KEAMANAN PANGAN
KELOMPOK 21
KUPANG
2021
RADIASI DAN RADIOSIOTOP
Radiasi umumnya dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe ionisasi dan
nonionisasi dalam spektrum elektromagnet. Sumber radiasi ionisasi yang sering
ditemukan dan sudah dikenal dengan baik meliputi mikrowave dan gelombang
radio. Radiasi ionisasi dapat diproduksi dan diemisikan dari alat (mis., alat rontgen)
atau dapat diemisikan dari isotop yang mengalami peluruhan radioaktif dan juga
dinamakan radionuklir. Terdapat beberapa tipe radiasi ionasasi (partikel α dan β,
sinar -γ dan sinar -X, neutron) dengan berbagai tingkat energi. Sifat radiasi ionisasi
yang penting adalah sifat menghilangkan electron dari orbit atom sehingga
terbentuk ion kimia -aktif dan radiukal bebas. Dalam sel-sel biologis, radiasi
ionisasi menyebabkan kerusakan melalui pemecahan DNA secara langsung arau
dengan memproduksi ion serta radikal bebas. Bahaya akan terjadi jika dosis radiasi
ionisasi yang menggambarkan endepan energi selam waktu tertentu melampui
kemampuan sel untuk memperbaiki dirinya.
1. Kaca
2. Logam
3. Plastik
4. Batu atau kerikil
5. Kapsul atau kristal
6. Bagian tanaman yang keras (pits or shells)
7. Kayu
8. Benda-benda asing lainnya
Frekuensi cedera akibat terkena benda asing dalam makanan jarang terjadi dan
angka insidensinya antara 1-14% (Hyman et al, 1993; Olsen, 1998b). Lebih lanjut,
persentase mereka yang cedera untuk mencari pertolongan medis cukup kecil. Tipe
cedera yang paling umum ditemukan meliputi luka pada mulut atau tenggorok, dan
luka akibat serpihan atau patahan gigi palsu. Kadang-kadang benda yang tertelan
memerlukan tindakan boleh untuk mengeluarkannya, atau luka lasetasinya
terinfeksi. Kematian sangat jarang terjadi dan biasanya disebabkan oleh peristiwa
tersedak. Salah satu hasil temuan yang tidak sesuai dengan kenyataan di atas adalah
frekuensi relatif cedera pada bayi dan anak-anak akibat pecahan kaca. Beberapa
abad yang lalu, para produsen memiliki persoalan dalam hal quality control untuk
mengatasi keberadaan serpihan kaca dalam makanan bayi yang disimpan di dalam
botol. Serpihan kaca merupakan risiko terbesar untuk perforasi pada usus bayi.
Sumber partikel kaca yang lain dan serpihannya berasal dari pecahan bola lampu
yang rusak di daerah pemrosesan dan pengolahan makanan. Tipe logam yang
ditemukan meliputi baut, kuku, potongan pisau, pisau cukur, dan kawat. Semua
barang itu merupakan kontaminan yang paling sering berasal dari pemroresan
makanan kendati aktivitas pengolahan makanan atau aktivitas di dapur dapat pula
menjadi sumber kontaminan seperti penjepit kertas, staples, potongan kaleng
kemasan, atau alat masak yang rusak, dll. Benda plastik pada hakikatnya terdapat
di mana-mana dalam industry makanan sehingga sepotong serpihan plastik yang
keras praktis dapat berasal dari mana saja.
Benda asing yang keras dapat pula berasal dari saat sebelum panenan dalam rantai
penanganan makanan. Batu kerikil, karang, duri, potongan kayu, dan benda-benda
lainnya dapat terperangkap dalam bentuk bercampur dengan makanan atau tersapu
ke dalam kaleng penyimpannya. Benda keras lainnya tidak dianggap “asing” dalam
makanan tetapi walaupun begitu, dapat menyebabkan cedera. Contohnya meliputi
tulang ikan yang merupakan sumber yang cedera sering terjadi dan tulang binatang
yang pecah atau menjadi serpihan dalam produk daging. Produk sayuran dan buah
dapat mengandung bagian yang keras (pits), biji dan batang yang keras/tajam. Pada
bahan pangan yang masih mentah atau belum diproses, kita dapat mengantisipasi
dan menghindari benda-benda keras yang terdapat secara alami seperti tulang atau
bagian tanaman yang keras hanya berarti bahwa makanan tersebut diharapkan
sudah aman dari benda keras yang terdapat secara alami.
Akhirnya, beberapa benda asing dalam makanan tidak selalu berbahaya tetapi
menimbulkan keluhan bagi konsumernya dan mengurangi kenikmatan makanan.
Benda asing yang dikenal dengan istilah debris (filth) seperti kotoran (dirt), bagian
tubuh serangga, rambut manusia atau bulu binatang, slime, dan bagian makanan
yang sudah rusak atau pecah dianggap sebagai benda yang tidak dikehendaki dan
secara estetis tidak menarik. Akan tetapi, apakah benda semacam itu
menggambarkan bahaya pada keamanan pangan? Pada Sebagian besar kasus,
jawabnya tidak. Meskipun Sebagian besar bagian tubuh serangga tidak bersifat
toksikogenik bila dikonsumsi, namun ada bukti yang menunjukkan bahwa infestasi
tuma dapat menyebabkan reaksi alergi dan anfilaksis beberapa spesies serangga
dikenal sebagai transmiter yang menularkan penyakit enteric, atau keberadaannya
merupakan indikator untuk kondisi yang lingkungan tidak bersih (Olsen 1998a,
1998c). Dengan kata lain, debris atau filth dapat dianggap sebagai benda yang
berbahaya atau tidak berbahaya. Di bawah Undang-Undang Makanan. Obat dan
kosmetik, kontaminan seperti debris dan benda asing diatur oleh FDA sebagai
bahan campuran atau alduterant. Sebagian bahan campuran ini dapat dihindari
sementara Sebagian lain tidak terhindarkan dan sedapat mungkin harus dibatasi.
Untuk menentukan pilihan penegakan hukum yang tepat, FDA menggunakan tiga
kategori bagi keberadaan benda-benda dalam makanan:
R a d i a s i E n e r g i - t i n g g i Ya n g D i h a s i l k a n O l e h B e b e r a p a R a d i o n u k l i d D a p a t B e r p e n e t r a s i L a n g s u n g
K e D a l a m K u l i t Te t a p i B a h a y a Te r b e s a r D a r i R a d i o n u k l i d Te r s e b u t D i s e b a b k a n O l e h P r o s e s
Internalisasi Melalui Pernapasan Atau Konsumsi. Sekitar 60 Jenis Radionuklid Merupakan
S u m b e r R a d i a s i A l a m i Ya n g S e r i n g D i t e m u k a n D a l a m L i n g k u n g a n .
Sumber radionuklid buatan yang mungkin terdapat dalam
makanan
▪Reaktor nuklir
▪Pabrik pemrosesan energi nuklir
▪Fasilitas penyimpanan limbah nuklir
▪Senjata nuklir (misalnya pembuangan material senjata nuklir tanpa denotasi nuklir)
▪Generator termoelektrik radioistop dan unit pemanas radioisotope yang digunakan dalam kendaraan ruang angkasa
▪TENORM(Technologically-Enhanced Naturally Occurring Radioactive Material): Limbah produksi energi
geothermal, limbah produksi minyak dan gas bumi, limbah pengolahan air kotor, limbah produksi aluminum, debu
bata bara, pertambangan tembaga dan limbah produksi, pupuk serta limbah produksi pupuk, limbah pertambangan
emas dan perak, limbah pertambangan hasil bumi yang langka,limbah produksi titanium, limbah pertambangan
uranium, limbah pertambangan zircon.
▪Terorisme radiologi
KONTAMINASI BENDA ASING (DAN KOTORAN)
▪Semua agen yang disebutkan sebelumnya sebagain penyebab penyakit bawaan-makanan melalui cara yang
entah bagaimana akan berinterakasi dengan penjamu (host) atau korbannya sehingga timbul infeksi,
intoksikan, paparan iridiasi atau gangguan homeostatis.
▪Beberapa penelitian telah dilaksankan sejak beberapa dawarsa yang lalu terhadap benda-benda asing dalam
makanan (Hyman, Klontz, Tollefson, 1993; Olsen, 1998b) : Kaca, Logam, Plastik, Batu atau kerikil, Kapsul
atau kristal, Bagian tanaman yang keras (pits or shells), Kayu, Benda-benda asing lainnya.
▪Frekuensi cedera akibat terkena benda asing dalam makanan jarang terjadi dan angka insidensinya antara 1-
14% (Hyman et al, 1993; Olsen, 1998b).
▪Beberapa abad yang lalu, para produsen memiliki persoalan dalam hal quality control untuk mengatasi
keberadaan serpihan kaca dalam makanan bayi yang disimpan di dalam botol.
▪ Tipe logam yang ditemukan meliputi baut, kuku, potongan pisau, pisau cukur, dan kawat. Semua barang itu
merupakan kontaminan yang paling sering berasal dari pemroresan makanan kendati aktivitas pengolahan
makanan atau aktivitas di dapur dapat pula menjadi sumber kontaminan seperti penjepit kertas, staples,
potongan kaleng kemasan, atau alat masak yang rusak, dll.
▪ Serpihan kaca merupakan risiko terbesar untuk perforasi pada usus bayi. Sumber partikel kaca yang lain
dan serpihannya berasal dari pecahan bola lampu yang rusak di daerah pemrosesan dan pengolahan
makanan.
▪ Sebagian bahan campuran ini dapat dihindari sementara Sebagian lain tidak terhindarkan dan sedapat
mungkin harus dibatasi. Untuk menentukan pilihan penegakan hukum yang tepat, FDA menggunakan tiga
kategori bagi keberadaan benda-benda dalam makanan: