Dosen:
Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, M.Si
Disusun Oleh:
A. Reski Almaida Dg Macenning K15181218
Nur Ika Hidayasari K15181246
Abstract
Keywords:
1. PENDAHULUAN
Lembaga perbankan merupakan salah satu sub sektor keuangan yang memiliki peran
penting dalam memicu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pertumbuhan ekonomi salah
satunya ditandai dengan adanya peningkatan kapasitas produksi suatu perekonomian.
Peningkatan kapasitas tersebut terjadi apabila adanya peningkatan modal ke dalam
perekonomian. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan
selalu membutuhkan jasa bank, baik perorangan, lembaga sosial maupun perusahaan.
Lembaga perbankan di Indonesia merupakan penunjang pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Salah satu upaya untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi, dunia perbankan diharapkan mampu memobilisasi modal dengan mengumpulkan
dana untuk disalurkan ke pihak yang membutuhkan dana. Peningkatan peranan perbankan
sangat diperlukan untuk meningkatkan volume usaha yang dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semakin baik keadaan lembaga
perbankan, maka semakin meningkat penyediaan dana bagi pembiayaan perekonomian. Hal
ini dinilai dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Seperti diketahui banyak orang, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu bank juga
dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang
membutuhkannya. Perkreditan merupakan salah satu aktivitas perbankan yang menjadi
penghasilan terbesar. Bagi lembaga perbankan apabila diamati, maka sisi pendapatan terbesar
bank adalah pendapatan bunga dan provisi dari pemberian kredit kepada debitur. Perkreditan
mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari pembelian fasilitas kredit dengan
memperhatikan fasilitas yang diberikan kepada debitur.
Sepanjang tahun 2018, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk mencatat kinerja yang
sangat memuaskan. Pencapaian ini tidak terlepas dari kinerja penyaluran kredit yang tumbuh
double digit dan berada di atas rata-rata industri perbankan nasional. Dari sisi komposisi
kredit, Bank BRI secara konsisten terus meningkatkan penyaluran kredit ke segmen Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kredit UMKM BRI hingga kuartal III 2018 tumbuh
16,5% menjadi Rp 621,8 triliun atau 76,9% dari total kredit BRI. Segmen kredit korporasi
juga tumbuh 16,5% dari Rp 160,6 triliun menjadi Rp 187,1 triliun. Sementara itu, penyaluran
kredit di segmen mikro sebesar Rp 266,6 triliun, konsumer Rp 127,3 triliun, serta segmen
retail dan menengah senilai Rp 227,9 triliun. Selain itu Bank BRI terus menunjukkan
kinerjanya secara nyata dalam penyaluran KUR yang dapat menjadi motor penggerak
perekonomian di daerah, dan juga berkontribusi pada ekonomi nasional. Sebagai salah satu
bank yang ditunjuk pemerintah untuk meyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan porsi
terbesar, BRI memiliki tantangan tersendiri dalam hal meraih kesuksesan penyaluran KUR ke
sektor produktif. Hingga akhir September 2018, BRI menyalurkan KUR senilai Rp 69 triliun
atau 86,6% dari target penyaluran 2018 sebesar Rp 79,7 triliun. KUR tersebut disalurkan
kepada lebih dari 3,4 juta debitur.
Hal tersebut sejalan dengan survei perbankan Bank Indonesia mengindikasikan
pertumbuhan triwulanan kredit baru meningkat pada triwulan IV-2018 dibandingkan periode
sebelumnya. Peningkatan tersebut bersumber dari semua jenis penggunaan kredit, baik modal
kerja, investasi maupun konsumsi seperti terlihat pada gambar berikut.
2. KAJIAN LITERATUR
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal dapat dikatakan sebagai pertukaran gagasan, pemikiran,
ataupun informasi antar dua individu atau lebih. Tidak hanya di kehidupan sehari-hari, dalam
dunia kerja pun begitu, kemampuan komunikasi interpersonal yang baik sangat dibutuhkan
untuk mempermudah dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja serta membangun
kerja sama tim yang erat. Secara konstektual, komunikasi interpersonal digambarkan sebagai
suatu komunikasi antara dua individu atau sedikit individu, yang mana saling berinteraksi,
saling memberikan umpan balik satu sama lain. Namun, memberikan definisi konstektual
saja tidak cukup untuk menggambarkan komunikasi interpersonal karena setiap interaksi
antara satu individu dengan individu lain berbeda-beda.
Menurut Mulyana (2005) Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication)
adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal maupun nonverbal.
Selaras dengan itu Muhammad (2005) menyatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah
proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau
biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya.
Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses pertukaran makna antara orang-
orang yang saling berkomunikasi. Orang yang saling berkomunikasi tersebut adalah sumber
dan penerima. Sumber melakukan encoding untuk menciptakan dan memformulasikan
menggunakan saluran. Penerima melakukan decoding untuk memahami pesan, dan
selanjutnya menyampaikan respon atau umpan balik. Dengan demikian, komunikasi
interpersonal terjadi secara aktif bukan pasif. Dan dapat disimpulkan bahwa komunikasi
interpersonal merupakan proses penyampaian informasi, pikiran dan sikap tertentu antara dua
orang atau lebih yang terjadi pergantian pesan baik sebagai komunikan maupun komunikator
dengan tujuan untuk saling mencapai pengertian mengenai masalah yang dibicarakan yang
pada akhirnya diharapkan terjadi perubahan perilaku.
Proses Komunikasi Interpersonal
Dalam proses komunikasi antarpribadi atau komunikasi interpersonal arus komunikasi
yang terjadi adalah sirkuler atau berputar, artinya setiap individu mempunyai kesempatan
yang sama untuk menjadi komunikator dan komunikan. Karena dalam komunikasi
atarpribadi efek atau umpan balik dapat terjadi seketika.
3. METODE PENULISAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Tbk.
Jenis Data
Data penelitian terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil
wawancara dengan pihak terkait. Sedangkan, data sekunder diperoleh dari berbagai literatur,
seperti buku-buku yang relevan dengan topik penelitian, hasil penelitian terdahulu, dan
internet.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi dan wawancara.
Teknik observasi merupakan teknik pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian.
Pengamatan yang dilakukan yaitu pada bagian/divisi customer service, mencakup komunikasi
yang dilakukan oleh customer service pada saat melayani pelanggan. Teknik wawancara
mendalam merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang pelaksanaannya dilakukan
secara langsung berhadapan dengan yang di wawancarai yaitu officer.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
5. KESIMPULAN
6. REFERENSI
Bank Indonesia. 2018. Laporan Publikasi [online]. Available at:
https://www.bi.go.id/id/publikasi/survei/perbankan/Default.aspx
Devito, J. A. 1997. Human Communication. Jakarta: Professional Books.
Prawirosentono, Suryadi. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE.
Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Manning, Gerald L. dan Barry L. Reece. (2006). Selling Today Membangun Kemitraan
Berkualitas. Jakarta: PT Indeks.
Muhammad, Arni. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyana, D. 2005. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wood, Julia T.. (2013). Komunikasi Interpersonal interaksi keseharian. Jakarta: Selemba
Humanika.