Anda di halaman 1dari 6

Telaga Madirda dan Gua Putri Oleh: Kelompok 2 - Budi Darmawan - Chiquita Adaora - Dhia Dzikrina Istigfara - Gilang

Satria - Kamelia Ramadhani Sholehah - Muhammad Paloma Dion Tj. - Nara Augustin - Siti Rizqa Ratna Sari X-7 SMA Negeri 1 Banjarmasin 2012 / 2013

Budi Darmawan Chiquita Adaora Dhia Dzikrina Istigfara Gilang Satria Kamelia Ramadhani Sholehah Muhammad Paloma Dion Tj. Nara Augustin Siti Rizqa Ratna Sari

: Jani : : : Resi : Bali : : Riwa : Dewi

Telaga Madirda dan Gua Putri Di puncak gunung madirda,di kabupaten wonogiri terdapat sebuah telaga yang dinamai sama dengan gunungnya,yaitu telaga madirda. Telagamadirda sampai sekarang masih dikeramatkan oleh penduduk sekitarnya. Mengapa demikian, simaklah drama kami berikut ini. Di istana Resi: Di pinggir kolam makan bubur Jangan lupa pakai keripik Dari kemarin abang nggak bisa tidur Karena teringat wajahmu yang cantik Dewi: Ciee, kanda. Dinda kan jadi malu. Ehem, hem kembang gula diperigi Untuk aku minum jamu Kemana pun kamu pergi Aku selau rindu kamu Resi: buah nangka buah semangka, buah cempedak buah belimbing. Dewi: Apa artinya kanda? Resi:Itulah nama buah-buahan. Dewi: oh kanda, itu bukan pantun cinta namanya. (kecewa) Resi: Jangan cemberut dong Tiba-tiba anak-anak mereka berkumpul menghampiri Resi dan Dewi Windradi.

Jani: ibunda,sebentar lagi ulang tahun kami bertiga. Apa yang akan ibunda berikan kepada kami? Bali: iya, ibunda dan ayahanda..........aku ingin perhiasan yang paling indah, seperti perhiasan princess syahrini yang cetar membahana itu loh. Riwa: aku juga ingin hadiah ayahanda........... Resi: baiklah ananda, kami berdua sangat menyayangi kalian. Kami akan memberikan yang terbaik bagi kalian bertiga. ----Dewi: Jani,ibunda memberikan ini kepadamu sebagai hadiah ulang tahun mu. Jani: i..ini apa ibunda?? Dewi: ini cupu manik astagina, nak. Ingatlah, kamu harus merahasiakan keberadaan cupu ini dari orang lain. Jani: Mengapa ibunda? Dewi: Karena ini merupakan pemberian dewa. Dan ini adalah benda ajaib. Cupu ini dapat memperlihatkan seluruh keindahan dunia tanpa harus mengunjunginya Jani: Ok ibunda, anakmu yang ganteng ini pasti akan menjalankan semua titahmu ----Keesokan paginya Bali: Wah, kang mas benda apa itu? Jani: Ah, i..i..ini hanyalah benda biasa. Ini bukan apa-apa kok (sambil menyembunyikan cupu) Riwa: Kang mas, aku penasaran sampai kapan ayahanda dan ibunda kita akan memberikan hadiah ulang tahun kita? Jani: Hah? Mana mungkin. Mereka kan orang tua yang baik. Pasti mereka akan memberikan apa yang kita inginkan Bali: Iya aku penasaran sekali mengapa mereka belum saja memberikan hadiah kepada kita, atau jangan-jangan kang mas sudah mendapatkan hadiah ya tanpa sepengetahuan aku dan riwa? Riwa: Menurutku, benda yang sedang kang mas pegang itu adalah hadiah dari ibunda Jani: Eh, bagaimana mungkin kamu mengetahui akan hal ini Bali: Wah, kang mas kamu sekarang keceplosan nih, ayo kang mas keceplosan, keceplosan, keceplosan ciee, kang mas keceplosan, pasti ada yang dirahasiakan

Jani: Oh, benda ini, ini bukan apa-apa kok. Ini bukanlah hal yang penting Riwa: Oh begitu ya, kukira itu adalah hadiah ulang tahun dari orang tua kita Jani: Tidak kok, dek Bali:Baiklah kalau begitu kami akan menunggu hadiah kita sampai datang Riwa: Kalau begitu, kami pergi dulu ya kang mas ----Resi: Istriku, kamu mengapa akhir-akhir ini selalu gelisah karena seperti menyembunyikan sesuatu Dewi: Ah, mana mungkin aku berani menyembunyikan sesuatu darimu kanda Resi: Oh, iya ya, kamu kan selama ini tidak pernah berbohong bahkan kamu waktu dahulu pernah menyesal menikahi orang seperti aku Dewi: Ah, kanda bisa aja. Mana mungkin penyesalan itu datang lagi Resi: Baiklah dinda, aku akan selalu menyayangimu dan pasti akan mempercayaimu Dewi: Iya kanda ----Jani: Wah hebat sekali cupu ini. Aku bisa melihat keindahan dunia dengan benda ini Tiba-tiba Bali dan Riwa datang, mereka melihat Jani sedang menggunakan cupu manik astagina Bali: Kang mas, apa yang sedang kau lakukan dengan barang itu? Jani: Oh cupu manic asatagina ini?? Aku cuman lagi mencoba apakah benda ini berfungsi atau tidak Riwa: Bolehkah kami mencoba barang ini bersama-sama? Jani: Ehem, bagaimana ya? Baiklah, tapi sebentar saja ya. ----Kemudian mereka bertiga mencoba kegunaan cupu manic astagina itu bersama-sama dengan udiknya. Namun, tiba-tiba.. Bali: Kang mas., berikan cupu itu kepadaku! Aku ingin mencobanya sekali lagi Jani: Kamu ini berani sekali berbicara sekeras itu kepada kangmas mu ini

Riwa: Kang mas aku juga ingin mencobanya lagi Jani: Tidak boleh, cupu ini adaah pemberian ibunda kepadaku sebagai hadiah ulang tahunku Bali: APA???? Ibunda memberikan hadiah kepadamu? Bagaimana mungkin dia tidak memberikan kepada kami? Riwa: Berikan cupu ini kepadaku! Jani: Tidak, cupu ini milikku, kalian tidak berhak memilikinya Bali: Kangmas tidak adil. Kami juga putri Kanjeng ibunda dewi. Jadi, kami juga berhak atas cupu itu Riwa: Benar. Aku pun berhak atas cupu itu karena aku juga putrid Ibunda Dewi ----Ketiganya kemudian tidak hanya bertengkar dengan kata-kata, tetapi juga bertempur dengan hebat karena mereka mewarisi kesaktian Resi. ----Resi: BERHENTI KALIAN!! Aku muak mendengar perkelahian ini. Letakkan sekarang juga benda itu Jani: Tidak bisa ayahanda, ini adalah milikku. Ini pemberian ibu kepadaku Bali: Aku juga berhak atas benda ini Riwa: Aku pun pemilik benda ini juga Jani: Tidak bisa. Resi: Sudah cupuk, berhenti sekarang juga!! (murka) Bali,Jani, Riwa: (terdiam) Resi: Jani, cepat panggil ibumu kemari. Buknkah itu adalah pemberian ibumu ----Dewi: Apa yang terjadi kanda?? Resi: Dewi istriku, kenapa cupu manik astagina milik para dewa ini bisa ada padamu?? Dewi: I..-iiiitu, aku hanya ha---hanya emm. Resi: Cepat jawab dengan benara

Dewi:(terdiam) Resi: Hem, baik! Engkau aku Tanya hanya membisu, kelakuanmu tidak ubahnya tugu batu Dewi: (tubuhnya menjadi kaku) Ah, ttidak!! ----Resi: Berikan cupu itu kepadaku (melempar cupu jauh-jauh) Jani: Ayah !! Apa yang kau lakukan? Resi: Benda itu adalah sumber masalah ----Bali: Cepat kejar cupu itu (menunggang kuda) Riwa: Itu pasti menjadi milikku (menunggang kuda) Jani: Tidak bisa, cupu itu masih milikku (menunggang kuda) ---Disaat mereka mengejar cupu yang terjatuh di telaga madirda, tiba-tiba terjadi sesuatu Bali, Riwa: AH???? Apa yang terjadi? Oh, tidak. Tubuhku! Jani: Hahahha. Apa yang terjadi terhadapa tubuh kalian? (sambil mencuci muka dengan air telaga), kalian jelek sekali ---Jani: Oh tidak apa ini? Mukaku!!! Riwa: Nampaknya, ini adalah kutukan dari ayahanda Bali: Oh, tidak ayahanda ampuni kami Jani: Ayah maafkan aku ----Sejak kejadian itu, penduduk sekitar Telaga Madirda sering mendengar ringkikan kuda yang dipercayai berasal dari kuda-kuda sakti milik ketiga anak resi itu. Namun, tidak ada satu orang pun yang pernah melihat wujud asli dari kuda tersebut.

Anda mungkin juga menyukai