FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
i
PROPOSAL
Menyetujui
Tim Pembimbing
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui
ii
DAFTAR ISI
iii
h. Gambaran Klinis..............................................................................
i. Diagnosis.........................................................................................
j. Penatalaksanaan.............................................................................
k. Komplikasi.....................................................................
2. Kerangka Teori................................................................................
BAB III. KERANGKA KONSEP DAN DEVINISI OPERASIONAL.......
1. Kerangka Konsep............................................................................
2. Definisi Operasional........................................................................
BAB IV. METODE PENELITIAN...........................................................
1. Metode dan Design Penelitian........................................................
2. Waktu dan Tempat Penelitian.........................................................
3. Populasi dan Subyek Penelitian......................................................
a. Populasi Penelitian..............
b. Subyek Penelitian...............
4. Kriteria Subyek Penelitian...
a. Kriteria Inklusi..................................................................................
b. Kriteria Ekslusi.................................................................................
5. Besar Sampel..................................................................................
6. Cara Pengambilan Sampel.
7. Alur Penelitian.................................................................................
8. Prosedur Penelitian.........................................................................
9. Instrument Penelitian......................................................................
10. Rencana Analisis Data....................................................................
11. Aspek Etika.....................................................................................
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR SINGKATAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
viii
terjadinya lebih dari 20% kematian akibat kanker di dunia dan
sekitar 70% kematian akibat kanker paru di seluruh dunia.
ix
Faktor risiko yang mempengaruhi kanker prostat adalah latar
belakang kondisi penderita misalnya usia, riwayat keluarga,
obesitas, diet dengan pola makan tinggi lemak hewani dan rendah
serat, merokok, minuman beralkohol, dan penyakit inflamasi pada
prostat. Berdasarkan latar belakang dan survei awal diatas peneliti
merasa ingin lebih jauh mendalami tentang penyakit kanker prostat
ini sehingga angka insidensi dan mortalitas penyakit kanker prostat
dapat dicegah dengan menghindari faktor risiko terjadinya kanker
prostat di Indonesia ini pada umumnya dan di kota makassar pada
khususnya, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
faktor yang menyebabkan terjadinya kanker prostat pada penderita
yang dirawat di bagian bedah RSUD Labuang Baji Makassar.
2. Rumusan Masalah
3. Pertanyaan Penelitian
x
e. Faktor penyebab kanker prostat pasien penderita kanker
prostat yang dirawat dibagian bedah RSUD Labuang Baji
Makassar berdasarkan Penatalaksanaan medis?
f. Faktor penyabab kanker prostat pada pasien penderita
kanker prostat yang dirawat dibagian bedah RSUD Labuang
Baji Makassar berdasarkan lama perawatan?
g. Faktor penyebab kanker prostat pada pasien penderita
kanker prostat yang dirawat dibagian bedah RSUD Labuang
Baji Makassar berdasarkan riwayat penyakit keluarga dan
genetik?
4. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
xi
5. Manfaat Penelitian
a. Bagi Pemerintah
c. Ilmu Pengetahuan
d. Bagi Penulis
xii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Anatomi Prostat
xiii
atas komponen kelenjar dan stroma. Komponen stroma
tersusun atas otot polos, fibroblas, pembuluh darah, saraf, dan
jaringan penyangga lainnya. Prostat menghasilkan suatu cairan
yang merupakan salah satu komponen dari cairan ejakulat.16
Cairan ini dialirkan melalui duktus sekretorius dan bermuara di
urethra posterior untuk kemudian dikeluarkan bersama cairan
semen yang lain pada saat ejakulasi. Volume cairan prostat ±
30 % dari seluruh volume ejakulat.8
xiv
Rangsangan simpatik menyebabkan dipertahankannya
tonus otot polos tersebut.7 Jika kelenjar ini mengalami
hiperplasia jinak atau berubah menjadi kanker ganas dapat
membuntu urethra posterior dan mengakibatkan terjadinya
obstruksi saluran kemih.7,9
c. Histologi Prostat
xv
Histologi kelenjar prostat (mescher, 2012).5
d. Epidemiologi
Kanker prostat yang tersering terjadi di masyarakat terlebih
dikalangan laki-laki adalah adenokarsinoma prostat. Saat ini
sudah lebih dari 670.000 pria per tahun didiagnosis kanker
prostat dalam catatan seluruh dunia, dan di indonesia
masyarakat yang terkena kanker prostat belum tercatat dengan
pasti, akan tetapi menurut data Globocan tahun 2008
menunjukan kanker prostat di Indonesia menempati urutan ke 5.
Dari data Indonesian Society of Urologic Oncology (ISUO) 2011
selama periode 2006-2010 terdapat 971 penderita kanker
prostat. Usia rerata 68.3 tahun, terbanyak pada selang usia 70-
79 tahun sebesar 37.6%.12
Kanker prostat merupakan salah satu kanker yang paling
sering terkena di kalangan pria Amerika dan mewakili penyebab
utama kedua dari kematian terkait-kanker pada semua lelaki. Di
Amerika Serikat sendiri, diestimasikan bahwa 234.460 kasus
baru karsinoma prostat akan didiagnosa dan lebih dari 27.350
pria akan meninggal dari penyakit ini dalam tahun 2006.
Meskipun timbulnya penyakit kanker prostat bertambah selama
xvi
akhir tahun 1980 dan awal tahun 1990 mempunyai skrining
prostate-specific antigen (PSA) yang tersebar luas,
kematiankematian dari kanker prostat telah menurun secara
berlanjut sejak tahun 1995.14
Adapun faktor resiko yang banyak diterima dimasyarakat
mengenai penyebab kanker prostat adalah usia, ras/etnik, dan
riwayat keluarga. Penyakit kanker prostat itu sendiri banyak
terjadi pada lelaki yang berusia di bawah 40 tahun, tetapi
timbulnya penyakit meningkat dengan tajam pada tiap dekade
selanjutnya, yang paling mungkin karena individual tersebut
mengidap testosteron seumur-hidup, tanda pertumbuhan yang
dikenal untuk prostat.15
e. Etiologi dan Faktor Resiko
Penyebab kanker prostat sampai saat ini belum ditemukan,
namun ada beberapa faktor risiko yang dikaitkan dengan
kejadian kanker prostat akan tetapi faktor tersebut juga belum
pasti sebagai penyebab yang pasti untuk kanker prostat.Faktor
risiko tersebut, antara lain yaitu:16
a) Usia. Setelah usia 40, insidens kanker prostat sangat
meningkat.
d) Diet dan gaya hidup. Diet tinggi lemak jenuh, daging merah,
rendah serat, rendah konsumsi tomat dan produknya, rendah
konsumsi ikan dan kedelai meningkatkan risiko kanker prostat.
Hubungan kanker prostat dengan obesitas masih terus diteliti,
xvii
berdasarkan kaitan obesitas dengan risiko keganasan dan
kadar testosteron yang rendah. Frekuensi ejakulasi dikatakan
memiliki peran protektif terhadap kanker prostat, tapi saat ini
masih dalam tahap penelitian.
xviii
RNASEL (HPC1), BRCA1 an BRCA2, MSH 2 dan MLH 1,
HOXB13. RNASEL atau gen penekan tumor ini berfungsi
mematikan sel bila ada yang salah pada sel. Mutasi pada gen
ini menyebabkan sel yang tidak normal hidup lebih lama dari
seharusnya dimana akan meningkatkan kejadian kanker
prostat. BRCA1 dan BRCA2 membantu memperbaiki kesalahan
di DNA atau membunuh sel tersebut bila tidak bisa diperbaiki. 17
xix
g. Klassifikasi
T (Tumor)
xx
T2b Tumor melibatkan lebih dari 50% dari 1 lobus.
M (Metastasis jauh)
M1 Metastasis jauh
M1b Tulang
Keterangan:
xxi
terlihat dengan pencitraan akan diklasifikasikan
menjadi Stadium T1c
Invasi pada apeks prostat atau kedalam (tapi tidak
menembus) kapsul prostat diklasifikasikan menjadi
T2, bukan T3.
Kelenjar Getah Bening (KGB) regional adalah KGB
pelvis yang terletak di bawah bifurkasio arteri iliaka
komunis: pelvis, hipogastrik, obturator, iliaka (interna
dan eksterna), sakral (presakral, lateral,
promontorium). Kelenjar Getah Bening jauh adalah
KGB yang terletak di luar pelvis: aorta (paraaorta,
periaorta, lumbal), iliaka komunis, inguinal (superfisial
dan profunda), supraklavikula, servikal,
retroperitoneal).
Skor Kriteria
xxii
Tabel 3. Penentuan stadium kanker prostat. 16
Risiko PSA GS T
Risiko Perhitungan
h. Gambaran Klinis
xxiii
tidak lancar. Keluhan dapat juga berupa nyeri tulang dan
gangguan saraf. Dua keluhan itu muncul bila sudah ada
penyebaran ke tulang belakang. Pada kanker prostat stadium
dini, sering kali tidak menunjukkan gejala atau tanda klinik.
Tanda itu biasanya muncul setelah kanker berada pada stadium
yang lebih lanjut dan berikut adalah beberapa gambaran klinis
dari kanker prostat adalah:
i. Diagnosis
a) Colok Dubur
xxiv
Kebanyakan kanker prostat terletak di zona perifer prostat
dan dapat dideteksi dengan colok dubur jika volumenya sudah
≥ 0.2 ml. Jika terdapat kecurigaan dari colok dubur berupa
nodul keras, asimetrik, dan berbenjol-benjol, maka kecurigaan
tersebut dapat menjadi indikasi biopsi prostat. 18% dari seluruh
penderita kanker prostat terdeteksi hanya dari colok dubur saja,
dibandingkan dengan kadar PSA. Penderita dengan kecurigaan
pada colok dubur dengan disertai kadar PSA > 2ng/ml
mempunyai nilai prediksi 5-30%.
xxv
dicurigai. Namun biopsi daerah yang dicurigai sebagai
tambahan dapat menjadi informasi yang berguna.
xxvi
Penggunaan antibiotik oral atau intravena pra-biopsi
merupakan keharusan dengan menggunakan golongan
Kuinolon atau Sefalosporin.
d) Multiparametric MRI
e) Diagnosis Banding
Benign Prostat Hiperplasia;
xxvii
Acute Bacterial Prostatitis dan Abses
Prostat;
Bacterial Prostatitis;
Non Bacterial Prostatitis.
TB System Genitourinaria.
f) Pemeriksaan Histopatologi dari Patologi Anatomi
o Tipe histopatologi.
o Penentuan grade tumor berdasarkan Gleason primer dan
sekunder/terburuk (secara global dan jika memungkinan
perbiopsi).
o Presentase kanker dengan grade tinggi (secara global).
o Perluasan area kanker (dalam milimeter/presentase).
o Jika memungkinkan, perluasan area diluar prostat, invasi
vesikula seminalis, invansi limfovaskular, karsinoma
intraductal, dan invasi perineural.
o Kelompok penentuan grade tumor berdasarkan ISUP 2014.
j. Penatalaksanaan
xxviii
radiologi dan biopsi prostat. Faktor klinis ini sangat penting
karena akan menjadi acuan untuk mengidentifikasi karakteristik
kanker sebelum dilakukan pengobatan yang sesuai. Sedangkan
faktor patologis adalah faktor – faktor yang yang memerlukan
pemeriksaan, pengangkatan dan evaluasi kesuruhan prostat. 22
xxix
b) Densitas PSA (jumlah serum PSA dibagi dengan volume
prostat) kurang dari 0,15
c) Skor Gleason kurang atau sama dengan 6 dengan tidak
ditemukannya pola yang bernilai 4 atau 5
d) Pusat kanker tidak lebih dari 2 atau kanker tidak melebihi
50% dari bagian yang di biopsi.
Radikal prostatektomi adalah prosedur bedah standar yang
mengangkat prostat dan vesika seminalis. Prognosis pasien
yang melakukan radikal prostatektomi tergantung dengan
gambaran patologis spesimen prostat.
k. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi jika kanker prostat ini
tidak ditangani sesuia stadium dan pengobatannya. Dua
komplikasi penting dari yang maju secara lokal dan metastasis
penyakit membutuhkan penanganan segera dan dianggap
urologis keadaan darurat. Komplikasi penting lainnya adalah
sepsis, hiperkalsemia, anemia, retensi urin dan patologis patah
tulang. Nyeri tulang akibat metastasis dapat diobati dengan
paliatif radioterapi.
a) Obstruksi ureter
xxx
dengan memasukkan nefrostomi bilateral dengan atau tanpa
insersi stent antegrade, atau penyisipan stent ureter retrograde
melalui cystoscopy. Cermati diskusi dengan pasien tentang
kesesuaian ini intervensi sangat penting, dalam apa yang
merupakan tahap lanjut dari proses penyakit kanker prostat ini
xxxi
B. Kerangka Teori
FAKTOR RESIKO
KANKER PROSTAT
Tidak Dapat
Dapat Diubah
Diubah
Genetik
Usia
Riwayat Keluarga Grading Diagnosis
Diet
Ras Keganasan Klinik
Alkohol/Rokok
dan aktivitas fisik Asupan
Nutrisi/G
izi
KARSINOMA PROSTAT
xxxii
BAB III
1. Kerangka Konsep
Jenis Kelamin
Umur
Lama Perawatan
Riwayat Keluarga
dan Genetik
xxxiii
b. Jenis Kelamin
c. Umur
50-59 tahun
60-69 tahun
70-79 tahun
80-89 tahun
90-99 tahun
d. Keluhan Utama
xxxiv
Definisi: Dengan melihat anamnesi pasien tentang apa saja
yang menjadi gejala dan keluhan utama dari kanker prostat
yang diderita tanpa ada yang ditutupi.
f. Penatalaksanaan Medis
xxxv
Skala ukur : Nominal
g. Lama Perawatan
Hasil ukur : Dari ayah, dari ibu, dari ibu dan ayah, tidak
memiliki.
xxxvi
BAB IV
METODE PENELITIAN
1. Metode Penelitian
a. Populasi penelitian
b. Subjek penelitian
xxxvii
Sampel Penelitian ini diambil dari pasien rawat inap kanker
prostat bagian bedah yang didiagnosis dari hasil laboratorium
melalui observasi langsung serta pasien sedang dengan
melakukan pengobatan di RSUD Labuang Baji Makassar.
4. Kriterial Sampel
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria Eksklusi
5. Besar Sampel
n = N
1+N(d2)
Keterangan:
n = Besar sampel
xxxviii
N = Besar populasi
d = Tingkat signifikansi / toleransi kesalahan
7. Alur Penelitian
Pengajuan judul penelitian sebagai acuan dalam melakukan
penelitian
Inform Consent
xxxix
Hasil dan seminar proposal
8. Prosedur Penelitian
xl
h) Peneliti melakukan pengumpulan data. Semua data yang terkumpul
akan di input ke dalam komputer untuk selanjutnya akan dilakukan
analisa dan pengolahan data lebih lanjut.
i) Setelah analisis data selesai, peneliti melakukan penulisan hasil akhir
untuk selanjutnya diseminarkan pada penyajian hasil.
9. Instrumen Penelitian
(1)Analisis univariat
(2)Analisis Bivariat
xli
b. Dummy Table
xlii
Frekuensi (n) Presentasi (%)
Grading
Histopatologi
Well-Differentiated
Moderate
Poor
Total
DAFTAR PUSTAKA
xliii
1. Panduan Penatalaksanaan Kanker Prostat, Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia
xliv
12. Komite Nasional Penanggulangan Kanker (KPKN). 2015.
Panduan Nasional Penanganan Kanker Prostat. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
17. Villers, A., Haffner, J. & Bouye, S., 2016. About Prostate
Cancer. Bulletin del’Academie Nationale de Medecine, vol. 192,
no. 5, pp.1003–1012.
19. Boorjian SA, Karnes RJ, Rangel LJ, et al. Mayo Clinic Validation
of The D’Amico Risk Group Classification for Predicting Survival
Following Radical Prostaatectomy. J Urol 2008;179(4):1354-60.
xlv
21. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. PEDOMAN
NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA KANKER
PROSTAT . JAKARTA. 2018
xlvi