Anda di halaman 1dari 21

Jurnal Fakultas Hukum, Maret 2023, Hlm 1-61

FAKTOR PENYEBAB DAN PERTIMBANGAN HAKIM DALAM


MENJATUHKANPUTUSAN TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN
GADING
DI DESA RIANGKOLI, KECAMATAN TANJUNG BUNGA,
KABUPATEN FLORES TIMUR

Chatrine Anika Domaking, 1802010642


Fakultas Hukum, Unversitas Nusa Cendana (UNDANA)-Kupang

ABSTRAK

Chatrine Anika Domaking: Faktor Penyebab dan Pertimbangan Hakim dalam


Menjatuhkan Putusan terhadap Tindak Pidana Pencurian Gading di Desa Riangkoli
Kecamatan Tanjung Bunga Kabupaten Flores Timur.Di bawah bimbingan Bhisa
V.Wilhemus,SH.,M.Hum, sebagai Pembimbing 1 dan Darius A.Kian, sebagai
Pembimbing 11
Pencurian adalah Kejahatan atau tindak kriminal yang merupakan salah satu
bentuk dari perilaku menyimpang , mencuri adalah suatu perbuatan yang mengambil
barang milik orang lain dengan jalan yang tidak sah, Kasus pencurian yang banyak
terjadi pada akhir-akhir ini semakin membuat resah masyarakat karena cara yang
dilakukan juga terus mengalami perkembangan. Taring gajah di Kabupaten Flores Timur
adalah simbol atau salah satu sarat penting, sehingga semakin banyak terjadinya kasus
pencurian gading yang terjadi khususnya di Desa Riangkoli Kabupaten Flores Timor.
Masalah Penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah: (1) apakah yang menjadi
faktor penyebab terjadinya pencurian di desa riangkoli kecamatan tanjung bunga
kabupaten flores timur? (2) apakah yang menjadi pertimbangan hakim dalam
menjatuhkan putusan terhadap tindak pidana pencurian di desa riangkoli kecamatan
tanjung bunga kabupaten flores timur
Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara dan studi kepustakaan .
Hasil Penelitian menunjukan: (1) Faktor-faktor penyebab terjadinya pencurian di
desa riangkoli kecamatan tanjung bunga kabupaten flores timur yaitu karena faktor
internal kurangnya nilai agama dan niat pelaku membuat pelaku mempunyai dorongan
untuk melakukan kejahatan, dan faktor eksternal yang disebabkan oleh faktor ekonomi.
(2) Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan yaitu pertimbangan
yuridis,filosofis,sosiologis
Saran sebagai berikut: maka perlu adanya peningkatan pendidikan baik formal
maupun non-formal serta perlu menciptakan lapangan pekerjaan dan hakim perlu untuk
lebih peduli dalam pertimbangan sosiologis setiap pelaku.

Kata kunci: Faktor penyebab, Pertimbangan hakim


Chatrine Anika Domaking: Causal Factors and Judges' Considerations in Delivering
Decisions on the Crime of Ivory Theft in Riangkoli Village, Tanjung Bunga District, East
Flores Regency. Under the guidance of Bhisa V.Wilhemus, as Advisor 1 and Darius A.
Kian, as Advisor 11

Theft is a crime or criminal act which is a form of deviant behavior, stealing is an act
of taking other people's belongings in an illegal way. Cases of theft that have occurred lately
have increasingly made people nervous because of the way in which they are carried out.
continue to develop. Elephant tusks in East Flores Regency are a symbol or one of the
important features, so that there are more and more cases of ivory theft that have occurred,
especially in Riangkoli Village, Flores Regency, Timor. The research problems used in this
writing are: (1) What are the factors causing the theft in the village of Rigikoli, Tanjung
Bunga sub-district, East Flores district? (2) What are the judges' considerations in making a
decision on the crime of theft in the village of Rigikoli, Tanjung Bunga sub-district, East
Flores district.
This research is an empirical legal research. Data collection techniques were carried
out through interviews and literature studies.
The results of the study showed: (1) The factors causing the theft in the village of
Rigikoli, Tanjung Bunga sub-district, East Flores district, namely due to internal factors, the
lack of religious values and the intention of the perpetrators made the perpetrators have the
urge to commit crimes, and external factors caused by economic factors. (2) The judge's
considerations in making a decision are juridical, philosophical, sociological considerations
Suggestions as follows: it is necessary to increase education both formal and non-formal
and it is necessary to create jobs and judges need to be more concerned about the
sociological considerations of each actor.

Keywords: Causal factors, Judge's consideration

Jurnal Fakultas Hukum, Maret 2023, hlm, 1-61


1.1 Latar Belakang Indonesia telah menetapkan
Kejahatan atau tindak kriminal sanksi pidana penjara dalam
merupakan salah satu bentuk dari perundang- undangan sebagai salah
perilaku menyimpang yang selalu ada satu sarana untuk menanggulangi
dan melekat pada tiap bentuk masalah kejahatan, hal ini merupakan
masyarakat. Perilaku menyimpang itu salah satu bagian kebijakan kriminal
merupakan suatu ancaman yang nyata atau politik kriminal, namun kejahatan
atau ancaman terhadap norma-norma yang terjadi di masyarakat sepertinya
sosial yang mendasari kehidupan atau sulit dihilangkan, meskipun dengan
keteraturan sosial, dapat menimbulkan perangkat hukum dan undang-undang
ketegangan individual maupun yang dirumuskan oleh legislatif.
ketegangan-ketegangan sosial, dan
merupakan ancaman riil atau potensiil Tindak pidana pencurian diatur dalam
bagi berlangsungnya ketertiban sosial. Pasal 362 KUHP yang merumuskan,
Kejahatan di samping masalah “Barangsiapa mengambil seluruhnya atau
kemanusiaan juga merupakan masalah sebagian kepunyaan orang lain dengan
sosial, tidak hanya merupakan maksud untuk dimiliki secara melawan
masalah bagi masyarakat tertentu, hukum, diancam karena pencurian dengan
tetapi juga menjadi masalah yang pidana penjara paling lama lima tahun atau
dihadapi oleh seluruh masyarakat di denda paling banyak enam puluh rupiah”.
dunia Salah satu jenis kejahatan yang Unsur melawan hukum dalam tindak
menonjol adalah kejahatan terhadap pidana pencurian tersebut dirumuskan
harta benda yaitu pencurian. secara tegas dan eksplisit, sehingga
mengandung pengertian bahwa perbuatan
Dalam Kamus Besar Bahasa mengambil barang milik orang lain secara
Indonesia, di sebutkan bahwa mencuri melawan hukum merupakan perbuatan
adalah suatu perbuatan yang yang dilarang oleh undang- undang dan
mengambil barang milik orang lain mempunyai sanksi berupa pidana.
dengan jalan yang tidak sah. Pelaku
tindak pidana pencurian ini biasa Menurut R.Soesilo pencurian
disebut dengan pencuri dan dalam pasal ini dinamakan pencurian
tindakannya oleh masyarakat sering dengan pemberatan atau atau pencurian
dikenal dengan istilah mencuri. dengan kwalifikasi dan ancaman hukuman
Pencurian terdiri dari dua unsur yaitu yang lebih berat. Apakah yang diartikan
unsur objektif dan unsur subjektif, dengan pencurian dengan pemberatan itu,
unsur objektif tindak pidana pencurian ialah pencurian biasa disertai dengan salah
terdiri dari perbuatan mengambil, satu keadaan sebagai berikut: Apabila
objeknya suatu benda, dan unsur pencurian itu dilakukan pada waktu
keadaan yang menyertai atau melekat malam, dalam rumah atau pekarangan
pada benda, yaitu benda tersebut tertutup yang ada rumahnya. “Malam”
sebagian atau seluruhnya milik orang sama dengan waktu antara matahari
lain, sedangkan nsur subjektif dari terbenam dan terbit.
tindak pidana pencurian antara lain Rumah sama dengan tempat
adalah adanya maksud, yang ditujukan yang dipergunakan untuk berdiam siang
untuk memiliki, dan dengan melawan malam, artinya untuk makan, tidur dsb.
hukum. Sebuah gudang atau toko yang tidak
didiami siang malam, tidak masuk
pengertian rumah sebaliknya gubuk, kasus, Pencurian Kenderaan Bermotor
kereta, perahu dan sebagainya yang siang 62.000 Ribu kasus, Pencurian Biasa
malam dipergunakan sebagai kediaman, 48.000 Ribu Kasus.
masuk sebutan rumah. Pekarangan tertutup Kabupaten Flores Timur merupakan suatu
sama dengan suatu pekarangan yang kabupaten yang berada diwilayah provinsi
sekelilingnya ada tanda-tanda batas yang Nusa Tenggara Timur yang memiliki
kelihatan nyata seperti selokan, pagar batas-batas wilayah terdiri atas wilayah
bambu, pagar hidup, pagar kawat dan daratan, wilayah pesisir dan laut, memiliki
sebagainya. topografi mulai dari datar (kemiringan 0–
Tidak perlu tertutup rapat- 8%), landai (kemiringan 9–15%), agak
rapat, sehingga orang tidak dapat masuk curam (kemiringan 16–25%), curam
sama sekali, di sini pencuri itu harus betul- (kemiringan 26–40%), sampai sangat
betul masuk ke dalam rumah dan curam (kemiringan ≥40%). Keadaan
sebagainya, dan melakukan pencurian topografi tersebut dapat digambarkan
disitu. Apabila ia berdiri di luar dan melalui kelerengan beberapa wilayah.
mengait pakaian melalui jendela dengan Taring gajah di Kabupaten
tongkat atau mengulurkan tangannya saja Flores Timur adalah simbol atau salah satu
ke dalam rumah untuk mengambil barang sarat penting untuk meminang seorang
itu, tidak masuk di sini. wanita dan juga dapat digunakan juga
Meskipun bagi si pelanggar untuk membalas jasa pada ibu mempelai
telah diancam dengan sanksi pidana yang wanita bahkan suku Lamaholot juga
cukup berat tetapi belum membuat jerah menggunakan taring gajah sebagai denda
pelaku kejahatan, karena masih kurangnya jika salah seorang melakukan tindakan
kesadaran hukum. Hal ini dilihat kesalahan pada orang lain seperti
banyaknya pelaku kejahatan yang membawa lari anak gadis orang
melakukaan kejahatan lagi setelah selesai menghamili anak orang di luar nikah
keluar dari menjalani hukuman, tanpa (gowa sagi dalam bahasa Lamaholot)
perasaan menyesal atau malu, hal ini penyemaran nama baik, dan menggangu
karena menganggap perbuatan yang istri orang lain Semua ini diatur di dalam
dilakukan adalah hal biasa. hukum adat yang berlaku turun temurun
Kasus pencurian yang banyak sejak dahulu kala.
terjadi pada akhir-akhir ini semakin Hukum adat dari suku
membuat resah masyarakat karena cara Lamaholot tidak ditulis tetapi secara
yang dilakukan juga terus mengalami lisan. mereka mendengar hukum adat
perkembangan. Pada awalnya pencurian dari orang tua (genan koda) sehingga
dilakukan dengan cara-cara yang dari kecil mereka telah mengenal
konvensional seperti merusak pintu, hukum adat yang berlaku di daerah
jendela, melompati pagar rumah sampai mereka. Taring gajah yang merupakan
dengan melewati atap rumah, akan tetapi hasil dari mahar seorang wanita tidak
dalam perkembangannya pencurian akan dijual tetapi mereka
dilakukan dengan terang-terangan bahkan menyimpannya sebagai harta dalam
dilakukan lebih dari seorang, tidak lagi di marga mereka. Taring gajah juga akan
tempat sepi akan tetapi di keramaianpun berpindah ke marga lain jika salah
tidak luput menjadi sasaran pencurian. seorang dari marga mereka
Di Indonesia memilki kasus mengambil istri dari marga lain (Likat
pencurian yang sangat tinggi dengan Telo) tiga tungku. Taring gajah
jumlah 329.000 ribu kasus, dengan melihat (Bala dalam bahasa Lamaholot)
kasus diatas dengan rincian: Pencurian adalah Harta Warisan suku selain
dengan pemberatan 191 Ribu kasus, Kasus emas batangan (petaka) dan Anting
Pencurian dengan kekerasan 28.000 Ribu Emas (Belaong). karena Taring gajah
begitu penting dalam suku mereka, tanjung bunga riangkoli
mereka sangat menghargai Pemilik kabupaten flores timur.
taring yaitu gajah. Mereka memanggil b. Untuk mengetahui
gajah dengan Nenek. pertimbangan hakim dalam
Kasus pencurian yang terjadi menjatuhkan putusan terhadap
di Desa Riangkoli Kabupaten Flores tindak pidana pencurian
Timor sekitar Pukul 01: 00 WIB Gading didesa riangkoli
pelaku berinisial S yang berasal dari kecamatan tanjung bunga
Kabupaten Mauemere beserta kabupaten flores timur.
beberapa teman melakukan
pencurian dirumah korban bertempat 2. Manfaat Penelitian
di Desa Riangkoli, Aksi pencurian a) Manfaat Teoretis
tersebut mereka berhasil membawa Hasil penelitan ini secara
sebuah gading,dan mereka kembali ke teoritis diharapkan memberikan
Maumere untuk menjualnya. sumbangan pikiran dalam
Berdasarkan latar belakang di memperkaya wawasan, konsep-
atas maka peneliti mengangkat konsep, teori-teori terhadap ilmu
penelitian dengan judul: FAKTOR pengetahuan dalam bidang hukum
PENYEBAB DAN terutama tentang Penucurian
PERTIMBANGAN HAKIM gading DiDesa Riangkoli,
DALAM MENJATUHKAN Kecamatan Tanjung Bunga,
PUTUSAN TERHADAP TINDAK Kabupaten Flores Timur.
PIDANA PENCURIAN GADING b) Manfaat Praktis
DI DESA RIANGKOLI, Hasil Penelitian ini secara
KECAMATAN TANJUNG praktis diharapkan dapat
BUNGA, KABUPATEN FLORES menyumbangkan pemikiran
TIMUR terhadap pemecahan masalah
tentang pencurian gading
1.2 Rumusan Masalah sehingga berguna bagi
Dari latar belakang tersebut, maka masyarakat terutama pemerintah
dapat ditarik rumusan masalah sebagai dan penegakan hukum terutama
berikut: dalam mengembangkan dan
1. Apakah yang menjadi faktor memperdalam ilmu hukum pidana
penyebab terjadinya pencurian terlebih pencurian gading diDesa
gading di desa riangkoli, Riangkoli, Kecamatan Tanjung
kecamatan tanjung bunga, Bunga, Kabupaten Flores Timur.
kabupaten flores timur?
2. apakah yang menjadi pertimbangan 1.4 Metode Penelitian
hakim dalam menjatuhkan putusan 1.4.1 Jenis Penelitian
terhadap tindak pidana pencurian Penelitian ini merupakan penelitan
gading di desa riangkoli, yuridis-empiris yang datanya
kecamatan tanjung bunga, diperoleh secara langsung melalui
kabupaten flores timur? wawancara dengan responden di
lapangan penelitian untuk
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian menyelidiki kenyataan hukum yang
1. Tujuan penelitian ada di dalam kehidupan sosial.
a. Untuk mengetahui faktor
penyebab terhadap tindak 1.4.2 Jenis dan Sumber Data
pidana pencurian gading
didesa riangkoli kecamatan
Jenis data yang dipergunakan Wawancara merupakan
dalam penelitian ini pengumpulan data dengan
diklasifikasikan menjadi: cara mengadakan tanya
a) Data primer yaitu data yang jawab secara langsung
diperoleh secara langsung pada pihak–pihak yang
dari lapangan, penelitian terkait dengan
berupa wawancara kepada menggunakan daftar
responden dan informan, pertanyaan sebagai
dalam hal ini pihak terkait pedoman wawancara.
yaitu keluarga pelaku b. Studi Dokumen/Literatur
pencurian gading, korban Studi Dokumen/Literatur
pencurian gading dan aparat Merupakan suatu
penegak hukum. penelitian kepustakaan
b) Data sekunder yaitu bahan yang dilakukan dengan
pustaka yang mecakup menggunakan jalan
sejumlah bahan hukum, mempelajari dokumen-
dokumen-dokumen resmi, dokumen baik berupa
buku-buku perpustakaan, buku, karya ilmiah,
peraturan perundang- peraturan perundang-
undangan, karya ilmiah, undangan, situs internet,
artikel-artikel, bahan hukum jurnal, laporan, artikel, dan
tersier serta dokumen yang bahan tullis lainnya yang
berkaitan dengan materi berkaitan dengan
penelitian. penelitian.
1.4.3 Aspek-Aspek Yang 1.4.6 Teknik Pengolahan dan
Diteliti Analisis Data
Adapun aspek-aspek a. Teknik Pengolahan Data
yang ingin dicapai dalam Pengolahan data
penelitian ini adalah: dapat diartikan sebagai
a)   Faktor penyebab rangkaian proses
1. Faktor Internal mengolah data yang
2. Faktor Eksternal diperoleh kemudian
b)  Pertimbangan hakim diartikan dan
1. Pertimbangan diinterpretasikan sesuai
yuridis dengan tujuan,
2. Pertimbangan rancangan, dan sifat
sosiologis penelitian.
3. Pertimbangan Metode pengolahan data
filosofis dalam penelitian ini antara lain
1.4.4 Lokasi Penelitian sebagai berikut:
Lokasi yang dipilih 1) Pemeriksaan Data
dalam rangka pelaksanaan (Editing)
penelitian adalah Kabupaten Pemeriksaan Data
Flores Timur. (editing) yaitu
1.4.5 Teknik Pengumpulan mengecek atau
Data memeriksa
Teknik penguulan data kelengkapan
dalam penelitian ini adalah kelengkapan data
sebagai berikut. yang diperoleh agar
a. Wawancara
dapat di pertanggung
jawabkan. BAB II
2) Penandaan TINJAUAN PUSTAKA
Data(Coding)
Pemeriksaan
Data(coding) yaitu 2.1 Pencurian
memberikan catatan 2.1.1 Pengertian pencurian
atau tanda yang Pencurian adalah
menyampaikan jenis pengambilan properti milik orang
sumber lain secara tidak sah tanpa seizin
data,pemegang hak pemilik Kata ini juga digunakan
cipta atau urutan sebagai sebutan informal untuk
rumusan masalah. sejumlah kejahatan terhadap
3) Tabulasi Data properti orang lain, seperti
Tabulasi Data yaitu perampokan rumah, penggelapan,
memindahkan data perampokan, pencurian toko, dan
kedalam tabel kadang pertukaran kriminal.
sederhana untuk Dalam Yurisdiksi tertentu,
memudahkan kegitan pencurian dianggap sama dengan
analisis data. larsenni sementara yang lain
b. Teknik Analisis Data menyebutkan pencurian telah
Teknik analisis data bertujuan menggantikan larseni. Seseorang
untuk menguraikan dan yang melakukan tindakan atau
memecahkan masalah berkarir dalam pencurian disebut
berdasarkan data yang diperoleh pencuri, dan tindakannya disebut
baik data primer, sekunder, mencuri.
maupun tersier akan dianalisis
berdasarkan rumusan masalah Pencurian adalah salah
yang telah diterapkan sehingga satu jenis kejahatan terhadap
diharapkan dapat memperoleh kekayaan manusia yang diatur
gambaran yang jelas tentang dalam Bab XXII Buku II Kitab
simpulan atau hasil penelitian Undang-Undang Hukum Pidana
yang dicapai. Kemudian disajikan (KUHP) dan merupakan masalah
secara analisis deskriptif yang tak ada habis-habisnya.
kualitatif. Analisis data deskriptif Pencurian sudah merajalela
kualitatif adalah upaya yang dikalangan masyarakat.Menurut
dilakukan dengan jalan bekerja KUHP pencurian adalah
dengan data, mengambil sesuatu barang yang
menjelaskan,menguraikan, dan merupakan milik orang lain
mengambarkan sesuai dengan dengan cara melawan hak orang
permasalahan yang erat kaitannya lain, untuk lebih jelasnya dapat
dengan penelitian ini guna kita lihat dalam pasal 362 KUHP.
memberikan pemahaman yang Pasal 362 KUHP
jelas dan terarah yang diperoleh berbunyi :“Barangsiapa
dari hasil penelitian nantinya mengambil sesuatu benda yang
sebagian atau seluruhnya
c. Responden merupakan kepunyaan orang lain,
Yang menjadi responden dalam dengan maksud untuk menguasai
penelitian ini. benda tersebut secara melawan
hukum, karena bersalah
melakukan pencurian, dipidana diatas maka pengertian pencurian ialah
dengan pidana selama-lamanya tindakan yang dilakukan baik secara
lima tahun atau dengan pidana individu atau berkelompok untuk
denda setinggi-tingginya mengambil sesuatu yang bukan haknya
Sembilan ratus rupiah. sehingga perbuatan tersebut melanggar
hukum.
Yang dilarang dan Adapun pencurian
diancam dengan hukuman di professional lebih mempunyai kemahiran
dalam kejahatan ini adalah yang tinggi dan mampu menghasilkan
perbuatan “mengambil”, yaitu kejahatan yang besar dan yang sulit
membawa sesuatu benda di diungkapkan oleh penegak hukum.
bawah kekuasaannya secara Penjahat-penjahat jenis ini mengkhususkan
mutlak dan nyata. Menurut diri dalam kejahatan-kejahatan yang lebih
Memorie Van Toelichting membutuhkan keterampilan daripada
mengenai pembentukan pasal 362 kekerasan. Marshall B. Clinard dan
ini, yang dapat dijadikan objek Richard Quinney memberikan 8 tipe
dari tindak pidana pencurian ini pencuri yang didasarkan pada 4
hanyalah terbatas pada “benda- karakteristik, yaitu :
benda yang berwujud dan dapat 1) Karir pencuri dari si
bergerak”, akan tetapi di dalam pelanggar hukum
perkembangannya Hoge Raad 2) Sejauh mana prilaku itu
memberikan penafsirannya yang memperoleh dukungan
lebih luas, sehingga juga benda- kelompok
benda yang tidak berwujud 3) Hubungan timbal balik
dimasukkan kedalam pengertian antara pencurian pola-
benda menurut pasal 363 KUHP pola prilaku yang sah.
ini. 4) Reaksi sosial terhadap
Adapun pengertian kejahatan.
Pencurian Menurut menurut
M.Thahir Ashari Pencurian Tipologi/jenis pelaku
adalah tindakan yang dilakukan pencurian Marshall B. Clinard dan
seseorang atau sekelompok orang Richard Quinney adalah sebagai
yang menyebabkan orang lain berikut :
kehilangan dan perbuatan tersebut a) Pencurian perorangan dengan
adalah perbuatan yang melanggar kekerasan yang meliputi bentuk-
hukum. bentuk perbuatan kriminil
seperti pembunuhan dan
R. Soesilo membedakan pengertian perkosaan, pelaku tidak
pencurian secara juridis dan pengertian menganggap dirinya sebagai
pencurian secara sosiologis. Ditinjau dari penjahat dan seringkali belum
segi juridis, pengertian pencurian adalah pemah melakukan kejahatan
suatu perbuatan tingkah laku yang tersebut sebelumnya, melainkan
bertentangan dengan undang-undang. karena keadan-keadaan tertentu
Ditinjau dari segi sosiologis, maka yang yang memaksa mereka
dimaksud dengan pencurian adalah melakukannya.
perbuatan atau tingkah laku yang selain b) Pencurian terhadap harta benda
merugikan si penderita, juga sangat yang dilakukan sewaktu-waktu,
merugikan masyarakat yaitu berupa termasuk kedalamnya antara lain
hilangnya keseimbangan, ketentraman dan pencurian kendaraan bermotor.
ketertiban.Berdasarkan pendapat para ahli Pelaku tidak selalu memandang
dirinya sebagai penjahat dan narkotika dan sebaigainya.
mampu memberikan Pelaku yang berasal dari eselon
pembenaran atas perbuatannya. bawah memandang dirinya
c) Pencurian yang dilakukan dalam sebagai penjahat dan terutama
pekerjaan dan kedudukan mempunyai hubungan dengan
tertentu yang pada umumnya kelompok-kelompok penjahat,
dilakukan oleh orang yang juga terasing dari masyarakat
berkedudukan tinggi. Pelaku luas, sedangkan para eselon
tidak memandang dirinya atasnya tidak berbeda dengan
sebagai penjahat dan warga masyarakat lain dan
memberikan pembenaran bahwa bahkan seringkali bertempat
kelakuannya merupakan bagian tinggal dilingkungan-lingkungan
dari pekerjaan sehari-hari. pemukiman yang baik.
d) Pencurian politik yang meliputi Pencurian profesional yang dilakukan
pengkhianatan spionase, sebagai suatu cara hidup seseorang.
sabotase, dan sebagainya. Mereka memandang diri sendiri sebagai
Pelaku melakukannya apabila penjahat dan bergaul dengan penjahat-
mereka merasa perbuatan ilegai penjahat lain serta mempunyai status
itu-sangat penting dalam tinggi dalam dunia kejahatan. Mereka
mencapai perubahan-perubahan sering juga cenderung terasing dari
yang diinginkan dalam masyarakat luas serta menempuh suatu
masyarakat. karir penjahat.Reaksi masyarakat terhadap
e) Pencurian terhadap ketertiban kejahatan ini tidak selalu keras. Dengan
umum. Pelanggar hukum mengembangkan suatu tipologi mengenai
memandang dirinya sebagai kejahatan dan penjahat, maka akan
pencuri apabila mereka terus diperoleh gambaran yang lengkap dan
menerus ditetapkan oleh orang cermat mengenai pelaku dan kejadiannya
lain sebagai penjahat, misalnya serta sejumlah ciri umum dari kejahatan
pelacuran. Reaksi sosial dan penjahat yang lebih jauh.
terhadap pelanggaran hukum ini
bersifat informal dan terbatas. 2.1.2 Unsur-unsur Pencurian
f) Pencurian konvensional yang Tindak pidana pencurian
meliputi antara lain perampokan dalam bentuk pokok seperti yang
dan bentuk-bentuk pencurian diatur dalam Pasal 362 KUHP itu
terutama dengan kekerasan dan terdiri dari unsur subjektif dan
pemberatan. Pelaku unsur objektif.
menggunakannya sebagai part a) Unsur subjektif
time- Carreer dan seringkali Met het oogmerk het zich
untuk menambah penghasilan wederrechtlijk toe te
dari kejahatan. Perbuatan ini eigenen atau dengan
berkaitan dengan tujuan-tujuan maksud untuk menguasai
sukses ekonomi, akan tetapi benda tersebut secara
dalam hal ini terdapat reaksi dari melawan hukum. Perkataan
masyarakat karena nilai “menguasai” dalam pasal
pemilikan pribadi telah 362 KUHP merupakan
dilanggar. terjemahan dari “zich
g) Pencurian terorganisasi yang toeeinenen” yang menurut
dapat meliputi antara lain Memorie Van Toelichting
pemerasan, pelacuran, perjudian mempunyai arti sebagai
terorganisasi serta pengedaran “menguasai sesuatu benda
seolah-olah ia adalah penyebab kejahatan itu adalah
pemiliknya”, yaitu misalnya pengaruh dari faktor individual
perbuatan-perbuatan dan sosial.
memiliki bagi dirinya 3. Tingkat pendidikan rendah,
sendiri, memberikan kepada Seseorang yang tidak punya
orang lain, menjual atau pendidikan yang tinggi,
menggadaikan, yang cenderung tidak paham akan
semuanya itu tidak boleh ia perbuatan yang salah dan yang
lakukan karena ia bukanlah benar dalam melakukan suatu
pemiliknya. Perbuatan “zich tindakan.
toeeinenen” ini merupakan 4. Niat pelaku dan kurangnya
tujuan dari kejahatan nilai agama, Menurut Sigmund
pencurian akan tetapi Freud, Psycho Analitic Theory
perbuatan tersebut tidaklah atau teori psikoanalisis, asumsi
perlu telah terlaksana pada dasar dari teori ini adalah
saat perbuatan itu telah psikoanalisis tentang
selesai, akan tetapi harus criminalitas menghubungkan
dibuktikan bahwa si pelaku Delinquent dan perilaku
mempunyai maksud kriminal dengan suatu
tersebut. concience (hati nurani) baik
dia begitu menguasai sehingga
2.1.3 Faktor-faktor yang menimbulkan perasaan
Mempengaruhi Terjadinya bersalah, atau dia begitu lemah
Pencurian. sehinggal tidak dapat
Menurut teori kontrol sosial mengontrol dorongan-
oleh David Emile Durkhrin, teori dorongan individu dan bagi
ini adalah untuk mencari jawaban suatu kebutuhan yang harus di
dari mengapa orang-orang penuhi segera.
melakukan kejahatan atau faktor 2.1.4 Dampak terhadap Pelaku
internal dan eksternal apa yang Pencurian
menjadi pendorong seseorang 1. Dampak yang akan di alami bagi
melakukan kejahatan. pelaku pencurian atas
perbuatanya tersebut antara lain,
Faktor-faktor yang mempengaruhi 2. Mengalami kegelisahan batin,
terjadinya pencurian pelaku pencurian akan
1. Faktor ekonomi, Menurut selaludikejar-kejar rasa bersalah
Robert k.Merton yang dan takut jika perbuatanya
menyatakan bahwa pada terbongkar
dasarnya manusia itu baik, 3. Mendapat hukuman, apabila
namun karena adanya kondisi tertangkap, seorang pencuri akan
sosial yang mengakibatkan mendapatkan hukuman sesuai
tekanan atau stres, maka undang-undang yang berlaku
terjadi ketenga (strain). 4. Mencemarkan nama baik,
2. Faktor lingkungan, Menurut seseorang yang telah terbukti
Prof E. Fern, mencari sebab- mencuri nama baiknya akan
sebab dari terjadinya tercemar di mata masyarakat
kejahatan, baik pada 5. Merusak keimanan, seseorang
pembawaan seseorang maupun yang mencuri berarti telah rusak
seseorang itu di dalam imanya. Jika ia mati sebelum
masyarakat. Ternyata
bertobat maka ia akan mendapat denda paling banyak
azab yang pedih. Sembilan ratus rupiah”.
2. Pencurian dengan
2.2 Tindak Pidana Pencurian pemberatan Pencurian
2.1.1 Penerapan Sanksi Pidana dengan pemberatan
terhadap Kasus Pencurian atau pencurian yang
Berdasarkan Pasal 362 dikulifikasikan diatur
KUHP dijelaskan mengenai dalam Pasal 363 dan
pengertian Pencurian. Adapun 365 KUHP. Pencurian
bunyinya: “Barangsiapa yang dikualifikasikan
mengambil sesuatu benda yang ini menunjuk pada
sebagian atau seluruhnya suatu pencurian yang
merupakan kepunyaan orang lain, dilakukan dengan cara-
dengan maksud untuk menguasai cara tertentu dan dalam
benda tersebut secara melawan keadaan tertentu yang
hukum, karena bersalah bersifat memberatkan,
melakukan pencurian, dipidana sehingga diancam
dengan pidana penjara paling dengan pidana yang
lama lima tahun atau pidana lebih berat pula dari
denda paling banyak Sembilan pencurian biasa.
ratus rupiah”. Ancaman Hukuman Pembuktian terhadap
Bagi Pelaku Tindak Pidana unsur-unsur tindak pidana
Pencurian berbeda-beda. pencurian dengan pemberatan
Ancaman hukuman ini harus diawali dengan
akan diberikan sesuai dengan membuktikan pencurian dalam
tingkatan pencurian si pelaku. bentuk pokoknya. Pencurian
Adapun beberapa macam dengan pemberatan yang diatur
tingkatan beserta hukumannya dalam Pasal 363 KUHP 1)
sebagai berikut: Dihukum dengan hukuman
1. Pencurian biasa penjara paling lama tujuh tahun,
Pencurian biasa ini terdiri atas: a) Pencurian ternak.
diatur dalam Pasal 362 b) Pencurian yang dilakukan pada
KUHP yang waktu terjadi bencana atau hal
menyatakan: darurat. c) Pencurian pada malam
“Barangsiapa hari. d) Pencurian yang dilakukan
mengambil sesuatu oleh dua orang atau lebih secara
benda yang sebagian bersama-sama. e) Pencurian di
atau seluruhnya mana pelaku mengakibatkan
merupakan kepunyaan kerusakan dengan melakukan
orang lain, dengan pembongkaran, pemanjatan,
maksud untuk menggunakan kunci-kunci palsu,
menguasai benda perintah palsu, atau seragam
tersebut secara palsu. 2) Apabila pencurian
melawan hukum, seperti yang dimaksud Nomor 3
karena bersalah disertai dengan hal-hal seperti
melakukan pencurian, yang diatur dalam Nomor 4 dan 5,
dipidana dengan pidana maka dapat dihukum dengan
penjara paling lama hukuman penjara paling lama
lima tahun atau pidana sembilan tahun. b. Pencurian
dengan pemberatan yang diatur
dalam Pasal 365 KUHP Jenis mempergunakan seragam
pencurian yang diatur dalam Pasal palsu.
365 KUHP ini biasa disebut d) Apabila perbuatan itu telah
dengan istilah “Pencurian dengan menyebabkan luka berat
kekerasan”. Adapun unsur-unsur pada tubuh seseorang.
dalam Pasal 365 KUHP ini 3) Dihukum dengan pidana
adalah: penjara paling lama lima belas
1) Dihukum dengan pidana tahun apabila perbuatan itu
penjara paling lama sembilan menyebabkan meninggalnya
tahun pencurian yang seseorang.
didahului, disertai atau diikuti 4) Dihukum dengan pidana mati
dengan kekerasan atau atau pidana penjara seumur
ancaman kekerasan, terhadap hidup atau selama waktu
orang dengan maksud untuk tertentu paling lama dua puluh
mempersiapkan atau tahun, apabila perbuatan itu
mempermudah pencurian, atau mengakibatkan luka berat atau
dalam hal tertangkap tangan, kematian dan dilakukan oleh
untuk memungkinkan dua orang atau lebih secara
melarikan diri sendiri atau bersama-sama dan juga
peserta lainnya, atau untuk disertai dengan salah satu hal
tetap menguasai barang yang seperti yang diatur di dalam
dicuri. no. 1 dan 3. 3. Pencurian
2) Dihukum dengan pidana ringan Pencurian ringan diatur
penjara paling lama dua belas dalam Pasal 364 KUHP. Yang
tahun: termasuk dalam pengertian
a) Apabila perbuatan itu pencurian ini adalah pencurian
dilakukan pada waktu dalam keluarga (Pasal 367
malam di dalam sebuah KUHP). Jenis pencurian ini
tempat kediaman atau di diatur dalam Pasal 364 KUHP
atas pekarangan tertutup yang menyatakan: “Perbuatan-
yan diatasnya berdiri sebuah perbuatan seperti yang diatur
tempat kediaman, atau dalam Pasal 362 dan Pasal 363
dilakukan di jalan umum, butir 4, demikian pula yang
ataupun dilakukan di atas diatur di dalam Pasal 365 butir
kereta api atau trem yang 5, apabila dilakukan di dalam
sedang bergerak. suatu tempat kediaman atau
b) Apabila perbuatan itu diatas suatu pekarangan
dilakukan oleh dua orang tertutup yang diatasnya berdiri
atau lebih secara sebuah tempat kediaman dan
bersamasama. apabila nilai dari benda yang
c) Apabila orang yang bersalah dicuri itu tidak lebih dari dua
telah mengusahakan jalan puluh lima rupiah, diancam
masuk ke tempat terjadinya karena pencurian ringan,
kejahatan dengan dengan pidana penjara paling
melakukan pembongkaran lama tiga bulan atau dengan
atau pemanjatan, dengan pidana denda paling banyak
mempergunakan kunci- dua ratus lima puluh rupiah”.
kunci palsu atau perintah
palsu ataupun dengan
2.2.2 Ancaman Hukuman Bagi Dihukum dengan hukuman
Pelaku Tindak Pidana penjara selama-lamanya tujuh
Pencurian tahun:
1. Pencurian biasa a) Pencurian ternak;
Pencurian biasa ini perumusannya diatur b) Pencurian yang dilakukan
dalam Pasal 362 KUHP yang menyatakan: pada waktu terjadi
“Barangsiapa mengambil sesuatu benda kebakaran, peledakkan,
yang sebagian atau seluruhnya merupakan bahaya banjir, gempa bumi
kepunyaan orang lain, dengan maksud atau gempa laut, peletusan
untuk menguasai benda tersebut secara gunung berapi, kapal karam,
melawan hukum, karena bersalah kapal terdampar, kecelakaan
melakukan pencurian, dipidana dengan kereta api, huruhara,
pidana selama-lamanya lima tahun atau pemberontakan atau bahaya
dengan pidana denda setinggi-tingginya perang;
Sembilan ratus rupiah” c) Pencurian pada waktu
1. Pencurian dengan pemberatan malam yang dilakukan di
Istilah “pencurian dalam suatu tempat
dengan pemberatan” biasanya kediaman atau di atas
secara doctrinal disebut sebagai suatu pekarangan tertutup
“pencurian yang yang di atasnya berdiri
dikualifikasikan”. Pencurian sebuah tempat kediaman,
yang dikualifikasikan ini atau oleh orang yang
menunjuk pada suatu pencurian berada di situ tanpa
yang dilakukan dengan cara-cara pengetahuan atau tanpa
tertentu, sehingga bersifat lebih izin dari orang yang
berat dan karenanya diancam berhak;
dengan pidana yang lebih berat d) Pencurian yang dilakukan
pula dari pencurian oleh dua orang atau lebih
biasa.Pencurian dengan secara bersama-sama;
pemberatan atau pencurian yang e) Pencurian, di mana orang
dikualifikasikan diatur dalam yang bersalah telah
Pasal 363 dan 365 KUHP. Oleh mengusahakan jalan
karena pencurian yang masuk ke tempat
dikualifikasikan tersebut kejahatan atau untuk
merupakan pencurian yang mencapai benda yang
dilakukan dengan cara-cara hendak diambilnya itu
tertentu dan dalam keadaan dengan jalan
tertentu yang bersifat pembongkaran,
memberatkan, maka pembuktian pengrusakan atau
terhadap unsur-unsur tindak pemanjatan, dengan
pidana pencurian dengan mempergunakan kunci-
pemberatan harus diawali kunci palsu, perintah palsu
dengan membuktikan pencurian atau seragam palsu.
dalam bentuk pokoknya. 1.2.3 Faktor Pemicu Tindak
2. Pencurian dengan pemberatan Pidana Pencurian
yang diatur dalam Pasal 363 1) Faktor internal
KUHP a) Niat pelaku
Pencurian yang diatur Niat merupakan awal dari
dalam Pasal 363 KUHP suatu perbuatan, dalam
dirumuskan sebagai berikut: melakukan tindak pidana
pencurian niat dari pelaku Keadaan ekonomi dari pelaku
penting dalam faktor tindak pidana pencurian
terjadinya pencurian. Pelaku kerap kali menjadi faktor
sebelum melakukan yang melatarbelakangi
pencurian biasanya sudah seseorang melakukan tindak
berniat dan merencanakan pidana pencurian. Karena
bagaimana akan melakukan desakan ekonomi yang
perbuatannya. menghimpit, yaitu harus
b) Moral dan pendidikan memenuhi kebutuhan
Moral disini berarti tingkat keluarga, membeli sandang
kesadaran akan norma-norma maupun papan, atau ada
yang berlaku di dalam keluarga yang sedang sakit,
masyarakat. Kesadaran maka seseorang dapat
hukum seseorang merupakan berbuat nekat dengan
salah satu faktor internal melakukan tindak pidana
yang dapat menentukan pencurian.
apakah pelaku dapat c) Perkembangan global
melakukan perbuatan yang Perkembangan global
melanggar notma-norma di memiliki dampak positif bagi
masyarakat. Tingkat kemajuan suatu negara,
pendidikan seseorang juga sedangkan bagi individu
menentukan seseorang dapat perkembangan global
melakukan tindk pidana merupakan suatu sarana
pencurian. Karena untuk menunjukkan bahwa
kebanyakan dri pelaku dia adalah seseorang yang
pencurian memiliki tingkat mampu memenuhi kebutuhan
pendidikan yang rendah. hidupnya dalam masa
2) Faktor eksternal perkembangan global
a) Lingkungan tempat tinggal tersebut. Selain itu seseorang
Lingkungan tempat tinggal yang memiliki harta yang
pelaku kejahatan biasanya lebih dipandang sebagai
merupakan lingkungan atau orang yang sukses,hal ini
daerah-daerah yang tentunya membuat setiap
pergaulan sosialnya rendah, orang dalam masyarkat
rendahnya moral penduduk bersaing satu sama lainnya
dan seringnya norma-norma untuk menunjukkan bahwa
sosial dilanggar dan tidak dirinyaah yang paling unggul.
ditaati lagi. Mengenai hal ini 1.2.4 Dampak Tindak Pidana
JJH Simanjutak menjelskan Pencurian
bahwa lingkungan tempat 1) Dampak terhadap pelaku
tinggal juga menjadi salah tindak pidana pencurian
satu faktor penting dari Dampak yang akan dialami
terjadinya suatu tindak bagi pelaku pencurian atas
pidana pencurian. Hal ini perbuatannya tersebut antara
dapat dilihat dari penelitian lain:
seama ini, bahwa lingkungan a) Mengalami kegelisahan
juga menjadi salah satu faktor batin, pelaku pencurian
penyebab kriminigen akan merasakan perasaan
(penyebab kejahatan) bersalah dan takut
b) Keadaan ekonomi perbuatannya terbongkar.
b) Mendapat hukuman apabila dalam masyarakat.Tetapi
tertangkap, seorang pencuri dalam arti sempit
akan mendapatkan perlindungsan hukum itu
hukuman sesuai undang- hanya menyangkut penegakan
undang yang berlaku. hukum yan formal dan tertulis
c) Mencemarkan nama baik, saja.
nama baik pelaku tindak
pidana pencurian akan 4) Ketaatan Hukum
tecemar di mata Ketaatan hukum tidaklah lepas
masyarakat. dari kesadaran hukum, dan
d) Merusak keimanan, kesadaran hukum yang baik
seseorang yang mencuri adalah ketaatan
berarti telah rusak imannya hukum,Peryataan ketaatan
2) Dampak terhadap korban hukum harus disandingkan
tindak pidana pencurian sebagai sebab dan akibat dari
Dampak dari pencurian bagi kesadaran dan ketaatan
korban tindak pidana hukum.Hukum berbeda dengan
pencurian diantaranya adalah: ilmu yang lain dalam
a) Menimbulkan kerugian. kehidupan manusia,hukum
b) Menimbulkan ketakutan, berbeda dengan seni,ilmu dan
korban dan masyarakat profesinalis lainnya,struktur
merasa ketakutan karena hukum pada dasarnya berbasis
mereka merasa hata kepada kewajiban dan tidak
bendanya terancam. diatas komitmen.Kewajiban
3) Konsep Perlindungan hukum moral untuk menaati dan
Pengertian perlindugan hukum peranan peraturan membentuk
adalah suatu perlindungan karakteristik
yang diberikan kepada masyarakat.Didalam
terhadap subyek hukum dalam kenyataannya ketaatan
bentuk perangkat hukum baik terhadap hukum tidaklah sama
yang bersifat preventif maupun dengan ketaatan sosial
bersifat represif, baik yang lainnya,ketaatan hukum
tertulis maupun tidak tertulis. meupakan kewajiban yang
Dengan kata lain perlindungan harus dilaksanakan dan apabila
hukum sebagai suatu gambaran tidak dilaksanakan akan timbul
dan fungsi hukum, yaitu sanksi,tidaklah demikian
konsep dimana hukum dapat dengan ketatan sosial.
memberikan
keadilan,ketertiban,kepastian,k 2.3 Pengertian Pertimbangan
emanfaatan dan kedaimaian. Hakim
Pengertian Pertimbangan hakim
perlindungan hukum dapat merupakan salah satu aspek
ditinjau dari sudut obyeknya, terpenting dalam menentukan
yaitu dari segi terwujudnya nilai dari suatu
hukumnya.Dalam hal ini putusan hakim yang mengandung
pengertiannya juga mencakup keadilan (ex aequo et bono) dan
pada nilai-nilai keadilan yang mengandung kepastian
terkandung didalamnya bunyi hukum,disamping itu juga
aturan formal maupun nilai- mengandung manfaat bagi para
nilai keadilan yang hidup pihak yang bersangkutan sehingga
pertimbangan hakim ini harus percantuman unsur-unsur
disikapi dengan teliti,baik,dan tersebut,dalam praktek putus
cermat.apabila pertimbangan hakim,selanjutnya
hakim tidak teliti,baik,dan dipertimbangan hal-hal yang
cermat,maka putusan hakim yang dapat meringankan atau
berasal dari pertimbangan hakim memperberatkan terdakwa.hal-hal
tersebut akan dibatalkan oleh yang memperberatkan misalnya
pengadilan atau makamah agung. terdakwa sudah pernah dipidana
Menurut Lilik mulyadi sebelumnya,karena
bahwa hakekat pada jabatannya,dan mengunakan
pertimbangan yuridis hakim bendera kebangsaan.
merupakan permbuktian unsur- 2.3.2 Pertimbangan Non-Yuridis
unsur dari suatu delik apakah Pertimbangan Non-Yuridis dapat
perbuatan terdakwa tersebut dilihat dari latar belakang
memenuhi dan sesuai dengan terdakwa terdakwa,kondisi
delik yang didakwakan oleh terdakwa dan agama terdakwa
penuntut umum sehingga undang-undang nomor 48 tahun
pertimbangan tersebut relevan 2009 tentang kekuasaan
terhadap amar/dictum putusan kehakiman pasal 5 (ayat 1)
hakim. mengatur bahwa hakim wajib
Pertimbangan hakim adalah menggali mengikuti,dan
pertimbangan hakim yang memahami nilai-nilai hukum dan
didasarkan pada fakta-fakta rasa keadilan yang hidup dalam
yuridus yang terungkap dalam masyarakat.maksud dari
persidangan oleh undang-undang ketentuan ini adalah setiap
ditetapkan sebagaimana yang putusan hakim sesuai dengan
harus dimuat dalam putusan ketentuan hukum dan rasa
misalnya dalam dakwaan jaksa keadilan bagi masyarakat.
penuntut umum,keterangan
terdakwa,keterangan
saksi,barang-barang bukti dan BAB III
pasal-pasal dalam peraturan HASIL PENELITIAN DAN
hukum pidana. PEMBAHASAN
Pertimbangan Hakim adalah
argument atau alasan yang 3.1 Faktor Penyebab Terjadinya
dipakai oleh hakim sebagai Pencurian Gading Di Desa Riangkoli
pertimbangan hukum yang Kecamatan Tanjung Bunga,
menjadi dasar sebelum memutus Kabupaten Flores Timur
perkara.pertimbangan hakim di
bagi menjadi 2 bagian yaitu: 3.1.1 Kronologi
3.1.3 Faktor Internal
2.3.1 Pertimbangan Yuridis a. Faktor Kurangnya Nilai Agama
Pertimbangan yuridis dari
delik yang didakwakan juga harus 3.1.2 Faktor Niat Pelaku
sesuai dengan aspek
teoritik,pandamgan 3.1.4 Faktor Ekternal
doktrin,yurisprudensi,dan posisi a. Faktor Tekanan Keadaan
kasus yang ditangani,barulah Ekonomi
kemudian secara lilitatif b. Faktor Rendahnya Pendidikan
ditetapkan pendirinya.setelah c.  Faktor kelalaian korban
d. Faktor Lingkungan Oleh karena itu, tentu saja
hakim dalam menjatuhkan putusan
harus memperhatikan segala aspek
3.2. Pertimbangan Hakim Dalam didalamnya yaitu, surat dakwaan,
Menjatuhkan Putusan Terhadap fakta-fakta hakim dalam persidangan,
Tindak Pidana Pencurian Gading keadaan masyarakat dalam
Di Desa Riangkoli Kecamatan persidangan, Dengan alasan-alasan
Tanjung Bunga Kabupaten Flores atau pertimbangan sebagaimana
Timur putusan pengadilan merupakan
Untuk mengetahui tanggung jawab hakim dalam
pertimbangan hakim dalam melaksanakan tugasnya untuk
menjatuhkan putusan terhadap pelaku memeriksa, mengadili dan
tindak pidana pencurian gading di memutuskan perkara .

Kabupaten Flores Timur, maka Selain itu sesuai dengan pasal


terlebih dahulu dialakukan analisi 183 KHUP seorang hakim dalam hal
terhadap putusan majelis hakim menjatuhkan pidana kepada terdakwa
berdasarkan putusan NOMOR tidak boleh menjatuhkan pidana
22/Pid.B/2021/PN lrt. tersebut kecuali apabila dengan
Sebelum itu penulis akan sekurang-kurangnya dua alat bukti
menjelaskan terlebih dahulu apa yang yang sah, sehingga hakim
dimaksud dengan tugas hakim. Tugas memperoleh keyakinan bahwa suatu
hakim adalah memberi keputusan tindak pidana benar-benar terjadi dan
dalam setiap perkara atau konflik yang terdakwalah yang bersalah
dihadapkan kepadanya, menetapkan melakukannya. Ketentuan Pasal 183
hal-hal seperti hubungan hukum, nilai KHUP, ini bertujuan untuk menjamin
hukum dari perilaku, serta kedudukan kepastian hukum bagi seseorang
hukum pihak-pihak yang terlibat (penjelasan pasal 183 KHUP)
dalam suatu perkara, sehingga untuk Sekurang-kurangnya dua alat bukti
dapat menyelesaikan perselisihan atau yang sah, mempunyai maksud,yaitu
konflik secara imparsial berdasarkan minimal dua alat bukti dari alat bukti
hukum yang berlaku, maka hakim yang sah menurut KUHAP, alat bukti
harus selalu mandiri bebas dari yang sah menurut KUHAP diatur
pengaruruh pihak manapun, terutama dalam 184 ayat (1) KUHAP mengenai
dalam mengambil suatu keputusan. alat bukti yang sah yang dimaksud
Menurut Undang-Undang adalah: (a).keterangan saksi.
Nomor 48 tahun 2009 tentang (b).Keterangan ahli;(c) surat;(d)
kekuasaan kehakiman kewenangan Petunjuk; (e) keterangan terdakwa.
hakim dalam memutuskan suatu Dengan demikian untuk dapat
perkara terdapat tiga aspek yaitu: melihat apakah putusan hakim
a) Menerima, laporan yang tersebut telah sesuai atau tidak dengan
telah diajukan kepada hakim, tindak pidana yang di dakwakan oleh
mencari keterangan dan jaksa penuntut umum, maka menurut
barang bukti. Sedar putusan hakim merupakan
b) Memeriksa, melihat dengan puncak dari perkara pidana, sehingga
teliti berkas perkara terdakwa. hakim harus mempertimbangkan
c) Memutuskan, hukuman suatu aspek aspek lainnya selain dari aspek
perkara yang sedang yuridis, sehingga putusan hakim
diperiksa dan diadili hakim tersebut lengkap mencermikan nilai-
tersebut. nilai sosiologis, filosofis, dan yuridis
sebagai berikut:
- Terdakwa berbelit-belit
1) Pertimbangan yuridis dalam memberikan
Pertimbangan yuridis keterangan;
maksudnya adalah hakim Keadaan yang meringankan:
mendasarkan putusannya pada - Terdakwa belum pernah
ketentuan peraturan perundang- dihukum;
undangan secara formil. Hakim - Terdakwa memiliki anak-
secara yuridis, tidak boleh anak yang masih kuliah dan
menjatuhkan pidana tersebut sekolah;
kecuali apabila dengan sekurang- - Suami Terdakwa butuh
kurangnya dua alat bukti yang sah, pendampingan terdakwa
sehingga hakim memperoleh untuk pemulihan pasca
keyakinan bahwa suatu tindak operasi;
pidana benar-benar terjadi dan Dengan memperhatikan,
terdakwalah yang bersalah Pasal 363 ayat (2) Kitab Undang-
melakukannya (Pasal 183 KHUP) Undang Hukum Pidana dan
Alat bukti yang sah dimaksud Undang-undang Nomor 8 Tahun
adalah: 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(a) Keterangan Saksi; serta peraturan perundang-
(b) Keterangan Ahli ; undangan lain yang bersangkutan,
(c) Surat; maka analisis penulis terkait
(d) Petunjuk; penelitian ini adalah dalam
(e) Keterangan Terdakwa atau hal pertimbangan yuridis hakim
yang secara umum sudah mendakwa pelaku sesuai dengan
diketahui sehingga tidak perlu Undang-Undang yang berlaku, hal
dibuktikan (Pasal 184). Selain ini diperkuat karena adanya
itu di pertimbangkan pula petunjuk yang tidak perlu
bahwa perbuatan terdakwa dibuktikan yakni keterangan
melawan hukum formil dan korban serta dapat diihat dari
memenuhi unsur-unsur tindak kerugian yang dialami korban.
pidana yang di lakukan. 2) Pertimbangan filosofis
Berdasarkan fakta- Pertimbangan filosofis
fakta hukum dalam putusan maksudnya hakim
NOMOR 22/Pid.B/2021/PN.lrt. , mempertimbangkan bahwa pidana
menimbang bahwa Penuntut yang dijatuhkan kepada terdakwa
Umum tidak mengajukan barang merupakan upaya untuk
bukti apapun dalam perkara ini, memperbaiki perilaku terdakwa
maka perlu dipertimbangkan melalui proses pemidanaan . Hal ini
terlebih dahulu keadaan yang bermakna bahwa filosofis
memberatkan dan yang pemidanaan adalah pembinaan
meringankan Terdakwa; terhadap pelaku kejahatan sehingga
Keadaan yang memberatkan: setelah terpidana keluar dari lembaga
- Perbuatan Terdakwa pemasyarakatan, akan dapat
menimbulkan kerugian memperbaiki dirinya dan tidak
materil kepada Saksi Korban melakukan kejahatan lagi.
Yoseph Bala Koten; Dalam pertimbangan
- Terdakwa tidak berterus filosofis, menurut peneliti hakim
terang; sudah menjatuhkan hukuman sesuai
hukum yang berlaku, dengan
harapan agar ke depannya pelaku
tidak mengulangi perbuatan yang
melanggar hukum. Hukuman penjara BAB IV
5 (lima) tahun dirasa cukup dapat PENUTUP
membuat pelaku menyadari
kesalahan yang telah dilakukan. 4.1 Kesimpulan
3) Pertimbangan sosiologis
Pertimbangan sosiologis Mengacu pada hasil penelitian dan
maksudnya hakim dalam menjatukan pemabahasan, maka kesimpulan
pidana didasarkan pada latar dalam penelitian ini adalah:
belakang sosial terdakwa dan 1. Faktor yang menyebabkan
memperhatikan bahwa pidana yang terjadinya pencurian gading
dijatuhkan mempunyai manfaat bagi di Desa Riangkoli,
masyarakat. Kecamatan Tanjung Bunga,
Merujuk pada pertimbangan Kabupaten Flores Timur
filosofis, peneliti menganalisis yaitu faktor ekonomi
bahwa hakim dalam pertimbangan pelaku, di mana keadaan
sosiologis sudah menjatuhkan dan situasi pelaku yang
hukuman terhadap terdakwa sesuai kurang beruntung dalam
dengan undang-undang yang bidang ekonomi, di mana
berlaku, namun dengan status pelaku merupakan tulang
terdakwa yang notabene merupakan punggung keluarga karena
tulang punggung keluarga, karena suami yang sedang sakit
suami yang sedang sakit jantung dan jantung dan anak-anak yang
anak yang masih di bangku masih bersekolah dengan
pendidikan, vonis yang dijatuhkan profesi pelaku yang hanya
dirasa terlalu berat, megingat korban merupakan asisten rumah
telah memaafkan pelaku dan tangga membuat pelaku
kejadian ini merupakan tindak kesulitan. Keadaan yang
pidana yang pertama dilakukan kurang beruntung membut
pelaku serta dalam aksinya pelaku pelaku akhirnya nekat
yang tidak hanya sendiri melakukan tindak pidana
melakukannya. Maka penulis merasa pencurian gading dengan
bahwa pelaku seharusnya dijatuhi iming-iming mendapatkan
hukuman seringan-ringannya dengan tambahan uang untuk
pertimbangan telah menyesali menghidupi keluarganya.
perbuatannya dan berjanji tidak akan Keadaan ekonomi yang
melakukannya lagi. sulit juga dipengaruhi oleh
Berdasarkan uraian yang rendahnya tingkat
sudah dijelaskan di atas, maka pendidikan yang dienyam
peneliti menyimpulkan bahwa dalam oleh pelaku, yakni pelaku
menjatuhkan hukuman, hakim sudah mengenyam pendidikan
menjatuhkan sesuai dengan aturan hanya sampai pada tingkat
yang berlaku, namun merujuk pada Sekolah Dasar (SD) bahkan
pertimbangan sosioloogis hakim tidak sempat tamat, hal
kurang mempedulikan status serta inilah yang menyebabkan
keadaan pelaku dimana YK bukan pelaku hanya mampu
merupakan satu-satunya tersangka bekerja sebagai asisten
dalam tindak pidana pencurian rumah tangga. Faktor lain
gading yang dilakukan. yang mempengaruhi tindak
pidana pencurian ini adalah
faktor lingkungan dan 4.2 Saran
kurangnya nilai agama, di Berkaitan dengan kesimpulan
mana dalam melancarkan sebelumnya, penulis mengemukan
aksi pencuriannya pelaku beberapa saran sebagai berikut:
berkomplot dengan 1. Berkaitan dengan faktor
kenalannya, dalam penyebab terjadinya tindak
lingkungan yang buruk pidana pencurian gading di
dapat menyebabkan Desa Riangkoli, Kecamatan
perilaku yang buruk juga, Tanjung Bunga, Kabupaten
diitambah dengan pelaku Flores Timur, maka perlu
yang kurang paham akan adanya peningkatan
agama sehingga berdampak pendidikan baik formal
pada minimnya iman maupun non-formal serta
pelaku, dapat diketahui dari perlu menciptakan lapangan
kurangnya keikutsertaan pekerjaan yng memadai dan
pelaku dalam kegiatan mengadakan kegiatan-
keagamaan di lingkngan kegiatan keagamaaan serta
tempat tinggal pelaku, hal kegiatan positif lainnya
tersebut membuat pelaku yang diwajibkan kepada
tidak memikirkan aturan setiap masyarakat.
dalam agama yang dianut 2. Mengenai pertimbangan
pelaku. hakim dalam menjatuhkan
2. Berdasarkan penelitian putusan terhadap tindak
yang dilakukan penulis pidana pencurian gading di
maka penulis Desa Riangkoli, Kecamatan
menyimpulkan bahwa Tanjung Bunga, Kabupaten
Pertimbangan Hakim dalam Flores Timur, hakim perlu
menjatuhkan putusan untuk lebih peduli dalam
terhadap tindak pidana pertimbangan sosiologis
pencurian gading di Desa setiap pelaku dalam hal ini
Riangkoli, Kecamatan pelaku Yosefina yang
Tanjung Bunga, Kabupaten merupakan tulang
Flores Timur, belum sesuai punggung keluarga karena
dengan aturan yang berlaku suami yang sedang sakit
karena dalam pertimbangan jantung dan anak-anak yang
sosiologis hakim kurang masih bersekolah dengan
mempedulikan status profesi pelaku yang hanya
pelaku yang dimana pelaku merupakan asisten rumah
merupakan tulang tangga, serta keadaan
punggung keluarga karena pelaku yang bukan
suami yang sedang sakit merupakan satu-satunya
ginjal dan anak-anak yang pelaku dalam tindak pidana
masih bersekolah dengan pencurian teersebut.
profesi pelaku yang hanya
merupakan asisten rumah
tangga, serta keadaan DAFTAR PUSTAKA
pelaku yang bukan
merupakan satu-satunya BUKU:
pelaku dalam tindak pidana
pencurian teersebut.
Abidin, Andi Zainal, 2007, Hukum Pidana Satjipto Rahardjo, “Bunga Rampai
1, Cetakan Kedua, Sinar Grafika, Permasalahan dalam Sistem
Jakarta. Peradilan Pidana”, (Jakarta: Pusat
Ali, H.Zainuddin, 2009, Metode Penelitian Pelayanan Keadilan dan Pengabdian
Hukum, Sinar Grafika, Jakarta. Hukum, 1998).
Adami Chazawi,Kejahatan terhadap Sudarto, “Kapita Selekta Hukum Pidana”,
Tubuh&Nyawa,Jakarta,PT.Raja Grafindo (Bandung: Alumni, 1986)
Tongat, 2008, Dasar-Dasar Hukum
Bimar Siregar,Bunga Rampai Karangan Pidana Indonesia Dalam Perspektif
Tersebar Jakarta: Rajawali Pers,1989 Pembaharuan.UMM Press, Malang.

Bambang Waluyo, “Pidana dan


Pemidanaan”, (Jakarta: Sinar T.R. Young, Dalam Muhammad Mustofa,
Grafika, 2008). Teori Kriminologi Posmodern
Barda Nawawi Arief. Kebijakan Legislatif (Asasasas Hukum Pidana dan
dalam Penanggulangan Kejahatan Kriminologi Serta Perkembangan
dengan Pidana Penjara. Genta Dewasa Ini), Yogyakarta,
Publishing : Yogyakarta. 2009. Walter C. Recless pembagian pencuri
Ib Ali, Mahrus, 2011, Dasar-Dasar 1990.
Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta. W.A. Bonger,Pengantar TentangKriminolo
Lilik Mulyadi, “Hukum Acara gi, (Jakarta: PT. Pembangunan
Pidana Indonesia”. GhaliaIndonesia, 1977).
Lilik Mulyadi Kompilasi Hukum Pidana Wildan Suyuthi Mustofa, “Kode Etik
Dalam Perspektif Teoritis dan Praktek Hakim, Edisi Kedua”, (Jakarta:
Pradilan.Mandar Maj.2007 Prenadamedia Group, 2013).
M. Thahir Ashari pengertian Pencurian Wirjono Prodjodikoro. 198\p6. Tindak-
1977. tindak Pidana Tertentu di Indonesia,
MH Tirtaamdijaja,pokok-pokok hukum Bandung: Eresco
pidana Jakarta:Fasco,1995 INTERNET:
Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata https://blogspot.com/2016//12. Tentang
pada, Pengadilan Agama, cet V unsur-unsur pencurian (diakses
(Yogyakarta,Pustaka Pelajar,2004) pada tanggal 29 juli).
Marshall B. Clinard dan Richard Quinney https://warnetwarna.blogspot.com/
memberikan 8 tipe pencuri 2002. 2015/05/-pencurian.html (diakses
Moeljatno,2008, Asas-Asas Hukum pada tanggal 29 juli).
Pidana, Cetakan Kedelapan, Edisi Revisi, https//:blogspot.com/2016/10/ tentang
RinekaCipta, Jakarta. tindak pidana pencurian (diakses
Moeljatno, 1958, Kitab Undang-Undang pada tanggal 28 juli).
Hukum Pidana (KUHP), PT. Bina https://youtu.be/-WItqjbfFYY Tentang Teori-
Aksara.Jakarta id, Hal.211. teori Kriminologi (diakses pada
Prasetyo, Teguh, 2010, Hukum Pidana, tanggal 20 Juni)
Rajawali Pers, Jakarta. PERATURAN PERUNDANG-
Rimdan, “kekuasaan kehakiman”, (Jakarta: UNDANGAN:
Prenada Media Group, 2012). KUHP Tentang Tindak Pidana Pencuri
Rusli Muhamad,Hukum Acara Pidana
Konteporer,Bandung:PT Citra
Aditya Bakti,2007

Anda mungkin juga menyukai