DI SUSUN OLEH :
7 PRINSIP HACCP
1. ANALISA BAHAYA
Analisa bahaya merupakan proses mengumpulkan dan mengevaluasi segala informasi
adanya bahaya yang signifikan bagi keamanan pangan. Tindakan fisik, kimiawi, atau
lainnya dapat digunakan untuk mengendalikan bahaya keamanan pangan:
Tindakan fisik Approved supplier dan pemeriksaan fisik
Tindakan kimiawi Pengecekan label dan pemakaian secukupnya (proper use)
Tindakan biologi Suhu penerimaan bahan baku, pemeriksaan bahan baku,
pengendalian atas sumber bahan, dan approved/certified supplier
2. PENETAPAN CCP
Titik kendali kritis/Critical Control Point (CCP) merupakan titik, tahapan, atau prosedur
dimana pengendalian dapat dilakukan dan bahaya keamanan makanan dapat dicegah,
dieliminir, atau dikurangi hingga mencapai tingkat yang dapat diterima. Sedangkan Titik
Kendali/Control Point merupakan titik, tahapan, atau prosedur dimana faktor-faktor yang
bersifat biologi, fisika, atau kimia dapat dikendalikan.
3. PENETAPAN BATAS KRITIS
Kriteria yang memisahkan antara keberterimaan dengan ketidakberterimaan (Codex
FAO-WHO). Nilai maksimum dan minimum yang harus dikendalikan pada tiapCCP
untuk mencegah, menghilangkan, atau mengurangi bahaya keamanan pangan (USDA).
Beberapa contoh batas kritis:
Temperatus sterilisasi : 118-122oC
Waktu cooking : 20-25 menit
pH : 6.0-6.5
Moisture atau aW : 0.8-0.85
Kadar gula : 20-24%
Temperatur penyimpanan : 0-4oC
4. PEMANTAUAN CCP
Monitor CCP merupakan rangkaian yang terencana berupa pengamatan atau pengukuran
untuk mengetahui apakah titik kendali kritis dikendalikan serta untuk memberikan
catatan yang akurat yang akan digunakan dalam verifikasi. Salah satu manfaat dari
monitoring adalah untuk mengidentifikasi suatu kejadian yang diluar kendali, misalnya
penyimpangan titik kendali kritis.
5. TINDAKAN PERBAIKAN
Tindakan perbaikan merupakan prosedur yang harus diikuti apabila terjadi penyimpangan
atau kegagalan terhadap batas kritis. Salah satu prinsip tindakan perbaikan, yakni
mengidentifikasi produk yang diproduksi selama terjadinya proses penyimpangan &
mendefinisikan kecenderungan kejadiannya untuk tindakan lebih lanjut.
Contoh tindakan perbaikan antara lain:
- Penanganan yang buruk: pelatihan ulang karyawan
- Produk tercemar: reject
4 langkah tindakan perbaikan:
Langkah 1 : Tentukan apakah produk ada hazard
Langkah 2 : Bila tidak ada hazard atas dasar evaluasi langkah 1, maka prouk dilepas
Langkah 3 : Jika ada potensial hazards (berdasarkan evaluasi langkah 1), tentukan
apakah produk dapat di rework/reprocessed atau dibuat untuk tujuan lain
Langkah 4 : Jika hazards tidak dapat ditangani seperti langkah ketiga diatas, produk
harus dihancurkan
6. VERIFIKASI
Verifikasi merupakan penerapan metode, prosedur, pengujian, dan audit dengan tujuan
untuk mematau, memvalidasi, dan menetapkan kesesuaian dengan HACCP plan dan atau
bila HACCP plan membutuhkan modifikasi akibat perubahan proses, peralatan, atau
peraturan.
Elemen-elemen verifikasi terdiri dari:
- Validasi yaitu upaya membuktikan bahwa semua elemen dalam HACCP Plan
berfungsi efektif.
- Verifikasi CCP (kalibrasi peralatan pemantauan, sampling dan pengujian, tinjauan
rekaman CCP).
- Efektivitas HACCP (audit internal/eksternal, efektivitas keamanan produk pangan,
kecenderungan keluhan pelanggan, etc).
- Badan/instansi yang mengeluarkan perundang-undangan.
7. PEMELIHARAAN REKAMAN DAN DOKUMENTASI
Dokumen dalam sistem HACCP:
a. Kontrol Dokumen
- Rencana HACCP & dokumen pendukung
- Authorization of documents
- Revision and date
- Absolute (Validity)
b. Catatan (Records)
- Misal, catatan monitoring
Alasan rekaman dan dokumentasi harus dipelihara:
- Karena merupakan data historis proses, produk, dan komponen lainnya yang
memungkinkan industri menjejak kembali (traceability) bila diperlukan
- Dasar untuk perbaikan dan pengembangan sistem
- Bukti otentik pelaksanaan HACCP
Rekaman dalam sistem HACCP:
- Rancangan HACCP & dokumen pendukungnya
- Catatan monitoring dari titik kendali kritis
- Catatan tindakan koreksi
- Perubahan dan perbaikan (proses, produk, dll)
Keterangan yang dibutuhkan dalam rekaman:
- Nama & lokasi produsen atau importir
- Tanggal dan waktu pencatatan
- Tanda tangan dan inisial pembuat catatan
- Lainnya disesuaikan dengan jenis catatan
Penyimpanan rekaman:
- Satu tahun untuk refrigerated product
- Dua tahun untuk frozen atau preserved producs
- Paling sedikit hingga masa kadaluwarsa produk
8. TAHAPAN PENERAPAN HACCP
Ada 12 tahapan penerapan HACCP (Codex Alimentarius):
1) Menyusun tim HACCP
2) Menjelaskan produk sesuai dengan ruang lingkup dari HACCP Plan
3) Mengidentifikasi penggunaan produk
4) Membuat diagram alir proses pembuatan produk
5) Melakukan verifikasi on-site diagram alir proses
6) Melakukan analisa bahaya dari semua bahan mentah dan pada setiap tahapan proses:
Identifikasi bahaya; evaluasi signifikasi bahaya; identifikasi tindakan pengendalian
(Prinsip 1 HACCP)
7) Menetapkan titik kendali kritis (Prinsip 2 HACCP)
8) Menetapkan batas kritis untuk setiap CCP (Prinsip 3 HACCP)
9) Menetapkan prosedur pemantauan untuk setiap CCP (Prinsip 4 HACCP)
10) Menetapkan tindakan perbaikan jika terjadi penyimpangan untuk setiap CCP (Prinsip
5 HACCP)
11) Menetapkan prosedur verifikasi untuk setiap CCP dan seluruh HACCP Plan (Prinsip
6 HACCP)
12) Melakukan pemeliharaan rekaman dan dokumentasi (Prinsip 7 HACCP)