Anda di halaman 1dari 3

Resume Kuliah Umum 3

Mata kuliah Pengelolaan Bencana

Topik: Manajemen Logistik & Farmasi pada Bencana


Narasumber: Prof. Dr. Arry Yanuar

 Penyediaan bahan farmasi sangat penting dalam pemberian perawatan medis bagi korban
bencana.
 Namun, sering kali timbul masalah saat pengelolaan bencana. Masalah yang terkait
dengan sediaan farmasi antara lain: pengelolaan bantuan farmasi, volume bahan farmasi,
penyortiran, drug dumping, logistik, pengemasan. kadaluwarsa bahan farmasi,
penyimpanan, identifikasi bahan-bahan farmasi, dan penyerahan bahan-bahan farmasi.
 Terdapat pedoman untuk mendonasikan bahan farmasi berdasarkan World Health
Organization (WHO)
1. Tidak ada obat yang dikirimkan tanpa permintaan spesifik atau izin yang mendahului
dari negara penerima bantuan.
2. Tidak ada obat yang dikirimkan selain obat esensial.
3. Tidak ada obat yang tiba sebelum tanggal kadaluwarsa kurang dari 1 tahun.
4. Pelabelan harus dengan bahasa yang sesuai (mengandung nama generic, kekuatan,
nama pabrik, dan tanggal kadaluwarsa).
5. Pelabelan pada kemasan harus mengandung informasi yang sama dengan yang telah
disebutkan di poin sebelumnya, serta total kuantitas obat pada kemasan.
 Permasalahan volume bahan farmasi yang terjadi ketika bencana, berkaitan dengan
bantuan bahan farmasi yang tiba di lokasi bencana terkadang mengejutkan karena
jumlahnya yang cukup banyak sehingga membuat relawan kewalahan dalam
mengelolanya.
 Selain volume, penyortiran bahan farmasi juga menjadi masalah ketika terjadi bencana.
Beberapa obat yang dibawa ke lokasi bencana terkadang dalam keadaan telah tersortir.
Namun beberapa obat lainnya ada pula yang belum tersortir. Beberapa obat yang belum
tersortir, bercampur dengan item-item lain tanpa adanya label yang dapat
mengidentifikasi obat tersebut. Keadaan ini membuat penyedia layanan kesehatan perlu
dua pertiga waktunya untuk mengidentifikasi dengan tepat obat yang dapat berguna
untuk korban.
 Permasalahan lainnya yaitu drug dumping. Drug dumping merupakan sumbangan obat-
obatan yang tidak berguna atau tidak dapat digunakan. Salah satu penanganan drug
dumping yaitu dengan membakar (incinerate). Manfaat bagi tempat pembuangan sampah
bisa sangat besar dengen metode incinerate: mengurangi risiko dan biaya yang terkait
dengan penyimpanan, pengurangan pajak, dan menghindari biaya pemusnahan.
 Permasalahan logistik: pengemasan dan pengangkutan sumbangan bisa menjadi masalah,
bahkan dengan persediaan yang disortir dan diminta. Bahan farmasi sering kali dikirim
dalam paket dengan berat ratusan pound sehingga sulit untuk ditangani. Ini mungkin
sangat penting selama bencana ketika rute transportasi dan perlengkapan penanganan
mungkin kurang optimal.
 Bantuan dengan kemasan kecil direkomendasikan untuk dapat ditransport oleh satu atau
dua orang. Pedoman WHO untuk donasi obat menentukan 50 kg sebagai batas maksimal
untuk berat karton individu. Kemasan yang buruk dan pengiriman obat dengan pelabelan
yang tidak tepat memungkinkan kontaminasi dan kerusakan. Selain itu, label dengan
ketahanan cuaca dalam bahasa lokal, nama generic, form dosis, kuantitas, tanggal
kadaluwarsa, nomor batch, dan kondisi penyimpanan khusus perlu didaftar.
 Permasalahan kemasan dapat menyebabkan kontaminasi dan kerusakan pada obat.
Terdapat kode internasional yaitu warna hijau untuk sediaan medis dan alat kesehatan,
merah untuk makanan, dan biru untuk pakaian.
 Di Armenia, 8% (sekitar 40 ton) obat-obatan yang disumbangkan telah melewati tanggal
kadaluwarsa. Salah satu estimasi atau perkiraan yang ditemukan yaitu 12 ton sumbangan
obat yang tidak perlu atau kadaluwarsa disimpan di Georgia. Ahli farmasi AS diajari
bahwa sebagian besar obat aman dan hanya sedikit kurang ampuh setelah tanggal
kedaluwarsa. Persentase senyawa aktif yang tersisa per unit per waktu setelah tanggal
kedaluwarsa umumnya tidak tersedia.
 Stabilitas obat dan persyaratan penyimpanan adalah isu yang membutuhkan penanganan
ketika mempertimbangkan obat untuk penggunannya dalam bencana.
 Identifikasi bahan farmasi: Identifikasi obat sangat penting untuk kegunaannya dalam
bencana. Pengemasan yang benar akan membantu memastikan bahwa label tetap berada
pada item dan tidak ada cacat atau kerusakan sehingga tidak bisa dikenali. Bahasa bisa
menjadi penghalang umum dalam mengidentifikasi obat apa yang tersedia. Donasi harus
diberi label dan disortir menurut kategori penggunaan.
 Beberapa kesulitan dalam pemberian obat setelah bencana tidak dapat dihindari. Tiga
masalah yang biasanya terlihat di daerah yang dilanda bencana alam adalah: kurangnya
daya listrik, persediaan obat-obatan yang memadai, dan keamanan narkotika. Penyaluran
narkotika harus diusahakan seminimal mungkin. Ketika apotek rusak secara fisik atau
berada di lokasi sementara, narkotika perlu dipindahkan ke area aman selama jam kerja
apotek tidak beroperasi.

Anda mungkin juga menyukai