Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTEK

KEGIATAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


SIMULASI SIKLUS 2

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas / Semester : I (Satu) / 2
Materi Pembelajaran : Benda Hidup dan Benda Tak Hidup di Sekitarku
Hari, Tanggal : Selasa, 05 Mei 2020
Waktu : 09.10 – 10.10 Wib

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan semua manusia, namun kita seringkali


melupakan atau bahkan tidak memahami esensi dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan
adalah upaya untuk mengembangkan secara seimbang unsur pribadi manusia berikut,
yaitu jasmani, rohani, intelektual, estetika dan sosial yang diarahkan pada satu tujuan
pendidikan utama yaitu untuk memanusiakan manusia.
Pendidikan menjadi faktor terpenting dalam penentuan kualitas kehidupan bangsa
Indonesia. Faktor pendidikan memiliki peranan penting untuk menciptakan kehidupan
bangsa yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Pendidikan berkontribusi dalam
kualitas bangsa.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah
lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para guru disekolah. Proses
pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan
berpikir peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung dikelas hanya
diarahkan pada kemampuan peserta didik menghafal, peserta didik hanya dipaksa untuk
mengingat dan menimbun berbagai kata tanpa dituntut untuk memahami makna yang
sebenarnya.
Selain itu pembelajaran disiang hari adalah pembelajaran yang paling
membosankan, karena pada siang hari peserta didik sudah mulai lelah dengan
pembelajaran yang terjadi dan kurang konsentrasi dalam menerima materi pelajaran. Hal
ini bisa terjadi pada semua materi pelajaran terutama kalau pelajaran tersebut adalah
pelajaran yang dianggap sulit oleh peserta didik.
Kondisi ini juga menimpa pada pembelajaran Bahasa Indonesia, yang
memperlihatkan bahwa selama ini proses pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah
dasar masih banyak yang dilaksanakan secara konveksional. Para guru belum
sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif dalam melibatkan
peserta didik serta belum menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi
berdasarkan karakter materi pelajaran. Sedangkan, peran guru dalam proses
pembelajaran ini yaitu guru memiliki wewenang untuk mengatur dan menentukan proses
pembelajaran sehingga nantinya peserta didik dapat mengembengkan kemampuan
berpikirnya menjadi lebih berkualitas. Salah satunya proses belajar mengajar lebih
ditekankan pada pendekatan keterampilan proses, sehingga peserta didik dapat
menemukan fakta, membangun konsep, teori dan sikap ilmiah peserta didik itu sendiri
yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap terhadap kualitas proses pendidikan
maupun produk pendidikan terutama pada pelajaran Bahasa Indonesia.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar adalah mata pelajaran yang
dianggap membosankan oleh peserta didik. Apalagi jika pelajaran tersebut dilaksanakan
pada siang hari dan guru hanya menyuruh membaca dan menulis tanpa berbagai metode
dan model. Hal tersebut akan membuat peserta didik kesulitan memahami kosa kata
dalam Bahasa Indonesia
Berdasarkan hasil observasi di SDIT Insan Kamil didapatkan fakta bahwa sebagian
besar peserta didik beranggapan bahwa Bahasa Indonesia pelajaran membosankan
Berdasarkan permasalahan di atas, pembelajaran yang terjadi belum menunjukkan
pembelajaran yang baik. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas
1 SDIT Insan Kamil penulis melakukan perbaikan dengan menggunakan model Make A
Match.
Dalam Model pembelajaran make a match (mencari pasangan) dikembangkan oleh
Lorn Curran pada tahun 1994 pada model ini siswa diminta mencari pasangan dari kartu,
Aqib Zainal (2013 : 23 ). Menurut Tarmizi dalam Novia (2015 : 12 ) menyatakan bahwa
model pembelajaran make a match artinya siswa mencari pasangan setiap siswa
mendapat sebuah kartu ( bisa soal atau jawaban) lalu secepatnya mencari pasangan yang
sesuai dengan kartu yang ia pegang. Penerapan model ini dimulai dengan teknik,
yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum
batas waktunya, siswa yang dapat mencocokan kartunya diberi poin. karena itu, dari
pemaparan latar belakang, maka penulis menyusun laporan simulasi sebagai langkah
awal untuk menyusun laporan Pemantapan Kemampuan Profesional.

INTI

Deskripsi Siklus 2
a. Perencanaan.
Menjelang pelaksanaan tindakan siklus 2, peneliti dan teman sejawat
juga mengadakan diskusi membahas hal-hal yang berhubungan dengan
pembenahan yang perlu dilakukan untuk perbaikan pembelajaran. Berdasarkan
hasil kesepakatan diskusi, maka pada tanggal 05 Mei 2020 dilaksanakan
tindakan siklus 2.
Pada tindakan ini guru di samping melaksanakan hasil kesepakatan
dengan teman sejawat juga melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa
dalam berpasangan dengan lembar observasi. Di samping itu peneliti
menggunakan beberapa gambar suasana benda-benda di sekitar kitauntuk
memperjelas materi dan juga menambah beberapa kartu kata bergambar.
Selain itu akan dipersiapkan beberapa hal, antara lain:
a) Pembuatan Rencana Perbaikan Pembelajaran dan lembar evaluasi.
b) Mempersiapkan media pembelajaran kartu kata bergambar
c) Pembuatan alat penilaian
b. Pelaksanaan.
Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran siklus 2 pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia dengan materi kosa kata benda di sekitar kita ini
memfokuskan pada penggunaan media kartu kata bergambar. Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Guru menyajikan gambaran
sekilas yang akan disampaikan tentang kosa kata benda-benda di sekitar kita.
Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan. Menjelaskan cara bermain kartu
kata bergambar. Siswa mencari pasangannya,sesuai dengan gambar dan
tulisan kosa kata. Setiap siswa diberi kartu kata yang berbeda, ada yang
gambar dan ada yang kosa kata. Menjelaskan tata cara permainan kartu kata
bergambar. Siswa melakukan permainan kartu kata bergambar yaitu dengan
mencari pasangannya. Guru berkeliling menanyakan kesulitan yang dihadapi
siswa dalam mencari pasangan gambar dan kosa kata. Siswa yang sudah
ketemu pasangannya maju kedepan diperlihatkan ke guru dan mendapatkan
reward. Pembahasan hasil permainan secara klasikal. Guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas. Siswa
bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.

c. Pengamatan.
Pada tahap perbaikan pembelajaran siklus 2 mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan materi kosa kata benda di sekitardisajikan menggunakan
kartu kata bergambar dengan model pembelajaran make a match. Siswa lebih
memahami kosa kata benda-benda di sekitar kita.
Penulis mengadakan pengamatan mengenai aktifitas siswa serta reaksi
siswa pada saat atau selama siswa mengikuti pembelajaran. Pada siklus 2 ini
telah dilakukan pengamatan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar
dan pengambilan nilai hasil pekerjaan siswa yang telah dikerjakan siswa
dalam tes formatif, sebagaiman ditunjukan pada tabel dibawah ini.
TABEL 4.9
KEAKTIFAN SISWA SIKLUS 2
Jumla
Keaktifan Siswa Keterangan
h
No. Nama
Belum
1 2 3 4 5 Aktif
Aktif
1 Adeebudin Ahmad T √
3 4 4 4 5 20
2 Adelio Gilang Pahlevi √
4 4 2 2 5 17
3 Afida Shakilla R R √
3 4 4 4 5 20
4 Afieka Fransischa P √
4 4 3 2 3 16
5 Alexa Fahri Syalendra √
3 4 4 4 5 20
6 Alfaro Gavriel H √
3 4 3 3 3 16
7 Alvin Rian Arifki √
3 4 4 4 5 20
8 Amri Akbar Abdillah √
2 4 4 4 2 16
9 Briant Zacqualine A √
4 3 2 3 4 16
10 Clara Althea Danesa 4 4 4 4 3 19 √

11 Danis Adya Abdillah √


4 4 4 4 3 19
12 Diajeng Levina Ahnaf √
3 4 4 4 5 20
13 Fathir Muhammad R √
4 4 4 4 3 19
14 Kanzha Nur Alvian R √
4 4 3 4 2 17
15 Khalifah Rahma T √
3 4 4 4 5 20
16 Maria Rahma A √
2 2 2 2 2 10
17 Maulana Rahma K √
4 4 4 4 4 20
18 Muhammad Bahtiar N √
3 4 4 4 5 20
19 Muhammad Hafizh A √
4 4 4 4 3 19
20 Oktafiano Wahyu I √
4 4 4 4 3 19
21 Rafil Valencio Adi P √
3 4 4 4 5 20
22 Risna Hasbunallah √
2 3 3 2 2 12
23 Silmi Salsabila √
3 4 4 4 5 20
24 Muhammad Nanda √
4 4 4 4 3 19
Jumlah 22 2

Keterangan Nilai Tingkat Keaktifan: Keterangan Keaktifan:


1. Tidak aktif 1. Aktif bertanya
2. Kurang aktif 2. Aktif menjawab
3.Cukup 3. Aktif Mengerjakan
1. Aktif 4. Aktif mendengarkan
2. Sangat aktif 5. Aktif bekerjasama

Tabel 4.10 Persentase Keaktifan Siswa Siklus 2


No. Kategori Interval Frekwensi Persentase
1. Aktif 16 – 25 22 92%
2. Belum aktif 5 – 15 2 8%
JUMLAH 24 100 %

Dari tabel 4.2 terlihat bahwa tingkat keaktifan dari 24 siswa, yang belum aktif sebesar
8% atau frekuensi siswa 2, aktif 92% atau frekuensi siswa 22. Di bawah ini adalah
persentase keaktifan siswa siklus 2.
DIAGRAM 4.7
PERSENTASE KEAKTIFAN SISWA SIKLUS 2

Presentase Keaktifan Siklus ii

Belum Aktif
8%
Aktif
Belum Aktif

Aktif
92%

Hal ini menunjukan bahwa siswa dalam pembelajaran mengalami


peningkatan keaktifan dengan menggunakan media kartu kata bergambar.
Keaktifan siswa ditunjukan dengan rata-rata keaktifan 90% dan yang belum
aktif 10%, Ini menandakan setelah dilakukan tindakan terjadi keaktifan siswa.
Ini dapat dilihat pada diagram 4.3 di bawah ini.
DIAGRAM 4.8
KEAKTIFAN SISWA SIKLUS 2

25

20
jumlah siswa

15

10

0
Category 1

Column1 Belum Aktif

Dalam pembelajaran kosa kata benda di sekitar pada muatan pelajaran


Bahasa Indonesia dengan menggunakan media kartu kata bergambar dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Keaktifan siswa
ditunjukan dengan siswa aktif sebanyak 24 siswa dan yang belum aktif ada 2
siswa, ini menandakan setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan
keaktifan siswa.
Tindakan siklus 2 diakhiri dengan melaksanakn tes formatif. Oleh
peneliti hasil tes tersebut kemudian dianalisis bersama pengamat dan
kemudian dituangkan dalam bentuk tabel dibawah ini.

TABEL 4.11
HASIL EVALUASI SIKLUS 2
No Nama Nilai Ket.
1 Adeebudin Ahmad T 100 Tuntas

2 Adelio Gilang P 80 Tuntas

3 Afida Shakilla R R 80 Tuntas

4 Afieka Fransischa P 80 Tuntas

5 Alexa Fahri S 90 Tuntas

6 Alfaro Gavriel H 70 Tuntas

7 Alvin Rian Arifki 70 Tuntas

8 Amri Akbar Abdillah 90 Tuntas

9 Briant Zacqualine A 80 Tuntas

10 Clara Althea Danesa 90 Tuntas

11 Danis Adya Abdillah 100 Tuntas

12 Diajeng Levina A 100 Tuntas

13 Fathir Muhammad R 60 Belum Tuntas

14 Kanzha Nur Alvian R 80 Tuntas

15 Khalifah Rahma T 100 Tuntas

16 Maria Rahma A 70 Tuntas

17 Maulana Rahma K 70 Tuntas

18 Muhammad Bahtiar N 80 Tuntas

19 Muhammad Hafizh A 90 Tuntas


20 Oktafiano Wahyu I 90 Tuntas

21 Rafil Valencio Adi P 60 Belum Tuntas

22 Risna Hasbunallah 80 Tuntas

23 Silmi Salsabila 90 Tuntas

24 Muhammad Nanda 70 Tuntas

Jumlah 1970
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 60

Dari hasil tes pada siklus 2 masih ada siswa yang belum tuntas 2 siswa
atau 8% sedangkan yang sudah tuntas 22 siswa atau 92%. Ini dapat kita lihat pada
table 4.8 di bawah ini.

TABEL 4.12
ANALISIS HASIL EVALUASI SIKLUS 2
Tara
Rata
Blm. f
Nilai Tuntas -
Banya Tuntas Seraf
rata
k %
Siswa Bany Bany
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 k % k %
0
Siswa Siswa
24 0 0 0 0 0 2 5 7 6 4 22 92 2 8 82 82
% %

Dalam pelaksanaan tindakan siklusi 2 telah memperlihatkan adanya


peningkatan nilai yaitu nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 100, tingkat
ketuntasan 92% dengan nilai hasil tes formatif mencapai rata-rata 82. Berikut ini
grafik hasil tes formatif pelaksanaan tindakan siklus 2.
GRAFIK 4.9
ANALISIS HASIL EVALUASI SIKLUS 2
25

20
jumlah siswa

15

10

0
Category 1

Column1 Belum tuntas

d. Refleksi.
Hasil tindakan siklus 2 telah menunjukkan adanya peningkatan dari segi
pemahaman siswa terhadap materi kosa kata benda-benda di sekitar kita. Dan
dari segi ketuntasan telah telah mencapai 92% siswa yang mengikuti tes
formatif melampui batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu nilai 70.
Langkah selanjutnya adalah guru melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan, walaupun pelaksanaan tindakan telah
berhasil. Tujuannya tetap, yaitu mencari kekurangan dan kelebihan. Hasil
refleksi kemudian dBahasa Indonesiadukan dengan hasil observasi, supaya
terdapat kesepahaman tentang perlu tidaknya diadakan tindakan selanjutnya.
Hasil refleksi setelah menganalisis nilai formatif pelaksanaan tindakan siklus 2
adalah sebagai berikut.
Keberhasilan:
1) Guru telah memberikan apersepsi yang sesuai dengan materi, sehingga
menghubungkan pengetahuan awal dengan pengalaman baru.
2) Penggunaan media yang sebenarnya sangan efektif untuk menghasilkan
pesan menarik bagi siswa.
3) Memanfaatkan lingkungan sebagi sumber belajar (kontekstual) membuat
siswa memperoleh pengalaman langsung.
4) Pemanfaatan alat peraga sangat efektif dan menghasilkan pesan menarik,
siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan alat peraga.
5) Pembelajaran berlangsung aktif, kreatif, efektif, efesien, dan
menyenangkan.
6) Dengan diberikan kartu kata bergambar, siswa termotivasi untuk
melakukan permainan mencocokkan atau mencari pasangan gambar kartu
kata dengan kartu kosa kata.
Kekurangan:
1) Siswa yang kelihatan pasif perlu didorong terus untuk selalu aktif
mengikuti pembelajaran

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil analisa, hasil belajar dan keaktifan siswa dalam memahami materi kosa
kata benda di sekitarberdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat ditarik simpulan
oleh peneliti sebagai berikut.

1. Dengan menggunakan media pembelajaran kartu kata bergambar pada


pembelajaran Bahasa Indonesia dalam materi kosa kata benda-benda di sekitar kita,
ada peningkatan hasil belajar siswa pada siswa kelas I semester 2 SDIT Insan
Kamil. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar prasiklus, siswa yang tuntas
mencapai 25%, meningkat di siklus I dengan persentase ketuntasan hasil belajar
sebesar 79%, dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 92%
2. Dengan menggunakan media kartu kata bergambar pada pembelajaran Bahasa
Indonesia dalam materi kosa kata benda-benda di sekitar kita, ada peningkatan
keaktifan siswa pada siswa kelas I semester 2 SDIT Insan Kamil. Hal ini dapat
dilihat dari prasiklus yang persentase keaktifannya hanya 25%, meningkat di siklus
I dengan persentase keaktifan siswa 67% ,dan meningkat lagi pada siklus 2 sebesar
92%.
3. Dengan menggunakan media kartu kata bergambar pada pembelajaran Bahasa
Indonesia dalam materi kosa kata benda-benda di sekitar kita, ada peningkatan
hasil belajar dan keaktifan siswa pada siswa kelas I SDIT Insan Kamil semester 2
Tahun Pelajaran 2019/2020.
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka peneliti ingin
memberikan saran-saran sebagai berikut.

1. Penerapan media pembelajaran kartu kata bergambar


pada pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak
media yang dapat diterapkan dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
dan keaktifan siswa. Hal ini sangat mempengaruhi hasil belajar siswa sehingga
menjadi meningkat. Selain itu pembelajaran menjadi lebih inovatif, menyenangkan
dan tidak monoton.
2. Saran yang dapat dipertimbangkan dalam menggunakan
media kartu kata bergambar adalah pengkondisian siswa yang sudah menemukan
pasangannya dan yang belum menemukan dimotivasi untuk tetap tertib mengikuti
permainan memasangkan kartu kata bergambar sehingga waktu yang dibutuhkan
tidak terlalu lama.

Jepara,22 Mei 2020


Mahasiswa

Upik Indriyati
NIM. 836702321

Anda mungkin juga menyukai