Anda di halaman 1dari 6

IKATAN ANEH DI SEBUAH RUMAH

Babak 1
Seorang mahasiswa bernama Ave terjerat utang yang tak bisa ia bayarkan. Ave berencana
membuka kos dari rumah peninggalan ibunya. Padahal, ia paling benci dengan keramaian. Namun,
demi menghidupi diri sendiri, lelaki itu terpaksa melakukan ini. Ave kini terduduk di depan komputer
sembari mempromosikan kamar kosong di rumahnya.
Ave : (Menghela napas berat) “Buset ini ga mau ada yang sewa kamar gua apa. Perasaan
juga ga berhantu-berhantu amat, fasilitas juga gua tulis lengkap.”
Ave terlelap untuk beberapa saat hingga terusik oleh notifikasi beruntun yang rupanya
datang dari 3 calon penyewa kamar.
Centong124 : Bang, masih ada kamar kosong ga?
Sarung Wadimor : Sebulan 1,5 juta kalau dinego jadi 100 ribu boleh ga bang? Ditempatin di
kamar kosong yang banyak setannya juga gapapa. Gua bisa baca ayat kursi.
Kingkong : Mau sewa satu kamar tapi jobku dukun santet kalau bawa seperangkat alat
guna-guna ke kos aman ga?
Player FF : Ini kamarnya masih ada ga?
Ave terpaku untuk sesaat, terlebih lagi merinding membaca pesan dari user kingkong.
Namun, daripada kamarnya tidak laku, sedangkan Ave sedang butuh uang, mau tidak mau akhirnya
anak laki-laki itu melakukan negosiasi dengan ketiga calon penyewa kamar hingga mencapai
kesepakatan.
Babak 2
Keesokan harinya, para peneyewa mulai pindah satu per satu ke alamat yang telah Ave
berikan melalui pesan media sosial kemarin.
Lavender : (Bel berbunyi) “Permisi, benar ini rumah atas nama Putra Averdi?”
Ave : (Berlari kecil dari dalam) “Mamah ada tamu.” (Berteriak) (Terdiam untuk sesaat)
“Oh iya mamah gua ga ada. Bentar, gua pake sarung dulu.” (Tergesa-gesa berlari ke arah pintu)
Avianto : (Bertatapan dengan Lavender di depan rumah Ave) “Lu sewa kos disini juga?”
Lavender : “Kok cowok?”
Avianto : “Kok cewek?” (Mengikuti gaya bicara Lavender)
Lavender : “Pemiliknya ga ngasih keterangan ini kos cowok apa cewek.”
Ave : (Membuka pintu) “Loh? Kok cowok cewek?”
Mereka bertiga saling bertatapan untuk sesaat hingga sebuah suara dengan tone keras
membuyarkan mereka.
Ravena : (Melihat dengan kebingungan) “Lah, kok cowok-cewek-cowok?”
Lavender, Ave, dan Avianto : “Lah, coy?”
Mereka berempat sekarang tengah terduduk dengan pikiran masing-masing di ruang tamu.
Ave akhirnya memecah suasana dengan suara decakan sebelum ia angkat bicara.
Ave : “Oke, jadi nama kalian siapa?”
Lavender, Ravena, dan Avianto : “Ave.” (Mereka saling menoleh dan menatap satu sama lain dengan
kebingungan).
Ave : “Coy? Gue juga Ave?” (Ave memegang kepalanya merasa pusing)
Ravena : “Ini kos khusus cewe kan? Kok, ada cowoknya?”
Ave : “Justru gue juga bingung, gue lupa kasih keterangan kalo ini kos khusus cowok.
Lagian username kalian centong, sarung wadimor, player FF jadi gua kira cowok semua.”
Lavender : “Terus sekarang gimana? Gua udah bayar lunas buat setahun.”
Ave : “Gimana ya, uangnya juga udah gua pake buat bayar hutang. Aman, deh, di atas ada
2 kamar. Untuk sementara sambil nunggu pengembalian dana, cewek tinggal di atas, cowok tinggal di
kamar bawah.”
Ravena & Lavender : “Oke deh.”
Avianto : “Gue dukun santet.”
Ave : (Menatap dengan merinding) “Diem aja lu mendingan dari awal ga usah ngaku.
Bikin merinding aja. Jangan naksir lu sama gue.”
Avianto : “Najis.”
Babak 3
Pagi hari yang cerah, Ave tengah menyirami bunga di halaman rumahnya. Terdengar sebuah
ketukan dari luar pagar rumah. Bergegas lelaki itu menghampiri. Tepat saat pintu dibuka, muncul
satu perempuan cantik tengah tersenyum.
Vira : “Disini siapa yang namanya Ave?”
Ave : (Tersenyum karena akhirnya ada yang menyukai dia setelah bertahun-tahun) “Gue
Ave, lo suka sama gue , ya?
Vira : Byur... (Menyiramkan air got)
Ave : “INI ADA MASALAH APA, WOY?”
Vira : (Menampar Ave) “Lo jahat banget, kita ketemu online, pacarana online, gue udah
bantuin rank mobile legend mythic glory tapi setelah tercapai lo langsung putusin gue?”
Ave : “Kayanya lo salah orang.”
Vira : “Jahat banget, masih ga mau ngakuin, semua cowok sama aja!” (Menampar Ave dan
pergi)
Ave : “INI SIAPA AVE YANG ABIS MYTHIC GLORY LANGSUNG GHOSTING
CEWEK ONLINE!!!!!!!!!!!” (Berteriak)
Baru hari pertama mereka pindah, kepala Ave sudah pening.
Sepulang dari minimarket, Ravena tak langsung masuk ke dalam. Ia menikmati beberapa
jajan sembari duduk di halaman rumah.
Vira : (Berjalan mendekati Ravena yang tengah duduk bersantai) “Permisi, apa benar ini
alamat rumah Ave?”
Ravena : “Iya benar, saya Ave. Ada yang bisa saya bantu?”
Vira : “Oh, jadi lo dukun santet yang katanya bisa bikin dia demen sama gua, tapi akhirnya
dia tetep suka sama yang lain!! Balikin duit tipuan gue!”
Ravena : “Hah?”
Vira : “Udah nipu, masih pura-pura, hah-hoh,”
Ravena : “Hah?”
Vira : “Hah, heh, hoh mulu bau jengkol.”
Ravena : “INI SIAPA YANG JADI DUKUN SANTET DI SINI!!!!! CEPET KELUAR.”
Avianto : (Keluar tanpa rasa bersalah) “Heheh, gue Ave yang jadi dukun santet.
Vira : “Mana buktinya? Katnya 100% dia suka sama gue? Buktinya dia tetep sama yang
lain.”
Avianto : “Yang mbak minta santet itu idol korea, saya udah mencoba tapi gagal. Yaa, soalnya
beda server, saya sudah mengeluarkan semua guna-guna saya. Jadi, duit mbak ya sudah dipakai buat
beli guna-guna, tidak bisa kembali.”
Vira : “Halah, katanya dukun bisa apa aja! Lo itu cuma nipu!”
Avianto : “Siapa suruh percaya sama dukun!”
Ave : “Ini ada apa, sih, ribut-ribut?”
Ravena : “Si Avianto jadi dukun santet tapi gue yang disalahin katanya Ave dukun santet
penipu.”
Vira : “Oh Avianto namanya, dia nipu gue katanya bisa nyantet orang biar suka tapi
buktinya zonk.”
Avianto : “Lah, Anda aneh, minta santet orang Korea tapi perginya ke dukun Jawa, Anda aja yang
aneh.”
Ave memegangi kepalanya pening. Ia tak menghiraukan keributan itu lagi. Rumah yang
dulunya tenang kini benar-benar sudah pecah. Setiap harinya selalu ada saja kejadian aneh.
Avianto : “Woy, Ave. Bantuin gue dari si nenek lampir ini!” (Berteriak dengan lantang sembari
menghindari dari pukulan Valen).
Ave : “Mending turu.”
Babak 4
Hari ini giliran Lavender yang memiliki jadwal menyirami bunga di taman sekaligus
membersihkan halaman. Ketika perempuan itu tengah berkutat dengan dunianya sembari menyumpal
kedua telinga menggunakan earphone, seseorang menepuk bahunya.
Lavender : “AAAAAAAAAA.”
Vira : “AAAAAAAAAAAAAA.”
Ave : (Memegang kepalanya) “Apasih buset pagi-pagi ribut amat. Yaelah, ini cewek biang
kerok lagi bikin ribut, ngapain kesini lagi.”
Vira : “Yang namanya Ave mana?”
Lavender & Ave : (Menunjuk diri masing-masing) “Saya.” (Saling bertatapan sengit)
Vira : “Jadi, yang bener mana yang namanya Ave si pemilik rumah?”
Lavender : “Dia.” (Menunjuk Ave)
Ave : “Dia.” (Menunjuk Lavender)
Vira : “Saya yang udah bayar kos buat 1 tahun ke depan tapi belum sempet survey,
ternyata tempatnya si elu elu para biang kerok akar masalah kehidupan.”
Lavender : “Lah, penghuninya nambah lagi? Si problematik ini?”
Ave : “Iya, dia dari awal udah bayar tapi baru bisa pindah.”
Vira : “Kamar dimana?”
Ave : “Atas.”
Ave mengantar penghuni baru ke kamarnya. Namun, di tengah perjalanan menuju kamar,
Vira tiba-tiba terpaku di tempat.
Ave : “Kenapa lu? Kesambet setan?”
Vira : “Apa di sini bekas orang meninggal?”
Ave : (Menoleh kanan kiri) “Iya.”
Vira : (Melempar koin) (Melakukan jampi-jampi) “Ampuni saya, saya akan membeli
tempat ini menggunakan koin.”
Ave : (Menghela napas) “Seisi rumah ga ada yang waras. Satu dukun gemblung, satu lagi
nambah orang stress.”
Babak 5
Vira tengah berjalan-jalan keliling rumah Ave ditemani oleh Ravena. Ravena bertukar
informasi terkait rumah Ave yang penuh misteri. Vira dengan segala kemistisannya mulai mengira-
ngira.
Vira : “Jadi, Ave ngelarang ngebuka kamar itu karena bekas ibunya?” (Memegangi kedua
lengannya merinding)
Ravena : “Katanya, sih, gitu.”
Vira : (Melempar koin)
Ravena : “Buat apa?”
Vira : “Sedekah ke tuyul.”
Ravena : “Pokoknya, hati-hati aja sama rumah ini. Banyak misterinya kalau malam-malam.”
Babak 6
Libur semester telah tiba, Lavender sudah pulang ke kampungnya. Hanya tersisa Ave, Vira,
dan Avianto. Hari sudah mulai malam, Vira yang merasa kelaparan pun memilih memesan makanan
via online alih-alih memasak di dapur. Ia takut kalau nantinya ada yang tiba-tiba menghantui di
belakangnya.
Pengantar makanan : “Permisi, atas nama Naveen Avira.”
Vira : (Berlari ke pintu) “Saya.”
Pengantar makanan : “Sepi banget, Mba. Ga takut ada huhu hihi?”
Vira : “Saya pemberani.”
Setelah melakukan pembayaran, Naveen berniat kembali ke kamarnya. Namun, ekor matanya
melihat sekelibat bayangan hitam. Karena penasaran, ia pun menghampiri bayangan tersebut.
Vira : “Siapa?”
Vira : (Berjalan) (Menoleh kanan kiri) “AAAAAAAAAAAAAA.” (Pingsan)
Babak 7
Ave sibuk mengipasi Naveen agar pria itu segera sadar. Ave tidak tahu mengapa banyak
kejadian aneh disekitarnya semenjak ia menyewakan kamar koson di rumah.
Avianto : (Mengeluarkan guna-guna) “Pergilah wahai iblis terkutuk!”
Ave : (Menggelengkan kepala) “Kenapa gua dipertemukan orang stress.”
Vira : (Membuka kelopak mata) “AAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.”
Ave : “Buset suara lo nyaingin toa masjid.”
Avianto : “Ngeliat hantu?”
Vira : “Saya ngeliat arwah ibunya Ave, mirip seperti yang ada di foto. Dia sekarang sedang
berjalan. Woy, mendekat. Awassssss!”
Ave : (Mengernyit) “Apasih prik amat.”
Vira : “AAAAAAAAAAAAAAAAAAA. Ampun hantu, ampun.” (Mengepalkan kedua
tangannya)
Ave : (Menoyor kepala Vira) “Kata siapa emak gua meninggal, hah? Itu beneran mamah
masih hidup, woy, salaman dulu mendingan.”
Ibu Ave : (Menyodorkan tangan) “Halo.”
Avianto : “Lah, bukannya udah meninggal? Selama ini ada larangan buat ngedeketin kamar
pojok katanya angker?”
Ibu Ave : “Ave, usil lagi berulah lagi!”
Vira : “Kata Ravena, ibu lo meninggal.”
Ibu Ave : “Kamu ketemu Ravena kapan?” (Memandang dengan tatapan curiga)
Avianto : “Ravena yang rambut panjang?”
Vira : “Iya…”
Ave : “Vir..”
Vira : “ Apa?”
Avianto & Ave : “Ravena udah meninggal.”
Vira : “AAAAAAAAAAAAAAAA.”
Avianto & Ave : “AAAAAAAAAAAAAAAA.” (Berpelukan bertiga)
Vira : “Beneran udah meninggal?”
Avianto : “Iya, sebelum lo pindah ngekos ke sini.”
Vira : “HAH??????????????????????? Terus yang selama ini ketemu sama gue siapa?

Anda mungkin juga menyukai