Anda di halaman 1dari 28

Pengaruh Construal Of Self

terhadap Perilaku Etis Akuntan Di Minangkabau

(Studi Eksperimentasi Semu pada Mahasiswa Akuntansi di Kota Padang)

Yulia Ananda Putri


Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof Dr. Hamka Kampus Air Tawar Barat

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris apakah terdapat
perbedaan construal of self tentang ambiguitas perilaku etis holier than thou
akuntan Minangkabau menurut mahasiswa akuntansi di Kota Padang.Sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 235 responden, pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan beberapa kriteria. Analisis
statistik Independent Sample T-test digunakan untuk menguji hipotesis pertama
serta analisis statistik One Way ANOVA untuk menguji hipotesis kedua.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan construal of self tentang
ambiguitas perilaku etis holier than thou secara signifikan pada akuntan di
Minangkabau. (2) Terdapat bias persepsi holier than thou yang signifikan pada
akuntan di Minangkabau.

Kata kunci: Construal of Self , bias persepsi Holier Than Thou

Abstact
This study aims to test empirically whethet there is a difference of construal of self
about the ambiguity of ethical behavior holier than thou Minangkabau accountant
according to accounting students in Padang City. Samples in thi study are as
many as 235 respondents, the sampling is done by porposive sampling technique
with several criteria. Statistical analysis of the Independent Sample T-test was
used to test the first hypothesis and the One Way ANOVA statistical analysis to
test the second hypothesis. The results of the study indicate that : (1) There is a
difference of construal of self about the ambiguity of holier than thou ethical
behavior significantly on accountants in Minangkabau. (2) There is a significant
holier than thou perception bias on accountant in Minangkabau.

Keyword : Construal of Self , Holier Than Thou Perception Bias.


A. Latar Belakang pekerjaan sebagai akuntan. Menurut
Seorang akuntan harus Heinz et al (2010) didalam mengukur
memiliki ketelitian, sifat adil dan contrual of self digunakan dua
professional dalam bekerja, dimensi yaitu independent self
kesalahan dalam melakukan proses construal dan interdependent self
audit akan mempengaruhi reputasi construal. Masing dimensi memiliki
dan kepercayaan stakeholders perilaku dalam pelaksanaan nilai
kepada seorang akuntan. Menurut moral dan etika yang berbeda.
Eliot dan Eliot (2014) perilaku etis Dalam konsep independent self
menunjukan sejumlah perlakuan construal ditandai dengan sifat stabil,
yang diperlihatkan dari tindakan unik, dan berbeda dari yang lain.
yang dilakukan oleh seorang individu Konsep diri seperti ini
didalam menjalankan tugas dan membutuhkan perasaan terindi-
tanggung jawabnya untuk senantiasa vidualisasi dari orang lain dan hasrat
berjalan sesuai dengan etika yang untuk menemukan keunikan dalam
berlaku. Didalam melaksanakan diri yang berbeda dari orang lain.
perilaku etis banyak sekali tantangan Perilaku interdependent self
dan cobaan yang dihadapi akuntan. construal dicirikan dengan selalu
Mengingat setiap akuntan memiliki berfokus pada atribut internal dan
perilaku yang berbada antara satu unik dari diri. Diri dipandang sebagai
dengan yang lain, yang mendorong sesuatu yang otonom dan
munculnya kerancuan dalam independen. Tujuan utama adalah
berperilaku terutama berperilaku etis tujuan diri sendiri. Independent self
yang disebut ambiguitas Holier Than construal cenderung menghasilkan
Thou. Munculnya Ambiguitas Holier self esteem yang tinggi (Singelis,
than thou melahirkan pro dan kontra 1994). Sementara itu, interdependent
hingga saat ini baik dari sudut self construal ditandai dengan
akuntan maupun dari cara pandang individu yang memandang dirinya
masyarakat termasuk mahasiswa. tidak terpisah dari konteks sosial.
Ambiguitas Houlier Than Thou Dalam hal ini individu merasa
menunjukan perilaku seorang mereka bagian dari sebuah kelompok
akuntan dalam bekerja, yang dapat social yang hidup berdampingan dan
menjadi panutan bagi calon akuntan saling membutuhkan.
dimasa mendatang apakah mereka Dua dimensi yang
akan menggunakan konsep membentuk konsep construal of
independent atau interdependent selfakan mempengaruhi perilaku etis
dalam berperilaku sebagai akuntan. akuntan dalam bekerja. Jika seorang
Munculnya ambiguitas Holier akuntan lebih memiliki sifat
than thou terjadi karena adanya independent maka mereka akan
Construal of self yang merasa sebagai seorang individu
mempengaruhi perilaku etis seorang yang tidak bergantung pada orang
akuntan. Construal of self lain, merasa lebih tinggi, hebat dan
kemampuan seorang individu untuk unggul dari orang, akibatnya ketika
mengelola atau mengontrol dirinya diberikan kepercayaan nilai etika dan
dalam berbagai lingkungan moral tidak begitu menjadi patokan
khususnya didalam lingkungan dalam menjalankan tanggung jawab,

1
sedangkan individu yang berpegang dependent. Widyaningsih (2011)
pada konsep interdependen akan mengungkapkan bahwa terdapat
memanding dirinya sama tinggi perbedaan yang signifikan nilai
dengan orang lain karena merasa persepsi mahasiswa untuk menilai
menjadi bagian penting dari sebuah perilaku etis mahasiswa yang diamati
kelompok, akibatnya didalam dari independentself construal dan
berperilaku mereka akan memandang interdependent of self. Hasil yang
nilai etika dan moral sebagai sama juga ditemukan Ilham (2014).
tuntunan dalam menjalankan Berdasarkan kepada uraian
tanggung jawab. fenomena dan latar belakang
Sejumlah kasus yang masalah, peneliti tertarik untuk
melibatkan nilai etika dan moral membahas adanya perbedaan
seorang akuntan terlihat kasus persepsi mahasiswa pada perilaku
skandal proyek property di Amerika etis holier than thou akuntan yang
Utara yaitu Subprime Mortgage yang diamati berdasarkan construal of self
terjadi pada akhir tahun 2007 yang . Dipilihnya mahasiswa akuntan
lalu. Merebaknya skandal Subprime disebabkan karena mahasiswa
Mortgage disebabkan karena adanya merupakan individu yang masih
kecurangan yang dilakukan sejumlah belajar untuk mempersiapkan diri
akuntan untuk melakukan pencatatan menjadi akuntan, sehingga dengan
kredit perumahan di Amerika, dalam adanya pemahaman perilaku etis
hal ini wewenang penuh yang berdasarkan nilai construal of self,
dimiliki para akuntan mendorong mahasiswa akan memilih cara
mereka untuk melakukan kecurangan berperilaku mereka sendiri. Secara
dalam pencatatan proses pembayaran umum penelitian ini merupakan
kredit proyek perumahan mewah di penelitian empiris yang berjudul:
Amerika Utara, yang pada akhirnya Pengaruh Construal of self
merusak ekonomi Amerika dan terhadap Perilaku etis Akuntan di
sejumlah negara Eropa yang sampai Minang Kabau.
saat ini masih dirasakan.
Sigelis (1991) melakukan B. Kajian Teori dan Pengembangan
penelitian untuk mengukur konsep Hipotesis
construal of self yang mendorong 1. Landasan Teori
terbentuknya perilaku etis Holier a. Etika
than thou yang diamati dari dua Etika dalam bahasa latin adalah
dimensi yaitu independent dan “ethica yang berarti falsafah moral.
interdependent. Rowatt et al (2016) Dari asal usul kata, etika berasal dari
mengungkapkan bahwa ambiguitas bahasa Yunani, yaitu Ethos yang
perilaku etis holier than thou dapat berarti adat istiadat/kebiasaan yang
terjadi pada diri setiap orang baik. Etika merupakan suatu prinsip
khususnya akuntan. Ambiguitas moral dan perbuatan yang menjadi
perilaku etis holier than thou terjadi landasan bertindak seseorang
karena adanya pemahaman yang sehingga apa yang dilakukannya
berbeda terhadap konsep construal of dipandang masyarakat sebagai
self yang diamati dari dua dimensi perbuatan terpuji dan meningkatkan
yaitu independent dan inter- martabat dan kehormatan seseorang

2
(Munawir, 2005). Istilah etika dilihat menekankan tuntutan terhadap
dalam Kamus Besar Bahasa profesi seseorang sehubungan
Indonesia (2016) memilki tiga arti, dengan keahlian dan komitmen
yang salah satunya adalah nilai moral seperti tanggung jawab,
mengenai benar atau salah yang keseriusan, disiplin dan intergritas
dianut suatu golongan atau moral (Sri, 2007).
masyarakat. Ada enam nilai etika utama
Barten dalam Betti (2014) menurut Josephson institute, dalam
merumuskan pengertian etika kepada (Arens, 2012: 62):
tiga pengertian: a. Dapat dipercaya
a. Etika digunakan dalam (trustworthiness),
pengertian nilai-nilai dan norma- b. Rasa hormat (respect)
norma moral yang menjadi c. Tanggung jawab (responsibility
pegangan bagi seseorang atau d. Kewajaran (fairness), termasuk
suatu kelompok dalam mengatur keadilan dalam mengatasi
tingkahnya. masalah.
b. Etika merupakan kumpulan asas e. Kepedulian (caring)
atau nilai moral atau kode etik. f. Kewarganegaraan (citizenship)
c. Etika merupakan ilmu yang Menurut Sukrisno (2011: 44)
mempelajari tentang suatu hal terdapat beberapa teori etika yang
yang baik dan buruk. berkembang yaitu:
Jurica (2012) menjelaskan, 1. Utilitarianism Theory
secara umum etika dibagi atas etika Suatu tindakan disebut etis bila
umum dan etika khusus. Etika umum mampu memberikan manfaat atau
berkaitan dengan bagaimana manusia kegunaan sebanyak-banyaknya bagi
mengambil keputusan keputusan etis, sebanyak mungkin anggota
teori-teori etika dan prinsip-prinsip masyarakat, dan suatu tindakan
moral dasar yang menjadi pegangan disebut tidak etis bila akibatnya lebih
bagi manusia dalam bertindak, serta banyak merugikan sebagian besar
tolok ukur dalam menilai baik atau anggota masyarakat.
buruknya suatu tindakan. Sedangkan 2. Deontologi Theory
etika khusus adalah penerapan Suatu tindakan disebut etis bila
prinsip-prinsip moral dasar dalam mampu memenuhi kepentingan
bidang kehidupan yang khusus. Etika individu (self-interest) dan suatu
khusus terdiri atas tiga kelompok, tindakan disebut tidak etis bila tidak
yaitu etika individual, etika mampu memenuhi kepentingan
lingkungan hidup dan etika sosial. individ yang bersangkutan.
Etika individual berkaitan dengan 3. Virtue Theory
kewajiban dan sikap manusia Karakter atau sifat utama dapat
terhadap dirinya sendiri. Etika sosial didefinisikan sebagai disposisi sifat
yang berkaitan dengan kewajiban, atau watak yang telah melekat oleh
sikap dan pola perilaku manusia seseorang dan memungkinkan untuk
dengan manusia lainnya. Salah satu bertingkah laku yang secara moral
bagian dari etika sosial adalah etika dinilai baik. Terdapat dua bagian
profesi, termasuk didalamnya etika virtue theory, yaitu:
profesi akuntan. Etika profesi

3
a. Pelaku bisnis individual, seperti: c. Construal of self
kejujuran, fairness, kepercayaan Individu sering kali mencari
dan keuletan, makna akan dirinya melalui afiliasi
b. Taraf perusahaan, seperti: dengan kelompok tertentu yang
keramahan, loyalitas, disebut social self (Brewer &
kehormatan, rasa malu yang Gardner, 1996). Faktanya, teori
dimiliki oleh manajer dan motivasi terkini menunjukkan bahwa
karyawan. keterkaitan dan perasaan memiliki
b. Persepsi Bias dengan orang lain merupakan hal
Persepsi menunjukan cara fundamental yang terus menerus
pandang dan menilai seseorang dicari oleh manusia (Baumeister &
terhadap berbagai hal yang telah Leary, 1995). Hal ini lah yang
diamati dan diperlajari dalam jangka memunculkan konsep self construal.
waktu tertentu. Persepsi yang muncul Self construal berbicara
didalam diri individu relatif berbeda tentang cara individu memandang
antara satu dengan yang lain (Brewer diri mereka dalam relasi dengan
& Gardner, 1996; Markus & orang lain (Markus & Kitayama,
Kitayama, 1991). Salah satu individu 1991). Teori self construal melihat
yang akan memberikan persepsi bahwa perilaku individu dipengaruhi
sebagai bentuk penilaian sebagai oleh cara individu itu sendiri dalam
hasil dari pekerjaan yang memandang dirinya, memandang
dilakukannya adalah akuntan. orang lain, dan memandang
Mengingat akuntan melakukan hubungannya dengan orang lain
pengumpulan data dan informasi (Markus & Kitayama, 1991). Self
untuk memberikan pandangan dalam construal sangat terkait dengan
bentuk persepsi tentang kondisi budaya dan merupakan hal yang
keuangan sebuah kelompok usaha, paling banyak dikaji pada penelitian
organisasi binis, jasa atau pun lintas budaya (Kam, Zhou, Zhang, &
dagang. Ho, 2012). Budaya timur yang
Menurut Eliot dan Eliot kolektivis dan budaya barat yang
(2010) persepsi bias terjadi karena lebih individualistis dipercaya
adanya begitu banyaknya alternative berkontribusi pada tipe self construal
penilaian yang dapat diberikan seperti apa yang dimiliki individu
kepada seseorang, sekelompok orang dari budaya tersebut.
atau instansi. Persepsi bias Riset mengenai self construal
menunjukan adanya pandangan yang membedakan variabel ini menjadi
ambigu atau rancu terhadap sesuatu dua tipe yakni independent dan
hal yang dinilai. Persepsi bias juga interdependent self construal yang
akan memberikan hasil penilaian didasarkan pada riset lintas budaya.
yang tidak subjektif. Persepsi bias Pada awalnya, peneliti mengajukan
akan melahirkan sejumlah kerugian konsep bahwa interdependent dan
terutama pada stakeholders yang independent self construal
berhubungan langsung dengan merupakan kutub yang berlawanan
individu atau pun perusahaan yng dari sebuah variabel kontinuum self
dinilai. construal (Schimmack, Oishi, &
Diener, 2005). Akan tetapi, faktor

4
analisis yang dilakukan terhadap komunikasi tipe ini cenderung tidak
aitem-aitem self construal langsung dan memikirkan perasaan
menunjukkan hasil bahwa lawan bicaranya (Markus &
interdependent dan independent self Kitayama, 1991; Singelis, 1994).
construal merupakan konstruk yang
terpisah. Seorang individu dapat d. Ambiguitas Persepsi Holier
memiliki kedua tipe self construal Than-Thou
secara simultan. Tipe self construal Persepsi merupakan
mana yang lebih dominan pada pandangan atau penilaian yang
individu tergantung pada tipe mana terbentuk dalam diri individu.
yang lebih sering diaktifkan dan Persepsi yang dimiliki individu satu
menjadi norma perilaku pada budaya dengan individu yang lain relatif
tempat individu berada (Miramontes, berbeda. Persepsi yang diteliti
2011). didalam penelitian ini berhubungan
Independent self construal dengan konsep perilaku akuntan
ditandai dengan sifat stabil, unik, dan holier than thou. Menurut Patel dan
berbeda dari yang lain. Konsep diri Millanta (2014) mengungkapkan
seperti ini membutuhkan perasaan bahwa perilaku holier than thou
terindividuasi dari orang lain dan berhubungan dengan cara pandang
hasrat untuk menemukan keunikan seseorang tentang dirinya, didalam
dalam diri yang berbeda dari orang penelitian ini konsep yang dibahas
lain. Perilaku interdependent self berhubungan dengan cara pandang
construal dicirikan dengan selalu individu dengan profesi sebagai
berfokus pada atribut internal dan akuntan.
unik dari diri. Diri dipandang sebagai Didalam konsep perilaku
sesuatu yang otonom dan holier than thou akuntan adalah
independen. Tujuan utama adalah individu yang komplek, memiliki
tujuan diri sendiri. Independent self motivasi yang tinggi dalam bekerja,
construal cenderung menghasilkan mampu menjaga stabilitas emosi dan
self esteem yang tinggi (Singelis, memiliki sikap moral dan etika yang
1994). kuat dalam bekerja. Pandangan
Sementara itu, interdependent holier than thou tentang akuntan
self construal ditandai dengan mendapatkan dua sanggahan dari
individu yang memandang dirinya berbagai pihak. Keadaan tersebut
tidak terpisah dari konteks sosial. Ia membuat muncul dua pandangan
bersifat fleksibel dan dapat berubah- yang berbeda terhadap konsep holier
ubah. Keterikatan dengan orang lain than thou.
dan hubungan sosial merupakan hal Menurut pandangan pihak
utama. Dalam hal pengambilan yang pro terhadap konsep holier than
keputusan, hubungan sosial, peran thou mereka mengaggap bahwa
diri, dan konteks menjadi individu yang berprofesi sebagai
pertimbangan yang penting. Individu akuntan memiliki citra nilai yang
dengan tipe ini memaknai hidupnya tinggi, memiliki perilaku etis yang
melalui hubungan dengan orang lain. baik didalam menjalankan
Atribut internal diri sendiri aktifitasnya, bertanggung jawab dan
ditempatkan setelah relasi. Gaya memiliki etika moral yang tinggi.

5
Keadaan berbanding terbalik dengan standar etika yang tinggi agar
konsep yang diutarakan oleh pihak tercipta lingkungan pengendalian
yang kontra dengan pandangan yang efektif dan efisien.
holier than thou tentang akuntan.
Bagi pihak yang kontra 2) Prinsip-Prinsip Etis
akuntan adalah individu yang rentan Menurut Merssier, dkk
untuk melakukan kesalahan, karena (2005:386-387) terdapat beberapa
individu yang berprofesi sebagai prinsip-prinsip etis antara lain
akuntan adalah manusia biasa yang tanggung jawab, keperingan public,
rentan dengan kesalahan, oleh sebab integritas, objektifitas dan
itu tidak selamanya akuntan mampu independensi, keseksamaan serta
menjadi nilainya dihadapan individu ruang lingkup dan sifat jasa. Masing
atau masyarakat disekitarnya. masing prinsip etis saling
Berdasarkan kenyataan yang melengkapi antara satu dengan yang
sesungguhnya banyak akuntan yang lain.
sangat sulit untuk menjaga Tanggung jawab dalam
perilakunya terutama didalam mengemban tanggung jawabnya
membentengi dirinya dari sebagai professional, pegawai harus
kecurangan, Munculnya perbedaan melaksanakan pertimbangan
persepsi tentang konsep perilaku professional dan moral yang senstitif
akuntan oleh holier than thou telah dalam semua aktifitas mereka.
mendorong muncul ambiguitas Kepentingan publik dalam hal ini
persepsi. pegawai harus menerima kewajiban
untuk bertindak sedemikian rupa
e. Perilaku Etis agar dapat melayani kepentingan
1) Pengertian Perilaku Etis public serta menunjukkan komitmen
Menurut Griffin dan Ebert dan profesionalnya. Integritas dalam
(2006:58) perilaku etis merupakan hal ini untuk mempertahankan dan
perilaku yang sesuai degan norma memperluas kepercayaan public,
social yang diterima secara umum. pegawai harus melaksanakan seluruh
Perilaku etis merupakan perilaku tanggung jawab profesionalnya
yang sesuai dengan norma-norma dengan tingkat integritas tinggi.
social yang diterima secara umum Selain itu prinsip etis yang
sehubungan dengan tindakan- keempat adalah Objektifitas dan
tindakan yang bermanfaat dan yang Independensi dalam hal ini Pegawai
membahayakan. Perilaku etis dari harus mempertahankan objektivitas
pegawai menunjukkan bagaimana dan bebas dari konflik kepentinggan
pegawai dapat berperilaku sesuai dalam melaksanakan tanggung jawab
dengan norma dan peraturan yang profesionalnya. Keseksamaan yaitu
berlaku didalam perusahaan. pegawai harus dapat memper-
Sebagian besar perusahaan tahankan standart teknis dan etis
memiliki kode etik untuk mendorong profesi, terus berusaha keras
para pegawai berperilaku etis.Namun meningkatkan kompetensi dan mutu
kode etik saja belum cukup sehingga jasa yang diberikan, serta melak-
pihak pemikiran dan manajer sanakan tanggung jawab professional
perusahaan harus menetapkan serta sesuai dengan kemampuan

6
terbaiknya. Ruang Lingkup dan Sifat menyatakan bahwa etika professional
Jasa maksudnya adalah Pegawai juga berkaitan dengan perilaku moral
harus mempertimbangkan prinsip- yang lebih terbatas pada kekhasan
prinsip kode perilaku professional pola etika yang diharapkan untuk
dalam menentukan ruang lingkup profesi tertentu.Setiap profesi yang
dan sifat jasa yang akan disediakan. memberikan pelayanan jasa pada
masyarakat harus memiliki kode etik
3) Dimensi Perilaku Etis yang merupakan seperangkat moral-
Menurut Robbins dan Judge moral dan mengatur tentang etika
(2008-152) dimensi perilaku etis professional (Agnes; 1996). Didalam
pegawai dapat dilihat dari dimensi kode etik terdapat muatan-muatan
yang meleputi menghargai etika yang pada dasarnya untuk
hubungan, kedisiplinan dan kesetiaan melindungi kepentingan masyarakat
terhadap organisasi, selain itu yang menggunaka jasa profesi.
dimensi perilaku etis juga 1. Tanggung jawab profesi
berhuhungan dengan kehadiran atau Dalam melaksanakan tanggang
tingkat partisipasi dalam sebuah jawabnya sebagai profesionalnya,
kegiatan yang melibatkan peran serta setiap anggota harus senantiasa
seluruh pihak yang berkepentingan. menggunakan pertimbangan moral
dan professional dalam semua
4) Ciri Ciri Akuntan yang kegiatan yang dilakukannya.
Berperilaku Etis 2. Kepentingan public
Akuntan yang berperilaku Setiap anggota berkewajiban
etis adalah akuntan yang menjunjung untuk senantiasa bertindak dalam
tinggi etika profesi.Etika profesi kerangka pelayanan kepada publik,
akuntansi adalah merupakan suatu menghormati kepercayaan publik,
ilmu yang membahas perilaku dan menunjukan komitmen atas
perbuatan baik dan buruk manusia profesionalisme.
sejauh yang dapat dipahami oleh 3. Integritas
pikiran manusia terhadap pekerjaan .Integritas adalah suatu elemen
yang menbutuhkan pelatihan dan karakter yang mendasari timbulnya
penguasaan terhadap suatu pengakuan profesional. Integritas
pengetahuan khusus sebagai akuntan. merupakan kualitas yang melandasi
Dalam etika profesi, sebuah kepercayaan publik dan merupakan
profesi memiliki komitmen moral patokan (benchmark) bagi anggota
yang tinggi yang biasanya dalam menguji keputusan yang di
dituangkan dalam bentuk aturan ambilnya.
khusus yang menjadi pegangan bagi 4. Objektivitas
setiap orang yang mengembangkan Objektivitas adalah suatu
profesi yang bersangkutan.Aturan ini kualitas yang memberikan nilai atasa
merupakan aturan main dalam jasa yang diberikan anggota. Prinsip
menjalankan atau mengembangkan objektivitas mengharuskan anggota
profesi tersebut yang biasanya bersikap adil, tidak memiak, jujur
disebut sebagai kode etik yang harus secara intelektual, tidak berprasangka
dipenuhi dan ditaati oleh setiap atau bias, serta bebas dari benturan
profesi.Menurut Chua dkk; 1994

7
kepentingan atau dibawah pengaruh kelompok responden yaitu 360 orang
piahk lain. mahasiswa yang berasal dari
5. Kompetensi dan kehati-hatian Universitas Hawaii yang menguasai
professional bidang akuntansi di Manoa dan 170
anggota mempunyai kewajiban orang mahasiswa di Universitas yang
untuk melaksankan jasa profesional sama akan tetapi dibedakan atas
dangan sebaik-baiknya sesuai dengan daerah asal dan budaya. Hasil
kemampuannya, demi kepentingan penelitian menunjukan terjadi
pengguna jasa dan konsisten dengan perbedaan faktor yang berbeda antara
tanggung jawab profesi kepada kelompok sampel yang pertama
publik. dengan kelompok sampel kedua.
6. Kerahasiaan Pada kelompok sampel yang pertama
Setiap anggota harus faktor utama yang mempengaruhi
menghormati kerahasian informasi construal of self adalah tingkat
yang diperoleh selama melakukan professional dan sikap dalam
jasa professional dan tidak boleh bekerja, sedangkan kelompok sampel
memakai atau mengungkapkan kedua mengungkapkan bahwa faktor
informasi tersebut tanpa persetujan, yang mempengaruhi perilaku
kecuali bila ada hak atau kewajiban independent dan interdependence
professional atau hukum untuk dalam bekerja adalah sikap hormat
mengungkapkannya. pada klien yang memberikan
7. Perilaku professional tanggung jawab mempengaruhi
Setiap anggota harus berperilaku Construal of self dalam diri akuntan
yang konsisten dengan reputasi pada saat bekerja
profesi yang baik dan menjauhi Penelitian Markus dan
tindakan yang dapat mendiskreditkan Kitayama (1991) menemukan bahwa
profesi. orang-orang dari budaya barat
8. Standar teknis (seperti Amerika Serikat dan negara-
Setiap anggota harus negara di Eropa) yang memiliki
melaksankan jasa profesionalnya budaya individualistis cenderung
sesuai dengan standar teknis dan memiliki independent self construal
standar profesional yang yang lebih dominan. Sementara itu,
relevan.Standar teknis dan standar budaya kolektivis di timur (seperti
profesional yang harus ditaati negara-negara di Asia) memunculkan
anggota adalah standar yang individu yang lebih dominan pada
dikeluarkan oleh ikatan akuntan interdependent self construal.
Indonesia. Hasil penelitian Heinz et al
(2013) mengungkaplan bahwa
2. Penelitian Terdahulu construal of self yang diamati dari
Sigelis (1991) melakukan sikap professional dan nilai etika
penelitian untuk mengukur konsep moral yang dimiliki seorang akuntan
construal of self yang diamati dari akan mempengaruhi perilaku etis
dua dimensi yaitu independent dan dalam bekerja. Semakin kuat nilai
interdependent. Model analisis yang professional yang diperlihatkan
digunakan adalah factor analisys seorang akuntan dalam bekerja
yang dilakukan dengan membagi menunjukan akuntan tersebut

8
memiliki kekuatan moral yang tinggi terpisah dari konteks sosial. Dalam
untuk menegakan kejujuran dan hal ini individu merasa mereka
kebenaran sehingga mendorong merupakan bagian dari sebuah
meningkatnya perilaku etis akuntan kelompok social yang hidup
dalam melaksanakan tugas dan berdampingan dan saling
tanggung jawabnya. membutuhkan.
Patel dan Millanta (2014) Construal of self yang
mengungkapkan bahwa seorang terdapat dalam diri masing masing
akuntan harus memiliki construal of individu dalam hal ini adalah
self yang akan mendorong mereka akuntan akan mempengaruhi
berlaku jujur, independen, adil dan perilaku etis mereka dalam bekerja,
nilai etika moral yang tinggi dalam semakin baik nilai construal of self
bekerja, sehingga dapat menjaga akan diperlihatkan dengan tingkat
citra dan reputasi yang dimiliki profesionalisme yang tinggi dalam
seorang auditor. bekerja hingga penegakan nilai
norma dan etika moral yang kuat
3. Model Kerangka Penelitian dalam menjalankan profesi sehingga
Construal of self menunjukan akuntan akan mendapatkan nilai dan
sikap yang dimiliki individu untuk reputasi yang tinggi dari
mengamati dirinya dan peranan stakeholders.
dirinya bagi individu yang berada Brewer & Gardner, (1996)
disekitarnya. construal of self akan mengungkapkan bahwa setiap
melahirkan sikap atau cara individu memiliki konsep construal
berperilaku dari seorang individu. of self dalam diri mereka masing
Dalam ini individu akan menyadari masing. Baik yang bersifat
batas kemampuan yang ia miliki independent atau pun
untuk dapat berkontribusi bagi interdependent.Permasalahannya dari
masyarakat sekitarnya, selain itu dua konsep construal of self dimensi
individu akan berusaha bersikap mana yang lebih kuat berada dalam
untuk menaikan nilai diri ditengah diri individu yang dapat terlihat
lingkungan social yang berada didalam perilaku dalam bekerja.
disekitarnya. Ketika seorang individu yang bekerja
Pada dasarnya construal of khususnya akuntan tidak dapat
self memiliki dua dimensi yaitu melaksanakan tanggung jawab sesuai
independentself construal dan dengan etika profesi yang berlaku
independentself construal. maka akan muncul berbagai persepsi
Independent self construal ditandai yang rancu yang tidak menunjukan
dengan sifat stabil, unik, dan berbeda kondisi yang sesungguhnya.
dari yang lain. Konsep diri seperti ini Markus & Kitayama, (1991)
membutuhkan perasaan mengungkapkan bahwa persepsi bias
terindividuasi dari orang lain dan dapat saja terjadi pada setiap
hasrat untuk menemukan keunikan individu. Munculnya persepsi bias
dalam diri yang berbeda dari orang menunjukan nilai interdependen
lain, sedangkan interdependent self construal of self dalam diri individu
construal ditandai dengan individu lebih kuat dari nilai independen
yang memandang dirinya tidak construal of self. Akibatnya hasil

9
penilaian yang diberikan dalam program studi akuntansi Perguruan
bentuk persepsi tidak dapat menjadi Tinggi di Kota Padang. Pengambilan
acuan yang memiliki akurasi yang sampel dilakukan dengan teknik
tinggi.Oleh sebab itu nilai purposive sampling dengan beberapa
kepribadian yang diamati dari kriteria. Pertama, mahasiswa
construal of self mempengaruhi akuntansi yang aktif pada saat
terjadinya ambiguitas persepsi kuesioner disebar. Kedua, mahasiswa
khususnya yang sejalan dengan akuntansi (responden) yang sedang
konsep holier than thou. Berdasarkan maupun yang telah menempuh mata
kepada uraian ringkas tersebut maka kuliah auditing 1 dan 2, sehingga
dapat dibuat sebuah model penelitian mahasiswa dianggap sebagai calon-
terliht pada gambar 1 dibawah ini: calon akuntan.
Construal of self
3. Jenis dan Sumber Data
- Independent Perilaku Etis a. Jenis Data
- Interdependent Holier Than Thou
Data yang digunakan dalam
Gambar 1 penelitian ini adalah data kuantitatif
Model Penelitian dengan skala Likert. Dalam
penelitian ini jenis data yang
4. Hipotesis diperoleh adalah data subjek. Data
Sesuai dengan landasan teori subjek merupakan data penelitian
dan sejumlah hasil penelitian yang dilaporkan sendiri oleh
terdahulu maka diajukan beberapa responden secara individual atau
hipotesis yang akan dibuktikan secara kelompok. Respon tertulis
didalam penelitian saat ini yaitu: diberikan sebagai tanggapan atas
H1 Terdapat perbedaan construal of pertanyaan tertulis (kuesioner) yang
self tentang ambiguitas perilaku diajukan oleh peneliti.
etis holier than thou akuntan di b. Sumber Data
Minang Kabau menurut Sumber data penelitian ini
mahasiswa akuntansi di Kota adalah data primer.Sumber data
Padang primer dari penelitian ini adalah
H2 Dibandingkan akuntan mahasiswa akuntansi Perguruan
independent construal of self di Tinggi di Kota Padang yang sesuai
minangkabau, bias persepsi dengan kriteria yang telah ditentukan
holier than thou lebih tinggi melalui penyebaran kuesioner yang
pada akuntan interdependent terdiri dari skenario kasus.
contrual of self di minangkabau. c. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian teknik
C. Metode Penelitian pengumpulan data dilakukan melalui
1. Jenis dan Desain Penelitian penelitian lapangan (field research).
Penelitian ini merupakan Penelitian lapangan (field research),
penelitian yang menggunakan yaitu metode pengumpulan data yang
pendekatan kuantitatif dan berjenis dilakukan dengan cara peninjauan
kuasi eksperimentasi. langsung pada objek penelitian untuk
2. Populasi dan Sampel mendapatkan informasi dengan
Populasi yang digunakan dalam membagikan kuesioner.
penelitian ini adalah mahasiswa

10
Variabel yang digunakan harga menghargai, arti penting
dalam penelitian ini adalah : keharmonisan, perasaan nyaman
1) Variabel dependen (Y), yaitu dalam bekerja, patuh pada atasan dan
bias perilaku etis Holier Than berbagai bentuk perilaku lainnya,
Thou sedangkan didalam mengukur
2) Variabel independen (X), yaitu pertanyaan tentang probabilitas yang
construal of self berhubungan dengan fenomena
holier than thou maka digunakan dua
4. Pengukuran Variabel Penelitian pengukuran yang bersifat kategori
Skala yang digunakan dalam yaitu 0 sampai 1. Dimana semakin
penyusunan kuesioner penelitian ini tinggi pilihan responden maka akan
adalah skala likert, yaitu skala yang semakin besar keberanian responden
digunakan untuk mengukur sikap, dalam mengambil risiko.
pendapat dan persepsi seseorang atau 1. Uji Instrument
sekelompok orang tentang fenomena a. Uji Validitas
sosial. Pada penelitian ini penulis Uji validitas dilakukan dengan
menggunakan lima skala membandingkan nilai r hitung
pengukuran, sebagai berikut: (1) dengan r table untuk tingkat
Sangat tidak setuju, (2) Tidak setuju, signifikansi 5 persen dari degree of
(3) Ragu -ragu, (4) Setuju, (5) Sangat freedom (df) = n-2, dalam hal ini n
setuju adalah jumlah sampel. Jika r hitung
>r table maka pertanyaan atau
5. Instrument Penelitian indikator tersebut dinyatakan valid,
Instrumen penelitianyang begitu juga sebaliknya bila r hitung
dikembangkan didopsi dari Singelis <r table maka pertanyaan atau
(2001). Dimana dalam mengukur indikator tersebut dinyatakan tidak
Construal of self digunakan dua valid (Betti, 2014).
indikator yaitu independent dan b. Uji Reliabilitas
interdependent. Di dalam mengukur Cara untuk mengukur reliabilitas
independent digunakan 12 item dengan cronbach alpha dengan
pertanyaan yang berhubungan kriteria sebagai berikut: (Betti, 2014)
dengan konsep diri akuntan seperti 1. Kurang dari 0,6 tidak reliabel
keberanian akuntan dalam 2. 0,6 – 0,7 dapat diterima
menghadapi risiko, kemampuan 3. 0,7 – 0,8 baik
berbicara dan mempengaruhi orang 4. Lebih dari 0,8 reliabel
lain, menjadikan profesi sebagai hobi
dan kesenangan, dan cara pandang 6. Teknik Analisis Data
untuk mengamati individu lain dalam a. Analisis Induktif
konsep construal of self. 1) Uji Normalitas
Dimensi kedua yang digunakan Uji normalits dalam penelitian ini
didalam mengukur construal of self menggunakan uji Kolmogorof-
adalah interdependent juga diukur Smirnov dilakukan dengan bantuan
menggunakan 12 item pertanyaan program SPSS dengan kriteria
yang berkaitan dengan tatanan pengujian:
perilaku didalam melaksanakan a) Jika sig < α berarti sebaran data
tugas, seperti adanya rasa saling tidak normal, dengan α = 0,05

11
b) Jika sig ≥ α berarti sebaran data variabel yaitu dengan
normal dengan α = 0, menggunakan nilai 0, 1, 2 dan
2) Uji Homogenitas seterusnya.
Pengambilan keputusan dari hasil
uji homogenitas varian sebagai D. Temuan Penelitian dan
berikut: Pembahasan
a) Jika nilai signifikansi > 0,05 1. Gambaran Umum Objek
dapat disimpulkan bahwa varian Penelitian
sama secara signifikan Jumlah sasaran sampel dalam
(homogen) penelitian ini adalah empat
b) Jika nilai signifikansi < 0,05 Perguruan Tinggi di Kota Padang.
dapat disimpulkan bahwa varian Seluruh sampel dalam penelitian ini
berbeda secara signifikan (tidak adalah mahasiswa akuntansi pada
homogen) keempat Perguruan Tinggi tersebut
dan bersedia untuk mengisi
3) Uji Hipotesis kuesioner. Jumlah kuesioner yang
a) Pengujian One Way ANOVA disebar dalam penelitian ini adalah
Pengujian One Way ANOVA sebanyak 282 buah kuesioner.
berguna untuk mengetahui adanya Jumlah kuesioner yang telah kembali
perbedaan cara pandang Construal of dan diisi lengkap tidak dapat
self tentang perilaku etis akuntan di digunakan secara keseluruhan dalam
Minangkabau menurut pandangan penelitian ini, hal ini dikarenakan
mahasiswa akuntansi di Kota Padang dalam penelitian ini hanya
dalam pendekatan ANOVA terdapat menggunakan responden yang
dikasus yang diamati dari dua beretnis Minang, sedangkan dari
perlakukan model construal of self kuesioner yang ada terdapat beberapa
yang terdiri dari independen dan responden dengan etnis yang bukan
interdependent. Minang. Jumlah total kuesioner yang
b) Uji Beda t-statistik dapat digunakan dalam penelitian ini
Pada penelitian ini uji beda yang adalah sebanyak 235 buah kuesioner.
digunakan dapat dikelompokan 2. Analisis Deskriptif
menjadi dua yaitu uji independent t- Berikut ini data statistik untuk
stest dan uji Mean Whitney. masing-masing item kasus:
Proses pengujian dilakukan Berdasarkan tabel 1 Statistik
dengan uji beda Mean Whitney yang Deskriptif Keputusan Responden
merupakan bagian dari uji beda non (lampiran) dapat dilihat bahwa
parametric dapat dilakukan ketika untuk kasus pertama diperoleh mean
variabel penelitian yang diuji atas keputusan untuk diri sendiri
memenuhi syarat berikut: yaitu sebesar 3,34 dan Std. Deviation
a. Data yang diuji tidak memiliki sebesar 1,282 sedangkan mean atas
kesamaan variance atau keputusan yang mungkin diambil
memiliki jumlah yang berbeda. rekan diperoleh sebesar 2,69 dan Std.
b. Data yang diolah tidak Deviation sebesar 1,055. Untuk
berdistribusi normal kasus kedua dipeoleh mean atas
c. Menggunakan dua atau lebih keputusan terhadap diri sendiri yaitu
perlakuan dalam menentukan sebesar 3,62 dan Std. Deviation

12
sebesar 1,256 sedangkan mean atas diperoleh mean sebesar 2,55 dengan
keputusan yang mungkin diambil Std. Deviation sebesar 0,765.
rekan yaitu sebesar 3,14 dan Std. Untuk kasus kedua diperoleh
Deviation 1,158. Untuk kasus ketiga mean keputusan responden terhadap
diperoleh mean keputusan responden diri sendiri dari Universitas Negeri
terhadap diri sendiri yaitu sebesar Padang yaitu sebesar 3,77 dengan
3,52 dan Std. Deviation sebesar Std. Deviation sebesar 1,155, dari
1,245 sedangkan mean atas Universitas Putra Indonesia
keputusan yang mungkin diambil diperoleh mean sebesar 3,34 dengan
rekan yaitu sebesar 3,05 dan Std. Std. Deviation sebesar 1,196, dari
Deviation sebesar 1,190. Universitas Andalas diperoleh mean
Analisis deskriptif akan lebih sebesar 4,17 dengan Std. Deviation
diperinci dengan melihat statistika sebesar 1,310, dan dari Universitas
deskriptif berdasarkan asal perguruan Bung Hatta diperoleh mean sebesar
tinggi responden. Berikut ini 3,11 dengan Std. Deviation sebesar
statistika untuk masing-masing item 1,197. Sedangkan mean atas
kasus berdasarkan asal perguruan keputusan yang mungkin diambil
tinggi. rekan dari Universitas Negeri Padang
Berdasarkan pada tabel 2 yaitu sebesar 3,03 dengan Std.
Statistik Deskriptif Keputusan Deviation sebesar 1,159, dari
Responden berdasarkan Universitas Putra Indonesia
Perguruan Tinggi (lampiran) dapat diperoleh mean sebesar 3,00 dengan
dilihat bahwa untuk kasus pertama Std.Deviation 1,183, dari Universitas
mean keputusan responden terhadap Andalas diperoleh mean sebesar 3,54
diri sendiri dari Universitas Negeri dengan Std. Deviation sebesar 1,237,
Padang yaitu sebesar 3,54 dengan dan dari Universitas Bung Hatta
Std. Deviation sebesar 1,241, dari diperoleh mean sebesar 3,05 dengan
Universitas Putra Indonesia Std. Deviation sebesar 1,008.
diperoleh mean sebesar 3,24 dengan Untuk kasus ketiga diperoleh
Std. Deviation sebesar 1,280, dari mean keputusan responden terhadap
Universitas Andalas diperoleh mean diri sendiri dari Universitas Negeri
sebesar 3,88 dengan Std. Deviation Padang yaitu sebesar 3,55 dengan
sebesar 1,282, dan dari Universitas Std. Deviation sebesar 1,118, dari
Bung Hatta diperoleh mean sebesar Universitas Putra Indonesia
2,60 dengan Std. Deviation sebesar diperoleh mean sebesar 3,24 dengan
1,011. Sedangkan mean atas Std. Deviation sebesar 1,338, dari
keputusan yang mungkin diambil Universitas Andalas diperoleh mean
rekan dari Universitas Negeri Padang sebesar 4,17 dengan Std. Deviation
yaitu sebesar 2,68 dengan Std. sebesar 1,209, dan dari Universitas
Deviation sebesar 1,134, dari Bung Hatta diperoleh mean sebesar
Universitas Putra Indonesia 3,11 dengan Std. Deviation sebesar
diperoleh mean sebesar 2,54 dengan 1,197. Sedangkan mean atas
Std.Deviation 1,164, dari Universitas keputusan yang mungkin diambil
Andalas diperoleh mean sebesar 2,88 rekan dari Universitas Negeri Padang
dengan Std. Deviation sebesar 1,044, yaitu sebesar 2,99 dengan Std.
dan dari Universitas Bung Hatta Deviation sebesar 1,090, dari

13
Universitas Putra Indonesia adalah sebanyak 235 responden.
diperoleh mean sebesar 2,80 dengan Untuk melihat validitas dari
Std.Deviation 1,418, dari Universitas masing-masing item studi kasus,
Andalas diperoleh mean sebesar 3,44 digunakan Correct item-Total
dengan Std. Deviation sebesar 1,128, Correlation. Jika rhitung>
dan dari Universitas Bung Hatta rtabelmaka data dikatakan valid,
diperoleh mean sebesar 3,00 dengan rtabeluntuk n = 235 adalah 0,1280.
Std. Deviation sebesar 1,171. Dari 3 kasus yang digunakan,
3. Uji Validitas dan Reliabilitas ternyata semua item memiliki
a. Uji Validitas Correct Item- Total Correlation
1) UJi Validitas Instrumen lebih besar dari . Jadi, dapat
Construal of Self disimpulkan bahwa semua item
Sampel yang digunakan dalam kasus terkait dengan keputusan
pengujian validitas ini adalah responden terhadap diri sediri
sebanyak 235 responden. Untuk yang digunakan adalah valid.
melihat validitas dari masing-masing
item studi kasus, digunakan Correct b) Keputusan yang Mungkin
item-Total Correlation. Jika rhitung> Diambil Rekan
rtabelmaka data dikatakan valid, Sesuai dengan hasil pengujian
rtabeluntuk n = 235 adalah 0,1280. yang telah dilakukan diperoleh
Pada tabel 3 (lampiran) hasil yang ringkasan terlihat pada tabel 5
diperoleh tersebut menunjukan (lampiran).
bahwa nilai r-hitung masing Sampel yang digunakan dalam
instrument pertanyaan berada diatas pengujian validitas ini adalah
r-tabel yaitu 0,1280 sehingga dapat sebanyak 235 responden. Untuk
disimpulkan bahwa semua item melihat validitas dari masing-masing
pernyataan terkait construal of self item studi kasus, digunakan Correct
valid sehingga dapat terus digunakan item-Total Correlation. Jika rhitung>
kedalam tahapan pengolahan data rtabelmaka data dikatakan valid,
lebih lanjut. rtabeluntuk n = 235 adalah 0,1280.
Dari 3 kasus yang digunakan,
2) Uji Validitas Holier Than ternyata semua item memiliki
Thou Correct Item- Total Correlation lebih
a) Keputusan Responden besar dari . Jadi, dapat disimpulkan
terhadap Diri Sendiri bahwa semua item kasus terkait
Keputusan pada diri sendiri dengan keputusan responden
merupakan variabel yang diukur terhadap rekan yang digunakan
dengan butiran kasus. Dalam adalah valid, sehinga tahapan
mengukur keputusan responden pengolahan data lebih lanjut dapat
terhadap diri sendiri maka digunakan segera dilakukan.
3 instrumen kasus. Berdasarkan hasil
pengujian validitas yang telah b. Uji Reliabilitas
dilakukan diperoleh ringkasan hasil Untuk mengetahui reliabel atau
terlihat pada tabel 4 (Lampiran). tidaknya suatu variabel dilakukan uji
Sampel yang digunakan statistik dengan melihat nilai
dalam pengujian validitas ini Cronbach’s Alpha. Semakin dekat

14
koefisien keandalan dengan 1,0 maka yang terdiri dari independen dan
akan semakin baik. Secara umum, interdependen telah berdistribusi
keandalan kurang dari 0,6 dianggap normal, karena memiliki nilai
buruk, keandalan dalam kisaran 0,6 – asymp sig (2-tailed) diatas atau
0,7 dapat diterima, 0,7 – 0,8 sama dengan 0,05. Oleh sebab itu
keandalan dikatakan baik dan lebih seluruh variabel penelitian yang
dari 0,8 adalah sangat baik. Berikut telah berdistribusi normal dapat
ini merupakan tabel nilai Cronbach’s terus digunakan kedalam tahapan
Alpha masing-masing instrumen pengolahan data lebih lanjut.
(lampiran).
Keandalan konsistensi antar 2) Uji Normalitas Holier Than
item atau koefisien keandalan Thou
Cronbach’s Alpha yang terdapat a) Keputusan Responden
pada tabel di atas yaitu untuk terhadap Diri Sendiri
keputusan responden terhadap diri Dari tabel 8 (lampiran) dapat
sendiri 0,783 sedangkan keputusan dilihat bahwa nilai kolmogorov
yang mungkin diambil rekan 0,750. smirnov untuk kasus pertama adalah
Data ini menunjukkan nilai berada 0,582 sedangkan kasus kedua adalah
pada kisaran di atas 0,6 dengan 0,345 dan untuk kasus ketiga adalah
demikian semua instrumen penelitian 0,330 dengan Asymp. Sig (2-tailed)
dapat dikatakan reliabel. adalah untuk kasus pertama adalah
0,887, untuk kasus kedua 1,000 dan
untuk kasus ketiga 1,000
4. Uji Asumsi Klasik menunjukkan bahwa nilai Asymp.
a. Uji Normalitas Sig. (2-tailed) > 0.05. Dari hasil yang
1) Uji Normalitas Construal of diperoleh di atas dapat ditarik
Self kesimpulan bahwa data yang
Uji normalitas dalam penelitian diperoleh terkait dengan keputusan
ini bertujuan untuk menguji apakah yang diambil responden terhadap diri
dalam uji-t dua sampel bebas dalam sendiri berkaitan dengan kasus yang
penelitian datanya berdistribusi telah diberikan berdistribusi secara
normal. Pengujian normalitas normal.
dilakukan dengan menggunakan b) Keputusan yang Mungkin
model Kolmogorof Smirnov, yang Diambil Rekan
mana jika nilai asymp Sig (2-tiled) > Dari tabel 9 (lampiran) dapat
0,05 maka data dapat dikatakan dilihat bahwa nilai kolmogorov
berdistribusi normal. Sebaliknya, jika smirnov untuk kasus pertama adalah
signifikasi yang dihasilkan <0,05 1,964 sedangkan kasus kedua adalah
maka data tidak berdistribusi secara 0,844 dan untuk kasus ketiga adalah
normal. Berdasarkan hasil pengujian 1,353 dengan nilai Asymp. Sig. (2-
normalitas yang telah dilakukan tailed) untuk kasus pertama 0,001 <
diperoleh ringkasan hasil terlihat 0,05,untuk kasus kedua 0,475 > 0,05
pada tabel 7 (lampiran) dan untuk kasus ketiga 0,051 > 0.05.
Pada tabel 7 terlihat bahwa Dari hasil yang diperoleh di atas
masing masing variabel yang dapat dilihat bahwa untuk kasus
mendukung construal of self pertama nilai Asymp. Sig. (2-tailed)

15
kecil dari 0.05 sehingga dapat signifikansi kecil dari 0,05 (0,027)
disimpulkan bahwa untuk kasus menunjukkan bahwa untuk kasus
pertama data tidak berdistribusi ketiga tidak memenuhi persyaratan
secara normal. Sedangkan untuk homogenitas atau tidak homogen.
kasus kedua dan ketiga diperoleh 5. Uji Hipotesis
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) besar a. Hipotesis Pertama
dari 0.05 dan dapat disimpulkan Pengujian hipotesis pertama
untuk kasus kedua dan ketiga data dalam penelitian ini dilakukan
berdistribusi secara normal. dengan melakukan uji-t. Dimana,
c) Uji Homogenitas hipotesis pertama yang dirumuskan
1) Uji Homogenitas Construal dalam penelitian ini adalah (H1)
of Self terdapat bias terdapat bias persepsi
Pada tahapan pengujian dalam holier than thou pada akuntan
tabel 10 (lampiran) diperoleh nilai dengan interdependent construal of
sig sebesar 0,750, nilai sig. yang self dan independent construal of self
diperoleh jauh berada diatas 0,05 di Minangkabau. Untuk melihat bias
sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi holier than thou pada
variance yang digunakan untuk akuntan dengan interdependent
mengukur variabel construal of self construal of self dan independent
homogeny, oleh sebab itu tahapan construal of self di Miangkabau
pengolahan data lebih lanjut dapat dilihat dengan membandingkan mean
dilaksanakan. atas keputusan responden terhadap
2) Uji Homogenitas Holier diri sendiri dengan mean keputusan
Than Thou yang mungkin diambil rekan dari
a) Keputusan Responden kasus yang telah diberikan., namun
terhadap Diri Sendiri dikarenakan dalam penelitian ini
Dari tabel 11 (lampiran) terdapat item kasus yang tidak
menunjukkan bahwa nilai berdistribusi normal dan tidak
signifikansi homogenitas untuk kasus homogen, maka dalam penelitian ini
pertama, kedua dan ketiga lebih dilakukan analisis tambahan dengan
besar dari 0,05 (0,268,0,759, 0,327). melakukan uji non-parametrik untuk
Jadi, dapat disimpulkan bahwa data menunjang hasil penelitian. Uji non-
yang digunakan dalam penelitian ini parametrik yang digunakan dalam
memenuhi persyaratan homogenitas penelitian ini adalah uji Mann-
atau homogen. Whitney (U). Uji Mann-Whitney
b) Keputusan yang Mungkin merupakan uji non-parametrik yang
Diambil Rekan tergolong kuat, hal ini dikarenakan
Dari tabel 12 (lampiran) dalam Uji Mann-Whitney asumsi
menunjukkan bahwa nilai normalitas dan homogenitas tidak
signifikansi homogenitas untuk kasus diperlukan.
pertama dan kedua besar dari 0,05 Dari hasil olah data
(0,083 dan 0,531) menunjukkan menggunakan SPSS versi 16 yang
bahwa untuk kasus pertama dan telah dilakukan, maka diperoleh hasil
kedua memenuhi persyaratan ringkasan uji-t dan uji Mann-
homogenitas atau homogen, Whitney Keputusan Responden pada
sedangkan untuk kasus ketiga nilai tabel 13 (lampiran). Dari hasil

16
analisis uji parametrik dan non- diperlihatkan setiap akuntan relatif
parametrik yang telah dilakukan di berbeda beda tergantung pada situasi
atas diperoleh hasil yang dan kondisi yang dihadapi. Setiap
menunjukkan bahwa terdapat bias akuntan berusaha menyesuaikan diri
persepsi holier than thou diantara dengan klien. Mereka akan berusaha
akuntan dengan interdependent memberikan pelayanan terbaik untuk
construal of self dan independent menciptakan rasa nyaman kepada
construal of self Minangkabau, masyarakat, banyak diantara akuntan
sehingga dapat disimpulkan bahwa yang berkomitmen untuk menjaga
hipotesis yang diajukan diterima. nilai profesionalisme dalam bekerja,
tanpa menghiraukan berbagai
6. Pembahasan tantangan yang dihadapi dalam
a. Hipotesis 1 menjalankan profesi, akan tetapi
Dalam melakukan pengukuran terdapat sejumlah akuntan yang
digunakan dua pendekatan yaitu justru berperilaku tidak sesuai
keputusan mahasiswa pada diri dengan nilai profesionalisme dalam
sendiri tentang akuntan di Sumatera bekerja. Mereka justru mudah
Barat serta keputsan rekan terhadap terintimidasi dan tidak independen
perilaku akuntan di Sumatera Barat. dalam menjalankan tugas, walaupun
Berdasarkan hasil pengujian dengan demikian setiap akuntan selalu
menggunakan uji parametric berusaha mencari pembenaran
independent test diperoleh nilai sig sendiri terhadap sejumlah opini yang
sebesar 000 < 0,05 hal ini telah mereka publikasikan.
menunjukkan bahwa responden Hasil yang diperoleh dalam
berpendapat bahwa diri mereka tahapan pengujian hipotesis sejalan
sendiri lebih berperilaku lebih etis dengan teori Brewer & Gardner,
daripada rekan yang lain atau dengan (1996) mengungkapkan bahwa setiap
kata lain terdapat bias persepsi holier individu memiliki konsep construal
than thou yang signifikan pada of self dalam diri mereka masing
akuntan di Minangkabau. masing. Baik yang bersifat
Pada pendekatan kedua peneliti independent atau pun interdependent.
melakukan pengujian dengan Permasalahannya dari dua konsep
menggunakan uji beda non construal of self dimensi mana yang
parametric Kruskall Walish lebih kuat berada dalam diri individu
diperoleh hasil pengujian yang yang dapat terlihat didalam perilaku
terlihat dari Asymp. Sig. (2-tailed) = dalam bekerja. Ketika seorang
0,000/2 = 0,000 < 0,05 hal ini individu yang bekerja khususnya
menunjukkan bahwa responden akuntan tidak dapat melaksanakan
berpendapat bahwa mereka lebih tanggung jawab sesuai dengan etika
berperilaku lebih etis daripada rekan profesi yang berlaku maka akan
yang lain atau dengan kata lain muncul berbagai persepsi yang rancu
terdapat bias persepsi holier than yang tidak menunjukan kondisi yang
thou yang signifikan pada akuntan di sesungguhnya.
Minangkabau. Markus & Kitayama, (1991)
Hasil yang diperoleh mengungkapkan bahwa persepsi bias
menunjukan bahwa perilaku yang dapat saja terjadi pada setiap

17
individu. Munculnya persepsi bias dimana pada uji Mann-Whitney
menunjukan nilai interdependen diperoleh mean ranks bias persepsi
construal of self dalam diri individu holier than thou untuk akuntan
lebih kuat dari nilai independen dengan independent construal of self
construal of self. Akibatnya hasil lebih tinggi daripada akuntan dengan
penilaian yang diberikan dalam interdependent construal of self
bentuk persepsi tidak dapat menjadi yaitu sebesar 127,40 dan mean ranks
acuan yang memiliki akurasi yang bias persepsi holier than thou untuk
tinggi. Oleh sebab itu nilai akuntan dengan interdependent
kepribadian yang diamati dari construal of self sebesar 120,97
construal of self mempengaruhi menunjukkan bahwa terdapat
terjadinya ambiguitas persepsi perbedaan bias persepsi holiet than
khususnya yang sejalan dengan thou antara akuntan dengan
konsep holier than thou independent construal of self dan
b. Hipotesis 2 interdependent construal of self
Dari tabel 17 di atas dapat untuk kasus pertama. Namun,
dilihat bahwa untuk kasus pertama meskipun terdapat perbedaan bias
hasil uji one way ANOVA persepsi holier than thou pada
menunjukkan mean keputusan akuntan dengan independent
akuntan dengan independent construal of self dan interdependent
construal of self terhadap diri sendiri construal of self tetapi perbedaan
adalah sebesar 3,34 sedangkan mean tersebut tidak signifikan, hal ini
keputusan yang mungkin diambil dibuktikan dengan nilai sig. 0,420/2
rekan adalah sebesar 2,66. Dari hasil = 0,210 dalam uji ANOVA dan nilai
tersebut dapat dilihat bahwa besarnya Asymp Sig. 2 tailed) 0,500/2 =
bias persepsi holier than thou pada 0,250dalam uji Mann-Whitney
akuntan dengan independent menunjukkan bahwa nilai sig. >
construal of self adalah sebesar 0,68. 0,005.
Untuk akuntan dengan Untuk kasus kedua hasil uji
interdependent construal of self one way ANOVA menunjukkan mean
diperoleh mean keputusan responden keputusan akuntan dengan
terhadap diri sendiri adalah sebesar independent construal of self
3,26 sedagkan mean keputusan yang terhadap diri sendiri adalah sebesar
mungkin diambil rekan adalah 3,66 sedangkan mean keputusan
sebesar 2,70 sehingga dihasilkan bias yang mungkin diambil rekan adalah
persepsi holier than thou untuk sebesar 3,13. Dari hasil tersebut
akuntan dengan interdependent dapat dilihat bahwa besarnya bias
construal of self sebesar 0,55. Dari persepsi holier than thou pada
hasil tersebut dapat dilihat bahwa akuntan dengan independent
untuk kasus pertama bias persepsi construal of self adalah sebesar 0,53.
holier than thou lebih tinggi pada Untuk akuntan dengan
akuntan dengan independent interdependent construal of self
construal of self dari pada akuntan diperoleh mean keputusan responden
dengan interdependent construal of terhadap diri sendiri adalah sebesar
self. Hasil ini lebih diperkuat dengan 3,58 sedagkan mean keputusan yang
uji non-parametrik (Mann-Whitney), mungkin diambil rekan adalah

18
sebesar 2,13 sehingga dihasilkan bias yang mungkin diambil rekan adalah
persepsi holier than thou untuk sebesar 3,04. Dari hasil tersebut
akuntan dengan interdependent dapat dilihat bahwa besarnya bias
construal of self sebesar 0,43. Dari persepsi holier than thou pada
hasil tersebut dapat dilihat bahwa akuntan dengan independent
untuk kasus kedua bias persepsi construal of self adalah sebesar 0,62.
holier than thou lebih tinggi pada Untuk akuntan dengan
akuntan dengan independent interdependent construal of self
construal of self dari pada akuntan diperoleh mean keputusan responden
dengan interdependent construal of terhadap diri sendiri adalah sebesar
self. Hasil ini lebih diperkuat dengan 3,47 sedagkan mean keputusan yang
uji non-parametrik (Mann-Whitney), mungkin diambil rekan adalah
dimana pada uji Mann-Whitney sebesar 3,04 sehingga dihasilkan bias
diperoleh mean ranks bias persepsi persepsi holier than thou untuk
holier than thou untuk akuntan akuntan dengan interdependent
dengan independent construal of self construal of self sebesar 0,21. Dari
lebih tinggi daripada akuntan dengan hasil tersebut dapat dilihat bahwa
interdependent construal of self untuk kasus pertama bias persepsi
yaitu sebesar 126,25 dan mean ranks holier than thou lebih tinggi pada
bias persepsi holier than thou untuk akuntan dengan independent
akuntan dengan interdependent construal of self dari pada akuntan
construal of self sebesar 123,98 dengan interdependent construal of
menunjukkan bahwa terdapat self. Hasil ini lebih diperkuat dengan
perbedaan bias persepsi holiet than uji non-parametrik (Mann-Whitney),
thou antara akuntan dengan dimana pada uji Mann-Whitney
independent construal of self dan diperoleh mean ranks bias persepsi
interdependent construal of self holier than thou untuk akuntan
untuk kasus kedua. Namun, dengan independent construal of self
meskipun terdapat perbedaan bias lebih tinggi daripada akuntan dengan
persepsi holier than thou pada interdependent construal of self
akuntan dengan independent yaitu sebesar 125,72 dan mean ranks
construal of self dan interdependent bias persepsi holier than thou untuk
construal of self tetapi perbedaan akuntan dengan interdependent
tersebut tidak signifikan, hal ini construal of self sebesar 124,98
dibuktikan dengan nilai sig. 0,484/2 menunjukkan bahwa terdapat
= 0,242 dalam uji ANOVA dan nilai perbedaan bias persepsi holiet than
Asymp Sig. 2 tailed) 0,789/2 = thou antara akuntan dengan
0,3945 dalam uji Mann-Whitney independent construal of self dan
menunjukkan bahwa nilai sig. > interdependent construal of self
0,005. untuk kasus pertama. Namun,
Untuk kasus ketiga hasil uji meskipun terdapat perbedaan bias
one way ANOVA menunjukkan mean persepsi holier than thou pada
keputusan akuntan dengan akuntan dengan independent
independent construal of self construal of self dan interdependent
terhadap diri sendiri adalah sebesar construal of self tetapi perbedaan
3,57 sedangkan mean keputusan tersebut tidak signifikan, hal ini

19
dibuktikan dengan nilai sig. 0,493/2 rekan yang lain atau dengan kata
= 0,2465 dalam uji ANOVA dan lain terdapat bias persepsi holier
nilai Asymp Sig. 2 tailed) 0,936/2 = than thou yang signifikan pada
0,468 dalam uji Mann-Whitney akuntan di Minangkabau.
menunjukkan bahwa nilai sig. > 2) Hasil pengujian uji beda non
0,005. parametric Kruskall Walish
Dari analisis ketiga kasus di untuk perlakuan kedua dalam
atas dapat dilihat bahwa akuntan menilai perilaku etis holier than
dengan independent construal of self thou dapat disimpulkan bahwa
memiliki bias persepsi holier than responden yaitu mahasiswa
thou yang lebih tinggi daripada berpendapat bahwa mereka lebih
akuntan dengan interdependent berperilaku lebih etis daripada
construal of self, hal ini bertentangan rekan yang lain atau dengan kata
dengan hipotesis kedua yang lain terdapat bias persepsi holier
menyatakan bahwa H2: Akuntan than thou yang signifikan pada
dengan interdependent construal of akuntan di Minangkabau.
self akan lebih cenderung b. Saran
mendemonstrasikan bias persepsi Sesuai dengan kesimpulan
holier than thoudibandingkan yang diajukan maka dapat dibuat
akuntan dengan beberapa saran yang dapat
independentconstrual of memberikan manfaat bagi:
self.Sehingga hipotesis kedua 1. Peneliti dimasa mendatang
ditolak. disarankan dalam melihat
E. Penutup bias holier than thou tidak
a. kesimpulan hanya menggunakan
Berdasarkan kepada analisis dan pendekatan yang berkaitan
pembahasan hasil pengujian dengan keputusan yang
hipotesis maka dapat diajukan diambil mahasiswa pada diri
beberapa kesimpulan penting yang sendiri dan keputusan yang
merupakan jawaban dari diambil rekan untuk
permasalahan yang diajukan menciptakan sebuah opini,
kesimpulan penting yaitu: akan tetapi juga
1) Hasil pengujian uji beda menggunakan sejumlah
parametric Independent Sample pendekatan yang bersifat
Test untuk perlakuan pertama demografis seperti diamati
dalam menilai perilaku etis dari gender, usia atau pun
holier than thou dapat pengalaman.
disimpulkan terdapat perbedaan 2. Pada penelitian ukuran
construal of self tentang sampel yang digunakan
ambiguitas perilaku etis holier hanya terbatas pada empat
than thou akuntan di Minang perguruan tinggi terbesar di
Kabau menurut mahasiswa Kota Padang, sehingga
akuntansi di Kota Padang disarankan bagi peneliti
dimana responden berpendapat dimasa mendatang untuk
bahwa diri mereka sendiri lebih menggunakan ruang lingkup
berperilaku lebih etis daripada penelitian yang lebih luas,

20
agar ketepatan dan akurasi Heinz, Philip., Chris Patel & Andreas
hasil penelitian yang Hellmann, 2013. some
diperoleh menjadi lebih baik. theoritical and methodological
3. Penelitian ini hanya melihat suggestions for studies
bias persepsi holier than thou examining accountants
pada akuntan professional professional judgments and
menurut sudut pandang earnings management.
mahasiswa, akibat sering Advances in accounting
muncul kerancuan dalam incorporating advances in
memberikan penilaian, accounting incorporating
karena mahasiswa hanya advances in international
mendapatkan teori dan tidak accounting. Hal:299-311
langsung berbaur di lapangan Jurica, Lucyanda dan Gunardi Endro.
untuk melakukan praktek. 2012. Faktor-Faktor yang
Oleh sebab itu disarankan Mempengaruhi Perilaku Etis
bagi peneliti dimasa Mahasiswa Akuntansi
mendatang agar Universitas Bakrie. Media
menggunakan target sampel Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2.
yang berbeda, seperti Markus, H.R & kitayama S (1991)
masyarakat yang bekerja culture and the self:
dibidang akuntan di sejumlah implication for cognition,
perusahaan yang emotion, and innovation.
menggunakan jasa akuntan Phychological review , 98(2),
professional, saran tersebut 224-253
penting dalam meningkatnya Nedi Hendri dan Suyanto. 2014.
ketepatan dan akurasi hasil Faktor-faktor yang
penelitian yang akan Mempengaruhi Perilaku Etis
diperoleh. Profesi Akuntan Pendidik
Daftar Pustaka (Studi Empiris pada Perguruan
Arens A., Randal J. Eider, Mark S. Tinggi Di Provinsi Lampung.
Beasley & Amir A. J. 2012. Jurnal Akuisisi. Vol. 10, No 2
Jasa Audit dan Assurance: Patel, Chris dan Brian R. Millanta.
Pendekatan Terpadu (Adaptasi 2011. Holier-Than-Thou
Indonesia), Jilid 1. Salemba Perception Bias Among
Empat: Jakarta. Professional Accountants: A
Baumeister, R F (1986) public self Cross Cultural Study.
dan private self. New york. Advances in Accounting,
Springer Incorporating Advances in
Betti, Susanti. 2014. Pengaruh Locus International Accounting, Vol.
of Control, Equity Sensitivity, 27, Hal 373-381.
Ethical Sesitivity dan Gender Patel, Chris. 2007. A
terhadap Perilaku Etis Akuntan Multidimensional Measure In
(Studi Empiris Kantor Akuntan Accounting Ethics Research.
Publik Wilayah Padang dan Journal Accounting Auditing
Pekanbaru. Skripsi. and Performance Evaluation.
Universitas Negeri Padang. Vol. 4, No. 90

21
Putri, Nugrahaningsih. 2005. Analisis Ethical : Implication for Work
Perbedaan Perilaku Etis Behaviour and Ethics
Auditor di KAP dalam Etika Instruction. Journal of
Profesi (Studi terhadap Peran Bussines Ethics. Vol. 9, No. 9.
Faktor-Faktor Individual: Hal : 715-721
Locus of Control, Lama Widyaningsih, Aristanti. 2011.
Pengalaman Kerja, Gender Moderasi gaya kepemimpinan
dan Equity Sensitivity). SNA atas pengaruh partisipasi
VII. Solo. Hal: 617- 630. anggaran terhadap budgetary
Rini, Angelia. 2013. Analisis slack. Jurnal fokus ekonomi,
Perbedaan Pengetahuan Etika Vol.6 No. 1, Hal: 1-18
Profesi Akuntan berdasarkan
Gender dan Strata Pendidikan.
E-Journal Universitas Negeri
Padang.
Rowatt, Wade C, et al. 2016. On
Being Holier Than - Thow ir
Humbler - Than - Thee : A
Social - Phychological
Perspective On Religiousness
and Humulity. Journal for the
Scientific Study of Religion.
Vol. 41, No. 2 Hal: 227-237

Singelis, Theodore M. 1994. The


Measurement of Independent
and Interdependent Self -
Construal. Personality and
Social Psychology Bulletin.
Vol. 20. Hal: 580
Sri, Hastuti. 2007. Perilaku Etis
Mahasiswa dan Dosen ditinjau
dari Faktor Individual Gender
dan Locus of Control. Jurnal
Riset Ekonomi dan Bisnis, Vol.
7 No. 1, Hal: 58-72.
Sukrisno, Agoes dan I Cenik Ardana.
2011. Etika Bisnis dan Profesi:
Tantangan Membangun
Manusia Seutuhnya. Salemba
Empat: Jakarta.
Triandis, H.S (1995) individualism
and coletivism. Boulder,
colorado: wesview press inc
Tyson , Thomas. 1990. Believing
That Everyone Else is Less

22
Tabel 1 Statistik Deskriptif Keputusan Responden
kasus 1 Kasus 2 Kasus 3
Keputusan N Std. Std. Std.
Mean Mean Mean
deviation deviation deviation
Diri Sendiri 325 3,34 1,282 3,62 1,256 3,52 1,245
Rekan 325 2,69 1,055 3,14 1,158 3,05 1,190
Valid N 325
(listwise)

Tabel 2 Statistik Deskriptif Keputusan Responden berdasarkan


Perguruan Tinggi
Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3
Perguruan
Keputusan N Std. Std. Std.
Tinggi Mean Mean Mean
deviation deviation deviation
Diri 91 3,54 1,241 3,77 1,155 3,55 1,118
UNP Sendiri
Rekan 91 2,68 1,134 3,03 1,159 2,99 1,090
Diri 41 3,24 1,280 3,34 1,196 3,24 1,338
UPI Sendiri
Rekan 41 2,54 1,164 3,00 1,183 2,80 1,418
Diri 48 3,88 1,282 4,17 1,310 4,17 1,209
UNAND Sendiri
Rekan 48 2,88 1,044 3,54 1,237 3,44 1,128
Diri 55 2,60 1,011 3,11 1,197 3,11 1,197
UBH Sendiri
Rekan 55 2,55 0,765 3,05 1,008 3,00 1,171

Tabel 3 Uji Validitas Construal of Self


Item- Total Statistics
Item Corrected Item-Total Item Corrected Item-Total
Correlation Correlation
Item 1 0,285 Item 13 0,229
Item 2 0,416 Item 14 0,279
Item 3 0,325 Item 15 0,372
Item 4 0,314 Item 16 0,270
Item 5 0,368 Item 17 0,374
Item 6 0,326 Item 18 0,434
Item 7 0,220 Item 19 0,323
Item 8 0,276 Item 20 0,144
Item 9 0,300 Item 21 0,325
Item 10 0,282 Item 22 0,338
Item 11 0,394 Item 23 0,432
Item 12 0,248 Item 24 0,401

23
Tabel 4 Uji Validitas Keputusan Responden terhadap Diri Sendiri
Kasus Corrected Item Total Correlation
Kasus 1 0,593
Kasus 2 0,630
Kasus 3 0,643

Tabel 5 Uji Validitas Keputusan yang Mungkin akan Diambil Rekan


Kasus Corrected Item Total Correlation
Kasus 1 0,530
Kasus 2 0,618
Kasus 3 0,591

Tabel 6 Uji Reliabilitas


Instrumen Variabel Nilai Cronbach’s Alpha
Keputusan responden terhadap diri sendiri 0,783
Keputusan yang mungkin diambil rekan 0,750

Tabel 7 Hasil Pengujian Normalitas Construal of Self


Independent Interdependent
Most Extreme Differences Absolute .102 .169
Positive .102 .112
Negative -.066 -.169
Kolmogorov-Smirnov Z 1.295 1.431
Asymp. Sig. (2-tailed) .070 .033

Tabel 8 Uji Normalitas Keputusan Responden terhadap Diri Sendiri


Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3
Most Extreme Differences Absolute ,079 ,047 ,045
Positive ,079 ,000 ,022
Negative -,023 -,047 -,045
Kolmogorov-Smirnov Z ,582 ,345 ,330
Asymp. Sig. (2-tailed) ,887 1,000 1,000
a. Grouping Variable: gender

24
Tabel 9 Uji Normalitas Keputusan yang Mungkin Diambil Rekan
Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3
Most Extreme Differences Absolute ,265 ,114 ,183
Positive ,265 ,114 ,183
Negative ,000 -,012 -,033
Kolmogorov-Smirnov Z 1,964 ,844 1,353
Asymp. Sig. (2-tailed) ,001 ,475 ,051
a. Grouping Variable: gender

Tabel 10 Pengujian Homogenitas Construal of Self


Test of Homogeneity of Variances
Construal_Of_Self

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.101 1 233 .750

Tabel 11 Uji Homogenitas Keputusan Responden terhadap Diri Sendiri


Levene df1 df2 Sig.
Statistic
Kasus 1 1,231 1 233 ,268
Kasus 2 ,094 1 233 ,759
Kasus 3 ,965 1 233 ,327

Tabel 12 Uji Homogenitas Keputusan yang Mungkin diambil Rekan


Levene df1 df2 Sig.
Statistic
Kasus 1 3,032 1 233 ,083
Kasus 2 ,393 1 233 ,531
Kasus 3 4,952 1 233 ,027

25
Tabel 13 Ringkasan Uji-t dan Uji Mann- Whitney Keputusan Responden
Uji Parametrik Uji Non-Parametrik
Uji t Uji Mann-Whitney
Kasus Kasus Kasus
Kasus 1 Kasus 2 kasus 3
1 2 3
Group Mean Mean Mean Ranks Mean Mean Mean
Statistics Rank Rank Rank
Diri sendiri 3,34 3,62 3,52 Diri sendiri 268,81 261,20 260,38
Rekan 2,69 3,14 3,05 Rekan 202,19 209,80 210,68
Sig. Sig. Sig. Asymp. Asymp. Asymp.
Independent Test
(2- (2- (2- Sig (2- Sig. (2- Sig. 2
Samples Test tailed) tailed) tailed) Statistics
tailed) tailed) tailed)
Equal Asymp.
variances 0,000 0,000 0,000 Sig (2- 0,000 0,000 0,000
assumed tailed)
Equal
variances not 0,000 0,000 0,000
assumed

26
Tabel 17
Ringkasan Uji One Way ANOVA dan Uji Mann-Whitney Holier Than Thou berdasarkan Gender
Uji Parametrik Uji Non- Parametrik

One Way ANOVA


Uji Mann- Whitney

Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3


Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3

Descriptives Descriptives Descriptives


Gender Gender Gender
Tesr Tesr Tesr
statist statist statist
Mean Mean Mean ics ics ics
Mean Ranks Mean Ranks Mean Ranks

Gender N Diri Reka Holier Diri Reka Holier Diri Reka Holier
Sendiri n Than Sendiri n Than Sendiri n Than Perem Laki- Perem Laki- Perem Laki-
Ranks
Thou Thou Thou puan laki puan laki puan laki

27
Perempu 148 3,30 2,45 0,86 3,68 3,05 0,62 3,53 2,91 0,62
an Diri
177,58 92,40 169,08 92,57 169,11 91,45
Sendiri

Laki- 87 3,39 3,10 0,29 3,53 3,28 0,25 3,51 3,30 0,21
laki Rekan 119,42 82,60 127,92 82,43 127,89 83,55

Total 235 3,34 2,69 0,65 3,62 3,14 0,49 3,52 3,05 0,47 Test Asym Asym Asym Asym Asym Asym Asym Asym Asym
p Sig. p Sig. p Sig. p Sig. p Sig. p Sig. p Sig. p Sig. p Sig.
Statistii
2 2 2 2 2 2 2 2 2
cs tailed) tailed) tailed) tailed) tailed) tailed) tailed) tailed) tailed)

Anova Sig. Sig. Sig. Sig. Sig. Sig. Sig. Sig. Sig.
0,000 0,185 0,000 0,172 0,000 0,288

Between 0,617 0,000 0,000 0,388 0,157 0,008 0,900 0,014 0,002 Holier
Group than 130,57 96,61 127,88 127,88 101,19 0,002 128,27 100,52 0,001
thou

Anda mungkin juga menyukai