Anda di halaman 1dari 6

A.

PENDAHULUAN

      Budaya Kerja 5R terdiri dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin merupakan
konsep yang diadopsi dari manajemen Jepang, yang lebih banyakdiaplikasikan pada
bidang industri. Dalam sejarahnya, industri Jepang dianggapsebagai ancaman yang
demikian besar bagi industri di berbagai negara.

      Sesunggguhnya industri Jepang tidak banyak memiliki keunggulan yangkomparatif.


Jepang tidak cukup memiliki kekayaaan yang yang dapatdibanggakan, kecuali sumberdaya
manusia yang berkualitas. Dalam indusriJepang, menurut Osada hubungan kerjanya paling
harmonis, karenakaryawannya menyadari pentingnya mencari cara mengerjakan segala
sesuatudengan lebih baik supaya pekerjaan mereka lebih mudah, hasilnya lebih baik
dankehidupan mereka lebih menyenangkan.[1]

      Internalisasi Budaya Kerja 5R merupakan salah satu perhatian Direktur Jendral Badan
Peradilan Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia. Hal ini dapat dilhat dari Surat
Dirjen Badilag nomor 0618/DJA/PS.00/II/2019 tentang Hasil Inspeksi Mendadak yang
salah satu temuannya mengharapkan optimalisasi peaksanaan 5R dan 3S oleh seluruh
aparatur pengadilan.

      Panitera Pengganti sebagai salah satu aparatur pengadilan dalam kaitannya dengan
persiapan persidangan bertanggung jawab atas kesiapan ruang sidang dan berkas perkara.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Panitera Pengganti diharapkan memperhatikan surat
Dirjen Badilag tersebut dan dapat melaksanakan tanggungjawab tersebut dengan
menerapkan Budaya kerja 5R.

B.PERMASALAHAN

      Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang diteliti pada paper ini adalah sebagai
berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Budaya Kerja 5R?


2. Bagaimanakah implementasi Budaya Kerja 5R dalam persiapan persidangan di
Pengadilan Agama Purwodadi?

C. PEMBAHASAN

1. Tinjauan Umum tentang Budaya Kerja 5R


2. Definisi Budaya Kerja 5R

      5R adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang
berasal dari Jepang yang dikenal dengan 5S yang digunakan oleh manajemen dalam usaha
memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatan kinerja
perusahaan secara menyeluruh.Penamaannya berbeda-beda, Di Jepang menggunakan
istilah 5S, sedangkan di Amerika dan Eropa dikenal dengan 5C.[2]

Tabel I
Ragam Penggunaan Istilah 5R

       Menurut Takashi Osada manajemen 5Radalah prinsip manajemen yang


merupakanbarometer yang dapat menunjukan bagaimanaperusahaan dikelola dan
merupakantolak ukur bagaimana partisipasi para pekerjasecara total. Manajemen 5R
merupakanprototype program partisipasi totalitaspekerja dan perusahaan. Takashi osada
jugamengaskan bahwa manajemen 5R adalahmanajemen yang beroperasi dalam
prinsipperbuatan lebih meyakinkan dari pada hanyakata-kata.[3]

       Meskipun pengendalian mutu terpadu merupakan dasar, namun langkahpertama dalam


manajemen adalah gerakan 5R. Hiranobahkan berpendapat bahwa sebelum menerapkan
konsep-konsep seperti Just in Time, Total Productive Maintenance, Total Quality
Management, ISO 9000, Quality Control Circle dan lain-lain, maka sebaiknya ditanamkan
terlebih dahulu budaya 5S.[4]

1. Unsur - unsur Budaya Kerja 5R

Budaya Kerja 5R terdiri dari:

 Ringkas, 整 理 (seiri), merupakan kegiatan menyingkirkan barang-barang yang


tidak diperlukan sehingga segala barang yang ada di lokasi kerja hanya barang
yang benar-benar dibutuhkan dalam aktivitas kerja.[5]
 Rapi,整頓(seiton),berarti menyimpan barang yang tepat ataudalam tata letak yang
benar sehingga dapat dipergunakan dalam keadaanmendadak. Ini merupakan cara
untuk menghilangkan prosespencarian. Hal ini dirancang untuk membantu dalam
menemukan segala sesuatuyang diperlukan tanpa kehilangan banyak waktu untuk
mencari danmembongkar.[6]
 Resik,清楚(seiso), merupakan kegiatan membersihkan peralatan dan daerah kerja
sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga dalam kondisi yang baik.Secara
konkrit, langkah ini berupa membuang sampah,kotoran dan benda-benda asing
serta membersihkan segala sesuatu. Meskipunlangkah ini sederhana, namun
menjadi sangat penting, terutama ketika kotoran dilingkungan kerja justru pada
akhirnya menjadi sumber kesalahan kerja.[7]
 Rawat,清潔(seiketsu),berarti pemantapan terus-menerus dan secara berulang-ulang
memelihara tiga prinsip sebelumnya yaitu: ringkas/pemilahan, rapi/penataan, dan
resik/pembersihannya. Dengan demikian,langkah ini merupakan upaya untuk
memelihara langkah-langkah yang sudahdilakukan sebelumnya.[8]
 Rajin, 躾 け (shitsuke),berarti pelatihan dan kemampuan untuk pembiasaan
melakukan apa yangingin dilakukan meskipun itu sulit dilakukan. Dalam hal ini
perlu ditanamkan semangat untuk melakukan sesuatu dengan cara yang benar.
Penekanannya adalah dengan menciptakan kebiasaan dan perilaku yang baik, yaitu
dengan mengajarkan kepada setiap orang sebagai anggota organisasi untuk
melaksanakan dan mematuhi peraturan. Langkah kelima ini merupakan langkah
pendukung langkah pemantapan. Aturan-aturan perlu dibuat dalam upaya
pemeliharaan.[9]

1. Keunggulan Budaya Kerja 5R

Manajemen 5R merupakan konsep mendasar dalam pengelolaanlingkungan kerja. Adapun


keunggulan dari manajemen 5R adalah sebagaiberikut:

 Adanya penyempurnaan yang berkesinambungan (kaizen).


 Penerapan 5R seringkali menjadi barometer manajemen.
 Keberhasilan 5R memiliki daya jual bagi organisasi.
 5R sebagai media perubahan perilaku manusia.
 Menanamkan perilaku tanggung jawab individual.
 5R sebagai falsafah dan budaya manajemen.
 5R sebagai sasaran utama produktivitas.[10]

2. Implementasi Budaya Kerja 5R dalam persiapan persidangan di Pengadilan Agama


Purwodadi

       Persiapan persidangan di Pengadilan Agama Purwodadi berdasarkan SOP/AP/17


merupakan tanggung jawab Panitera Pengganti. Kegiatan persiapan persidangan meliputi
persiapan ruang sidang dan persiapan berkas perkara. Implementasi budaya kerja 5R
dalam pelaksanaan persiapan ruang sidang dan persiapan berkas perkara.adalah sebagai
berikut:

1. Persiapan Ruang Sidang

 Penerapan ringkas dalam persiapan ruang sidang adalah dengan cara memastikan
intrumen yang berada di ruang sidang merupakan instrumen yang diperlukan antara
lain sebagai berikut:

a. Palu sidang.

b. Meja persidangan berkain hijau dengan penataan yang benar, 1 papan nama Hakim
Ketua, 2 papan nama Hakim Anggota, dan 1 papan nama Panitera Pengganti.

c. 1 unitkomputer.

d. Kursidengan ketentuan sebagai berikut:

1) 3 Kursi Hakim.

2) 1 Kursi Panitera Pengganti.

3) Kursi para Pihak disesuaikan dengan jumlah pihak.


e. Bendera dan lambang negara.

f. Kitab suci.

g. Kertas sumpah hakim

h. Jam dinding.

i. Instrumen amar putusan.

 Penerapan rapi dalam persiapan ruang sidang dilaksanakan dengan menata


instrumen sidang sesuai dengan tata letak,kegunaannya. Instrumen amar putusan
perlu ditata sesuai intensitas penggunaannya. Hal ini dilaksanakan agar pekerjaan
menjadi lebih cepat dan efisien.
 Penerapan resik dalam persiapan ruang sidang adalah dengan memastikan
kebersihan ruang dan peralatan sidang baik ketika akan digunakan maupun setelah
digunakan. Hal ini dilakukan agar menciptakan suasana yang lebih baik dan
menghindari kemungkinan kesalahan kerja dikarenakan instrumen sidang yang
tidak bersih.
 Penerapan rawat dalam persiapan ruang sidang dilaksanakan dengan menjaga
pembiasaan penerapan budaya ringkas, rapi, dan resik agar ruang sidang tetap pada
performa terbaiknya.
 Penerapan rajin dalam persiapan ruang sidang dilaksanakan dengan membangun
disiplin PP sebagai penanggungjawab persiapan persidangan untuk mengawasi
petugas sidang sebagai pelaksana persiapan persidangan agar budaya kerja ringkas,
rapi, dan resik dalam persiapan ruang sidang tetap terjaga.

2. Persiapan berkas perkara

 Berkas perkara

1. Penerapan ringkas dalam persiapan berkas perkara dilaksanakan dengan memilah


berkas dalam berkas perkara. Berkas yang tidak diperlukan diletakkan di bagian
belakang Map berkas perkara, sementara berkas yang masih digunakan disusun
secara kronologis.
2. Penerapan rapi dalam persiapan berkas perkara dilaksanakan dengan
mengelompokkan berkas berdasarkan tanggal sidang dan status perkara.
3. Penerapan resik dalam persiapan berkas perkara dilaksanakan dengan menjaga
kebersihan berkas perkara dan tempat penyimpanannya guna menghindari
kerusakan berkas perkara.
4. Penerapan rawat dalam persiapan berkas perkara dilaksanakan dengan
melaksanakan perilaku ringkas, rapi, dan resik dalam persiapan berkas perkara
secara berulang-ulang.
5. Penerapan rajin dalam persiapan berkas perkara dilaksanakan dengan disiplin
melaksanakan sikap ringkas, rawat, dan resik dalam setiap persiapan berkas
perkara.

 Berkas elektronik
1. Penerapan ringkas dalam pengelolaan berkas elektronik dengan memilah data yang
masih digunakan dan menghapus data yang sudah tidak digunakan lagi.
2. Penerapan rapi dalam pengelolaan berkas elektronik dilaksanakan dengan
mengelompokkan berkas berdasarkan klasifikasinya sehingga memudahkan dalam
pencarian data tersebut ketika dibutuhkan.
3. Penerapan resik dalam pengelolaan berkas elektronik dilaksanakan dengan
menjaga kebersihan peralatan elektronik baik hardware maupun softwre.
4. Penerapan rawat dalam pengelolaan berkas elektronik dilaksanakan dengan
melaksanakan perilaku ringkas, rapi, dan resik dalam pengelolaan berkas elektronik
secara berulang-ulang.
5. Penerapan rajin dalam pengelolaan berkas elektronik dilaksanakan dengan disiplin
melaksanakan sikap ringkas, rawat, dan resik dalam setiap pengelolaan berkas
elektronik.

       Pengadilan Agama Purwodadi dalam rangka pelaksanaan budaya 5R dalam persiapan


persidangan telah melaksanakan upaya sebagai berikut:

1. Panitera PA Purwodadi telah membuat SOP/AP/17 tentang kegiatan persiapan


persidangan guna menjaga pelaksanaan kegiatan persiapan persidangan
dilaksanakan dengan Ringkas, Rapi, dan Resik.
2. Penguatan disiplin dalam hal penerapan Budaya Kerja 5R di Pengadilan Agama
Purwodadi kurang optimal karena kurangnya pengawasan.

D. PENUTUPAN

     1. Kesimpulan

       Adapun kesimpulan dari pembahasan iniadalah sebagai berikut:

1. Budaya Kerja 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) merupakan suatu
metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang berasal dari
Jepang yang dikenal dengan 5S yang digunakan oleh manajemen dalam usaha
memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatan
kinerja perusahaan secara menyeluruh.
2. Implementasi Budaya Kerja 5R dalam Persiapan Persidangandi Pengadilan Agama
Purwodadi belum dilaksanakan dengan optimal karena kurangnya penguatan nilai-
nilai 5R kepada aparatur Pengadilan Agama Purwodadi.

    2. Saran

1. Perlu adanya bahan peraga pelaksanaan Budaya Kerja 5R di ruang kerja Pegawai
Pengadilan Agama Purwodadi.
2. Perlu adanya penguatan Pengawasan dalam pelaksanaan budaya kerja 5R.

 
DAFTAR RUJUKAN

Hirano, Hiroyuki, Penerapan 5S di Tempat Kerja: Pendekatan Langkah-langkah Praktis


(terjemahan), Jakarta: PQM Consultants, 1996.

Imai, Masaaki, Genba Kaizen: Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah Pada
Manajemen. Jakarta: Pustaka Brinaman Pressindo, 1998.

Kusmaryani, Rosita Endang, MANAJEMEN 5S DALAM KINERJA LEMBAGA


PENDIDIKAN, Semarang: Jurnal Dinamika Pendidikan UNNES No. 2/Th.
XV/September, 2008.

Osada, Takashi, Sikap Kerja 5S, Jakarta: PPM, 2011.

[1]Takashi Osada,Sikap Kerja5S,(Jakarta: PPM, 2011), hal. 1.

[2]Masaaki Imai,Genba Kaizen: Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah Pada


Manajemen. (Jakarta: Pustaka Brinaman Pressindo, 1998).

[3]Takashi Osada,Sikap Kerja5S,hal. 21.

[4] Hiroyuki Hirano, Penerapan 5S di Tempat Kerja: Pendekatan Langkah-langkah


Praktis(terjemahan), (Jakarta: PQM Consultants, 1996), hal. 9.

[5]Takashi Osada,Sikap Kerja5S, hal. 24.

[6]Takashi Osada,Sikap Kerja 5S, hal. 25.

[7]Takashi Osada,Sikap Kerja 5S, hal. 27.

[8]Takashi Osada,Sikap Kerja 5S, hal. 29.

[9]Takashi Osada,Sikap Kerja 5S, hal. 27.

[10]Rosita Endang Kusmaryani, MANAJEMEN 5S DALAM KINERJA LEMBAGA


PENDIDIKAN, (Semarang: Jurnal Dinamika Pendidikan UNNES No. 2/Th.
XV/September, 2008), hal. 7.

Anda mungkin juga menyukai