5. Biaya Perjalanan
a. Biaya perjalanan dalam rangka perjalanan dinas
Biaya perjalanan dalam rangka perjalanan dinas bukan merupakan
penghasilan bagi pegawai yang bersangkutan. Pengeluaran ini merupakan
biaya yang dapat dikurangkan oleh perusahaan dalam penghitungan
Penghasilan Kena Pajak.
b. Biaya perjalanan pegawai yang berpisah keluarga
Apabila perusahaan memberikan biaya perjalanan dalam bentuk kenikmatan
maka pengeluaran ini tidak dapat dibiayakan; sedangkan bagi pegawai,
penerimaan itu tidak merupakan penghasilan. Jika perusahan memberikan
fasilitas dalam bentuk uang tunai maka pengeluaran ini dapat dikurangka
dalam penghitungan Penghasilan Kena Pajak. Bagi pegawai yang menerima
uang tersebut merupakan penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan.
c. Biaya perjalanan pemulangan pegawai
Biaya perjalanan pemulanganpegawai ke tempat semula (tempat melamar
pekerjaan) karena pemberhentian, sakit-sakitan, dan pensiun dapat
diperlakukan sebagai biaya oleh perusahaan dalam menghitung Penghasilan
Kena Pajak.
8. Fasilitas Kendaraan
apabila kendaraan semata-mata dipakai untuk keperluan perusahaan dan sama
sekali tidak pernah dipakai untuk keperluan pribadi (tidak dibawa pulang ke
rumah) maka biaya yang berhubungan dengan kendaraan ini dan biaya
eksploitasinya dapat dikurangkan sebagai biaya dalam penghitungan Pajak
Penghasilan.
9. Asuransi Kecelakaan
Biaya asuransi yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dikurangkan sebagai
biaya, dan bagi pegawai pengeluaran ini diperhitungkan sebagai penghasilan.
Apabila ternyata kemudian ada pembayaran santunan asuransi, penerimaan ini
bukan penghasilan yang dikenakan pajak. Dengan demikian, perusahaan asuransi
yang membayar santunan asuransi tidak memotong Pajak Penghasilan
tertanggung atau pegawai.
Sesuai dengan penjelasan DirJen. Pajak bahwa pengenaan PPh asat selisih antara
penghasilan yang merupakan objek pajak dengan biaya-biaya yang diperkenankan,
kan menekan hasrat yayasan untuk mencari selisih lebih (keuntungan), dan/atau akan
mendorongnya menggunakan dana yang seharusnya di mana selisih lebih tersebut
seyogyanya ditujukan untuk kepentingan peningkatan mutu pelayanan. Dengan kata
lain, yayasan dapat meniadakan atau mengecilkan selisih lebih dengan cara
menurunkan harga atau tarif jasa yang dijualnya atau menaikan mutu pelayanannya
yang tentunya akan menaikan anggaran biaya. Dengan demikian, akan menjadi jelas
mana yayasan yang memang bertujuan menhimpun keuntungan (selisih lebih) dan
yang tidak.
J. Kompensasi Kerugian
Jika penghasilan bruto sesudah dikurangi biaya yang diperkenankan menurut pajak
didapat kerugian, maka kerugian tersebut dapat dikompensasi dengan penghasilan
selama 5 (lima) tahun dihitung sejak tahun yang berikutnya sesudah tahun
dideritanya kerugian tersebut. Misalnya, pada tahun 2018 diderita kerugian sebesar
Rp. 500.000.000,00. Kerugian ini dapat dikompensasi dengan penghasilan mulai
tahun 2019 sampai dengan 2023. Kompensasi dapat dilakukan secara berangsur-
angsur atau sekaligus, bergantung pada keinginan Wajib Pajak. Dengan
dikompensasikannya kerugian tersebut maka Penghasilan Kena Pajak berkurang
sebesar kerugian yang dikompensasi.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan, bagi jenis-jenis usaha tertentu, yang
menurut pertimbangan objektif tidak menghasilkan laba dalam lima tahun, kerugian
yang dideritanya dapat dikompensasi dalam jangka waktu paling lama 8 (delapan)
tahun. Jenis usaha yang telah disetujui oleh Menteri Keuangan untuk melakukan
kompensasi kerugian lebih dari 5 tahun tetapi tidak lebih dari 8 tahun adalah jenis
usaha perkebunan tanaman keras dan pertambangan.