Anda di halaman 1dari 41

21-Apr-18

Session – 5
PELURUHAN BETA

Dr. Dian Fitriyani


Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas

Pokok Bahasan
• Proses peluruhan Beta
• Spektrum energi Partikel Beta
• Tiga Fenomena Peluruhan Beta
• Neutrino
• Elektron & Positron
• Teori Fermi Peluruhan Beta
• Fermi – Kurie Plot

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 1


21-Apr-18

History ??!!
 Emisi elektron dari sebuah inti telah teramati pada awal
diketahui adanya fenomena peluruhan inti radioaktif

 Proses sebaliknya (penangkapan elektron oleh inti dari


orbit atomiknya) baru teramati pada tahun 1938 ketika
Alvarez mendeteksi emisi sinar-X karakteristik

 Juliot-Curie, 1934, pertama kali mengamati adanya emisi


elektron bermuatan positif (positron) pada peluruhan
radioaktif, dua tahun setelah positron ditemukan dalam
sinar kosmis

 Ketiga proses nuklir ini dikelompokkan sebagai peluruhan


beta ()

Mengapa sebuah inti harus


meluruhkan partikel beta?

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 2


21-Apr-18

 Tinjau kembali grafik kestabilan inti !!

 Bila suatu inti berada di luar garis biru (jumlah proton dan neutron
tidak seimbang), maka ia akan meluruh sampai mencapai stabil
 kelebihan proton
 memancarkan partikel
 + (positron) atau
menangkap elektron
untuk menambah
jumlah neutron

 kelebihan neutron
 memancarkan partikel  -
(elektron) untuk
menambah jumlah proton

 Tinjau pada Prinsip Pauli

 Melalui formulasi massa semi empirik diperoleh bahwa untuk


nuklida-nuklida dengan nomor massa yang sama akan
membentuk pola parabola

 Nuklida pada dasar parabola mempunyai massa diam yang


lebih kecil dan lebih stabil dari nuklida isobar-isobarnya

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 3


21-Apr-18

 Tinjau pada Prinsip Pauli

 Inti-inti ringan dengan Z  N mempunyai massa diam yang lebih


rendah dari isobar-isobarnya  11B (Z=5, N=6) lebih stabil

 11Be dan 11Li tidak stabil,


11Li
sehingga harus mengubah
11.04 A = 11
sebuah neutronnya menjadi
11.03 - proton dengan
memancarkan partikel -
Rest mass (u)

11N

11.02 11Be
(elektron)
 + or EC
 11C dan 11N tidak stabil, shg
-
11.01 11C
harus mengubah satu
11B
 + or EC proton segera menjadi
11.00 neutron dengan melepaskan
sebuah partikel  + (positron)
3 4 5 6 7 atau menangkap satu
Z→ elektron dan

Pada inti-inti berat, untuk mengimbangi adanya gaya tolak


Coulomb antar proton maka sebuah inti stabil mempunyai Z < N

 Massa diam isobar A=231 minimum pada 231Pa (protactinium)


dengan Z=91 dan N=140  stabil

231Ac  Inti dengan neutron yang


A = 231 terlalu banyak seperti 231Th
231Np

231.038
atau terlalu banyak proton
- seperti 231U mempunyai
Rest mass (u)

 + or EC
231.037 energi diam lebih besar
- 231U
231.036 231Th
 231Th harus melepaskan
231Pa
EC sebuah elektron dan satu
231.035
buah neutron diubah
dengan segera menjadi
89 90 91 92 93 proton
Z→ 231
90 Th 141  231
91 P a 140  e-

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 4


21-Apr-18

PROSES PELURUHAN BETA

 Peluruhan beta adalah salah satu jenis peluruhan radioaktif


dari sebuah inti yang mengubah komposisinya (nukleon-
nukleonnya) untuk mencapai kemantapan yang lebih besar

 peluruhan beta minus ( -), jika


selama peluruhan sebuah inti
memancarkan elektron
 peluruhan beta plus ( +), jika
inti memancarkan positron
 penangkapan elektron
(electron capture), bila inti
menangkap elektron atomik
terdalam

PROSES PELURUHAN BETA

 Dalam setiap proses peluruhan


tersebut salah satu proton
dikonversikan menjadi sebuah
neutron atau sebaliknya sebuah
neutron diubah menjadi proton

 Elektron maupun positron


memiliki energi dan kecepatan
yang cukup tinggi sehingga
partikel beta mempunyai daya
tembus yang lebih besar dari
partikel alfa.

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 5


21-Apr-18

Spektrum Energi Partikel Beta

Tahun 1920-an, secara eksperimen melalui alat Spektrometer Beta


diketahui bahwa spektrum energi dari partikel beta adalah kontinyu
Contoh spektrum energi pada peluruhan beta dari 210Bi

Spektrum Energi Partikel Beta

Hasil eksperimen ini menimbulkan kebingungan, karena seolah-


olah ada ketidaksesuaian dengan teori

 Asumsi secara teori:


A
 Seperti pada peluruhan alfa, ZX
selama peluruhan, elektron-
elektron akan dilepaskan dengan
energi tunggal -
Q
 Keadaan energi sebelum dan
sesudah meluruh adalah tertentu A
Z1Y
sehingga energi disintegrasinya
juga tertentu (spektrum beta
haruslah diskrit)

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 6


21-Apr-18

Spektrum Energi Partikel Beta

 Asumsi secara teori (lanjutan):

 Hukum kekekalan energi dan momentum harus berlaku pada proses


peluruhan tersebut, misalnya proses peluruhan beta dituliskan
sebagai:
A
Z X  A
Z1Y  0
1 e
 Jika inti induk berada pada keadaan diam, maka total energi kinetik
(K) setelah peluruhan dalam hubungan massa inti adalah :

K = ΔMc2 = { minti(A,Z) – [ minti(A,Z+1) + me ] } c2

 atau dalam hubungan massa atomik dapat dinyatakan,

K = ΔMc2 = { matom(A,Z) – matom(A,Z+1) } c2


 Secara teori, pada peluruhan  menunjukkan energi yang tertentu

Note: K = ΔMc2 = { minti(A,Z) – [ minti(A,Z+1) + me ] } c2

ΔM dapat dinyatakan dalam hubungan massa atomik,


matom(A,Z)c2 = minti(A,Z)c2+ Zmec2
sehingga K dalam hubungan massa atomik dapat dinyatakan,

K = { [matom(A,Z) – Zme] – [ matom(A,Z+1) – (Z+1)me ] – me } c2

atau
K = ΔMc2 = { matom(A,Z) – matom(A,Z+1) } c2
matom = massa atomik netral

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 7


21-Apr-18

Spektrum Energi Partikel Beta

 Hasil eksperimen:
Energi elektron yang teramati selama peluruhan dari nuklida tertentu
memiliki harga yang bervariasi secara kontinu dalam rentang nol hingga
energi maksimum, Kmax (yang merupakan karakteristik dari nuklida
tertentu)
Intensitas 

Kesetaraan energi dari


kehilangan massa inti
yang meluruh

Energi Kinetik Elektron (MeV) Kmax = Q reaksi

Dalam setiap kasus energi maksimum-nya Kenyataannya jarang sekali


setara dengan perbedaan massa inti induk ditemui elektron diemisikan
dengan inti anak, atau dapat dituliskan: Q dengan energi Kmax
= Kmax = ΔMc2

Spektrum Energi Partikel Beta

Contoh:
Peluruhan - dari inti Bismuth-210 menjadi Polonium-210
210
83 Bi  210
84 Po  0
1 e

energi kinetik elektron yang dilepaskan dalam peluruhan


berdasarkan persamaan kekekalan energi adalah :
Massa atomik:
m(210Bi83) = 209.984086 u
m(210Po84) = 209.982848 u
ΔM = 0.001248 u

Q = ΔMc2
= (0.001248 u) x 931.5 MeV /c2.u
= 1.16 MeV

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 8


21-Apr-18

Peluruhan  - dari inti Bismuth-210


menjadi Polonium-210 Spektrum energi elektron

 Secara eksperimen, pada peluruhan  - dari 210Bi84


spektrum energi elektron
yang dilepaskan pada
peluruhan - oleh inti
210Bi mempunyai variasi

nilai dari 0 hingga Kmax =


1.16 MeV.

 Nilai Kmax bersesuaian Kmax = 1.16 MeV


dengan hasil perhitungan
bila diasumsikan bahwa
hanya elektron saja yang
dilepaskan pada proses
peluruhan
Sumber: hyperphysics doc

Evaluasi (1)

 Eksperimen menunjukkan bahwa asumsi tentang semua


elektron akan dilepaskan dengan energi yang sama
(tertentu) adalah keliru.

 Kenyataannya terdistribusi secara kontinu

 Muncul hipotesis bahwa ada energi yang hilang ketika


terjadi tumbukan antara elektron yang dipancarkan dengan
elektron atomik yang mengelilingi inti

 Kenyataan ini memperlihatkan seolah-olah Hukum


Kekekalan Energi maupun Momentum tidak
terpenuhi selama peluruhan

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 9


21-Apr-18

Note: hasil eksperimen tahun 1927


 Eksperimen dalam upaya menemukan energi yang hilang
tersebut menunjukkan bahwa hipotesis tentang tidak
berlakunya hukum kekekalan energi pada peluruhan beta
 tidak benar
 Eksperimen: Sampel radioaktif beta diletakkan dalam sebuah
kalorimeter, dan kalor yang keluar setelah terjadi sejumlah
peluruhan diukur dan dibagi rata dengan banyaknya peluruhan
sehingga diperoleh energi rata-rata untuk setiap peluruhan.
 Dalam kasus 210Bi pada contoh diatas diperoleh bahwa energi
rata-rata hasil eksperimen tersebut adalah 0.35 MeV
 hampir sama dengan energi rata-rata dari spektrum
energi kinetik yang teramati yaitu 0.39 MeV

Tinjau Peluruhan Neutron !!

 Bila peluruhan beta hanya menyangkut perubahan neutron menjadi


proton, dengan menggunakan konsep energi ikat maka energi yang
dihasilkan dalam reaksi ( Q ) dapat dihitung sebagai berikut:
N mn = 939.5656 MeV

n → p + e- + mp = 938.2723 MeV
- me = 0.510999 MeV
 Q = 0.7823 MeV
 Energi yang dihasilkan tersebut (Q) merupakan energi kinetik dari proton
dan elektron hasil reaksi. Dapat dibuktikan bahwa elektron mempunyai
hampir seluruh energi kinetik tersebut (elektron  bersifat relativistik)
(proton  non relativistik)
 Kesetimbangan energi dapat dituliskan,

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 10


21-Apr-18

Note: Energi Relativistik Partikel

 Pernyataan Energi relativistik partikel secara umum:

dengan energi foton, E = pc,

 Pernyataan energi dalam bentuk energik kinetik relativistik dapat


dituliskan,

 Momentum elektron dapat dinyatakan dalam bentuk energi kinetik


sebagai berikut:

sehingga kesetimbangan energi menjadi,

suku KEe2 dapat diabaikan sehingga energi kinetik elektron yang


dibutuhkan pada peluruhan dua partikel ini dapat dihitung sebagai
berikut,

Terbukti bahwa elektron mempunyai hampir seluruh energi


kinetik tersebut.

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 11


21-Apr-18

Terbukti bahwa elektron mempunyai hampir seluruh energi


kinetik tersebut.
dan momentum elektron adalah

 Distribusi energi dan distribusi momentum yang teramati dalam


eksperimen pada peluruhan neutron adalah bersifat kontinyu

Tinjau kembali Peluruhan Neutron !!

Keanehan lain bila peluruhan beta hanya menyangkut


perubahan neutron menjadi proton:

n → p + e-
dimana masing-masing partikel yang terkait mempunyai spin
½, maka

 reaksi tersebut seharusnya tidak dapat terjadi karena


spin ( momentum sudutnya ) tidak kekal

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 12


21-Apr-18

Evaluasi (2)
 Kenyataan bahwa elektron yang dihasilkan dalam
peluruhan neutron mempunyai distribusi energi dan
momentum yang kontinyu (tidak diskrit) menunjukkan
bahwa
 Ada partikel lain yang ikut dipancarkan
bersama elektron dan proton
 Energi yang dipancarkan selama peluruhan
merupakan penjumlahan dari energi
elektron dan partikel misterius tersebut

KESIMPULAN

 Pauli (1930) mengusulkan bahwa ada partikel lain yang ikut


dipancarkan dalam peluruhan beta. Partikel tersebut haruslah
bermuatan netral, memiliki spin ½ dan hampir tak bermassa.
Dengan demikian penyimpangan hukum kekekalan energi
maupun momentum selama peluruhan beta dapat teratasi.

 Kenyataan bahwa partikel tersebut harus bersifat netral dan


massa diamnya nol, maka partikel misterius tersebut dinamakan
neutrino (little neutral one)

 Energi kinetik total yang dipancarkan pada peluruhan tersebut


menunjukkan energi kinetik dari elektron dan neutrino,

Q = K= Kelektron + Kneutrino

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 13


21-Apr-18

Sekilas tentang Fisika Partikel

Partikel Elementer
 Lepton dan Quark adalah struktur dasar pembangun
materi (basic building blocks)
 Fermion
 Partikel dengan spin setengah bulat
 Distribusi energi digambarkan melalui statistik Fermi-Dirac

 Boson
 partikel dengan spin bulat
 Distribusi energi digambarkan melalui statistik Bose-Einstein

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 14


21-Apr-18

Properties of the Leptons


Anti- Rest mass Lifetime
Particle Symbol L (e) L (muon) L (tau)
particle MeV/c2 (seconds)

Electron e- e+ 0.511 +1 0 0 Stable


Neutrino
(Electron) νe νe 0(<7 x 10-6) +1 0 0 Stable

Muon μ- μ+ 105.7 0 +1 0 2.20x10-6


Neutrino
(Muon) νμ νμ 0(<0.27) 0 +1 0 Stable

Tau τ- τ+ 1777 0 0 +1 2.96x10-13


Neutrino
(Tau) ντ ντ 0(<31) 0 0 +1 Stable

Numerical data from Giancoli

6 flavour of Quark
Baryon
Quark Symbol Spin Charge S C B T Mass*
Number

Up U 1/2 +2/3 1/3 0 0 0 0 360 MeV

Down D 1/2 -1/3 1/3 0 0 0 0 360 MeV

Charm C 1/2 +2/3 1/3 0 +1 0 0 1500 MeV

Strange S 1/2 -1/3 1/3 -1 0 0 0 540 MeV

Top T 1/2 +2/3 1/3 0 0 0 +1 174 GeV

Bottom B 1/2 -1/3 1/3 0 0 +1 0 5 GeV

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 15


21-Apr-18

Kombinasi Quark
 Quark dapat membentuk kombinasi-kombinasi
berikut
 Meson (dua quark)  ex.  (pion)
 Baryon (tiga quark)  ex. proton, neutron
 Pentaquark (lima quark)

Meson
Anti- Rest mass Decay
Particle Symbol Makeup S Lifetime
particle MeV/c2 Modes

2.60
Pion π+ π- ud 139.6 0 μ+νμ
x10-8

0.83
Pion π0 Self 135.0 0 2γ
x10-16

1.24
Kaon K+ K- us 493.7 +1 μ+νμ, π+π0
x10-8
0.89
Kaon K0 s K0 s 1* 497.7 +1 π+π-,2π0
x10-10
5.2
Kaon K0 L K0 L 1* 497.7 +1 π+e-νe
x10-8
Eta η 0
Self 2* 548.8 0 <10-18 2γ, 3μ
Eta
η 0'
Self 2* 958 0 ... π+π-η
prime

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 16


21-Apr-18

Baryon
Rest mass Lifetime
Particle Symbol Makeup Spin B S Decay Modes
MeV/c2 (seconds>
Proton p uud 938.3 1/2 +1 0 Stable ...
Neutron n ddu 939.6 1/2 +1 0 920 pe-νe

Lambda Λ0 uds 1115.6 1/2 +1 -1 2.6x10-10 pπ-, nπ0

Sigma Σ+ uus 1189.4 1/2 +1 -1 0.8x10-10 pπ0, nπ+

Sigma Σ0 uds 1192.5 1/2 +1 -1 6x10-20 Λ0γ

Sigma Σ- dds 1197.3 1/2 +1 -1 1.5x10-10 nπ-

Delta Δ++ uuu 1232 3/2 +1 0 0.6x10-23 pπ+

CERN
Laboratorium fisika partikel
CERN adalah pusat
penelitian international,
berlokasi di perbatasan
Swiss-Prancis dan
didirikan oleh 19 negara
Eropa.

Tujuan penelitian di lab. ini adalah untuk mengetahui struktur dasar materi
dan partikel-partikel utama yang membentuk struktur inti.
Laboratorium fisika partikel CERN menggunakan akselerator dengan tabung
100 meter di bawah tanah yang dipasang melingkar dengan diameter 27
km.

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 17


21-Apr-18

Neutrino ()
 Neutrino (lepton) pertama kali dipostulatkan oleh Fermi (1930) untuk
menjelaskan distribusi energi kontinu pada elektron yang
dipancarkan selama peluruhan beta
 Neutrino sangat sulit dideteksi secara langsung dalam eksperimen,
penyebabnya diduga karena interaksinya dengan materi sangat lemah
 Tahun 1953, setelah ada sintilasi likuid, Frederick Reines and Clyde L.
Cowan melakukan eksperimen sehingga dapat memperjelas
keberadaan neutrino
no  p   e   e
 Eksperimen menunjukkan bahwa
terdapat dua jenis neutrino yang p   no  e   e
dipancarkan pada peluruhan 
yaitu neutrino ( ) dan anti-
neutrino ( )
p   e  no   e

Neutrino dan anti-neutrino

 Perbedaan neutrino dengan anti-neutrino dapat dilihat dari


helisitas

σ  p   1  anti  neutrino
Helisitas  
p   1  neutrino
 dan p masing-masing adalah spin Pauli dan momentum linier

neutrino Anti-neutrino

Untuk menentukan apakah neutrino atau anti neutrino yang


dipancarkan dalam peluruhan beta dapat digunakan Hukum
Kekekalan Lepton

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 18


21-Apr-18

Hukum Kekekalan Lepton

 Lepton diberi bilangan lepton. Bilangan lepton +1 sedang


antilepton -1. Partikel-partikel yang bukan termasuk lepton
mempunyai bilangan lepton 0
 Dalam suatu reaksi, jumlah bilangan lepton haruslah kekal
Contoh: no  p  e    e

Bilangan lepton: 0  0 +1 -1
jumlah : 0  0

p  no  e    e

Bilangan lepton: 0  0 -1 +1
jumlah : 0  0

Elektron dan Positron


 Elektron merupakan salah satu partikel dasar (lepton)
dengan spin ½ (fermion) dan memenuhi Prinsip Ekslusif
Pauli.
 Positron merupakan anti-partikel dari elektron dengan
massa yang identik elektron tetapi mempunyai muatan
positif.

Anti- Rest mass Lifetime


Particle Symbol spin
particle MeV/c2 (seconds)

Electron e- e+ 0.511 ½ Stable


Neutrino
(Electron)
νe νe 0 (<7 x 10-6) ½ Stable

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 19


21-Apr-18

Elektron dan Positron

 Bila elektron dan positron


saling mendekat, satu sama
lain akan saling meniadakan
(annihilation) dengan
menghasilkan dua berkas sinar
gamma

 Dua berkas sinar gamma


bergerak saling berlawanan
untuk mempertahankan
kekekalan momentumnya.

Tiga Fenomena Peluruhan Beta


 Tiga fenomena peluruhan beta adalah
1. Pemancaran elektron ( -) A
Z X  A
Z1Y  0
1 e

2. Pemancaran positron ( +) A
Z X  A
Y 
Z -1
0
1 e

3. Tangkapan elektron (EC)

 Fenomena peluruhan beta merupakan Transformasi ISOBARIK,


karena tidak merubah jumlah nukleon (A) dalam inti, tetapi
terjadi perubahan muatan inti (Ze)
Z  Z1 A  konstan
N N1

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 20


21-Apr-18

Peluruhan -
 Inti dengan neutron berlebih akan mengemisikan partikel  - untuk
mencapai kestabilannya
 Pada peluruhan  -, neutron diubah menjadi proton disertai dengan
emisi elektron dan elektron-antineutrino

no  p   e   e
 Pada proses ini, satu down quark dari sebuah neutron melalui interaksi
lemah menghilang dan menghasilkan virtual boson W- dan satu up
quark. Boson W- ini kemudian meluruh menjadi sebuah elektron dan
anti-neutrino

e-
U e
U D W- U U e- e
D U D D
neutron proton

Peluruhan -

Contoh : 32
P  32
S  e -  νe
15 16

Proses peluruhan  -
memindahkan inti
phosphor setingkat
lebih tinggi dalam
tabel periodik
menjadi sultur

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 21


21-Apr-18

Nilai Q pada Peluruhan -


A
ZX  A
Z1Y  0
1e  e

Bila Mnuc(A,Z) adalah massa diam inti induk, maka berdasarkan hukum
kekekalan energi, energi awal = energi setelah peluruhan, atau

Minti(A,Z)c2 = Minti(A,Z+1)c2 + mec2 + KD+ Ke + K


Minti(A,Z+1) : massa diam inti anak (ion positif) yang dihasilkan
KD : energi kinetik inti anak (daughter)
Ke : energi kinetik elektron

maka energi yang dilepaskan dalam peluruhan, Q- (energi disintegrasi)


adalah
Q- = KD + Ke + K
Q- = [ Minti(A,Z) - Minti(A,Z+1) - me ] c2

Note: Q = ΔMc2 = { Mawal – Makhir } c2

Q = K = KD + Ke = ΔMc2 = { Minti(A,Z) – [ Minti(A,Z+1) + me ] } c2

dalam hubungan massa atomik, dimana

Matom(A,Z)c2 = Minti(A,Z)c2+ Zmec2


Matom(A,Z+1)c2 = Minti(A,Z+1)c2+ (Z+1)mec2
maka dalam massa atomik energi peluruhan dapat dinyatakan,

Q = { [Matom(A,Z) – Zme] – [ Matom(A,Z+1) – (Z+1)me ] – me } c2

atau

Q = ΔMc2 = { Matom(A,Z) – Matom(A,Z+1) } c2


Matom = massa atomik netral

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 22


21-Apr-18

Nilai Q pada Peluruhan -


A
ZX  A
Z1Y  0
1e  e

Dalam hubungan massa atomik, Q- (energi disintegrasi) dapat dituliskan,

Q = { [Matom(A,Z) – Zme] – [ Matom(A,Z+1) – (Z+1)me ] – me } c2

Q- = Matom(A,Z) c2 – Matom(A,Z+1)c2

Pada proses peluruhan, Q > 0 (selalu harus bernilai positif) sehingga

Matom(A,Z) > Matom(A,Z+1)

syarat terjadinya
peluruhan -

Peluruhan +
 Inti dengan proton berlebih akan mengemisikan partikel + untuk
mencapai kestabilan
 Dalam peluruhan  +, proton diubah menjadi neutron, sebuah positron
dan neutrino
p   no  e   e

 Contoh:
22
11 Na  22
10 Ne  e   νe
64
29 Cu  64
28 Ni  e   νe
Proses peluruhan  + memindahkan inti
Curium setingkat lebih rendah dalam
tabel periodik menjadi Nikel
27Co 28Ni 29Cu 30Zn

45Rh 46Pd 47Ag 48Cd

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 23


21-Apr-18

Peluruhan +
 Tidak seperti pada peluruhan  -, peluruhan + tidak dapat terjadi
dalam ruang terisolasi karena massa neutron lebih besar dari massa
proton, sehingga diperlukan energi dalam reaksinya.

energy  p   n o  e    e

 Peluruhan  + hanya dapat terjadi ketika energi ikat inti anak lebih
tinggi dari energi ikat inti induk. Perbedaan energi inilah yang
digunakan untuk mengubah proton menjadi neutron, disertai emisi
positron dan neutrino serta energi kinetik dari partikel-partikel
tersebut.

 Dalam proses peluruhan  +, muatan inti menjadi berkurang dan


atom anak mempunyai kelebihan elektron (ion negatif)

Nilai Q pada Peluruhan +


A
ZX  A
Z-1Y  1e 
0
e

Energi yang dilepaskan dalam peluruhan, Q+ adalah

Q- = M c2
Q+ = { Minti(A,Z) – [ Minti(A,Z-1) + me ] } c2
Dalam ungkapan massa atomik (atom netral) :

Q+ = { [Matom(A,Z) – Zme] – [Matom(A,Z-1) – (Z-1)me ] – me }c2

Q+ = [ Matom(A,Z) – Matom(A,Z-1) - 2me ] c2

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 24


21-Apr-18

Nilai Q pada Peluruhan +

Q+ = [ Matom (A,Z) – Matom(A,Z-1) – 2me ] c2

 Terdapat dua elektron pada keadaan akhir, satu berasal dari emisi
positron dan yang lain berasal dari elektron atomik yang berlebih

 Peluruhan hanya akan terjadi bila Q > 0, maka

Matom (A,Z) > Matom(A,Z-1) + 2me


Matom (A,Z) – Matom(A,Z-1) > 2me

syarat terjadinya
peluruhan +

Nilai Q pada Peluruhan +

Syarat peluruhan  +

Matom(A,Z) c2 > Matom(A,Z-1) c2 + 2me c2

 Bila perbedaan energi antara keadaan awal dengan keadaan


akhir lebih rendah (kurang dari 2mec2), peluruhan beta positif
tidak mungkin terjadi

 Pada keadaan ini yang mungkin terjadi adalah proses


tangkapan elektron oleh inti disertai emisi sebuah neutrino
 proses tangkapan elektron (electron capture)

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 25


21-Apr-18

Tangkapan Elektron
 Pada proses tangkapan elektron, inti induk menangkap sebuah
elektron dari orbitnya (biasanya dari kulit K) dan mengemisikan
sebuah neutrino

p   e  no   e
 Proses tangkapan neutron berkompetisi dengan emisi positron
(peluruhan  +), keduanya mempunyai pengaruh yang sama terhadap
nomor atom

 e 
 Contoh: 7
4 Be
7
3 Li  νe
41
20 Ca  e  41
19 K  νe

Auger Electrons or X-ray


 Satu elektron dalam kulit K ditangkap oleh inti. Elektron yang
meninggalkan kulit K menyisakan lubang sehingga terjadi transisi
elektron dari kulit L untuk mengisi lubang tersebut
 proses ini disebut juga K - capture
 Pada saat terjadi transisi elektron disertai dengan pemancaran
sinar X

 Kadang-kadang sinar X
yang dipancarkan
berinteraksi dengan
elektron dalam kulit L
atau lainnya, sehingga
dipancarkan elektron
yang disebut electron
Auger

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 26


21-Apr-18

Nilai Q pada Tangkapan Elektron

 Hukum kekekalan energi dapat dituliskan:

[Mnuc(A,Z) + me ]c2 = Mnuc(A,Z-1) c2 + E* + QEC

dengan E* adalah energi eksitasi dari inti anak (sangat kecil


sehingga dapat diabaikan)

 Energi yang dilepaskan dalam tangkapan elektron, QEC adalah

QEC = M c2
QEC = { [Mnuc(A,Z) + me] – Mnuc(A,Z-1) } c2

Nilai Q pada Tangkapan Elektron

 Dalam ungkapan massa atomik (atom netral) :

QEC = {[Matom(A,Z) –Zme]+ me – [Matom(A,Z-1) – (Z-1)me ]} c2

QEC = [ Matom(A,Z) – Matom(A,Z-1) ] c2

 Proses tangkapan elektron dapat terjadi bila Q > 0, maka

Matom(A,Z) > Matom(A,Z-1)

syarat terjadinya
tangkapan elektron

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 27


21-Apr-18

Q reaksi dengan melihat perbedaan massa atomik


(hati-hati dengan massa elektron)

Q- = Matom(A,Z) c2 – Matom(A,Z+1)c2


  : X Z , A  YZ 1, A  e    e
Q  KY  K e  K
Q  M X  MY

  : X A, Z  Y A, Z 1  e    e
Q+ = [Matom(A,Z) – Matom(A,Z-1)-2me] c2
Q  KY  K e  K
Q  M X  M Y  2 me

EC : e   X A, Z  Y A, Z 1   e
QEC = [ Matom(A,Z) – Matom(A,Z-1) ] c2 Q  KY  K e  K
Q  M X  MY

Beta Decay – Examples

6C 7 N
14 14
 e   7 N 6C
12 12
 e  

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 28


21-Apr-18

Teori Fermi Peluruhan Beta

Enrico Fermi
 1901 – 1954

 1938, dianugerahi penghargaan


Nobel dalam bidang fisika karena
jasanya memproduksi unsur-unsur
trans-uranic dan menemukan reaksi
inti yang dihasilkan dari neutron
lambat

 Kontribusi lainnya:
 Teori peluruhan beta
 Teori elektron bebas pada logam
 Menginisiasi pengembangan
reaktor fisi yang pertama (1942)

Teori Fermi Peluruhan Beta


 Tahun 1934, dengan hasil yang sangat memuaskan Enrico
Fermi mengembangkan teori peluruhan beta berdasarkan
hipotesis Pauli, yaitu dengan melibatkan neutrino yang
dianggap tak bermassa dan tak bermuatan.

 Fermi mengemukakan asumsi-asumsi berikut:


1. Karena elektron/positron dan neutrino tidak mungkin ada di
dalam inti, maka mereka harus terbentuk pada waktu
disintegrasi dan segera meninggalkan inti setelah terbentuk,

no  p   e   e

Jadi ada interaksi antara nukleon dengan  - dan neutrino yang


menyebabkan transformasi dari neutron ke proton, yaitu
interaksi antara medan elektron-neutrino dan nukleon

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 29


21-Apr-18

Teori Fermi Peluruhan Beta

2. Perubahan sebuah neutron (no)


menjadi sebuah proton (p+)
atau sebaliknya terjadi melalui
interaksi lemah (Weak
Interaction) dan berjangkauan
pendek.
Neutron decay via
weak interaction

Note :
Peluruhan beta adalah Pada peluruhan -, interaksi lemah
salah satu interaksi lemah mengubah sebuah neutron (no) menjadi
yang pertama kali sebuah proton (p+) ketika memancarkan
diketahui. elektron (e-) dan sebuah anti-neutrino

Note: Empat Gaya / Interaksi Fundamental

Terdapat empat Interaksi pokok untuk mengatur struktur dan perilaku


seluruh alam semesta (dari interaksi atomik hingga galaksi bintang-
bintang), yaitu :
• Gaya Nuklir Kuat
• Gaya Elektromagnetik
• Gaya Nuklir Lemah
• Gaya Gravitasi

Note :
Peluruhan beta adalah
salah satu interaksi
lemah yang pertama kali
diketahui.

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 30


21-Apr-18

 Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut Fermi mengembangkan


suatu hubungan probabilitas transisi Wif antara keadaan awal dan
keadaan akhir yang kemudian disebut dengan Fermi’s Golden
Rule sebagai berikut,
2π 2
  Wif  H if ρ f
 Densitas energi
keadaan akhir
Probabilitas transisi
elemen matriks transisi

 = laju peluruhan
H if   f H int  i dV  f H int i = elemen matriks transisi
Hint = HEM : operator interaksi yang menyebabkan transisi
dV : elemen volume

dn f
f   jumlah keadaan akhir dn dalam interval energi dE
dE

Note: Suatu partikel tunggal dinyatakan dalam ruang fase 6 dimensi yaitu 3
komponen posisi dan 3 komponen momentum (x, y, z, px, py, pz)
Satuan elemen volume terkecil dalam ruang tsb adalah h3, maka jumlah
keadaan pada elemen d3x.d3p adalah
dn = d3r.d3p/(h)3
d3r : dx.dy.dz  volume, V
d3p : 4лp2dp  volume momentum pada kulit sferis dengan
radius p dan tebal dp

 Jumlah keadaan akhir elektron dan neutrino adalah,

4pe dpeV 4p dp V


2 2
dne  ; dn 
h3 h3

16 2V 2 ( pe ) 2 dpe ( p ) 2 dp


dn f  dne dn 
h6

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 31


21-Apr-18

 Energi maksimum yang dipancarkan dalam peluruhan adalah

Emax = Q = Ke + K K = p  c
karena neutrino sangat sulit dideteksi dibandingkan elektron, maka
kuantitas momentum neutrino dinyatakan sebagai,

Q  Ke dE Z
p  ; dpν  Beta decay
c c
e Z’ -
e
p, E=pc pe, Ke

sehingga,
dn f 16 2V 2 (Q  K e ) 2 ( pe ) 2 dpe

dE h6c 3

 Elemen matriks, sulit ditentukan tanpa pengetahuan mengenai teori


medan kuantum. Tetapi secara sederhana kita dapat mengutip hasil
akhirnya    ( A, Z )
i


 f   ( A, Z  1)  e    ( A, Z  1) 1 V  2

 Untuk memudahkan menghitung elemen matriks, Hint dapat diganti


dengan suatu konstanta kopling, g.
e-
f H weak i  H if   D * e * ve * H weak P dV
e
 g  D * e * ve * . P dV D

 Elektron dan neutrino dapat dianggap sebagai partikel bebas karena


interaksinya sangat lemah, dengan normalisasi terhadap volume V maka
fungsi keadaan elektron dan neutrino dinyatakan,
1 ip.r/ 1 iq.r/
e  e ;   e
V V

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 32


21-Apr-18

untuk elektron dengan energi kinetik 1 MeV, p = 1,4 MeV/c dam p/ħ =
0,007 /fm, maka

eip.r/  eiq.r/  1
dan diasumsikan bahwa fungsi gelombang elektron maupun neutrino
mempunyai amplitudo konstan dalam volume V

sehingga,   
i ( p  q ) r
g
H if   D * .e   P .dV
V
g
H if  M if
V
  
i ( p  q ) r
dimana M if   D * .e   P .dV

dan g = 8,8 x 10-5 MeV . F3 = konstanta kopling peluruhan β-

Probabilitas transisi dapat dituliskan sebagai,

64 2 g 2 [ M ]2 ( Q  K e ) 2 ( pe ) 2 dpe
W if   N ( pe )dpe
h7c 3
N(pe) dpe menunjukkan distribusi momentum elektron antara
antara p dan p + dp, dan bentuk spektrumnya dapat diungkapkan
sebagai

C
N ( pe )  pe (Q  K e ) 2
2
2
c


C
c 2

pe Q 
2
pe c 2  m e2 c 4  m e c 2
2

2

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 33


21-Apr-18

Penerapan pada Fermi’s Golden Rule


2π 2 dn f
d  f H if i
 dE
2 2 2
2π g M V
 .(Q  K e ) 2
if
 V 2
4 c
6 3

2
g 2 M if
 .(Q  K e ) 2 p 2 dp
2  c
3 7 3

dengan penjelasan grafis sebagai berikut

N(p) And explains the drop here


~ dλ which goes as (Q-Te)2

THE BETA
SPECTRUM
SHAPE

Electron mom. p

 Pengaruh Interaksi Coulomb pada peluruhan beta.


Persamaan diatas belum memperhitungkan pengaruh muatan listrik inti
yaitu interaksi coulomb inti dengan partikel yang dipancarkan, dimana
positron mengalami percepatan dan neutron mengalami perlambatan
sehingga untuk - interaksi Coulomb menghalangi pancaran sedang
untuk  + justru mendorong terjadinya pancaran.
 Transisi yang diperbolehkan
Meskipun fungsi gelombang awal dan akhir tidak diketahui tetapi
diketahui bahwa fungsi gelombang tersebut adalah fungsi eigen dari
operator spin inti I, maka,
Matriks M = 0, kecuali jika Ii dan If tidak berubah atau ΔI = 0
Keadaan ini merupakan transisi yang diperbolehkan, jadi kaidah seleksi
Fermi adalah
ΔI  0  dalam hal ini tidak berarti tidak ada perubahan paritas

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 34


21-Apr-18

 Dengan demikian, Spektrum beta secara komplit harus


melibatkan tiga faktor, yaitu :

1. Faktor statistik pe2(Q – Ke)2 yang ditentukan dari


keadaan akhir partikel yang terpancar

2. Fungsi Fermi F(Z’,pe) untuk memperhitungkan


pengaruh medan Coulomb inti

3. Elemen matriks inti |M|2 untuk menghitung pengaruh


transisi dari interaksi keadaan awal dan keadaan akhir
termasuk faktor koreksi S(pe,p ) dari beberapa jenis
peluruhan yang terlarang

N ( pe )  p e ( Q  K e ) 2 F ( Z  , p e )[ M ]2 S ( pe , p )
2

Contoh:
Spektrum momentum pada peluruhan inti 64Cu dengan emisi
elektron (menjadi 64Zn) dan emisi positron (menjadi 64Ni)
dengan perbandingan energi transisi.
 dari spektrum momentum positron terlihat bahwa
momentumnya lebih tinggi karena adanya pengaruh
interaksi Coulomb dari inti

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 35


21-Apr-18

Fermi - Kurie Plot


Untuk transisi yang diperbolehkan, dapat dituliskan kembali
sebagai
N ( pe )
(Q  K e )  2
pe F ( Z ' , pe )

Fermi - Kurie Plot diperoleh


dari grafik,

2
N ( pe ) pe F ( Z ' , pe ) vs K e

didapat garis lurus yang


berpotongan dengan sumbu
E dan menghasilkan Emax

Contoh Soal
238
 Radionuklida 92U meluruh menjadi isotop timbal
melewati pemancaran delapan partikel alfa dan
enam elektron berturutan.
 Bagaimana simbol isotop timbal? Tuliskan urutan
skema peluruhannya dalam bentuk persamaan reaksi!
 Berapa besar energi total yang dilepaskan?

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 36


21-Apr-18

End of this session !!

Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas

Soal (uas 2010)

 Untuk menentukan massa neutron, Chadwick menggunakan


reaksi berikut:
 + 11B → n + 14N

dimana harga ketiga massa inti yang digunakan adalah m


=4,00106 u, mB =11,00825 u dan mN = 14,0042 u.
Energi kinetik yang diukur Chadwick adalah sebagai berikut: K
= 5,26 MeV, KB = 0, Kn = 3,26 MeV, dan KN = 0,57 MeV.
Dengan data tersebut berapakah massa neutron yang
diperoleh Chadwick!

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 37


21-Apr-18

Peluruhan gamma
Peluruhan gamma seringkali menyertai peluruhan beta
• Seringkali terjadi secara bersamaan (decay sequence) seperti
pada 198Au yang meluruhkan β- menjadi inti anak dalam keadaan
eksitasi, kemudian mengemisikan gamma untuk mencapai
kestabilan yang lebih besar
• Tidak merubah A maupun Z.
• Peluruhan beta secara umum
lebih lambat (~100,000) dari
peluruhan gamma (yang
dihasilkan dari gaya EM)

Peluruhan gamma
 If the decay proceeds to an excited
state of energy Ex rather than to the
ground state, then Q for the
transition to the excited state can be
determined with respect to the
transition to the ground state. The
disintegration energy Q to the ground
state Q0.

 Q for a transition to the excited state


Ex is

 Energi gamma

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 38


21-Apr-18

Peluruhan Gamma
• Sinar gamma muncul ketika inti dalam keadaan
tereksitasi bergeser menuju energi yang lebih
rendah
• Serupa dengan proses loncatan elektron
menuju energi yang lebih rendah disertai
dengan pemancaran foton
• Foton ini yang disebut sebagai sinar gamma,
berenergi sangat tingi lebih tinggi dari sinar-
x, hampir mendekati kecepatan cahaya
• Merupakan jenis radiasi yang sangat
bermanfaat dalam penggunaan secara
medis
• Sangat berbagaya karena daya tembusnya
yang sangat besar terhadap suatu bahan

Peluruhan Gamma
• Memenuhi kekekalan momentum sudut dan paritas
• Foton mempunyai sin = 1 dan partias = -1
• Sinar gamma biasanya dipancarkan segera setelah inti dalam
keadaan tereksitasi terbentuk
• Terkadang kaidah seleksi mencegah terjadinya transisi tertentu,
dan keadaan eksitasi berlangsung lebih lama. Keadaan inti
disebut ISOMER atau keadaan isomerik dan ditulis sebagai inti
metastabil (disimbolkan dengan m kecil)

• Contoh
pada energi eksitasi 0,271 MeV tidak terjadi peluruhan gamma
karena transisi perbedaan spin yang besar

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 39


21-Apr-18

Konversi Internal
• Konversi internal merupakan proses lainnya yang melibatkan
sinar EM yang terjadi pada inti dan berlomba dengan
pemancaran gamma.
• Terkadang medan listrik multipole dari inti berinteraksi dengan
elektron orbital yang mempunyai energi cukup untuk
meninggalkan atom. Proses ini tidak sama dengan pemancaran
gamma, elektron yang dipancarkan merupakan satu dari elektron
orbital, sedangkan elektron pada peluruhan beta dihasilkan
melalui peluruhan neutron menjadi proton
• Contoh 203Hg menjadi 203Tl melalui pemancaran beta,
meninggalkan 203Tl dalam keadaan tereksitasi secara
elektromagnetik. Menuju keadaan dasar melalui pemancaran
gamma dengan energi 279,19 keV atau melalui konversi internal
• Dalam kasus ini konversi nternal lebih mungkin terjadi

Konversi Internal
• Karena pada proses konversi internal dapat elektron orbital,
hasilnya spektrum elektron pada energi konversi nternal

• Since the internal conversion


process can interact with any of
the orbital electrons, the result
is a spectrum of internal
conversion electrons which will
be seen as superimposed upon
the electron energy spectrum of
the beta emission. The energy
yield of this electromagnetic
transition can be taken as
279.190 keV, so the ejected
electrons will have that energy Electron emissions from the Hg-203 to Tl-
minus their binding energy in the 203 decay, measured by A. H. Wapstra, et
203Tl daughter atom al., Physica 20, 169 (1954).

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 40


21-Apr-18

Gamma and Beta decays are very similar


Decay Name of process Interaction Out
Channel

 pf  
pi  Gamma Decay EM
Nucleon +
Zero
Leptons


pi  eatom  p f  e free
 Internal Conversion EM
Nucleon +
One
Lepton

p  eatom  n  e
 Electron Capture weak

 p f  e  e
pi  Pair Internal EM
Conversion

Nucleon +
 n  e  e
p  β+ Decay weak Two Leptons

 p  e  e
n  β- Decay weak

Lecture Note - Fisika Inti, Dr. Dian Fitriyani 41

Anda mungkin juga menyukai