Anda di halaman 1dari 256

ETIKA PROFESI

MULAI MATERI
Introduction
Pengenalan Materi
Etos Kerja membahas tentang: Tinjauan Umum Etika; Bisnis dan Etika dalam Dunia
Modern; Sekilas tentang Teori Etika; Ekonomi dan Keadilan; Liberalisme dan Sosialisme
sebagai Perjuangan Moral; Keuntungan sebagai Tujuan Perusahaan; Kewajiban Karyawan
dan Perusahaan; Masalah Etis sekitar Konsumen; Pekerjaan, Profesi dan Profesional; Bisnis,
Lingkungan Hidup dan Etika; Bisnis, Lingkungan hidup dan Etika; Etika dalam Bisnis
Internasional; Peranan Etika dalam Bisnis.
PERTEMUAN 1
TINJAUAN UMUM ETIKA
Highlight
• Pengertian etika.
• Etika, Filsafat dan Ilmu pengetahuan.
• Etika, Moral dan Ilmu Pengetahuan.
• Pelanggaran Etika dan Kaitannya dengan
Hukum.
• Berbagai Macam Etika yang Berkembang
• Etika dan Teknologi :Tantangan Masa
Depan
Apa
Itu
Etika?
5
Etika ≠ Moral
• Dalam
bahasa
sehari-hari,
etika sering
disamakan
dengan
moral.
Memukul seorang perempuan, tidak
beretika atau tidak bermoral ?
Definisi Etika:
• Etika sebagai filsafat
moral.
• Etika = Pemikiran kritis
dan mendasar mengenai
ajaran-ajaran moral atau
• Etika sebagai Ilmu
tentang moralitas.

7
Definisi Moral:
• Moral = Ajaran tentang
apa yang dilarang dan
apa yang wajib
dilakukan oleh manusia
supaya bisa menjadi
baik.

8
Contoh Moral
• Contoh Moral: aturan &
hukum agama, hukum adat,
wejangan tradisi leluhur,
nasehat orang tua, ajaran
ideologi, dll.
• Sumber moral: tradisi, adat,
agama, ideologi negara, dll.

9
Dasar Kata yang Sama
• Kata yang dasarnya sama dengan Etika, tetapi
berbeda artinya yaitu:
Ethos & Etis
• Kata yang dasarnya sama dengan moral, tetapi
berbeda artinya yaitu:
Amoral & Immoral
10
• Ethos = Sikap dasar, ciri-ciri
dan pandangan penilaian
seseorang atau sekelompok
orang, terhadap suatu
kegiatan tertentu.

Misalnya: Ethos Kerja


•Bagaimana sikap terhadap kerja
(giat atau malas-malasan)
•Bagaimana pandangan terhadap
kerja (beban atau aktualisasi diri)
•Bagaimana penilaian terhadap
kerja (kutukan atau anugerah) 11
• Etis = Tindakan yang
berhubungan dengan
tanggungjawab moral.
• Misalnya:
Perbuatannya tidak
etis atau
perbuatannya etis.

12
Amoral
• Awalan a berarti = tidak.
• Amoral berarti tindakan
yang tidak berhubungan
dengan konteks moral
atau tidak berhubungan
dengan kebaikan atau
kejahatan (tindakan yang
netral atau non-moral).
• Misalnya: berjalan.

13
Immoral:
 Immoral adalah
tindakan yang
bertentangan
dengan moralitas
atau tindakan yang
melawan ajaran
moral.

Anak ini melakukan tindakan yang immoral


14
Amoral atau Immoral?

EGOIS … Duduk …. 15
Hubungan Etika & Moral
• Etika dipakai untuk yang
umum/ konseptual/
prinsipal.
• Dan moral dipakai untuk
yang lebih khusus/ spesifik/
praktis.

Misalnya: Soal Perceraian


16
Wilayah Etika Wilayah Moral

Tidak Boleh
Bercerai

Boleh
Prinsip Perkawinan Bercerai
adalah: Kesetiaan BUDIARSA DHARMATANNA 17
Perbedaan Etika dan Moral
Etika: Bersifat kecakapan teoritis Moral: Bersifat perintah langsung

Seperti Peta Wilayah


Seperti Petunjuk Perjalanan
Perbedaan Etika dan Moral
Moral: Bersifat perintah langsung
Etika: Bersifat kecakapan teoritis

19
Seperti Buku Ilmu Pengetahuan Seperti Buku Manual
Etika Dan Agama
• Etika tidak menggantikan
agama dan tidak
bertentangan dengan
agama.
• Etika bahkan diperlukan
oleh agama.

20
Etika Dan Agama
• Agama tidak
hanya memberi
petunjuk moral,
tetapi juga
mengajarkan
prinsip-prinsip
etis.
21
Mengapa Etika diperlukan Agama
1. Orang beragama
mengharapkan agar
ajaran agamanya
rasional.
Ia ingin mengerti
mengapa Tuhan
“memerintahkan” ia
berbuat itu dan itu.
22
Mengapa Etika diperlukan Agama
2.Bagaimana agama
harus bersikap
terhadap masalah
moral yang tidak
disinggung dalam
wahyunya,
Misalnya soal
aborsi?.
23
Mengapa Etika diperlukan Agama
3.Etika memungkinkan
dialog antar agama.
Etika dapat menjadi
dasar bagi kerjasama
agama.

24
Mengapa Etika diperlukan Agama
4. Etika
memungkinkan
dialog antar
agama dengan
pandangan-
pandangan dunia
25
• Etika adalah
sarana untuk
memperoleh
orientasi kritis
berhadapan
dengan berbagai
moralitas
26
Fungsi Etika
• Orientasi kritis
diperlukan karena
kita dihadapkan
dengan pluralisme
moral.
• Jika tidak memiliki
orientasi kritis, maka
kita akan bingung
seperti cerita
“Nasrudin yang mau
menjual keledai”.

27
TUJUAN BELAJAR ETIKA

• Membuat
mahasiswa menjadi
lebih kritis

28
TUJUAN BELAJAR ETIKA
Kritis terhadap
Lembaga-lembaga
Masyarakat:
Orang tua, agama,
negara dll

29
TUJUAN BELAJAR ETIKA

Kritis terhadap berbagai Ideologi: konsumtif,


keserbabolehan, hura-hura. 30
TUJUAN BELAJAR ETIKA
Kritis terhadap Diri Sendiri,

31
Sekian, Terimakasih

32
PERTEMUAN 2
BISNIS DAN ETIKA DALAM DUNIA MODERN
Highlight
• Sudut Pandang Ekonomis
• Sudut Pandang Moral
• Sudut Pandang Hukum
• Tolak Ukur Bisnis yang Baik
• Definisi Etika Bisnis
• Dimensi Etika Bisnis
• Perkembangan Etika Bisnis
• Profil Etika Bisnis dewasa ini
• Sejarah dan budaya dalam etika bisnis
• Prinsip-prinsip Etika Bisnis
• Kritik atas Etika Bisnis
Tiga Aspek Pokok dari Bisnis

1. Sudut Pandang Ekonomis


2. Sudut Pandang Moral
3. Sudut Pandang Hukum
Sudut Pandang Ekonomis

Bisnis adalah kegiatan ekonomis


• Tukat-menukar
• Jual-beli
• Memproduksi-memasarkan
• Bekerja-mempekerjakan
• Interaksi manusiawi lainnya dengan tujuan memperoleh untung

Bisnis berlangsung sebagai komunikasi sosial yang menguntungkan untuk kedua


belah pihak yang melibatkan diri.
Bisnis bukan karya amal, karena itu bisa timbul salah paham jika kita
mengatakan bisnis merupakan suatu aktivitas sosial.
Sudut Pandang Moral

• Mengejar keuntungan merupakan hal yang wajar asal tidak merugikan


pihak lain
• Kita harus menghormati kepentingan dan hak orang lain
• Kita harus menepati janji

Bisnis yang baik, bukan saja bisnis yang menguntungkan tetapi juga harus baik
secara moral.
• Perilaku yang baik, merupakan perilaku yang sesuai dengan norma-norma
moral.
Perilaku yang buruk bertentangan dengan norma-norma moral.
Suatu perbuatan dapat dinilai baik menurut arti terdalam justru kalau
memenuhi standar etis
Sudut Pandang Hukum

Bisnis terikat dengan hukum, “Hukum Dagang” atau Hukum Bisnis


yang merupakan cabang penting dari ilmu hukum modern.

Dalam praktek hukum banyak masalah yang timbul dalam


hubungan dengan bisnis pada taraf nasional maupun
internasional.

Hukum merupakan sudut pandang normatif, karena menetapkan apa yang


harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Bersifat tertulis danada sanksi
tertentu bila terjadi pelanggaran.
Norma Hukum dan Norma Etika memiliki
keterkaitan yang erat:
Meneguhkan keyakinan moral dalam masyarakat

• Perilaku seseorang ada yang tidak etis dan serentak juga


dilarang menurut hukum

• Perilaku yang tidak etis tetapi menurut hukum tidak dilarang


Tolak Ukur bisnis itu baik dari tiga sudut pandang :

1. Sudut Pandang Ekonomis, tolok ukurnya tidak sulit, bisnis


adalah baik kalau menghasilam laba.
2. Sudut Pandang Hukum, tolok ukurnya jelas, bisnis dikatakan
baik kalau sesuai dengan hukum yang berlaku.
3. Sudut Pandang Moral, ada tiga tolok ukur yaitu hati nurani,
Kaidah Emas dan penilaian masyarakat umum
HATI NURANI

• Suatu perbuatan adalah baik, jika dilakukan sesuai dengan hati nurani dan
perbuatan adalah buruk, jika bertentangan dengan hati nurani
• Bertindak bertentangan dengan hati nurani, kita menghancurkan integritas
pribadi, karena menyimpang dari keyakinan yang terdalam.
• Hati nurani mengikat kita dalam arti, kita harus melakukan apa yang
diperintahkan hati nurani dan tidak boleh melakukan apa yang berlawanan
dengan suara hati nurani.
• Bagi orang yang beragama, hati nurani mempunyai arti khusus. Bila kita
mengambil keputusan moral atas dasar hati nurani, keputusan yang diambil
sudah sesuai dan memenuhi kehendak Tuhan atau justru melanggar perintah
Tuhan.
KAIDAH EMAS

• Hendaklah memperlakukan orang lain sebagaimana Anda


sendiri ingin diperlakukan (cara positif)
• Jangan melakukan terhadap orang lain, seperti apa yang Anda
sendiri tidak ingin diperlakukan terhadap diri Anda (cara
negatif)
PENILAIAN UMUM

• Cara yang paling ampuh untuk menentukan baik-buruknya


suatu perbuatan atau perilaku, adalah menyerahkan penilaian
kepada masyarakat umum.
• Cara ini sering disebut sebagai audit sosial.
• Umum di sini maksudnya bukan bersifat terbatas tapi luas.
Kadang kala kelompok-kelompok tertentu mempunyai vested
interest, tetapi mengatasnamakan masyarakat umum. Hati-
hati, jangan terkecoh!
Bisnis disebut good business kalau :

Tingkah laku bisnis harus memenuhi syarat-syarat dari semua


sudut pandang tadi.
Bisnis yang secara ekonomis tidak membawa untung, tidak bisa
dikatakan sebagai bisnis yang baik, tetapi tidak ada orang yang
mempermasalahkan itu.
Bisnis tidak pantas dikatakan good business kalau tidak baik
dari sudut etika dan hukum.
Apa itu etika bisnis ?
1. Etika sebagai praksis
2. Etika sebagai refleksi

Etika Bisnis adalah studi tentang aspek-aspek moral dari kegiatan


ekonomi dan bisnis.

Etika Bisnis dapat dijalan pada 3 tahapan:


1. Tahapan Makro
2. Tahapan Meso (madya)
3. Tahapan Mikro
1. Tahapan Makro

• Etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral dari


sistem ekonomi secara keseluruhan. Jadi masalah
etika disoroti pada skala besar
2. Tahapan Meso (madya)
• Etika bisnis menyelidiki masalah-masalah etis di
bidang organisasi. Organisasi di sini adalah
perusahaan, serikat buruh, lembaga konsumen,
perhimpunan profesi dan lain-lain
3. Tahapan Mikro
• Difokuskan pada individu dalam hubungan dengan
ekonomi dan bisnis. Di sini mempelajari tanggung
jawab etis dari karyawan dan majikan, bawahan dan
manajer, produsen dan konsumen, pemasok dan
investor.
• Kerusakan lingkungan hidup
• Kesenjangan dan ketidakadilan dalam
distribusi pendapatan (gol. Kaya dan miskin)
• Meningkatnya korupsi, kolusi dan manipulasi
• Bukan pada sistem ekonomi yang dipilih oleh suatu negara
tetapi disebabkan oleh tingkat kesadaran individual para
pelaku dalam aktivitas ekonomi : oknum birokrasi, pejabat
negara, pemimpin perusahaan

• Kumat ( kurang matang) atau


rendahnya tingkat kesadaran dalam memaknai hakikat diri,
hakikat manusia sebagai manusia utuh.
THE
END
PERTEMUAN 3
SEKILAS TEORI ETIKA
Highlight
• Sudut Pandang Ekonomis
• Sudut Pandang Moral
• Sudut Pandang Hukum
• Tolak Ukur Bisnis yang Baik
• Teori Utilitarienisme
• Teori Deontologi
• Teori Hak
• Teori Keutamaan
PENGERTIAN ETIKA
• ETIKA, berasal dari kata ethos, salah satu cabang ilmu
filsafat oksiologi membahas bidang etika yaitu, tentang:
- nilai keutamaan dan bidang estetika
- nilai-nilai keindahan,
- pemilihan nilai-nilai kebaikan.

54
Pengertian Etika

• ETIK=ETIKA, ethics (Inggris)


adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan
bagaimana patutnya manusia hidup dalam
masyarakat

55
Pengertian Etika
• Pilihan apa yang baik, Apa yang buruk.
• Segala ucapan senantiasa harus berdasarkan
hasil-hasil pemeriksaan tentang perikeadaban
hidup dalam arti yang seluas-luasnya.

56
Pengertian Etika
• Emanuel Kant, mengajukan satu pertanyaan
– was sall ich tun
– apa yang akan kita lakukan
– (sesuai dengan norma yang berlaku)

57
Pengertian Etika
• Pertanyaan ini pada intinya ada suatu
“pilihan” yang berarti adanya konsep nilai
terhadap perbuatan yang akan kita
lakukan.

58
TUGAS ETIKA

Tugas Etika, bagi orang-orang


yang berfikir dan bergerak secara
teoritis untuk memahami
masalah-masalah yang dihadapi
(baik masalah kehidupan maupun
masalah ilmu).
59
PERAN ETIKA
Jadi etika merupakan alat yang
diberikan kepada seseorang yang
mampu berfikir/menentukan sendiri.

60
TUJUAN ETIKA

3 Tujuan Etika adalah


untuk “orientasi” ketika
seseorang dihadapkan “sesuatu
hal” yang harus dia putuskan baik
untuk menilai maupun bertindak.

61
TUJUAN ETIKA
Contoh:
Ketika seseorang berdagang, ia harus mampu menentukan
apakah untuk mendapatkan keuntungan ia harus :
- menimbun barangnya dulu,
- menjual dengan harga yang mahal,
- mengoplos dengan kualitas rendah,
- atau ia akan menjual barangnya
dengan harga yang wajar.

62
TUJUAN ETIKA
Dalam keadaan demikian etika - lah yang
memberikan orientasi bagaimana
seseorang menentukan pilihan.

63
MANFAAT ETIKA
• Etika sangat diperlukan pada saat terjadi
perubahan atau pergeseran nilai.
• Ketika masyarakat mengalami masa transisi
dari suatu keadaan tertentu.

64
MANFAAT ETIKA

• Contoh:
• Etika diperlukan karena manusia mengalami
keterbatasan untuk memahami ajaran agama
• Karena banyak dipengaruhi tradisi dan kebiasaan,

65
MANFAAT ETIKA
• Yakni pada saat agama menghadapi persoalan untuk
memahami pengendalian kelahiran,
• Pada saat inilah etika diperlukan oleh manusia untuk
menginterpretasikan manakah yang benar, manakah
yang baik atau yang diperlukan.
• Contoh dalam bisnis : Monopoli barang ?

66
ETIKA DAN MORAL
• Etika tidak sama dengan moral.
• Orang yang baik etika-nya belum tentu
moralnya baik.
• Setiap orang memiliki moralitas tetapi
tidak berarti setiap orang memiliki etika.
67
ETIKA DAN MORAL
• Moralitas, adalah segala macam pandangan
atau norma-norma atau pendapat, kebiasaan,
ajaran baik dan buruk sebagai manusia.
• Etika adalah ilmu atau filsafat tentang
moralitas. Etika adalah pemikiran tentang
moralitas.
68
ETIKA DAN MORAL
Moral ada sangkut pautnya dengan baik-buruk, tetapi ukuran baik
buruk itu tidak sederhana, mempunyai ukuran tertentu.

Misalnya
Sebagai manusia yang baik, bukan diukur dari hal yang
nyata/nampak, melainkan harus dilihat dari aspek nilai yang
mempunyai jangkauan lebih luas dari sekedar jangkauan agama.

69
Etika dan Moral
• Moral dapat bersumber pada agama
(baik buruk menurut agama),
• Bersumber pada kebiasaan sedangkan
etika sebagai sesuatu hal yang lebih luas
dari moral. (karena etika filsafat tentang
moral).
70
Etika dan Moral
• Dengan demikian seseorang tidak
cukup memahami tentang moral
saja, tetapi harus menguasai etika
dalam kehidupan bermasyarakat.

71
Etika dan Moral
• Etika mendudukan seseorang tidak
hanya bermoral tetapi
mendudukannya sebagai manusia
yang luhur, berbudi, bijaksana dan
berwelas asih.
72
Norma/kaidah
• Norma khusus dan norma umum: norma khusus
adalah aturan yang berlaku dalam bidang
kegiatan/kehidupan khusus.
• Misalnya dalam peraturan olah raga, pendidikan,
sekolah;
• Norma umum bersifat lebih universal, terdiri dari
norma sopan santun, norma hukum dan norma
moral.
73
Norma/kaidah
• Norma sopan santun=norma etiket: norma yang
mengatur perilaku dan sikap lahiriah manusia, misal:
makan, berpakaian, duduk.
• Norma ini menyangkut tatacara lahiriah dalam
pergaulan sehari-hari. Dan tidak mencakup baik
buruknya seseorang;
74
Norma/kaidah
• Norma hukum, norma yang dituntut keberlakuannya
secara tegas oleh masyarakat.
• Norma ini mencerminkan harapan, keinginan, dan
keyakinan seluruh masyarakat tentang bagaimana
hidup bermasyarakat yang baik dan bagaimana
masyarakat diatur dengan baik;

75
Norma/kaidah

• Norma moral, aturan mengenai sikap perilaku


manusia sebagai manusia. Norma ini
mengatur tentang baik buruk, adil dan tidak
adil tindakan perilaku manusia sejauh ia
dilihat sebagai manusia.
76
Teori Etika

• Etika Deontologi, Deon (Yunani)


berarti kewajiban, oleh karena itu
etika lebih menekankan kewajiban
manusia untuk bertindak secara baik.

77
Teori Etika
• Tindakan itu baik karena mempunyai nilai
moral, tindakan itu dilaksanakan
berdasarkan kewajiban yang memang
harus dilaksanakan terlepas dari tujuan
atau akibat tindakan itu.

78
Teori Etika
• Misalnya,
• Suatu tindakan bisnis akan dinilai baik bukan
karena tindakan itu mendatangkan akibat baik
bagi pelakunya, melainkan tindakan itu sejalan
dengan kewajiban pelaku.

79
Teori Etika
Contoh memberikan pelayanan yang baik pada
semua konsumen, mengembalikan utang
sesuai kesepakatan.
Dengan demikian etika deontologi sangat
menekankan motivasi, kemauan baik dan
watak yang kuat dari pelaku;
80
Teori Etika
• Etika teleologi, mengukur baik buruknya
suatu tindakan berdasarkan tujuan yang
hendak dicapai dengan tindakan itu.
• Suatu tindakan dinilai baik kalau
bertujuan mencapai sesuatu yang baik.

81
Teori Etika
• Misalnya:
Berbohong tidak dapat dinilai buruk dan
baik berdasarkan buruknya tindakan itu
sendiri, tetapi kalau tujuannya baik, maka
tindakan itu dinilai baik.

82
Pendapat Anda?
• Contoh:
Tindakan seorang anak mencuri demi
membayar pengobatan ibunya yang sakit
parah, akan dinilai baik secara moral,
terlepas dari kenyataan perbuatan itu
secara legal dapat dihukum.
83
Dari sudut pandang “untuk siapa tujuannya”,
etika teleologi dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Egoisme Etis, yaitu tindakan yang pada


dasarnya bertujuan untuk mengejar
kepentingan pribadi dan memajukan
dirinya sendiri.
b. Utilitarianisme, yaitu tindakan yang
berguna dan membawa manfaat bagi
semua pihak. 84
Teori Etika
a. Teori Hak, yaitu tindakan yang berdasarkan atas
martabat manusia dan martabat manusia itu
sama.
b. Teori Keutamaan, yaitu perilaku moral yang
berguna dan membawa manfaat bagi semua
pihak. (kejujuran, fairness, kepercayaan dan
keuletan)

85
Etika Umum

Etika Etika terhadap


Individual sesama
Etika
Etika Keluarga
Etika Khusus Etika Sosial

Etika Politik

Etika Lingkungan
Hidup Etika Profesi

Etika Bisnis Etika Hukum Etika Etika Etika Media


Biomedis Pendidikan
86
Bisnis dan Etika
• Ada pemahaman bisnis adalah bisnis,
bisnis tidak dapat dicampur adukan
dengan etika.
• Ada anggapan bisnis adalah berbisnis
bukan beretika.

87
Bisnis dan Etika
• Ada mitos bisnis amoral, yang
mengungkapkan keyakinan antara bisnis
dengan moralitas dan etika tidak ada
sangkut pautnya.
• Hal itu merupakan dua hal yang berbeda.

88
Argumen yang mendukung mitos bisnis amoral

• Menurut mitos ini,


• Kegiatan bisnis sebaik mungkin untuk
mendapatkan keuntungan, menjadi pusat
perhatian bagaimana memproduksi,
mengedarkan, menjual dan membeli barang
dengan memperoleh keuntungan.

89
Bisnis dan Etika
• Untuk menunjukkan bisnis amoral tersebut,
bisnis diibaratkan sebagai permainan judi,
yang dapat menghalalkan segala cara untuk
menang, untuk memperoleh keuntungan.
• Untuk membuktikan bisnis dengan etika tidak
ada hubungan dapat dikemukakan bahwa:

90
Bisnis dan perjudian
• Bisnis seperti halnya judi, atau permainan
pada umumnya, mengutamakan persaingan
(kepentingan pribadi),
• Dalam bentuk persaingan dilakukan
bermacam cara untuk bisa menang, dan
cenderung menghalalkan segala cara.
91
Bisnis dan perjudian
• Yang utama dalam bisnis bagaimana
memenangkan persaingan yang ketat,
bagaimana untung besar.
• Dalam demikian nilai- nilai dan norma-
norma etika akan mudah diabaikan.

92
Bisnis dan perjudian
• Aturan yang dipakai dalam permainan
penuh persaingan itu berbeda dari
aturan yang ada dan dikenal dalam
kehidupan sosial umumnya.

93
Bisnis dan perjudian
• Seorang pebisnis yang masih mau
memperhatikan aturan moral akan
berada dalam posisi yang tidak
menguntungkan di tengah
persaingan ketat.
94
Bisnis dan perjudian
• Dalam permainan (judi) ada aturan mainnya,
ada kiat-kiat bisnis, dengan sendirinya praktek
permainan tersebut diterima dan dibenarkan
secara moral.
• Yang perlu diperhatikan pebisnis
memperhatikan aturan hukum yang ada dan
tidak perlu memperhatikan moral dan etika.
95
Etika dalam bisnis benarkah diperlukan?

Mitos bisnis amoral tidak sepenuhnya benar.


Bertentangan dengan pebisnis tulen yang bervisi ke
depan dan jangka panjang. Misalnya IBM, 3M,
Johnson and Johnson, yang memegang teguh
komitmen moral. Argumennya adalah:

96
Etika dalam bisnis benarkan diperlukan?

• Dalam bisnis orang dituntut berani bertaruh,


mengambil resiko, berspekulasi, berani
mengambil langkah2 strategis tertentu agar
berhasil.

97
Etika dalam bisnis benarkah diperlukan?

• Yang dipertaruhkan dalam bisnis uang dan barang


material, tidak cukup itu,
• tetapi “dipertaruhkan dirinya, nama baiknya,
keluarga, hidupnya, karyawan dan keluarganya, dan
nasib umat manusia”.
• Dimensi yang dipertaruhkan lebih luas dan dalam
yang mempunyai bobot serta nilai yang hakiki.

98
Etika dalam bisnis benarkah
diperlukan?

• Tidak semuanya benar, bisnis sebagai


permainan mempunyai aturan main sendiri
yang berbeda sama sekali dengan dari aturan
yang berlaku dalam kehidupan sosial.

99
Etika dalam bisnis benarkah diperlukan?

• Bisnis adalah adalah fenomena modern yang


tidak bisa dipisahkan dari masyarakat,
• Bisnis dilakukan oleh manusia dengan
manusia yang berarti norma atau nilai-nilai
yang baik terbawa dalam kehidupan bisnis;

100
Etika dalam bisnis benarkan diperlukan?

• Harus dibedakan antara legalitas dan


moralitas. Suatu praktek atau kegiatan
mungkin dibenarkan secara legalitas.
• Contoh: praktek monopoli.

101
Etika dalam bisnis benarkah diperlukan?

• Etika harus dibedakan dengan ilmu empiris.


• Dalam ilmu empiris, suatu gejala, fakta yang
berulang terus dan terjadi dimana-mana
menjadi alasan yang sah menjadi kebiasaan
yang berlaku universal.

102
Etika dalam bisnis benarkah diperlukan?

• Dalam etika tidak demikian. Sogok, suap, KKN,


monopoli, praktek yang berulangkali tidak
dapat berlaku secara universal.

103
Etika dalam bisnis benarkah diperlukan?

• Kritik pedas,
• Pemberitaan semaunya saja,
• Surat pembaca yang komplin,
• Aksi protes yang mengecam berbagai
pelanggaran dalam kegiatan bisnis, dan lain-
lain

104
Etika dalam bisnis benarkah diperlukan?
• Mengindikasikan masih banyak orang dan
kelompok masyarakat yang menghendaki dalam
bisnis dijalankan secara baik dan tetap
mengindahkan norma-norma moral.
• Misalnya:
– masalah lingkungan hidup,
– masalah hak konsumen,
– masalah buruh,
– masalah wanita, dan lain-lain

105
Etika dalam bisnis benarkah diperlukan?

• Dalam praktik seorang pebisnis lebih suka


menggunakan / berhubungan dengan
perusahaan yang baik kualitasnya dalam
segala aspeknya.

106
PERTEMUAN 4
EKONOMI DAN KEADILAN
Highlight
• Hakikat Keadilan
• Pembagian Keadilan
• Teori Keadilan
• Pengertian Ekonomi
• Tindakan-tindakan Ekonomi
• Hubungan Ekonomi dengan
Keadilan
Hubungan Ekonomi dan Keadilan
• Antara ekonomi dan keadilan terjalin hubungan erat, karena :
• Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu dari masalah
kelangkaan.
• Ekonomi timbul dari keterbatasan sumberdaya. Barang yang
tersedia selalu langka dan karena itu kita mencari cara untuk
membagikannya atau mendistribusikannya dengan baik.
• Ekonomi adalah studi tentang cara bagaimana masyarakat
menggunakan sumberdaya yang langka untuk memproduksi
komoditas yang berharga dan mendistribusikannya di antara orang-
orang yang berbeda.
• Seandainya tidak ada kelangkaan, tidak akan ada ekonomi,
demikian pula dengan keadilan; tidak perlu keadilan. Selama
sumberdaya berlimpah-limpah, tidak mungkin muncul masalah
keadilan.
ETIKA BISNIS 109
• Masalah keadilan atau ketidakadilan baru muncul, jika tidak tersedianya
barang yang cukup untuk semua orang yang inginkannya. Adilnya tidaknya
suatu keadaan selalu terkait dengan kelangkaan.
• Ekonomi dan Keadilan selalu terkait atau sekurang-kurangnya seharusnya
terkait.
• Tujuan dari pembangunan adalah untuk menciptakan masyaraka yang adil
dan makmur.
• Keadilan menjadi kata yang hampa belaka, bila tidak tersedia barang yang
cukup/kemakmuran untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, hal ini
diatur oleh ekonomi suatu negara
• Kemakmuran tidak menjamin adanya keadilan, bila kekayaan tidak terbagi
dengan seimbang. Kemakmuran dan keadilan saling melengkapi dan
bersama-sama mensyaratkan masyarakat yang diatur dengan baik. 110
HAKIKAT KEADILAN
• Celsus (orang romawi kuno) menggambarkan keadilan
dengan singkat sebagi “tribuere cuique suum” dalam
bahasa inggrisnya to give everibody his own” atau
dalam bahasa indonesia: ‘memberikan kepada setiap
orang yang menjadi haknya”

• Keadilan adalah memberikan kepada setiap orang


apa yang menjadi haknya

111
CIRI KHAS YANG MENANDAI KEADILAN

• Keadilan tertuju pada orang lain


• Keadilan harus ditegakkan/dilaksanakan
• Keadilan menuntut persamaan

112
1. Keadilan tertuju pada orang lain
• Masalah keadilan atau ketidakadilan hanya
bisa timbul dalam konteks antar manusia.
• Untuk itu diperlukan sekurang-kurangnya
dua orang
• Bila suatu saat manusia di bumi ini tinggal
satu orang, masalah keadilan dan
ketidakadilan sudah tidak ada lagi.
113
2. Keadilan harus ditegakkan
• Keadilan tidak diharapkan saja atau dianjurkan saja.
• Keadilan selalu berurusan dengan hak orang lain.
• Kalau kita memberi sesuatu karena alasan keadilan, kita
harus atau wajib memberikannya. Kalau kita memberi
sesuatu karena alasan lain, kita tidak wajib
memberikannya.
• Dalan konteks keadilan bisa dipakai bahasa hak atau
bahasa kewajiban, tanpa mengubah artinya.
• Bahasa hak: A berhak mendapat benda X dari B
• Bahasa kewajiban: B wajib memberi benda X kepada A
114
3. Keadilan menuntut persamaan
• Atas dasar keadilan, kita harus memberikan kepada setiap
orang apa yang menjadi haknya, tanpa kecuali.
• Majikan memberikan gaji yang adil kepada 3000
karyawannya, kecuali kepada satu orang, ia tidak pantas
disebut adil. Mungkin ada orang yang berkata apalah
artinya satu dibanding tiga ribu. Dari segi etika etika
perbedaan ini amat menentukan sekali. Majikan baru
pantas dikatakan orang yang adil, bila ia berlaku adil
terhadap semua orang.
• Keadilan harus dilaksanakan terhadap semua orang, tanpa
melihat orangnya siapa.

115
PEMBAGIAN KEADILAN
• Pembagian Klasik
• Pembagian Modern
• Keadilan Individual dan Keadilan Sosial
• Keadilan Distributif pada Khususnya
• Keadilan Ekonomis

116
Pembagian Klasik

Dasarnya adalah tiga kewajiban: individu kepada masyarakat,


masyarakat kepada individu dan individu kepada individu
• Keadilan Umum
Setiap anggota masyarakat diwajibkan untuk memberi kepada
negara apa yang menjadi hak negara (hak masyarakat).
• Keadilan Distributif
Negara harus membagi segalanya dengan cara yang sama kepada
para anggota masyarakat.
• Keadilan Komutatif
Setiap orang harus memberikan kepada orang lain apa yang
menjadi haknya.
117
Teori Keadilan Aristoteles
• Keadilan Distributif
Sama dengan pembagian klasik
• Keadilan Retributif
Hukuman atau denda yang diberikan kepada orang yang bersalah
harus bersifat adil (syarat : tahu apa yg dilakukan dan dapat dibuktikan)
• Keadilan Kompensatoris
Orang wajib memberikan kompensasi atau ganti rugi kepada orang
atau instansi yang dirugikan atau menjadi korban. (syarat : kelalaian,
menyebabkan kerugian, dalam keadaan sadar)

118
Keadilan Individual dan Keadilan Sosial

• Keadilan Individual
memberikan kepada setiap orang hak-hak individualnya
• Keadilan Sosial
memberikan kepada setiap orang semua hak-hak
sosialnya. (pendidikan, pekerjaan, pelayanan kesehatan)

119
Keadilan Distributif pada Khususnya

• Prinsip Formal
Bahwa kasus-kasus yang sama harus diperlakukan
dengan cara yang sama, sedangkan kasus-kasus yang
tidak sama boleh saja diperlakukan dengan cara tidak
sama.
• Prinsip Material
Prinsip ini (6) melengkapi prinsip formal.
Keadilan terwujud bila : dibagikan sama, sesuai kebutuhan
individu, sesuai haknya, sesuai usahanya, sesuai
kontribusinya, sesuai jasanya.
120
Teori Keadilan
berdasarkan prinsip material

• Teori Egalitarianisme
Pembagian adil, bila semua orang mendapat bagian yang sama. “Sama
Rata – Sama Rasa”. (penganut egaliter)
• Teori Sosialistis
Keadilan terpenuhi bila negara mengatur semua kebutuhan masyarakat
(sandang, pangan, papan, pekerjaan, dll)
• Teori Liberalistis
Keadilan terpenuhi bila manusia dianggap makhluk bebas, dan
berdasarkan hak, usaha, jasa, atau prestasi.

121
PERTEMUAN 5
PERIKLANAN DAN ETIKA
Highlight
• Definisi Periklanan
• Fungsi Periklanan
– Fungsi Periklanan
– Fungsi Informatif
– Fungsi Persuatif
• Periklanan dan Kebenaran
• Manipulasi dengan Periklanan
• Kontrol oleh Pemerintah
• Kontrol oleh para pengiklan
• Kontrol oleh masyarakat
• Studi Kasus
• Prinsip-prinsip Etis dari Iklan
 Tidak boleh Berbohong
 Otonomi manusia harus dihormati
• Faktor yang mempengaruhi nilai
• moralitas Iklan
– Maksud si Pengiklan
– Isi Iklan
– Keadaan Publik yang dituju
– Kebiasaan di bidang periklanan
Permasalah Periklanan
• Iklan-iklan yang setiap hari secara massal
dan intensif disajikan kepada masyarakat
pada umumnya tidak mendidik, tapi
justru menyebarluaskan selera rendah.
• Periklanan memamerkan suatu suasana
hedonistis dan materialistis
• Periklanan mendorong masyarakat
menjadi konsumerisme
Masalah etis Periklanan
• Kebenaran akan isi iklan
Mengatakan yang benar merupakan salah satu kewajiban
etis yang penting. Rupanya dalam iklan kewajiban ini
kerap kali tidak digubris
• Memanipulasi publik
Memanipulasi orang lain, entah dengan periklana atau
dengan cara apapun, jelas merupakan pelanggaran
terhadap prinsi etika
FUNGSI PERIKLANAN
• Fungsi Informatif
• Fungsi persuasif
Periklanan dan Kebenaran
• Pada umumnya periklanan tidak mempunyai reputasi
baik sebagai pelindung, atau pejuang kebenaran.
• Iklan kerap kali terkesan suka membohongi, dan
bahkan menipu publik.
• Periklan hampir apriori disamakan dengan tidak bisa
dipercaya.
Apakah itu bohong?
• Belum ada definisi lengkap
• Bisa juga dikatakan berbohong adalah mengatakan
sesuatu yang tidak benar
– Unsur kesengajaan
– Ada maksud agar orang lain percaya
• Secara lengkap, berbohong adalah dengan sengaja
mengakatakan tidak benar, agar orang lain percaya.
Apakah iklan itu berbohong?
• Jika ingin mengevaluasi moralitas periklanan, perlu kita
perhatikan secara khusus unsur “maksud” dalam
perbuatan berbohong, maksud dalam arti kesengajaan.
• Bisa saja iklan sesuatu yang tidak benar, tapi dalam hal ini
tidak ada kesengajaan misalnya, tentang obat baru, dikatakan
di iklan, bahwa produk ini aman, padahal di kemudian hari
tampak adanya efek samping yang tidak terduga sebelumnya.
Iklan itu tidak berbohong, karena tidak sengaja mengatakan
sesuatu yang tidak benar, hal ini jarang sekali akan terjadi.
• Dalam periklanan yang lebih penting adalah maksud dalam arti kedua, yaitu
maksud agar orang lain percaya.

• Unsur informasi harus selalu benar, karena informasi selalu diberikan agar
orang percaya. Misalnya
– Bahwa madu adalah madu asli (tidak dicampur gula)
– Bahwa rumah itu terletak di daerah bebas banjir
– Bahwa cuci cetak foto selesai dalam satu jam
• Unsur promosi, iklan merayu konsumen, mengiming-iming calon pembeli
– Bintang segala bir
– Komputer kami tidak ada duanya
– pesawat televisi terbaik di Indonesia
– Makin pede aja
Selain berbohong, iklan bisa bersifat
tidak etis karena menipu
• Berbohong dan menipu tidak selamanya sama
• Berbohong selalu berlangsung dalam rangka bahasa, bisa lisan
maupun tertulis.
• Penipuan, cakupannya lebih luas, bisa dalam rangka bahasa tapi
bisa juga dengan cara lain, dengan perbuatan tanpa mengatakan
sepatah katapun.
• Jika suatu perbuatan berhasil sebagai penipuan, jika orang itu
percaya, kalau tidak percaya tidak terjadi penipuan.
• Pembohongan tetap merupakan pembohongan, walau orang lain
tidak percaya.
Persoalan Tidak Etis Muncul dalam Iklan
Manakala:

• Pesan (massage) yang disampaikan mengenai


:
• produk,
• fungsi,
• kualitas, maupun
• kuantitas
• ternyata tidak sesuai dengan realitasnya;
Persoalan Tidak Etis Muncul dalam Iklan
Manakala:

• Pesan yang disampaikan diterima


yang bukan audience target utama.
• Misal yang ditawarkan mobil sedan,
• yang diterima orang miskin yang makan saja
susah;
Persoalan Tidak Etis Muncul dalam Iklan
Manakala:

• Cara yang digunakan bersifat kontradiktif


dengan nilai-nilai kesusilaan.
• Misalnya iklan sabun mandi dilakukan dengan
visualisasi gerak tubuh yang erotis
Persoalan Tidak Etis Muncul dalam Iklan
Manakala:
• Terjadi kejenuhan informasi. Pesan yg disampaikan
terus menerus dengan visualisasi yang sama
cenderung diabaikan audiences;
Persoalan Tidak Etis Muncul dalam Iklan
Manakala:

• Timing yang tidak tepat, misalnya bertepatan


dengan waktu azan magrib tiba-tiba
ditumpangi iklan.
Iklan yang Tidak Etis
• Minyak Goreng Filma,
– “bila ibu ingin minyak goreng yang
• murni,
• jernih,
• lezat,
• sehat,
• “gunakan akan sehat” pilihlah Filma.
Iklan yang Tidak Etis

• Iklan belum modern,


– didukung oleh pembawa pesan iklan
kompor gas dengan mencibir “gak janji
deh” pada pemakai kompor gas.
Iklan yang Tidak Etis
• Iklan mobil kijang yang konsumtif,
• Diperankan anak2 akan liburan ke Bali,
• Walaupun kijang hasil beli cicilan;
Iklan yang Tidak Etis
• Kasus iklan-iklan norak, Rano Karno. Suatu saat yang bersamaan,
ia mengiklankan TV SHARP, Honda Bebek, Pada saat saat
lain mengiklankan TV DIGITEC dan Motor Jialing (bangau).

Etiskah Rano Karno?


Bagaimana Menumbuhkan Etika Promosi

• Tidak membungkus produk dengan hal-hal


yang bersifat sensualitas (walaupun
dengan sensualitas mendatangkan banyak
konsumen)
– contoh Viagra,
– Macho Man;
Bagaimana Menumbuhkan Etika Promosi

• Tidak menyerang saraf motorik anak-anak.


• Anak-anak sasaran empuk produk, Karena anak-
anak menggunakan naluri bukan rasio.
Bagaimana Menumbuhkan Etika Promosi

• Tidak menyerang produk pesaing,


• Misalnya:
* menjelekkan pesaing,
* membajak tokoh yg berpromosi,
* menawarkan harga yang irasional,
* menukar produk dengan produknya,
* menyebutkan produknya serba unggul.
Bagaimana Menumbuhkan Etika Promosi

• Anak-anak menjadi objek penderita dari


produsen.
• Menggunakan tokoh anak, tokoh fiktif tapi
produk direkayasa, memanipulasi produk.
Bagaimana iklan bisa menipu tanpa
berbohong

• Hal ini bisa dimungkinan karena media film


dan televisi.
– Iklan susu, seorang anak bisa gelantungan di ring
basket
– Iklan obat sakit kepala
– Iklan es krim yang dijejalkan kentang
MANIPULASI DENGAN PERIKLANAN

• Manipulasi adalah mempengaruhi kemauan


orang lain sedemian rupa, sehingga ia
menghendaki atau menginginkan sesuatu
yang sebenarnya tidak dipilih oleh orang itu
sendiri.
• Iklan mobil mewah yang mengikut sertakan wanita cantik dalam
gambarnya, iklan ini dimaksudkan memunculkan sugesti dalam
pikiran calon pembeli bahwa mobil itu berperan sama penting
delam hidupnya seperti istrinya.
• Bintang film tampil dalam iklan susu ber kalsium tinggi, sampai tua
bintang film itu tulangnya tidak keropos, karena setiap hari minum
susu merek ini.
• Iklan yang memasang harga dengan angka-angka yang eksklusif,
misalnya Rp 99.900, produknya akan laris, ketimbang dipasang
harga Rp 100.000, di sini ada faktor psikologis yang berperanan.
Cara-cara untuk memanipulasi orang
dengan periklanan
• Subliminal advertising
Menyisipkan iklan di tengah acara,
tapi waktunya hanya sejenak
– Lapar! Makan popcorn
– Aku orang jujur, aku tidak mencuri
• Iklan terselubung
Dalam film si bintang film jelas-jelas
minum cocacola
PENGONTROLAN TERHADAP IKLAN

• Pemerintah
• Para pengiklan
• Masyarakat
PENILAIAN ETIS TERHADAP IKLAN

• Maksud si Pengiklan
• Isi iklan
• Keadaan publik yang tertuju
• Kebiasaan di bidang periklanan
PERTEMUAN 6
KEUNTUNGAN SEBAGAI TUJUAN
PERUSAHAAN
Highlight
• Memaksimalkan keuntungan
sebagai cita-cita kapitalisme liberal
• Revitalisasi Keuntungan
• Manfaat keuntungan bagi
stakeholders
• Studi kasus
KEUNTUNGAN/PROFIT
• Tidak bisa dikatakan bahwa setiap kegiatan bisnis
menghasilkan keuntungan.
• Keuntungan atau profit baru muncul dalam kegiatan
ekonomi yang memakai sistem keuangan.
• Dalam penukaran barang dengan barang (barter)
tidak diperoleh profit, walaupun kegiatan itu bisa
menguntungkan kedua belah pihak.
153
• Profit diperoleh tidak secara kebetulan, tetapi berkat
upaya khusus dari orang yang mempergunakan uang.
• Uang diperoleh berdasarkan kupon undian atau karena
main judi tidak bisa dikatakan profit, berbeda dengan
uang yang dihasilkan dengan perdagangan saham.
• Profit berkonotasi ganjaran bagi upaya yang berhasil,
tetapi tidak berarti seluruhnya tergantung pada
kepiawaian si pebisnis, untuk sebagian orang perolehan
profit tergantung juga pada faktor mujur atau sial.
154
 Karena hubungan dengan transasksi uang, perolehan profit secara
khusus berlangsung dalam konteks kapitalisme.
 Menurun pandangan ini, kapitalis meliputi 3 unsur pokok: lembaga
milik pribadi, praktek pencarian keuntungan, dan kompetisi dalam
sistem ekonomi pasar bebas.
 Keuntungan hanya dapat diperoleh dengan menggunakan modal
yang menjadi milik pribadi, dan perolehan keuntungan hanya
dimungkinkan dalam rangka pasar bebas.
 Akumulasi modal merupakan inti kapitalis, dengan meningkatnya
keuntungan bobot modal akan bertambah besar, kemudian dapat
diinvestasikan dalam usaha produktif, sehingga menghasilkan
kekayaan yang lebih besar lagi, dst, dst. 155
Maksimalisasi Keuntungan
• Maksimalisasi keuntungan merupakan tema penting dalam
ilmu menajemen ekonomi.
• Kalau memaksimalkan keuntungan menjadi tujuan pokok
perusahaan, dengan sendirinya akan timbul keadaan tidak
etis. Mengapa begitu?
• Memperalat karyawan, berarti tidak menghormati mereka
sebagai manusia. Kita harus menghormati martabat manusia.
• Karyawan dipekerjakan untuk merealisasikan tujuan
perusahaan tanpa memperhatikan tujuan pribadi karyawan.
156
Relativasi Keuntungan
• Dengan adanya pertimbang etis mau tak mau
membatasi peranan keuntungan dalam bisnis.
• Keuntungan tidak boleh dimutlakkan dan segi moral
dikesampingkan.
• Maksud bisnis adalah menjediakan produk atau jasa
yang bermanfaat untuk masyarakat. Keuntungan
tidak merupakan maksud bisnis, tetapi merupakan
motivasi untuk mengadakan bisnis.
157
Hubungan maksud dan motivasi
• Maksud (purpose) bersifat objektif, Motivasi
(motive) bersifat subyektif.
• Maksud adalah membenarkan perbuatan kita
• Motivasi adalah menjelaskan mengapa kita
memalakukan sesuatu. Contoh: kita memberi
sedekah kepada pengemis supaya ia bisa makan
(maksud); motivasi kita adalah belas kasihan.
158
Keuntungan merupakan efek
samping dari bisnis.
• Menurut Norman Bowie, bahwa kebahagiaan
merupakan efek samping dari kerja; seorang
suami hidup dan bekerja demi isteri dan
anaknya, dia memperoleh gaji, yang akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
bersama isteri dan anaknya, dia bahagia.
Demikian pula dengan keuntungan.
159
Manfaat Keuntungan bagi
Perusaahaan
• Merupakan tolok ukur untuk menilai kesehatan
perusahaan atau efisiensi manajamen dalam
perusahaan
• Merupakan pertanda bahwa produk atau jasanya
dihargai masyarakat
• Merupakan cambuk untuk meningkatkan usaha
• Merupakan syarat kelangsungan hidup perusahaan
• Mengimbangi resiko dalam usaha.

160
Manfaat keuntungan bagi stakeholder
• Pelanggan : memperoleh produk yang aman dan
berkualitas, memperoleh pelayanan yang
memuaskan
• Pemasok : menerima pembayaran tepat waktu,
memperoleh order secara teratur
• Pemodal : pemegang saham memperoleh deviden,
kreditur menerima bunga dan pengembalian pokok
pinjaman sesuai dengan yang sudah ditetapkan
• Karyawan : memperoleh gaji yang wajar dan
kepastian kelangsungan pekerjaan
161
• Pemerintah : mengharapkan pertumbuhan ekonomi
dan mengatasi pengangguran, memperoleh pajak
• Masyarakat : peran serta perusahaan dalam
program kesejahteraan
• Media massa : menginformasi semua kegiatan
perusahaan yang berkaitan dengan isu etika, nilai-
nilai, kesehatan, keamanan dan kesejahteraan
• Aktivis Lingkungan : kepedulian terhadap lingkungan
hidup, HAM

162
PERTEMUAN 7
UTS
PERTEMUAN 8
KEWAJIBAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN
Highlight
• Tiga Kewajiban Karyawan terhadap
Perusahaan
• Tiga Kewajiban Perusahaan terhadap
Karyawan
• Pelaporan Kesalahan Perusahan
• Pekerja anak
• Pekerja Wanita
• Studi Kasus
TIGA KEWAIBAN KARYAWAN
• Kewajiban Ketaatan
• Kewajiban Konfidensialitas
• Kewajiban Loyalitas

166
Kewajiban Ketaatan
• Karyawan harus taat kepada atasannya di perusahaan, justru karena
ia bekerja di perusahaan itu.
• Karyawan tidak harus menaati semua perintah atasan yang diberikan
oleh atasannya. Karena :
1. Karyawan tidak perlu dan malah tidak boleh mematuhi perintah yang
menyuruh dia melakukan sesuatu yang tidak bermoral.
2. Karyawan tidak wajib juga mematuhi perintah atasannya yang tidak
wajar, walaupun dari segi etika tidak ada keberatan
3. Karyawan tidak perlu mematuhi perintah yang memang demi
kepentingan perusahaan, tetapi tidak sesuai dengan penugasan yang
disepakati.
Kewajiban Konfidensialitas
• Adalah kewajiban untuk menyimpan informasi yang
bersifat konfidensial (rahasia), yang telah diperoleh
dengan menjalankan suatu profesi.
Mengapa karyawan harus menyimpan rahasia
perusahaan ?
 Perusahaan menjadi pemilik informasi rahasia itu
 Membuka rahasia perusahaan bertentangan dengan etika
pasar bebas.

168
Kewajiban Loyalitas
• Kewajiban loyalitas merupakan konsekwensi dari status
seseorang sebagai karyawan perusahaan.

• Mulai bekerja di perusahaan karyawan harus


mendukung tujuan-tujuan perusahaan, karena sebagai
karyawan ia melibatkan diri untuk turut merealisasikan
tujuan-tujuan tersebut dan menghindari segala sesuatu
yang bertentangan dengan tujuan perusahaan.

169
Faktor utama yang bisa membahayakan terwujudnya loyalitas :

• Konflik Kepentingan, konflik antara kepentingan pribadi


karyawan dan kepentingan perusahaan.
• Menerima Komisi, yang diberikan kepada karyawan secara
pribadi dalam menjalankan tugas atas nama perusahaannya
dengan perusahaan atau instansi lain.
• Hadiah, yang diberikan oleh perusahaan lain atau instansi lain
kepada karyawan sewaktu menjalankan tugas kerjanya,
maksudnya untuk mempengaruhi karyawan tersebut.

170
MELAPORKAN KESALAHAN PERUSAHAAN

• Dalam literatur etika bisnis berbahasa Inggris masalah ini dikenal


sebagai whistle blowing (meniup peluit)

• Dalam bahasa sehari-hari, whistle blowing merupakan bahasa kiasan


yaitu membuat keributan untuk menarik perhatian orang banyak.

• Dalam etika, whistle blowing mendapat arti lebih khusus lagi yaitu :
menarik perhatian dunia luar dengan melaporkan kesalahan yang
dilakukan oleh sebuah organisasi. Contoh, bila seorang pegawai
memberitahukan kepada pers tentang praktek-praktek korupsi dari
atasannya.
171
• Whistle blowing bukan melaporkan kesalahan pribadi seseorang
dalam perusahaan, tapi melaporkan kesalahan perusahaan. Contoh,
jika manajer melakukan pelecehan seksual terhadap sekretarisnya
dan kelakuan ini diberitahukan kedunia luar, hal itu tidak termasuk
whistle blowing, walau pun disini terdapat sebuah kasus yang
dengan jelas berkonotasi etika. Kalau kesalahan manajer melebihi
tahap pribadinya dan melibatkan perusahaan, seperti korupsi yang
dilakukan oleh manajer dengan memakai uang perusahaan baru
bisa dikatakan melakukan whistle blowing.

172
Kenyataan dalam praktek :

• Whistle blowing dipuji sebagai pahlawan, karena menempatkan


nilai-nilai moral yang benar dan luhur, di atas kesejahteraan
pribadi. Sebab dengan melaporkan kesalahan perusahaan
sesorang karyawan bersedia mengambil resiko. Karier selanjutnya
bisa terhambat, bahkan dia bisa dipecat dari pekerjaanya.

• Di lain pihak seorang whistle blowing dicap sebagai pengkhianat,


karena dia mengekspos kejelekan dari perusahaannya. Dia
dianggap melanggar kewajiban loyalitas dengan sangat merugikan
kepentingan perusahaan.
173
Menyimak pendapat kedua, pelaporan kesalahan perusahaan menimbulkan
hambatan-hambatan untuk kelancaran usaha bisnis, timbul pertanyaan:

• Apakah pelaporan kesalahan perusahaan itu boleh


dilakukan, karena dengan jelas bertentangan dengan
kewajiban loyalitas karyawan terhadap perusahaan?

• Boleh dilakukan, bahkan harus dilakukan karena


kewajiban lain yang lebih mendesak, lebih
mendahulukan kepentingan masyarakat umum dari
pada kepentingan pribadi.

174
Persyaratan Whistle blowing :

• Kesalahan perusahaan harus besar


• Pelaporan harus didukung oleh fakta yang jelas dan benar
• Pelaporan dilakukan semata-mata untuk mencegah terjadinya
kerugian bagi pihak ketiga, bukan karena motif lain
• Penyelesaian masalah secara internal harus dilakukan dulu,
sebelum kesalahan perusahaan di bawa ke luar
• Harus ada kemungkinan real bahwa pelaoran kesalahan akan
mencatat sukses.

175
KEWAJIBAN PERUSAHAAN TERHADAP KARYAWAN

• Perusahaan tidak boleh mempraktekkan diskriminasi


• Perusahaan harus menjamin kesehatan dan
keselamatan kerja
• Kewajiban memberi gaji yang adil
• Perusahaan tidak boleh memberhentikan karyawan
dengan semena-mena

176
Perusahaan tidak boleh mempraktekkan diskriminasi

• SARA
Dasar Etika Perusahaan tidak boleh
mempraktekkan diskriminasi:
 Teori Utilitarisme (diskriminasi merugikan pershn itu sendiri
 Teori Deontologi (diskriminasi melecehkan martabat)
 Teori Keadilan (diskriminasi bertentangan dengan keadilan)
177
Perusahaan harus menjamin kesehatan dan keselamatan kerja

• Keselamatan kerja, tempat kerja harus aman, bebas dari


resiko terjadinya kecelakaan kerja yang akan
mengakibatkan cedera atau kematian.

• Kesehatan kerja, dapat direalisasikan karena tempat kerja


dalam kondisi sehat, bebas dari dari resiko terjadinya
gangguan kesehatan atau penyakit karena kerja sebagai
akibat dari kurang baiknya di tempat kerja.

178
Macam penyakit karena kerja :

• Penyakit fisik
• Penyakit non fisik (kejiwaan)

Kewajiban memberi gaji yang adil dasarnya :


 Peraturan Hukum
 UMR
 Sifat Pekerjaan
 Senioritas
 Kemampuan perusahaan
 Perbandingan dengan perusahaan lain 179
Perusahaan tidak boleh memberhentikan karyawan
dengan semena-mena

• Majikan hanya boleh memberhentikan karena alasan yang


tepat
• Majikan harus berpegang pada prosedur yang semestinya
• Majikan harus membatasi akibat negatif bagi karyawan
sampai seminimal mungkin.

180
KEWAJIBAN PERUSAHAAN TERHADAP KARYAWAN & KEWAJIBAN
PERUSAHAAN TERHADAP KARYAWAN

• Di Indonesia telah diatur melalui Undang-Undang


Ketenagaan Kerja No. 13 tahun 2003.
• Kesepakatan Kerja.
• Uraian Kerja

181
PERTEMUAN 9
MASALAH ETIS SEPUTAR KONSUMEN
Highlight
• Kewajiban Pelaku binis
– Kualitas produk
– Harga
– Pemberian Label dan Kemasan
• Hak-hak Konsumen
– Keamanan
– Informasi
– Memilih
– Untuk didengar
• Tanggung jawab Bisnis menyediakan produk yang aman:
– Teori Kontrak
– Teori Perhatian semestinya
– Teori Biaya Sosial
• Studi Kasus
The customer is King
 Konsumen merupakan stakeholder yang sangat hakiki dalam bisnis modern.

 Konsumen harus diperlakukan dengan baik secara moral

 Konsumen digelari raja, pada kenyataannya “kuasanya” sangat terbatas,


karena:

1. Daya beli
2. Pengetahuannya tentang produk dan jasa yang tersedia

184
PERHATIAN UNTUK KONSUMEN
 Dengan adanya keterbatasan dalam daya beli dan pengetahuan terhadap
barang dan jasa yang tersedia dan ditawarkan di pasaran, si konsumen
justru mudah dipermainkan dan dijadikan korban manipulasi produsen.

 Karena itu bisnis mempunyai kewajiban moral untuk melindungi


konsumen dan menghindari dari kerugian baginya.

 Bentuk perlindungan untuk konsumen adanya perumusan hak konsumen

185
Hak-hak Konsumen

• Hak atas keamanan


• Hak atas informasi
• Hak untuk memilih
• Hak untuk didengarkan
• Hak lingkungan hidup
• Hak konsumen atas pendidikan

186
Tanggung jawab bisnis untuk
menyediakan produk yang aman

• Pemberian jaminan

• Pemberian peringatan

• Adanya masa kedaluwarsa

187
Dasar Teori dari Tanggung Produsen

• Teori Kontrak

• Teori perhatian semestinya

• Teori Biaya sosial

188
TEORI KONTRAK
 Hubungan antara produsen dan konsumen harus dipandang sebagai
kontrak dan kewajiban terhadap konsumen didasari kontrak.
 Jika konsumen membeli produk maka seolah-olah dia mengadakan
kontrak dg peusahaan.
 Sbg kontrak kedua pihak hrs mengetahui arti kontrak, melukiskan fakta dg
benar, dan tidak ada paksaan.
 Caveat emptor = pembeli harus hati-hati
 Dalam praktek ada kontrak riil spt jaminan garansi, dll.
 Kelemahan al. posisi penjual dan pembeli dianggap sejajar

189
TEORI PERHATIAN SEMESTINYA- DUE CARE
THEORY
The due care theory
 Konsumen dan produsen tdk dianggap setara, tetapi konsumen dianggap
sebagai pihak yg lemah.
 Kepentingan konsumen hrs dinomor satukan karena produsen memiliki
informasi yg lebih banyak
 Caveat venditor = hendaklah penjual berhati-hati
 Kelemahan: arti kata “semestinya” tidak jelas maknanya

190
TEORI BIAYA SOSIAL – social cost theory
• Produsen bertanggung-jawab atas semua kekurangan produk
dan setiap kerugian yg dialami konsumen dalam memakai
produk tersebut. Hal itu juga berlaku jika produsen telah
mengambil semua tindakan yg semestinya dlm merancang
serta memproduksi produk. Strict liability
• Merupakan versi extrim semboyan caveat venditor.
• Ada kelemahan: kurang adil

191
Tanggung jawab bisnis lainnya
terhadap konsumen

• Kualitas produk

• Harga

• Label dan kemasan

192
PERTEMUAN 10
PEKERJAAN , PROFESI DAN PROFESIONAL
Highlight
• Manusia dengan kebutuhannya.
• Pekerjaan dan Profesi.
• Profesi dan Profesional.
• Mengukur Profesionalisme.
Manusia dan Kebutuhannya

• Sebagai makhluk yang istimewa, untuk


melengkapi kehidupannya, manusia harus bekerja
keras dan berkarya.
• Karya tersebut di lakukan dalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang ada dalam
kehidupannya.
Abdulkadir Muhamad (2001) mengklarifikasikan
kebutuhan manusia menjadi empat kelompok:
• Kebutuhan ekonomi
• Kebutuhan psikis
• Kebutuhan biologis
• Kebutuhan pekerjaan
Pekerjaan dan Profesi
Thomas Aquinas seperti di kutip oleh Sumaryono (1995) menyatakan bahwa setiap
wujud kerja mempunyai empat macam tujuan, yaitu:

• Memenuhi kebutuhan hidup,


Hasil dari melakukan pekerjaan dapat di gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari, baik kebutuhan akan pangan, sandang, papan maupun kebutuhan yang
lain.

• Mengurangi tingkat pengangguran dan kriminalitas,


Adanya lapangan pekerjaan akan mencegah terjadinya pengangguran, yang berarti
pula mencegah semakin merebaknya tindak kejahatan.
• Melayani sesama,
Manusia dapat berbuat amal dan kebaikan bagi sesamanya dengan
kelebihan darihasil pekerjaan yang di lakukannya. Manusia juga dapat
melayani sesama melalui pekerjaan yang di lakukan.

•Mengontrol gaya hidup,


Orang dapat mengontrol gaya hidupnya dengan melakukan suatu
pekerjaan. Dengan bekerja, orang akan mendapatkan suatu tutinitas
dalam kehidupannya sehari-hari.
Profesi adalah suatu bentuk pekerjaan yang
mengharuskan pelakunya memiliki pengetahuan
tertentu yang di peroleh melalui pendidikan formal
dan keterampilan tertentu yang di dapat melalui
pengalaman kerja pada orang yang terlebih dahulu
menguasai keterampilan tersebut, dan terus
memperbaharui keterampilannya sesuai dengan
perkembangan teknologi.
Profesi by Gilley Dan Eggland (1989)

bidang usaha manusia berdasarkan pengetahuan, di mana


keahlian dan pengalaman pelakunya di perlukan oleh
masyarakat.

Definisi ini meliputi tiga aspek, yaitu


• ilmu pengetahuan tertentu,
• aplikasi kemampuan/kecakapan , dan
• berkaitan dengan kepentingan umum.
Intisari
• Profesi merupakan suatu pekerjaan yang mengandalkan
keterampilan dan keahlian khusus yang tidak di dapatkan
pada pekerjaan-pekerjaan pada umumnya.
• Profesi merupakan suatu pekerjaan yang di lakukan sebagai
sumber utama nafkah hidup dengan keterlibatan pribadi
yang mendalam dalam menekuninya.
• Profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut
pengemban profesi untuk terus memperbaharui
keterampilannya sesuai perkembangan teknologi.
Profesi dan Profesional

Kahlil Gibran : “professional adalah orang yang


mencintai profesinya”
Bekerjalah dengan cinta…

Jika engkau tidak dapat bekerja dengan cinta, lebih


baik engkau meninggalkannya…
Sifat- Sifat Pelaku Profesi
• Menguasai ilmu secara mendalam dalam
bidangnya.
• Mampu mengonversikan ilmu menjadi
keterampilan.
• Selalu menjunjung tinggi etika dan integritas
profesi. Biasanya pada setiap profesi, terdapat
suatu aturan yang di sebut ‘kode etik’ profesi.
Sikap yang harus dimiliki seorang profesional

• Komitmen tinggi.
• Tanggung jawab.
• Berpikir sistematis.
• Penguasaan materi.
• Menjadi bagian masyarakat professional.
Mengukur profesionalisme
• empat perspektif pendekatan standar professional (Gilley Dan
Eggland (1989))
1. Pendekatan berorientasi Filosofi.
2. Pendekatan berorientasi Perkembangan
3. Pendekatan berorientasi Karakteristik
4. Pendekatan berorientasi Non-Tradisional
PERTEMUAN 11
BISNIS, LINGKUNGAN HIDUP DAN ETIKA
Highlight
• Permasalahan Lingkungan Hidup
• Akumulasi Bahan Beracun
• Efek Rumah Kaca
• Perusakan Lapisan Ozon
• Hujan Asam Deforestasi dan Penggurunan
• Keanekaragaman Hayati
• Pendekatan Teori Hak dan Kewajiban
• Pendekatan Teori Etika Utilitarian
• Pendekatan Teori Keadilan
• Paradigma Etika
• Lingkungan
• Paradigma Lama
• Paradigma Baru
• Norma Etika terhadap Lingkungan Hidup
• Norma Hukum terhadap Lingkungan Hidup
Krisis Lingkungan Hidup
• Masalah lingkungan hidup baru mulai disadari
sepenuhnya dalan tahun1960-an
• Akibat dari bisnis modern
– Mengandaikan bahwa komponen-komponen lingkungan,
seperti air dan udara merupakan barang umum, sehingga
boleh dipakai seenaknya
– Mengandaikan bahwa sumber daya alam seperti air dan
udara itu tak terbatas.
PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP

• Akumulasi bahan beracun


• Efek rumah kaca
• Perusakan lapisan ozon
• Hujan asam
• Deforestasi dan penggurunan
• Kematian bentuk-bentuk kehidupan
Akumulasi bahan beracun
• Pembuangan limbah industri pabrik kimia ke sungai
atau laut
• Penggunaan pestisida
• Penggunaan herbisida
• Penggunaan fosfat untuk deterjen
• Banyak jenis platik, misalnya polystyrene
Efek Rumah kaca
• Naiknya suhu permukaan bumi disebabkan oleh efek
rumah kaca/greenhouse effect
• Panas yang diterima bumi karena penyinaran
matahari terhalang oleh partikel-partikel gas CO2
yang terlepas dari pembakaran bahan bakar fosil,
seperti minyak bumi, batubara yang diproduksi oleh
pabrik dan kendaraan bermotor
Perusakan lapisan ozon
• Adanya pelepasan bahan CPC ke udara
– Kaleng penyemprotan aerosol
– Lemari es
– Alat penyejuk ruangan
– Karet busa
• Dengan berlubangnya lapisan ozon radiasi ultraviolet dari matahari
mencapai pernukaan bumi
– Mengakibatkan penyakit kanker kulit, penyekit mata katarak,
penurunan kekebalan tubuh, kerusakan bentuk-bentuk
kehidupan dalam laut dan tanaman di darat
Deforestasi dan penggurunan
• Penebangan hutan dan pembakaran hutan
– Erosi
– Pendangkalan laut dan sungai
– Kualtias tanah menurun, menjadi tidak subur
– Ketersedian air tanah menjadi berkurang
– Terjadi peremberan air laut ke dalam darat, akibat
dari penghisap air tanah
Keanekaan hayati
• Tumbuhan
• Hewan

• Punah
• Penggunaan pestisida dan herbisida
• Penebangan hutan dan pembakaran hutan
LINGKUNGAN HIDUP DAN EKONOMI

• Lingkungan hidup sebagai the commons


• Lingkungan hidup tidak eksternalitas (bukan
bagian yang terpisah)
• Pembangunan berkelanjutan
Lingkungan hidup sebagai the commons

• Lingkungan hidup sebagai ranah umum, dianggapnya tidak


ada pemilik dan tidak ad kepentingan pribadi (dulu)
• Dengan adanya kepemilikan dalam kuantitas besar oleh
orang-orang kaya, lingkungan hidup menjadi ranah pribadi
atau private
• Dengan adanya pertumbuhan penduduk lingkungan hidup
diperuntukkan untuk perumahan, adanya privatisasi
Lingkungan hidup tidak eksternalitas

• Dulu sumber daya alam itu tak terbatas


• Dengan adanya bisnis modern, sumber daya alam
menjadi langka, memiliki nilai ekonomis
• Lingkungan hidup menjadi internalis, penggunaan
sumber daya alam harus diperhitungkan dengan
cermat terutama di dalam perhitungan harga pokok
barang yang akan dijual.
Pembangunan berkelanjutan
• Pembangunan ekonomi selalu harus memanfaatkan sumber daya alam
sedemikian rupa sehingga generasi sesudah kita dapat melanjutkan
pembangunan yang kita jalankan sekarang ini.
Atau rumusan negatifnya :
• Pembangunan ekonomi sekarang ini tidak boleh merusak atau mengurangi
kualitas lingkungan hidup, sehingga untuk generasi mendatang tidak lagi
tersisa cukup guna memenuhi kebutuhan merek
Pembangunan berkelanjutan dapat mendamaikan
“pandangan ekonomi dan lingkungan hidup”

• Kelompok yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan yang menolak


pertumbuhan
– Pertumbuhan tetap dimungkinkan,asalkan masa depan terbuka
prospek ekonomi yang berkualitas sama
• Kelompok yang menomorsatukan lingkungan hidup dan menomorsatukan
ekonomi yang berdasarkan teknologi maju
– Adanya konsensus untuk bersama-sama melestarikan lingkungan
hidup demi massa depan bumi kita
– Kelompok satu tidak perlu mengorban kelompok yang lainya
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM
• Ciri khas dari sikap manusia modern adalah usahanya untuk menguasai dan
menaklukkan alam
– Alam dipandang bagaikan binatag buas yang perlu dijinakan oleh manusia
• Dengan metode ilmu pengetahuan baru (Descrates 1596-1650), kita dapat menjadi
penguasa dan pemilik alam
– Manusia di satu pihak dan alam di pihak lain, yang kemudian diolah, dikerjakan dan
dimanfaatkan sesuai dengan tujuan manusia
• Pendekatan teknokratis, yaitu cara mendekatkan kita dengan alam, kita akan
mendapat manfaat dari alam
– Alam dilihat sebagai sarana
– alam didekati dengan kekerasan, destruktif, digali,, dibongkar, untuk mendapatkan
sumberdaya alam
Dasar etika untuk tanggujawab
terhadap lingkungan hidup

• Hak dan Deontologi (kewajiban)


• Utilitarisme
“tindakan yg berguna dan membawa manfaat bagi
semua pihak”
• Keadilan
“menempatkan sesuatu pada tempatnya”
Implementasi tanggung jawab
terhadap lingkungan hidup
• Siapa yang harus membayar?
• Bagaimana beban dibagi?
• Etika dan hukum lingkungan hidup

-PermenLH No. 3 Thn 2013 ttg Audit Lingkungan Hidup


-UU No. 32 Thn 2013 ttg Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup
PERTEMUAN 12
ETIKA DALAM BISNIS INTERNASIONAL
Highlight
• Norma moral umum pada taraf internasional
• Dumping dalam bisnis internasional
– Kriteria untuk menentukan ada tidaknya damping
• Aspek-aspek etis dari korporasi multinasional
– KMN tidak Boleh dengan sengaja mengakibatkan kerugian langsung
– KMN harus mengahsilkan manfaat daripada kerugian bagi negara
dimana mereka beroperasi
Etika dalam Bisnis Internasional

• Definisi
• Penyebab perbedaan etika
• Masalah2 etika
• Penentu perilaku etis
• Pendekatan filosofis etika
226
Norma Moral Umum dalam Bisnis
Internasional
• Relatifkah Nilai Moral ?
• Tiga Jawaban Relativitas Moral
 Menyesuaikan Diri dengan Etika Negara Lain
 Memegang Teguh Etika Moral
 Bisnis Di negara Lain tidak perlu memperhatikan norma

227
Aspek Etis dalam Korporasi (KMN)

• Fenomena KMN
• Kekosongan Hukum Taraf Internasinal
• 10 Aturan Etis De Goerge

228
10 Aturan Etis De Goerge
1. KMN tidak boleh akibatkan kerugian langsung
2. KMN harus memberi surplus manfaat
3. KMN harus memberi Kontribusi Pembangunan
4. KMN harus menghormati HAM seluruh karyawan
5. KMN harus menghormati budaya setempat
6. KMN harus membayar pajak yang Fair
7. KMN & Pemenrintah harus memperkuat Baskground Institutions
8. Kegagalan usaha harus dipikul secara moral pemegang saham
mayoritas
9. KMN harus beroperasi secara aman
10. Alih teknologi kmn harus dilaksanakan secara aman
229
Masalah Korupsi dalam Taraf Internasional

• Skandal Suap Lockheed


• Alasan Suap bertentangan dengan Etika
 Melanggar Etika Pasar
 Orang tak berhak juga dapat Imbalan
 Diberikan dalam keadaan Kelangkaan
 Mengundang perbuatan Ilegal Lainnya

230
Berbagai Issue etika
• Penerapan Peraturan tenaga kerja:besaran gaji,lama bekerja per hari,
jaminan kesehatan dan keselamatan kerja contoh terjadi di Nike,I Pod
• Hak azazi :bebas berserikat,mengeluarkan pendapat,berpindah,bebas dari
tekanan politik.
Contoh Afsel sebelum tahun 1994
• Lingkungan: tingkat emisi,pembuangan limbah,kerusakan lingkungan sekitar tempat
usaha.
• Korupsi (speed money/grease money)
untuk mencegah korupsi di berbagai negara,anggota OECD (Organization for Economic
Cooperation and Development) 1999 memberlakukan Convention on Combating Bribery
for Foreign Public Officials in International Business Transactions.:menyogok pegawai
negeri merupakan tindakan kriminal.
• Kewajiban moral MNC menjaga hubungan dengan pemerintah/membela masyarakat
setempat.?

231
Dilema etika
Suatu situasi dimana secara etis,
tak ada alternatif yang dapat diterima .

Munculnya dilema dan berbagai masalah etika internasional berakar


dari perbedaan sistim politik,hukum,kemajuan ekonomi,serta
budaya antar bangsa.
Seorang manager harus mampu mencari solusi yang dapat diterima

232
Penentu perilaku etis

Proses
Etika
Pengambilan
pribadi keputusan
Perilaku
etis
Budaya
organisasi Kepemimpinan
Target
Kinerja yang
Tdk sesuai realitas

233
PERTEMUAN 13
ETIKA DALAM BISNIS INTERNASIONAL
Highlight
– KMN harus menghormati HAM dari para karyawannya
– KMN harus menghormati kebudayaan lokal
– KMN harus membayar yang fair
• Masalah korupsi pada taraf internasional Studi kasus
– Skandal Suap
– Uang Suap bertantangan dengan etika
Penentu perilaku etis (lanjutan)
• Etika pribadi : dari orang
tua,sekolah,lingkungan,agama,media.
• Budaya organisasi: nilai dan norma yang berlaku dan
dijalankan karyawan suatu organisasi.
• Target kinerja yang tidak sesuai dengan realitas.Contoh target
dari parent company ke subsidiary seperti pengiriman pada
saat hari raya.(biasanya terkendala)

236
Penentu perilaku (lanjutan)
• Proses pengambilan keputusan: tiap tindakan
untuk mencapai tujuan organisasi harus
mempertanyakan :”apakah tindakan ini etis?”

• Kepemimpinan: harus mempunyai


sikap/perilaku etis yang menjadi
panutan/contoh bagi anak buahnya
237
Pendekatan filosofis etika
Straw men .sebutan ini dikemukakan oleh para akademisi etika bisnis
untuk memperlihatkan kerangka pengambilan keputusan yang
‘kurang pantas’

• Friedman :doctrine satu2nya kewajiban sosial suatu bisnis adalah


meningkatkan keuntungan,asalkan bisnis bertindak sesuai
peraturan/hukum yang berlaku

• Cultural relativism :seseorang harus menyesuaikan/menerapkan


etika budaya dimana ia menjalankan bisnisnya.

238
Pendekatan Filosofis Etika
Straw men (lanjutan)

• Righteous Moralist:Penerapan etika negara asal


perusahaan di negara lain tempatnya berbisnis.

• The Naïve immoralist:Jika seorang manager MNC


melihat perusahaan2 dari negara lain tidak
mengikuti norma/etika di negara tempat berbisnis,
dia juga melakukan hal sama.
239
Pendekatan filosofis etika
Utilitarian and Katian :pendekatan yang sesuai dengan etika

Utilitarian Ethics: Nilai moral suatu tindakan ditentukan oleh


konsekwensi yang diperoleh dan keputusan terbaik adalah
yang menghasilkan barang(jasa) terbaik untuk masyarakat
luas.
Aliran Utilitarianisme : maximisasi barang,minimisasi
kerugian. (tetapi blm memikirkan keadilan untuk kelompok
minoritas)

and Kantian Ethics: Seseorang harus di perlakukan sbg tujuan


dan bukan sematamata cara untuk mencapai tujuan orang
lain.
240
Pendekatan filosofis etika
Utilitarian dan Kantian (lanjutan)

Rights theories :manusia memiliki hak dasar dan


kemudahan(privileges) yang melampaui batas dan
budaya antar bangsa.(perlu membangun standar etika
minimum)

Justice theories: Pencapaian distribusi barang dan jasa


yang adil .Ketidakadilan masih diperbolehkan apabila
menguntungkan semua pihak.
241
Pengambilan keputusan yang beretika

• Dalam menerima dan promosi pegawai


• Budaya organisasi yang menempatkan keutamaan nilai
dan etika.(perlu menyusun kode etik perusahaan)
• Memastikan pimpinan yang beretika dan konsisten
• Proses pengambilan keputusan yang
mempertimbangkan dimensi etika thd stakeholders.
• Membangun keberanian moral: berani menolak bila
tidak etis

242
PERTEMUAN 14
PERANAN ETIKA DALAM BISNIS
Highlight
• Bisnis dalam konteks moral
o Mitos mengenai bisnis amoral
o Mengapa bisnis harus berlaku etis
ETIKA :
Komitmen untuk melakukan yang benar dan menghindari
yang tidak benar menurut suatu norma universal

ETIKA BISNIS :
Kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma
sebagai acuan untuk mengambil keputusan dan pemecahan masalah
Kelanggengan atau maju mundurnya suatu perusahaan sangat ditentukan oleh
penerapan etika bisnis dalam melakukan aktifitasnya. Etika bisnis dijadikan
tutunan dalam mengambil keputusan dalam memecahkan persoalan-persoalan
yang dihadapi.
Disisi yang bersamaan etika bisnis digunakan pula dalam interaktif
perusahaan dengan stakeholdernya, baik yang eksternal maupun internal
stakeholder
Penerapan etika bisnis akan menghasilkan stakeholder satisfaction karena
interaktifnya mengunakan aturan atau norma yang telah diterima, yang akan
bermuara kepada stakeholder loyality.
Sehingga dengan adanya loyality dari stakeholder, maka kelanggengan
perusahaan sudah dapat dipastikan.
Stakeholder
Individu atau kelompok yang berkepentingan dan
berpengaruh terhadap perusahaan

Karyawan, Pimpinan, Manajemen,


Internal Investor, dll

Masyarakat, Pemerintah, Kreditor,


Eksternal Pelanggan, Asosiasi Dagang, dll
Stakeholder •







Prinsip-Prinsip Etika
NORMA ETIKA dan Perilaku Bisnis
• Hukum Honesty
• Kebijakan dan Prosedur
Organisasi
Integrity
• Moral Sikap Mental Individu Promise Keeping
Fidelity (for law)
Fairness
Caring for Other
Respect for Other
Responsibility Citizenship
Pursuit for Excellence
Accountability
PERTEMUAN 15
PERANAN ETIKA DALAM BISNIS
Highlight
• Kode Etik Perusahaan
o Manfaat kode etik Perusahaan
o Kegagalan menerapkan kode etik
perusahaan
o Cara-cara mengatasi kegagalan
• Etika baik dengan bisnis yang
baik
Menciptakan Kepercayaan Perusahaan
Kembangkan Kode Etika
Jalankan Kode Etik Secara Adil & Konsisten
Lindungi Hak Perorangan
Adakan Pelatihan Etika
Lakukan Audit Etika Secara Periodik
Pertahankan Standar Perilaku yang Tinggi
Hindari Contoh Etika yang Tercela Setiap Saat
Ciptakan Budaya Komunikasi Dua Arah
Libatkan Karyawan Menpertahankan Standar Etika
• Terhadap Lingkungan
• Terhadap Karyawan
• Terhadap Pelanggan
• Terhadap Investor
• Terhadap Masyarakat
KESIMPULAN
1. Etika adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan
´kebaikan (rightness)´ atau moralitas (kesusilaan) dari perilaku
manusia. Dalam pengertian ini e t i k a diartikan sebagai aturan-
aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang diterima
masyarakat sebagai ´baik (good´ atau buruk (bad)´. Sedangkan
Penentuan baik dan buruk adalah suatu masalah selalu berubah.
2. Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman
atau acuan manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan
keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik.
3. Paradigma etika dan bisnis adalah dunia yang berbeda sudah
saatnya dirubah menjadi paradigma etika terkait dengan
bisnis atau mensinergikan antara etika dengan laba. Justru di
era kompetisi yang ketat ini, reputasi perusahaan yang baik
yang dilandasi oleh etika bisnis merupakan sebuah
competitive advantage yang sulit ditiru. Oleh karena itu,
perilaku etik penting diperlukan untuk mencapai sukses
jangka panjang dalam sebuah bisnis.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai