0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan3 halaman
1. Ada beberapa metode sanitasi permukaan kotak makan, yaitu panas, uap panas, air panas, dan sanitizer kimia. Metode sanitasi kimia paling umum digunakan karena mampu membunuh bakteri tanpa meninggalkan residu.
2. Bahan yang umumnya digunakan untuk permukaan kontak makanan adalah stainless steel dan plastik karena mudah dibersihkan dan tahan terhadap zat kimia.
3. Limbah dari makanan, ke
1. Ada beberapa metode sanitasi permukaan kotak makan, yaitu panas, uap panas, air panas, dan sanitizer kimia. Metode sanitasi kimia paling umum digunakan karena mampu membunuh bakteri tanpa meninggalkan residu.
2. Bahan yang umumnya digunakan untuk permukaan kontak makanan adalah stainless steel dan plastik karena mudah dibersihkan dan tahan terhadap zat kimia.
3. Limbah dari makanan, ke
1. Ada beberapa metode sanitasi permukaan kotak makan, yaitu panas, uap panas, air panas, dan sanitizer kimia. Metode sanitasi kimia paling umum digunakan karena mampu membunuh bakteri tanpa meninggalkan residu.
2. Bahan yang umumnya digunakan untuk permukaan kontak makanan adalah stainless steel dan plastik karena mudah dibersihkan dan tahan terhadap zat kimia.
3. Limbah dari makanan, ke
Membersihkan artinya menangani permukaan kotak makan secara memadai dengan proses yang efektif dapat menghancurkan sel vegetatif mikroorganisme yang Membahayakan bagi kesehatan masyarakat dan Secara substansial mengurangi jumlah mikroorganisme yang tidak diharapkan tanpa dampak negatif terhadap produk dan keamanannya bagi konsumen. Berikut ini, Ada Beberapa Metode Yang Digunakan Untuk Membersihkan permukaan Kotak Yaitu : 1. Metode menggunakan Panas dari Konduksi Metode ini digunakan untuk membersihkan kotak makan. Namun metode ini memiliki kelebihan dan kekurangannya yaitu : Kelebihan : merusak berbagai jenis patogen dan mikroorganisme tanpa menyisakan residu kimia. Kelemahan : Biaya Produksinya Cukup Mahal dan kemungkinan menimbulkan bahaya bagi konsumen. 2. Metode Menggunakan Uap Panas Metode ini juga dapat digunakan untuk Membersihkan permukaan kotak makan. Namun metode ini juga memiliki kelemahan yaitu, biaya energinya Tinggi Dan Pengaturan Suhu dan Waktunya yang Sulit dijalankan secara manual. 3. Metode Air Panas Metode ini digunakan untuk membersihkan permukaan kotak makan Dengan Memperhatikan waktu dan kombinasi Suhu yang ditetapkan. Suhu yang ditetapkan oleh food Code (FDH dab PHS, 2009) yang Menetapkan Bahwa Suhu 77°C (171°F) atau lebih harus di pertahankan selama 30 detik. 4. Metode Sanitizer kimia Metode ini digunakan pada permukaan kontak makanan baik yang permanen maupun semi permanen yang dianggap sebagai pestisida anti mikroba di bawah Fideran insecticide Fungicide and Rodenticide ACT (FIFRA). Untuk membersikan bilasan permukaan kontak makanan, standar kinerja menetapkan bahwa sanitizer harus memenuhi satu dari dibawa ini, bergantung pada jenis bahan kimia yang digunakan Enviromental Protection Agency (EPA, 2010) Yaitu : Sanitizer menunjukkan jumlah pengurangan jumlah mikroorganisme yang diuji khusus sebesar 99.999% (5log) selama 30 detik kontak Konsentrasi sanitizer yang efektif adalah ekuivalen dengan konsentrasi klorin (dari sodium hipoklorit ) yang diperkenankan 50,100 dan 200ppm. Ada Beberapa hal yang perlu diingat sehubungan dengan efektifitas dalam Sanitizer kimia yaitu. Sanitizer yang digunakan pada permukaan kontak makanan memang khusus untuk pemakaian. Efektifitas minuman yang terdaftar di EPA berdasarkan kebersihan permukaan kontak makanan. Standar khusus kinerja efektivitas sanitizer berdasarkan pada pengurangan 99.999% atas populasi mikroba yang jelas ditetapkan dalam setting laboratorium Terdapat beberapa faktor kimia yang mempengaruhi efektivitas sanitizer kimia seperti faktor fisik yang terdiri dari : Permukaan dengan ciri seperti celah, retakan atau berpori-pori akan mengurangi efektivitas sanitizer Adanya soil atau biofilm pada permukaan mengurangi efektivitas sanitizer Kontak atau waktu paparan Suhu yang kurang Konsentrasi sanitizer yang rendah Sanitizer kimia yang digunakan untuk sarana tempat makan umum, peralatan pengolahan produk susu dan perkakas pengolahan makanan yang terdaftar pada peraturan federal ( 40 CFR 180. 940). Untuk komposisinya sangat bervariasi tergantung pada pabriknya. B. Permukaan Kontak Makanan dan Peralatan Permukaan Kontak Makanan banyak terbuat dari berbagai bahan seperti karet, plastik, kayu, keramik dan lain sebagainya. Bahan- bahan ini haruslah lembap dan tidak boleh menyerap atau mengeluarkan bahan kimia, bau, rasa, atau warna pada makanan. Prinsip praktik sanitasi mengharuskan bahwa seluruh permukaan makanan harus mulus dan tidak berpori, tak bisa menyembunyikan makanan mikroorganisme, dan sisa lainya Yang tak diinginkan atau kotoran. Seluruh permukaan kontak makanan yang ditemui dalam pengolahan dan persiapan pangan harus siap untuk dilihat dan didatangi untuk pengawasan, pembersihan dan sanitasi. Bahan yang dipakai berulang- ulang harus tahan lama tidak boleh retak, pica, tergores, rusak atau berlubang. Bahan yang banyak disukai untuk permukaan kontak makanan yaitu : Stainless steel Bahan ini banyak digunakan karena mudah dibersihkan kuat, tahan karat dan tahan senyawa pembersih atau sanitasi. Stainless steel ini tersedia dalam berbagai kelas dan finishes. Plastik Plastik secara luas dikelompokkan dalam kelompok termoplastik atau termoset. Termoplastik terdiri dari variasi bahan yang terbuat dari monomer berbasis atilen dan nilon. Setiap termoplastik mempunyai sifat fisik yang menentukan kegunaannya dan keterbatasannya dalam industri pangan. Beberapa termoplastik bersifat awet, mulus dan mudah dibersihkan seperti talenan polientilen sedangkan termoplastik lainya digunakan untuk penerapan penanganan dingin dan pembungkus. Dari sudut pandang sanitasi berperan besar dalam kebersihan dan minimalisasi kontaminasi silang dan operasi penanganan pangan. Namun, kelemahan dari plastik ini adalah menyerap warna dari zat tertentu seperti iodin dan juga rentang terdegradasi oleh beberapa pembersih dan sanitizer. Pembersih dan sanitasi peralatan pengolahan atau persiapan pangan sangatlah penting. Peralatan harus terbuat dari sudut pandang praktik sanitasi dan migrasi zat kimia ke makanan. Kontruksi peralatan harus sedemikian rupa sehingga Tidak membuka kesempatan akumulasi soil makanan dan juga memisahkan pelumas mesin dan bahan beracun dari kontak makanan. Ada beberapa jenis pembersihan untuk peralatan adalah pembersih mekanis atau clean-in-place (CIP), clean-out-of-place (COP) dan pembersih manual. C. Pembuangan Limbah Pembuangan limbah ini biasa meliputi pemangkasan dan bagian sisa dari makanan, bahan kemasan, air cucian dan kotoran manusia dari kariawan dan pelanggan. Pembuangan limbah ini merupakan sumber dari patogen dan mikroorganisme toksigenik dan limbah organik merupakan media tumbuh yang baik bagi mikroorganisme. Dari sudut pandang estetika, tumpukan limbah menimbulkan bau dan pandangan yang tidak sedap sehingga menyurutkan keinginan konsumen untuk makan di tempat tersebut. Toilet dan sarana cuci tangan sangat diperlukan konsumen saat berkunjung ke sarana pangan tersebut. Secara umum, toilet tidak bisa berada atau menghadap ke lokasi penanganan makanan, penyimpanan, atau tempat makan. Haruslah tertutup untuk menghalau datangnya lalat dan hama lainnya. Selain itu, sampah dan limbah makanan lainya haris dibuang sedemikian sehingga tidak menjadi media pertumbuhan mikroba, sumber makanan dari serangga dan hama lainya atau gangguan kesehatan bagi konsumen dan komunitas. Ketika makanan di buang sebagai limbah padat, praktik sanitasi harus dijalankan dalam penanganan dan pembuangannya. Barang sekali pakai telah menjadi kenyamanan modern dan membantu mengurangi kegiatan pembersihan terutama untuk pengoperasian layanan makanan mobile atau sementara. Kekurangan dari produk sekali pakai ini ada volume dari limbah padat yang harus dikelola dan dibuang serta di tangani secara sanitasi untuk mencegah kontak dengan permukaan bersih dan menghindari datangnya hama.