Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK BCA SYARIAH

PERIODE 2017 – 2019 MENGGUNAKAN METODE RGEC DAN CAMEL

Alifiah Nandya1, Miftahul Janah2, Ibrahim3


anandyap12@gmail.com, miftahuljnh184@gmail.com, Ibrohimboim55@gmail.com

Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jakarta

ABSTRACT

This study aims to determine the Comparison of Health Analysis at BCA Syariah Banks for the 2017 - 2019
Period using the RGEC Method and CAMEL Method. This research was conducted through a descriptive
approach. The data used in this study are secondary data. Secondary data is in the form of scientific
publications and financial reports of Bank BCA Syariah for the period 2017 - 2019, which describe the
calculation of risk management and operational management of a bank. Data collection was carried out
through literature review. The literature used is in the form of scientific journals, theses, and financial
reports of Bank BCA Syariah for the period 2017 - 2019. The results show that BCA Syariah Bank 2017 -
2019 is categorized as Healthy, both analyzed using the RGEC method and CAMEL method. The RGEC
method is considered by the author to be better in complexity for assessing banking health.
Keywords: Bca Syariah, CAMEL, Level of Health Bank, RGEC, Risk Profile

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbandingan Analisis Kesehatan Pada Bank BCA Syariah
Periode 2017 – 2019 dengan menggunakan Metode RGEC dan Metode CAMEL. Penelitian ini dilakukan
melalui pendekatan deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data
sekunder berupa terbitan ilmiah dan laporan keuangan Bank BCA Syariah periode 2017 – 2019, yang
mendeskripsikan perhitungan manajemen risiko serta manajemen operasional suatu perbankan.
Pengumpulan data dilakukan melalui kajian literatur. Literatur yang digunakan berupa jurnal ilmiah, skripsi,
serta laporan keuangan Bank BCA Syariah periode 2017 – 2019. Hasil penelitian menunjukkan Bank BCA
Syariah periode 2017 – 2019 terkategori Sehat, baik di analisis dengan menggunakan metode RGEC
maupun metode CAMEL. Adapun metode RGEC dinilai oleh penulis lebih baik secara yang kompleksitas
untuk penilaian kesehatan perbankan.
Kata Kunci: Bca Syariah, CAMEL, Kesehatan Bank, Profil Risiko, RGEC
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Lembaga keuangan salah satu yang terkenal yaitu bank. Penilaian Kesehatan adalah salah
satu kewajiban yang harus dilakukan bank, bank harus selalu dinilai kesehatannya agar baik dalam
menjalankan operasional yang ada pada pada bank tetap lancer dan nasabah tetap percaya pada bank
tersebut. Dalam penilaiannya Bank Indonesia telah mengeluarkan peraturan tentang penilaian Kesehatan
bank baik Bank Konvensional maupun Bank Syariah.

Pada peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 metode analisis yang digunakan untuk menilai
kinerja keuangan suatu bank dikenal dengan metode RGEC dan CAMEL. (Ekonomi & Diponegoro, 2015)
Pada metode CAMEL ini meliputi Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity yang dinilai dengan
analisis rasio pada laporan keuangan bank yang dipublikasikan. Sedangkan pada metode RGEC meliputi
Risk Profile, Good Coorporate Governance, Earning, dan Capital.

(Han & goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, 2019) Penilaian pada tingkat kesehatan bank
dengan metode RGEC telah ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/PBI/2011 tentang
penilaian tingkat kesehatan bank umum. Dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8/POJK.03/2014 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum syariah
dan unit usaha syariah. Peraturan tersebut dikeluarkan untuk mengetahui kesehatan pada setiap bank.
Penilaian yang dilakukan untuk melihat apakah bank tersebut dalam kondisi yang sangat sehat, sehat, cukup
sehat, kurang sehat, atau tidak sehat.

Analisis Kesehatan ini dapat dilihat dari laporan keuangan pada bank, analisis laporan keuangan
yang dilakukan yaitu pada rasio keuangan dengan membandingkan satu pos pada laporan dengan pos
lainnya. Analisis ini dapat mencerminkan seberapa baik kinerja suatu bank.

Dalam menentukan penilaian tingkat kesehatan bank tersebut dilakukan dengan hasil akhir peringkat
komposit (PK) yang terdiri dari 5 peringkat yaitu: PK-1 mencerminkan bahwa kondisi bank secara umum
sangat sehat, PK-2 mencerminkan kondisi bank secara umum sehat, PK-3 mencerminkan kondisi bank
secara umum cukup sehat, PK-4 mencerminkan kondisi bank secara umum kurang sehat, dan PK-5
mencerminkan bahwa kondisi bank secara umum tidak sehat.

Dari latar belakang tersebut pentingnya melakukan penilaian tingkat Kesehatan pada bank, dimana
dalam mini riset yang dilakukan untuk mengetahui penilaian tingkat kesehatan Bank BCA Syariah yang
dilakukan dengan metode RGEC dan CAMEL periode 2017 – 2019.

B. Tujuan Penelitian

Untuk melihat perbandingan tingkat kesehatan pada bank BCA syariah periode 2017 – 2019 dengan
metode RGEC dan CAMEL.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah Bank BCA Syariah pada tahun 2017-2019. Variabel yang digunakan
pada penelitian ini adalah RGEC dan CAMEL. Di dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011
Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum menjelaskan bahwa bank umum diwajibkan untuk
melakukan penilaian sendiri (self assessment) tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan
risiko (Risk-Based Bank Rating/RBBR) baik secara individual maupun secara konsolidasi menggunakan
metode RGEC meliputi beberapa faktor sebagai berikut: Profil Risiko (Risk Profile), Good Corporate
Governance (GCG), Rentabilitas (Earnings), dan Permodalan (Capital) untuk menghasilkan Peringkat
Komposit Tingkat Kesehatan Bank. Sedangkan metode CAMEL ini meliputi beberapa faktor yaitu: Capital
(permodalan), Asset Quality (kualitas aset), Management (manajemen), Earnings (rentabilitas) dan Liquidity
(likuiditas).

Metode CAMEL

1. Capital (permodalan)
Capital Adequency Ratio atau bisa disebut CAR adalah perbandingan antara jumlah modal dengan
Aktiva Tertimbang Menurut Ratio (ATMR).
2. Asset Quality (kualitas aset)
Menggunakan rasio NPA (Non Performing Asset), untuk menunjukkan kemampuan manajemen
bank dalam mengelola aktiva produktif bermasalah terhadap total aktiva produktif.
3. Management (manajemen)
Manajemen dinilai atas kepatuhan bank terhadap ketentuan Posisi Devisa Neto (PDN), yaitu selisih
antara aktiva dan kewajiban dalam setiap mata uang asing yang semuanya dinyatakan dalam Rupiah
setelah memperhitungkan rekening administratif. Besarnya PDN yang ditetapkan setinggi-tingginya
adalah 20% dari modal
4. Earning (rentabilitas)
a) Return On Asset (ROA)
Digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan
secara keseluruhan.
b) Return On Equity (ROE)
Digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan
dengan pembayaran dividen.
c) Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Digunakan untuk mengukur (earning), dan tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasinya.
5. Liquidity (likuiditas)
Menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau rasio kredit terhadap deposit, digunakan
untuk menilai kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh
deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

Metode RGEC

1. Risk Profile (Profil Risiko)


a) Risiko Kredit
(Savira & Suharsono, 2013) Risiko kredit adalah risiko yang muncul dari kegagalan
nasabah atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank atas dasar perjanjian yang
telah disepakati. Risiko kredit dapat mengalami peningkatan diakibatkan karena kredit pada
debitur terkonsentrasi pada sektor industri tertentu, grup debitur tertentu, produk tertentu,
wilayah geografis tertentu, jenis pembiayaan tertentu, atau lapangan usaha tertentu.
b) Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas merupakan risiko yang disebabkan karena ketidakmampuan bank
dalam mencukupi likuiditas untuk memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo, dengan
rumus.
2. Good Corporate Governance (GCG)
Penilaian faktor GCG merupakan penilaian terhadap tingkat kualitas manajemen bank atas
pelaksanaan prinsip – prinsip GCG. Penilaian tersebut dilakukan dengan cara penetapan peringkat
faktor GCG berdasarkan analisis yang terstruktur dan komperehensif terhadap hasil penilaian
pelaksanaan prinsip – prinsip GCG bank dan informasi yang terkait dengan GCG bank yang
didasarkan pada data dan informasi relevan untuk mendukung analisis terhadap struktur, proses, dan
hasil dari tata kelola dan keterkaitannya antara satu sama lain. Kemudian bank menetapkan nilai
komposit hasil penilaian sendiri pelaksanaan GCG bank, dengan menetapkan klasifikasi peringkat
komposit sebagai berikut:
3. Earnings (Rentabilitas)
a. Return On Assets (ROA)
Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang mengukur dari segi efisiensinya bank
dalam penggunaan aset untuk menghasilkan laba. Semakin besar rasio ROA maka akan
semakin baik kinerja keuangan perusahaan tersebut dimana dinyatakan dalam bentuk
persentase.
b. Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) adalah rasio yang mengukur tingkat imbal hasil dari
investasi pemegang saham yang ditanamkan dalam saham perusahaan. ROE yaitu
perbandingan antara laba bersih terhadap total modal perusahaan (Ekuitas). Untuk
mengasilkan laba bagi bagi pemegang saham maka rasio ini haruslah besar karena ini
menunjukkan kemampuan modal disetor bank.

c. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)


BOPO adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi kemampuan
manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional
pada suatu bank.
4. Capital (Permodalan)
Capital (permodalan) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur terkait dengan faktor
permodalan yang meliputi penilaian tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan.
Rasio yang digunakan untuk mengukur permodalan yaitu CAR (Capital Adequency Ratio).
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko atau bisa disebut ATMR adalah jumlah aset sebuah bank
berdasarkan profil risiko masing-masing aset tersebut. Modal terdiri dari modal inti dan modal
pelengkap.

C. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini didapatkan dari hasil perhitungan Laporan Keuangan Tahunan Bank BCA Syariah
periode 2017 (Tahunan, 2017), 2018 (Puspandari, 2018), dan 2019 (Dan, 2019)

Sedangkan hasil perhitungan GCG didapatkan dari Laporan GCG Bank BCA Syariah periode
2017(Laporan GCG 2017.Pdf, n.d.) , 2018 (PT(BPR Sari Dananiaga), 2017), dan 2019 (PT(BPR Sari
Dananiaga), 2017)

1) Metode RGEC

Periode Keterangan Rasio PK Kategori


2017 NPF 0,24% 1 Sangat Sehat
FDR 88,5% 3 Cukup Sehat
ROA 1,04% 3 Cukup Sehat
ROE 4,3% 4 Kurang Sehat
BOPO 87,2% 1 Sangat Sehat
GCG 1 Sangat Baik
CAR 29,4% 1 Sangat Sehat
2018 NPF 0,28% 1 Sangat Sehat
FDR 89,0% 3 Cukup Sehat
ROA 1,14% 3 Cukup Sehat
ROE 5,0% 4 Kurang Sehat
BOPO 87,4% 1 Sangat Sehat
GCG 1 Sangat Baik
CAR 24,3% 1 Sangat Sehat
2019 NPF 0,26% 1 Sangat Sehat
FDR 91,0% 3 Cukup Sehat
ROA 0,9% 3 Cukup Sehat
ROE 4,0% 4 Kurang Sehat
BOPO 87,6% 1 Sangat Sehat
GCG 1 Sangat Baik
CAR 38,3% 1 Sangat Sehat

Rekapitulasi Hasil Analisis Metode RGEC


N Indikator Hasil Analisis
o
1 Risk Profile
a. Risiko Kredit Pada tahun 2017 – 2019 BCA Syariah memiliki tingkat
(NPF) pembiayaan bermasalah yang kecil, menjadikan BCA Syariah
dari segi NPF terkategori sangat sehat
b. Risiko Likuiditas Pada tahun 2017 – 2019 tingkat likuiditas pada BCA Syariah
(FDR) tergolong Cukup Sehat, ini dikarenakan perbandingan antara
dana pihak ketiga dan total pembiayaan cukup likuid.
2 Rentabilitas
a. ROA ROA BCA Syariah periode 2017 – 2019 mendapatkan
peringkat cukup sehat, maka keberhasilan manajemen dalam
memanfaatkan asset untuk menghasilkan laba perlu
ditingkatkan.
b. ROE ROE BCA Syariah periode 2017 – 2019 mendapatkan
peringkat kurang sehat, maka kemampuan modal disetor dalam
menghasilkan laba bersih masih kurang dan perlu ditingkatkan
c. BOPO BOPO BCA Syariah periode 2017 – 2019 mendapatkan
peringkat 1 (sangat sehat) ini berarti dalam kinerja BCA
Syariah dalam memaksimalkan penggunaan pendapatan
terhadap beban operasional
3 Good Corporate Penerapan GCG pada Bank BCA tahun 2017 – 2019 dengan
Governance hasil self-assessment GCG, Bank BCA memperoleh nilai
komposit 1 dengan kategori sangat baik dan tidak ada terdapat
permasalahan yang signifikan dalam pelaksanaan prinsip-
prinsip GCG di Bank BCA Syariah.

4 CAR Rasio CAR pada BCA Syariah periode 2017 – 2019 telah
melampaui batasan minimum CAR yaitu 12% dimana sangat
sehat dan tidak bermasalah dari segi Capital.

2) Metode CAMEL
Periode Keterangan Rasio PK Kategori
2017 CAR 29,4% 1 Sangat Sehat
NPA 0,6% 1 Sangat Sehat
ROA 1,04% 3 Cukup Sehat
ROE 4,3% 4 Sangat Sehat
BOPO 87,2% 1 Sangat Sehat
FDR 88,5% 3 Cukup Sehat
2018 CAR 24,3% 1 Sangat Sehat
NPA 0,3% 1 Sangat Sehat
ROA 1,14% 3 Cukup Sehat
ROE 5,0% 4 Sangat Sehat
BOPO 87,4% 1 Sangat Sehat
FDR 89,0% 3 Cukup Sehat
2019 CAR 38,3% 1 Sangat Sehat
NPA 0,4% 1 Sangat Sehat
ROA 0,9% 3 Cukup Sehat
ROE 4,0% 4 Sangat Sehat
BOPO 87,6% 1 Sangat Sehat
FDR 91,0% 3 Cukup Sehat

Management
(Pengetahuan, 2020) Penilaian manajemen diukur didasarkan dengan pertanyaan. Adapun
pertanyaan yang diajukan meliputi: Manajemen Umum dan Manajemen Risiko. Manajemen Umum
berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai strategi atau sasaran, struktur, sistem sumber daya
manusia, kepemimpinan dan budaya kerja sedangkan dalam Manajemen Risiko berisi pertanyaan
mengenai risiko likuiditas, risiko pasar, risiko kredit, risiko operasional dan risiko hukum.
Pertanyaan dan pernyataan yang diajukan mempunyai perbandingan 40% pertanyaan untuk
Manajemen Umum dan 60% pertanyaan untuk Manajemen Risiko.
Namun Dalam penelitian ini tidak menghitung variabel manajemen karena adanya
keterbatasan yang ada pada saat melakukan penelitian, yaitu tidak semua informasi yang mungkin
dibutuhkan bisa diungkap ke publik oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan bank karena
secara umum laporan keuangan hanya menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu
dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

Rekapitulasi Hasil Analisis Metode CAMEL


N Indikator Hasil Analisis
o
1 CAR Rasio CAR pada BCA Syariah periode 2017 – 2019 telah
melampaui batasan minimum CAR yaitu 12% dimana
permodalan sangat sehat dan tidak bermasalah dari segi
Capital.
2 Asset (NPA) Rasio NPA pada BCA Syariah periode 2017 -2019 terkategori
sangat sehat, dapat dilihat aktiva produktif bermasalah jika
dibandingkan dengan total aktiva tergolong kecil
3 Management Dalam penelitian ini tidak menghitung variabel
manajemen karena adanya keterbatasan yang ada pada
saat melakukan penelitian, yaitu tidak semua informasi
yang mungkin dibutuhkan bisa diungkap ke public oleh
pihak-pihak yang berkepentingan dan mengharuskan
menggunakan kuisioner
4 Rentabilitas
a. ROA ROA BCA Syariah periode 2017 – 2019 mendapatkan
peringkat cukup sehat, maka keberhasilan manajemen dalam
memanfaatkan asset untuk menghasilkan laba perlu
ditingkatkan.
b. ROE ROE BCA Syariah periode 2017 – 2019 mendapatkan
peringkat kurang sehat, maka kemampuan modal disetor dalam
menghasilkan laba bersih masih kurang dan perlu ditingkatkan
c. BOPO BOPO BCA Syariah periode 2017 – 2019 mendapatkan
peringkat 1 (sangat sehat) ini berarti dalam kinerja BCA
Syariah dalam memaksimalkan penggunaan pendapatan
terhadap beban operasional
5 Likuiditas (FDR) Pada tahun 2017 – 2019 tingkat likuiditas pada BCA Syariah
tergolong Cukup Sehat, ini dikarenakan perbandingan antara
dana pihak ketiga dan total pembiayaan cukup likuid.
BAB III
KESIMPULAN
Metode RGEC dan CAMEL adalah alat penilaian kesehatan yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia untuk menilai tingkat kesehatan suatu bank. Pada metode RGEC yang dinilai melalui faktor Risk
Profile, Good Coorporate Governance, Earning, dan Capital. Sedangkan pada metode CAMEL melalui
faktor Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity.

Hasil dari analisis tingkat kesehatan bank BCA Syariah periode 2017 – 2019 menggunakan metode
RGEC dan CAMEL tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara kedua metode tersebut.
Perbedaan yang bisa dilihat yaitu terdapat pada analisis manajemen dimana pada metode RGEC memiliki
analisis GCG, bersifat transparansi sedangkan pada CAMEL analisis manajemen tidak dipaparkan pada web
resmi serta menggunakan kuisioner. Namun, secara keseluruhan baik menggunakan metode RGEC maupun
CAMEL bank BCA Syariah periode 2017 – 2019 teridentifikasi sehat meskipun masih harus ditingkatkan di
beberapa aspek.

DAFTAR PUSTAKA
Alvionita, A, K. Perbandingan Analisis Camel Dan Rgec Dalam Menilai Tingkat Kesehatan Bank Pada Pt.
Bank Central Asia, Tbk.
Bajora, R. (2019). Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT. Bank Central Asia (BCA) Syariah Periode
2014-2017. Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri
Padangsidimpuan: Timbangan.
Dan, M. K. (2019). PERTUMBUHAN YANG BERKESINAMBUNGAN Laporan Tahunan 2019.
Ekonomi, F., & Diponegoro, U. (2015). Menggunakan Metode Camels Pada Perbankan Syariah Di
Indonesia.
Han, E. S., & goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A. (2019). 済 無 No Title No Title. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Laporan GCG 2017.pdf. (n.d.).
Paramartha, D, G, D, A & Mustanda, I, K. (2017). Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Pada Pt.
Bank Central Asia .Tbk Berdasarkan Metode RGEC. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 1, 2017:
32-59
Pengetahuan, I. (2020). Analisis Rasio Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Metode CAMEL Pada PT
Bank BCA Syariah Tbk Jakarta Timur Tahun 2013 - 2017. 3(2), 164–173.
Permatalia, R. (2019). Analisis Tingkat Kesehatan PT Bank Central Asia (BCA) Syariah Menggunakan
Metode RGEC Periode 2013-2016. Skripsi. Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Jurusan Perbankan
Syariah Institut Agama Islam Negeri Curup: Bengkulu.
PT(BPR Sari Dananiaga). (2017). Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2017.
www.bprsaridananiaga.com
PT(BPR Sari Dananiaga). (2018). Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2018.
www.bprsaridananiaga.com
PT(BPR Sari Dananiaga). (2019). Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2019.
www.bprsaridananiaga.com
Puspandari, T. (2018). Membangun Sinergi dan Kemitraan yang Solid untuk Mempertahankan Pertumbuhan
yang Berkualitas. Jurnal Parameter, 4.
Savira, F., & Suharsono, Y. (2013). 済無 No Title No Title. Journal of Chemical Information and Modeling,
01(01), 1689–1699.
Tahunan, L. (2017). Senantiasa Menjadi Mitra Terpercaya - Laporan Tahunan 2017. 36.

Anda mungkin juga menyukai