Anda di halaman 1dari 46

BAB

II Struktur Atom

A. Partikel Dasar Penyusun Atom

B. Nomor Atom, Nomor Massa, Isotop,


Isoton, Isobar, dan Isoelektron

C. Perkembangan Teori Atom, Konfigurasi


Elektron, dan Mekanika Kuantum

<< Alam semesta tersusun atas


galaksi-galaksi

Kembali ke daftar isi


A. Partikel-Partikel Dasar
Penyusun Atom

0
1. Elektron ( −1 e )

1
2. Proton ( 1 p)
NUKLEON

1
3. Neutron (0 n )

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


• Elektron ditemukan oleh J.J. Thomson 1. Elektron ( −10 e )
pada tahun 1897 melalui eksperimen
dengan tabung sinar katode.
• Sifat-sifat sinar katode:
a. Merupakan partikel kecil yang
tidak dapat dilihat
b. Memiliki sifat cahaya dan sifat
materi.
c. Merambat tegak lurus dari
permukaan katode menuju
anode.
d. Tidak tergantung pada jenis gas
dan jenis elektrode.
e. Bermuatan negatif sehingga
dalam medan magnet dan
medan listrik dibelokkan ke
kutub positif.
• Sinar katode tersebut merupakan
elektron.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Elektron ( −10 e )

Pada tahun 1908


Robert Andrew Milikan
menemukan muatan
elektron sebesar
-1,6 x 10-19 C melalui
percobaan tetes
minyak.
Gambar percobaan tetes
Muatan tersebut diberi
minyak Milikan tanda -1.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Proton ( 11 p )
• Proton ditemukan oleh Eugen Goldstein
pada tahun 1886 melalui percobaan
tabung gas berkatode (tabung
Crookes).
• Sifat-sifat sinar anode:
• Bermuatan positif karena dapat
dibelokkan medan magnet dan
medan listrik menuju kutub negatif.
• Merupakan radiasi partikel karena
dapat memutar kincir.
• Perbandingan e/m tergantung pada
gas yang diisikan dalam tabung.
• Ukuran partikel sinar anode
bergantung pada jenis gas dalam
tabung.
• Muatan proton = +1 atau 1,6 × 10–19
C.
• Semakin besar massa partikel, sinar
anodenya semakin sukar dibelokkan.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Proton ( 11 p )

Percobaan Hamburan Sinar Alfa


• Ernest Rutherford melakukan
penembakan lempeng emas
tipis dengan sinar alfa.
• Pada percobaan tersebut,
sebagian besar sinar alfa
diteruskan atau menembus
lempeng emas, sebagian kecil
dibelokkan, dan sebagian kecil
lagi dipantulkan.
• Adanya sebagian kecil sinar alfa
yang dipantulkan menunjukkan
adanya inti atom yang
bermuatan positif.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1
3. Neutron ( 0 n )

• Pada tahun 1930 W. Bothe dan H. Pada tahun 1932 James Chadwick
Becker melakukan percobaan membuktikan bahwa partikel yang
penembakan partikel alfa pada inti menimbulkan radiasi berdaya tembus
atom berilium (Be). Percobaan ini tinggi tersebut bersifat netral atau
menghasilkan radiasi partikel berdaya tidak bermuatan dan disebut
tembus tinggi. neutron.

Partikel Penemu Massa Muatan Lambang


(sma)
Elektron J.J. 0 -1 0
e
−1
Thomson
1
Proton Goldstein 1 +1 1 p
1
Neutron J. Chadwick 1 0 0 n

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Nomor Atom, Nomor
Massa, Isotop, Isoton,
1. Nomor Atom (Z) Iosbar, dan Isoelektron

2. Nomor Massa (A)

3. Notasi Unsur

4. Isotop, Isoton, Isobar, dan


Isoelektron

5. Massa Atom Relatif (Ar)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Nomor Atom (Z)

Nomor Atom (Z) = jumlah proton

Pada atom netral: Pada Ion:


Jumlah proton = jumlah Jumlah elektron = jumlah proton - muatan
elektron = nomor atom - muatan

Pada kation → Pada anion →


jumlah proton > jumlah jumlah proton < jumlah
elektron elektron

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Nomor Massa (A)

Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron


= nomor atom + jumlah neutron

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Notasi Unsur

Contoh:
19
9 F
nomor atom = jumlah proton
= jumlah elektron
=9
Keterangan:
nomor massa = 19
A = nomor massa
jumlah neutron
Z = nomor atom = jumlah
= nomor massa - nomor atom
proton
= 19 - 9 = 10
X = lambang unsur

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


PADA ION BAIK KATION DAN ANION → JUMLAH ELEKTRON YANG BERUBAH

KATION (Ion Bermuatan positif = melepaskan elektron)

Misal ion dengan nomor atom 11 dan nomor massa 23


Na+
Maka jumlah p = 11 (no atomnya 11)
e = 10 (melepaskan 1 elektron )
n = 12 (No massa – No atom)

ANION (Ion Bermuatan NEGATIF = menangkap/menerima elektron)

Misal ion O2- dengan nomor atom 8 dan nomor massa 16

Maka jumlah p = 8 (nomor atomnya 8)


e = 10 (menangkap 2 elektron )
n = 8 (No massa – No atom)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


4. Isotop, Isoton,
Isobar, dan Isoelektron

Isotop Isoton Isobar Isoelektron


Pengerti Atom-atom yang Atom-atom Atom-atom Atom-atom yang
an mempunyai yang yang mempunyai jumlah
nomor atom mempunyai mempunyai elektron
sama, tetapi jumlah neutron nomor massa sama setelah
nomor massa sama. sama. melepaskan
berbeda. atau menangkap
elektron.
Contoh 39
Na + dan 199 F−
13
7 N, 147 N, 157 N 19 K dan 4020 Ca 13
6 C dan 137 N 23
11

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


5. Massa Atom Relatif (Ar)

Massa atom relatif


merupakan perbandingan
massa suatu atom terhadap
massa atom C-12.

massa rata − rata 1 atom unsur X


Ar unsur X =
1
 massa 1 atom C − 12
12

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Karena 1/12 massa 1 atom C-12 = 1 sma, maka

massa rata − rata 1 atom unsur X


Ar unsur X =
11 sma
 massa1 11 atom C − 12
12

Contoh soal 1 massa atom relatif


Massa rata–rata 1 atom N adalah 14 s.m.a, berapa massa atom relatif N?
Jawab:

massa rata − rata 1 atom unsurNN


X
X=
Ar unsur N
1
 massa 1 atom C − 12
12

= 14 sma
1/12 x 12 sma
= 14 sma

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


MASSA MOLEKUL RELATIF ( Mr )

· Adalah perbandingan massa antara suatu molekul dengan suatu standar.

· Besarnya massa molekul relatif ( Mr ) suatu zat = jumlah massa atom relatif ( Ar )
dari atom-atom penyusun molekul zat tersebut.
· Khusus untuk senyawa ion digunakan istilah Massa Rumus Relatif ( Mr ) karena
senyawa ion tidak terdiri atas molekul.

· Mr = ∑ Ar

Contoh :
Diketahui : massa atom relatif ( Ar ) H = 1; C = 12; N = 14 dan O = 16. Berapa massa
molekul relatif ( Mr ) dari CO(NH2)2
Jawab :

Mr CO(NH2)2 = (1 x Ar C) + (1 x Ar O) + (2 x Ar N) + (4 x Ar H)

= (1 x 12) + (1 x 16) + (2 x 14) + (4 x 1)

= 60
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
C. Perkembangan Teori Atom,
Konfigurasi Elektron, dan Mekanika
Kuantum

1. Perkembangan Model Atom

2. Konfigurasi Elektron dan


Elektron Valensi

3. Bilangan Kuantum

4. Bentuk dan Orientasi Orbital

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Perkembangan
Model Atom

Model Atom Model Atom


Model Atom
Thomson Rutherford
Dalton

Model Atom Model Atom


Modern Bohr

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Perkembangan
Model Atom
Model Atom Dalton
1. Atom adalah bagian terkecil dari suatu
unsur dan tidak dapat dibagi lagi.
2. Atom-atom unsur sejenis mempunyai
sifat yang sama meliputi volume,
bentuk, maupun massanya. Sebaliknya,
atom-atom unsur tidak sejenis
mempunyai sifat berbeda.
3. Dalam reaksi kimia terjadi
penggabungan atau pemisahan atom.
4. Atom dapat bergabung dengan atom
lain untuk membentuk suatu molekul
dengan angka perbandingan bulat dan
sederhana.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Perkembangan
Model Atom Thomson
Model Atom

Thomson menggambarkan atom sebagai


sebuah bola bermuatan positif yang di
dalamnya tersebar elektron seperti kismis
dalam roti kismis.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Perkembangan
Model Atom

Model Atom Rutherford 1. Atom terdiri atas inti atom yang


bermuatan positif dan dikelilingi oleh
elektron-elektron yang bermuatan negatif
seperti model tata surya.
2. Secara keseluruhan atom bersifat netral
karena jumlah muatan positif sama
dengan jumlah muatan negatif.
3. Selama mengelilingi inti terbentuk gaya
sentripetal pada elektron.
4. Semua proton terkumpul dalam inti
atom sehingga inti atom bermuatan
positif.
5. Sebagian besar volume atom
merupakan ruang kosong.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Perkembangan
Model Atom Bohr
Model Atom

1. Elektron mengelilingi inti atom


pada orbit tertentu.
2. Selama elektron berada dalam
lintasannya, energi elektron tetap
sehingga tidak ada energi yang
diserap dan dipancarkan.
3. Elektron hanya dapat berpindah
dari satu lintasan stasioner ke
lintasan stasioner lainnya dengan
menyerap atau melepas energi.
4. Lintasan stasioner elektron yang
diperbolehkan memiliki
momentum sudut kelipatan dari
h
, (π = 3,14)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Perkembangan
Model Atom

Model Atom Berdasarkan Teori ▪ Model atom modern dibangun oleh beberapa
Mekanika Kuantum ilmuwan seperti Louis de Broglie, Wolfgang Pauli,
Erwin Schrödinger, dan Werner Heisenberg.

▪ Menurut teori dualisme, elektron di dalam atom


dapat dipandang sebagai partikel dan gelombang.

▪ Teori ketidakpastian menyatakan bahwa


kedudukan dan kecepatan gerak elektron tidak
dapat ditentukan secara pasti, yang dapat
ditentukan hanyalah kemungkinan terbesarnya
atau probabilitasnya.

▪ Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian


untuk mendapatkan elektron disebut orbital.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Konfigurasi Elektron
a. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi
ADALAH susunan elektron di dalam setiap kulit
atom.
Aturan pengisian konfigurasi elektron .
1. Jumlah elektron maksimum tiap kulit
mengikuti rumus 2n2
2. Jumlah maksimal elektron pada kulit terluar
adalah 8 (elektron valensi)
3. Jika sisa elektron lebih dari 8, tulis 8 dan
sisanya di kulit berikutnya. Jika lebih dari 18
tulis 18, sisanya di kulit berikutnya dst.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Konfigurasi Elektron
a. Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi

Nomor Nama Jumlah Elektron • Konfigurasi elektron adalah susunan


elektron dalam suatu atom.
Kulit Kulit Maksimum
• Tiap-tiap kulit elektron hanya dapat
1 K 2 ditempati maksikum 2n2 elektron
2 L 8 n = nomor kulit
• Jumlah elektron maksimum pada
3 M 18 kulit terluar adalah 8
4 N 32
5 O 50
6 P 72
7 Q 98

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Jumlah elektron yang menempati kulit terluar disebut elektron
valensi. Contohnya, elektron valensi ₁₀Ne adalah 8 dan elektron
valensi ₁₉K adalah 1.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Tentukan konfigurasi elektron dan
elektron valensi dari unsur dengan
nomor atom 7, 15, 20, dan 35.
3. Bilangan Kuantum

Bilangan Kuantum Utama


(n)

Bilangan Kuantum Azimuth


(ℓ)
Bilangan
Kuantum
Bilangan Kuantum Magnetik
(m)

Bilangan Kuantum Spin (s)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum
Utama (n)

Kulit n
• Menyatakan posisi elektron dalam
kulit atom, menjelaskan jarak rata- K 1
rata awan elektron dari inti atom,
serta menyatakan tingkat energi L 2
elektron dalam suatu atom.
M 3
• Semakin besar nilai n, tingkat
energi atom semakin tinggi. N 4
• Bilangan kuantum utama
mempunyai harga mulai dari 1, 2,
3, 4, dan seterusnya.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum
Azimuth (ℓ)

• Menyatakan subkulit / bentuk Kuli n Harga ℓ yang Subkulit


orbital. t diizinkan

Harga ℓ = 0 s.d.(n – 1) K 1 0 1s

harga ℓ = 0 --> subkulit s L 2 0, 1 2s, 2p


M 3 0, 1, 2 3s, 3p, 3d
harga ℓ = 1 --> subkulit p
N 4 0, 1, 2, 3 4s, 4p,
harga ℓ = 2 --> subkulit d 4d, 4f
harga ℓ = 3 --> subkulit f

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


4. Bentuk dan
Orientasi Orbital

• Orbital s • Orbital p

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


4. Bentuk dan
Orientasi Orbital

• Orbital d • Orbital f

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum
Magnetik (m)
ℓ Subkul Harga m Jumlah
it Orbital

0 s 0 1
• Menentukan orientasi orbital
1 p -1, 0, +1 3
dalam ruang di sekitar inti atom.
2 d -2, -1, 0, 5
harga m = –ℓ, 0, +1, +2
hingga +ℓ
3 f -3, -2, -1, 0, +1, 7
+2, +3

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Bilangan Kuantum

Bilangan Kuantum
Spin (s)

• Menyatakan arah putar elektron


terhadap sumbunya (berotasi)
sewaktu elektron berputar
mengelilingi inti atom.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Konfigurasi Elektron dan
Elektron Valensi

Aturan
Aufbau

Asas Kaidah
Larangan
Pauli Hund

Aturan
Penulisan
Konfigurasi
Elektron

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi

• Aturan Aufbau
”Pengisian elektron dalam orbital
dimulai dari orbital dengan tingkat
energi paling rendah. Setelah
penuh, pengisian berlanjut ke
orbital yang tingkat energinya satu
tingkat lebih tinggi. Demikian
seterusnya hingga semua elektron
menempati orbital”.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Gambar diatas adalah urutan tingkat energi kulit dan subkulit suatu
atom. Ada 4 subkulit yaitu s, p, d, dan f dan angka sebelum subkulit
menunjukkan kulit. Subkulit 1s punya tingkat energi paling rendah, lalu
naik ke subkulit 2s, 2p, 3s, 3p, sampai terakhir yang paling tinggi 8s.
Pastinya elektron yang bisa mengisi subkulit tertentu juga terbatas.
Elektron yang mengisi subkulit ini dituliskan dalam bentuk pangkat.
Subkulit s maksimal terisi 2 elektron , p terisi 6 elektron , d terisi 10
elektron , dan f terisi 14 elektron .

Sehingga urutannya

1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10

5p6 6s2 4f14 5d10 6p6 7s2 5f14 5d10 7p6 8s2

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Konfigurasi elektron untuk atom 7N
11Na 21Sc
2 5
▪7Na : 1s2 2s2 2p3 → e valensi = 5
▪11Na : 1s2 2s2 2p6 3s1 →e valensi = 1
▪21Sc : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1
e valensi = 3

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Pengecualian untuk sub kulit d (konfigurasi elektron
setengah penuh)

24 X = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4 (tdk stabil)


1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5 (stabil)

Pengecualian untuk sub kulit d (konfigurasi elektron


penuh)

29 Z = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9 (tdk stabil)


1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10 (stabil)
2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi
• Penulisan Konfigurasi Elektron • Pengecualian Konfigurasi
dengan Lambang Gas Mulia Elektron dalam Subkulit d
Contoh:
Contoh: Unsur Konfigurasi Konfigurasi
Unsur Konfigurasi Penyingkatan Elektron Elektron (
Elektron (Belum Stabil) Stabil)

1s2 2s2 2p3 [He] 2s2 2p3 24Cr [Ar] 4s2 3d4 [Ar] 4s1 3d5
7N

1s2 2s2 2p6 3s2 3s2 29Cu [Ar] 4s2 3d9 [Ar] 4s1 3d10
12Mg [Ne]
79Au [Xe] 6s2 4f14 [Xe] 6s1 4f14
5d9 5d10

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


DIAGRAM ORBITAL

Konfigurasi elektron DAPAT DIGAMBARKAN dengan memakai diagram


orbital. Suatu subkulit punya sejumlah orbital. Orbital itu digambarkan
sebagai persegi dan berisi garis setengah panah yang mewakili
elektron. Subkulit s punya 1 orbital, p punya 3 orbital, d punya 5 orbital,
dan f 14 orbital.

Aturannya sebagi berikut :

1. Prinsip AufBau
Pengisian elektron dalam orbital dimulai dari orbital dengan tingkat energi
paling rendah. Setelah penuh, pengisian berlanjut ke orbital yang tingkat
energinya satu tingkat lebih tinggi

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


DIAGRAM ORBITAL

• Kaidah Hund
”Elektron-elektron yang berada
di suatu orbital akan menempati
orbital yang kosong dengan
arah rotasi sejajar. Setelah itu,
elektron-elektron lainnya
menempati orbital tersebut
dengan arah rotasi yang
berlawanan ”.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


DIAGRAM ORBITAL

• Asas Larangan Pauli

• ”Tidak ada dua buah


elektron dalam orbital yang
sama memiliki keempat
bilangan kuantum yang
sama”.
• Bilangan kuantum spin harus
berlawanan.
• Jumlah elektron maksimum
= 2 x jumlah orbital dalam
subkulit

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Contoh konfigurasi elektron dan diagram orbitalnya

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Contoh
Tentukan kobfigurasi elektron dan keempat bilangan
kuantum elektron terakhir dalam pengisian elektron dari
atom;
7N
Jawab “
Konfigurasi 7N = 1s2 2s2 2p3
a. ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑

-1 0 +1
Maka :
n=2
l = 1 (ingat, subkulit p dimana l=1)
m = -1 (perhatikan orbital p, untuk kotak ujung kanan)
s = +½ (arah perputaran ke atas)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Tentukan konfigurasi elektron, elektron valensi, kulit
valensi dan keempat bilangan kuantum elektron terakhir
dalam pengisian elektron dari atom;
15P

Anda mungkin juga menyukai