereka untuk melakukan pencurian tersebut.

Kelima, bagaimana mereka melakukannya (quomodo). Raja dan Iwan melakukan


aksi tersebut dengan melakukan pengintaian terlebih dahulu. Mereka menunggu saat yang
tepat untuk melakukan pencurian, yaitu pada saat malam hari. Mereka mendatangi kos
Mandra. Salah seorang dari mereka yaitu Iwan mengambil posisi diluar kos untuk
mengamati keadaan sekitar. Ketika situasi aman Raja mendekasi kamar milik Mandra dan
mendapati Mandra sedang terlelap. Melihat hal itu Raja mencongkel pintu kamar dan
mengambil barang-barang elektrorik milik Mandra. Setelah mengambil barang-barang
elektronik Raja dan Iwan membawa lari motor yang diparkir di depan kamar beserta
barang-barang elektronik. Keenam, untuk apa mereka melakukannya (cur). Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya Raja dan iwan melakukan tindakan pencurian untuk memenuhi
kebutuhan ekomoni dan gaya hidup. Ketujuh, apa yang mereka pakai untuk melakuka hal itu
(circa quid). Hal ini tidak dijelaskan dalam tulisan tentang kasus tersebut. Namun
kemungkinan besar alat yang mereka pakai untuk membuka pintu kamar Mandra adalah
kawat dan besi.

IV. Kesimpulan

Dalam keseharian hidup sering kita jumpai penyelewangan-penyelewengan terhadap


terhadap nilai-nilai moral. Penyelewengan-penyelewang itu dilakukan karena suatu alasan.
Terkadang alasan-alasan yang ada, yang mendorong seseorang untuk menabrak nilai-nilai
moral itu baik, seperti; memenuhi kebutuhan ekonomi. Namun tindakan untuk memenuhi
hal itu tak jarang melanggar nilai-nilai moral. Kasus pencurian yang diangkat penulis
dilatarbelakangi oleh faktor tuntutan ekonomi dan gaya hidup. Sayangnya, Raja dan Iwan
melakukan pencurian untuk memenuhi hal itu. Ini tentu tidak bisa dibenarkan. Agar dapat
memenuhi kebutuhan, kita hendaknya bekerja dan bukan mencuri barang milik orang lain.

Jadi, penulis mengambil kesimpulan bahwa pencurian merupakan tindakan yang


tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun, sebab dengan melakukan pencurian kita
menabrak nilai moral yang ada dan menampilkan sikap tidak menghargai hak milik orang
lain. Adalah baik bagi kita untuk bekerja guna memenuhi setiap kebutuhan hidup kita.

Bibliografi

 Lamintang, P. A. F dan Lamintang, Theo. Delik-Delik Khusus Kejahatan Terhadap Harta


Kekayaan, Jakarta: Sinar Grafika, 2009.
 Pescheke, Karl-Heinze, Etika Kristiani Jilid IV, Kewajiban Moral Dalam Hidup Sosial,
Maumere: Ledalero, 2003.
 Verkuyl, DR. J, Etika Kristen, Yogyakarta: BPK Gunung Mulia, 1982.

 Mansur, Inosentius, “Revitalisasi Makna Perintah Ke-tujuh Dekalog dan Relevansinya Bagi
Pendidikan Anti Korupsi”, dalam Sepakat. Vol. 1, No. 2. 2015.
 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Kementrian Pendikan Nasional, 2016.
 Sebho, Ferdinandus. Moral Dasar. Manuskrip. Maumere: Sekolah Tinggi Filsafat Katolik
Ledalero, 2017

Anda mungkin juga menyukai