Kabel TR - 3. Berperisai Mekanis (SPLN - D3.010-3 - 2014)
Kabel TR - 3. Berperisai Mekanis (SPLN - D3.010-3 - 2014)
010-3: 2014
Lampiran Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) No. 0064.K/DIR/2015
SPESIFIKASI
KABEL TENAGA TEGANGAN RENDAH
Bagian 3: Kabel Berperisai Mekanis
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
STANDAR SPLN D3.010-3: 2014
Lampiran Keputusan Direksi
PT PLN (Persero) No. 0064.K/DIR/2015
PT PLN (PERSERO)
SPESIFIKASI
KABEL TENAGA TEGANGAN RENDAH
Bagian 3: Kabel Berperisai Mekanis
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
SPESIFIKASI
KABEL TENAGA TEGANGAN RENDAH
Bagian 3: Kabel Berperisai Mekanis
Disusun oleh :
Diterbitkan oleh:
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Susunan Kelompok Bidang Distribusi Standardisasi
Keputusan Direksi PT PLN (Persero): No. 0448.K/DIR/2014
Daftar Isi
Daftar Tabel
i
SPLN D3.010-3: 2014
Daftar Lampiran
ii
SPLN D3.010-3: 2014
Prakata
SPLN seri D3.010 merupakan revisi dari beberapa SPLN kabel tenaga tegangan rendah.
Serial revisi ini terdiri dari:
- SPLN D3.010-1: 2013 Bagian 1: Kabel Pilin Saluran Udara;
- SPLN D3.010-2: 2014 Bagian 2: Kabel Tanpa Perisai Mekanis;
- SPLN D3.010-3: 2014 Bagian 3: Kabel Berperisai Mekanis.
Berbeda dengan edisi yang lalu, jenis dan ukuran kabel pada SPLN edisi revisi dibatasi
hanya pada kabel tenaga yang digunakan oleh PLN. Jenis dan ukuran kabel untuk
penggunaan umum/non PLN tidak ditetapkan lagi.
SPLN D3.010-3: 2014 merupakan revisi dari SPLN 43-2: 1994 “Kabel Tanah Berisolasi
dan Berselubung PVC, Berperisai Kawat Baja atau Aluminium, Tegangan Pengenal
0,6/1 kV (NYFGbY/NAYYFGbY/NYRGbY/NAYRGbY)”. Selain perubahan pada jenis dan
ukuran seperti diuraikan di atas, materi revisi pada SPLN ini juga meliputi judul, ketentuan
metode uji (mengacu sepenuhnya pada SNI IEC terkait), pemilihan warna insulasi,
ketentuan pengujian, perbaikan editing susunan, dan penyesuaian lain yang terkait
dengan perubahan standar-standar referensi yang terjadi selama 20 tahun masa
berlakunya SPLN 43-2: 1994.
Dengan terbitnya SPLN D3.010-3: 2014 ini maka SPLN 43-2: 1994 dinyatakan tidak
berlaku lagi.
iii
SPLN D3.010-3: 2014
1 Ruang Lingkup
Standar ini menetapkan spesifikasi kabel inti empat berperisai mekanis, tegangan
pengenal Uo/U (Um) 0,6/1 (1,2) kV, untuk penggunaan pada jaringan distribusi.
Luas penampang konduktor kabel yang ditetapkan standar ini, ditujukan terutama untuk
kebutuhan pada gardu distribusi, yaitu penghubung terminal keluaran PHB-TR dengan
kabel pilin udara NFA2X-T pada tiang awal dari Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah
(SKUTR).
2 Tujuan
Sebagai ketentuan persyaratan teknis pada pengadaan dan pemesanan kabel tenaga
berperisai mekanis serta petunjuk teknis pemakaian bagi unit-unit PT PLN (Persero),
ketentuan desain, pembuatan dan pengujian bagi pabrikan, laboratorium penguji dan
institusi sertifikasi produk.
3 Acuan Normatif
Kecuali ditetapkan secara khusus pada standar ini, maka ketentuan mengikuti standar
berikut. Dalam hal terjadi revisi pada standar tersebut maka ketentuan mengikuti edisi
terakhirnya.
a. SNI IEC 60502-1 : 2009, Kabel daya dengan insulasi terekstrusi dan lengkapannya
untuk voltase pengenal dari 1 kV (Um = 1,2 kV) sampai dengan 30 kV (Um = 36 kV).
Bagian 1: Kabel untuk voltase pengenal 1 kV (Um = 1,2 kV) dan 3 kV (Um = 3,6 kV);
b. IEC 60502-1:2009, Power cables with extruded insulation and their accessories for
rated voltages from 1 kV (Um = 1,2 kV) up to 30 kV (Um = 36 kV). Part 1: Cables for
rated voltages of 1 kV ((Um = 1,2 kV) and 3 kV (Um = 3,6 kV);
c. IEC 60228:2004, Conductors of insulated cables;
d. IEC 60811-1-1:1993, Common test methods for insulating and sheathing materials of
electric cables – Part 1: Methods for general application – Section 1: Measurement of
thickness and overall dimensions – Tests for determining the mechanical properties;
e. IEC 60811-1-4:1985, Common test methods for insulating and sheathing materials of
electric cables – Part 1: Methods for general application – Section 4: Tests at low
temperature;
f. IEC 60811-3-1:1985, Common test methods for insulating and sheathing materials of
electric cables – Part 3: Methods specific to PVC compounds – Section 1: Pressure
test at high temperature – Tests for resistance to cracking;
g. IEC 60332-1-1:2004, Tests on electric and optical fibre cables under fire conditions –
Part 1-1: Test for vertical flame propagation for a single insulated wire or cable –
Apparatus;
h. IEC 60410 (1973), Sampling plans and procedures for inspection by attributes.
1
SPLN D3.010-3: 2014
Nilai maksimum dari tegangan sistem tertinggi dimana kabel dapat digunakan.
Panjang aksial satu lilitan penuh dari suatu individu inti kabel pada inti kabel terpilin.
Perbandingan antara panjang pilinan inti kabel dengan diameter luar inti kabel terpilin.
5 Tipe Kabel
2
SPLN D3.010-3: 2014
6 Konstruksi
6.1 Konduktor
6.1.1 Kelas konduktor adalah kelas 2 (konduktor dipilin untuk kabel yang dipasang pada
instalasi tetap) sesuai IEC 60228.
6.1.2 Bahan kawat konduktor adalah tembaga polos yang dianil (plain annealed copper)
dengan resistivitas maksimum 17,241 n.m.
6.1.3 Bentuk konduktor adalah dipilin bentuk sektor (stranded shaped).
CATATAN: Pemasangan konduktor bentuk sektor ke sepatu kabel atau konektor mengikuti
ketentuan Lampiran C.
6.1.4 Pemilinan kawat pada konduktor harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Jumlah minimum kawat pada konduktor harus memenuhi Tabel 1 kolom 2;
Rasio diameter kawat pada satu konduktor harus tidak melebihi 2.
1 2
Luas penampang
konduktor Minimum
jumlah kawat
[mm2]
50 6
70 12
95 15
120 18
150 18
6.1.5 Seluruh permukaan konduktor harus halus dan bebas dari cacat seperti oksidasi,
retak dan gosong (warna kehitaman).
6.1.6 Resistans konduktor harus memenuhi butir 6.6.1.
6.2 Insulasi
6.2.1 Bahan kompon insulasi adalah polyvinyl chloride jenis PVC/A sesuai dengan SNI
IEC 60502-1 dengan suhu maksimum konduktor pada:
Operasi normal: 70 °C;
Hubung-singkat selama 5 detik: 160 °C.
6.2.2 Insulasi harus diekstrusi merata pada konduktor. Nilai rata-rata hasil ukur dari
tebal insulasi (dibulatkan ke satu desimal) tidak boleh kurang dari tebal nominal
tercantum pada Tabel 2 kolom 2. Ketentuan pembulatan nilai hasil ukur mengikuti
Lampiran B SNI IEC 60502-1.
Nilai minimum pada setiap titik pengukuran tidak boleh kurang dari nilai pada
Tabel 2 kolom 3.
6.2.3 Karakteristik kompon insulasi harus memenuhi ketentuan Tabel 3.
6.2.4 Warna insulasi mengikuti ketentuan butir 6.3.8.
3
SPLN D3.010-3: 2014
1 2 3
Luas penampang
Tebal nominal Tebal minimum
konduktor
[mm] [mm]
[mm2]
50 1,4 1,16
70 1,4 1,16
95 1,6 1,34
120 1,6 1,34
150 1,8 1,52
4
SPLN D3.010-3: 2014
1. Karakteristik elektrikal
1.1 Volume resistivitas
2. Karakteristik mekanikal
2.1 Kuat tarik
Tanpa penuaan ≥ 12,5 MPa
1
Sesudah penuaan pada keping uji selama 168 jam ≥ 12,5 MPa
2
Sesudah penuaan pada kabel komplit selama 168 jam ≥ 12,5 MPa
Variasi setelah penuaan ≤ ± 25 %
2.2 Pemuluran
Tanpa penuaan ≥ 150 %
1
Sesudah penuaan pada keping uji selama 168 jam ≥ 150 %
2
Sesudah penuaan pada kabel komplit selama 168 jam ≥ 150 %
Variasi setelah penuaan ≤ ±25 %
3. Karakteristik khusus
3.1 Uji tekan panas
Suhu uji 80 °C ± 2 °C
Kedalaman lekukan (indentation) ≤ 50 %
3.2 Perilaku pada suhu rendah
Suhu uji -15 °C ± 2 °C
Pemuluran pada keping uji ≥ 20 %
3.3 Uji kejut panas
Suhu uji 150 °C ± 3 °C
Durasi uji 1 jam
Kondisi sampel setelah penerapan Tidak retak
3.4 Penyerapan air
Metode Elektrikal
Suhu uji 70 °C ± 2 °C
Durasi uji 240 jam
Tegangan uji
- 50 mm2 s/d 120 mm2 1400 Vdc
2
- 150 mm 2000 Vdc
Persyaratan Tidak tembus
5
SPLN D3.010-3: 2014
1 2
Luas penampang Tebal kira-kira
konduktor
[mm2] [mm]
6.5.1 Bahan kompon selubung luar adalah polyvinyl chloride jenis ST1 sesuai dengan
SNI IEC 60502-1.
6.5.2 Warna selubung luar adalah hitam.
6.5.3 Tebal selubung luar
Nilai rata-rata hasil ukur (dibulatkan ke satu desimal) tidak boleh kurang dari
tebal nominal tercantum pada Tabel 6 kolom 2. Ketentuan pembulatan nilai
hasil ukur mengikuti Lampiran B SNI IEC 60502-1;
Nilai minimum pada setiap titik pengukuran tidak boleh kurang dari nilai pada
tabel 6 kolom 3.
6
SPLN D3.010-3: 2014
1 2 3
Luas Tebal
Tebal
penampang minimum
nominal
konduktor [mm]
[mm]
[mm2]
50 2,0 1,60
70 2,1 1,69
95 2,3 1,86
120 2,4 1,94
150 2,6 2,11
6.6.1 Resistans konduktor pada 20 °C harus tidak melebihi nilai pada Tabel 8 kolom 2.
6.6.2 Resistans insulasi setiap inti kabel tidak boleh kurang dari nilai yang tercantum
pada Tabel 8 kolom 3. Untuk pengukuran yang dilakukan tidak pada suhu 20 °C,
nilai resitans terukur harus dikalikan dengan faktor koreksi pada Tabel B1
Lampiran B. Resistans insulasi kabel berinti empat diukur antara konduktor
dengan gabungan konduktor inti lainnya.
6.6.3 Karakteristik penjalaran nyala api harus memenuhi IEC 60502-1, Butir 18.14.1. Uji
penjalaran nyala api dilakukan sesuai IEC 60332-1.
6.6.4 Kuat hantar arus nominal kabel tercantum pada Tabel 8 kolom 4 atau kolom 5.
6.6.5 Batas kelenturan kabel terhadap tekukan pada saat penyimpanan (drum kemasan)
dan pemasangan ditentukan oleh radius (jari-jari) : 14 kali diameter selubung luar.
6.6.6 Berat nominal kabel tercantum pada Tabel 8 kolom 6.
7
SPLN D3.010-3: 2014
1. Karakteristik mekanikal
1.1 Kuat tarik
Tanpa penuaan ≥ 12,5 MPa
1
Sesudah penuaan pada keping uji selama 168 jam ≥ 12,5 MPa
2
Sesudah penuaan pada kabel komplit selama 168 jam ≥ 12,5 MPa
Variasi setelah penuaan ≤ ± 25 %
1.2 Pemuluran
Tanpa penuaan ≥ 150 %
1
Sesudah penuaan pada keping uji selama 168 jam ≥ 150 %
2
Sesudah penuaan pada kabel komplit selama 168 jam ≥ 150 %
Variasi setelah penuaan ≤ ±25 %
2. Karakteristik khusus
2.1 Uji tekan panas
Suhu uji 80 °C ± 2 °C
Kedalaman lekukan (indentation) ≤ 50 %
2.2 Perilaku pada suhu rendah
Suhu uji -15 °C ± 2 °C
Pemuluran pada keping uji ≥ 20 %
Uji tumbuk Tidak retak
2.3 Uji kejut panas
Suhu uji 150 °C ± 3 °C
Durasi uji 1 jam
Kondisi sampel setelah penerapan Tidak retak
1 2 3 4 5 6
8
SPLN D3.010-3: 2014
7 Pengujian
7.1.1 Uji jenis adalah pengujian secara lengkap terhadap sampel kabel yang mewakili
suatu tipe (jenis/ukuran) kabel yang disiapkan oleh pabrik pembuatnya untuk
membuktikan bahwa kabel tipe tersebut memenuhi seluruh persyaratan yang
ditetapkan oleh standar ini.
7.1.2 Uji jenis dilakukan oleh Laboratorium PLN dan sampel uji diambil oleh institusi
sertifikasi produk.
7.1.3 Uji jenis hanya dapat dilakukan bila tipe kabel telah mempunyai sertifikat SNI (atau
berada dalam ruang lingkupnya), atau setidaknya uji jenis dilakukan bersamaan
dengan proses sertifikasi SNI.
7.1.4 Uji jenis dilakukan dengan sistem range dengan ketentuan:
Tipe berukuran terkecil dan terbesar harus lulus semua mata uji yang
tercantum pada Tabel 9.
Tipe yang berada di dalam range harus lulus semua mata uji yang tercantum
pada Tabel 10.
CATATAN: Ukuran range minimum dan maksimum serta ukuran yang berada di dalam
range ditentukan oleh masing-masing pabrikan, dan dapat diperluas.
7.1.5 Panjang sampel untuk pengujian Tabel 9 adalah 30 m dan untuk pengujian
Tabel 10 adalah 6 m.
7.1.6 Masa berlaku laporan uji jenis adalah 5 (lima) tahun sejak tanggal diterbitkan dan
sepanjang masih dalam masa berlaku, dapat diperpanjang melalui uji verifikasi.
7.1.7 Setiap kabel dengan sistem identifikasi fase warna (6.3.9) dan jenis kawat perisai
yang berbeda harus mempunyai laporan uji jenis masing-masing, namun data
hasil uji yang relevan dapat saling digunakan.
7.2.1 Uji rutin adalah pengujian yang dilakukan secara rutin oleh pabrikan untuk setiap
hasil produksinya dalam rangka memisahkan produk yang cacat.
7.2.2 Uji rutin dilakukan untuk setiap tipe kabel yang diproduksi (saat proses atau
setelah produk jadi) dan hasilnya harus didokumentasikan.
7.2.3 Hasil uji rutin dinyatakan baik apabila kabel lulus semua mata uji pada Tabel 10.
7.3.1 Uji serah terima adalah pengujian yang dilakukan terhadap sejumlah sampel yang
mewakili sejumlah barang yang diambil secara acak dalam rangka serah terima
barang.
7.3.2 Uji serah terima dilakukan oleh laboratorium PLN atau bersama-sama dengan tim
dari PLN unit terkait.
9
SPLN D3.010-3: 2014
7.4.1 Uji petik adalah pengujian yang dilakukan terhadap sampel yang diambil dari
gudang PLN atau pabrikan untuk melihat kesesuaian kualitas kabel.
7.4.2 Uji petik dilakukan atas permintaan unit-unit PLN.
7.4.3 Pada dasarnya mata uji petik sama dengan mata uji rutin, namun untuk keperluan
investigasi terhadap permasalahan kabel di lapangan dapat ditambah dengan
mata uji lain yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.
7.4.4 Pengambilan sampel uji petik dilakukan oleh unit PLN terkait dan pengujian
dilakukan oleh laboratorium PLN.
7.5.1 Jika setelah kabel terpasang pada instalasi diperlukan pengujian, maka pengujian
dilakukan dengan tegangan 2,4 kVdc (4 Uo) selama 15 menit.
7.5.2 Uji lapangan hanya dapat dilakukan pada kabel yang telah mempunyai sertifikat
SPM.
10
SPLN D3.010-3: 2014
1 2 3 4
Uji non-elektrikal
5. Konstruksi
Konduktor Butir 6.1
Insulasi Butir 6.2
Pemilinan inti kabel Butir 6.3
Selubung luar Butir 6.4
6. Diameter luar konduktor Tabel 1 kolom 4
7. Ketebalan
Insulasi IEC 60811-1-1, Butir 8.1 Tabel 2
Selubung luar IEC 60811-1-1, Butir 8.2 Tabel 5
8. Kuat tarik dan pemuluran tanpa
penuaan
Insulasi IEC 60502-1, Butir 18.3 Tabel 3, Butir 2.1 dan 2.2
Selubung luar IEC 60502-1, Butir 18.4 Tabel 6, Butir 1.1 dan 1.2
9. Kuat tarik dan pemuluran setelah
penuaan pada oven udara
Insulasi IEC 60502-1, Butir 18.3 Tabel 3, Butir 2.1 dan 2.2
Selubung luar IEC 60502-1, Butir 18.4 Tabel 6, Butir 1.1 dan 1.2
10. Kuat tarik dan pemuluran setelah
penuaan pada kabel komplit
Insulasi IEC 60502-1, Butir 18.5 Tabel 3, Butir 2.1 dan 2.2
Selubung luar IEC 60502-1, Butir 18.5 Tabel 6, Butir 1.1 dan 1.2
11. Tekan panas
Insulasi IEC 60811-3-1, Butir 8 Tabel 3, Butir 3.1
Selubung luar Tabel 6, Butir 2.1
12. Perilaku pada suhu rendah
Insulasi IEC 60811-1-4, Butir 8 Tabel 3, Butir 3.2
Selubung luar Tabel 6, Butir 2.2
11
SPLN D3.010-3: 2014
1 2 3 4
CATATAN 1: Pengujian pada mata uji 2 s/d 4 dilakukan secara berurutan pada sampel uji yang
sama
1 2 3 4 5
Persyaratan Jumlah/frekuensi
No. Mata uji Metode uji / Referensi
sampel
1. Resistans konduktor IEC 60502-1, Butir 15.2 Butir 6.5.1 setiap drum atau
setiap satu panjang
2. Uji tegangan IEC 60502-1, Butir 15.3 Tegangan uji : 3,5 kVac produksi
atau 8,4 kVdc
Durasi uji : 5 menit
Lama perendaman dalam
air (untuk kabel inti
tunggal) : 1 jam
3. Konstruksi setiap drum, sampel
diambil dari kedua
Konduktor Butir 6.1 ujungnya
Pemilinan inti Butir 6.3
4. Diameter luar konduktor Tabel 1 kolom 4
5. Ketebalan
Insulasi IEC 60811-1-1, Butir 8 Tabel 2
Selubung luar IEC 60811-1-1, Butir 8 Tabel 5
6. Langkah pilin inti kabel Butir 6.3.2
7. Diameter luar kabel IEC 60811-1-1, Butir 8 Spesifikasi pabrikan
8. Kejut panas setiap satu panjang
produksi, sampel
Insulasi IEC 60811-3-1, Butir 9.1 Tabel 3, Butir 3.3
diambil dari kedua
Selubung luar IEC 60811-3-1, Butir 9.2 Tabel 6, Butir 2.3 ujungnya
12
SPLN D3.010-3: 2014
1 2 3 4
1 2 3
Level inspeksi I
Jumlah yang
diserahterimakan Jumlah sampel Jumlah
[drum] maksimum
[drum] gagal [drum]
2 – 15 2 0
16 – 25 3 0
26 – 90 5 0
91 – 150 8 0
151 – 280 13 0
281 – 500 20 0
501 – 1200 32 1
1201 – 3200 50 1
13
SPLN D3.010-3: 2014
8 Pengemasan
8.1.1 Kabel harus dikemas dalam drum yang kuat dan tergulung rapi.
8.1.2 Bila tidak ditetapkan pada saat pemesanan, panjang kabel dalam drum mengikuti
ketentuan Tabel 13.
8.1.3 Pada setiap drum harus diberi penandaan yang jelas dan tidak mudah terhapus.
Informasi pada penandaan sekurang-kurangnya:
Nomor dan tahun edisi SPLN ini (SPLN D3.010-3: 2014).
Tanda pengenal pabrikan
Tipe kabel ; contoh : NYFGbY 1 x 150 mm2, 0,6/1 (1,2) kV
Panjang kabel dalam meter
Lokasi pengiriman, nomor kontrak atau nomor surat pesanan (bila ditetapkan
pada kontrak)
8.1.4 Diameter drum harus diperhitungkan terhadap radius tekuk pada butir 6.6.5.
1 2
Panjang
Ukuran
[m]
2
4 x 50 mm 1000
2
4 x 70 mm 1000
2
4 x 95 mm 1000
2
4 x 120 mm 500
2
4 x 150 mm 500
14
SPLN D3.010-3: 2014
2
Ukuran 1 x 35 mm
2
4 x 50 mm
2
4 x 70 mm
2
4 x 95 mm
2
4 x 120 mm
2
4 x 150 mm
Panjang/drum 500 m
1000 m
..............
15
SPLN D3.010-3: 2014
Suhu ukur
Faktor koreksi
[°C]
20 1,00
21 1,11
22 1,24
23 1,39
24 1,55
25 1,74
26 1,96
27 2,22
28 2,52
29 2,87
30 3,25
31 3,75
32 4,25
33 4,90
34 5,60
35 6,45
16
SPLN D3.010-3: 2014
Untuk memperoleh kontak yang optimum pada pemasangan konduktor kabel bentuk
sektor dengan konektor berbentuk bulat, maka konduktor harus dibentuk bulat terlebih
dahulu dengan pre-rounding dies yang sesuai. Proses pemasangan langsung dengan
mengurangi beberapa kawat konduktor agar konduktor dapat masuk ke dalam lubang
konektor tidak boleh dilakukan karena dapat menyebabkan panas lebih.
Pre-rounding dies yang dapat digunakan untuk kabel inti empat adalah untuk sudut 90°
dan direkomendasikan oleh pembuat dies untuk digunakan pada jenis konduktor (Al atau
Cu) yang akan dibulatkan.
Gambar C2 : Gambar C3 :
Konduktor sektor kabel 4 inti Konduktor sektor kabel 3 inti
(sudut 90°) (sudut 120°)
Setelah konduktor terbentuk menjadi bulat dan dapat masuk kedalam lubang konektor,
maka proses crimping konektor dapat dilakukan dengan dies bulat seperti biasa.
17
Pengelola Standardisasi :