Anda di halaman 1dari 10

TEKNOEKONOMI ISSN 1978-2918

IMPLEMENTASI BUDAYA 5 R SEBAGAI BUDAYA KERJA DI PKTN

Oleh: I.Aeni Muharromah* Siswanto*


*Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir
aeni@batan.go.id

Abstrak
Budaya Kerja 5R di Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir dicetuskan oleh Kepala Pusat
Kemitraan Teknologi Nuklir tahun 2005 dengan komitmen 5R ditandatangani oleh pejabat
eselon II dan para pejabat eselon III di PKTN sebagai adopsi dari budaya kerja 5S dari
negara Jepang
Implementasi Gerakan Pelaksanaan 5R (GP-5R) di lingkungan PKTN harus terus digalakan
dan di benahi, terus disosialisasikan dan terus dibina keteladanannya dari top manajemen.
Upaya untuk tetap melaksanakan kegiatan 5R PKTN membentuk tim 5R yang memiliki tugas
membuat perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penerapan GP 5R untuk setiap
tahapan dan langkah pelaksanaan 5R di lingkungan pusat Kemitraan Teknologi Nuklir.
Hingga akhir 2012 PKTN telah melaksanakan implementasi R1 (Ringkas) dan R2 (Rapi) dan
penilaian tertinggi adalah 3,625 dengan top skor 5,00.
Kata kunci : budaya kerja, budaya 5R

Abstract
5R Corporate Work Culture at the Centre for Partnership in Nuclear Technology initiated
by the Head of Center for Partnership in Nuclear Technology in 2005 with a commitment
signed by 5R echelon II and III in PKTN as the adoption of 5S workplace culture from
Japan.
Implementation of 5S Implementation Movement (GP-5S) in the PKTN should continue to
(implement) digalakan and fix, continue to be socialized and had been building his example
of top management. Efforts to continue to perform activities of 5S 5S PKTN formed a team
that has made the task of planning and monitoring implementation of the 5S movement for
all stages and steps to implement 5S in the center of Nuclear Technology Partnership.
Until the end of 2012 PKTN has undertaken the implementation of R1 (Concise) and R2
(Neat) and the highest rating is 3.625 with a top score of 5.00.
Keywords: Corporate Work Culture, 5R Cultural

PENDAHULUAN
Budaya Kerja 5R di Pusat
Kemitraan Teknologi Nuklir 5R berasal dari 5 kata dalam
dicetuskan oleh Kepala Pusat bahasa Jepang, yaitu Seiri, Seiton,
Kemitraan Teknologi Nuklir tahun Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke. Kelima
2005 dengan ditandatangani oleh kata itu kemudian diterjemahkan
pejabat eselon III dibawahnya sebagai kedalam berbagai bahasa di dunia
adopsi dari budaya 5R yang dikenal untuk diadposi cara kerjanya dan
sebagai salah satu budaya kerja dari digunakan sebagai salah satu budaya
negara Jepang yang sudah melegenda. kerja di banyak perusahaan besar di
Sekalipun pimpinan berganti kegiatan dunia. Dalam bahasa Indonesia, 5S itu
5R tetap dijalankan melalui kebijakan diterjemahkan sebagai 5R yaitu
dan Surat Keputusan Ka. PKTN no singkatan dari Ringkas, Rapi, Resik,
020/HK 00 07/KTN/I/2012 tentang Rawat, dan Rajin.
³3HPEHQWXNDQ 7LP 5 GL /LQJNXQJDQ Banyak perusahaan sudah
PKTN. Tim ini dibentuk untuk mengadopsi budaya kerja 5R ini.
pemantauan implementasi 5R di Secara tidak disadari, 5R akan
PKTN´.

I Aeni Muharromah, Siswanto 481 Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir


TEKNOEKONOMI ISSN 1978-2918

membentuk suatu budaya kerja yang tempat kerja mencerminkan perlakuan


sangat bermanfaat. Bahkan 5R mampu seseorang terhadap pekerjaannya dan
digunakan sabagai salah satu alat perlakuan terhadap pekerjaan ini
untuk meningkatkan kinerja dan mencerminkan sikapnya terhadap
disiplin karyawan yang pada akhirnya pekerjaan.
mampu meningkatkan nilai tambah
bagi instansi atau perusahaan. R1 ( Ringkas )
Untuk lebih optimal dalam Ringkas merupakan prinsip
teknis pelaksanaanya maka penerapan dasar 5R yang pertama. Prinsip kerja
5R harus didukung oleh seluruh unsur ini merupakan prinsip kerja pemilahan
manajemen dan karyawan, ketika barang. Sering kali kita jumpai suatu
dicetuskan budaya 5R akan diadopsi lingkungan kerja dengan kondisi
sebagai budaya kerja di PKTN maka barang yang tidak tertata rapi dan
ditandatangai sebuah dokumen sebagai terkesan semrawut. Dalam fase
bentuk komitmen dari seluruh unsur pertama ini, kita harus memilah antara
manajemen untuk dapat dilaksanakan barang yang masih digunakan, dan
di lingkungan PKTN. yang tidak. Antara barang yang reject
dan yang siap pakai. Barang-barang
Maksud dan Tujuan tersebut harus dipilah sesuai dengan
tempatnya masing-masing agar sua-
Berdasarkan latar belakang sana kerja menjadi lebih ringkas.
tersebut di atas, maka maksud dan Beberapa hal yang menjadi pertim-
tujuan penulisan makalah ini adalah bangan dalam meringkas adalah
sebagai bahan informasi dan acuan sebagai berikut:
bagi pelaksanaan dan penerapan GP- 1. Frekuensi penggunaan barang
5R yang dijadikan dan diadopsi (jarang, sering, selalu)
menjadi budaya kerja PKTN dan 2. Fungsi kerja barang (rusak,
untuk mengetahui bagaimana perlu perbaikan, bagus)
implementasi dan penerapan 5R Dengan melakukan fase yang pertama
sebagai suatu kebijakan dan ini, kita akan mendapatkan keuntung-
dilaksanakan dalam kegiatan rutinitas an antara lain:
PKTN. 1. Area kerja menjadi lebih luas, dan
banyak space yang bisa
TEORI DAN TATA KERJA dimanfaatkan. Apabila kita
Pengertian Budaya 5R menggunakan space sewa, kita
dapat mengurangi biaya sewa
Sebagaimana yang telah tersebut
melatar belakangi bahasan 5R di atas 2. Mencegah dis-fungsional dari
adalah terdiri dari Ringkas, Rapi, barang yang ada. Yang seharusnya
Resik, Rawat, dan Rajin. Kelima kata sudah rusak, dapat diketahui, dan
tersebut merupakan suatu rangkain tidak akan digunakan atau dikirim
urutan dalam membangun budaya 3. Mengurangi jumlah penggunaan
kerja seperti hasil rangkuman buku 5R media penyimpanan dan material
Seri Budaya Industri Unggulan oleh handling tools. Misalnya barang
Kristianto Jahya (2007). yang tadinya letaknya berjauhan,
Definisi Penerapan karena sudah diringkas menjadi
Peningkatan Budaya Kerja dalam SOP lebih dekat dan mengurangi jarak
adalah sebagai proses perubahan sikap tempuh. Hal ini akan menghemat
dengan menerapkan penataan dan biaya transport. Demikian juga
kebersihan tempat kerja, kondisi dengan penggunakan media storage
I Aeni Muharromah, Siswanto 482 Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir
TEKNOEKONOMI ISSN 1978-2918

seperti pallet. Pallet akan lebih efisien 1. Lingkungan kerja jauh lebih bersih
digunakan setelah prinsip kerja 2. Meningkatkan mood untuk bekerja
Ringkas dilakukan. karena lingkungan lebih bersih
3. Kualitas barang akan lebih bagus
R2 ( Rapi ) karena tidak kotor, terutama untuk
Rapi merupakan fase kedua dalam barang yang sensitif terhadap
prinsip kerja 5R. Fase ini merupakan kotoran seperti gear, seal, dan
kelanjutan dari fase yang pertama. bracket
Setelah barang-barang diringkas, 4. Meningkatkan image perusaha-an
selanjutnya barang tersebut dirapikan di mata orang lain
sesuai dengan tempat penyimpanan
dan juga standar penyimpanannya. R4 ( Rawat)
Proses me-Rapi-kan ini dapat Rawat adalah prinsip ke-4 dalam 5R.
dikerjakan sesuai dengan metode Rawat dimaksudkan agar masing-
penyimpanan yang dilakukan. Misal masing individu dapat menerapkan
barang disimpan berdasarkan jenis secara kontinu ketiga prinsip
materialnya, maka barang-barang sebelumnya. Dalam fase ini dilakukan
tersebut juga harus dirapikan sesuai pengawasan terhadap pelaksanaan 3R
dengan jenis materialnya. Yang akan sebelumnya. Salah satu cara yang
diperoleh jika prinsip yang kedua ini dapat dilakukan adalah membuat
berjalan adalah: checklist terhadap pekerjaan yang
1. Mempermudah pencarian barang harus dilakukan, terkait dengan 3R
karena barang-barang sudah sebelumnya. Pelaksanaan fase Rawat
terletak pada tempatnya ini akan membuat lingkungan selalu
2. Mempermudah stock counting terjaga dalam kondisi 3R secara terus
karena barang-barang sudah menerus.
dirapikan sesuai dengan standar
penyimpanan R5 ( Rajin )
3. Kondisi kerja akan terlihat jauh Prinsip yang terakhir adalah Rajin.
lebih rapi dan sedap dipandang Fase ini lebih mengarah kepada
mata membangun kesadaran masing-masing
individu untuk secara konsisten
R3 ( Resik ) menjalankan 4R sebelumnya.
Resik adalah R yang ketiga yang juga Diharapkan secara disiplin, masing-
kelanjutan dari 2R sebelumnya. Sesuai masing individu dapat menjalankan
dengan namanya, Resik berarti prinsip kerja tersebut meski tidak
membersihkan. Baik barang maupun diawasi oleh atasannya. Beberapa hal
lingkungan. Contoh keadaan yang yang menunjukkan bahwa seseorang
disebut sebagai Resik antara lain: sudah berada di level teratas dalam 5R
1. Tidak ada jaring laba-laba di ini adalah:
ruangan kerja 1. Membuang sampah pada tempatnya
2. Tidak ada coretan tidak perlu di 2. Tidak meludah disembarang tempat
pintu, hand pallet, atau rack 3. Memungut sampah yang berceceran
3. Forklift tidak berada dalam kondisi 4. Melaksanakan piket kebersihan
kotor, terutama akibat oli mesin tanpa dikomando
atau debu 5. Merapikan barang tanpa harus ada
Dengan melakukan R yang ketiga ini, perintah dari atasan
akan diperoleh beberapa keuntungan
seperti:

I Aeni Muharromah, Siswanto 483 Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir


TEKNOEKONOMI ISSN 1978-2918

TATA KERJA DAN TAHAPAN Pelaksanaan 5R Pusat Kemitraan


PENERAPAN 5 R Teknologi Nuklir

Dengan memprioritaskan 2 R yang Dengan membuat program


pertama yaitu R1 Resik dan R2 Rapi kegiatan yang dilaksanakan untuk satu
maka dibuatlah beberapa tahapan/ tahun diharapkan dapat terlaksana
metode sebagai berikut: sesuai agenda dan memudahkan
1. CATAT: Mencatat/ menginfenta- evaluasi dan tindakan yang akan
risir barang, alat, bahan, sarana dilakukan, dituangkan dalam
dan dokumen yang ada di ruang actionplan (lihat table-1).
kerja untuk di nilai statusnya Pelaksanaan dan penerapan budaya 5R
masih di pakai atau tak terpakai yang telah disepakati oleh seluruh
pada isian form table yang di buat unsur manajemen maka supaya lebih
di masing-masing penanggung optimal pelaksanaanya maka
jawab ruangan kerjanya, dibentuklah Komite GP-5R dan
2. LABEL : Menempelkan label selanjutnya berubah menjadi Tim 5R
(stiker) dengan tulisan yang terdiri dari perwakilan setiap
³7(53$.$,´ GDQ ³ 7$. Bidang/Bagian/Unit dengan rincian
7(53$.$,´ SDGD EDUDQJ DODW tugas sebagai berikut:
bahan, sarana dan dokumen yang - Membuat perencanaan pelak-
ada di ruang kerjanya di masing- sanaan penerapan Gerakan 5R
masing penanggung jawab unuk setiap tahapan dan langkah
ruangan kerja. pelaksanaan 5R di lingkungan
3. KELOMPOK: Mengelompokkan; pusat Kemitraan Teknologi Nuklir.
barang, alat, bahan, sarana dan - Melakukan pengawasan
dokumen yang sudah diberi label penerapan gerakan 5R kepada
³7$. 7(53$.$,´ \DQJ para pelaksana dan karyawan
kemudian di data pada form isian dilingkungan Pusat Kemitraan
table Barang Tak Terpakai. Teknologi Nuklir.
4. PENYIMPANAN: Menyimpan : - Mengadakan pertemuan satu
Kelompok barang, alat, bahan, bulan sekai untuk melakukan
sarana dan dokumen yang sudah koordinasi dengan bidang
GLEHUL ODEHO ³7$. 7(53$.$,´ /bagian/unit.
yang sudah terdata tersebut pada - Melakukan evaluasi terhadap hasil
pada tempat yang bukan pada area penerapan gerakan 5R untuk
ruangan atifitas kerja. setiap tahapan 5R dan
5. LAPOR : Membuat laporan permasalahan yang terjadi.
kepada Bagian Perlengkapan - Mengendalikan pencapaian
untuk dapat menerima barang, sasaran yang ditetapkan demi
alat, bahan, sarana dan dokumen terlaksananya perbaikan ber-
\DQJ VXGDK GLEHUL ODEHO ³7$. kelanjutan.
7(53$.$,´ GHQJDQ PHPEXDW - Membuat laporan hasil
Berita Acara Penyerahan Barang. pelaksanaan penerapan gerak-kan
5R kepada Kepala Pusat
Kemitraan Teknologi Nuklir

I Aeni Muharromah, Siswanto 484 Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir


TEKNOEKONOMI ISSN 1978-2918

I Aeni Muharromah, Siswanto 485 Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir


TEKNOEKONOMI ISSN 1978-2918

Implementasi pelaksananaa 5R di PKTN diawali dengan penerapan R1(Resik) dan


R2 (Rapi) yang merupakan prioritas kegiatan dengan hasil sebagai berikut (table-2)

DATA EVALUASI PENERAPAN GERAKAN 5 R GEDUNG 90


PUSAT KEMITRAAN TEKNOLOGI NUKLIR
UNTUK R 1 (Ringkas)
Area Nilai rata rata Catatan Tindak lanjut

No Bid/
Bag/ Lantai Ruang Sebelu Sesuda
Unit m h
5R 5R
1. PKNS Dasar - Kantor Pada area kerja sudah tertata ruang tempat
- Koridor 2,05 3,475 aktifitas kerja yang optimal (karena sudah di
- Dapur desain dengan baik)
- Tangga namum masih adanya temuan :
Darurat
(1) Adanya berkas yang masih teronggok di
ruangan dalam keadaan terikat.
(2) Belum semua sarana penempatan item
diberikan label pengelompokan untuk
memudahkan dalam rangka pencarian
itemnya.
(3) Look book pada sarana penyimpanan item
belum ada
(4) Di Koridor masih terdapat file cabinet yang
menyimpan arsip sehingga jalur evakuasi
terggangu (sudah dilakukan koordinasi
dengan Tim Akusisi dan Tim Akusisi Arsip
juga melakukan kegiatan nya dengan
pertelahaan Arsipnya, dengan
memindahkan sebagian filing cabinet yang
kosong keluar gedung)
(5) Di dalam dapur masih belum tertata ruang
yang baik karena masih ada beberapa
lemari yang menyimpan barang maupun
dokumen sehingga dapur terkesan sempit
tidak nyaman.
2. UPN Satu - Kantor Pada area kerja ini pada prinsipnya sudah
- Koridor 2,225 3,6 tertata dengan baik namun masih adanya
- Dapur temuan seperti :
- Tangga (1) Adanya barang pribadi yang masih
Dua Darurat tersimpan di ruang kerja
BSS (2) Belum semua sarana penyimpanan item
mempunyai look book
(3) Peralatan damkar khususnya Apar
penempatannya belum sesuai dengan
fungsunya
(4) Adanya meja dan miniatur Incenerator
(contoh pembakaran sampah) yang
tersimpan di depan pintu kaca samping
koperasi dalam gedung 90
(5) Pada rak laporan UPN belum tertata secara
maksimal
3. KEMIT Dua - Kantor 2,75 3,425 - Pada area kerja umumnya sudah tertib dan
RAAN - Koridor tertata namun masih adanya temuan :
- Dapur (1) Label pengelompokan item belum ada

I Aeni Muharromah, Siswanto 486 Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir


TEKNOEKONOMI ISSN 1978-2918

- Tangga (2) Barang pribadi yang masih ada diruangan


Darurat (3) Pada ruang rapat Kemitraan belum tertata
pengaturannya
(4) Pada lorong ke toilet kanan gedung masih
terdapat filling cabinet dan meja komputer
yang sudah tidak digunakan lagi (bekas)

4. PHL Tiga - Kantor 2,275 3,425 - Di area kerja sudah tertata dan rapi tetapi
- Koridor ada juga yang di temukan :
- Dapur (1) Belum terlabelnua kelompok pada sarana
- Tangga penyimpanan item
Darurat (2) Adanya barang yang dalam kondisi rusak
terletak di dalam ruang kerja
(3) Barang pribadi yang tersimpan di area kerja
(4) Belum adanya look book pada rak
perpustakaan
(5) Keberadaan filling cabinet yang masih
terdapat di lorong koridor jalur evakuasi

5. UJM Empat - Kantor 2,275 3,625 - Pada area kerja penataan dan penempatan
- Koridor barang maupun dokumen sudah baik tapi
- Dapur adanya temuan :
- Tangga (1) Barang pribadi yang terdapat di ruang
Darurat kerja
(2) Pelabelan kelompok yang belum semua
disarana penyimpanan item
(3) Adanya barang yang tidak berfungsi di
tempelkan pada dinding sebanyak 2 buah
yaitu jam dinding
(4) Look book pada Lemari dokumen belum
semua ada
6. TATA Empat - Kantor 2,215 3,4 - Di Area kerja penataan ruang dan penempatan
USAH - Koridor barang tertib tetapi adannya temuan :
A - Dapur (1) Pada filing cabinet belum mencantumkan
- Tangga look book
Darurat (2) Pelabelan kelompok item di sarana
penyimpanan item belum ada

(3) Masih adanya barang pribadi yang


tersimpan di ruang kerja
(4) Pada ruang rapat Ka. PKTN penempatan
kabel instalasi untuk koneksi komputer
belum tertata dengan rapi.
KETERANGAN :
Kriteria Penilaian Nilai
Sangat kurang 1
Kurang 2
Cukup 3
Baik 4
Sangat baik 5

PEMBAHASAN MASALAH dilaksanakan berdasarkan notulesi


Tim 5R adalah:
Hasil evaluasi beberapa Kegiatan Gerakan Pelaksanaan
kegiatan yang telah dilaksanakan 5R (Ringkas. Rapi, Resik, Rawat dan
dalam penerapan R1 dan R2 di PKTN Rajin) sejalan dengan
dan tindak lanjut yang harus perkembanganya istilah tersebut

I Aeni Muharromah, Siswanto 487 Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir


TEKNOEKONOMI ISSN 1978-2918

dinamakan dengan Budaya kerja 5R evaluasi keterangan dari isian form


yang diterapkan sudah berjalan sejak tersebut
bulan April s/d Desember 2012 di - Membahas slogan 5 R yang sudah
PKTN diharapkan dapat memotifasi di usulkan dari atasan perwakilan
pembentukan sikap dan budaya kerja Tim 5 R
untuk menigkatkan produktivitas dan Hasil diskusi Tim menyimpulkan
kualitas produk yang dihasilkan beberapa poin sebagai berikut:
melalui penataan tempat kerja yang - Pembahasan mengenai sarana filling
bersih rapi, aman dan nyaman. cabinet yang masih berada di
Tahapan-tahapan kegiatan lorong lorong depan ruang di
pelaksanaan Budaya Kerja 5R yang gedung 90, yang masih menyimpan
sudah di laksanakan antara lain : dokumen arsip sudah di
a) Kegiatan Identifikasi kondisi koordinasikan dengan tim Arsiparis
awal sebelum diterapkannya G5R yang nantinya tim arsiparis
diataranya adalah pengambilan menindaklanjuti dengan kegiatan
dokumentasi / foto ruangan Jadual Retensi Arsipnya
disetiap lantai, identifikasi - Barang-barang yang status fungsi
ruangan, alat, barang, sarana yang atau pemiliknya belum di data yang
tak terpakai dan yang terpakai. terdapat di lorong-lorong di
b) Implementasi R1 (Ringkas) inventarisir kemudian di berikan
Pemilahan semua item menjadi Label.
tak terpakai dan terpakai (teknis - Meminta Ka. Bid. PKNS yang
pelaksanaannya dengan dalam hal ini Ka. Subbid PKNS
melabelkan setiap item dengan untuk dapat memberikan photo copi
kategori (Terpakai dan Tak kontrak dari pekerjaan Cleaning
Terpakai) Sebagian item yang Service.
sudah di kategorikan tak terpakai - Tim 5 R diberikan kewenangan
di serahkan kepada Bag. untuk mengontrol kebersihan dan
Perlengkapan. area sekitar lantai yang diwakilinya
- Tim 5 R membuat jadual kontrol
Tindak lanjut Hasil Beberapa kegiatan di setiap lantai yang
Temuan di Evaluasi R1 & R2 diwakilinya
Setelah dilakukannya inspeksi
Pembahasan kegiatan penerapan penerapan R 1 pada tanggal 8 Mei
Budaya 5R di minggu ke 1 dan ke 2 2012 disetiap ruang Bag/ Bid/ Unit
bulam Mei 2012 yang ada di gedung 90 PKTN yang
kemudian juga sudah dikirimkannya
laporan hasil inspeksi tersebut dengan
Tim telah melaksanakan tahapan hasil penilaian ke masing ± masing
kegiatan yang sudah di schedule kan Bag/ Bid/ Unit pada tanggal 1 Juni
yaitu : 2012, dengan hasil beberapa temuan
- Mengambil gambar/ photo yang menjadikan point bahan untuk
ruangan, area dan barang yang ada melakukan tahapan proses penerapan
di setiap lantai pada ruangan kerja Budaya Kerja 5R pada Tahap R2
- Memberikan form isian pada (Rapi) .
penanggung jawab ruangan atau Menyikapi hasil beberapa temuan
area kerja disetiap bidang, unit tersebut maka Tim 5R melihat
kerja di PKTN yang nantinya tim kendala±kendala permasalahannya
perwakilan setiap lantai akan dengan mencari solusi pemecahannya
antara lain :
I Aeni Muharromah, Siswanto 488 Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir
TEKNOEKONOMI ISSN 1978-2918

a) Ditemukannya barang pribadi untuk mengganti nama ruang


yang masih tersimpan diruang tersebut menjadi gudang.
kerja.
b) Belum semua sarana penempatan Upaya Keberlangsungan
item yang diberikan label. Penerapan Budaya 5R
c) Look Book pada sarana
penempatan item sebagian yang Kegiatan yang berupaya untuk tetap
belum ada. menghidupkan Budaya 5R sangatlah
d) Keberadaan barang-barang yang penting mengingat menciptakan
sudah tak terpakai tersimpan / budaya kerja harus dilakukan secara
teronggok bukan pada tempatnya. terus menerus dan didukung oleh
e) Keberadaan filling cabinet yang seluruh manajemen dan karyawan.
masih berada dilorong jalur Mengubah budaya kerja tidaklah
evakuasi. semudah membalikkan telapak tangan.
f) Status dapur pada lantai dasar Butuh komitmen, ketelatenan,
yang berubah fungsi. keteladanan dan semangat. Beberapa
point di bawah ini adalah hal-hal yang
Solusi untuk menutup temuan adalah : disarankan untuk dilakukan untuk
terwujudnya budaya 5R, diantaranya
a) Untuk menyimpan barang adalah:
pribadi tersebut bisa ditempat
pada tempat yang tidak terlihat. 1. Untuk mendukung
b) Untuk melabelkan sarana pelaksanaan 5R, pihak owner
penempatan item di masing dan top management harus
masing perwaklian dari Tim giat untuk menggalakkan
G5R. budaya ini. Segalanya harus
c) Pembuatan look book pada dimulai dari atas. Tanpa
sarana penempatan item dukungan dari yang diatas, hal
penempatan item di masing ini akan sulit dilakukan.
masing perwaklian dari Tim 5R. 2. Melakukan kampanye 5R
d) Membuat surat dinas kepada dengan memasang slogan dan
pemilik barang tesebut untuk di poster terkait 5R.
ambil karena keberadaan barang 3. Breakdown tiap bagian / tim
tersebut dapat berpotensi dalam organisasi untuk
kerawanan keselamatan kerja. membuat pola kerja terkait 5R
e) Koordinasi dengan Tim Akusisi 4. Memantau pelaksanaan
Arsiparis untuk menangani program kerja masing-masing
dokumen-dokumen yang ada di bagian yang telah dibuat.
dalam filling cabinet ( dimana 5. Jika perlu, adakan kompetisi
tim Akuisisi sudah melakukan 5R antar bidang/bagian/unit
kegiatan secara bertahap mulai dalam organisasi bahkan untuk
dari lantai dasar menangani merangsang bisa diberikan
filing cabinet tersebut). bonus atau hadiah.
f) Menyarankan kepada Bid. PKNS

I Aeni Muharromah, Siswanto 489 Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir


TEKNOEKONOMI ISSN 1978-2918

SIMPULAN

Dari uraian singkat diatas dapat Hasil penilaian setelah


disimpulkan secara umum bahwa 5R dilakukan dan diterapkan Budaya 5R
akan memberikan dampak besar pada di PKTN diperoleh penilaian bahwa
instansi dalam hal ini PKTN sebagai hasil nilai skor bertambah lebih baik
peningkatan image institusi dan dan didapatlah skor nilai 3,625 untuk
peningkatan sense of belonging Unit Jaminan Mutu tertinggi disusul
karyawan (empati merasa memiliki) dengan bidang PKNS dengan skor
yang akan memberikan dampak baik 3,475 dan bidang PHL, Kemitraan
bagi peningkatan kinerja dan dengan skor 4,425 (tabel 2)
performa kinerja individu atau
kelompok. Bila pelaksanaannya sudah DAFTAR PUSTAKA
benar-benar diterapkan maka efisiensi
akan tercapai dan ini merupakan 1. Paulus A Setiawan, Penerapan 5S
landasan mencapai nilai tambah bagi di Tempat Kerja- Pendekatan
institusi. Langkah-langkah Praktis, Jakarta,
R1 (Ringkas) dan R2 (Rapi) 1995. PHP Institute
telah dilaksanakan, dari evaluasi dapat 2. 5R Suatu Budaya Kerja
disimpulkan bahwa pelaksanaan 3. SOP.No.071/0T0102/PKTN /2012
pemantau gerakan 5R bukan sekedar
tanggung jawab anggota Tim atau top
menajemen, pelaksanaan keseharian
perlu terus ditingkatkan di setiap lini
di lingkungan masing-masing.
Meskipun 5R adalah hal yang
sangat sederhana, janganlah hal ini di
abaikan. Setiap usaha mengangkat
produktivitas selalu terkait dengan
sumber daya manusia dan
pembenahan sumber daya manusia
harus di cerminkan pada pembenahan
pola pikir mereka. 5R merupakan cara
yang sangat praktis dalam melakukan
pembenahan pola pikir banyak orang
di perusahaan atau instansi.
Implementasi Gerakan
Pelaksanaan Budaya 5R di
lingkungan PKTN harus terus
digalakkan dan di benahi, terus
disosialisasikan dan terus dibina
keteladanannya dari top manajemen.

I Aeni Muharromah, Siswanto 490 Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir

Anda mungkin juga menyukai