Susunan Acara
1. Pemutaran Profil Pelaksana dan Panitia Seminar Daring AGSI Jawa Barat
2. Pembukaan
3. Mendengarkan Lagu Indonesia Raya
4. Sambutan Ketua AGSI Jawa Barat
5. Sambutan Presiden AGSI Pusat, sekaligus membuka kegiatan webinar
6. Doa
7. Penyampaian Materi oleh Narasumber :
Materi I : Prof. Dr. Nana Supritana, M.Ed.
Materi II : Prof. H. Didin Saripudin, Ph.D., M.Si.
Materi III : Dr. Leli Yulifar, M.Pd
Materi IV : Dr. Hj. Nunung Julaeha, M.Si.
8. Sesi Interaktif Tanya Jawab
9. Closing Statement ( Kalimat Penutup)
10. Penutupan
Hasil Webinar
A. Ringkasan Materi
Penyampaian Materi oleh Narasumber :
Materi I : Prof. Dr. Nana Supritana, M.Ed.
Tema : Pembelajaran Sejarah Berbasis Kearifan Lokal Pada Masa
Adaptasi Kebiasaan Baru
Resume Materi :
1. Masa AKB pembelajaran sejarah menhubungkan kurikulum dengan sejarah lokal
siswa
2. Sejarah lokal yang mengandung kearifan lokal banyak ditemukan berupa folklore
yang dapat ditemukan pada tradisi lisan, cerita rakyat, dongeng, peribahasa,
pertunjungan seni, upacara adat, atau kebiasaan masyarakat setempat.
3. Orang Sunda suka bercerita kepada anak-anak mereka mengenai asal-usul
keturunan. Cerita bisa berbasis fakta yang mereka alami, bisa juga cerita yang
turun-temurun yang mereka dapat dari orang tua pendahulu mereka.
4. Isi cerita bisa terkait dengan pesan moral, pengalaman masa lalu. Isi cerita terkait
langsung dengan dunia agraris, yaitu sawah, kebun, hewan peliharaan, berbagai
jenis tanaman seperti buah-buahan, sayuran dan lain-lain.
5. Pembelajaran Sejarah dilakukan dengan mengunjungi kehidupan agraris di luar
kelas untuk memanfaatkan sumber lokal.
6. Belajar sejarah dengan menempatkan siswa kreatif menjadi pelaku sejarah pada
zamannya dg kekuatan imajinasinya memerankan diri sebagai pahlawan dan atau
menerapkan konsep sejarah pada kehidupannya kini
7. Menempatkan siswa sebagai pelaku sejarah pada zamannya dapat dilakukaun
dengan penggunaan teknik if history dan First Person Historical Presentation.
Pertanyaan seperti, jika kamu sebagai RA Kartini yang hidup pada masa kini dan
melihat banyaknya diskriminasi terhadap kaum perempuan apa yang dapat kamu
lakukan, dan bagaimana caranya?” adalah salah satu contoh. Pertanyaan sejenis
seperti “bagaimana cara kamu menunjukkan jiwa kepahlawanan pada masa
kini…” telah memenuhi kriteria ini. Dengan pertanyaan tersebut, peserta didik
diminta memainkan peran historisnya sebagai pemuda, yang dari materi faktual
Sejarah Pergerakan Nasional telah menjadi agent of change. Peserta didik
difasilitasi untuk berimajinasi menjadi agen yang membawa perubahan dengan
memainkan peran historisnya pada pada zamannya
8. Isi materi pelajaran Sejarah dapat disederhanakan, didekatkan dengan peristiwa
kehidupan peserta didik. Isi materi pelajaran yang sifatnya problematis dan
kontroversial menjadi bahan menarik untuk didiskusikan.
9. Sejarah adalah media yang tepat untuk membawa anak pada pengalaman nyata
mengenai budaya mereka. Sejarah dapat memberikan pengalaman kehidupan
secara mendalam pada anak dan menjadi media untuk membuatnya memahami
lingkungan, menemukan peluang-peluang baru dari lingkungannya.
10. Pada materi sejarah masa pra aksara gunakan konsep food gathering dan food
producing. Hubungkan dg persoalan kontemporer: pentingnya siswa kini
mengonsumsi pangan lokal yang jauh lebih sehat dibandingkan dg makanan instan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hilary Cooper mengenai Making Connection dalam
Sejarah yg menggambarkan berpikir kreatif. Guru menghubungkan materi
Masyarakat Prakarsa dengan pola konsumsi siswa kini yang kerap mengonsumsi
makanan instan.
Materi II : Prof. H. Didin Saripudin, Ph.D., M.Si.
Tema : Blended Learning dalam Pembelajaran Sejarah Masa AKB
Resume Singkat :
1. Masa AKB teknologi akan menciptakan berbagai profesi baru yang belum ada,
pembelajaran berubah dari konvensional menuju gaya virtual
2. Industry 4.0 memiliki potensi untuk memberikan manfaat bagi Indonesia
3. Blended learning merupakan pembelajaran yang mengkombinasikan atau
menggabungkan berbagai teknologi berbasis web, untuk mencapai tujuan
pendidikan.
4. Blended Learning menggabungkan berbagai komponen pembelajaran dan kedua
kegiatan tersebut dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna.
5. 7 komponen blended learning :
a. Kebijakan/Regulasik
b. Motivasi dan kemandirian belajar peserta
c. Infrastruktur jaringan
d. Aplikasi
e. Konten (modul)
f. Fasilitator
g. Support it (admin dan helpedesk)
6. Langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran Blended Learning
a. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran
b. Analisis Kompetensi
c. Pelajari siswa dan analisis konteksnya
d. Menyusun kegiatan pembelajaran
e. dentifikasi teknik penilaian
f. Identifikasi strategi pembelajaran
g. Menentukan media pembelajaran yang sesuai
h. Pengembangan pembelajaran
i. Evaluasi
7. Mobile learning (m-learning) adalah pembelajaran yang memanfaatkan teknologi
dan perangkat mobile. Dalam hal ini, perangkat tersebut dapat berupa telepon
seluler, laptop, tablet PC, dan sebagainya. Dengan mobile learning, pengguna
dapat mengakses konten pembelajaran di mana saja dan kapan saja, tanpa harus
mengunjungi suatu tempat tertentu pada waktu tertentu.
8. Pembelajaran melalui aplikasi pembelajaran
a. Zoom
b. Google Meet
c. Ruang Guru
d. Rumah Belajar
e. Kelas Kita
f. Quipper
Resume Singkat :
Resume Singkat :
Hormat Saya
Notulen : IRMA SAMROTUL FUADAH, S.Pd., M.M.Pd