Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

STUDI ANALISA TRANSFER RATE MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING


(MPLS) PADA MEDIA AKSES WIRELESS DAN WIRELINEDI PT. BANK
COMMONWEALTH (PTBC)

Meydita Erliana Pardila1,Mudrik Alaydrus2


1,2
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas Mercubuana, Jakarta, Indonesia
Email: mudrikalaydrus@yahoo.com

Abstrak - Proses transfer dan non office hour. Dari hasil pengujian
mendapatkan data yang lambat dan terlihat bahwa media akses wireline
membutuhkan waktu yang lama lebih baik transfer rate-nya dan lebih
menyebabkan user sering mengeluh stabil apabila dibandingkan dengan
dengan lambatnya kecepatan media akses wireless.
jaringan yang ada. PT. Bank Kata Kunci: Transfer Rate, MPLS,
Commonwealth (PTBC) sangat wireless, wireline, delay, packet loss,
memerlukan kecepatan transfer data, ping.
selain itu kecepatan transfer data
menjadi masalah yang sering dialami PENDAHULUAN
dalam jaringan. Laporan ini dibuat Dengan berkembangnya teknologi
untuk mengetahui performa transfer jaringan pada saat sekarang ini
rate dan kualitas antara media akses sangat memungkinkan
wireless dan wireline pada teknologi berkembangnya metode yang
Multiprotocol Label Switching digunakan dalam jaringan.
(MPLS) di PT. Bank Commonwealth Contohnya didalam dunia perbankan,
(PTBC). Kinerja jaringan yang di uji jaringan sangat dibutuhkan sekali
adalah delay dan packet loss pada untuk melakukan proses
hasil test ping serta menguji mendapatkan dan transfer data untuk
kapasitas bandwidth yang disewa. kelancaran proses kerja dan
Pengujian dilakukan pada lima mempersingkat waktu perkerjaan
cabang yang menggunakan akses sehingga tidak perlu berpindah
wireless dan lima cabang yang tempat untuk mendapatkan data
menggunakan akses wireline selama danmentransfer data.
lima hari pada saat office hour dan

Vol.6 No.2 Mei 2015 101


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

Pada dunia perbankan yang juga PT. Bank Commonwealth


semakin canggih menggunakan (PTBC)dengan mengunakan
teknologi, salah satunya PT. Bank beberapa sample branchPT. Bank
Commonwealth (PTBC) juga sangat Commonwealth (PTBC).
memerlukan kecepatan transfer data
Selain itu kecepatan transfer data LANDASAN TEORI
menjadi masalah yang sering dialami Multi Protocol Label Switching
dalam jaringan yang disusun. (MPLS)
Sehingga proses transfer dan Multi Protocol Label Switching
mendapatkan data menjadi lebih (MPLS) merupakan sebuah teknik
lambat dan membutuhkan waktu yang menggabungkankemampuan
yang lama. Hal ini menyebabkan manajemen switching yang ada
user sering mengeluh dengan dalam teknologi ATM dengan
lambatnya kecepatan jaringan yang fleksibilitasnetwork layer yang
ada.Oleh karena itu PT. Bank dimiliki teknologi IP.
Commonwealth (PTBC) Fungsi label pada MPLS adalah
memanfaatkan teknologi yang sudah sebagai proses penyambungan dan
ada,Multiprotocol Label Switching pencarian jalurdalam jaringan
(MPLS). komputer. MPLS menggabungkan
Penelitian ini akan menganaliasa teknologi switching di layer 2
performance transfer rate danteknologi routing dilayer 3
dankualitas dari teknologi sehingga menjadi solusi jaringan
Multiprotocol Label Switching pada terbaik dalam menyelesaikan
media akses wireless dan wireline di masalah kecepatan, scalability, QOS
PT. Bank Commonwealth (PTBC). (Quality of Service), dan rekayasa
Parameter utama pengujian pada trafik. Tidak sepertiATM yang
penelitian ini adalah latency atau memecah paket-paket IP, MPLS
delay, data packet loss dan kapasitas hanya melakukan enkapsulasi paket
bandwidth pada hasil pengolahan IP, denganmemasang header MPLS.
data. Pengolahan data akan Header MPLS terdiri atas 32 bit data,
dilakukan dengan menggunakan termasuk 20 bit label, 2
command prompt pada jaringan lokal biteksperimen, dan 1 bit identifikasi

Vol.6 No.2 Mei 2015 102


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

stack, serta 8 bit TTL. Label adalah Media Akses Wireless (Antenna
bagian dari header,memiliki panjang Broadband Wireless Access)
yang bersifat tetap, dan merupakan Broadband Wireless Access (BWA)
satu-satunya tanda identifikasi adalah teknologi wireless yang
paket.Label digunakan untuk proses mampu memberikan layanan data
forwarding, termasuk proses traffic kecepatan tinggi dengan bandwidth
engineering. yang terbatas. Dalam
Media Akses Wireline (Serat perkembangannya, BWA terdiri dari
Optik) beberapa varian teknologi yang
optikadalah saluran transmisi yang masing-masing bersifat
terbuat dari kaca atau plastik proprietary.Dalam
yangdigunakan untuk mengakselerasikan penetrasi BWA
mentransmisikan sinyal cahaya dari untuk mendukung layanan berbasis
suatu tempat ke tempat lain. broadband yang semakin variatif,
Cahayayang ada di dalam serat optik perkembangan BWA bermuara pada
sulit keluar karena indeks bias dari satu standart yang menjamin
kaca lebih besar daripadaindeks bias interoperability system
dari udara. Sumber cahaya yang BWA.Standart ini dikenal dengan
digunakan adalah laser karena laser sebutan Worldwide Interoperability
mempunyaispektrum yang sangat for Microwave Access (WiMAX).
sempit.Kecepatan transmisi serat WiMAX (Worldwide Interoperability
optik sangat tinggi sehingga for Microwave Access) merupakan
sangatbagus digunakan sebagai teknologi evolusi dari teknologi
saluran komunikasi.Serat optik BWA (Broadband Wireless Access)
umumnya digunakan dalam dan merupakan teknologi broadband
sistemtelekomunikasi serta dalam yang memiliki kecepatan akses yang
pencahayaan, sensor, dan optik tinggi dan jangkauan yang luas.
pencitraan.Efisiensi dari seratoptik Latency atau Delay
ditentukan oleh kemurnian dari Latency atau Delayadalah jeda yang
bahan penyusun gelas. Semakin muncul setelah pengiriman
murni bahan gelas,semakin sedikit dijalankan dan sebelum data mulai
cahaya yang diserap oleh serat optik. tersedia pada tujuan. Hal tersebut

Vol.6 No.2 Mei 2015 103


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

dapat diukur sebagai waktu yang Stateful atau Stateless


dibutuhkan untuk mentransfer pesan
Stateful adalah informasi yang
yang kosong. Delay adalah waktu dimasukkanpada satu request, yang
yang dibutuhkan data untuk dikirimkan daripengirim ke
menempuh jarak dari asal ke tujuan. penerima, dapat dimodifikasiuntuk
request berikutnya.Stateless adalah
Delay dapat dipengaruhi oleh jarak,
Informasi dalam satu requesttidak
media fisik, congestion atau juga dapat dikaitkan dengan request
waktu proses yang lama. lainnya,sehingga tidakdapat
Transfer Rate digunakan untuk requestlainnya.

Menurut Wiiliam J. Seller (1981 : 9) Penelitian Sejenis


TransferData adalah jumlah data
Tabel 2.1 Penelitian Sejenis
dalam bit yang melewatisuatu
Analisa Perbandingan Kecepatan Transfer Data
medium dalam satu detik dimana Judul Manggunakan Kabel UTP dan WIFI Dengan
Metode Stop & Wait Automatic Repeat Request
symbolverbal dan nonverbal
Sistem komunikasi semakin kedepannya semakin
dikirimkan, diterima dandiberi arti. berkembang pesat, mulai dari komunikasi kabel
sampai dengan komunikasi nirkabel. Dalam
Umumnya dituliskan dalam bit per pengaksesan data terdapat dua proses kecepatan
yaitu kecepatan download dan kecepatan upload.
detik(bit per second) dan Pada analisis regresi hubungan antara jarak
dengan kecepatan download dan upload, bahwa
disimbolkan bit/s atau bpsbukan semakin jauh jarak server maka nilai kecepatan
download/upload semakin kecil dan sebaliknya
Masalah
bits/s. Adapun tipe transfer data semakin dekat jarak server maka nilai kecepatan
download/upload semakin besar. Korelasi antara
komunikasilogika pada lapisan jarak dengan kecepatan download/upload
memiliki tingkat rata-rata hubungan yang sedang
transport dapat berbentuk: dengan nilai korelasi sebesar 0,50. Dengan adanya
suatu perbandingan yang dihasilkan maka dapat
Reliable atau unreliable memberikan gambaran untuk memutuskan media
apa yang akan digunakan untuk melakukan suatu
Reliable adalah data berarti data transfer data.

ditransfer ketujuannya dalam suatu Melakukan analisa Download Menggunakan


Kabel UTP
urutan seperti ketikadikirim.
Melakukan analisa Upload Menggunakan Kabel
Unreliable : Pengiriman data Metode UTP

Unreliable sangatmenggantungkan Melakukan analisa Download Menggunakan Wifi

diri pada lapisan jaringan Melakukan analisa Upload Menggunakan Wifi

dibawahnya, sehingga tidak dapat Untuk melakukan transfer data (pertukaran data)
antara simpul (node) pada workstation yang lebih
menyakinkanapakah segment data cepat adalah menggunakan media kabel UTP
Hasil
dilihat dari kemampuan perangkat yang digunakan
dapat dikirimkan sampaiditujuannya dibandingkan dengan wifi. Hasil Analisa dibuat
dengan menggunakan aplikasi SpeedTest.
atau tidak.

Vol.6 No.2 Mei 2015 104


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

PERANCANGAN SIMULASI
Perencanaan simulasi ini
menggunakan dua pengujian untuk
dapat mengetahui nilai transfer rate
dengan menganalisa delay yang di
dapat dan kualitas mana yang terbaik
antara media akses wireless (BWA)
dan media akses wireline (FO). Gambar 3.1 Skema Simulasi Ping

Pengujian pertama yaitu test ping Pada gambar 3.1 terlihat skema
untuk mendapatkan nilai delay dan simulasi pada saat melakukan test
packet loss sedangkan pengujian ping ke setiap cabang Bank
kedua adalah test kapasitas Commonwealth baik menggunakan
bandwidth dengan cara melakukan wireless dan wireline. CE (Customer
pump traffik. EDGE) adalah jaringan di sisi Bank
Topologi Pengujian Commonwealth dan PE (Provider
Model topologi jaringan yang EDGE) adalah jaringan di sisi
digunakan pada pengujian untuk provider.Untuk simulasi ping test
penelitian ini terdiri dari satu buah dilakukan dari sisi mesin router
PC dan delapan buah PE, PE provider dimana dari router tersebut
(Provider EDGE) adalah jaringan di dapat dilkaukan berbagai macam
sisi provider. PC berperan untuk simulasi dan konfigurasi ke semua
melakukan simulasi ke sepuluh remote yang terkoneksi ke router
branch Bank Commonwealth yang tersebut. Salah satunya adalah
akan menjadi sample untuk di simulasi ping test kearah Bank
analisa. Commonwealth.
Parameter Simulasi
Simulasi dijalankan dengan
menggunakan aplikasi Telnet. Telnet
merupakan program aplikasi yang
menyediakan kemampuan bagi user
untuk dapat mengakses resource

Vol.6 No.2 Mei 2015 105


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

sebuah mesin (telnet server) dari Sunter 1024 BWA

mesin lain (telnet client) secara Cibubur 1024 BWA

remote, seolah-oleh user berada Mangga Besar 1024 BWA

dekat dengan mesin dimana resource Jogja 1024 FO

tersimpan.Telnet berfungsi untuk Bandung Sudirman 1024 FO

mengakses server dari sisi client, Bandung Buah Batu 1024 FO

sedangkan ping berfungsi untuk Makasar 1024 FO

mengetahui jaringan tersebut Pekanbaru 1024 FO

terkoneksi dengan baik atau


tidak.Putty adalah software remote
Indikator Performansi
console/ terminal yang digunakan
Indikator performansi yang
untuk meremote.
digunakan adalah minimal, average,
Tabel 3.1 berisi daftar sepuluh
maximal dan packet loss jaringan.
branch Bank Commonwealth yang
Keempat indikator kinerja tersebut
akan dilakukan simulasi. Lima
didapat dari hasil pengolahan Ping
branch yaitu Solo, Jatinegara,
test dari setiap simulasi yang
Sunter, Cibubur dan Mangga Besar
dilakukan pada beberapa sample
menggunakan akses wireless (BWA),
cabang Commbank dan ping test.
sedangkan lima branch selanjutnya
Untuk kualitas media akses indikator
yaitu Jogja, Bandung Sudirman,
perfirmansi yang digunkan adalah
Bandung Buah Batu, Makasar dan
data packet loss yang di dapat dari
Pekanbaru menggunakan akses
hasil ping dan melakukan simulasi
wireline (Fiber Optic). Setiap branch
pump traffic.
mempunyai masing-masing PE
Pump traffic adalah proses
sesuai lokasi dimana branch itu
pengiriman packet dalam jumlah
berada
besar yang ditambah dengan beban
Tabel 3.2 Daftar branch guna meningkatkan lalulintas traffic
Commbank yang akan dilakukan
simulasi pada destinastion yang dituju.
Skenario Simulasi Ping
Branches Bandwidth (kbps) Akses
Sebagai contoh peneliti akan
Solo 1024 BWA
menggunakan PE yang ada di Jogja
Jatinegara 1024 BWA
yang dimana di PE tesebut terhubung

Vol.6 No.2 Mei 2015 106


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

ke cabang Commbank Solo dan Edge). CE atau Customer Edge


cabang Commbank Jogja. adalah perangkat di sisi Customer.
Simulasi pertama yang harus Cara mengubah IP PE (Provider
dijalankandengan mengetik perintah: Edge) menjadi IP CE adalah apabila
sh int desc | i COMMON pada pada simulasi dua menghasilkan IP
command prompt untuk dapat dengan angka terakhirnya ganjil
melihat inerface cabang-cabang maka harus + 1, apabila
Commbank yang terhubung ke PE menghasilkan IP dengan angka
Jogja. terakhirnya genap maka harus – 1.
imulasi
S ketiga yang harus
ijdalankan adalah melakukan ping
test ke IP yang didapatkan dari
Gambar 3.4 Tampilan interface cabang
Commbank yang terhubung ke PE Jogja simulasi ke dua. Ping test adalah cara
untuk melakukan test koneksi dengan
Command Prompt untuk mengetahui
Simulasi kedua yang harus
kualitas koneksi jaringan dari PC ke
dijalankan dengan mengetik
perintah: sh run int interfacenya. CE Solo.
Perintah sh run int interfacenya akan
mengahsilkan file yaitu konfigurasi
interface. Dimana konfigurasi
interface berisi data IP, nomor
jaringan dan berapa bandwidh yang Gambar 3.6 Tampilan Ping test cabang
disewa. Solo

Pada simulasi ke tiga akan


menghasilkan data yang akan di analisa
yaitu delay time dan data packet loss.
Untuk singkatnya, simulasi dapat
direalisasikan dalam flowchart berikut.
Gambar 3.5 Tampilan konfigurasi
interface Commbank Solo
Pada simulasi yang kedua IP yang
dihasilkan adalah IP PE, sedangkan
untuk melakukan simulasi ping harus
menggunakan IP CE (Customer

Vol.6 No.2 Mei 2015 107


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

Commonwealth yang akan dilakukan


ping test. Setelah menemukan IP
branch tujuan yang akan di simulasi
(misal A= Branch Bandung
Sudirman dengan IP 11.19.61.2),
dilanjutkan dengan ping test ke arah
IP tersebut dari PE (a =
BDGxxxxxxx) dengan tambahan
packet 100 (bisa di tambah sesuai
keinginan). Di sisi lain, untuk
melakukan pump traffic masuk ke
PE lainnya (misal 5 PE, b =
JKTxxxxxxx; c = BGRxxxxxxx; d =
JKTxxxxxxx; e = MKSxxxxxxx; f =
Gambar 3.7 Flowchart proses simulasi PBRxxxxxxx) kemudian lakukan
pengolahan data
ping test ke arah IP branch Bandung
Skenario Simulasi Pump Traffic Sudirman (11.19.61.2) dengan
Sebagai contoh peneliti akan menambahkan beban 1500 dan
menggunakan branch Bandung packet dalam jumlah besar secara
Sudirman yang akan dilakukan simulasi
bersamaan.
pump traffic untuk membuktikan
bandwidth yang diberi provider 1 Mbps Dengan simulasi tersebut maka IP
sesuai dengan yang di sewa oleh Bank branch Bandung Sudirman
Commonwealh.
(11.19.61.2) akan bertambah secara
pemakaian traffic dikarenakan
packet-packet yang dikirim melalui
simulasi dalam jumlah dan beban
yang besar. Dari hasil tersebut dapat
diambil kesmpulan delay time yag di
Gambar 3.8 Skema Simulasi Pump
dapat secara maksimal, minimal dan
Traffic
Simulasi diawali dengan mesin rata-rata waktu per milisecond

masuk ke mesin router PE kemudian hingga dapat sisimpulkan media

cek interface remote cabang Bank

Vol.6 No.2 Mei 2015 108


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

akses mana yang lebih cepat dalam Berikut ini adalah dua sample branch
penggunaannya. dari sepuluh sample yang telah
PENGUJIAN TRANSFER RATE dilakukan test ping.
DAN KUALITAS Branch Sunter (Media Akses
Selain melakukan test ping untuk Wireless - BWA)
250
mengetahui transfer rate mana yang
lebih baik, pengujian kualitas juga 200

dapat dilakukan dengan cara 150

menganalisa data Packet loss yang 100

didapatkan dari hasil test Ping dan 50

juga test kapasitas bandwidth dari MIN OH


0
AVG OH
hasil pumptraffic. Day 1 Day 2 Day 3 Day 4 Day 5
MAX OH
Delay pada test PING MIN NOH
AVG NOH
Delay pada saat melakukan test ping
MAX NOH
dipakai sebagai indikator jeda waktu
saat paket data dikirimkan sampai Gambar 4.1 Grafik hasil test ping pada
akses wireless (branch Sunter)
dengan paket diterima oleh IP yang
dituju. Apabila delay meningkat Branch Jogja (Media Akses Wireline - FO)
maka dapat dikatakan kecepatan 50
MIN OH
paket datanya menurun dan juga 40
AVG OH
30
sebaliknya. Maka delay pada saat MAX OH
ms

20
MIN NOH
dilakukan test ping dapat dijadikan 10 AVG NOH
sebagai salah satu indikator transfer 0 MAX NOH
Day 1 Day 2 Day 3 Day 4 Day 5
rate dari MPLS pada Bank
Commonwealth. Gambar 4.2 Grafik hasil test ping
Setiap simulasi dilakukan sebanyak pada akses wireline (branch Jogja)
duapuluh kali simulasi per hari Pada Gambar 4.1 berlihat bahwa
selama weekdays , simulasi pada saat office hour dan nonoffice
dilakukukan dengan menggunakan hour minimal delay-nya sama.
10 sample dimana 5 branch Averagepada saat office hour dan
menggunakan akses wireline dan 5 nonoffice hour berbeda,average pada
branch menggunakan akses wireless. saat office hour tidak stabil apabila

Vol.6 No.2 Mei 2015 109


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

dibandingkan pada saat nonoffice sample branch yang menggunakan


hour. Maximal pada saat office hour akses wireless yaitu branch Sunter
dan nonoffice hour sangat berbeda, dan yang menggunakan akses
delay pada saat office hour lebih wireline yaitu branch Jogja dan
tinggi apabila dibandingkan dengan perbandingan tersebut bisa dilihat
delay pada saat nonoffice hour. pada Gambar 4.3.
Sedangkan pada Gambar 4.2 terlihat
Perbandingan Branch Sunter
bahwa pada saat office hour dan (BWA)
dan Branch Jogja (FO)
nonoffice 250
hour minimal delay-nya hampir
AVG
200 OH
sama. Average pada saat office hour Sunte
r
dan nonoffice hour berbeda, average
Delay (ms)
150
MAX
pada saat office hour tidak stabil OH
100 Sunte
apabila dibandingkan pada saat r

50 MIN
nonoffice hour. Maximal pada saat OH
Sunte
office hour dan nonoffice hour sangat 0 r
DayDayDayDayDay
berbeda, delay pada saat office hour 1 2 3 4 5

lebih tinggi apabila dibandingkan


Gambar 4.3 Grafik Perbandingan
dengan delay pada saat nonoffice
Branch Sunter (BWA) dan Branch
hour.
Jogja (FO)
Perbedaan delay yang terjadi pada
Pada Gambar 4.3 terlihat jelas bahwa
saat office hour dan nonoffice hour
delay maximal dan average pada
disebabkan karena pada saat
akses yang menggunakan BWA di
nonoffice hour tidak ada traffik yang
branch Sunter saat office hour
lewat. Pada Gambar 4.1 dan 4.2
maupun nonoffice hour jauh lebih
dapat dilihat maksimal delay pada
besar apabila dibandingkan dengan
saat office hour tidak stabil karena
akses yang menggunakan FO di
nilai maksimal tergantung pemakaian
branch Jogja. Dalam jaringan
traffik pada masing-masing branch.
semakin kecil nilai delay maka
Dari hasil pengujian tersebut
semakin bagus kualitas jaringan.
selanjutnya akan dilakukan
Dilihat dari Gambar 4.3, kualitas
perbandinan delay pada kedua
jaringan yang bagus terdapat pada

Vol.6 No.2 Mei 2015 110


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

branch Jogja yang menggunakan FO dilakukan test ping yang terdapat


karena delay-nya lebih kecil data packet loss, untuk akses wireless
dibandingkan branch Sunter yang menggunakan branch Mangga Besar
menggunakan BWA. Hal ini pada saat NonOffice hour dan Office
dikarenakan redaman dari FO lebih hour sedangkan untuk akses wireline
kecil dibandingkan BWA. menggunakan branch Bandung
Berikut ini adalah hasil delay Sudirman pada saat NonOffice hour
sepuluh sample yang telah dilakukan dan Office hour.
test ping pada akses wireless dan
wireline.
Kualitas Media Akses
Kualitas antara media akses wireless Gambar 4.4 Mangga Besar NonOffice
Hour (Wireless)
dan wireline yang diberikan
provider merupakan faktor penting
bagi customer terhadap layanan data
yang ditawarkan. Untuk mengetahui
Gambar 4.5 Mangga Besar Office Hour
kualitas media akses tersebut (Wireless)
dilakukan beberapa cara selain test
Ping yaitu hasil Packet loss yang
didapatkan darihasil test Ping, test
kapasitas bandwidth dari hasil bom Gambar 4.6 Bandung Sudirman
traffik dan kelebihan dari masing- NonOffice Hour (Wireline)

masing akses.
PacketLoss
Packet loss adalah perbandingan
seluruh paket IP yang hilang dengan Gambar 4.7 Bandung Sudirman
seluruh paket IP yang dikirimkan Office Hour (Wireline)
dari source (sumber) ke destination Pada Gambar 4.4 dan Gambar 4.7
(tujuan), data ini di dapat pada saat pada saat NonOffice hour terlihat
dilakukan test Ping. bahwa tidak terdapat packet loss.
Berikut ini adalah dua sample branch Begitupula dengan Gambar 4.6 dan
dari sepuluh sample yang telah Gambar 4.7 pada saat Office hour

Vol.6 No.2 Mei 2015 111


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

dimana pada saat itu sedang ada Kapasitas Bandwidth


traffik yang lewat terlihat juga bahwa Bank Commonwealth menyewa
tidak terdapat packet loss. Simulasi bandwidth sebanyak 1024 Kbps
ini sudah dilakukan selama lima hari untuk setiap branch. Berikut ini
pada saat office hour dan nonoffice adalah utilisasi traffic hasil
hour. dilakukannya pumptraffic untuk
Berikut ini adalah tabel data packet membuktikan kualitas bahwa
loss yang sudah dilakukan simulasi bandwidth yang diberi oleh provider
selama lima hari. kepada Bank Commonwealth benar
Tabel 4.5 Tabel packet loss pada 1024 Kbps. Pumptraffic adalah
akses wireless (Mangga Besar) proses pengiriman packet dalam
jumlah besar yang ditambah dengan
Packet loss (Office Packet loss (NonOffice
Mangga hour) hour) beban guna meningkatkan lalulintas
Besar
Send Receive Send Receive traffic pada destinastion yang
Day 1 100 100 100 100 dituju. Utilisasi pada branch
Day 2 100 100 100 100 Bandung Sudirman dapat dilihat

Day 3 100 100 100 100 pada Gambar 4.10 dan utilisasi pada

Day 4 100 100 100 100


branch Bandung Buah Batu dapat

Day 5 100 100 100 100


di lihat pada Gambar 4.11.

Tabel 4.6 Tabel packet losspada akses


wireline (Bandung Sudirman)

Packet loss (Office Packet loss Gambar 4.10 Data utilisasi


Bandung hour) (NonOffice hour)
TrafficMangga Besar (Wireless)
Sudirman
Send Receive Send Receive

Day 1 100 100 100 100

Day 2 100 100 100 100

Day 3 100 100 100 100

Day 4 100 100 100 100

Day 5 100 100 100 100

Vol.6 No.2 Mei 2015 112


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

52,28 ms pada saat non office hour).


Nilai delay paling kecil didapat pada
saat keadaan Non Office Hour
dimana pada saat itu tidak ada traffik
yang lewat. Hal ini terjadi pada
kedua media akses yaitu wireless dan
wireline.

Gambar 4.11 Data utilisasi Traffic Packet loss tidak ditemukan pada
Bandung Sudirman (Wireline) kesepuluh sample branch selama

Dari Gambar 4.10 terlihatbahwa simulasi ini berlangsung. Simulasi


jumlahtraffic pemakaian maksimal sudah dilakukan selama 5 hari pada

mencapai 1 Mbps, begitu juga saat office hour dannon office hour.
dengan Gambar 4.11 terlihat jumlah Bank Commonwealth menyewa

traffik pemakaian maksimal bandwidth sebanyak 1 Mbps untuk


mencapai 1 Mbps. Hal ini setiap branch dan setelah dilakukan

membuktikan bahwa bandwidth yang pump traffikterlihat bahwa jumlah


diberi oleh provider kepada Bank traffic pemakaian maksimal

Commonwealth kepada media akses mencapai 1 Mbps. Hal ini


wireline dan wirelessbenar 1 Mbps. membuktikan bahwa bandwidth yang

KESIMPULAN diberi oleh provider kepada Bank


Dari hasil pembahasan, simulasi dan Commonwealth benar 1 Mbps.

analisa yang telah dilakukan dalam Solusi agar setiap branch


Penelitian ini, dapat ditarik mendapatkan transfer data yang lebih
kesimpulan sebagai berikut: baik adalah dengan bandwidthnya di
Dengan menggunakan media akses upgrade lebih dari 1 Mbps.

wireline,delay yang di dapat lebih


kecil (rata-rata max 67,36 ms pada DAFTAR PUSTAKA
saat office hour dan 8 ms pada saat 1. Alaydrus, Mudrik. 2009.
non office hour) apabila Saluran Transmisi
dibandingkan dengan menggunakan Telekomunikasi. Yogyakarta:
media akses wireless (rata-rata max Graha Ilmu.
120,96 ms pada saat office hour dan

Vol.6 No.2 Mei 2015 113


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

2. Author’s Guide. 2009. Kupas 6. Bahagia Sinaga, Sony. 2012.


Tuntas Teknologi WiMAX. Analisa Perbandingan
Yogyakarta: Andi; Semarang: Kecepatan Transfer Data
Wahana Komputer. Menggunakan Kabel UTP
3. Senior, John M. 1992. dan WIFI Dengan Metode
Optical Fiber Stop & Wait Automatic.
Communications: Principles Jurnal.STMIK Budi Darma
and Practice, 2nd ed. Prentice Medan.
Hall International. 7. Kurnia Ningsih, Yuli. 2004.
4. Wastuwibowo, Kuncoro. Analisis Quality Of Service
2003. Jaringan MPLS. (QoS) Pada Simulasi Jaringan
Whitepaper. Multiprotocol Label
5. Hatorangan, Elvanno. Kinerja Switching Virtual Private
dan Manfaat Multiprotocol Network (MPLS VPN).
Label Switching Jurnal. Universitas Trisakti.
(MPLS).Jurnal.Politeknik
Negeri Bandung.

Vol.6 No.2 Mei 2015 114

Anda mungkin juga menyukai