Laporan 5R
Laporan 5R
PENDAHULUAN
Budaya Kerja 5R terdiri dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin merupakan
konsep yang diadopsi dari manajemen Jepang, yang lebih banyakdiaplikasikan pada
bidang industri. Dalam sejarahnya, industri Jepang dianggapsebagai ancaman yang
demikian besar bagi industri di berbagai negara.
Internalisasi Budaya Kerja 5R merupakan salah satu perhatian Direktur Jendral Badan
Peradilan Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia. Hal ini dapat dilhat dari Surat
Dirjen Badilag nomor 0618/DJA/PS.00/II/2019 tentang Hasil Inspeksi Mendadak yang
salah satu temuannya mengharapkan optimalisasi peaksanaan 5R dan 3S oleh seluruh
aparatur pengadilan.
Panitera Pengganti sebagai salah satu aparatur pengadilan dalam kaitannya dengan
persiapan persidangan bertanggung jawab atas kesiapan ruang sidang dan berkas perkara.
Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Panitera Pengganti diharapkan memperhatikan surat
Dirjen Badilag tersebut dan dapat melaksanakan tanggungjawab tersebut dengan
menerapkan Budaya kerja 5R.
B.PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang diteliti pada paper ini adalah sebagai
berikut:
C. PEMBAHASAN
5R adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang
berasal dari Jepang yang dikenal dengan 5S yang digunakan oleh manajemen dalam usaha
memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatan kinerja
perusahaan secara menyeluruh.Penamaannya berbeda-beda, Di Jepang menggunakan
istilah 5S, sedangkan di Amerika dan Eropa dikenal dengan 5C.[2]
Tabel I
Ragam Penggunaan Istilah 5R
Penerapan ringkas dalam persiapan ruang sidang adalah dengan cara memastikan
intrumen yang berada di ruang sidang merupakan instrumen yang diperlukan antara
lain sebagai berikut:
a. Palu sidang.
b. Meja persidangan berkain hijau dengan penataan yang benar, 1 papan nama Hakim
Ketua, 2 papan nama Hakim Anggota, dan 1 papan nama Panitera Pengganti.
c. 1 unitkomputer.
1) 3 Kursi Hakim.
f. Kitab suci.
h. Jam dinding.
Berkas perkara
Berkas elektronik
1. Penerapan ringkas dalam pengelolaan berkas elektronik dengan memilah data yang
masih digunakan dan menghapus data yang sudah tidak digunakan lagi.
2. Penerapan rapi dalam pengelolaan berkas elektronik dilaksanakan dengan
mengelompokkan berkas berdasarkan klasifikasinya sehingga memudahkan dalam
pencarian data tersebut ketika dibutuhkan.
3. Penerapan resik dalam pengelolaan berkas elektronik dilaksanakan dengan
menjaga kebersihan peralatan elektronik baik hardware maupun softwre.
4. Penerapan rawat dalam pengelolaan berkas elektronik dilaksanakan dengan
melaksanakan perilaku ringkas, rapi, dan resik dalam pengelolaan berkas elektronik
secara berulang-ulang.
5. Penerapan rajin dalam pengelolaan berkas elektronik dilaksanakan dengan disiplin
melaksanakan sikap ringkas, rawat, dan resik dalam setiap pengelolaan berkas
elektronik.
D. PENUTUPAN
1. Kesimpulan
1. Budaya Kerja 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) merupakan suatu
metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang berasal dari
Jepang yang dikenal dengan 5S yang digunakan oleh manajemen dalam usaha
memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatan
kinerja perusahaan secara menyeluruh.
2. Implementasi Budaya Kerja 5R dalam Persiapan Persidangandi Pengadilan Agama
Purwodadi belum dilaksanakan dengan optimal karena kurangnya penguatan nilai-
nilai 5R kepada aparatur Pengadilan Agama Purwodadi.
2. Saran
1. Perlu adanya bahan peraga pelaksanaan Budaya Kerja 5R di ruang kerja Pegawai
Pengadilan Agama Purwodadi.
2. Perlu adanya penguatan Pengawasan dalam pelaksanaan budaya kerja 5R.
DAFTAR RUJUKAN
Imai, Masaaki, Genba Kaizen: Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah Pada
Manajemen. Jakarta: Pustaka Brinaman Pressindo, 1998.