NIM
: 151710101100
KELAS : THPA
ZONING AREA
Zoning area dalam industri makanan ialah wilayah/area
pengolahan produk pangan yang digolongkan sesuai fasilitasnya.
Penggolongan
pembusukan
wilayah
oleh
ini
bertujuan
mikroorganisme
dan
untuk
mencegah
kontaminasi
silang.
dan
hal
hal
lain
yang
menyebabkan
transfer
mikroorganisme.
Zoning adalah salah salah satu metode untuk mengatur efek
kontaminasi dengan cara membagi fasilitas produksi menjadi
zona dengan tingkat kebersihan yang berbeda dan memastikan
bahwa produk mengalir hanya dari tingkat kebersihan yang
rendah ke tingkat kebersihan yang lebih tinggi. Penetapan
tingkat higienitas suatu area didasarkan pada produk yang
dihasilkan, lingkungan, resiko kontaminasi, dan tipe cleaning
yang dilakukan. Penentuan zona ini dilakukan oleh proses
identifikasi berdasarkan produk yang mudah terkontaminasi.
Keuntungan menerapkan zoning yaitu :
1
2
3
Biru
: Area yang tidak digunakan untuk produksi (Nonmanufacturing zone)
Merah
Raw zone atau lokasi di mana terdapat bahan mentah seperti susu mentah
(lokasi penerimaan bahan susu dari tangki), daging mentah, atau produk pangan
dan hasil pertanian lain yang masih mentah. Beberapa raw zone juga termasuk
Hijau tua
Hijau muda
Merupakan area terkontrol yang bahannya sudah dijaga agar tidak terpapar
udara. Dapat berupa tangki pasteurisasi susu, spray dryers, ruang pengepakan,
yang menerapkan GMP dan terdapat pengontrolan terhadap peralatan yang
digunakan. Kontrol dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya kontaminasi
silang.
e
Kuning
Area untuk produk yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap mikroba dari
lingkungan dan pekerja. Pada area ini GMP practices diterapkan seperti memakai
pakaian atau sepatu yang dibutuhkan dan peraturan mengenai sanitasi lebih
ditingkatkan. Produk yang memiliki sensitivitas tinggi akan dilindungi
menggunakan kardus, wooden pallets. Produk yang memiliki sensitifitas tinggi
terhadap mikroba dari lingkungan dan pekerja, pada area ini GMP practices
diterapkan seperti memakai pakaian atau sepatu yang dibutuhkan dan peraturan
mengenai sanitasi lebih ditingkatkan. Untuk produk yang memiliki sensitifitas
tinggi akan dilindungi menggunakan kardus, wooden pallets.
DESINFEKTAN
1. Pengertian Desinfektan
Sanitizer
Klorin
2.
Iodospor
3.
Senyawa
Amonium
Kuartener
4.
Asam dan
Basa Kuat
5.
Iodine
Daya Kerja
Bekerja cepat pada
mikroorganisme
tertentu dan murah.
Bekerja cepat dan
aktifitas luas terhadap
mikroorganisme
tertentu pada kondid
asam.
Detergen yang baik,
tidak berwarna, tidak
korosif, tidak beracun,
pahit , efektif pada pH
netral , tidak
terpengaruh oleh sisa/
debu makanan , tidak
menimbulkan iritasi ,
meninggalkan suatu
lapisan film yang
menghambat per
tumbuhan mikroba.
Terdiri atas sejumlah
besar senyawa yang
empat subtituennya
mengandung karbon,
terikat secara kovalen
pada atom nitrogen,
termasuk bakteriosida,
tergantung pada
konsentrasi yang
digunakan.
Sifat sebagai detergen
aktifitas antimikroba
tinggi.
Larutan asam iodine
bereaksi dengan zat
aktif tangan, cepat,
stabil daya simpannya
Dosis
100 250
mg/lit
25-250
mg/lt
200 -1200
mg/lt
Kelemahan
Korosif
Pemutih
Korosif, tidak efektif
terhadap spora , mahal,
memberi warna bila pekat ,
bereaksi dengan zat tepung
memberi warna biru
Konsentrasi lebih tinggi
untuk air dengan
kesadahan tinggi, mahal,
tidak kompatibel pada
animik deterjen ,
aktivitasnya rendah pada
air sadah , kurang efektif
untuk spora kuman, perlu
dirinse off , memberikan
rasa tambahan (off
flavour's)
200-300
mg/lt
Mengkontaminasi
makanan, perlu di bilas
25 ppm
6.
Senyawa
Felonik
7.
Asam
Anionic
8.
Deterjen
Sterilizer
9.
Amonium
Guartenary
toksisitasnya tinggi
Hanya efektif dalam
suasana asam, berdaya
lemah terhadap jasad renik
pembentuk spora.
Agak lebih mahal dan
kurang efektif, hanya
dapat digunakan bila
pencemaran ringan dan
dimana pembersihan pada
suhu rendah diinginkan
10.
Hipoklorit
11.
Gas Klorin
12.
Trisodium
Phospat
Terklorinisa
si
Kloramin
13.
14.
Klorin
Dioksida
(ClO2)
Efektif dalam
menginaktifkan sel-sel
mikroba dalam suspensi
air , murah, mudah
dipakai , residunya
mudah diukur ,
spektrum luas untuk
kuman dan sporanya
Diberikan dalam suplai
air dengan kecepatan
yang konstan melalui
suatu alat yaitu
khlorinator
50 - 200
ppm ,
dilakukan
minimal
10 detik
5-20 ppm
Memberikan larutan
hipoklorit buffer bila
dilarutkan dalam air.
4%
15.
Turunan
Asam
Isosianurik
16.
Sufaktan
Bersifat
Amfoter
17.
Dikloro
Dimetil
Hidantoin
Mempertahankan
aktivitasnya melalui
kisaran pH yang lebar
(6-10)
Senyawa-senyawa ini
aktif sebagai
bakterisidal bila berada
dalam keadaan kationik