Tumor Kelenjar Liur: Oleh: Ahmad Juwaeni 131421080013
Tumor Kelenjar Liur: Oleh: Ahmad Juwaeni 131421080013
Oleh:
Ahmad Juwaeni
131421080013
REFERAT ONKOLOGI
2012
Pembimbing Utama:
Pembimbing Pendamping:
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..…….. 1
3.1.3. Myoepitelioma……………….…............................................................ 19
3.2.3. Adenokarsinoma Polimorfi Low Grade …............................................... 27
4.1.3. Parotidektomi Total Dengan Reseksi Nervus Fasialis dan Graft ..............39
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 49
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Insidensi Tumor Kelenjar Liur di Poli Onkologi THT-KL RS Hasan
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.8 Aproksimasi saraf dari donor dan resepien …………………….. 41
miolohioid …………………………………………………… 43
submandibula ………………………………….……………. 45
Gambar 4.15 Diseksi dan eksisi pada karsinoma kistik adenoid ………….. 46
Gambar 4.16 Eksisi alveolar ridege pada mandibula, dan mukosa ditutup
Primer ………………………………………………………. 46
BAB I
PENDAHULUAN
Tumor kelenjar liur meliputi timur jinak dan ganas kelenjar liur mayor dan
kelenjar liur minor. Tumor kelenjar liur mayor antara lain kelenjar parotis,
Insidensi tumor kelenjar liur sangat kecil, di seluruh dunia bervariasi dari 0,4 –
13,5 kasus per 100.000 populasi. Dari seluruh tumor kepala dan leher, tumor
kelenjar liur persentasenya kurang dari 3%. Di Poli Onkologi THT-KL RS Hasan
Sadikin Bandung, pada tahun 2010 dari 732 pasien, persentase tumor kelenjar liur
hanya 0,6%.
Dari seluruh tumor kelenjar liur, 80% tumor berada di kelenjar parotis, 10-15
% tumor submandibula, dan sisanya tumor kelenjar sublingual dan kelenjar liur
minor. Semakin kecil ukuran kelenjar, semakin besar kemungkinan tumor ganas.
80% tumor parotis adalah tumor jinak, 50% tumor kelenjar submandibula adalah
tumor jinak, dan kurang dari 40% tumor kelenjar sublingual dan kelenjar liur
Tumor kelenjar liur lebih sering terjadi pada orang dewasa, yaitu sekitar 95%.
Wanita lebih sering daripada laki-laki. Tumor jinak kelenjar liur yang paling
sering pada orang dewasa adalah pleomorfik adenoma sedang tumor jinak pada
pada anak-anak akan meningkat bila ditemukan tumor solid bukan dari pembuluh
darah. Sekitar 85% tumor ganas kelenjar liur pada anak-anak berasal dari tumor
Organisasi kesehatan dunia WHO pada tahun 1992 telah menyusun klasifikasi
Etiologi tumor kelenjar liur sebagian besar tidak diketahui. Ada peningkatan
insidensi tumor kelenjar liur karena adanya riwayat paparan radiasi seperti yang
dilaporkan setelah bom Hiroshima dan Nagasaki. Studi jangka panjang pada
orang-orang yang selamat dari bom, menunjukkan peningkatan risiko 3,5 kali
untuk tumor jinak dan 11 kali untuk tumor ganas kelenjar liur dibanding orang
dengan peningkatan risiko tumor ganas kelenjar liur. Iodine 131 yang digunakan
untuk terapi tumor tiroid dapat meningkatkan risiko terjadinya tumor ganas
kelenjar liur karena isotop juga terkonsentrasi di kelenjar liur. Paparan radiasi
berdiferensiasi buruk pada populasi Asia dan Inuit di Greenland dan daerah Artik
di kutub utara.
dan gaya hidup. Orang-orang yang bekerja di pabrik karet, pipa dan nikel, yang
tinggal di dekat tambang asbes memiliko risiko yang lebih besar untuk terjadinya
tumor kelenjar liur. Perokok dan peminum alkohol memiliki risiko yang lebih
tinggi untuk tumor kelenjar liur dibandingkan dengan bukan perokok atau bukan
peminum alkohol. 3
Tabel 1.1. Insidensi Tumor Kelenjar Liur di Poli Onkologi THT-KL RS Hasan
BAB II
Kelenjar liur adalah kelenjar eksokrin yang memproduksi saliva. Ada tiga
pasang kelenjar liur mayor terdiri dari kelenjar parotis, submandibula dan
sublingual. Selain itu ada banyak kecil liur minor yang berada di mukosa dan
Kelenjar liur mayor berkembang pada minggu ke-6 sampai ke-8 kehidupan
embrio dan berasal dari jaringan ektoderm. Kelenjar liur minor berasal dari
tubuloasiner sederhana.
Setiap hari, rata-rata sekitar 500 ml saliva diproduksi yang bervariasi. Pada
saat istirahat, sekitar 0,3 ml/menit saliva diproduksi, tetapi meningkat menjadi 2,0
bervariasi. Pada saat istirahat, kelenjar parotis menghasilkan 20% saliva, kelenjar
submandibula 65% dan kelenjar sublingual serta kelenjar liur minor masing-
masing 15% saliva. Pada saat stimulasi, sekresi kelenjar parotis meningkat
Sifat sekeresi juga bervariasi, sekresi kelenjar parotis sebagian besar serosa,
Saliva sangat penting untuk pelumasan mukosa, berbicara, dan menelan. Saiva
ditandai dengan adanya Xero-stamia, karies, dan merusak periodontal. Berbagai
enzim pencernaan, amylase, IgA, lisosim, dan laktoferin juga disekresi bersamaan
dengan saliva.
mulut. Penebalan ini meluas ke belakang ke arah telinga dalam bidang superfisal
membentuk nervus fasialis. Bagian dalam kelenjar parotis, pada bulan ketiga
Kelenjar parotis memiliki dua lobus yaitu lobus superfisial yang berukuran
80%, dan lobus profunda berukuran 20%. Kedua lobus ini dihubungkan oleh
ismus. Di antara kedua lobus ini juga terdapat cabang-cabang nervus fasialis yang
Kelenjar parotis adalah kelenjar air liur mayor yang terbesar. Terletak di
ruang antara batas posterior ramus mandibula dan prosesus mastoidalis tulang
puncak mengarah ke inferior. Namun bisa juga berbentuk kubus atau juga segitiga
maksimal 3,3 cm. Pada 20% populasi terdapat lobus tambahan kecil yang muncul
dari perbatasan atas dari duktus parotis sekitar 6 mm di depan kelenjar utama.
Kelenjar ini dikelilingi oleh kapsul fibrosa sebelumnya dianggap terbentuk dari
lapisan sel longgar antara dua lembar fasia. Pengamatan ini penting saat operasi
parotis.
dan sering meluas sampai ke segitiga digastrik, dimana letaknya dekat dengan
Batas anteriornya tumpang tindih dengan batas superior otot masseter dan
sternokleidomasitoidalis.
Gambar 2.2 Kelenjar Parotis dan Nervus Fasialis 6
ini ditemani oleh vena fasiais transverses dan berjalan di anteriornya di anatara
Kelenjar parotis adalah satu-satunya kelenjar liur memiliki dua lapisan
nodul limfatikus. Lapisan superfisial terdiri dari 3-20 nodul, berada di antara
kelenjar dan kapsulnya. Nodul ini menerima drainase limfatik dari kelenjar
parotis, kanalis akustikus eksternus, pinna, kulit kepala kelopak mata dan kelnjar
lakrimalis.
dari kelenjar parotis, kanalis akustikus ekstenus, telinga tengah, nasofaring, dan
palatum mole. Dua lapisan nodus limfatikus ini mengalirkan cairan limfatikus ke
kelenjar parotis. Kelenjar ini menghasilkan sekret mukoid maupun serosa, berada
di segitiga submandibula yang pada bagian anterior dan posterior dibentuk oleh
Gambar 2.3. Kelenjar Submandibula 6
Kelenjar ini berada di medial dan inferior ramus mandibula dan berada di
dan merupakan bagian yang terbesar dari kelenjar. Kelenjar ini dilapisi oleh fasia
leher dalam bagian superfisial. Sekret dialirkan melalui duktus Wharton yang
keluar dari permukaan medial kelenjar dan berjalan di antara muskulus milohioid
Duktus ini memiliki panjang kurang lebih 5 cm, berjalan bersama dengan
dasar mulut.
Cabang mandibula marginal dari n. fasialis berada superfisial dari vena fasialis
anterior.
tetapi tidak di dalam jaringan kelenjar. Cairan limfe didrainase dan menuju nodus
Kelenjar ini berada di dalam mukosa di dasar mulut, dan terdiri dari sel-sel asini
yang mensekresi mukus. Kelenjar ini berbatasan dengan mandibula dan muskulus
milohioid.
Kelenjar liur minor sangat banyak jumlahnya, berkisar antara 600 sampai
dalam rongga mulut. Kelenjar ini tersebar di daerah bukal, labium, palatum, serta
lingual. Kelenjar ini juga bisa didapatkan pada kutub superior tonsil palatine
(kelenjar Weber), pilar tonsilaris serta di pangkal lidah. Suplai darah berasal dari
arteri di sekitar rongga mulut, begitu juga drainase kelenjar getah bening
Kelenjar liur berperan memproduksi saliva, dimulai dari proksimal oleh asinus
dan kemudian dimodifikasi di bagian distal oleh duktus. Kelenjar liur memiliki
unit sekresi yang terdiri dari asinus, tubulus sekretori, dan duktus kolektivus.
Sel-sel asini dan duktus proksimal dibentuk oleh sel-sel mioepitelial yang
berperan untuk memproduksi sekret. Sel asini menghasilkan saliva yang akan
Kelenjar parotis hanya memiliki sel-sel asini yang memproduksi sekret yang
memproduksi sekret yang lebih kental.
sekret baik serosa maupun mukoid. Kelenjar liur minor juga memiliki kedua jenis
Ada lima fungsi utama saliva antara lain a) lubrikasi bolus makanan
sehingga menghasilkan saliva yang encer. Kelenjar parotis mendapat persarafan
VII).
ganglion servikalis superior dan berjalan bersama dengan arteri yang mensuplai
kelenjar saliva. Serabut saraf simpatis berjalan bersama dengan arteri karotis
eksterna yang memberikan suplai darah pada kelenjar parotis, dan bersama arteri
menstimulasi kelenjar saliva untuk menghasilkan sekret kental yang kaya akan
BAB III
tahun 1992 ada sebanyak sembilan macam tumor kelenjar liur antara lain
Karsinoma mukoepidermoid 9
Adenokarsinoma 1,8
Pada referat ini hanya akan dibahas empat tumor jinak kelenjar liur yang
insidensinya paling sering, yaitu: pleomorfik adenoma, myoepitelioma, tumor
Pleomorfik adenoma adalah tumor jinak kelenjar liur yang paling sering,
sekitar 65% dari seluruh tumor kelenjar liur. Lokasi paling sering adalah di
kelenjar parotis dengan sekitar persentase 85%., 10% di kelenjar liur minor dan
2
5% di kelenjar submandibula. Insidensinya 2,4 – 3 % per 100.000 populasi per
tahunnya, dengan usia rata-rata 46 tahun dan sedikit lebih banyak pada wanita. 3
Secara klinis, tumor ini berupa benjolan yang tidak nyeri dan lama
membesar. Tumor yang kecil tampak lunak, berbatas tegas, dan mobile. Tumor
yang besar akan menipiskan kulit dan mukosa di atasnya. Tumor yang multiple
atau rekuren akan membentuk tumor yang terfiksir. Nyeri atau parese n. fasialis
bersamaan dengan tumor Warthin dan di kelenjar liur yang berbeda. Tumor ini
mengandung sel mesenkim dan sel epitel. Secara makroskopis, terlihat memiliki
memiliki rekurensi local sebesar 30% bila masih tersisa kapsul pada saat operasi.
2
Gambar 3.1. Pleomorfik adenoma parotis. 1
operasi yang dipilih untuk tumor kelenjar parotis, tetapi sebagian besar dokter ahli
bedah menyadari operasi parotidektomi yang adekuat bergantung pada ukuran dan
dikenali. DNA tumor memiliki kelainan kromosom pada kromosom 8q12.
fisik dan biopsi aspirasi jarum halus (FNAB). Pada sebagian besar kasus, pada
anamnesis didapatkan adanya benjolan yang bertambah besar dengan lambat yang
diketahui pada saat pasien bercukur, membasuh muka atau memakai kosmetik.
Pada beberapa kasus lain, pasien merasakan adanya benjolan yang membesar
dengan cepat, tapi ini tidak selalu menandakan tumor ganas. Nyeri pada tumor
Rekurensi pada kelenjar liur minor jarang terjadi, tetapi pada kelenjar
parotis, angka rekurensi sebesar 3,4% setelah lima tahun dan 6,8% setelah sepuluh
3.1.2. Tumor Warthin
Tumor Warthin adalah tumor jinak kelenjar liur terbanyak kedua dengan
persentase 6 sampai 10% dari seluruh tumor kelenjar liur, dan tersering terjadi di
kelenjar parotis. Biasanya melibatkan pool bawah kelenjar parotis dan pada 10%
kasus terjadi bilateral. Tumor ini lebih sering terjadi pada laki-laki usia lanjut,
Secara klinis, tumor Warthin tampak sebagai benjolan yang tidak nyeri
pada ekor kelenjar parotis dengan ukuran rata-rata 2-4 cm. Lama gejala rata-rata
dikeluhkan oleh 9% paseien, dan parese n. fasialis sangat jarang terjadi, muncul
yang tipis, dengan daerah kistik dan daerah solid dan terdiri dari komponen epitel
Gambar 3.5. Gambaran histopatolgi tumor Warthin. 5
Teori tentang etiologi tumor Warthin adalah tumor berasal dari nodus
limfatikus di dalam kelenjar parotis. Karena kelenjar parotis relatif lebih lambat
superfisial dengan angka rekurensi yang rendah. Pada tumor Warthin yang
3.1.3. Myoepithelioma
Laki-laki dan wanita sama insidensinya, dan lebih sering terjadi pada orang
dewasa. Tumor ini lebih sering terjadi pada kelenjar parotis, diikuti tumor kelenjar
plasmasitoid, hialin, dan epithelioid. Kebanyakan terdiri dari satu sel, tetapi
kombinasi mungkin terjadi. Sel kumparan tersebut diatur dalam interlace fasikula
dengan penampilan seperti stroma. Sel Plasmasitoid adalah sel poligonal dengan
Plasmasitoid ditemukan lebih sering pada tumor kelenjar liur minor daripada
kelenjar parotis. Sel epithelioid tersebut diatur dalam sarang atau kabel dari bulat
untuk poligonal sel, dengan inti terletak di pusat dan variabel jumlah eosinofilik
myoepitheliomas terdiri dominan sel poligonal jelas dengan melimpah dan optik
musin atau lemak. Ini tumor dapat menunjukkan microcystic antar spasi.
CK7 dan CK14. Perbedaan dari pleomorfik adenoma adalah tidak adanya duktus
komplit. Tumor ini juga bisa berkembang menjadi tumor ganas khususnya pada
3.1.4. Hemangioma
Hemangioma adalah tumor jinak kelenjar liur yang berasal dari jaringan
ikat, dan tumor jinak kelenjar liur yang paling sering terjadi pada anak-anak.
tampak kebiruan.
kelenjar liur. Dapat terjadi pada semua usia, tetapi 66% kasus didiagnosis pada
usia di bawah 20 tahun. Wanita dua kali lebih sering terkena daripada laki-laki.
Tumor ini lebih sering pada kelenjar parotis, dan akan memberikan
gambaran klinis benjolan yang lunak, dan biasanya mulai muncul pada usia 6
bulan dan tumbuh dengan lambat. Sebagian besar akan mengecil pada usia 5-6
tahun.
juvenile, tumor tersusun atas sel-sel endotel yang membentuk suatu lingkaran
lobulus oleh septa kelenjar. Mitosisnya jarang dan moderat, pada tahap awal tidak
ada lumen pembuluh daran, tapi berkembang seiring waktu. Hemangioma yang
Terapi mungkin tidak diperlukan, dan intervensi apa pun harus ditunda.
Steroid mengurangi pertumbuhan dan menjadi terapi utama, selain embolisasi dan
terapi tekanan.
Gambar 3.7 Macam Hemangioma. A. Juvenile B. Mature C. Vaskularisasi yang
banyak 5
Insidensi tumor ganas kelenjar liur relatiF kecil dari seluruh tumor kepala
dan leher. Perbandingan dengan tumor jinak kelenjar liur adalah 3:1, dimana
Berdasarkan studi didapatkan data: 20% tumor parotis adalah tumor ganas,
50% tumor submandibula adalah ganas, dan 80% tumor kelenjar liur minor adalah
ganas. Semakin kecil ukuran kelenjar liur, maka akan semakin besar kemungkinan
Tumor ganas kelenjar liur sering memberikan gejala yang mirip tumor
jinak kelenjar liur. Nyeri didapatkan pada 10-29% kasus, dan parese n. fasialis
Adenomas Carcinomas
1.1 Pleomorphic adenoma 2.1 Acinic cell carcinoma
1.2 Myoepithelioma (myoepithelial
2.2 Mucoepidermoid carcinoma
adenoma)
1.3 Basal cell adenoma 2.3 Adenoid cystic carcinoma
1.4 Warthin tumor 2.4 Polymorphous low-grade adenocarcinoma
1.5 Oncocytoma 2.5 Epithelial-myoepithelial carcinoma
1.6 Canalicular adenoma 2.6 Basal cell adenocarcinoma
1.7 Sebaceous adenoma 2.7 Sebaceous carcinoma
1.8 Ductal papilloma 2.8 Papillary cystadenocarcinoma
1.8.1 Inverted ductal papilloma 2.9 Mucinous adenocarcinoma
1.8.2 Intraductal papilloma 2.10 Oncocytic carcinoma
1.8.3 Sialadenoma papilliferum 2.11 Salivary duct carcinoma
1.9 Cystadenoma 2.12 Adenocarcinoma
1.9.1 Papillary cystadenoma 2.13 Malignant myoepithelioma
1.9.2 Mucinous cystadenoma 2.14 Carcinoma in pleomorphic adenoma
2.15 Squamous cell carcinoma
2.16 Small cell carcinoma
2.17 Undifferentiated carcinoma
2.18 Other carcinomas
3. Nonepithelial tumors
4. Malignant lymphomas
5. Secondary tumors
6. Unclassified tumors
perubahan genetik, marker onkogen dan faktor presdiposisi masih diteliti. Etiologi
tumor ganas kelenjar liur tidak jelas. Hubungan langsung antara merokok dan
konsumsi alkohol belum dapat dijelaskan dengan baik seperti pada tumor ganas
kepala dan leher. Paparan radiasi adalah salah satu faktor presdiposisi yang telah
ditetapkan. Dari 2.807 tumor ganas kelenjar liur yang diteliti oleh Spiro, 35%
tumor ganas kelenjar liur, dan klasifikasi sering berubah-ubah. WHO pada tahun
Pada referat ini akan dibahas enam jenis tumor ganas yang paling sering
karsinoma sel skuamosa.
Tumor ini sering terjadi di kelenjar parotis. Sesuai namanya tumor ini terdiri dari
dengan high grade lebiih buruk daripada tumor low grade. Untuk tumor high
grade rekurensi local dan metastase jauh lebih banyak terjadi. Rekurensi lokal
pascaoperasi sekitar 60%, metastase ke kelenjar getah bening terjadi pada 40-70%
Tingkat baharapan hidup 5 tahun adalah 30-50% untuk tumor high grade,
5 tahun 80-95%, dan lebih sedikit untuk tejadi metastase ke KGB dan metastase
jauh.
Nyeri dan parese wajah dan adanya massa di leher juga bisa dikeluhkan pasien,
Gambar 3.8 Gambaran histopatologi karsinoma mukoepidermoid. A.
intermediate grade B. dan C. High grade 5
yang low grade, tindakan bedahnya adalah eksisi luas dan radioterapi bila ada
metastase jauh. Untuk tumor yang high grade, dilakukan operasi eksisi luas
dengan diseksi leher dan radioterapi. Preservasi nervus fasialis tidak dilakukan
Karsinoma kistik adenoid adalah tumor ganas kelenjar liur yang kedua
paling sering. Lebih sering terjadi di kelenjar submandibula dan kelenjar liur
minor. Gejala klinisnya benjolan tanpa nyeri. Parestesi dan parese lebih sering
terjadi dibanding pada tumor ganas kelenjar liur yang lain. Invasi perinural
Tumor low grade memiliki gambaran tubular dan kribriformis, sedang gambaran
Terapi bedahnya meliputi eksisi lokal luas pada tumor primernya dan
Tumor ganas ini lebih sering terjadi di kelenjar liur minor dan lebih sering
rongga mulut. Palatum adalah lokasi yang paling sering. Tumor ini biasanya
berupa benjolan bundar, yang lama membesar dan tanpa nyeri. Lebih sering
terjadi pada wanita dengan perbandingan 2:1, dan jarang sekali terjadi pada anak-
anak.
Gambar 3.10 Polymorphous low-grade adenocarcinoma (PLGA)5
adenoid. Terapinya adalah bedah, dan seusai namanya tumor ganas ini bersifat
low grade. Rekurensi lokal pascaoperasi sekitar 17%, dan metastase ke KGB
regional sekitar 9%. Prognosisnya bagus, kematian karena tumor ganas ini hanya
sedikit.
Karsinoma sel asinik adalah tumor ganas epitel kelenjar liur yang ditandai
dengan adanya diferensiasi sel asinik yang dikarakteristik dengan adanya granula
Insidensi Tumor ganas ini berkisar 1-3% dari seluruh tumor kelenjar liur.
Sebagian besar (80%) terjadi di kelenjar parotis, dan tumor ganas ini 12-17% dari
tumor ganas parotis. Wanita lebih sering terkena tumor ganas ini dibanding laki-
Gejala klinisnya adalah benjolan yang lama membesar, soliter dan tidak
terfiksasi di area parotis, tetapi ada sedikit kasus multinodul, dengan atau tanpa
Gambar 3.11 Karsinoma sel asinik5
Terapi bedah dilakukan dengan eksisi luas. Pada kasus dengan invasi
Prognosis untuk tumor ganas ini, tingkat harapan hidup 5 tahun adalah
70%. Rekurensi lokal pascaoperasi sekitar 35% dan metastase jauhnya sekitar
15%. Bila tumor ganas ini terjadi di kelenjar submandibula maka prognosisnya
Tumor ganas campuran ini terdiri dari tiga tumor yang berbeda, yaitu a)
Dari ketiga tumor ini, yang lebih sering adalah karsinoma ex-pleomorfik
adenoma. Tumor ganas ini menggambarkan perubahan menjadi tumor ganas dari
pleomorfik adenoma dengan durasi yang lebih lama (lebih dari 5 tahun).
Prognosis karsinoma ex-pleomorfik adenoma relatif buruk, dengan
tingkat harapan hidup 5 tahun sekitar 40% . Terapinya adalah eksisi luas dengan
risiko menjadi ganas pada pleomorfik adenoma akan meningkat dengan lamanya
ganas ini lebih sering metastase ke parenkim kelenjar parotis dan nodus limfatik
intraparotid.
primernya. Gejala klinisnya benjolan yang berbatas tegas dan terfiksir. Terapinya
adalah eksisi luas agresif dengan diseksi leher dan radioterapi pascaoperasi.
sekitar 45%.
Staging tumor ganas kelenjar liur menurut AJCC (American Joint
T1 : Besar tumor kurang dari 2 cm pada dimensi terbesarnya dan tidak ada
ekstensi ekstraparenkim
T2 : Besar tumor 2-4 cm pada dimensi terbesarnya dan tidak ada ekstensi
ekstraparenkim
T3 : Besar tumor lebih dari 4 cm pada dimensi terbesarnya dan atau ada
ekstensi ekstraparenkim
T4a : Invasi tumor ke kulit, mandibula, kanalis akustikus eksternus, dan atau n.
fasialis
T4b : Invasi tumor ke intracranial, dan atau pterigoid, dan atau a. karotis
terbesarnya
N2a : Metastase ke satu KGB ipsilateral dengan ukuran 3-6 cm pada dimensi
terbesarnya
dimensi terbesarnya
pada dimensi terbesarnya
Metastase (M)
Stage I T1 N0 M0
Stage II T2 N0 M0
T3 N0 M0
T1 N1 M0
Stage III
T2 N1 M0
T3 N1 M0
T4a N0 M0
T4a N1 M0
Stage IVA T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N2 M0
T4b Any N M0
Stage IVB
Any T N3 M0
Stage IVC Any T Any N M1
liur adalah, CT scan, USG, CT sialografi, dan MRI. MRI sangat membantu bila
Biopsi aspirasi jarum halus (FNAB) dapat memberikan hasil yang cepat,
BAB IV
memerlukan kesabaran dan perhatian yang besar pada detil dari n. fasialis.
jinak kelenjar parotis dan tumor ganas parotis low grade. Kontraindikasinya
adalah tumor parotis moderate atau high grade, tumor jinak parotis di bagian
paling inferior kelenjar parotis dengan hubungan antar kelenjar yang sempit.
tumor tidak mobile, atau bila bagian dalam tumor tidak bisa dipalpasi.
membantu.
Teknik operasi:
modifikasi Blair dengan pisau no. 10, dimulai dari belakang angulus
mandibula.
Gambar 4.1 Insisi modifikasi Blair 8
Jones pada flap parotis di atas kapsul parotis. Nervus fasialis melewati
kelenjar parotis.
masseter teridentifikasi
Gambar 4.2 Parotidektomi superfisial 8
pointer, bagian paling superior dari venter posterior m. digastrik, dan tip
mastoid..
jaringan parotis dipisahkan dari tip mastoid, kartilago CAE, dan venter
posterior m. digastrik.
- Diseksi dilanjutkan dari arah inferior ke superior, dan kelenjar parotis
traksi dengan arah berlawanan, lalu dari arah posterior ke anterior. Asisten
fasialis .
pes anserinus.
- Duktus parotis dipisahkan pada bagian perifer dari jaringan parotis yang
diangkat.
kauter bipolar atau dilakukann ligasi selektif pada cabang profunda sistem
vena.
- Drain dipasang, dan luka operasi ditutup dengan kromik dan kulit dijahit
operasi diinspeksi, dilanjutkan dengan balutan dengan tekanan untuk satu hari
lagi.
Indikasi operasi ini adalah antara lain a) tumor jinak parotis yang besar, b)
Teknik operasi:
superfisial8
- Bagian kelenjar parotis yang tersisa di antara batas superior mandibula dan
- Setelah itu akan tersisa jaringan kelenjar parotis di antara trunkus
Komplikasi pascaoperasi yang mungkin terjadi adalah perdarahan
dan cedera pada n. fasialis bila ekspose kurang luas dan diseksi tidak
Operasi ini adalah eksisi total kelenjar parotis dan n. fasialis, dan dibuat
graft saraf.
Teknik operasi
Gambar 4.6. Pengambilan graft n. aurikularis mayor8
antara maleolus lateral dan tendon achiles. Bagian distal n. suralis berada
di dalam jaringan lemak subkutan dekat dengan vena safena magna. Vena
kebutuhan panjangnya.
- Graft ketiga diambil dari n. femoralis kutaneus lateral, untuk cabang distal.
Nervus ini berada di femur anterior sekitar 10 cm inferior dari spina iliaka
anterosuperior.
- Ujung saraf resipien dan donor dipotong dengan skalpel tajam.
jinak dan tumor ganas kelenjar parotis, kecuali tumor ganas high grade.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain a) tumor jinak dan tumor ganas
melakukan enukleasi.
Teknik operasi:
- Insisi sepanjang 10 cm dilakukan di bawah mandibula di atas kelenjar
submandibula.
digastrik.
Gambar 4.10 Kelenjar submandibula dibebaskan dari m. digastrik dan m.
miolohioid8
diidentifikasi.
- Dengan n. hipoglossus teridentifikasi, jaringan submandibula yang tersisa
m. hipoglossus.
fasialis.
diangkat.
kelenjar submandibula8
- Perdarahan dirawat, luka operasi dicuci dengan NaCL 0,9% , lalu dipasang
drain.
- Luka insisi dijahit dengan benag kromik di jaringan subkutis dan nilon 6.0
pada kulit.
sublingual. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain a) jarak tumor dengan
nervus lingualis.
Teknik operasi:
duktus Wharton.
- Insisi dibuat di atas massa tumor kelenjar sublingual dan flap mukosa
dan tumpul.
- Umumnya massa tumor dekat dengan duktus Wharton, dan kanulasi
- Insisi pada tumor ganas, eksisi dilakukan lebih ekstensif. Untuk karsinoma
Gambar 4.15 Diseksi tajam dan tumpul dan eksisi pada karsinoma kistik
adenoid 8
- Untuk tumor ganas yang lebih ekstensif, eksisi termasuk puncak alveolar
Gambar 4.16 Eksisi alveolar ridege pada mandibula, dan mukosa ditutup
primer. 8
BAB V
SIMPULAN
Tumor kelenjar liur memiliki banyak macam tumor jinak dan tumor
Pemeriksaan biopsy aspirasi jarum halus adalah metode yang akurat untuk
benjolan di daerah parotis harus dipikirkan sebagai tumor parotis sampai terbukti
bukan tumor,
DAFTAR PUSTAKA
1. Carlson ER, Ord CR. Textbook and color atlas of salivary gland pathology
diagnosis and management. A John Wiley & Sons, Inc., Publication. 2008
3. Stong BC, Johns ME, Jhons III MM. Anatomy and Physiology of the
Otolaryngolgy. 4th Edition. 2006. Lippincot Williams & Wilkin. Hlm 517-
25
Edition.
5. Eveson JW, Auclair P, Gnepp DR, El-Naggar AK. Salivary gland tumors.
7. Edge SB, Byrd DR, Compton CC, Fritz AG, Greene FL, Trotti A. AJCC
8. Bailey JB, Calhoun KH, Coffey AR, Neely JG. Atlas of Head & Neck
9. Becker W, Naumann HH, Pfaltz CR. Ear, Nose and Throath Disease With
Head and Neck Surgery 3rd edition. 2009. Georg Thieme Verlag Stuttgart.