Anda di halaman 1dari 2

NAMA : AFNI NURVITA DEWI

KELAS : XI IPA 2
NO : 04
Anak Kost

Karya : Afni Nurvita Dewi

Hari-hari ku lalui di sebuah kost jauh dari orang tua, hidup sederhana. Saat pertama kali kost aku sangat sedih
dan tidak bisa merasakan kebahagiaan. Bahkan, aku tida punya teman satu kamar di kost-kostan dan aku tidak
tahu semua teman yang kost di tempat itu.

“Aku ingin pulang, aku tidak suka tempat ini.” Ujarku sambil menangis di dalam kamar.

Salah satu teman dekat kamarku menghampiriku sambil bertanya “Kamu kenapa menangis?”

“Aku tidak suka tempat ini dan aku juga tidak terbiasa dengan ini semua.”

“Kalau begitu, biar kamu nggak sedih lagi ayo ikut denganku!”

Dalam hatiku tetap saja aku sangat tidak terbiasa. Aku menjadi seorang anak yang tidak ceria lagi. Hidupku
penuh dengan kesedihan. Di hari berikutnya, aku pun merasakan kesedihan itu sampai berlarut-larut.

“Ibu, aku ingin pulang. Aku tidak suka tempat ini.” Ujarku sambil mengirim pesan lewat handphone.

Ibu pun datang ke kost dengan membawa makanan yang banyak.

“Kenapa kamu bersedih, Nak?” Kata ibu sambal memberiku sebuah tisu.

“Aku ingin pulang, ibu.”

“Nak, cobalah kamu biasakan hidup mandiri!”

“Ta…ta…pi ibu…” (Sambil meneteskan air mata yang tak habis-habisnya keluar)

“Kamu itu sudah dewasa, besok jika sudah kuliah kamu akan lebih jauh lagi dengan ibu.”

“Iya ibu, aku akan mencoba menjadi seorang anak yang lebih mandiri.” Ujarku sambal tersenyum dan
memeluk iibu.

“Ibu pulang dulu iya nak, jaga dirimu baik-baik disini.”

Aku hanya terdiam. Walaupun hatiku sedih, tetapi aku mencoba untuk tersenyum tegar di hadapan ibu.
Setelah beberapa hari, setiap jam 12 malam aku terbangun dan mendengar suara langkahan kaki. Dan sejak hari
itulah aku menjadi seorang yang penakut.

“Itu suara langkahan kaki siapa?” (Dalam hati pertanyaan itu muncul setiap jam 12 malam)

Aku pun bertanya kepada teman dekat kamarku “Sitka, apa kamu setiap jam 12 malam mendengar suara
langkahan kaki?’

“Aku tidak pernah mendengar suara langakahan kaki.”

“Lalu, setiap malam itu suara langkahan kaki siapa yang aku dengar?”
“Mungkin itu hanya suara langkahan kaki orang orang saja, jangan terlalu dipikirkan.”

Saat itu, aku mulai teang dengan perkataan yang disamapikan oleh Sitka. Tetapi, suara itu setiap jam 12
malam selalu terdengar. Perasaan takut ku mulai datang lagi.

“Ibu, aku mendengar suara langkahan kaki setiap jam 12 malam.” Sambal mengirim pesan kepada ibu.

“Cobalah nak, sebelum kamu tidur baca doa Al-Ikhlas 3 kali, An-Nas 3 kali, dan doa sebelum tidur agar kamu
bisa tidur dengan nyenyak.

“Jika begitu aku akan melakuakn hal tersebut setiap amlam hari, ibu.”

Semua nasehat ibu akan aku lakukan. Tetapi, perasaan takut itu tetap saja masih ada.

Anda mungkin juga menyukai