MULAI MATERI
Introduction
Pengenalan Materi
Etos Kerja membahas tentang: Tinjauan Umum Etika; Bisnis dan Etika dalam Dunia
Modern; Sekilas tentang Teori Etika; Ekonomi dan Keadilan; Liberalisme dan Sosialisme
sebagai Perjuangan Moral; Keuntungan sebagai Tujuan Perusahaan; Kewajiban Karyawan
dan Perusahaan; Masalah Etis sekitar Konsumen; Pekerjaan, Profesi dan Profesional; Bisnis,
Lingkungan Hidup dan Etika; Bisnis, Lingkungan hidup dan Etika; Etika dalam Bisnis
Internasional; Peranan Etika dalam Bisnis.
PERTEMUAN 1
TINJAUAN UMUM ETIKA
Highlight
• Pengertian etika.
• Etika, Filsafat dan Ilmu pengetahuan.
• Etika, Moral dan Ilmu Pengetahuan.
• Pelanggaran Etika dan Kaitannya dengan
Hukum.
• Berbagai Macam Etika yang Berkembang
• Etika dan Teknologi :Tantangan Masa
Depan
Apa
Itu
Etika?
5
Etika ≠ Moral
• Dalam
bahasa
sehari-hari,
etika sering
disamakan
dengan
moral.
Memukul seorang perempuan, tidak
beretika atau tidak bermoral ?
Definisi Etika:
• Etika sebagai filsafat
moral.
• Etika = Pemikiran kritis
dan mendasar mengenai
ajaran-ajaran moral atau
• Etika sebagai Ilmu
tentang moralitas.
7
Definisi Moral:
• Moral = Ajaran tentang
apa yang dilarang dan
apa yang wajib
dilakukan oleh manusia
supaya bisa menjadi
baik.
8
Contoh Moral
• Contoh Moral: aturan &
hukum agama, hukum adat,
wejangan tradisi leluhur,
nasehat orang tua, ajaran
ideologi, dll.
• Sumber moral: tradisi, adat,
agama, ideologi negara, dll.
9
Dasar Kata yang Sama
• Kata yang dasarnya sama dengan Etika, tetapi
berbeda artinya yaitu:
Ethos & Etis
• Kata yang dasarnya sama dengan moral, tetapi
berbeda artinya yaitu:
Amoral & Immoral
10
• Ethos = Sikap dasar, ciri-ciri
dan pandangan penilaian
seseorang atau sekelompok
orang, terhadap suatu
kegiatan tertentu.
12
Amoral
• Awalan a berarti = tidak.
• Amoral berarti tindakan
yang tidak berhubungan
dengan konteks moral
atau tidak berhubungan
dengan kebaikan atau
kejahatan (tindakan yang
netral atau non-moral).
• Misalnya: berjalan.
13
Immoral:
Immoral adalah
tindakan yang
bertentangan
dengan moralitas
atau tindakan yang
melawan ajaran
moral.
EGOIS … Duduk …. 15
Hubungan Etika & Moral
• Etika dipakai untuk yang
umum/ konseptual/
prinsipal.
• Dan moral dipakai untuk
yang lebih khusus/ spesifik/
praktis.
Tidak Boleh
Bercerai
Boleh
Prinsip Perkawinan Bercerai
adalah: Kesetiaan BUDIARSA DHARMATANNA 17
Perbedaan Etika dan Moral
Etika: Bersifat kecakapan teoritis Moral: Bersifat perintah langsung
19
Seperti Buku Ilmu Pengetahuan Seperti Buku Manual
Etika Dan Agama
• Etika tidak menggantikan
agama dan tidak
bertentangan dengan
agama.
• Etika bahkan diperlukan
oleh agama.
20
Etika Dan Agama
• Agama tidak
hanya memberi
petunjuk moral,
tetapi juga
mengajarkan
prinsip-prinsip
etis.
21
Mengapa Etika diperlukan Agama
1. Orang beragama
mengharapkan agar
ajaran agamanya
rasional.
Ia ingin mengerti
mengapa Tuhan
“memerintahkan” ia
berbuat itu dan itu.
22
Mengapa Etika diperlukan Agama
2.Bagaimana agama
harus bersikap
terhadap masalah
moral yang tidak
disinggung dalam
wahyunya,
Misalnya soal
aborsi?.
23
Mengapa Etika diperlukan Agama
3.Etika memungkinkan
dialog antar agama.
Etika dapat menjadi
dasar bagi kerjasama
agama.
24
Mengapa Etika diperlukan Agama
4. Etika
memungkinkan
dialog antar
agama dengan
pandangan-
pandangan dunia
25
• Etika adalah
sarana untuk
memperoleh
orientasi kritis
berhadapan
dengan berbagai
moralitas
26
Fungsi Etika
• Orientasi kritis
diperlukan karena
kita dihadapkan
dengan pluralisme
moral.
• Jika tidak memiliki
orientasi kritis, maka
kita akan bingung
seperti cerita
“Nasrudin yang mau
menjual keledai”.
27
TUJUAN BELAJAR ETIKA
• Membuat
mahasiswa menjadi
lebih kritis
28
TUJUAN BELAJAR ETIKA
Kritis terhadap
Lembaga-lembaga
Masyarakat:
Orang tua, agama,
negara dll
29
TUJUAN BELAJAR ETIKA
31
Sekian, Terimakasih
32
PERTEMUAN 2
BISNIS DAN ETIKA DALAM DUNIA MODERN
Highlight
• Sudut Pandang Ekonomis
• Sudut Pandang Moral
• Sudut Pandang Hukum
• Tolak Ukur Bisnis yang Baik
• Definisi Etika Bisnis
• Dimensi Etika Bisnis
• Perkembangan Etika Bisnis
• Profil Etika Bisnis dewasa ini
• Sejarah dan budaya dalam etika bisnis
• Prinsip-prinsip Etika Bisnis
• Kritik atas Etika Bisnis
Tiga Aspek Pokok dari Bisnis
Bisnis yang baik, bukan saja bisnis yang menguntungkan tetapi juga harus baik
secara moral.
• Perilaku yang baik, merupakan perilaku yang sesuai dengan norma-norma
moral.
Perilaku yang buruk bertentangan dengan norma-norma moral.
Suatu perbuatan dapat dinilai baik menurut arti terdalam justru kalau
memenuhi standar etis
Sudut Pandang Hukum
• Suatu perbuatan adalah baik, jika dilakukan sesuai dengan hati nurani dan
perbuatan adalah buruk, jika bertentangan dengan hati nurani
• Bertindak bertentangan dengan hati nurani, kita menghancurkan integritas
pribadi, karena menyimpang dari keyakinan yang terdalam.
• Hati nurani mengikat kita dalam arti, kita harus melakukan apa yang
diperintahkan hati nurani dan tidak boleh melakukan apa yang berlawanan
dengan suara hati nurani.
• Bagi orang yang beragama, hati nurani mempunyai arti khusus. Bila kita
mengambil keputusan moral atas dasar hati nurani, keputusan yang diambil
sudah sesuai dan memenuhi kehendak Tuhan atau justru melanggar perintah
Tuhan.
KAIDAH EMAS
54
Pengertian Etika
55
Pengertian Etika
• Pilihan apa yang baik, Apa yang buruk.
• Segala ucapan senantiasa harus berdasarkan
hasil-hasil pemeriksaan tentang perikeadaban
hidup dalam arti yang seluas-luasnya.
56
Pengertian Etika
• Emanuel Kant, mengajukan satu pertanyaan
– was sall ich tun
– apa yang akan kita lakukan
– (sesuai dengan norma yang berlaku)
57
Pengertian Etika
• Pertanyaan ini pada intinya ada suatu
“pilihan” yang berarti adanya konsep nilai
terhadap perbuatan yang akan kita
lakukan.
58
TUGAS ETIKA
60
TUJUAN ETIKA
61
TUJUAN ETIKA
Contoh:
Ketika seseorang berdagang, ia harus mampu menentukan
apakah untuk mendapatkan keuntungan ia harus :
- menimbun barangnya dulu,
- menjual dengan harga yang mahal,
- mengoplos dengan kualitas rendah,
- atau ia akan menjual barangnya
dengan harga yang wajar.
62
TUJUAN ETIKA
Dalam keadaan demikian etika - lah yang
memberikan orientasi bagaimana
seseorang menentukan pilihan.
63
MANFAAT ETIKA
• Etika sangat diperlukan pada saat terjadi
perubahan atau pergeseran nilai.
• Ketika masyarakat mengalami masa transisi
dari suatu keadaan tertentu.
64
MANFAAT ETIKA
• Contoh:
• Etika diperlukan karena manusia mengalami
keterbatasan untuk memahami ajaran agama
• Karena banyak dipengaruhi tradisi dan kebiasaan,
65
MANFAAT ETIKA
• Yakni pada saat agama menghadapi persoalan untuk
memahami pengendalian kelahiran,
• Pada saat inilah etika diperlukan oleh manusia untuk
menginterpretasikan manakah yang benar, manakah
yang baik atau yang diperlukan.
• Contoh dalam bisnis : Monopoli barang ?
66
ETIKA DAN MORAL
• Etika tidak sama dengan moral.
• Orang yang baik etika-nya belum tentu
moralnya baik.
• Setiap orang memiliki moralitas tetapi
tidak berarti setiap orang memiliki etika.
67
ETIKA DAN MORAL
• Moralitas, adalah segala macam pandangan
atau norma-norma atau pendapat, kebiasaan,
ajaran baik dan buruk sebagai manusia.
• Etika adalah ilmu atau filsafat tentang
moralitas. Etika adalah pemikiran tentang
moralitas.
68
ETIKA DAN MORAL
Moral ada sangkut pautnya dengan baik-buruk, tetapi ukuran baik
buruk itu tidak sederhana, mempunyai ukuran tertentu.
Misalnya
Sebagai manusia yang baik, bukan diukur dari hal yang
nyata/nampak, melainkan harus dilihat dari aspek nilai yang
mempunyai jangkauan lebih luas dari sekedar jangkauan agama.
69
Etika dan Moral
• Moral dapat bersumber pada agama
(baik buruk menurut agama),
• Bersumber pada kebiasaan sedangkan
etika sebagai sesuatu hal yang lebih luas
dari moral. (karena etika filsafat tentang
moral).
70
Etika dan Moral
• Dengan demikian seseorang tidak
cukup memahami tentang moral
saja, tetapi harus menguasai etika
dalam kehidupan bermasyarakat.
71
Etika dan Moral
• Etika mendudukan seseorang tidak
hanya bermoral tetapi
mendudukannya sebagai manusia
yang luhur, berbudi, bijaksana dan
berwelas asih.
72
Norma/kaidah
• Norma khusus dan norma umum: norma khusus
adalah aturan yang berlaku dalam bidang
kegiatan/kehidupan khusus.
• Misalnya dalam peraturan olah raga, pendidikan,
sekolah;
• Norma umum bersifat lebih universal, terdiri dari
norma sopan santun, norma hukum dan norma
moral.
73
Norma/kaidah
• Norma sopan santun=norma etiket: norma yang
mengatur perilaku dan sikap lahiriah manusia, misal:
makan, berpakaian, duduk.
• Norma ini menyangkut tatacara lahiriah dalam
pergaulan sehari-hari. Dan tidak mencakup baik
buruknya seseorang;
74
Norma/kaidah
• Norma hukum, norma yang dituntut keberlakuannya
secara tegas oleh masyarakat.
• Norma ini mencerminkan harapan, keinginan, dan
keyakinan seluruh masyarakat tentang bagaimana
hidup bermasyarakat yang baik dan bagaimana
masyarakat diatur dengan baik;
75
Norma/kaidah
77
Teori Etika
• Tindakan itu baik karena mempunyai nilai
moral, tindakan itu dilaksanakan
berdasarkan kewajiban yang memang
harus dilaksanakan terlepas dari tujuan
atau akibat tindakan itu.
78
Teori Etika
• Misalnya,
• Suatu tindakan bisnis akan dinilai baik bukan
karena tindakan itu mendatangkan akibat baik
bagi pelakunya, melainkan tindakan itu sejalan
dengan kewajiban pelaku.
79
Teori Etika
Contoh memberikan pelayanan yang baik pada
semua konsumen, mengembalikan utang
sesuai kesepakatan.
Dengan demikian etika deontologi sangat
menekankan motivasi, kemauan baik dan
watak yang kuat dari pelaku;
80
Teori Etika
• Etika teleologi, mengukur baik buruknya
suatu tindakan berdasarkan tujuan yang
hendak dicapai dengan tindakan itu.
• Suatu tindakan dinilai baik kalau
bertujuan mencapai sesuatu yang baik.
81
Teori Etika
• Misalnya:
Berbohong tidak dapat dinilai buruk dan
baik berdasarkan buruknya tindakan itu
sendiri, tetapi kalau tujuannya baik, maka
tindakan itu dinilai baik.
82
Pendapat Anda?
• Contoh:
Tindakan seorang anak mencuri demi
membayar pengobatan ibunya yang sakit
parah, akan dinilai baik secara moral,
terlepas dari kenyataan perbuatan itu
secara legal dapat dihukum.
83
Dari sudut pandang “untuk siapa tujuannya”,
etika teleologi dibedakan menjadi dua yaitu:
85
Etika Umum
Etika Politik
Etika Lingkungan
Hidup Etika Profesi
87
Bisnis dan Etika
• Ada mitos bisnis amoral, yang
mengungkapkan keyakinan antara bisnis
dengan moralitas dan etika tidak ada
sangkut pautnya.
• Hal itu merupakan dua hal yang berbeda.
88
Argumen yang mendukung mitos bisnis amoral
89
Bisnis dan Etika
• Untuk menunjukkan bisnis amoral tersebut,
bisnis diibaratkan sebagai permainan judi,
yang dapat menghalalkan segala cara untuk
menang, untuk memperoleh keuntungan.
• Untuk membuktikan bisnis dengan etika tidak
ada hubungan dapat dikemukakan bahwa:
90
Bisnis dan perjudian
• Bisnis seperti halnya judi, atau permainan
pada umumnya, mengutamakan persaingan
(kepentingan pribadi),
• Dalam bentuk persaingan dilakukan
bermacam cara untuk bisa menang, dan
cenderung menghalalkan segala cara.
91
Bisnis dan perjudian
• Yang utama dalam bisnis bagaimana
memenangkan persaingan yang ketat,
bagaimana untung besar.
• Dalam demikian nilai- nilai dan norma-
norma etika akan mudah diabaikan.
92
Bisnis dan perjudian
• Aturan yang dipakai dalam permainan
penuh persaingan itu berbeda dari
aturan yang ada dan dikenal dalam
kehidupan sosial umumnya.
93
Bisnis dan perjudian
• Seorang pebisnis yang masih mau
memperhatikan aturan moral akan
berada dalam posisi yang tidak
menguntungkan di tengah
persaingan ketat.
94
Bisnis dan perjudian
• Dalam permainan (judi) ada aturan mainnya,
ada kiat-kiat bisnis, dengan sendirinya praktek
permainan tersebut diterima dan dibenarkan
secara moral.
• Yang perlu diperhatikan pebisnis
memperhatikan aturan hukum yang ada dan
tidak perlu memperhatikan moral dan etika.
95
Etika dalam bisnis benarkah diperlukan?
96
Etika dalam bisnis benarkan diperlukan?
97
Etika dalam bisnis benarkah diperlukan?
98
Etika dalam bisnis benarkah
diperlukan?
99
Etika dalam bisnis benarkah diperlukan?
100
Etika dalam bisnis benarkan diperlukan?
101
Etika dalam bisnis benarkah diperlukan?
102
Etika dalam bisnis benarkah diperlukan?
103
Etika dalam bisnis benarkah diperlukan?
• Kritik pedas,
• Pemberitaan semaunya saja,
• Surat pembaca yang komplin,
• Aksi protes yang mengecam berbagai
pelanggaran dalam kegiatan bisnis, dan lain-
lain
104
Etika dalam bisnis benarkah diperlukan?
• Mengindikasikan masih banyak orang dan
kelompok masyarakat yang menghendaki dalam
bisnis dijalankan secara baik dan tetap
mengindahkan norma-norma moral.
• Misalnya:
– masalah lingkungan hidup,
– masalah hak konsumen,
– masalah buruh,
– masalah wanita, dan lain-lain
105
Etika dalam bisnis benarkah diperlukan?
106
PERTEMUAN 4
EKONOMI DAN KEADILAN
Highlight
• Hakikat Keadilan
• Pembagian Keadilan
• Teori Keadilan
• Pengertian Ekonomi
• Tindakan-tindakan Ekonomi
• Hubungan Ekonomi dengan
Keadilan
Hubungan Ekonomi dan Keadilan
• Antara ekonomi dan keadilan terjalin hubungan erat, karena :
• Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu dari masalah
kelangkaan.
• Ekonomi timbul dari keterbatasan sumberdaya. Barang yang
tersedia selalu langka dan karena itu kita mencari cara untuk
membagikannya atau mendistribusikannya dengan baik.
• Ekonomi adalah studi tentang cara bagaimana masyarakat
menggunakan sumberdaya yang langka untuk memproduksi
komoditas yang berharga dan mendistribusikannya di antara orang-
orang yang berbeda.
• Seandainya tidak ada kelangkaan, tidak akan ada ekonomi,
demikian pula dengan keadilan; tidak perlu keadilan. Selama
sumberdaya berlimpah-limpah, tidak mungkin muncul masalah
keadilan.
ETIKA BISNIS 109
• Masalah keadilan atau ketidakadilan baru muncul, jika tidak tersedianya
barang yang cukup untuk semua orang yang inginkannya. Adilnya tidaknya
suatu keadaan selalu terkait dengan kelangkaan.
• Ekonomi dan Keadilan selalu terkait atau sekurang-kurangnya seharusnya
terkait.
• Tujuan dari pembangunan adalah untuk menciptakan masyaraka yang adil
dan makmur.
• Keadilan menjadi kata yang hampa belaka, bila tidak tersedia barang yang
cukup/kemakmuran untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, hal ini
diatur oleh ekonomi suatu negara
• Kemakmuran tidak menjamin adanya keadilan, bila kekayaan tidak terbagi
dengan seimbang. Kemakmuran dan keadilan saling melengkapi dan
bersama-sama mensyaratkan masyarakat yang diatur dengan baik. 110
HAKIKAT KEADILAN
• Celsus (orang romawi kuno) menggambarkan keadilan
dengan singkat sebagi “tribuere cuique suum” dalam
bahasa inggrisnya to give everibody his own” atau
dalam bahasa indonesia: ‘memberikan kepada setiap
orang yang menjadi haknya”
111
CIRI KHAS YANG MENANDAI KEADILAN
112
1. Keadilan tertuju pada orang lain
• Masalah keadilan atau ketidakadilan hanya
bisa timbul dalam konteks antar manusia.
• Untuk itu diperlukan sekurang-kurangnya
dua orang
• Bila suatu saat manusia di bumi ini tinggal
satu orang, masalah keadilan dan
ketidakadilan sudah tidak ada lagi.
113
2. Keadilan harus ditegakkan
• Keadilan tidak diharapkan saja atau dianjurkan saja.
• Keadilan selalu berurusan dengan hak orang lain.
• Kalau kita memberi sesuatu karena alasan keadilan, kita
harus atau wajib memberikannya. Kalau kita memberi
sesuatu karena alasan lain, kita tidak wajib
memberikannya.
• Dalan konteks keadilan bisa dipakai bahasa hak atau
bahasa kewajiban, tanpa mengubah artinya.
• Bahasa hak: A berhak mendapat benda X dari B
• Bahasa kewajiban: B wajib memberi benda X kepada A
114
3. Keadilan menuntut persamaan
• Atas dasar keadilan, kita harus memberikan kepada setiap
orang apa yang menjadi haknya, tanpa kecuali.
• Majikan memberikan gaji yang adil kepada 3000
karyawannya, kecuali kepada satu orang, ia tidak pantas
disebut adil. Mungkin ada orang yang berkata apalah
artinya satu dibanding tiga ribu. Dari segi etika etika
perbedaan ini amat menentukan sekali. Majikan baru
pantas dikatakan orang yang adil, bila ia berlaku adil
terhadap semua orang.
• Keadilan harus dilaksanakan terhadap semua orang, tanpa
melihat orangnya siapa.
115
PEMBAGIAN KEADILAN
• Pembagian Klasik
• Pembagian Modern
• Keadilan Individual dan Keadilan Sosial
• Keadilan Distributif pada Khususnya
• Keadilan Ekonomis
116
Pembagian Klasik
118
Keadilan Individual dan Keadilan Sosial
• Keadilan Individual
memberikan kepada setiap orang hak-hak individualnya
• Keadilan Sosial
memberikan kepada setiap orang semua hak-hak
sosialnya. (pendidikan, pekerjaan, pelayanan kesehatan)
119
Keadilan Distributif pada Khususnya
• Prinsip Formal
Bahwa kasus-kasus yang sama harus diperlakukan
dengan cara yang sama, sedangkan kasus-kasus yang
tidak sama boleh saja diperlakukan dengan cara tidak
sama.
• Prinsip Material
Prinsip ini (6) melengkapi prinsip formal.
Keadilan terwujud bila : dibagikan sama, sesuai kebutuhan
individu, sesuai haknya, sesuai usahanya, sesuai
kontribusinya, sesuai jasanya.
120
Teori Keadilan
berdasarkan prinsip material
• Teori Egalitarianisme
Pembagian adil, bila semua orang mendapat bagian yang sama. “Sama
Rata – Sama Rasa”. (penganut egaliter)
• Teori Sosialistis
Keadilan terpenuhi bila negara mengatur semua kebutuhan masyarakat
(sandang, pangan, papan, pekerjaan, dll)
• Teori Liberalistis
Keadilan terpenuhi bila manusia dianggap makhluk bebas, dan
berdasarkan hak, usaha, jasa, atau prestasi.
121
PERTEMUAN 5
PERIKLANAN DAN ETIKA
Highlight
• Definisi Periklanan
• Fungsi Periklanan
– Fungsi Periklanan
– Fungsi Informatif
– Fungsi Persuatif
• Periklanan dan Kebenaran
• Manipulasi dengan Periklanan
• Kontrol oleh Pemerintah
• Kontrol oleh para pengiklan
• Kontrol oleh masyarakat
• Studi Kasus
• Prinsip-prinsip Etis dari Iklan
Tidak boleh Berbohong
Otonomi manusia harus dihormati
• Faktor yang mempengaruhi nilai
• moralitas Iklan
– Maksud si Pengiklan
– Isi Iklan
– Keadaan Publik yang dituju
– Kebiasaan di bidang periklanan
Permasalah Periklanan
• Iklan-iklan yang setiap hari secara massal
dan intensif disajikan kepada masyarakat
pada umumnya tidak mendidik, tapi
justru menyebarluaskan selera rendah.
• Periklanan memamerkan suatu suasana
hedonistis dan materialistis
• Periklanan mendorong masyarakat
menjadi konsumerisme
Masalah etis Periklanan
• Kebenaran akan isi iklan
Mengatakan yang benar merupakan salah satu kewajiban
etis yang penting. Rupanya dalam iklan kewajiban ini
kerap kali tidak digubris
• Memanipulasi publik
Memanipulasi orang lain, entah dengan periklana atau
dengan cara apapun, jelas merupakan pelanggaran
terhadap prinsi etika
FUNGSI PERIKLANAN
• Fungsi Informatif
• Fungsi persuasif
Periklanan dan Kebenaran
• Pada umumnya periklanan tidak mempunyai reputasi
baik sebagai pelindung, atau pejuang kebenaran.
• Iklan kerap kali terkesan suka membohongi, dan
bahkan menipu publik.
• Periklan hampir apriori disamakan dengan tidak bisa
dipercaya.
Apakah itu bohong?
• Belum ada definisi lengkap
• Bisa juga dikatakan berbohong adalah mengatakan
sesuatu yang tidak benar
– Unsur kesengajaan
– Ada maksud agar orang lain percaya
• Secara lengkap, berbohong adalah dengan sengaja
mengakatakan tidak benar, agar orang lain percaya.
Apakah iklan itu berbohong?
• Jika ingin mengevaluasi moralitas periklanan, perlu kita
perhatikan secara khusus unsur “maksud” dalam
perbuatan berbohong, maksud dalam arti kesengajaan.
• Bisa saja iklan sesuatu yang tidak benar, tapi dalam hal ini
tidak ada kesengajaan misalnya, tentang obat baru, dikatakan
di iklan, bahwa produk ini aman, padahal di kemudian hari
tampak adanya efek samping yang tidak terduga sebelumnya.
Iklan itu tidak berbohong, karena tidak sengaja mengatakan
sesuatu yang tidak benar, hal ini jarang sekali akan terjadi.
• Dalam periklanan yang lebih penting adalah maksud dalam arti kedua, yaitu
maksud agar orang lain percaya.
• Unsur informasi harus selalu benar, karena informasi selalu diberikan agar
orang percaya. Misalnya
– Bahwa madu adalah madu asli (tidak dicampur gula)
– Bahwa rumah itu terletak di daerah bebas banjir
– Bahwa cuci cetak foto selesai dalam satu jam
• Unsur promosi, iklan merayu konsumen, mengiming-iming calon pembeli
– Bintang segala bir
– Komputer kami tidak ada duanya
– pesawat televisi terbaik di Indonesia
– Makin pede aja
Selain berbohong, iklan bisa bersifat
tidak etis karena menipu
• Berbohong dan menipu tidak selamanya sama
• Berbohong selalu berlangsung dalam rangka bahasa, bisa lisan
maupun tertulis.
• Penipuan, cakupannya lebih luas, bisa dalam rangka bahasa tapi
bisa juga dengan cara lain, dengan perbuatan tanpa mengatakan
sepatah katapun.
• Jika suatu perbuatan berhasil sebagai penipuan, jika orang itu
percaya, kalau tidak percaya tidak terjadi penipuan.
• Pembohongan tetap merupakan pembohongan, walau orang lain
tidak percaya.
Persoalan Tidak Etis Muncul dalam Iklan
Manakala:
• Pemerintah
• Para pengiklan
• Masyarakat
PENILAIAN ETIS TERHADAP IKLAN
• Maksud si Pengiklan
• Isi iklan
• Keadaan publik yang tertuju
• Kebiasaan di bidang periklanan
PERTEMUAN 6
KEUNTUNGAN SEBAGAI TUJUAN
PERUSAHAAN
Highlight
• Memaksimalkan keuntungan
sebagai cita-cita kapitalisme liberal
• Revitalisasi Keuntungan
• Manfaat keuntungan bagi
stakeholders
• Studi kasus
KEUNTUNGAN/PROFIT
• Tidak bisa dikatakan bahwa setiap kegiatan bisnis
menghasilkan keuntungan.
• Keuntungan atau profit baru muncul dalam kegiatan
ekonomi yang memakai sistem keuangan.
• Dalam penukaran barang dengan barang (barter)
tidak diperoleh profit, walaupun kegiatan itu bisa
menguntungkan kedua belah pihak.
153
• Profit diperoleh tidak secara kebetulan, tetapi berkat
upaya khusus dari orang yang mempergunakan uang.
• Uang diperoleh berdasarkan kupon undian atau karena
main judi tidak bisa dikatakan profit, berbeda dengan
uang yang dihasilkan dengan perdagangan saham.
• Profit berkonotasi ganjaran bagi upaya yang berhasil,
tetapi tidak berarti seluruhnya tergantung pada
kepiawaian si pebisnis, untuk sebagian orang perolehan
profit tergantung juga pada faktor mujur atau sial.
154
Karena hubungan dengan transasksi uang, perolehan profit secara
khusus berlangsung dalam konteks kapitalisme.
Menurun pandangan ini, kapitalis meliputi 3 unsur pokok: lembaga
milik pribadi, praktek pencarian keuntungan, dan kompetisi dalam
sistem ekonomi pasar bebas.
Keuntungan hanya dapat diperoleh dengan menggunakan modal
yang menjadi milik pribadi, dan perolehan keuntungan hanya
dimungkinkan dalam rangka pasar bebas.
Akumulasi modal merupakan inti kapitalis, dengan meningkatnya
keuntungan bobot modal akan bertambah besar, kemudian dapat
diinvestasikan dalam usaha produktif, sehingga menghasilkan
kekayaan yang lebih besar lagi, dst, dst. 155
Maksimalisasi Keuntungan
• Maksimalisasi keuntungan merupakan tema penting dalam
ilmu menajemen ekonomi.
• Kalau memaksimalkan keuntungan menjadi tujuan pokok
perusahaan, dengan sendirinya akan timbul keadaan tidak
etis. Mengapa begitu?
• Memperalat karyawan, berarti tidak menghormati mereka
sebagai manusia. Kita harus menghormati martabat manusia.
• Karyawan dipekerjakan untuk merealisasikan tujuan
perusahaan tanpa memperhatikan tujuan pribadi karyawan.
156
Relativasi Keuntungan
• Dengan adanya pertimbang etis mau tak mau
membatasi peranan keuntungan dalam bisnis.
• Keuntungan tidak boleh dimutlakkan dan segi moral
dikesampingkan.
• Maksud bisnis adalah menjediakan produk atau jasa
yang bermanfaat untuk masyarakat. Keuntungan
tidak merupakan maksud bisnis, tetapi merupakan
motivasi untuk mengadakan bisnis.
157
Hubungan maksud dan motivasi
• Maksud (purpose) bersifat objektif, Motivasi
(motive) bersifat subyektif.
• Maksud adalah membenarkan perbuatan kita
• Motivasi adalah menjelaskan mengapa kita
memalakukan sesuatu. Contoh: kita memberi
sedekah kepada pengemis supaya ia bisa makan
(maksud); motivasi kita adalah belas kasihan.
158
Keuntungan merupakan efek
samping dari bisnis.
• Menurut Norman Bowie, bahwa kebahagiaan
merupakan efek samping dari kerja; seorang
suami hidup dan bekerja demi isteri dan
anaknya, dia memperoleh gaji, yang akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
bersama isteri dan anaknya, dia bahagia.
Demikian pula dengan keuntungan.
159
Manfaat Keuntungan bagi
Perusaahaan
• Merupakan tolok ukur untuk menilai kesehatan
perusahaan atau efisiensi manajamen dalam
perusahaan
• Merupakan pertanda bahwa produk atau jasanya
dihargai masyarakat
• Merupakan cambuk untuk meningkatkan usaha
• Merupakan syarat kelangsungan hidup perusahaan
• Mengimbangi resiko dalam usaha.
160
Manfaat keuntungan bagi stakeholder
• Pelanggan : memperoleh produk yang aman dan
berkualitas, memperoleh pelayanan yang
memuaskan
• Pemasok : menerima pembayaran tepat waktu,
memperoleh order secara teratur
• Pemodal : pemegang saham memperoleh deviden,
kreditur menerima bunga dan pengembalian pokok
pinjaman sesuai dengan yang sudah ditetapkan
• Karyawan : memperoleh gaji yang wajar dan
kepastian kelangsungan pekerjaan
161
• Pemerintah : mengharapkan pertumbuhan ekonomi
dan mengatasi pengangguran, memperoleh pajak
• Masyarakat : peran serta perusahaan dalam
program kesejahteraan
• Media massa : menginformasi semua kegiatan
perusahaan yang berkaitan dengan isu etika, nilai-
nilai, kesehatan, keamanan dan kesejahteraan
• Aktivis Lingkungan : kepedulian terhadap lingkungan
hidup, HAM
162
PERTEMUAN 7
UTS
PERTEMUAN 8
KEWAJIBAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN
Highlight
• Tiga Kewajiban Karyawan terhadap
Perusahaan
• Tiga Kewajiban Perusahaan terhadap
Karyawan
• Pelaporan Kesalahan Perusahan
• Pekerja anak
• Pekerja Wanita
• Studi Kasus
TIGA KEWAIBAN KARYAWAN
• Kewajiban Ketaatan
• Kewajiban Konfidensialitas
• Kewajiban Loyalitas
166
Kewajiban Ketaatan
• Karyawan harus taat kepada atasannya di perusahaan, justru karena
ia bekerja di perusahaan itu.
• Karyawan tidak harus menaati semua perintah atasan yang diberikan
oleh atasannya. Karena :
1. Karyawan tidak perlu dan malah tidak boleh mematuhi perintah yang
menyuruh dia melakukan sesuatu yang tidak bermoral.
2. Karyawan tidak wajib juga mematuhi perintah atasannya yang tidak
wajar, walaupun dari segi etika tidak ada keberatan
3. Karyawan tidak perlu mematuhi perintah yang memang demi
kepentingan perusahaan, tetapi tidak sesuai dengan penugasan yang
disepakati.
Kewajiban Konfidensialitas
• Adalah kewajiban untuk menyimpan informasi yang
bersifat konfidensial (rahasia), yang telah diperoleh
dengan menjalankan suatu profesi.
Mengapa karyawan harus menyimpan rahasia
perusahaan ?
Perusahaan menjadi pemilik informasi rahasia itu
Membuka rahasia perusahaan bertentangan dengan etika
pasar bebas.
168
Kewajiban Loyalitas
• Kewajiban loyalitas merupakan konsekwensi dari status
seseorang sebagai karyawan perusahaan.
169
Faktor utama yang bisa membahayakan terwujudnya loyalitas :
170
MELAPORKAN KESALAHAN PERUSAHAAN
• Dalam etika, whistle blowing mendapat arti lebih khusus lagi yaitu :
menarik perhatian dunia luar dengan melaporkan kesalahan yang
dilakukan oleh sebuah organisasi. Contoh, bila seorang pegawai
memberitahukan kepada pers tentang praktek-praktek korupsi dari
atasannya.
171
• Whistle blowing bukan melaporkan kesalahan pribadi seseorang
dalam perusahaan, tapi melaporkan kesalahan perusahaan. Contoh,
jika manajer melakukan pelecehan seksual terhadap sekretarisnya
dan kelakuan ini diberitahukan kedunia luar, hal itu tidak termasuk
whistle blowing, walau pun disini terdapat sebuah kasus yang
dengan jelas berkonotasi etika. Kalau kesalahan manajer melebihi
tahap pribadinya dan melibatkan perusahaan, seperti korupsi yang
dilakukan oleh manajer dengan memakai uang perusahaan baru
bisa dikatakan melakukan whistle blowing.
172
Kenyataan dalam praktek :
174
Persyaratan Whistle blowing :
175
KEWAJIBAN PERUSAHAAN TERHADAP KARYAWAN
176
Perusahaan tidak boleh mempraktekkan diskriminasi
• SARA
Dasar Etika Perusahaan tidak boleh
mempraktekkan diskriminasi:
Teori Utilitarisme (diskriminasi merugikan pershn itu sendiri
Teori Deontologi (diskriminasi melecehkan martabat)
Teori Keadilan (diskriminasi bertentangan dengan keadilan)
177
Perusahaan harus menjamin kesehatan dan keselamatan kerja
178
Macam penyakit karena kerja :
• Penyakit fisik
• Penyakit non fisik (kejiwaan)
180
KEWAJIBAN PERUSAHAAN TERHADAP KARYAWAN & KEWAJIBAN
PERUSAHAAN TERHADAP KARYAWAN
181
PERTEMUAN 9
MASALAH ETIS SEPUTAR KONSUMEN
Highlight
• Kewajiban Pelaku binis
– Kualitas produk
– Harga
– Pemberian Label dan Kemasan
• Hak-hak Konsumen
– Keamanan
– Informasi
– Memilih
– Untuk didengar
• Tanggung jawab Bisnis menyediakan produk yang aman:
– Teori Kontrak
– Teori Perhatian semestinya
– Teori Biaya Sosial
• Studi Kasus
The customer is King
Konsumen merupakan stakeholder yang sangat hakiki dalam bisnis modern.
1. Daya beli
2. Pengetahuannya tentang produk dan jasa yang tersedia
184
PERHATIAN UNTUK KONSUMEN
Dengan adanya keterbatasan dalam daya beli dan pengetahuan terhadap
barang dan jasa yang tersedia dan ditawarkan di pasaran, si konsumen
justru mudah dipermainkan dan dijadikan korban manipulasi produsen.
185
Hak-hak Konsumen
186
Tanggung jawab bisnis untuk
menyediakan produk yang aman
• Pemberian jaminan
• Pemberian peringatan
187
Dasar Teori dari Tanggung Produsen
• Teori Kontrak
188
TEORI KONTRAK
Hubungan antara produsen dan konsumen harus dipandang sebagai
kontrak dan kewajiban terhadap konsumen didasari kontrak.
Jika konsumen membeli produk maka seolah-olah dia mengadakan
kontrak dg peusahaan.
Sbg kontrak kedua pihak hrs mengetahui arti kontrak, melukiskan fakta dg
benar, dan tidak ada paksaan.
Caveat emptor = pembeli harus hati-hati
Dalam praktek ada kontrak riil spt jaminan garansi, dll.
Kelemahan al. posisi penjual dan pembeli dianggap sejajar
189
TEORI PERHATIAN SEMESTINYA- DUE CARE
THEORY
The due care theory
Konsumen dan produsen tdk dianggap setara, tetapi konsumen dianggap
sebagai pihak yg lemah.
Kepentingan konsumen hrs dinomor satukan karena produsen memiliki
informasi yg lebih banyak
Caveat venditor = hendaklah penjual berhati-hati
Kelemahan: arti kata “semestinya” tidak jelas maknanya
190
TEORI BIAYA SOSIAL – social cost theory
• Produsen bertanggung-jawab atas semua kekurangan produk
dan setiap kerugian yg dialami konsumen dalam memakai
produk tersebut. Hal itu juga berlaku jika produsen telah
mengambil semua tindakan yg semestinya dlm merancang
serta memproduksi produk. Strict liability
• Merupakan versi extrim semboyan caveat venditor.
• Ada kelemahan: kurang adil
191
Tanggung jawab bisnis lainnya
terhadap konsumen
• Kualitas produk
• Harga
192
PERTEMUAN 10
PEKERJAAN , PROFESI DAN PROFESIONAL
Highlight
• Manusia dengan kebutuhannya.
• Pekerjaan dan Profesi.
• Profesi dan Profesional.
• Mengukur Profesionalisme.
Manusia dan Kebutuhannya
• Komitmen tinggi.
• Tanggung jawab.
• Berpikir sistematis.
• Penguasaan materi.
• Menjadi bagian masyarakat professional.
Mengukur profesionalisme
• empat perspektif pendekatan standar professional (Gilley Dan
Eggland (1989))
1. Pendekatan berorientasi Filosofi.
2. Pendekatan berorientasi Perkembangan
3. Pendekatan berorientasi Karakteristik
4. Pendekatan berorientasi Non-Tradisional
PERTEMUAN 11
BISNIS, LINGKUNGAN HIDUP DAN ETIKA
Highlight
• Permasalahan Lingkungan Hidup
• Akumulasi Bahan Beracun
• Efek Rumah Kaca
• Perusakan Lapisan Ozon
• Hujan Asam Deforestasi dan Penggurunan
• Keanekaragaman Hayati
• Pendekatan Teori Hak dan Kewajiban
• Pendekatan Teori Etika Utilitarian
• Pendekatan Teori Keadilan
• Paradigma Etika
• Lingkungan
• Paradigma Lama
• Paradigma Baru
• Norma Etika terhadap Lingkungan Hidup
• Norma Hukum terhadap Lingkungan Hidup
Krisis Lingkungan Hidup
• Masalah lingkungan hidup baru mulai disadari
sepenuhnya dalan tahun1960-an
• Akibat dari bisnis modern
– Mengandaikan bahwa komponen-komponen lingkungan,
seperti air dan udara merupakan barang umum, sehingga
boleh dipakai seenaknya
– Mengandaikan bahwa sumber daya alam seperti air dan
udara itu tak terbatas.
PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP
• Punah
• Penggunaan pestisida dan herbisida
• Penebangan hutan dan pembakaran hutan
LINGKUNGAN HIDUP DAN EKONOMI
• Definisi
• Penyebab perbedaan etika
• Masalah2 etika
• Penentu perilaku etis
• Pendekatan filosofis etika
226
Norma Moral Umum dalam Bisnis
Internasional
• Relatifkah Nilai Moral ?
• Tiga Jawaban Relativitas Moral
Menyesuaikan Diri dengan Etika Negara Lain
Memegang Teguh Etika Moral
Bisnis Di negara Lain tidak perlu memperhatikan norma
227
Aspek Etis dalam Korporasi (KMN)
• Fenomena KMN
• Kekosongan Hukum Taraf Internasinal
• 10 Aturan Etis De Goerge
228
10 Aturan Etis De Goerge
1. KMN tidak boleh akibatkan kerugian langsung
2. KMN harus memberi surplus manfaat
3. KMN harus memberi Kontribusi Pembangunan
4. KMN harus menghormati HAM seluruh karyawan
5. KMN harus menghormati budaya setempat
6. KMN harus membayar pajak yang Fair
7. KMN & Pemenrintah harus memperkuat Baskground Institutions
8. Kegagalan usaha harus dipikul secara moral pemegang saham
mayoritas
9. KMN harus beroperasi secara aman
10. Alih teknologi kmn harus dilaksanakan secara aman
229
Masalah Korupsi dalam Taraf Internasional
230
Berbagai Issue etika
• Penerapan Peraturan tenaga kerja:besaran gaji,lama bekerja per hari,
jaminan kesehatan dan keselamatan kerja contoh terjadi di Nike,I Pod
• Hak azazi :bebas berserikat,mengeluarkan pendapat,berpindah,bebas dari
tekanan politik.
Contoh Afsel sebelum tahun 1994
• Lingkungan: tingkat emisi,pembuangan limbah,kerusakan lingkungan sekitar tempat
usaha.
• Korupsi (speed money/grease money)
untuk mencegah korupsi di berbagai negara,anggota OECD (Organization for Economic
Cooperation and Development) 1999 memberlakukan Convention on Combating Bribery
for Foreign Public Officials in International Business Transactions.:menyogok pegawai
negeri merupakan tindakan kriminal.
• Kewajiban moral MNC menjaga hubungan dengan pemerintah/membela masyarakat
setempat.?
231
Dilema etika
Suatu situasi dimana secara etis,
tak ada alternatif yang dapat diterima .
232
Penentu perilaku etis
Proses
Etika
Pengambilan
pribadi keputusan
Perilaku
etis
Budaya
organisasi Kepemimpinan
Target
Kinerja yang
Tdk sesuai realitas
233
PERTEMUAN 13
ETIKA DALAM BISNIS INTERNASIONAL
Highlight
– KMN harus menghormati HAM dari para karyawannya
– KMN harus menghormati kebudayaan lokal
– KMN harus membayar yang fair
• Masalah korupsi pada taraf internasional Studi kasus
– Skandal Suap
– Uang Suap bertantangan dengan etika
Penentu perilaku etis (lanjutan)
• Etika pribadi : dari orang
tua,sekolah,lingkungan,agama,media.
• Budaya organisasi: nilai dan norma yang berlaku dan
dijalankan karyawan suatu organisasi.
• Target kinerja yang tidak sesuai dengan realitas.Contoh target
dari parent company ke subsidiary seperti pengiriman pada
saat hari raya.(biasanya terkendala)
236
Penentu perilaku (lanjutan)
• Proses pengambilan keputusan: tiap tindakan
untuk mencapai tujuan organisasi harus
mempertanyakan :”apakah tindakan ini etis?”
238
Pendekatan Filosofis Etika
Straw men (lanjutan)
242
PERTEMUAN 14
PERANAN ETIKA DALAM BISNIS
Highlight
• Bisnis dalam konteks moral
o Mitos mengenai bisnis amoral
o Mengapa bisnis harus berlaku etis
ETIKA :
Komitmen untuk melakukan yang benar dan menghindari
yang tidak benar menurut suatu norma universal
ETIKA BISNIS :
Kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma
sebagai acuan untuk mengambil keputusan dan pemecahan masalah
Kelanggengan atau maju mundurnya suatu perusahaan sangat ditentukan oleh
penerapan etika bisnis dalam melakukan aktifitasnya. Etika bisnis dijadikan
tutunan dalam mengambil keputusan dalam memecahkan persoalan-persoalan
yang dihadapi.
Disisi yang bersamaan etika bisnis digunakan pula dalam interaktif
perusahaan dengan stakeholdernya, baik yang eksternal maupun internal
stakeholder
Penerapan etika bisnis akan menghasilkan stakeholder satisfaction karena
interaktifnya mengunakan aturan atau norma yang telah diterima, yang akan
bermuara kepada stakeholder loyality.
Sehingga dengan adanya loyality dari stakeholder, maka kelanggengan
perusahaan sudah dapat dipastikan.
Stakeholder
Individu atau kelompok yang berkepentingan dan
berpengaruh terhadap perusahaan