Anda di halaman 1dari 5

Sinopsis Benandai

Revani sedang benandai/bercerita dikelas Luring Bahasa Indonesia tentang Seorang


ibu dengan dua anaknya yang durhaka dan tidak bisa menjaga amanah ibunya. Devi yang
mendengarkan cerita itu lantas terbayang betapa durhakanya ia kepada ibunya. Ia sering
meminta uang pulsa dengan alasan untuk membeli kuota untuk daring padahal uang itu ia
habiskan untuk membeli kuota game online. Ibu dalam nandai/cerita Revani diakhir cerita
menenggelamkan diri di Sungai Belah. Ketika mendengar itu Devi membayangkan
bagaimana kiranya jikalau ibunya yang menenggelamkan diri karena sudah lelah menghadapi
kedurhakaannya.

Daftar Crew dan Pemeran "Benandai"

Penata Sinematografi (kameraman) Pemeran Pendukung


1. Ayu Lestari 1. Elis Ariska
2. Agnes Soraya 2. Yuni Sarah
3. Ilham Winata Putra 3. Anita
4. Rey Surganata 4. Wiji Angga Pangestu
5. Raihan Yazid Wahab
Main Cast 6. Krista Nadya Putri
1. Reffani 7. Cindi Apriyani
2. Devi 8. Susi Susanti
9. Ozie Sandika
Crew 10. Ahmad Apriyansah
1. Rio Saputra 11. Hero
2. Anggi Dwi Pratiwi 12. Siti Khodijah
3. Elvi Tamala 13. H. Ety Istiana
Skenario Benandai

Scene 1

Devi tergesa-gesa berlari ke rumah

Logo PGRI muncul

Semua siswa ke sekolah dengan prosedur Covid-19

Logo Prov. Sumsel muncul

Shoot Revani yang sedang bersiap-siap tampil benanai

Title “Benandai” muncul

Scene 2

Devi sedang bermain game online

Scene 3

Anggi sudah mandi, beres-beres dan siap untuk luring. Sedangkan Devi baru mau bersiap-
siap mandi.

Scene 4

Yuni: “Vi.. Nga tau dak bahasa Indonesia ahai kak benandai?
(Vi, kamu tahu tidak Luring Bahasa Indonesia hari ini Benandai?)”
Anggi: Benandai tu name
(Benandai itu apa?)
Yuni: Pokok e ahai kak benandai
(Pokoknya hari ini temanya benandai. Aku tidak tahu juga apa itu Benandai)
Devi: Ape tu benandai
(Apalah benandai itu ya)

Scene 5

Devi dan Yuni masuk kelas dan masuk dengan mengendap-endap karena acara benandai
telah di mulai.

Devi: “Jadi kak a benandai?


(Jadi ini Benandai?)”
Nelva: “Dak u ku (mengangkat alis)
(Entahlah ...)”

Scene 6
Revani: “Assalammualaikum…” (3x)
Penonton: “Waalaikumsalam…” (3x)
Revani: “ku nak becerito dai yea. Tu ne guk dusunku ade ayo nyege. Wang-wang dusun tu
nyebut e ayo belah. Enga nak au dak ngape wang nyebut ayo tu ayo belah? Wang dak upat a
ngape disebut ayo belah. Men je nek yang ku tu neh ayo tu sang ayo mate mak yang nyulung
terus ditakup batu belah guk ujung ayo.”
(Konon di sebuah desa ada sungai keramat. Orang-orang desa menyebutnya sebagai sungai
belah. Tidak ada seorang pun yang tahu persis kenapa sungai itu disebut sungai belah. Hanya
dari mulut ke mulut orang-orang bercerita soal legenda kalau dulu air sungai itu berasal dari
tangisan seorang ibu yang ditelan batu belah besar di hulu sungai.)
Penonton: Ooh…
Revani: “Men nga nak au cerito ah”
(Itu kalau kalian mau tahu ceritanya)
Penonton: Ooh…
Revani: “Kusambung cerito ah yeh”
(Kusambung lagi ceritanya ya)
Revani: “Dak jeuh sang ayo tu iduplah mak dan due anak. Homi mak tu la lame lalu beburu
tapi dak belek-belek gi. Tiap ahai mak masak gulai tuk homi ah. Mak bepesan, nak gulai
sikok kak yang bak nga. Jengan dimakan!”
(Tak jauh dari sungai itu hiduplah seorang ibu yang beranak dua. Suami dari ibu itu telah
lama pergi berburu dan sudah lama tidak pulang-pulang. Sang ibu setiap hari memasak
makanan untuk suaminya. Ibu selalu berkata, makanan di satu mangkuk ini untuk ayahmu.
Jangan dimakan!)

Scene 7

Devi termenung. Ia lantas teringat kejadian pagi tadi sebelum berangkat ke sekolah ketika ia
meminta uang untuk beli kuota kepada ibunya.

Devi: “Mak kuotaku abes”


(Mak minta duet lagi. Kuota aku abes.)
Anggi: “Alangkah gecang kuota nga abes? Semenjak nga daring kak mak kak tan ngutang
dan utang tu abes lom.”
(Kok cepat sekali kuotanya habis vi. Hemat-hematlah dikit kasian mak. Karena tuntutan
daring ni, mak tahan ngutang untuk belikan Hp. Masih kredit vi, belom habis.)

Mak hanya tersenyum getir dan mengelus dada.

Scene 8

Revani: “Balek sang ume, mak ningok gulai tu lah abes gi. Hali, due ali mak gi sabar. Pi men
la aghat njo abes le kehabaran mak.
(Ketika Ibunya pulang ibu melihat mangkok yang disimpannya untuk suaminya telah kosong.
Mak terlihat sangat kecewa. Sekali, dua kali Ibu masih sabar. Namun ada masanya habis pula
kesabaran Ibu.)

Devi teringat ketika Ibunya memberi Devi uang tadi pagi.

Mak (Ibu Devi): “ Kak lah duet terakhir mak kak. Beno kate Anggi tu, mok hemat-hemat.”
(Ini duet terakhir Ibu. Benar kata Anggi, hemat-hematlah nak.)
Devi: “Dikit nia sen kak. Nak li kuota dak ukup”
(Uangnya sedikit sekali, tidak cukup beli kuota.)

Scene 9

Revani: “Ya Alloh naaak... naaak.. Habis kehabaran mak nga kak. Gen ne gi mak ngadap
ponga bedue kak?
(Ya Allah nak. Habis sudah kesabaran Ibu. Harus bagaimana lagi lah ibu menghadapi tingkah
laku kalian ini?)

Revani: “Sejak ahai tu, mak dak bedu bedu gi nyemulung. La peset nyemulung, mak lahai ke
ayo belah.”
(Sejak hari itu, Ibu tidak henti-hentinya menangis. Lelah menangis Ibu berangkat ke sungai
belah)

Revani: “Nga nak tau dak ape yang nak dilaku mak guk ayo belah? Ye merejung di guk ayo
tu.”
(Tahu apa yang dilakukan ibu di sana? Ia berdendang di sana.)

Revani berdendang

“Ayo belah batu betakup, benamkan aku sapai lutut.”


“Ayo belah batu betakup, benamkan aku sapai pinggang.”
“Ayo belah batu betakup, benamkan aku sapai behu.”
“Ayo belah batu betakup, benamkan aku sapai pala.”

“Sungai belah dari batu betakup, tenggelamkan aku sampai lutut.”


“Sungai belah dari batu betakup, tenggelamkan aku sampai pinggang.”
“Sungai belah dari batu betakup, tenggelamkan aku sampai bahu.”
“Sungai belah dari batu betakup, tenggelamkan aku sampai kepala.”

Scene 10

Devi lalu terbayang Maknya yang lari ke Sungai Belah karena putus asa dengan dia yang
tidak bisa menjaga amanah orang tua.
(muncul adegan mak dan devi lari ke sungai belah)

Ibu lalu menenggelamkan dirinya di sungai belah

Devi mencoba menyusul mak. Tetapi ia terlambat. Ia menangis terisak-isak memohon ampun.

Devi: “Maaaaaakkk.. Ampuuun mak. Idak kan lagi aku mengabaikan amanah mak. Dak kan
lagi aku melawan nasihat mak. Mak jangan tinggalkan aku maaaak.”

Scene 11

Revani: “Maka dari kak, untuk wat-wat gele gelea. Pesan yang kite ambel dari cerito kak agar
kite dak melawan wang tue. Jangan sapai amanah wang tue dak dijage. Ape ndak wang tue
col gi baru nak nyesal?”
(Maka dari itu, untuk kawan-kawan semua. Pesan yang bisa kita dapatkan dari cerita ini
adalah agar kita jangan suka melawan orang tua. Jangan sampai tidak bisa menjaga amanah
orang tua. Haruskah sampai orang tua kita tidak ada lagi dulu, kita baru mau menyesal?)

Credit title muncul

Scene 12

Yuni dan Anggi membangunkan Devi yang tidur di kursinya.

Yuni: “Vi… vi… bekit bekit… mbay nga tido?”


(Vi. Vi... bangun... eh kenapa kamu tidur?)

Anggi: “Ngape laju nyemulung?”


(Lah kok malah nangis?)

Devi lalu lari pulang karena hendak meminta maaf kepada ibunya.

Scene 13
Devi: “Mak... Maafkan devi yo mak. Devi dak akan lagi nilap duit kuota mak. Idak kan lagi
ngelawan mak jugo.”

Mak memeluk devi dengan penuh kasih sayang.

Copyright @mkks2021 muncul

----------------------The End---------------------

Anda mungkin juga menyukai