Anda di halaman 1dari 5

DIALOG

Devi adalah seorang gadis yang periang dan tidak memilih-milih teman dalam
bermain. Ia adalah anak satu-satunya dari ibu Desi, seorang wanita single parent. Ibu
Desi sudah ditinggal suaminya kira-kira sejak Devi berumur 5 tahun.

Devi adalah anak yang aktif dan senang berpetualang dan melakukan hal-hal
yang menantang.

Hingga pada suatu ketika, ia izin kepada ibunya hendak pergi bersama teman-
temannya ke sebuah tempat wisata air terjun. Awalnya ibunya tidak mengizinkan, tapi
mendengar rayuan anak semata wayangnya itu, ibu Desi pun mengalah dan ia
mengizinkan Devi untuk pergi.

Beberapa jam kemudian setelah Devi berpamitan pergi, ibu Desi


mendapatkan telpon dari salah seorang teman Devi yang mengatakan bahwa Devi
mengalami kecelakaan dalam perjalanan menuju wisata air terjun.

Mendengar kabar itu ibu Desi sangat terkejut dan menangis histeris. Ia segera
menuju ke Rumah Sakit.

Di Rumah Sakit Devi langsung mendapatkan penanganan dari perawat.

MARI SIMAK DIALOG BERIKUT UNTUK LEBIH LENGKAPNYA…

Cici Dammi Lestari : Perawat 1

Desi Agustiani : Ibu Desi (Ibu dari Devi)

Desti Dwi Sagitya : Dokter

Devi Oktaviana : Devi (Pasien penderita diare)

Dewa Ayu Ketut Widiawati : Perawat 2

Pada suatu pagi…

Devi : “Bu, ibu… Aku mau izin pergi ke wisata air terjun bareng temen-
temen ya Bu.”

Ibu Desi : “Jangan nak, kamu nggak boleh pergi, tempatnya kan jauh nak.”

Devi : “Ahh ibu.. Aku kan jugaan pergi bareng teman-temanku. Boleh ya
Bu.” (merajuk ibunya dengan suara manja)

Ibu Desi : “Kamu perginya pake motor?”


Devi : “Iya Bu.”

Ibu Desi : “Kalau gitu nggak boleh pokoknya.”

Devi : “Ah ibu gitu deh, tega banget sama anak semata wayangnya. Boleh
ya Bu, please.”

Ibu Desi : “Kamu ini emang paling bias ngerayu ibu ya, ya sudah kamu boleh

pergi. Tapi pulangnya jangan kemaleman, dan ingat hati-hati ya,


jangan ngebut.

Devi : “Siap ibu. Kalau gitu aku pergi dulu ya. Daaah ibu.
Assalamu’alaikum. (bersalaman dengan ibunya)

Ibu Desi : “Wa’alaikumussalam nak. Ingat hati-hati ya.”

Beberapa jam setelah Devi pergi, ibu Desi mendapat sebuah telpon dari salah

seorang teman Devi yang mengabarkan bahwa Devi mengalami sebuah kecelakaan lalu
lintas saat dalam perjalan menuju tempat wisata air terjun.
Mendengar kabar tersebut i bu D esi sangat terkejut dan menangis.

Di telepon…

Teman : “Halo tante ini temannya Devi, Devi mengalami kecelakaan dalam
perjalanan menuju ke air terjun.”
Ibu Desi : “Astagfirullahaladzim.. deviiii anakku.”

Teman : “Tante yang sabar ya, sekarang Devi dalam perjalanan dibawa ke
Rumah Sakit.”

Ibu Desi : “Iya nak iya, makasi ya nak. Tante segera kesana sekarang.”

Di Rumah Sakit…

Ibu Desi : “Sus, bagaimana keadaan anak saya.”

Perawat 1 : “Iya Bu sabar ya, anak ibu baru saja tiba di Rumah Sakit. Saya
dengan tim medis lainnya akan mengusahakan yang terbaik untuk
anak ibu. Ibu perbanyak berdoa saja. Saya permisi dulu ya Bu.”

Ibu Desi : “Iya Sus. Terimakasih.” (sambil menangis)

Kemudian Suster masuk ke ruang IGD…


Dokter : “Suster, tolong pasangkan pasien ini infuse, keadaannya tidak terlalu
mengkhawatirkan, tapi dia kekurangan darah. Kabari keluarganya,
bahwa pasien membutuhkan tranfusi darah. Minta persetujuannya dan
minta keluarga untuk mengambil darah di bank darah. Saya ada
operasi, jadi tolong suster laksanakan yang sudah saya jelaskan.”

Perawat 1 : “Baik Dok.”

Kemudian perawat 1 memasangkan Devi infuse. Setelah itu perawat 1 memberi tahu
kepada ibu Desi bahwa Devi membutuh kan tr anfusi darah kar ena Devi kekurangan
darah .

Ibu Desi : “Gimana Sus anak saya?”

Perawat 1 : “Ibu tenang ya anak ibu keadaannya tidak terlalu mengkhawatirkan,


sekarang anak ibu sudah sadar, namun dia kekurangan sejumlah darah.

Ibu silakan tanda tangan disini untuk persetujuan dilakukan tranfusi


darah.”

Ibu Desi : “Baik Sus.”

Perawat 1 : “Nanti rekan saya akan datang untuk melakukan tranfusi darah
kepada anak ibu. Sekarang saya permisi dulu.”

Ibu Desi : “Iya Sus.”

Di ruang perawat…

Perawat 1 : “Sus, tolong lakukan tranfusi darah pada pasien bernama Devi
Oktaviana di kamar 101. Ini surat persetujuannya.”

Perawat 2 : “Bak Sus.”

Kemudian perawat 2 menuju kamar Devi untuk melakukan tranfusi darah…


Perawat 2 : “Permisi, selamat siang.”

Ibu Desi : “iya selamat siang.”

Perawat 2 : “Benar ini dengan pasien Devi Oktaviana?”

Devi : (mengangguk)

Ibu Desi : “Iya Sus benar.”

Perawat 2 : “Baik perkenalkan nama saya Ayu Widiawati, saya perawat yang
piket pada siang hari ini, saya bertugas untuk melakukan tranfusi
darah kepada mbak Devi. Tindakan ini akan saya lakukan kurang lebih
sekitar 5-10 menit. Apakah mbak bersedia?”

Devi : “Iya Sus.”

Perawat 2 : “Bu, saya akan melakukan tranfusi darah kepada anak ibu.”

Ibu Desi : “Iya Sus, silakan.”

Perawat 2 : “Bisa kita mulai?”

Devi : “Iya Sus.”

Perawat 2 : “Mohon kerjasamanya ya.”

Perawat 2 pun memulai tindakan tranfusi darah kepada Devi…

Perawat 2 : “Saya sudah selesai melakukan tindakan tranfusi darah. Mbak sudah

bekerjasama dengan baik.”

Devi : “Iya Sus.”

Perawat : “Sekarang saya permisi dulu, nanti 30 menit lagi saya akan datang
memantau kelancaran tetesan darah tersebut. Jika mbak membutuhkan

sesuatu, mbak bias meminta bantuan ibunya untuk memanggil saya


atau rekan lainnya, kami ada di ruang perawat.

Devi : “Iya terimakasih Sus.”

Perawat 2 : “Sama-sama. Permisi, selamat siang.”

Ibu Desi : “Selamat siang Sus.”

Terlih at ibu desi sedang berbincang-bincang dengan Devi…

Ibu desi : “anakku bagaimana keadaanmu?

Devi : “ sudah mendingan Bu, Maafkan aku ya Bu.

Ibu desi : “ Sudah jangan pikirkan itu, sekarang kamu istirahat supaya cepat
sembuh.

Devi : “Iya Bu”.

Setelah beberapa har i dirawat di Rumah Sakit akhir nya dokter mengizinkannya Devi
untuk pulang.

Anda mungkin juga menyukai