Anda di halaman 1dari 46

PROPOSAL

FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KANKER


PROSTAT PADA PENDERITA YANG DIRAWAT DI BAGIAN
BEDAH DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

NAMA : HELDA RESKY ANANDA

NO. STAMBUK : 4518111019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BOSOWA

MAKASSAR

i
PROPOSAL

FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KANKER


PROSTAT PADA PENDERITA YANG DIRAWAT DI BAGIAN
BEDAH DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Disusun dan diajukan oleh

HELDA RESKY ANANDA

Nomor Register 4518111019

Menyetujui
Tim Pembimbing

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. Ruth Norika Amin,


Sp.PA.,M.Kes Tanggal:
Tanggal:

Fakultas Kedokteran Universitas Bosowa

Mengetahui

Ketua Program Studi Dekan

Dr. Ruth Norika Amin, DR. Dr. Ilhamjaya Patellongi,


Sp.PA.,M.Kes M.Kes
Tanggal: Tanggal:

ii
DAFTAR ISI

Halaman Muka ......................................................................................


Halaman Persetujuan ...........................................................................
Daftar Isi ...............................................................................................
Daftar Tabel ..........................................................................................
Daftar Gambar ......................................................................................
Daftar Singkatan ...................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................
1. Latar Belakang Masalah ................................................................
2. Rumusan Masalah .........................................................................
3. Pertanyaan Penelitian ....................................................................
4. Tujuan Penelitian ...........................................................................
A. Tujuan Umum .................................................................................
B. Tujuan Khusus ...............................................................................
5. Manfaat Penelitian .........................................................................
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
a. Seluruh Aktivis Kesehatan. .
b. Ilmu Pengetahuan/Institusi Pendidikan Kesehatan .......................
c. Seluruh Masyarakat ...........
d. Peneliti ............................................................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. ............................................................
1. Landasan Teori...........................................................................
a. Definisi.............................................................................................
b. Anatomi Prostat...............................................................................
c. Histologi Prostat..............................................................................
d. Epidemiologi....................................................................................
e. Etiologi dan Faktor Resiko..............................................................
f. Patogenesis Kanker Prostat............................................................
g. Klassifikasi.......................................................................................

iii
h. Gambaran Klinis..............................................................................
i. Diagnosis.........................................................................................
j. Penatalaksanaan.............................................................................
k. Komplikasi.....................................................................
2. Kerangka Teori................................................................................
BAB III. KERANGKA KONSEP DAN DEVINISI OPERASIONAL.......
1. Kerangka Konsep............................................................................
2. Definisi Operasional........................................................................
BAB IV. METODE PENELITIAN...........................................................
1. Metode dan Design Penelitian........................................................
2. Waktu dan Tempat Penelitian.........................................................
3. Populasi dan Subyek Penelitian......................................................
a. Populasi Penelitian..............
b. Subyek Penelitian...............
4. Kriteria Subyek Penelitian...
a. Kriteria Inklusi..................................................................................
b. Kriteria Ekslusi.................................................................................
5. Besar Sampel..................................................................................
6. Cara Pengambilan Sampel.
7. Alur Penelitian.................................................................................
8. Prosedur Penelitian.........................................................................
9. Instrument Penelitian......................................................................
10. Rencana Analisis Data....................................................................
11. Aspek Etika.....................................................................................

iv
DAFTAR TABEL

1. Tabel 1. Stadium TNM kanker prostat.


2. Tabel 2. Skor Gleason.
3. Tabel 3. Penentuan stadium kanker prostat.
4. Tabel 4. Stratifikasi kelompok risiko kanker prostat.
5. Tabel 5. Formula Roach.

v
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar Anatomi Prostat (National Cancer Institute, 2016)

2. Gambar Histologi kelenjar prostat (mescher, 2012).

vi
DAFTAR SINGKATAN

1. WHO = World Health Organization


2. (IARC) = International Agency for Research on
Cancer
3. BPH = Benign Prostate Hyperplasia
4. ISUO = Society of Urologic Oncology
5. TURP = Transurethral Resection of the
Prostate
6. DCE =Dynamic Contrast-Enhanced
7. ASAP =Proliferasi sel asinar kecil yang atipik
8. PIN =High Grade Prostatic intraepithelial
9. AKI = Akut Cedera Ginjal
10. KGB =Kelenjar Getah Bening
11. DCE = Dynamic Contrast-Enhanced

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Menurut World Health Organization 2017 (WHO) kanker adalah


istilah umum untuk satu kelompok besar penyakit dimana
pertumbuhan sel abnormal di luar batas normal yang terjadi
didalam suatu jaringan kemudian dapat menyerang bagian tubuh
yang berdampingan atau menyebar ke organ lain. Kanker dapat
mempengaruhi hampir semua bagian tubuh dan memiliki banyak
subtipe anatomi dan molekuler yang masing-masing memerlukan
strategi pengelolaan yang spesifik yang dapat merubah susunan
anatomi normal itu sendiri. Kanker merupakan penyebab kematian
nomor dua di dunia yakni terhitung 8,8 juta kematian di tahun
2015.1

Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian


utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian
disebabkan oleh kanker. Berdasarkan data WHO, prevalensi
kanker prostat menempati posisi pertama di dunia dan angka
insidensnya merupakan peringkat kelima dari seluruh jenis kanker
di dunia.2 ,3 Sekitar 95% pasien didiagnosa pada rentang usia 45 –
89 tahun (usia rerata 72 tahun). Insidens kanker prostat meningkat
seiring pertambahan usia. Risiko yang dimiliki pria untuk menderita
kanker prostat dalam seumur hidupnya mendekati 10%. Merokok
merupakan faktor risiko utama kanker yang menyebabkan

viii
terjadinya lebih dari 20% kematian akibat kanker di dunia dan
sekitar 70% kematian akibat kanker paru di seluruh dunia.

Kanker prostat merupakan kanker visceral tersering pada laki-


laki, menempati urutan kedua sebagai penyebab tersering
kematian terkait kanker yang menyerang laki-laki berusia diatas 50
tahun, dibawah kanker paru. Menurut data WHO, kanker prostat
adalah salah satu penyakit kanker yang paling umum diderita oleh
pria. Pada tahun 2012 diperkirakan 1,1 juta pria di seluruh dunia
didiagnosis menderita kanker prostat dan 307.000 diantaranya
meninggal dunia. Sedangkan di Indonesia pada tahun 2012,
berdasarkan data International Agency for Research on Cancer
(IARC) menyatakan bahwa terdapat 13.600 kasus dengan angka
kematian hingga 9.191 kasus.Lebih dari 30% dari kematian akibat
kanker disebabkan oleh lima faktor risiko perilaku dan pola makan,
yaitu: (1) Indeks massa tubuh tinggi, (2) Kurang konsumsi buah dan
sayur, (3) Kurang aktivitas fisik, (4) Penggunaan rokok, dan (5)
Konsumsi alkohol berlebihan.

Pusat Nasional untuk Statistik Kesehatan mencatat sebanyak


1.665.540 kasus kanker baru dan 585.720 kematian yang
diakibatkan oleh kanker diperkirakan terjadi di Amerika Serikat
pada tahun 2014 (Siegel, 2014). Kasus baru Kanker Prostat di
Amerika Serikat pada tahun 2014 adalah 233.000, dan angka
kematian yang diakibatkan oleh Kanker Prostat adalah 29.480.
Adapun kasus kanker prostat di Indonesia adalah sebesar 0,2 ‰
dari penduduk Indonesia atau sebanyak 25.012 penderita.
(Kemenkes, 2015). Kanker prostat merupakan suatu keganasan
pada kelenjar prostat dimana lebih dari 95% kanker prostat
disebabkan adenocarsinoma, dan 5% lainnya adalah akibat
transisional sel & neuro endokrin carcinoma/sarcoma.

ix
Faktor risiko yang mempengaruhi kanker prostat adalah latar
belakang kondisi penderita misalnya usia, riwayat keluarga,
obesitas, diet dengan pola makan tinggi lemak hewani dan rendah
serat, merokok, minuman beralkohol, dan penyakit inflamasi pada
prostat. Berdasarkan latar belakang dan survei awal diatas peneliti
merasa ingin lebih jauh mendalami tentang penyakit kanker prostat
ini sehingga angka insidensi dan mortalitas penyakit kanker prostat
dapat dicegah dengan menghindari faktor risiko terjadinya kanker
prostat di Indonesia ini pada umumnya dan di kota makassar pada
khususnya, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
faktor yang menyebabkan terjadinya kanker prostat pada penderita
yang dirawat di bagian bedah RSUD Labuang Baji Makassar.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah pada penelitian


ini adalah bagaimana gambaran klinis penderita kanker prostat
yang dirawat di bagian bedah RSUD Labuang Baji Makassar

3. Pertanyaan Penelitian

a. Apa faktor penyebab kanker prostat klinis pasien penderita


kanker prostat yang dirawat dibagian bedah RSUD Labuang
Baji Makassar berdasarkan jenis kelamin?
b. Faktor penyebab kanker prostat pasien penderita kanker
prostat yang dirawat dibagian bedah RSUD Labuang Baji
Makassar berdasarkan umur?
c. Faktor penyebab kanker prostat pasien penderita kanker
prostat yang dirawat dibagian bedah RSUD Labuang Baji
Makassar berdasarkan keluhan utama?
d. Faktor penyebab pasien penderita kanker prostat yang
dirawat dibagian bedah RSUD Labuang Baji Makassar
berdasarkan diagnosis grade keganasan?

x
e. Faktor penyebab kanker prostat pasien penderita kanker
prostat yang dirawat dibagian bedah RSUD Labuang Baji
Makassar berdasarkan Penatalaksanaan medis?
f. Faktor penyabab kanker prostat pada pasien penderita
kanker prostat yang dirawat dibagian bedah RSUD Labuang
Baji Makassar berdasarkan lama perawatan?
g. Faktor penyebab kanker prostat pada pasien penderita
kanker prostat yang dirawat dibagian bedah RSUD Labuang
Baji Makassar berdasarkan riwayat penyakit keluarga dan
genetik?

4. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui


Faktor apa penyebab kanker prostat pada pasien yang menderita
kanker prostat yang dirawat di bagian bedah RSUD Labuang Baji
Makassar

b. Tujuan Khusus

a) Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai


apa saja penyebab kanker prostat yang dirawat karena
penyakit kanker prostat yang dirawat di bagian bedah
RSUD Labuang Baji Makassar
b) Untuk mengetahui hubungan pola hidup dengan faktor
penyebab kanker prostat pada pasien penderita kanker
prostat yang dirawat di bagian bedah RSUD Labuang Baji
Makassar
c) Untuk mengetahui faktor penyebab kanker prostat pada
pasien penderita kanker prostat yang dirawat di bagian
bedah RSUD Labuang Baji Makassar dengan riwayat
penyakit genetik.

xi
5. Manfaat Penelitian

Melalui pertanyaan penelitian dapat ditarik beberapa tujuan


penelitian yaitu:

a. Bagi Pemerintah

Sebagai acuan perbandingan dalam di RSUD Labuang Baji


Makassar guna semakin memperbaiki data masyarakat yang
terkena dan penanganannya berdasarkan gambaran penderita
kanker prostat yang dirawat.

b. Tempat Pelayanan Kesehatan

Seluruh aktivis kesehatan khususnya di bagian bedah


penyakit dalam di RSUD Labuang Baji Makassar guna semakin
memperbaiki pelayanan dan penanganannya berdasarkan
gambaran penderita kanker prostat yang dirawat.

c. Ilmu Pengetahuan

Dapat mengetahui faktor penyebab kanker prostat pada


pasien penderita kanker prostat seperti apa saja.

d. Bagi Penulis

Sebagai kesempatan untuk menerapkan ilmu yang telah


didapat di perkuliahan dengan melakukan penelitian dan juga
penulis mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam
melakukan penelitian.

xii
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Landasan Teori Kanker Prostat

a. Definisi Kanker Prostat

Karsinoma prostat atau kanker prostat adalah pertumbuhan


dan pembelahan sel khususnya sel pada jaringan prostat yang
tidak normal/abnormal yang merupakan kelainan atau suatu
keganasan yang terjadi pada saluran perkemihan khususnya
prostat pada bagian lobus perifer sehingga timbul nodul-nodul
yang dapat diraba dan dirasakan. Hampir semua kanker prostat
adalah adenocarcinoma. Bentuk lain yang jarang adalah
sarkoma (0,1 – 0,2 %), karsinoma sel transisional (1-4%),
limfoma dan leukemia (KPKN, 2015). 4 Kanker prostat dapat
menyebabkan peningkatan frekuensi berkemih atau
perlambatan aliran urin saat sedang berkemih tetapi gejala ini
dapat juga disebabkan oleh BPH (Benign Prostate Hyperplasia).
Perkembangan kanker prostat sangat lambat. Pada pria kanker
prostat lebih sering ditemukan pada usia > 65 tahun.

b. Anatomi Prostat

Prostat terletak di sebelah inferior buli-buli, di depan rektum


yang membungkus urethra posterior. Bentuknya seperti buah
kenari dengan ukuran 4 x 3 x 2,5 cm dengan berat ± 20 gram.
Kelenjar ini terdiri atas jaringan fibromuskular dan glandular
yang terbagi dalam beberapa daerah atau zona, yaitu zona
perifer, zona sentral, zona transisional, zona preprostatik
sfingter, dan zona anterior. 7 Secara histopatologi prostat terdiri

xiii
atas komponen kelenjar dan stroma. Komponen stroma
tersusun atas otot polos, fibroblas, pembuluh darah, saraf, dan
jaringan penyangga lainnya. Prostat menghasilkan suatu cairan
yang merupakan salah satu komponen dari cairan ejakulat.16
Cairan ini dialirkan melalui duktus sekretorius dan bermuara di
urethra posterior untuk kemudian dikeluarkan bersama cairan
semen yang lain pada saat ejakulasi. Volume cairan prostat ±
30 % dari seluruh volume ejakulat.8

Gambar Anatomi Prostat (National Cancer Institute, 2016)

Prostat mendapatkan inervasi otonomik simpatik dan


parasimpatik dari pleksus prostatikus. Pleksus prostatikus
(pleksus pelvikus) menerima masukan serabut parasimpatik
dari korda spinalis (S2-4) dan simpatik dari nervus
hipogastrikus (T10-L2). Stimulasi parasimpatik meningkatkan
sekresi kelenjar pada epitel prostat, sedangkan rangsangan
simpatik menyebabkan pengeluaran cairan prostat ke dalam
urethra posterior, seperti pada saat ejakulasi. Sistem simpatik
memberikan inervasi pada otot polos prostat, kapsul prostat,
dan leher kandung kemih. Di tempat-tempat itu banyak terdapat
reseptor adrenergik-α.

xiv
Rangsangan simpatik menyebabkan dipertahankannya
tonus otot polos tersebut.7 Jika kelenjar ini mengalami
hiperplasia jinak atau berubah menjadi kanker ganas dapat
membuntu urethra posterior dan mengakibatkan terjadinya
obstruksi saluran kemih.7,9

c. Histologi Prostat

Prostat merupakan suatu kumpulan 30-50 kelenjar


tubuloalveolar yang bercabang. Duktusnya bermuara ke dalam
uretra pars prostatika, yang menembus prostat. Prostat
mempunyai tiga zona yang berbeda.Yang pertama adalah zona
sentral, zona ini meliputi 25% dari volume kelenjar 70% kelenjar
dibentuk oleh zona perifer yang merupakan tempat predileksi
timbulnya kanker prostat. Zona ketiga, yakni zona transisional,
mempunyai arti medis yang penting karena merupakan tempat
asal sebagian besar hiperplasia prostat jinak. 5

Kebanyakan dari kelenjar prostat terdiri dari kelenjar


tubuloasinar yang bercabang menjadi lebih kecil dimana dibentuk
oleh epitel silindris atau kuboid.

Secara histopatologik, kelenjar prostat terdiri atas komponen


kelenjar dan stroma. Komponen stroma ini terdiri atas otot polos,
fibroblas, saraf, dan jaringan penyanggah yang lain. 6 Gambaran
histologi dari kelenjar prostat terdiri dari duktus kelenjar yang
bercabang –cabang. Kelenjar dan duktus terdiri dari dua lapisan
sel yaitu lapisan sel kolumnar sekresi luminal dan lapisan sel
basal.10 Selain sel sel epitel luminal dan sel-sel neuroendokrin
pada duktus prostat. Sel stem tersebut sama dengan stem yang
dijumpai pada semua jaringan di tubuh. Sel stem berperan untuk
regenerasi jaringan setelah jejas dan kematian sel. 11

xv
Histologi kelenjar prostat (mescher, 2012).5

d. Epidemiologi
Kanker prostat yang tersering terjadi di masyarakat terlebih
dikalangan laki-laki adalah adenokarsinoma prostat. Saat ini
sudah lebih dari 670.000 pria per tahun didiagnosis kanker
prostat dalam catatan seluruh dunia, dan di indonesia
masyarakat yang terkena kanker prostat belum tercatat dengan
pasti, akan tetapi menurut data Globocan tahun 2008
menunjukan kanker prostat di Indonesia menempati urutan ke 5.
Dari data Indonesian Society of Urologic Oncology (ISUO) 2011
selama periode 2006-2010 terdapat 971 penderita kanker
prostat. Usia rerata 68.3 tahun, terbanyak pada selang usia 70-
79 tahun sebesar 37.6%.12
Kanker prostat merupakan salah satu kanker yang paling
sering terkena di kalangan pria Amerika dan mewakili penyebab
utama kedua dari kematian terkait-kanker pada semua lelaki. Di
Amerika Serikat sendiri, diestimasikan bahwa 234.460 kasus
baru karsinoma prostat akan didiagnosa dan lebih dari 27.350
pria akan meninggal dari penyakit ini dalam tahun 2006.
Meskipun timbulnya penyakit kanker prostat bertambah selama

xvi
akhir tahun 1980 dan awal tahun 1990 mempunyai skrining
prostate-specific antigen (PSA) yang tersebar luas,
kematiankematian dari kanker prostat telah menurun secara
berlanjut sejak tahun 1995.14
Adapun faktor resiko yang banyak diterima dimasyarakat
mengenai penyebab kanker prostat adalah usia, ras/etnik, dan
riwayat keluarga. Penyakit kanker prostat itu sendiri banyak
terjadi pada lelaki yang berusia di bawah 40 tahun, tetapi
timbulnya penyakit meningkat dengan tajam pada tiap dekade
selanjutnya, yang paling mungkin karena individual tersebut
mengidap testosteron seumur-hidup, tanda pertumbuhan yang
dikenal untuk prostat.15
e. Etiologi dan Faktor Resiko
Penyebab kanker prostat sampai saat ini belum ditemukan,
namun ada beberapa faktor risiko yang dikaitkan dengan
kejadian kanker prostat akan tetapi faktor tersebut juga belum
pasti sebagai penyebab yang pasti untuk kanker prostat.Faktor
risiko tersebut, antara lain yaitu:16
a) Usia. Setelah usia 40, insidens kanker prostat sangat
meningkat.

b) Etnis. Angka kejadian kanker prostat lebih tinggi pada orang


keturunan Asia dan pada orang berkulit hitam.

c) Riwayat keluarga. Pria dengan ayah atau saudara laki-laki


yang menderita kanker prostat memiliki risiko dua kali lipat
untuk menderita kanker prostat.

d) Diet dan gaya hidup. Diet tinggi lemak jenuh, daging merah,
rendah serat, rendah konsumsi tomat dan produknya, rendah
konsumsi ikan dan kedelai meningkatkan risiko kanker prostat.
Hubungan kanker prostat dengan obesitas masih terus diteliti,

xvii
berdasarkan kaitan obesitas dengan risiko keganasan dan
kadar testosteron yang rendah. Frekuensi ejakulasi dikatakan
memiliki peran protektif terhadap kanker prostat, tapi saat ini
masih dalam tahap penelitian.

e) Genetik. Studi-studi yang meneliti peran genetik dalam


berkembangnya kanker prostat masih belum menemukan hasil
yang konsisten. Beberapa gen yang sudah diteliti antara lain
RNA-seL, Macrophage-Scavenger Receptor-1 (MSR1),
ELAC2/HPC2 dan kromosom 8Q24.

f) Histopatologi. Jenis histopatologi terbanyak yang ditemukan


pada kanker prostat adalah adenokarsinoma (>95%), empat
persen adalah jenis sel transisional dan sisanya adalah
karsinoma neuroendokrin (sel kecil) dan sarkoma.

g) Lokasi. Sebagian besar (70%) kasus, kanker berasal dari


zona perifer, 15 – 20% dari zona sentral dan 5 – 10% dari zona
transisional. Akan tetapi, kanker prostat lebih sering ditemukan
di beberapa zona dalam derajat histopatologi/ grading yang
berbeda-beda (multifokal).1 Kedua karakteristik inilah yang
menyulitkan tindakan kuratif defintif Transurethral Resection of
the Prostate (TURP). Tumor yang berasal dari zona sentral
biasanya bersifat lebih agresif dan cenderung menginvasi ke
vesikula seminalis. menunjukkan aktivitas yang osteoblastik.

f. Patogenesis Kanker Prostat

Pada dasarnya, kanker prostat terjadi dikarena adanya


perubahan DNA pada sel prostat normal menjadi abnormal. Gen
yang diwariskan menyebabkan sekitar 5-10% kejadian kanker
prostat. Kanker yang disebabkan oleh gen yang diwariskan
disebut kanker herediter. Beberapa gen yang diwariskan
berkaitan langsung dengan kanker prostat herediter termasuk

xviii
RNASEL (HPC1), BRCA1 an BRCA2, MSH 2 dan MLH 1,
HOXB13. RNASEL atau gen penekan tumor ini berfungsi
mematikan sel bila ada yang salah pada sel. Mutasi pada gen
ini menyebabkan sel yang tidak normal hidup lebih lama dari
seharusnya dimana akan meningkatkan kejadian kanker
prostat. BRCA1 dan BRCA2 membantu memperbaiki kesalahan
di DNA atau membunuh sel tersebut bila tidak bisa diperbaiki. 17

Keganasan prostate 90% biasanya berupa Adenokarsinoma


yang berasal dari kelenjar prostate yang menjadi hipotrofik pada
usia decade kelima sampai ketujuh. Agaknya proses menjadi
ganas sudah mulai pada jaringan prostate yang masih muda.
Karsinoma prostate paling sering terjadi pada zona perifer
(75%). Dengan berkembangnya tumor dapat terjadi perluasan
langsung ke urethra, leher kandung kemih, dan vesikula
seminalis. Karsinoma prostate dapat juga menyebar melalui
jalur limfatik dan hematogen. Secara berturut tempat yang
paling sering dari metastasis melalui jalur hematogen melalui
v.vertebralis adalah ke tulang-tulang pelvis, vertebra lumbalis,
femur, vertebra torasika, dan kosta. Metastasis ini lebih sering
osteoklastik (menyerap tulang) daripada osteoblastik
(membentuk tulang). Pada osteokalstik jaringan tulang diganti
jaringan tumor oleh infiltrasi dan pertumbuhan tumor, sementara
pada osteoblastik, tumornya justru merangsang sel-sel
pembentuk tulang di sekitarnya untuk membentuk tulang ekstra
yang jelas dapat dilihat pada foto roentgen. Penyebaran
limfogen dapat ditemukan dikelenjar limfe di panggul kecil dan
lewat samping pembuluh darah besar keatas lewat samping
dinding perut belakang (kelenjar limfe retroperitoneal atas).agak
jarang tumor ini menyebar ke sum-sum tulang dan visera,
khususnya hati dan paru.18

xix
g. Klassifikasi

Sistem klasifikasi yang banyak dipakai saat ini adalah


menurut D’Amico.19 Klasifikasi menurut D’Amico ini awalnya
dikembangkan untuk memperkirakan risiko rekurensi biokimia
dalam penanganan kanker prostat, namun saat ini sistem ini
telah dipakai secara luas sebagai prediksi progresi klinis dan
prognosis pada kanker prostat. 19 Penentuan stadium dan
klasifikasi risiko secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1
sampai 4. Sementara itu, risiko keterlibatan kelenjar getah
bening dan vesika seminalis secara mikroskopik dapat
diprediksi berdasarkan formula Roach.16

Tabel 1. Stadium TNM kanker prostat.20

T (Tumor)

Tx Tumor primer tak dapat dinilai

T0 Tidak ada bukti tumor primer

T1 Tumor yang tidak tampak atau tidak dapat diraba, tidak


terdeteksi pencitraan

T1a Tumor ditemukan secara incidental secara histologis


pada kurang dari sama dengan 5% jaringan yang terpotong.

T1b Tumor ditemukan secara incidental secara histologis


pada lebih dari 5% jaringan yang terpotong.

T1c Tumor yang teridentifikasi dengan biopsi jarum (karena


peningkatan PSA)

T2 Tumor terbatas dalam prostat*

T2a Tumor melibatkan kurang dari sama dengan 50% dari 1


lobus

xx
T2b Tumor melibatkan lebih dari 50% dari 1 lobus.

T2c Tumor melibatkan kedua lobus

T3 Tumor menembus kapsul prostat

T3a Ekstensi ekstrakapsular (unilateral atau bilateral)

T3b Tumor menginvasi vesikula seminalis

T4 Tumor terfiksasi atau menginvasi struktur organ sekitar


selain vesikula seminalis, bladder neck, sfingter eksternal,
rektum, muskulus levator dan atau dinding pelvis.

N (Kelenjar getah bening/KGB)

Nx KGB regional*** tidak dapat dinilai

N0 Tidak ada metastasis KGB regional

N1 Metastasis pada lebih dari 1 KGB regional

M (Metastasis jauh)

Mx Metastasis jauh tidak dapat dinilai

M0 Tidak ada metastasis jauh

M1 Metastasis jauh

M1a KGB di luar regional

M1b Tulang

M1c Organ lain selain tulang

Keterangan:

 Tumor yang ditemukan pada salah satu atau kedua


lobus dengan biopsi jarum namun tidak teraba atau

xxi
terlihat dengan pencitraan akan diklasifikasikan
menjadi Stadium T1c
 Invasi pada apeks prostat atau kedalam (tapi tidak
menembus) kapsul prostat diklasifikasikan menjadi
T2, bukan T3.
 Kelenjar Getah Bening (KGB) regional adalah KGB
pelvis yang terletak di bawah bifurkasio arteri iliaka
komunis: pelvis, hipogastrik, obturator, iliaka (interna
dan eksterna), sakral (presakral, lateral,
promontorium). Kelenjar Getah Bening jauh adalah
KGB yang terletak di luar pelvis: aorta (paraaorta,
periaorta, lumbal), iliaka komunis, inguinal (superfisial
dan profunda), supraklavikula, servikal,
retroperitoneal).

Tabel 2. Skor Gleason.16

Skor Kriteria

Gx Tidak dapat dinilai

GS ≤6 Berdiferensiasi baik (anaplasia ringan)

GS 7 Berdiferensiasi menengah (anaplasia


moderat)

GS 8 Berdiferensiasi buruk atau tidak


berdiferensiasi (anaplasia berat)

xxii
Tabel 3. Penentuan stadium kanker prostat. 16

Tabel 4. Stratifikasi kelompok risiko kanker prostat. 16,20

Risiko PSA GS T

Low-risk ≤10 ≤6 T1-2a

Intermediate-risk 10– 20 7 T2b

High-risk ≥20 8 – 10 T2c-3a

Tabel 5. Formula Roach.16,20

Risiko Perhitungan

Keterlibatan vesika seminalis PSA + [(GS – 6)x10]

Keterlibatan KGB 2/3 x PSA + [(GS – 6)x10]

h. Gambaran Klinis

Gejala yang ada umumnya sama dengan gejala


pembesaran prostat jinak, yaitu buang air kecil tersendat atau

xxiii
tidak lancar. Keluhan dapat juga berupa nyeri tulang dan
gangguan saraf. Dua keluhan itu muncul bila sudah ada
penyebaran ke tulang belakang. Pada kanker prostat stadium
dini, sering kali tidak menunjukkan gejala atau tanda klinik.
Tanda itu biasanya muncul setelah kanker berada pada stadium
yang lebih lanjut dan berikut adalah beberapa gambaran klinis
dari kanker prostat adalah:

a) Kesulitan miksi, termasuk lambatnya atau lemahnya aliran


urin dan peningkatan frekuensi urin terutama saat malam.

b) Darah pada urin atau sperma.

c) Sulit melakukan ereksi.

d) Nyeri pada pinggul, punggung (tulang belakang), dada


(tulang rusuk), atau area lain dari kanker yang telah menyebar
ke tulang.

e) Kelemahan atau mati rasa pada tungkai atau kaki atau


bahkan kehilangan kontrol kandung kemih karena terjadi
penekanan sumsum tulang belakang oleh kanker. 17

i. Diagnosis

Pemeriksaan utama dalam menegakkan kanker prostat


adalah anamnesis perjalanan penyakit, pemeriksaan colok
dubur, PSA serum serta ultrasonografi
transrektal/transabdominal. Diagnosis pasti didapatkan dari
hasil biopsi prostat atau spesimen operasi berupa
adenokarsinoma. Selain itu, pemeriksaan histopatologis akan
menentukan derajat dan penyebaran tumor:21

a) Colok Dubur

xxiv
Kebanyakan kanker prostat terletak di zona perifer prostat
dan dapat dideteksi dengan colok dubur jika volumenya sudah
≥ 0.2 ml. Jika terdapat kecurigaan dari colok dubur berupa
nodul keras, asimetrik, dan berbenjol-benjol, maka kecurigaan
tersebut dapat menjadi indikasi biopsi prostat. 18% dari seluruh
penderita kanker prostat terdeteksi hanya dari colok dubur saja,
dibandingkan dengan kadar PSA. Penderita dengan kecurigaan
pada colok dubur dengan disertai kadar PSA > 2ng/ml
mempunyai nilai prediksi 5-30%.

b) Prostate-Specific Antigen (PSA)

Pemeriksaan kadar PSA telah mengubah kriteria diagnosis


dari kanker prostat. PSA adalah serine-kalikrein protease yang
hampir seluruhnya diproduksi oleh sel epitel prostat. Pada
prakteknya, PSA adalah organ spesifik namun bukan kanker
spesifik.

Maka itu peningkatan kadar PSA juga dijumpai pada BPH,


prostatitis, dan keadaan non-maligna lainnya. Kadar PSA
secara tunggal adalah variabel yang paling bermakna
dibandingkan colok dubur atau TRUS. Sampai saat ini belum
ada persetujuan mengenai nilai standar secara internasional.
Kadar PSA adalah parameter berkelanjutan semakin tinggi
kadarnya, semakin tinggi pula kecurigaan adanya kanker
prostat. Nilai baku PSA di Indonesia saat ini yang dipakai
adalah 4ng/ml.

c) Transrectal Ultrasonography (TRUS) dan Biopsi Prostat

Gambaran klasik hipoekhoik adanya zona perifer prostat


tidak akan selalu terlihat. Gray-scale dari TRUS tidak dapat
mendeteksi area kanker prostat secara adekuat. Maka itu,
biopsi sistematis tidak perlu digantikan dengan biopsi area yang

xxv
dicurigai. Namun biopsi daerah yang dicurigai sebagai
tambahan dapat menjadi informasi yang berguna.

Tindakan biopsi prostat sebaiknya ditentukan berdasarkan


kadar PSA, kecurigaan pada pemeriksaan colok dubur atau
temuan metastasis yang diduga dari kanker prostat. Sangat
dianjurkan bila biopsi prostat dengan guided TRUS, bila tidak
mempunyai TRUS dapat dilakukan biopsi transrektal
menggunakan jarum trucut dengan bimbingan jari. Untuk
melakukan biopsi, lokasi untuk mengambil sampel harus
diarahkan ke lateral. Jumlah Core dianjurkan sebanyak 10-12.
Core tambahan dapat diambil dari daerah yang dicurigai pada
colok dubur atau TRUS. Tingkat komplikasi biopsi prostat
rendah. Biopsi transperineal juga dapat dilakukan apabila ada
kontraindikasi pada biopsi transrektal. Tingkat komplikasi biopsi
prostat rendah. Komplikasi minor termasuk makrohematuria
dan hematospermia. Infeksi erat setelah prosedur dilaporkan <1
% kasus.

Biopsi Ulang Indikasi Biopsi Ulang :

 PSA yang meningkat dan/atau menetap pada


pemeriksaan ulang setelah 6 bulan;
 Kecurigaan dari colok dubur;
 Proliferasi sel asinar kecil yang atipik (ASAP).
 High Grade Prostatic intraepithelial (PIN) lebih
dari satu Core; Penentuan waktu yang optimal untuk
biopsi ulang adalah 3-6 bulan.

TURP Diagnostik Penggunaan TURP Diagnostik untuk


biopsi adalah tidak dianjurkan. Tingkat deteksinya tidak lebih
baik dari 8% dan merupakan prosedur yang tidak adekuat
untuk mendeteksi kanker.

xxvi
Penggunaan antibiotik oral atau intravena pra-biopsi
merupakan keharusan dengan menggunakan golongan
Kuinolon atau Sefalosporin.

Pemberian anestesi sangat dianjurkan. Pemilihan jenis


anestesi berupa obat oral, supposutoria, anestesi umum
ataupun anestesi blok peri-prostatik dengan guided TRUS
tergantung dari pilihan operator, fasilitas dan pilihan atau
kondisi penderita. Pemberian gel Lidokain 2% sebelum
dimasukkannya probe akan menurunkan rasa nyeri di daerah
sfingter ani penderita.

d) Multiparametric MRI

Penggunaan multiparametric MRI dalam staging dan


karakteristik kanker prostat mulai meningkat dalam beberapa
tahun terakhir. Disebut “multiparametric”, karena imajing MRI
harus menunjukkan salah satu sequence dari anatomi T2-
weighted, seperti DWIs atau Dynamic Contrast-Enhanced
(DCE).

Berbagai bukti penelitian menunjukkan peran mpMRI terhadap


penanganan kanker prostat. Pertama, mpMRI dapat
mendeteksi kanker yang cukup besar dan berdiferensiasi buruk
(i.e. Gleason score ≥ 7). Hasil mpMRI dapat digabungkan
dengan protokol MRI-TRUS fusion-targeted biopsy. Kedua,
mpMRI dapat mendeteksi ekstensi ekstrakapslat (T staging).
Ketiga, mpMRI juga dapat menilai keterlibatan kelenjar getah
pelvis. Terakhir mpMRI memiliki sensitifitas dan spesifititas
untuk mendeteksi metastasis tulang.

e) Diagnosis Banding
 Benign Prostat Hiperplasia;

xxvii
 Acute Bacterial Prostatitis dan Abses
Prostat;
 Bacterial Prostatitis;
 Non Bacterial Prostatitis.
 TB System Genitourinaria.
f) Pemeriksaan Histopatologi dari Patologi Anatomi

Laporan patologi anatomi memberikan informasi penting


mengenai karakteristik dan prognostic yang berhubungan
dengan penentuan tindakan klinis. Beberapa poin yang perlu
dilaporkan pada spesimen biopsi prostat yang menunjukkan
hasil kanker prostat adalah:

o Tipe histopatologi.
o Penentuan grade tumor berdasarkan Gleason primer dan
sekunder/terburuk (secara global dan jika memungkinan
perbiopsi).
o Presentase kanker dengan grade tinggi (secara global).
o Perluasan area kanker (dalam milimeter/presentase).
o Jika memungkinkan, perluasan area diluar prostat, invasi
vesikula seminalis, invansi limfovaskular, karsinoma
intraductal, dan invasi perineural.
o Kelompok penentuan grade tumor berdasarkan ISUP 2014.

j. Penatalaksanaan

Sebelum dilakukan penanganan terhadap kanker prostat,


perlu diperhatikan faktor – faktor yang berhubungan dengan
prognosis kanker prostat yang dibagi kedalam dua kelompok
yaitu faktor – faktor prognostik klinis dan patologis kanker
prostat. Faktor prognostik klinis adalah faktor – faktor yang
dapat dinilai melalui pemeriksaan fisik, tes darah, pemeriksaan

xxviii
radiologi dan biopsi prostat. Faktor klinis ini sangat penting
karena akan menjadi acuan untuk mengidentifikasi karakteristik
kanker sebelum dilakukan pengobatan yang sesuai. Sedangkan
faktor patologis adalah faktor – faktor yang yang memerlukan
pemeriksaan, pengangkatan dan evaluasi kesuruhan prostat. 22

Faktor – prognostik antara lain :


 Usia pasien
 Volume tumor
 Grading atau Gleason score
 Ekstrakapsular ekstensi
oInvasi ke kelenjar vesikula seminalis 6. Zona asal kanker
prostat
oFaktor biologis seperti serum PSA, IGF, p53 gen penekan
tumor dan lain –lain.
Untuk penyakit yang masih terlokalisasi langkah pertama
yang dilakukan adalah melakukan watchfull waiting atau
memantau perkembangan penyakit. Watchfull waiting
merupakan pilihan yang tepat untuk pria yang memiliki harapan
hidup kurang dari 10 tahun atau memiliki skor Gleason 3 + 3
dengan volume tumor yang kecil yang memiliki kemungkinan
metastase dalam kurun waktu 10 tahun apabila tidak diobati. 23
Sekarang ini, pria yang memiliki resiko sangat rendah (very low
risk) terhadap kanker prostat dan memilih untuk tidak
melakukan pengobatan, tetapi tetap dilakukan monitoring.
Menurut Dr. Jonathan Epstein, seorang ahli patologi dari Rumah
Sakit Johns Hopkins mengemukakan beberapa kriteria yang
termasuk kedalam golongan resiko rendah terhadap kanker
prostat (very low risk) :
a) Tidak teraba kanker pada pemeriksaan DRE (staging T1c)

xxix
b) Densitas PSA (jumlah serum PSA dibagi dengan volume
prostat) kurang dari 0,15
c) Skor Gleason kurang atau sama dengan 6 dengan tidak
ditemukannya pola yang bernilai 4 atau 5
d) Pusat kanker tidak lebih dari 2 atau kanker tidak melebihi
50% dari bagian yang di biopsi.
Radikal prostatektomi adalah prosedur bedah standar yang
mengangkat prostat dan vesika seminalis. Prognosis pasien
yang melakukan radikal prostatektomi tergantung dengan
gambaran patologis spesimen prostat.

k. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi jika kanker prostat ini
tidak ditangani sesuia stadium dan pengobatannya. Dua
komplikasi penting dari yang maju secara lokal dan metastasis
penyakit membutuhkan penanganan segera dan dianggap
urologis keadaan darurat. Komplikasi penting lainnya adalah
sepsis, hiperkalsemia, anemia, retensi urin dan patologis patah
tulang. Nyeri tulang akibat metastasis dapat diobati dengan
paliatif radioterapi.
a) Obstruksi ureter

Seiring kemajuan PC secara lokal, PC dapat menyebabkan


obstruksi ureter bilateral. Ini adalah penyebab penting dari
hidronefrosis bilateral dan tidak membaik dengan kateterisasi
tidak seperti pada pasien dengan retensi urin tekanan tinggi.
Pasien dapat datang dengan akut cedera ginjal (AKI) dan gejala
gagal ginjal dengan atau tanpa hiperkalemia. Manajemen
darurat adalah perawatan hiperkalemia yang mengancam jiwa,
jika ada, dan keterlibatan kolega nefrologi jika perlu. Perawatan
definitif adalah dengan dekompresi dari ginjal yang terhambat

xxx
dengan memasukkan nefrostomi bilateral dengan atau tanpa
insersi stent antegrade, atau penyisipan stent ureter retrograde
melalui cystoscopy. Cermati diskusi dengan pasien tentang
kesesuaian ini intervensi sangat penting, dalam apa yang
merupakan tahap lanjut dari proses penyakit kanker prostat ini

b) Kompresi sumsum tulang belakang ganas


Ini paling sering terjadi pada toraks dan lumbal atas
daerah medula spinalis sekunder akibat kolaps vertebra (terkait
ke metastasis tulang) atau dengan pertumbuhan tumor
langsung ke tulang belakang tali. Diagnosis dan manajemen
yang cepat sangat penting untuk mencegah defisit neurologis
jangka panjang. Pasien biasanya datang dengan punggung
nyeri dengan gejala neurologis perifer dan bukti disfungsi
neurologis seperti inkontinensia urin atau usus atau kelemahan
tungkai bawah. Pasien mungkin atau mungkin tidak sejarah
kanker prostat metastatik yang diketahui. Dokter harus memiliki
tinggi indeks kecurigaan untuk kompresi tali pusat, dan harus
diperhatikan periksa prostat dan periksa level PSA pada pria
yang datang tiba-tiba dengan gambaran klinis ini. Mengikuti
yang lengkap pemeriksaan neurologis, diagnosis pasti dengan
pemindaian MRI.

xxxi
B. Kerangka Teori

FAKTOR RESIKO
KANKER PROSTAT

Tidak Dapat
Dapat Diubah
Diubah

Genetik
Usia
Riwayat Keluarga Grading Diagnosis
Diet
Ras Keganasan Klinik

Alkohol/Rokok
dan aktivitas fisik Asupan
Nutrisi/G
izi

KARSINOMA PROSTAT

peningkatan frekuensi Pemeriksaan colok dubur


berkemih atau perlambatan Prostate-specific antigen
(PSA)
aliran urin saat, sering Pemeriksaan Pencitraan
terjadi pd usia >50-60 dan BAB III ( USG,MRI,Biopsi,
kebanyakan laki-laki sedang Bonescan)
berkemih

xxxii
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

1. Kerangka Konsep
Jenis Kelamin

Umur

Penderita Kanker Keluhan Utama


Prostat yang di rawat
di bagian bedah Diagnosis Grade
RSUD Labuang Baji Keganasan
Makassar
Penatalaksanaan
Medis

Lama Perawatan

Riwayat Keluarga
dan Genetik

2. Definisi Operasional Variabel

a. Pasien Kanker Prostat yang dirawat

Definisi: Semua pasien menderita kanker prostat dan


sedang menjalani perawatan di rumah sakit RSUD Labuang
Baji Makassar berdasarkan diagnosa dokter.

xxxiii
b. Jenis Kelamin

Definisi Operasional : Sebagian besar diderita oleh laki-laki


lanjut usia

Cara ukur : Observasi dan wawancara pasien maupun


keluraga pasien

Alat ukur : kueisioner

Hasil ukur : a. Laki-laki

Skala ukur : Nominal

c. Umur

Definisi : Satuan waktu yang mengukur lamanya seseorang


hidup mulai dari saat lahir sampai usianya pada saat masuk
rumah sakit yang dinyatakan dalam tahun tersebut.

Cara ukur : observasi dan wawancara

Alat ukur : Kueisioner

Hasil Ukur : 40-49 tahun

50-59 tahun

60-69 tahun

70-79 tahun

80-89 tahun

90-99 tahun

Skala ukur : Interval

d. Keluhan Utama

xxxiv
Definisi: Dengan melihat anamnesi pasien tentang apa saja
yang menjadi gejala dan keluhan utama dari kanker prostat
yang diderita tanpa ada yang ditutupi.

Cara ukur: Wawancara dan observasi pasien

Alat ukur : Kueisioner

Hasil Ukur : Ringan, sedang, berat, sangat berat

Skala Ukur : Ordinal

e. Diagnosis Grade Keganasan

Definisi : Data objektif berupa stadium kanker prostat pada


tubuh pasien yang timbul akibat penyakit yang diderita.

Cara ukur : Dengan mencatat variable stadium kanker


prostat adenocarsinoma dan juga observasi pasien

Alat ukur : Kueisioner

Hasil ukur : Ringan, sedang, berat, sangat berat

Skala ukur : Ordinal

f. Penatalaksanaan Medis

Definisi : Penatalaksaan medis dilakukan sesuai dengan


faktor-faktor penyebab kanker proster melalui diagnosis
dokter.

Cara ukur : Dengan mencatat kondisi dan keluahan pasien


dengan wawancara dan observasi

Alat ukur : Kueisioner

Hasil ukur : Patuh, tidak patuh

xxxv
Skala ukur : Nominal

g. Lama Perawatan

Definisi : Lama perawatan medis dengan melihat kondisi


pasien dan mengetahui stadium kanker prostat yang diderita
pasien.

Cara ukur : Dengan wawancara dan observasi pasien

Alat ukur : Kueisioner

Hasil ukur : Baru, lama

Skala ukur : Nominal

h. Riwayat Keluarga dan Genetik

Definisi : Pasien dengan riwayat penyakit keluarga atau


genetik lainnya memiliki resiko lebih tinggi terkena penyakit
kanker prostat.

Cara ukur : Dengan melakukan anamnesi kepada pasien


yang didiagnosis kanker prostat dan observasi pasien

Alat ukur : kueisioner

Hasil ukur : Dari ayah, dari ibu, dari ibu dan ayah, tidak
memiliki.

Skala ukur: Ordinal

xxxvi
BAB IV

METODE PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan


untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya kanker
prostat pada pasien rawat inap bagian bedah RSUD Labuang
Baji Makassar. Rancangan penelitian ini yang digunakan dalam
kelompok kasus adalah penderita kanker prostat yang
didiagnosis secara klinis dan dikonfirmasi laboratorik menderita
kanker prostat dan melalui data observasi dan wawancara
pasien tersebut.

2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Labuang Baji Makassar


bagian bedah rawat inap serta observasi lapangan dengan
wawancara pasien penderita kanker prostat.

3. Populasi dan Subjek

a. Populasi penelitian

Populasi penelitian yanda digunakan adalah semua pasien


rawat inap yang dirawat dibagian bedah kasus kanker prostat
yang didiagnosis dan teregistrasi dari hasil laboratorium pasien
melalui observasi langsugn di RSUD Labuang Baji Makassar.

b. Subjek penelitian

xxxvii
Sampel Penelitian ini diambil dari pasien rawat inap kanker
prostat bagian bedah yang didiagnosis dari hasil laboratorium
melalui observasi langsung serta pasien sedang dengan
melakukan pengobatan di RSUD Labuang Baji Makassar.

4. Kriterial Sampel

Adapun kriteria sampel yaitu kriteria inklusi dan ekslusi


sebagai berikut:

a. Kriteria inklusi

-Diagnosis kanker prostat ditegakkan sesuai pemeriksaan


penunjang yang tersedia di rumah sakit

-Pasien yang bersedia dilihat rekam mediknya tentang riwayat


penyakit terdahulu serta faktor apa saja yang dapat memicu
terjadinya kanker prostat dengan inform consent.

-Pasien kanker prostat yang masih melakukan pengobatan


dengan rawat inap di RSUD Labuang Baji Makassar sesuai
dengan tingkatan stadium

b. Kriteria Eksklusi

- Pasien memiliki komplikasi penyakit lainnya.

- Pasien yang tidak bersedia.

5. Besar Sampel

Jumlah sampel ditentukan berdasarkan rumus Slovin yaitu :

n = N
1+N(d2)
Keterangan:
n = Besar sampel

xxxviii
N = Besar populasi
d = Tingkat signifikansi / toleransi kesalahan

6. Cara Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan


dengan menggunakan data primer yang diambil dengan
metode total sampling yaitu semua populasi yang memenuhi
kriteria penelitian dijadikan sebagai sampel jika jumlahnya
kurang dari 100. Jika jumlah populasi yang memenuhi kriteria
penelitian lebih dari 100 maka pengambilan sampel dilakukan
dengan metode simple random sampling.

7. Alur Penelitian
Pengajuan judul penelitian sebagai acuan dalam melakukan
penelitian

Observasi penelitian dan wawancara

Penerimaan proposal penelitian oleh Tim Skripsi

Mengajukan Ethical Clearance

Pembuatan surat izin untuk melakukan pengambilan data dan melakukan


observasi dibagian bedah RSUD Labuang Baji Makassar

Inform Consent

Menjelaskan tujuan, cara pengisian, dan pembagian

kuesioner pada responden


Analisis data dan pengolahan data

xxxix
Hasil dan seminar proposal
8. Prosedur Penelitian

a. Peneliti melakukan analisis masalah sebagai bahan penelitian


dimana akan dilakukan observasi terhadap masalah yang akan
diajukan sebagai judul penelitian.
b. Peneliti menetapkan judul penelitian yaitu faktor yang menyebabkan
kanker prostat pada penderita yang dirawat di bagian bedah RSUD
Labuang Baji Makassar dan mengajukan proposal penelitian. Poin-
poin dalam proposal penelitian berdasarkan literatur yang tersedia
dan layak untuk dijadikan sebagai sumber penelitian.
c. Penjelasan kepada pihak Rumah Sakit yang akan dilakukan
penelitian:
a) Latar belakang masalah : faktor yang menyebabkan kanker prostat
pada pasien yang terdiagnosis kanker prostat dan dirawat dibagian
bedah RSUD Labuang Baji Makassar
b) Tujuan penelitian : untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor
penyebab penderita kanker prostat
c) Manfaat penelitian : manfaat penelitian adalah sebagai salah satu
perbandingan data untuk penelitian yang lebih besar, manfaat untuk
masyarakat yaitu dapat memberikan informasi tambahan kepada
masyarakat tentang gambaran penderita kanker prostat yang
terdiagnosis.
d) Kerahasiaan data serta keselamatan selama tindakan penelitian:
setiap data yang diambil akan dijaga kerahasiaannya dengan menulis
data responden anonym.
e) Penjelasan mengenai hak-hak, yaitu hak untuk menolak dan
mengundurkan diri dari penelitian tanpa adanya konsekuensi.
f) Setelah pihak rumah sakit paham mengenai penjelasan, maka
peneliti akan meminta persetujuan dari pihak rumah sakit untuk
dijadikan sebagai tempat penelitian
g) Subyek penelitian yaitu semua pasien yang memenuhi kriteria inklusi.

xl
h) Peneliti melakukan pengumpulan data. Semua data yang terkumpul
akan di input ke dalam komputer untuk selanjutnya akan dilakukan
analisa dan pengolahan data lebih lanjut.
i) Setelah analisis data selesai, peneliti melakukan penulisan hasil akhir
untuk selanjutnya diseminarkan pada penyajian hasil.

9. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini


ialah tabel-tabel tertentu untuk merekam atau mencatat data
yang dibutuhkan dari hasil observasi dan wawancara pasien.

10. Rencana Analisis Data dan Dummy Table

Data diolah secara manual dengan kalkulator dan Microsoft


Excel, serta menggunakan sistem perangkat lunak komputer SPSS
23 untuk memperoleh hasil statistik analitik yang diharapkan serta
dengan menggunakan dummy table agar memudahkan dalam
melihat perbedaaan.

a. Rencana Analisis Data

(1)Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menganalisis variabel


bebas dan variabel terikat sehingga diperoleh distribusi
frekuensi dari masing-masing variabel tersebut.

(2)Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat adanya hubungan


antar variabel dan melihat kemaknaan antar variabel. Uji
statistik yang digunakan adalah uji chi square. Uji chi square
digunakan untuk melihat hubungan antara faktor penyebab
kanker prostat berdasarkan usia pasien.

xli
b. Dummy Table

Dummy Table. Distribusi Frekuensi Penderita Kanker Prostat


Berdasarkan Umur.

Umur (tahun) Frekuensi (n) Presentasi (%)


40-49
50-59
60-69
70-79
80-89
90-99
Total

Dummy Table 3. Distribusi Frekuensi Penderita Kanker Prostat


Berdasarkan Diagnosis Klinis

Diagnosis Klinis Frekuensi (n) Presentasi


Fibrotik Prostat
Hipertrofi Prostat
LUTS
Prostatitis
Retensi urin
Strukture Urethra
Total

Dummy Table 2. Distribusi Frekuensi Penderita Kanker Prostat


Berdasarkan Grading Histopatologi.

xlii
Frekuensi (n) Presentasi (%)
Grading
Histopatologi

Well-Differentiated
Moderate
Poor
Total

11. Aspek Etika Penelitian

Hal-hal yang terakait dalam etika penelitian yaitu:

Menyertakan surat izin meneliti dari pihak kampus untuk


permintaan pengambilan data melalui observasi serta
wawancara pasien dan permohonan penelitian.
a. Penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati, professional dan
menjada dengan baik dengan observasi sebagai byek
penelitian.
b. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan
dalam penelitian harus sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan dan meminimalisasi dampak yang merugikan bagi
obyek peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

xliii
1. Panduan Penatalaksanaan Kanker Prostat, Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia

2. Hooton TM, et al. Onkologi Urogenitalia, Dasar-dasar Urologi


Edisi ketiga. Purnomo Basuki B. Sagung Seto. Jakarta: 2011. P
261–268.

3. Dominigue GJ, Hellstrom WJG. Bedah Urogenitalia. Buku


Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. De Joung. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2009 ;Hal. 786-788.

4. Komite Nasional Penanggulangan Kanker. 2015. Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia.

5. Mescher, A.L., 2012. Junqueira Basic Histology Text and Atlas12th


ed., EGC.

6. Basuki B. Purnomo. 2011. Dasar-dasar Urologi. Jakarta : CV


Sagung Seto. h. 1- 4.

7. Purnomo B. Anatomi Sistem Urogenital. 2nd Ed. Malang:


Dasar – Dasar Urologi. UNBRA;2003.P.9

8. Guyton, Hall. Reproductive and Hormonal Functions of the


Male (and Function of the Pineal Gland). In: Medical
Physiology. 12 th ed. Saunders Elsevier; 2014. p. 1000.

9. Klaus H, Ulf-W.Tnn, Oliver Reich, Herbert Rübben. Surgery


for Benign Prostatic Hyperplasia. Dtsch Arztebl. 2007;
104(36):A2424-9.

10. Eroschenko V.P. 2001. Atlas histologi di Fiore dengan


korelasi fungsional. Jakarta: EGC.

11. Cramer SD. Prostate Cancer. New York: Chelsea House,


2007: 12-102

xliv
12. Komite Nasional Penanggulangan Kanker (KPKN). 2015.
Panduan Nasional Penanganan Kanker Prostat. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.

13. Boccardo F, Rubagotti A, Barichello M, et al. Bicalutamide


monotherapy versus flutamide plus gosrelin in prostate cancer
patients: Results of an Italian Prostate Cancer Project study. J
Clin Oncol 1999; 17:2027– 2038.

14. Boccardo F, Rubagotti A, Barichello M, et al. Bicalutamide


monotherapy versus flutamide plus gosrelin in prostate cancer
patients: Results of an Italian Prostate Cancer Project study. J
Clin Oncol 1999; 17:2027– 2038.

15. Crawford ED. Epidemiology of prostate cancer. Urology


2003; 62(6 suppl 1):3–12.

16. Indarti AF, Sri Mutya Sekarutami. Radioterapi & Onkologi


Indonesia Vol. 6(1) Jan. 2015:19-28.

17. Villers, A., Haffner, J. & Bouye, S., 2016. About Prostate
Cancer. Bulletin del’Academie Nationale de Medecine, vol. 192,
no. 5, pp.1003–1012.

18. Sjamsuhidajat.R., Jong. Wim de. Karsinoma Prostat; Saluran


Kemih dan Alat Kelamin Laki-laki dalam Buku Ajar I lmu Bedah. Edisi
Sample. Jakarta: EGC; 2011

19. Boorjian SA, Karnes RJ, Rangel LJ, et al. Mayo Clinic Validation
of The D’Amico Risk Group Classification for Predicting Survival
Following Radical Prostaatectomy. J Urol 2008;179(4):1354-60.

20. Chung HT, Speight C, Roach M 3rd. Ch.63: Intermediate and


High-Risk Prostate Cancer. In: Halperin EC, Perez CA, Brady LW.
Principles and Practice of Radiation Oncology, 5th Ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins; 2008. p.1485-1502.

xlv
21. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. PEDOMAN
NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA KANKER
PROSTAT . JAKARTA. 2018

22. Buhmeida, A., et al. 2006. Prognostic Factor in Prostate Cancer.


In : Diagnostic Pathology. Finlandia : BioMed Central Ltd. Available
from http://www.diagnosticpathology.org/content/1/1/4

23. Choen, J. J. and Douglas M. D. 2008. Localized Prostate


Cancers. In : Chabner, B.A., et al . ed. Harrison’s Manual of
Oncology. USA : The McGraw – Hill Companies, Inc

24. WHO IAFRIC. Globocan 2012 Estimated Cancer


Incidence,Mortality and Prevalence Worldwide in 2012. 2012; v.
2013. [cited 2020 Januari 06]. Available from :
http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_cancer.aspx

xlvi

Anda mungkin juga menyukai